M DENGAN HIPERTENSI
A. PENGKAJIAN
I. IDENTITAS
Nama : Ny. S
Umur : 61 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : Tidak Sekolah
Agama : Islam
Status perkawinan : Menikah
Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
X : Meninggal
: Pasien
VI. PENGKAJIAN SISTEM (dijelaskan mengikuti sistem Inspeksi, palpasi, perkusi dan
auskultasi)
a. Keadaan umum
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, GCS E4V5M6, tampilan secara fisik
bersih dan rapi.
b. Integumen
Kulit tampak bersih dan kriput, tidak ada luka dan tidak ada masalah pada bagian
integumen.
c. Sistem hemopietik
Konjungtiva tidak anemis, tidak ada takikardi dan dispnue penyebab anemia, tidak
terdapat pembesaran pada nodus limfe
d. Kepala
Kondisi bersih, tidak ada luka dan benjolan, distribusi rambut merata dan beruban.
e. Mata
Kedua mata simetris kiri dan kanan, tidak ada kemerahan, tidak ada strabismus,
sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis, pupil isokor, reflek cahaya baik, akan
tetapi pandangan agak kabur bila melihat jarak jauh
f. Telinga
Pendengaran pasien agak berkurang, kedua telinga simetris, kondisi telinga bersih.
g. Mulut dan tenggorok
Bibir tidak pucat, tidak ada sariawan dan tidak ada massa, tidak ada pembesaran
tonsil, suara jelas, batuk kadang-kadang dan tidak ada secret.
h. Leher
Tidak ada benjolan pada leher, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid.
i. Payudara
Dada kiri dan kanan simetris, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan.
j. Sistem pernafasan
Bentuk dada simetris, RR: 18 x/mnt, tidak ada retraksi dada dan pernafasan cuping
hidung, pola nafas normal, dan pada pemeriksaan fremitus getaran antara kanan dan
kiri teraba sama. Suara dinding dada sonor, suara nafas vesikuler dan terdengar di
seluruh lapang paru.
k. Sistem kardiovaskuler
Tidak ada pulsasi pada dinding dada, tidak ada suara murmur, TD 110/80 mmHg,
Pulse 72 x/mnt. Tidak ada suara jantung tambahan, tidak ada oedema tungkai, CRT
< 2 detik.
l. Sistem gastrointestinal
Abdomen supel, bising usus 14 x/mnt, tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan pada
abdomen, perkusi abdomen timpani. Pasien BAB spontan rutin 1x/hari, tidak ada
konstipasi.
m. Sistem perkemihan
Tidak ada nyeri tekan pada bagian bawah abdomen, BAK spontan 5-6 x / hari, tidak
ada nyeri dan rasa panas saat buang air. BAK normal, tidak terjadi penurunan fungsi
perkemihan, tidak ada nyeri saat buang air kecil, Vesica Urinaria tidak penuh, tidak
ada nyeri tekan pada daerah kandung kemih.
n. Sistem genetoreproduksi (pria/wanita)
Pasien seorang perempuan sebagai istri, memiliki suami dan juga memiliki 1 anak,
dan 2 anak dari pernikahan pertama. Hubungan pasien dengan istri, anak, cucu dan
keluarga baik dan tidak ada masalah. Masih berhubungan baik, anak dan cucu setiap
hari dating berkunjung.
o. Sistem musculoskeletal
Pasien merasa ngilu-ngilu ditulang dan sendi kaki terutama malam hari, namun
pasien tidak menjadikan keluhan yang berat. Tidak ada kelemahan, tidak ada
kontraktur. Kekuatan otot tangan dan kaki normal:
5 5
5 5
Aktifitas Score
Makan
0 = Bantuan penuh
5 = Bantuan untuk memotong, mengoles mentega, 10
modifikasi diet
10 = independent
Mandi
0 = Menbutuhkan bantuan 5
5 = independent (menggunakan shower)
Berdandan
0 = Perlu bantuan 5
5 = independent berbedak/menyisir/gosok gigi/mencukur
Memasang Baju
0 = Dengan bantuan
10
5 = Dengan bantuan 50%
10 = independent (mengancing baju, restleting)
Ke Toilet
0 = Butuh Bantuan Penuh
10
5 = Butuh Bantuan 50%
10 = independent (menghidupkan, dressing, wiping)
Berjalan di tangga
0 = Bantuan penuh
10
5 = Dengan bantuan (verbal, physical, carrying aid)
10 = independent
g. Resiko jatuh
1. The Timed Up and Go (TUG) Test
Pasien dapat berdiri dari kursi, berjalan 10 langkah, kembali kekursi,
mengangkat 1 kaki setinggi langkah, serta duduk kembali. Pasien tidak memiliki
riwayat jatuh, pasien masih aktif beraktifitas secara mandiri.
Interpretasi:
Waktu Kriteria
< 10 detik Normal
< 20 detik √ Mobilitas baik, mampu pergi keluar rumah sendiri tanpa
bantuan
< 30 detik Masalah, tidak bisa pergi keluar rumah sendiri,
membutuhkan bantuan orang lain ketika berjalan atau
menggunakan alat bantu
Total nilai 30 27
Interpretasi hasil :
24 – 30 : tidak ada gangguan kognitif
18 – 23 : gangguan kognitif sedang
0 - 17 : gangguan kognitif berat
Hasil Intepretasi pemeriksaan 27 = Aspek kognitif dari fungsi mental baik.
i. Depresi
1. Dilakukan pemeriksaan Inventaris Depresi Beck:
Skor Uraian
A. Kesedihan
2 Saya galau/sedih sepanjang waktu dan saya tidak dapat keluar darinya
B. Pesimisme
3 Saya merasa bahwa masa depan adalah sia – sia dan sesuatu tidak dapat
membaik
0 Saya tidak begitu pesimis atau kecil hati tentang masa depan
C. Rasa kegagalan
2 Bila melihat kehidupan ke belakang semua yang dapat saya lihat hanya
kegagalan
D. Ketidakpuasan
E. Rasa bersalah
1 Saya merasa buruk/tak berharga sebagai bagian dari waktu yang baik
3 Saya akan membunuh diri saya sendiri jika saya mempunyai kesempatan
3 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan tidak perduli
pada mereka
2 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan mempunyai
sedikit perasaan pada mereka
I. Keragu – raguan
2 Saya merasa bahwa ada perubahan permanent dalam penampilan saya dan
in membuat saya tidak tertarik
0 Saya merasa bahwa saya tampak lebih buruk dari pada sebelumnya
K. Kesulian kerja
2 Saya telah mendorong diri saya sendiri dengan keras untuk melakukan
sesuatu
L. Keletihan
M. Anoreksia
Interpretasi
1) Normal :0–4
2) Depresi ringan :5–8
3) Depresi sedang : 9 – 11
4) Depresi berat : 12 – 15
j. Dellirium
Tingkat kesadaran compos mentis, tidak ada gangguan bahasa, tidak ada gangguan
disorientasi.
k. Gangguan Tidur
Pasien mengatakan dari saat muda hingga sekarang tidak mengalami gangguan pola
tidur, setelah sekarang makin bertambahnya usia bila malam hanya bisa tidur yang
berkualitas kurang lebih 4-5 jam saja, kadang terbangun di tengah malam, antara jam
2 – jam 3, dan sulit untuk memulai tidur kembali.
l. Resiko decubitus
1. Pengkajian skala resiko decubitus menurut Braden:
- Persepsi sensori (4) = tidak ada gangguan
- Kelembaban (4) = Kadang lembab
- Aktivitas (4) = Jalan keluar ruang
- Mobilitas (4) = Tidak terbatas
- Nutrisi (4) = Sempurna
- Gesekan pada pergeseran (3) = tidak ada masalah
Total skor = 23 (tidak ada risiko decubitus)
2. Pegkajian skala resiko decubitus menurut Norton:
Kondisi Fisik : 4 ( Baik)
Kesadaran : 4 (Compos Mentis)
Aktivitas : 4 (Mandiri)
Mobilitas : 4 (Bebas)
Inkontinensia : 4 (tidak ada)
Score : 20 (Tidak Beresiko)
m. Kualitas hidup
Pasien seorang perempuan memiliki suami dan 1 orang anak, saat dilakukan
pengkajian Ny. S mengatakan terkadang merasakan ngilu-ngilu di tulang dan sendi
kaki. Pasien tidak pernah periksa ke Fasilitas kesehatan karena menganggap sakitnya
karena faktor usia. Ny. S tidak terlalu mempermasalahkan sakitnya tersebut selama
tidak mengganggu aktivitas. Setelah diedukasi oleh mahasiswa dianjurkan untuk
berkonsultasi kepada dokter perihal ngilu-ngilu yang dirasakan, Ny. S berencana
akan memeriksakan diri ke Puskesmas terdekat jika suaminya libur kerja.
APGAR Keluarga :
Saya puas bisa kembali pada keluarga Selalu : 2
(teman) saya untuk membantu pada Kadang – kadang : 1
waktu sesuatu menyusahkan saya Tidak Pernah : 0
(adaptasi)
Saya puas dengan cara keluarga (teman) Selalu: 2
saya membicarakan sesuatu dan Kadang – kadang: 1
mengungkapkan masalah dengan saya Tidak Pernah: 0
(hubungan)
Saya puas bahwa keluarga teman (saya) Selalu: 2
menerima dan mendukung keinginan Kadang – kadang: 1
saya untuk melakukan aktivitas Tidak Pernah: 0
(Pertumbuhan)
Saya puas dengan cara keluarga teman Selalu: 2
(saya) mengekspresikan afek dan Kadang – kadang: 1
berespons terhadap emosi saya, seperti Tidak Pernah: 0
marah, sedih, atau mencintai. (Afek).
Saya puas dengan cara teman saya dan Selalu: 2
saya menyediakan waktu bersama – Kadang – kadang: 1
sama. Tidak Pernah: 0
Total skor
8-10 = fungsi keluarga sehat √
4-7 = fungsi keluarga kurang sehat
0-3 = fungsi keluarga sakit
B. ANALISA DATA
No Data fokus Etiologi Problem
1 DS : Hiperkolesterolemia Nyeri akut
Pasien Mengatakan kadang ngilu-ngilu
pada sendi kaki Aterosklerosis
P : nyeri timbul saat
Q : nyeri seperti ditarik Penyempitan Pembuluh
lengan kiri
S : skala nyeri 4 Aliran darah terganggu
Resiko Penurunan
Curah Jantung
3. DS: Aging + Kesiapan
Pasien bertanya tentang kondisi hiperkolesterolemia + peningkatan
kesehatannya dari hasil pemeriksaan HT Pengetahuan diri
kolesterol dan TD
Pasien mengatakan nyeri bahu
hingga tangan kiri kadang terasa Penurunan fungsi
kram sirkulasi, perubahan
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Selasa, Nyeri akut 1.4 Ingatkan untuk melakukan tehnik S: Pasien mengatakan
21/3/2023 (D.0077) nonfarmakologis nafas dalam bila P: Ngilu-ngilu saat pasien merasa capek
nyeri muncul. berkurang
1.5 Anjurkan memberikan kompres Q: nyeri seperti ditarik
hangat dengan parutan jahe untuk R: Ngilu di tulang dan sendi kaki
mengurangi radang dan nyeri S: Skala nyeri 3
T: Ngilu lebih sering muncul saat sore
sampai malam hari
Kriteria hasil Target Evaluasi
Keluhan nyeri 5 4
Meringis 5 5
Keluhan sulit 5 5
tidur
tentang masalah
yang dihadapi
5 5
Persepsi yang
keliru terhadap
masalah
Author: Pramukti Dian Setianingrum, Istika Dwi Kusumaningrum, Dwi Kurnia Rini
Tahun terbit: 2019
Asam urat adalah senyawa dalam air yang merupakan hasil akhir metabolisme purin. Tanda
dan gejalanya yaitu peradangan pada sendi yang tertekan, terasa nyeri, dan kemerahan pada
daerah yang telah terjadi asam urat, kekakuan serta pembengkakan pada sendi yang tertekan.
Data posyandu lansia di dusun kadisoro terdapat 64 lansia menyatakan mempunyai keluhan
asam urat. Daun salam di Dusun Kadisoro belum dimanfaarkan sebagai obat herbal karena
tidak mengetahui fungsi dan manfaat dari daun salam tersebut. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian air rebusan daun salam (Syzygium
polyanthum) terhadap penurunan kadar asam urat pada penderita asam urat di Dusun
Kadisoro Desa Gilangharjo Kecamatan Pandak Kabupaten Bantul DIY. Penelitian ini
merupakan penelitian eksperimental yaitu menilai pemberian air rebusan daun salam terhadap
penurunan kadar asam urat dengan pendekatan Quasi Eksperiment Design dengan
menggunakan Non Equivalent Control Group. Cara pengambilan sampel dalam penelitian ini
adalah dengan teknik non probability sampling yaitu Purposive Sampling. Jumlah yang
diperoleh 36 responden. Pemberian air rebusan daun salam selama 3 hari. Berdasarkan uji
Wilcoxon test diperoleh nilai Asymp. Sig. sebesar 0,001 < 0,05, artinya ada pengaruh
pemberian air rebusan daun salam terhadap penurunan kadar asam urat pada penderita asam
urat di Dusun Kadisoro Gilangharjo Pandak Bantul DIY. Berdasarkan hasil analisis mengenai
pemberian air rebusan daun salam terhadap penurunan kadar asam urat pada penderita asam
urat di Dusun Kadisoro Desa Gilangharjo Pandak Bantul DIY setelah meminum air rebusan
daun salam mengalami penurunan kadar asam urat.
Kata kunci: Asam urat, daun salam, lansia, obat herbal, penurunan
kadar asam urat.