Anda di halaman 1dari 1

5 PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA

1. DASAR-DASAR PENDIDIKAN YANG MENUNTUN


Tujuan pendidikan yaitu menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai
keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat.
Secara kontekstual perwujudan menuntun dapat saya implementasikan di kelas. Saya sebagai pendidik tidak menuntut
kehendak anak, tetapi menuntun anak sesuai dengan minat dan bakatnya. Misalnya jika anak mempunyai minat dan bakat
di bidang olahraga saya akan mendukungnya, memberikan arahan, dan membimbingnya untuk mendalami bidang tersebut.
Jika ada lomba di bidang olahraga seperti lomba O2SN maka saya akan memberikan kesempatan kepada anak tersebut
untuk mewakili sekolah.
Adapun pemikiran KHD tersebut tidak mudah untuk diterapkan karena ada beberapa tantangan misalnya tidak adanya
dukungan dari orang tua sehingga minat dan bakat anak terhambat. Kekhawatiran, kecemasan, dan rasa proteksi yang
berlebih orang tua terhadap
anak yang menghambat nikmat dan bakat anak.
Tetapi ada solusi dari sekolahan terhadap tantangan tersebut. Sekolah tidak akan membiarkan tantangan tersebut
merampas kreatifitas anak. Sekolah memberikan penyuluhan kepada orang tua agar memberikan dukungan sepenuhnya
kepada minat dan bakat anak tersebut. Sekolah memfasilitasi minat dan bakat anak tersebut. Sebagai guru saya
memberikan penjelasan bahwa bakat tersebut sangat positif dan bermanfaat untuk kemajuan hidup anak

2. ASAS PENDIDIKAN KI HADJAR DEWANTARA


Pendidikan dan pengajaran merupakan usaha persiapan dan persediaan untuk segala kepentingan hidup manusia, baik dalam
hidup masyarakat maupun hidup berbudaya dalam arti yang seluas-luasnya.
Secara kontekstual perwujudan pendidikan dan pengajaran dapat saya implementasikan di kelas. Pendidikan dan pengajaran
tersebut bertujuan menyiapkan anak untuk berhasil dalam hidup bermasyarakat. Jadi pendidikan dan pengajaran tersebut tidak hanya
berupa teori tetapi juga diteraplkan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya pembiasaan mencuci tangan sebelum dan sesudah makan.
Pembiasaan berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan.
Tantangan yang saya hadapi dari pemikiran KHD Tersebut dari lingkungan di luar anak atau pergaulan anak di lingkungan
masyarakat. Jika anak salah pergaulan pembiasaan yang sudah berjalan di sekolah akan menjadi sia-sia dan tidak akan merubah laku
baik anak.
Untuk itu saya sebagai pendidik dan sekolah selalu berkolaborasi kepada orang tua atau murid untuk
terus memberikan perhatian kepada anak. Jadi peran keluarga sangatlah penting dan utama dalam
memberikan pendidikan dan pengajaran kepada anak. Terutama pmemberikan pengawasan di luar sekolah.

3. KODRAT ALAM DAN KODRAT ZAMAN


Dasar pendidikan anak berhubungan dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat
alam berupa sifat dan bentuk lingkungan dimana anak berada, sedangkan kodrat zaman
berkaitan dengan isi atau irama.
Secara kontekstual perwujudan kodrat alam dan kodrat zaman misalnya saya
mengajar di daerah pesisir pantai dimana masyrakatnya mempunyai kebudayaan kesenian
kethoprak dan batik. Dari situ sekolah saya mengadakan ekstrakulrikuler membatik dan
tari untuk menjaga kearifan lokal
Tantangan dari implementasi kegiatan tersebut adalah sekolah saya belum
mempunyai fasilitas yang memadai untuk menunjang kesenian kethoprak, misalnya
gamelan.
Solusi dari permasalahn tersebut adalah sekolah saya bekerjasama denagn
pemerintah desa setempat agar anak-anak bisa latihan gamelan dan kethoprak di balai
desa. Dan pihak desa sangat mendukung dengan kegiatan tersebut.

4. BUDI PEKERTI
Budi pekerti atau watak atau karakter merupakan perpaduan antara gerak pikiran, perasaan, dan kehendak
atau kemauan sehingga menimbulkan tenaga.
Perwujudan dari pemikiran KHD tersebut sudah saya implementasikan saat saya mengajar. Jadi saat saya
mengajar tidak hanya materi pelajaran saja tetapi juga saya menanamkan nilai-nilai budi pekerti yang luhur.
Pembiasaan-pembiasaan baik seperti 5 S (salam, senyum, sapa, sopan, santun). Di sekolahan setiap anak bila
bertemu dengan anggota sekolah yang lain haruis memberikan salam, senyum dan sapa. Jika berbicara dengan
orang yang lebih tua harus sopan dan berperilaku santun.
Pembiasaan-pembiasaan baik itu sudah berjalan dengan teratur. tetapi yang menjadi tantanagn adalah
lingkungan pergaulan anak. Jika anak salah pergaulan maka pembiasaan-pembiasan baik itu hanya akan mandeg di
sekolahan saja dan di masyarakat menjadi anak yang cuek dan acuh terhadap orang lain.
Sekolah bekerjasama dengan orang tua atau wali murid agar selalu mengawasi pergaulan anak di luar sekolah
karena keluarga adalah mempunyai peran utama dalam pembentukan karakter baik anak.
5. MERDEKA BELAJAR
Bahwa guru berperan sebagai fasilitator, motivator, dan mengontrol siswa di kelas dengan tujuan supaya anak menjadi mandiri, kreatif, dan mampu memecahkan masalahnya sendiri
dengan cara yang baik, sehingga pembelajaran berpusat pada anak.
Implementasi dari Pemikiran KHD secarav kontekstual misalnya saya sebagai guru memberikan keluasan anak untuk menyampaikan, menyalurkan minat dan bakatnya sehingga anak
menjadi mandiri dan merdeka dalam belajar tanpa ada tuntutan.
Tantangannya adalah fasilitas sekolah yang kurang memadai untuk menunjang bakat anak. Dukungan orang tua yang tidak maksimal juga
menghambat kemerdekaan anak. Solusi yang saya berikan adalah membuat alat sederhana dari bahan yang ada di lingkungan sekolah untuk
latihan dasar anak. Sekolah bekerjasama dengan desa untuk memberikan dukungan misalnya bantuan fasilitas. Sekolah mengajukan DAK ke Dinas
Pendidikan agar mendapatkan sarana dan prasarana sekolah.

Anda mungkin juga menyukai