Anda di halaman 1dari 5

RINGKASAN

ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR

Disusun Oleh :
Frishly
2021011114032
Kls. B

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
2022/2023
BAB II
HAKIKAT DAN RUANG LINGKUP ISBD

A. Hakikat dan Ruang Lingkup ISBD


1. ISBD berkenan dengan pengembangan kepribadian seseorang dalam kaitannya dengan
masyarakat dan lingkungannya.
2. ISBD “bukanlah” sebuah disiplin ilmu , dan bukan bagian dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan
ilmu budaya {yang tujuannya membina atau mendidik mahasiswa menjadi ahli ilmus sosial dan
ilmu budaya}
3. Akan tetapi, ISBD akan menggunakan makna-makna esensial disiplin ilmu-ilmu sosial dan ilmu
budaya sebagai ‘pisau analisis’ untuk memecahkan masalah sosial budaya dalam masyarakat.
4. Isi ISBD terdiri dari disiplin ilmu sosial dan humaniora beserta kegiatan dasar manusia
5. ISBD dimaksudkan ‘mempelajari bahan-bahan’ yang sifatnya tabu, tertutup, atau controversial
issues yang timbul dalam bidang ekonomi, politik, sejarah, hukum, antropologi, sosiologi,
psikologi dan lainnya. Dengan bahan seperti ini diharapkan mahasiswa:
a. Dapat mempelajari masalah sosial budaya yang perlu dipecahkan;
b. Iklim kelas mencerminkan kehidupan demokratis;
c. Melatih berbeda pendapat;
d. Bahan tabu dekat kegunaannya dengan kebutuhan pribadi dan masyarakat.
B. Pentingnya Pendekatan Interdisipliner dalam ISBD
Macam-macam pendekatan yang dapat digunakan dalam ISBD yakni:
1. Pendekatan Interdisipliner/Transdisipliner/Multidimensional.
2. Pendekatan Crossdisipliner
3. Pendekatan Monodisiplin
4. Pendekatan Struktural
5. Pendekatan Fungsional Dalam pendekatan ini prinsipnya:
{1}. Bertitik tolak dari masalah yang ada dalam masyarakat & lingkungan mahasiswa
{mahasiswa terlibat langsung};
{2}. Jadi tidak berangkat dari disiplin ilmu tertentu;
{3}. Karena luasnya pembahasan – identitas disiplin ilmu hampir tidak kelihatan, karena
banyaknya konsep yang berhimpitan dan bersintesis.
6. Pendekatan Interfield Dalam pendekatan ini prisipnya adalah:
{1} Bertitik tolak dari ruang lingkup yang luas. Misalnya: masalah humanities/humaniora
dengan tema reformasi, demokrasi, dsb - yang dikaji dari berbagai bidang ilmu yang cukup luas
seperti: bahasa, pendidikan, agama, teknologi, sains, sosial, dsb.
{2}. Dapat juga digunakan the area approach: pendekatan lokalitas, misalnya: Kebudayaan
Papua: Biak, Sorong, Asmat, Jayapura, dsb; Kebudayaan Bali; Kebudayaan Jawa, dsb.
{3}. Sehingga aspek sejarah, politik, antropologi, ekonomi, pendidikan, teknologi, agama, dan
SDA - ikut melengkapi.

BAB III
MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
A. Pengertian Kebudayaan
Kebudayaan (dan budaya) mengandung makna yang luas, berikut diantaraya:
1. Kebudayaan berasal dari l kata ‘budaya’:
{1} bentuk jamak ‘budi’ dan ‘daya’ yang berarti cipta, rasa, dan karsa;
{2} dalam bahasa Sanskerta: ‘budhayah’ bentuk jamak dari ‘buddhi’: budi/akal;
{3} dalam bahasa Inggris: ‘culture’;
{4} dalam bahasa Belanda: ‘cultuur’; dan
{5} dalam bahasa Latin: ‘colere’: mengolah tanah {bertani}.
2. Konsep kebudayaan itu ‘multi interpretasi’ karena tergantung pemahaman dan pendekatan.
Menurut A.L. Kroeber dan C. Kluckhohn {1952}” ada sekitar 160 definisi kebudayaan.
3. Taufik Abdullah: kebudayaan bukanlah konsep netral dan tidak pula mempunyai makna
tunggal. Makna dan pengertian yang diberikan pada kebudayaan selalu diperdebatkan.
4. E.B. Tylor: kebudayaan adalah suatu keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan, hukum, adat istiadat, dan kemampuan yang lain serta
kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
5. Koentjaraningrat: kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, milik diri manusia dengan
belajar.
6. Perbedaan budaya dan kebudayaan? Budaya: daya dari budi yang berupa cipta, rasa, dan karsa.
Kebudayaan: hasil dari cipta, rasa, dan karsa.
7. Cipta, rasa, dan karsa? Menurut M. M. Djojodiguno bahwa kebudayaan adalah daya dari budi
yang berupa cipta, rasa, dan karsa.
a. Cipta: kerinduan manusia untuk mengetahui rahasia pengalaman lahir dan batin sehingga
menghasilkan ilmu pengetahuan.
b. Rasa: kerinduan manusia untuk mengetahui asal usulnya sehingga menghasilkan agama
{norma agama/kepercayaan}.
c. Karsa: kerinduan manusia akan keindahan sehingga menghasilkan norma keindahan berupa
pelbagai kesenian.
8. Jadi, kebudayaan berkaitan erat dengan segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan
mengubah alam, atau keseluruhan aspek kehidupan material dan non material
B. Wujud Kebudayaan
Menurut Koentjaraningrat bahwa kebudayaan itu dibagi/digolongkan dalam tiga wujud, yakni:
1. Wujud sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, dan peraturan.
2. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia
dalam masyarakat.
3. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.
C. Substansi {Isi} Utama Budaya
Substansi utama budaya merupakan wujud abstrak dari segala macam ide dan gagasan manusia
yang bermunculan didalam mayarakat. Baik dalam bentuk atau berupa: {1} sistem pengetahuan,
{2} nilai, {3} pandangan hidup, {4} kepercayaan, {5} persepsi, dan {6} etos kebudayaan.
D. Sifat Hakiki Kebudayaan
1. Budaya terwujud dan tersalurkan dari perilaku manusia
2. Budaya telah ada terlebih dahulu daripada lahirnya suatu generasi tertentu, dan tidak akan mati
dengan habisnya usia generasi yang bersangkutan
3. Budaya diperlukan oleh manusia dan diwujudkan dalam tingkah lakunya
4. Budaya mencakup aturan-aturan yang berisikan kewajiban-kewajiban, tindakan-tindakan yang
diterima dan ditolak, dilarang dan diizinkan.
E. Proses dan Perkembangan Kebudayaan
Perubahan budaya bersifat kompleks, artinya bahwa proses perubahan budaya itu tidak terlepas
dari perubahan di bidang yang lain: ekonomi, sosial, politik, dan agama.
F. Topik/Bahan Diskusi {Kelompok}: ‘Tipologi Kebudayaan di Papua’
1. Keragaman bahasa.
2. Keragaman ekosistem.
3. Keragaman kebudayaan kebendaan yang utama.
4. Keragaman pola kepemimpinan.
5. Perbedaan jangka waktu, intensitas, dan bentuk kontak.
6. Keragaman agama dan kepercayaa.

Anda mungkin juga menyukai