Jawaban:
1. Pengertian Al Haudh. Al Haudh dalam arti bahasa adalah Telaga.Dalam bahasa Arab,
Al Haudh artinya “Air yang tergenang dalam jumlah besar, tetapi bukan lautan”. Al
Haudh adalah tempat berkumpulnya air di tanah Mahsyar yakni telaga yang diberikan
Allah Swt kepada Nabi Saw. dan ummatnya sebagai bentuk pernghargaaan atau
kemuliaan bagi mereka. Keberadaan Al Haudh adalah kepastian.Tidak bisa diingkari
dan diragukan keberadaannya.
َح ْو ِض ى َم ِس يَر ُة َشْهٍر َو َز َو اَياُه َس َو اٌء َو َم اُؤ ُه َأْبَيُض ِم َن اْلَو ِرِق َو ِريُحُه َأْطَيُب ِم َن
اْلِم ْس ِك َو ِكيَز اُنُه َك ُنُجوِم الَّس َم اِء َفَم ْن َش ِرَب ِم ْنُه َفَال َيْظَم ُأ َبْع َد ُه َأَبًدا
“Haudh ku (jaraknya) perjalanan satu bulan, dan sisi-sisinya (panjang dan lebarnya)
sama. Airnya lebih putih dari perak, aromanya lebih wangi dari misik, cangkir-
cangkirnya seperti bintang-bintang di langit. Barangsiapa minum darinya maka dia
tidak akan merasa haus setelahnya selamanya.”
اْلَج َّنِة ِإَّن ِلى َح ْو ضًا َم ا َبْيَن َأْيَلَة ِإَلى َص ْنَع اَء َع ْر ُضُه َك ُطوِلِه ِفيِه ِم يَز اَباِن َيْنَثِع َباِن ِم َن
َم ْن ِم ْن َو ِر ٍق َو اآلَخ ُر ِم ْن َذ َهٍب َأْح َلى ِم َن اْلَعَس ِل َو َأْبَر ُد ِم َن الَّثْلِج َو َأْبَيُض ِم َن الَّلَبِن
َش ِرَب ِم ْنُه َلْم َيْظَم ْأ َح َّتى َيْد ُخ َل اْلَج َّنَة ِفيِه َأَباِريُق َعَدَد ُنُجوِم الَّس َم اِء
“Sesungguhnya aku memiliki haudh yang jaraknya antara Ailah ke Shan’a. Lebarnya
seperti panjangnya. Padanya ada dua saluran air yang mengalir dari surga, satunya
dari perak dan yang lain dari emas. Airnya lebih manis dari madu, lebih dingin dari
salju, dan lebih putih dari susu. Barangsiapa minum darinya, maka tidak akan
merasa haus sampai dia masuk ke dalam surga. Padanya ada cerek-cerek sebanyak
bintang-bintang di langit.” Di antara orang-orang yang terhalang dari haudh nabi
Saw. Adalah :
3. Mizan merupakan timbangan atau alat untuk mengukur sesuatu atau massa
berdasarkan ringan dan berat. Adapun Mizan di akhirat adalah timbangan yang Allah
tegakkan pada hari kiamat untuk menimbang segala amalan hamba-Nya. Yaumul
Mizan pada hari Kiamat merupakan sesuatu yang hakiki dan akan terjadi. Hanya
Allah SWT saja yang mengetahui besarnya ukuran mizan. Seandainya saja bumi dan
langit diletakkan dalam mizan, niscaya mizan itu akan tetap lapang.
َو اْلَو ْز ُن َيْو َم ِئٍذ اْلَح ُّق ۚ َفَم ْن َثُقَلْت َم َو اِز يُنُه َفُأوَٰل ِئَك ُهُم اْلُم ْفِلُحوَن
َو َم ن َخ َّفت َم وازيُنُه َفُأوٰل ِئَك اَّلذيَن َخ ِس روا َأنُفَس ُهم ِبما كانوا
ِبآياِتنا َيظِلموَن
Artinya : “Timbangan pada hari itu (menjadi ukuran) kebenaran. Maka barangsiapa
berat timbangan (kebaikan)nya, mereka itulah orang yang beruntung, dan barangsiapa
ringan timbangan (kebaikan)nya, maka mereka itulah orang yang telah merugikan
dirinya sendiri, karena mereka mengingkari ayat-ayat Kami”. [QS. Al-A’raf : 8-9]
4. Yaumul mizan merupakan salah satu hari akhir dalam Islam yang akan dijumpai
semua makhluk di akhir zaman nanti. Mizan sendiri memiliki arti timbangan yang
berfungsi untuk mengukur sesuatu berdasarkan berat dan ringan. Di akhirat kelak,
timbangan yang digunakan adalah timbangan Allah SWT.
Dalam hal ini, yaumul mizan secara konsep merupakan hari di mana segala amal
perbuatan manusia akan ditimbang di hadapan Allah SWT. Hari ini bersifat mutlak
dan merupakan sesuatu yang harus umat islam yakini.
Hanya Allah SWT yang mengetahui secara pasti bentuk dan ukurannya. Bahkan
dikisahkan jika langit dan bumi diletakkan dalam daun timbangannya, niscaya mizan
tersebut akan tetap lapang.
Oleh karenanya segala perbuatan manusia harus dapat dipertanggungjawabkan di
akhirat baik besar atau kecil sekalipun.