SYAFI’I
RISALAH
Oleh:
ABD. WAFI ROHIQIM MAKHTUM
NIRM: 161912104003
RISALAH
(Konsentrasi Fikih-Ushul Fikih)
Diajukan Kepada Ma’had Aly (Lembaga Kader Ahli Fikih) Sukorejo Situbondo
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan
Pendidikan Ma’had Aly Marhalah Ula
Oleh:
NAMA: ABD. WAFI ROHIQIM MAKHTUM
NIRM: 161912104003
Semoga tulisan ini layak untuk dikatakan karya tulis dan layak untuk
dipersembahakan.
Tulisan ini saya persembahakan untuk:
1. Abi Misnadin dan Umi Yayuk Suprihatin yang tiada henti menorehkan
kasih dan sayang sepanjang masa untuk penulis.
2. Adekku tercinta Abd Gani Ibnu Athaillah yang memotifasi panulis
untuk selalu tegar dalam menghadapi semua persoalan.
3. Segenap keluarga yang tak bisa penulis sebutkan satu persatu.
IV
MOTTO
َََ َََ َ ََ
َال َر َكةََ َب َر َكة
َ ََكَ َف َأنََف
َ ت َر
َ
V
KATA PENGANTAR
Tulisan kecil ini lahir menjadi persyaratan selesainya studi pada program
strata satu (S1) jurusan Fikih Usul Fikih di Ma’had Aly Salafiyah Syafi’iyah
Sukorejo Situbondo guna memperoleh gelar sarjana agama (S.Ag) dalam bidang
Fikih Ushul Fikih.
Siapa yang tidak bisa bersyukur kepada sesamanya maka dia tidak akan
bersyukur kepada penciptanya. Ungkapan terimakasih selanjutnya kami suguhkan
kepada mereka yang selalu ada untuk membantu lancarnya proses pengerjaan
risalah ini:
1. Abi dan Umi (Misnadin dan Yayuk Suprihatin) sebagai tulang punggung
penulis, yang penulis tak berdaya tanpa kasih sayang, doa serta dukungan dari
beliau berdua, tak lupa juga adikku tersayang Abd Gani Ibnu Athaillah yang
telah memberikan semangat dan warna baru di kehidupan penulis dengan
kekehan kecilnya.
2. KHR. Azaim Ibrahimy, bimbingan ruhani serta doa beliau tak pernah luput
menyertai penulis walaupun tak pernah ada sebiji kutupun sumbangsih
kebaikan dari penulis untuk pesantren umumnya dan secara khusus untuk
beliau.
3. KH. Afifuddin Muhajir, M.H.I., senantiasa membentengi pemahaman penulis
menghadapi perkembangan dan perubahan di zaman ini. Sebagai tauladan
dalam berfikir, penulis sangat benyak menggali ilmu pengetahuan dari beliau
sebagai pijakan dasar penyusunan risalah ini.
VI
4. KH. Abdurrahman al-Kayyis, yang selalu membina penulis dalam menempuh
kehidupan di Asrama Ma’had Aly tercinta ini.
5. Ust. Asmuki M.H.I dan Ust. Achmad Luhtfi M.Ag, yang tak pernah henti-
hentinya merelakan dan meluangkan waktu beliau hanya untuk membimbing
dan mengarahkan penulis selama penulisan risalah ini agar tulisan ini selalu
berada pada relnya.
6. Segenap dosen dan ustaz Ma’had Aly Sukorejo Situbondo yang telah
memberikan segenap pengetahuan dan mengajar penulis selama berproses di
bangku penulisan dan ikut berperan dalam memberikan informasi, data,
referensi dan yang lain-lain.
7. Seluruh civitas akademika Ma’had Aly Marhalah Ula yang tak bisa
disebutakan satu-persatu yang sudah embantu penulis dari balik layar yang
entah jasanya bisa penulis bayar.
8. Seluruh sahabat-sahabat Ma’had Aly terutama angkatan 2019 yang tak pernah
jenuh bersama dan selalu mewarnai kehidupan penulis serta selalu memberikan
pelajaran moral yang sangat tak ternilai harganya.
9. Sahabat-sahabat penulis diluar Ma’had Aly yang tak jauh berpengaruh kepada
lancarnya penulisan risalah ini. Utamanya yang selalu memberikan dan
memperbarui semangat penulis untuk selalu melanjutkan penulisan risalah ini.
Abd.Wafi Rohiqim M
NIRM:161912104003
VII
DAFTAR ISI
SURAT PERNYATAAN I
LEMBAR PERSETUJUAN II
NOTA DINAS III
PERSEMBAHAN IV
MOTTO V
KATA PENGANTAR VI
DAFTAR ISI VIII
ABSTRAK X
PEDOMAN TRANSLITERASI XII
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 6
C. Tujuan Penelitian 6
D. Manfaat Penelitian 7
F. Definisi Istilah 8
G. Kerangka Berfikir 10
H. Metode Penelitian 10
I. Sstematika Penelitian 11
A. Hak 13
1. Pengertian Hak 13
2. Rukun-rukun Hak 15
VIII
3. Macam-macam Hak 15
4. Sumber-sumber Hak 19
B. Ẓofar 20
1. Definisi Istilah 20
2. Landasan Ẓofar 20
3. Hukum Ẓofar 22
4. Syarat-syarat Ẓofar 23
B. Pembahsan 30
BAB IV PENUTUP 41
A. Kesimpulan 41
B. Saran 42
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN REFRENSI
BIODATA PENULIS
IX
ABSTRAK
Hak ẓofar merupakan konsep yang penting dalam khazanah fikih islami, karna hak
ẓofar menaungi banyak dari persoalan yang ada dalam bab-bab fikih. Namun
kebanyakan dari kalangan ulama fikih membahas hak ẓofar dalam bab dakwa dan
pembuktian, sebagian lagi ada yang membahasnya dalam bab tentang barang
titipan, bab gosab, dan bab nafkah. Inilah yang manjadi alasan penulis untuk
membahas hak ẓofar secara mandiri dengan mengumpulkannya dalam sebuah
konsep utuh dengan mengambil rujukan utama dari kitab-kitab syafi’iyah dan
dengan menggunakan teori hak yang akan menjadi pisau analisis untuk membangun
sebuah rumusan baru dari kosep hak ẓofar ini. Dengan mengunakan pendekatan
kajian pustaka penulis mengumpulkan data-data yang diperlukan untuk melakukan
penelitian terhadap konsep hak ẓofar dan selanjutanya melalui studi komparatif,
data-data tersebut akan disatukan menjadi sebuah konsep utuh. Dari penelitian
tersebut penulis menjumpai temuan baru bahwa hak ẓofar tidak hanya mencakup
harta benda melaikan juga manfaat dan tanggungan. Dan dari situ penulis juga
membangun konsep utuh tentang hak ẓofar yang telah diramu dengan konsep hak
dengan kesimpulan bahwa : 1) hak ẓofar bisa dipandang dari jenis barang yang
diambil 2) hukum ẓofar dari kaitannya dengan hak-hak.
X
امللخص
ان حق الظفر مفهوم مهم يف خزينة الفقه اإلسالمي ألن حق ظفر يشمل على كثري من املسائل
املوجودة يف ابواب الفقه.اال ان اكثرالفقهاء قد حبثه يف ابب الدعوى والبينات ومنهم من ذكره يف ابب
الوديعة و منهم من ذكره يف ابب الغصب ومنهم من جعله يف ابب النفقة .وهذا هو سبب قيام املؤلف
مبناقشة حقوق ظفر بشكل مستقل من خالل مجعها مبفهوم كامل من خالل أخذ املرجع الرئيسي من
كتب الشافعية .وابستخدام نظرية احلقوق اليت ستكون النظرية التحليلي لبناء صياغة جديدة ملفهوم
ظفار .ابستخدام منهج مراجعة األدبيات ،جيمع املؤلف البياانت الالزمة إلجراء حبث حول مفهوم
حقوق ظفر ومن مث من خالل دراسة مقارنة ،سيتم دمج البياانت يف مفهوم كامل .من هذا البحث
أيضا
،وجد املؤلفون نتائج جديدة مفادها أن حقوق ظفر ال تشمل املمتلكات فحسب ،بل تشمل ً
مفهوما كامالً حلقوق ظفر اختلط مبفهوم احلقوق معً أيضا
املنفعة والذمة .ومن هنا يبين املؤلف ً
االستنتاج التايل )1 :ميكن النظر إىل حقوق ظفر من نوع البضائع املأخوذة )2قانون ظفر فيما يتعلق
ابحلقوق.
XI
PEDOMAN TRANSLITERASI
Pedoman transliterasi meurujuk pada Keputusan Bersama Menteri Agama dan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 158 tahun 1978 nomor 0543b/u/1978
tentang Pedoman Transliterasi Arab Latin.
ا A ط T{
ب B ظ Z{
ت T
ع ‘
ث Th غ Gh
ج J ف F
ح H{ ق Q
خ Kh
ك K
د D
ل L
ذ Dh
م M
ر R
ن N
ز Z
و W
س S ه H
ش Sh
ء ‘
ص S{ T{
ض D{ Z{
XII
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sedangkan menurut istilah hak ẓofar merupakan istilah bagi orang yang
mengambil hak secara diam-diam dari orang yang mencekal haknya.1 Dari
definisi diatas dapat diketahui bahwa hak ẓofar merupakan sebuah upaya
Pertama, memenuhi setiap hak manusia satu dengan yang lain secara suka rela
perselisihan antara kedua belah pihak, namun dalam setiap putusan hukum
belum dapat dipastikan akan adanya hukum kebenaran karna pada dasarnya
putusan hakim mengacu kepada hukum keadilan yang ada diatas kertas.
didasarkan atas dalil-dalil, berikut beberap dalil yang dijadikan landasan untuk
1
Muhammad bin Ahmad as-Shatiri, sharh al-Yaqu>tu an-Nafi>s, juz II(Dar al-
Hawi,1418H/1997M),115.
1
1. Al-Qur’an
“oleh sebab itu, barang siapa yang menyerang kamu, maka seranglah dia
hak atas orang lain lalu mengingkarinya dan enggan untuk menunaikannya
dalil dari pada adanya konsep hak ẓofar dikarenakan orang yang
2. Al-Hadis
ِ ِ ِ ِ َِّ ول
ت َ س يُ ْعط ِيين َما يَكْف ِيين َوَولَدي إَِّال َما أ
ُ َخ ْذ ٌ اَّلل إِ َّن أ ََاب ُس ْفيَا َن َر ُج ٌل َشح
َ يح َولَْي َ ت ََي َر ُس
ْ َقَال
2 ِ ِ
ِ يك وولَ َد ِك ِابلْمعر
.وف ِ َ ِمنْه وهو َال ي علَم فَ َق
ُْ َ َ َ ال ُخذي َما يَكْف ُ َْ ََُ ُ
2
Ahmad bin Ali bin Hajar al-‘Asqolani, Fathu al-Bari Bisharhi Sahih Bukhari, juz 12,
(Riyad, Dar taybah, 2005), 265.
2
“dari sayyidatina Aisyah r.a: bahwa Hindun binti Utbah mengadu kepada
Rosulullah bahwa Abu Sufyan adalah seorang yang kikir dan dia tidak
ambillah olehmu akan apa yang dapat mencukupimu dan anakmu dengan
baik.”
an-Nawawi ala Sohih Muslim bahwa “apabila seseorang memiliki hak atas
orang lain dan ia tidak mampu untuk mengambil hak tersebut, orang
Ulama berbeda pendapat mengenai hak ẓofar ini, setidaknya ada tiga
3
Dari hadis diatas mazhabHanabalah menarik kesimpulan bahwa apabila
bahwa pemilik hak mengambil haknya dengan harta yang sejenis dan sama
sifatnya.4
persoalan fikih yang menaungi banyak bab dalam fikih. Namun dalam kitab-
kitab fikih pembahasan mengenai hak ẓofar tidak terangkum secara kompleks
didalam satu judul melaikan diikutkan dalam bab-bab yang berkaitan dengan
3
Abdullah bin Ahmad bin Qudamah al-Maqdasi, al-mugni fi fikih al-imam Ahmad bin
Hambal as-Syaibani,(Bairut, Dar al-fikr,1405), juz 12, hal 229. Dan Mansur bin Yunus bin Idris Al-
Buhuti, Kasyful qona’an matni al-Iqna’, juz 6 (Beirut, Dar al-fikr,1402), 357.
4
Wahba az-zuhaili, al-Fiqhu al-Islami wa Adillatuhu, juz 4 (Suriah, Dar al-fikr,t.th), 383.
5
Wahba az-zuhaili, al-Fiqhu al-Islami wa Adillatuhu, juz 4 (Suriah, Dar al-fikr,t.th), 383.
4
ولو أتلف ماال ُمرتما بيد مالكه ضمنه ابإلمجاع وقد ال يضمنه ككسر ابب وثقب جدار يف
6
.مسألة الظفر
ومن ظلمه كافر أبخذ شيء منه قهراً جاز له أخذ قدر ظالمته من ماله على التفصيل يف مسألة
7
.الظفر
“bagi seseorang yang didolimi oleh orang kafir semisal diambil daripadanya
harta orang kafir tersebut sekadar dengan harta yang diambil, berdasarkan
Dan masih banyak lagi yang nantinya akan penulis bahas tuntas dalam
6
Sulaiman al-jamal, Hasyiah al-Jamal ‘ala al-Minhaj li syaikhu al-Islam zakaria al-
Anshari, juz 7(Bairut, Dar ansyr, t.th), 72.
7
Bugyatul Musytarsyidin li as-Sayyid Ba’alawi al-Hadromi, maktabah syamilah, 542.
5
Dengan adanya sedikit pemaparan diatas akan memberikan gambaran
pembahasan hak ẓofar ini dalam bentuk risalah yang berjudul “Analisis
memberikan informasi yang utuh mengenai hak ẓofar agar tidak terjadi mal
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
marhalah ula.
6
D. Manfaat Penelitian
Ada beberapa manfaat yang bisa diperoleh dari penelitian ini, diantaranya
sebagai berikut:
1. Secara Akademis
2. Secara Teoritis
kajian selanjutnya.
3. Secara Praktis
7
E. Kajian Penelitian Terdahulu
Penelitian yang menyangkut tentang topik hak ẓofar ini bisa di katakan
masih baru pada kalangan kita di Indonesia, dikarenakan masih belum penulis
temukan kajian terdahulu dalam bahasa Indonesia yang membahas hak ẓofar
ini. Berbeda halnya dalam kajian literatur Arab, penulis menemukan beberapa
berjudul مبدأ الظفر بالحق ضوابطه الفقهيه وتطبيقاته المعاصرةyang membahas ẓofar dari
Dan diantaranya karya ilmiah milik Gozi Kholid Rihal Ubaidi yang
bejudul مسألة الظفر في الفقه االسالميyang membahas hak ẓofar secara umum dan
meluas dengan banyak perbedaan pendapat dari ulama fiqh atau biasa disebut
Dari dua penelitian terdahulu diatas penulis ingin menyajikan hak ẓofar
dalam bingkai yang berbeda, yakni membehas hak ẓofar dalam satu konsep
utuh menurut mazhab Syafi’iah beserta cakupan dari hak ẓofar atas bab-bab
F. Definisi Istilah
1. Konsep
8
Konsep merupakan abstraksi suatu ide atau gambaran mental, yang
dinyatakan dalam suatu kata atau simbol. Konsep dinyatakan juga sebagai
2. Hak Ẓofar
Hak Ẓofar terdiri dari dua kata yaitu hak dan ẓofar . Hak didalam
kekuasaan yang benar atas sesuatu atau untuk menuntut sesuatu, derajat atau
martabat, dan wewenang menurut hukum. Seperti hak untuk hidup, hak
yang sama di depan hukum, dan lain-lain.9 Sedangkan ẓofar berasal dari
kata ẓofar a yang berarti berhasil, hak ẓofar yang dimaksud oleh penulis
adalah sebuah istilah bagi orang yang mengambil hak secara diam-diam dari
3. Mazhab Syafi’i
oleh Abu Abdullah Muhammad bin Idris As-Syafi’i atau yang lebih dikenal
dengan nama Imam Syafi’i pada awal abad ke-9. Mazhab ini kebanyakan
dianut para penduduk Mesir selatan, Arab Saudi bagian barat, Suriah,
8
https://id.wikipedia.org/wiki/Konsep.
9
https://id.wikipedia.org/wiki/Hak.
9
Kurdistan, Indonesia, Malaysia, Brunei, Filipina, pantai Koromandel,
G. Kerangka Berfikir
mengumpulkan data atau karya tulis ilmiah yang bertujuan dengan obyek
penelitian atau pengumpulan data yang bersifat kepustakaan, atau telaah yang
relevan. Penulis juga akan menggunakan teori tentang hak yang nantinya akan
H. Metode Penelitian
10
https://id.wikipedia.org/wiki/Mazhab_Syafi%27i.
10
lebih tapatnya penulis melakukan kajian pustaka dalam menggali informasi
terdahulu yang bersangkutan dengan hak ẓofar dan selanjutnya akan diseleksi
I. Sistematika Penulisan
mengenai isi dalam skripsi ini secara menyeluruh dapat dilihat dari sistematika
pembahasan skripsi secara keseluruhan. Dalam bab ini diuraikan tentang latar
sistematika penulisan.
Bab II: Landasan teori, dalam bab ini berisi tentang landasan – landasan teori,
teori-teori yang dihasilkan oleh peneliti terdahulu, kerangka teori relevan dan
terkait dengan tema skripsi. Jadi pada bab ini peneliti berangkat dari data yang
11
konstruksi teori baru yang dikemukakan oleh peneliti setelah menganalisis dan
Bab III: Paparan data dan Pembahasan, pada bab ini memuat secara rinci
tentang uraian paparan data dari hasil penelitian dan berisikan juga tentang
Bab IV: Penutup, pada bab ini berisi tentang kesimpulan, saran-saran atau
penelitian yang ada hubunganya dengan penelitian. Didalam bab ini juga
skripsi.
12
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Hak
1. Pengertian hak
Secra bahasa hak merupakan kata serapan dari bahasa arab َحقyang
makna. Menurut Ali Khofif setidaknya ada 11 makna yang dipakai untuk
Yasiin ayat 7:
) اي ثبت ووجب عليهم7( لََق ْد َح َّق الْ َق ْو ُل َعلَى أَ ْكثَ ِرِه ْم فَ ُه ْم َال يُ ْؤِمنُو َن
mengetahuinya.”
11
Ali Khafif, al-Haqqu wa al-Dzimmah,(Qohiroh, Dar al-fikr,2010), 54-55.
13
c. Bermakna an-Nasiib atau al-Hadhu
ِِ ِ َّ
ٌ ُين ِيف أ َْم َواِل ْم َح ٌّق َم ْعل
)24( وم َ َوالذ
seseuatu yang pasti adanya berupa perkara perkara yang terkhusus kepada
haknya fulan”.12
hak secara istilah dari kalangan ulama fiqh, karena mereka berpandangan
atas.13
a. Ali Khafif mendefinisikan hak sebagai suatu manfaat atau faedah baik
material ataupun non material yang berhak dimiliki oleh penerima hak
12
Ali Khafif, al-Haqqu wa al-Dzimmah,(Qohiroh, Dar al-fikr,2010), 56.
13
Ali Khafif, al-Haqqu wa al-Dzimmah,(Qohiroh, Dar al-fikr,2010), 56.
14
Ali Khafif, al-Haqqu wa al-Dzimmah,(Qohiroh, Dar al-fikr,2010), 57.
14
b. Mustofa az-Zarqo mengungkapkan bahwa hak adalah suatu
2. Rukun-rukun hak
a. Sohibu al-haqqi yakni orang yang berhak atas hak tersebut. Al-Mustahiq
(pemilik hak) pada dasarnya dapat dibedakan menjadi tiga yakni, Tuhan
b. Mahallu al-haqqi yakni sesuatu yang berkaitan dengan hak yang wajib
hak
Dari tiga rukun dia atas dapat dicontohkan dengan sederhana pada
persolan hutang piutang yakni pemilik hak piutang sebagai Sohibu al-haqqi,
harta yang di hutangkan untuk Mahallu al-haqqi, dan orang yang berhutang
3. Macam-macam hak.
15
Mustafa az-Zarqo, al-Madkhol ila Nodhoriyati al-Iltizam,(Damaskus, Dar
alqolam,1999), 19.
16
Wahba az-Zuhaili, al-Fiqhu al-Islami wa Adillatuhu, juz 4(Suriah, Dar al-fikr,t.th), 378.
15
a. Hak dipandang dari penerima hak Sohibu al-haqqi.
bagian:
1) Hak Allah ta’ala atau hak yang bersifat umum adalah suatu hak yang
hak yakni hak Allah dan hak manusia, namun pada salah satu dari
keduanya ada yang lebih dominan entah itu hak Allah atau hak
1) Hak yang berupa harta dan hak yang bukan berupa harta. Hak yang
berupa harta merupakan hak yang ojeknya adalah harta dan manfaat
17
Wahba az-Zuhaili, al-Fiqhu al-Islami wa Adillatuhu, juz 4 (Suriah, Dar al-fikr,t.th), 370.
18
Wahba az-Zuhaili, al-Fiqhu al-Islami wa Adillatuhu, juz 4(Suriah, Dar al-fikr,t.th), 369.
16
semisal haknya penjual akan harga dan pembeli pada barang, hak
suf’ah dan hak khiyar. Sedangkan yang bukan harta adalah hak
tidak ada kaitannya dengan harta semisal hak qisos dan hak
kemerdekaan.19
hak seseorang yang wajib atas orang lain yang di tetapkan oleh
bagian:
19
Wahba az-Zuhaili, al-Fiqhu al-Islami wa Adillatuhu, juz 4(Suriah, Dar al-fikr,t.th), 375.
20
Wahba az-Zuhaili, al-Fiqhu al-Islami wa Adillatuhu, juz 4 (Suriah, Dar al-fikr,t.th), 375.
17
c) Ketika hak itu dikhawatirkan dapat menimbulkan fitnah dan
dan kehormatan.
Rosul.23
21
Abdullah Azam, Fiqhu al-Ijraat wa al-Murafaat, 6. Maktabah syamilah.
22
Abdullah Azam, Fiqhu al-Ijraat wa al-Murafaat, 8. Maktabah syamilah.
23
Tayassuru al-Ulam sarh Umdatu al-Ahkam, maktabah syamilah.
18
3) Hak yang masih diperselisihkan kebolehannya tampa melalui
proses hukum.
macam:26
nadar.
24
Asna al-matolib, t.td, 121. maktabah syamilah.
25
Abdullah bin Ahmad bin Qudamah Al-Maqdasi, al-Mugni fi fikih al-Imam Ahmad bin
Hambal as-Syaibani, juz 12,(Bairut, Dar al-fikr,1405), 229.,Dan Mansur bin Yunus bin Idris al-
Buhuti, Kasyful qona’an matni al-Iqna’, juz 6, (Beirut, Dar al-fikr,1402), 357.
26
Wahba az-Zuhaili, al-Fiqhu al-Islami wa Adillatuhu, juz 4(Suriah, Dar al-fikr,t.th), 380.
27
Doman, merupakan sebuah istilah bagi seseorang yang memiliki suatu tanggungan untuk
mengganti rugi atas suatu barang yang telah dirusak atau di gosab olehnya.
19
maka diperbolehkan bagi pemilik barang untuk mengambil barangnya
B. Ẓofar
1. Definisi ẓofar
untuk pengambilan suatu hak yang dicekal oleh seseorang dikeranakan dia
2. Landasan ẓofar
a. Al-Qur’an
“oleh sebab itu, barang siapa yang menyerang kamu, maka seranglah
28
Abdullah bin Ahmad bin Qudamah al-Maqdasi, al-mugni fi fikih al-imam Ahmad bin
Hambal as-Syaibani, juz 12,(Bairut, Dar al-fikr,1405), 229. Dan Mansur bin Yunus bin Idris al-
Buhuti, Kasyful qona’an matni al-Iqna’, juz 6(Beirut, Dar al-fikr,1402) 357. Ahmad bin Ali bin
Hajar al-‘Asqolani, Fathu al-Bari Bisyarhi Sahih Bukhori, juz 12(Riyad, Dar taybah,2005) 268
20
Firman Allah dalam Surah An-Nahl ayat 126:
jahat) maka pahalanya dari Allah. Sungguh, Dia tidak menyukai orang-
orang zalim.”30
b. Hadis
29
https://quran.kemenag.go.id/sura/16/126
30
https://quran.kemenag.go.id/sura/42/40
21
ِ َّ أ:َال أَخَبِِن أَِِب عن عائِشة ِ
َ َن هْن َد بِْن
ت َ َ َْ ََ ْ َ ََحدَّثَنَا ُُمَ َّم ُد بْ ُن الْ ُمثَ ََّّن َحدَّثَنَا ََْي ََي َع ْن ه َشام ق
31 ِ ِ
ِ يك وولَ َد ِك ِابلْمعر
.وف ِ َ إَِّال ما أَخ ْذت ِمنْه وهو َال ي علَم فَ َق
ُْ َ َ َ ال ُخذي َما يَكْف ُ َْ ََُ ُ ُ َ َ
kepada Rosulullah bahwa Abu Sufyan adalah seorang yang kikir dan
3. Hukum ẓofar
31
Ahmad bin Ali bin Hajar al-‘Asqolani, Fathu al-Bari Bisyarhi Sahih Bukhori, juz
12(Riyad, Dar taybah,2005),265.
22
Dari hadis diatas mazhabHanabalah menarik kesimpulan bahwa apabila
syarat bahwa pemilik hak mengambil haknya dengan harta yang sejenis
4. Syarat-syarat ẓofar
sebagai berikut:
b. Pemilik hak harus memastikan tidak akan terjadi fitnah baik pada
32
Abdullah bin Ahmad bin Qudamah al-Maqdasi, al-mugni fi fikih al-imam Ahmad bin
Hambal as-Syaibani, juz 12(Bairut, Dar al-fikr,1405), 229. Dan Mansur bin Yunus bin Idris al-
Buhuti, Kasyful qona’an matni al-Iqna’, juz 6(Beirut, Dar al-fikr,1402),357.
33
Wahba az-Zuhaili, al-Fiqhu al-Islami wa Adillatuhu, juz 4,(Suriah, Dar al-fikr,t.th), 383.
34
Wahba az-Zuhaili, al-Fiqhu al-Islami wa Adillatuhu,(Suriah, Dar al-fikr,t.th), juz 4, hal
383.
23
c. Melakukan ẓofar dikarenakan dalam keadaan terdesak artinya jika
pemilik hak masih bisa mengambil haknya melalui jalur hukum maka
35
Zainuddin bin Abdul Aziz al-malibari, fatḥu al-mui’n(Semarang: karya toha putra, t.th).
24
BAB III
A. Paparan Data
36 ِ ِ
ِ يك وولَ َد ِك ِابلْمعر
.وف ِ َ إَِّال ما أَخ ْذت ِمْنه وهو َال ي علَم فَ َق
ُْ َ َ َ ال ُخذي َما يَكْف ُ َْ ََُ ُ ُ َ َ
kepada Rosulullah bahwa Abu Sufyan adalah seorang yang kikir dan
36
Ahmad bin Ali bin Hajar al-‘Asqolani, Fathu al-Bari Bisyarhi Sahih Bukhori, juz
12(Riyad, Dar taybah,2005), 265.
25
Berdasarkan hadis di atas ulama Syafi’iyah memaparkan pendapat
sebagai berikut:
الر ِاجح ِِ ِِ ِِ
َ َ َوُه َو قَ ْول الشَّافعي َو َمج، َماله قَ ْدر َحقه بِغَ ِْري إِ ْذنه
َّ َو، َوتُ َس َّمى َم ْسأَلَة الظََّفر، اعة
37
.دهم َال ََيْ ُخذ َغ ْري ِجْنس َح ِق ِه إَِّال إِذَا تَ َع َّذ َر ِجْنس َح ِق ِه ِ
ْ عْن
hadis diatas bahwa apabila hak seseorang di cekal oleh orang lain dan
untuk mengambil sekadar haknya dari harta orang tersebut, inilah yang
Kasus ẓofar kitab fathu al-muin terdapat pada bab ad-Dakwa wa al-
37
Ahmad bin Ali bin Hajar al-‘Asqolani, Fathu al-Bari Bisyarhi Sahih Bukhori, juz
12(Riyad, Dar taybah,2005), 268.
26
(وله) أي للشخص (بال خوف فتنة) عليه أو على غريه (أخذ ماله) إستقالال للضرورة
(من) مال مدين له مقر (مماطل) به أو جاحد له أو متوار أو متعزز وإن كان على
di tangan orang yang berhutang dari harta orang tersebut tampa harus
atau dia mengingkari akan hutangnya atau dia enggan untuk membayar
hutang, dengan cacatan orang tersebut aman dari fitnah baik pada
meskipun pihak yang berhutang memiliki bukti atau pihak yang memiliki
c. Kasus ẓofar dalam kitab al-yaqutu an-nafis yang mana konsep hak ẓofar
َ حقَالظفر
38
Zainuddin bin Abdul Aziz al-Malibari, fatḥu al-Mui’n,(Semarang: karya toha putra, t.th).
27
َلوَانَشخصاَهلَدينَثابتَفَذمةَشخصَآخر:َحقَالظفرَهو.حنب َان َ نبنيَماَهوَحقَالظفر
َوليسَمعهَحجةَعليهَواملدينَجحدَماَعليهَهلَانَيأخذَمنَمالَاملدينَبقدرَحقهَخفيةَوهلَان
َويلحرتسَمنَان.يكرسبابَاملحلَاذليَيريدَانَيأخذَمنهَحقَالظفرَلكَهذاَيكونَباخلفية
َيطلعَعليهَاحدَفأنَامسكواَبهَفسيتهمَبأنهَسارقَوسياقمَالدَعليهَلعدمَوجودَالجةَمعهَوان
َ .اكنَهلَالقَرشاع
39
.َدعوىَىلعَغريمه
“hak ẓofar, kami ingin menjelaskan apa itu hak ẓofar. Hak ẓofar adalah
berhutang, dan dai tidak memiliki bukti untuk menarik piutang tersebut
39
Muhammad bin Ahmad as-Syatiri, sharh al-Yaqutu an-Nafis, juz II(t.t, Dar al-hawi,
1418H/1997M), 115.
28
bukti, meskipun pada dasarnya dia memiliki hak secara syara’. Dan
selama orang itu masih memiliki bukti serta terdapat hakim yang adil
d. Kasus ẓofar dalam kitab fiqhu al-islam wa adillatuhu karya Wahba az-
Zuhaili :
سواء أكان من، لصاحب احلق استيفاء حقه بنفسه أبي طريق:)1( وقال الشافعية
/40: {وجزاء سيئة سيئة مثلها} [الشورى: لقوله تعاىل، أم من غري جنسه،جنس حقه
] واملثلية ليست16 /126: {وإن عاقبتم فعاقبوا مبثل ما عوقبتم به} [النحل،]42
«من وجد عني ماله عند رجل فهو: ولقوله عليه السالم. وإمنا يف املال،من كل وجه
Q.S Asy-Syura ayat 40 dan Q.S An-Nahl ayat 126. Dan untuk
terbatas kepada harta saja. Hal ini berdasarkan hadis “ Barang siapa
29
yang menemukan hartanya berada di tangan orang lain maka dia
B. Pemabahasan
41 ِ ِ
ِ يك وولَ َد ِك ِابلْمعر
.وف ِ َ إَِّال ما أَخ ْذت ِمْنه وهو َال ي علَم فَ َق
ُْ َ َ َ ال ُخذي َما يَكْف ُ َْ ََُ ُ ُ َ َ
kepada Rosulullah bahwa Abu Sufyan adalah seorang yang kikir dan
Wahba az-Zuhaili, al-Fiqhu al-Islami wa Adillatuhu, juz 4, (Suriah, Dar al-fikr, t.th),383.
40
41
Ahmad bin Ali bin Hajar al-‘Asqolani, Fathu al-Bari Bisyarhi Sahih Bukhori, juz 12
(Riyad, Dar taybah,2005), 265.
30
Pada hadis tersebut terdapat dua penafsiran yang berbeda yakni
hadis tersebut merupakan sebuah putusan dari nabi ataukah sebuah fatwa
nabi dalam kasus diatas adalah sebuah fatwa bukan sebuah qodlo’(putusan
hukum) dari Nabi, karna jika keputusan tersebut merupakan sebuah qodlo’
dari nabi maka posisi Nabi ketika itu adalah sebagai qodli(hakim), dengan
namun masih belum di jumpai kriteria yang pasti mengenai ketentuan serta
bagi pemilik hak boleh untuk mengambil haknya secara pribadi dengan
segala cara, baik barang tersebut sejenis dengan haknya ataupun tidak
dilakukan dengan berbagai cara dan tampa memberikan batasan akan hak
yang akan di ambil oleh pemilik hak. Dalam keterangan lain contohnya
42
Lihat, Ibnu Qoyyim al-Jauziyah, Zadu al-Ma’aad fi hadyi khoiri al-Ibaad, juz 5 (Bairut,
Muassisatil Risalah,1986), 503. Dan Tayassuru al-‘Ulaam syarh Umdatu al-Ahkam,juz 2,168.
Maktabah syamilah.
43
Al-auqof al-kuwaitiyah, al-Mausuah al-Fiqhiyah al-Kuwaitiyah, juz 18,(Bairut, Dar al-
kutub al-ilmiyah, t.th), 330.
44
Wahba az-Zuhaili, al-Fiqhu al-Islami wa Adillatuhu, juz 4 (Suriah, Dar al-fikr,t.th) 383.
31
dalam kitab fath al-Mu’in karya syekh Zainuddin bin Abdul Aziz al-
hak terjaga dari adanya finah yang akan menimpa dirinya atau orang lain,
disamping itu juga terdapat pemilahan mengenai hak yang akan di ambil
oleh pemilik hak, semisal harus mendahulukan hak yang sejenis kemudian
jika tidak dijumpai hak yang sejenis barulah beralih akan hak yang tidak
syekh Zainuddin bin Abdul Aziz al-Malinbari yaitu pemilik hak harus
terjaga dari adanya fitnah yang akan menimpa dirinya dan orang lain, syekh
pengambilan hak tersebut secara sembunyi-sembunyi agar pemilik hak aman dari
dalam bab-bab fikih semisal dalam kitab fathul muin konsep ẓofar terletak
Yaqutu an-Nafis konsep ẓofar terletak dalam bab wakalah, dan didalam
45
Zainuddin bin Abdul Aziz al-Malibari, fatḥu al-Mui’n,(Semarang: karya toha putra).
Babu ad-Dakwa wa al-Bayyinat.
46
Muhammad bin Ahmad As-Syatiri, sharh al-Yaqutu an-Nafis, juz II(Dar al-
hawi,1418H/1997M),115.
32
kitab fiqh al-Islami wa adillatuhu konsep ẓofar masuk kedalam pembahsan
tentang hak.
ulama mengenai hak ẓofar, selanjutnya penulis akan membahas tentang hak,
Setelah penulis membaca terhadap beberapa sumber semisal kitab fiqh al-
tentang hak mulai dari mulai defisini hingga sebab-sebab lahirnya suatu hak
dan al-huquq wa ad-dzimmah karya syekh Ali Khofif yang juga membahas
pendefinisian hak secara istilah yang dilakukan oleh ulama fiqh zaman dulu
Menurut syekh Ali Khofif setidaknya ada 11 makna yang dipakai untuk
lafadz الحقdi dalam Al-Qur’an dan beliau tidak menjumpai definisi hak
secara istilah dari kalangan ulama fiqh, karena mereka berpandangan bahwa
hak secara mandiri dalam kitab-kitab ulama fikih zaman dulu melainkan
47
Ali Khafif, al-Haqqu wa al-Dzimmah,(Qohiroh, Dar al-fikr,2010), 54-55.
33
Ulama berbeda pendapat mengenai pengelompokan hak
memadukan konsep hak ẓofar dengan konsep hak yang telah dirumuskan
oleh syekh Wahba az-Zuhaili dan syekh Ali Khofif penulis menggunakan
bandingan yang ada pada karya ulama fikih sebgai pendukung terhadap
rumusan penulis nantinya. Namun dalam pembahasan kali ini penulis hanya
menyajikan sebuah konsep utuh mengenai hak ẓofar beserta hak apa saja
sebagai hasil dari perpaduan teori yang penulis pakai beserta adanya data-
dapat merumuskan konsep hak ẓofar berikut sebagai hasil dari penelitian
penulis :
a. Definisi ẓofar
34
b. Rukun-rukun ẓofar
penulis:
1) Sohibu al-haqqi yakni orang yang berhak atas hak tersebut. Dalam
disandingkan dengan hak ẓofar, semisal istri dalam bab nafkah, dan
ketentuan yang dalam kitab asnal matolib dimana hak yang wajib
Dalam hal syarat dan ketentuan ẓofar berdasarkan hak yang diambil
35
a) Pengambilan hak tidak akan menimbulkan mafsadat dan fitnah.
yang lain.
36
b) Apabila manfaat tersebut berkaitan dengan tanggungan maka
berikut:
2) Pemilik hak boleh merusak pintu, jendela dan yang lainnya untuk
37
c) Hak yang dapat mengantarkan akan adanya fitnah dan
dan kehormatan.
38
Tabel Konsep Hak Ẓofar
1. Definisi a. Bahasa.
Ẓofar secara bahasa berasal dari
kata الظفرyang merupakan turunan dari
kata ظفرyang memiliki arti
memperoleh seseuatu yang di tuntut
( )ظفرا المطلوبdalam bahasa arab.
b. Istilah.
Ẓofar secara istilah hak ẓofar
merupakan istilah bagi orang yang
mengambil hak secara diam-diam dari
orang yang mencekal haknya.
39
kemudian barang yang tidak
sejenis bila tidak
memungkinkan untuk
mengambil barang sejenis.
Namun untuk barang yang
tidak sejenis lebih diutamakan
uang dari barang yang lain.
2. Hak yang berupa tanggungan.
• Orang yang memiliki hak
tercegah dari mengambil
haknya.
• Jenis tanggungan haruslah
hutang yang sudah jatuh
tempo.
• Pengambilan hak tidak akan
menimbulkan mafsadat dan
fitnah.
• Tanggungan hutang
merupakan hak pemilik
piutang.
3. Hak yang berupa manfaat.
• Apabila manfaat tersebut
berkaitan dengan barang maka
pemilik hak mengambil
barang sebagai pelunasan dari
hutanganya.
• Apabila manfaat tersebut
berkaitan dengan tanggungan
maka pemilik hak mengambil
nominal yang seharga manfaat
tersebut.
4. Hukum a. Hak yang tidak diperbolehkan
melakukan ẓofar, semisal hak yang
berkaitan dengan sangsi-sangsi seperti
had qisas, qodaf, pencurian, dan ta’zir.
b. Hak yang diperbolehkan melakukan
ẓofar walaupun tanpa adanya putusan
hakim. Seperti mengabil hak dicekal
oleh orang lain dengan ketentuan yang
telah disebutkan sebelumnya, nafkah
istri dan anak.
c. Hak-hak yang masih diperselisihkan
melakukan ẓofar dengan tanpa adanya
putusan dari hakim. Semisal hak-hak
yang berkaitan dengan tanggungan
semisal hutang.
40
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
2. Mengenai hak yang berada dibawah koridor hak ẓofar dapat dikelompokkan
sebagaimana berikut :
41
1) Hak-hak yang tidak diperbolehkan melakukan ẓofar tampa adanya
B. Saran
Setelah penulis melakukan penelitian ini ada beberapa hal yang perlu
dunia nyata, karna hak ẓofar ini memliki resiko yang tinggi ketika
dipraktekkan.
negara Islam melainkan negara republik yang mana hak setiap warganya
hak ẓofar ini, karna penulis sadar dalam penelitian penulis banyak sekali
kekurangan baik dari segi analisis ataupun data-data yang penulis baca.
42
DAFTAR PUSTAKA
Al-‘Asqolani, Ahmad bin Ali bin Hajar. Fathu al-Bari Bisyarhi Sahih
Bukhori. Riyad: Dar taybah, 2005.
Al-Buhuti, Mansur bin Yunus bin Idris. Kasyful qona’an matni al-Iqna’.
Beirut: Dar al-fikr,1402.
As-Syatiri, Muhammad bin Ahmad. sharh al-Yaqutu an-Nafis. t.t, Dar al-
hawi, 1418H/1997M.
43
Khafif, Ali. al-Haqqu wa al-Dzimmah. Qohiroh: Dar al-fikr, 2010.
https://id.wikipedia.org/wiki/Analisis.
https://id.wikipedia.org/wiki/Hak.
https://id.wikipedia.org/wiki/Konsep.
https://id.wikipedia.org/wiki/Mazhab_Syafi%27i.
https://quran.kemenag.go.id/sura/16/126
https://quran.kemenag.go.id/sura/42/40
44
LAMPIRAN REFRENSI
ولو أتلف ماال ُمرتما بيد مالكه ضمنه ابإلمجاع وقد ال يضمنه ككسر ابب وثقب جدار يف مسألة الظفر
وقد بدأ ابألول فقال " ولو أتلف ماال يف يد مالكه ضمنه " ابإلمجاع واستثين من ذلك مسائل منها كسر
الباب ونقب اجلدار يف مسألة الظفر
ومن ظلمه كافر أبخذ شيء منه قهراً جاز له أخذ قدر ظالمته من ماله على التفصيل يف مسألة الظفر
(مسألة) :حاصل مسألة الظفر أن يكون لشخص عند غريه عني أو دين ،فإن استحق عيناً مبلك أو
بنحو إجارة أو وقف أو وصية مبنفعة أو بوالية ،كأن غصبت عني ملوليه وقدر على أخذها فله يف هذه
الصور أخذها مستقالً به إن مل خيف ضرراً ولو على غريه ،وإن مل تكن يد من هي عنده عادية كأن اشرتى
مغصوابً ال يعلمه ،ويف حنو اإلجارة املتعلقة ابلعني َيخذ العني ليستويف املنفعة منها ،واملتعلقة ابلذمة َيخذ
قيمة املنفعة ،ويقتصر على ما يتيقن أنه قيمة تلك املنفعة ،فإن خاف من األخذ املذكور مفسدة وجب
الرفع إىل القاضي وإن استحق عند غريه ديناً ،فإن كان املدين مقراً ابذالً طالبه به ،وال َيل له أخذ شيء
،بل يلزمه رده ويضمنه إن تلف ،ما مل يوجد شرط التقاص أو مقراً ممتنعاً أو منكراً وال بينة للظافر ،وكذا
إن كان له بينة يف األصح أخذ جنس حقه من ماله ظفراً ،وكذا غري جنس حقه ولو أمة إن فقد اجلنس
للضرورة ،نعم يتعني أخذ النقد إن أمكن ،ولو كان املدين ُمجوراً عليه بفلس أو ميتاً عليه دين مل َيخذ
45
إال قدر حقه ابملضاربة إن علمها وإال احتاط ،وُمل أخذ املال املذكور إن كان الغرمي مصدقاً أنه ملكه
وإال مل جيز أخذه ،ولو ادعى املأخوذ منه على الظافر أنه أخذ من ماله كذا جاز جحده واحللف عليه ،
وينوي أنه مل َيخذ من ماله الذي ال يستحق األخذ منه ،وإذا جوزان األخذ ظفراً فله بنفسه ال بوكيله ،
إال لعجز كسر ابب ونقب جدار للمدين ليتوصل لألخذ وال ضمان كالصائل ،نعم ميتنع الكسر يف غري
متع د لنحو صغر ويف غائب معذور وإن جاز األخذ ،مث إن كان املأخوذ من جنس حقه وصفته ملكه
بنفس األخذ ،أو من غري جنسه أو أرفع منه صفة ابعه ولو مبأذونه ال لنفسه وُمجوره إبذن احلاكم إن
تيسر ،أبن علمه احلاكم أو أمكنه إقامة بينة بال مشقة ومؤنة فيهما ،واشرتى جنس حقه وملكه وهو
أعين املأخوذ من اجلنس أو غريه ،مضمون على اآلخذ مبجرد أخذه أبقصى قيمة ،وال َيخذ فوق حقه
إن أمكن االقتصار على قدر حقه ،فإن مل ميكن جاز وال يضمن الزائد ،ويقتصر على بيع قدر حقه إن
أمكن أيضاً ،ويرد الزائد ملالكه ،ولو مل ميكنه أخذ مال الغرمي جاز له أخذ مال غرمي ابلشرط املذكور وهو
جحده أو امتناعه أو مماطلته ،لكن يلزمه إعالم غرميه ابألخذ حىت ال َيخذ اثنياً ،وال يلزمه إعالم غرمي
الغرمي ،إذ ال فائدة فيه إال إن خشي أن الغرمي َيخذ منه ظلماً ،وله إقامة شهود بدين قدر برىء منه ومل
يعلموه على دين آخر ،كما جيوز جحد من جحده إذا كان على اجلاحد مثل ما له عليه أو أكثر فيحصل
التقاص ،وإن مل توجد شروطه للضرورة ،فإن نقص ماله جحد بقدر حقه ،اه ملخصاً من التحفة
والنهاية.
الرابعة :مسألة الظفر إذا ظفر بغري جنس حقه ,أو جبنسه ,وتعذر استيفاؤه من املستحق عليه طوعا ,فأخذه
يكون قبضا منه حلق نفسه ,فهو قابض مقبض.
46
ض لِ ِذ ْك ِرَها َواَلَّ ِذي يَظْ َه ُر َح ًدا تَ َعَّر َث َوُه َو الْ َمْن َف َعةُ َوَملْ أ ََر أ َ َّعى بِِه َإىل َع ْني َوَديْن َوبَِق َي قِ ْس ٌم َاثلِ ٌ ال الْ ُمد َ الْ َم َ
ني بِي ِدهِ إ ْن َمل َخي ِ
ت ف فْت نَةً َوَكالدَّيْ ِن إ ْن َوَرَد ْ ْ َْ ك الْ َع ْ ِ َ استِي َف ُاؤَها ِم ْن تِْل َ ني فَلَهُ ْ ت َعلَى الْ َع ْ ِ ني إ ْن َوَرَد ْ أَ ََّّنَا َكالْ َع ْ ِ
ال ْاألَ ْذ َرعِ ُّي ْاألَ ْشبَهُ أ َّ ك بِ َش ْر ِط ِه ع َوقَ َ ِ ِ ِ الذ َّم ِة فَلَو قَ َدر علَى ََت ِ ِ علَى ِ
َن صيل َها ِأبَ ْخذ َش ْيء ِم ْن أ َْم َوال ِه فَلَهُ ذَل َ ْ َ َ ْ َ
س ال إ ْن قَ َد َر َعلَى ا ْجلِْن ِ ك ( قَ ْولُهُ فَِإ ْن َملْ َِجي ْدهُ فَغَ ْريُهُ ) يَْن بَغِي أَ ْن يُ َق َ مستَ ِح َّق الْمْن َفع ِة َال ِسيَّما الْم َؤبَّ َدةُ َكالْمالِ ِ
َ َ ُ َ َ ُْ
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
إحرا ِزهِ
َخذه َإىل ُرُكوب َخطَر لشدَّة ْ َ اج ِيف أ ْ احتَ َ عْن َد الظَّْف ِر َملْ يَ ْعد ْل َإىل َغ ِْريه قَطْ ًعا َوإِ ْن َع َجَز َعْنهُ حينَئذ أ َْو ْ
َخ ِذ َغ ِْريني ِيف أ ْ ود ُرَّمبَا ُج ِر ُحوا ( قَ ْولُهُ َويَتَ َع َّ ُ ُّه ََن الش ُ َن فِ ِيه َغَرَرا ِأل َّ الرفْ ِع إلَْي ِه إ ََلْ ) َوِأل َّ
َن ِيف َّ َخ َذ َغ ْريَهُ ( قَ ْولُهُ َوِأل َّ أَ
يح ِه . َشار َإىل تَص ِح ِ ِ يح ِه ( قَولُه وي ْن بغِي تَ ْق ِدمي أ ِ َشار َإىل تَص ِح ِ ا ْجلِْن ِ
ْ َخذ َغ ِْري ْاألََمة إ ََلْ ) أ َ َ ُ ْ ْ ُ ََ َ ْ س إ ََلْ ) أ َ َ
ِ ِ ِ ِ َشار َإىل تَ ِ ِ ِ ( قَولُه قَ َ ِ
صَّخلُّ ُ صحيحه ( قَ ْولُهُ إ ْن َملْ يَص ْل إلَْيه َّإال بِه ) ِأبَ ْن َملْ ميُْكْنهُ الت َ ْ يين َولَ ْو َكا َن إ ََلْ ) أ َ َ ال الْبُ ْلق ِ ُّ ُْ
ِ ِ ِ
ايل أَنَّهُ َُمَ ُّل ِوفَاق ( قَ ْولُهُ َك َما ِيف ال الْغََزِ ُّيين َو َغ ْريُهُ َوقَ َك َك َما َحَّرَرهُ الْبُ ْلق ِ ُّ وز ذَل َ ِابلْ َقاضي أ ََّما إذَا أ َْم َكنَهُ فَ َال َجيُ ُ
ب صورتَهُ ما إذَا َكا َن ا ْحل ُّق َعلَى مْنكِر وَال ب يِنَةَ وي ْؤ َخ ُذ ِمن تَوِج ِيه جوا ِز َكس ِر اب ِ الصائِ ِل ) عُلِ َم ِمْنهُ أ َّ
ْ ْ ََ ْ َ ُ َ َ َُ َ َن ُ َ َ َدفْ ِع َّ
ب الْ َم ْع ُذوِر أ َْو ك ِيف َح ِق الْم ِق ِر الْم ْمتَنِ ِع أ َْو الْمْنكِ ِر َم َع الْبَ يِنَ ِة أ َْو الْغَائِ ِ ب ِج َدا ِرهِ أَنَّه َال َجي ِ
وز ذَل َ ُ ُُ الْغَ ِرِمي ونَ ْق ِ
ُ ُ ُ َ
ِ ِ ِ ِ
الصِ ِب أ َْو الْ َم ْجنُون أ َْو َغ ِرِمي الْغَ ِرِمي َوِيف َم ْع ََّن الْ َمال الْ ُم ْختَ ِ
َي
يين ) أ ْ ال الْبُلْق ِ ُّ َّههُ ْاألَ ْذ َرع ُّي ( قَ ْولُهُ قَ َ ص َك َما تَ َفق َ َّ
ب ا لَ َم ْع ُذوِر ِ اضر أَو الْغَائِ ِ ِ ِ ِ َشار َإىل تَ ِ ِ ِ
ب ب َال عُ ْذر أََّما الْغَائ ُ ُ َي ا ْحلَ ُ ْ صحيحه ( قَ ْولُهُ للْ َمدي ِن ) أ ْ ْ َو َغ ْريُهُ َوَُمَلُّهُ إ ََلْ أ َ َ
َش َار َإىل اضي َولَ ْو ُوكِ َل إ ََلْ ) أ َ ال الْ َق ِ ون ( قَ ْولُهُ قَ َ الصِ ِب والْمجنُ ِ ِ ِ
وز أَ ْن يَ ُكو َن ِيف ملْكه َوَال ِيف ملْك َّ َ َ ْ
ِ ِِ
فَ َال َجيُ ُ
ول ِخ َالفُهُ . الزْرَك ِش ُّي َوالْ َم ُق ُ
ال َّ َخ ِذهِ ) قَ َ ِ ِ ِ اإلسنَ ِو ُّ ِ
ي َوقَضيَّ تُهُ أَنَّهُ َال ميَْل ُكهُ مبُ َجَّرد أ ْ ال ِْ ْ يح ِه ( قَ ْولُهُ قَ َ تَص ِح ِ
ْ
اه.
ص ِد ِاال ْستِي َف ِاء َخ َذهُ َال بَِق ْ َخذ أ َْو َُْي َم ُل َعلَى َما إذَا أ َ
ف فِ ِيه ِاب ْأل ِ
ْ َّصُّر ُ
َي َتََُّولُهُ َوالت َ ني لَهُ َتََلُّ ُكهُ أ ْ فَ َق ْو ُل الشَّْي َخ ْ ِ
ِ َشار َإىل تَ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
َش َار ص ُد إ ََلْ ) أ َ صحيحه ( قَ ْولُهُ َوإِذَا ُوج َد الْ َق ْ ْ ك)أََ س َك َذل َ فَإنَّهُ َال بُ َّد م ْن إنْ َشاء َتَْليك ( قَ ْولُهُ َولَْي َ
ِ
صريُ َعلَى ِملْكِ ِه َوعِبَ َارةُ ي إذَا أَخ َذ ِجْنس ح ِق ِه ي ِ
َ َ َ َ ال الْ َم َاوْرِد ُّ ام إ ََلْ ) َوقَ َ ال ِْ
اإل َم ُ يح ِه ( قَ ْولُهُ َوِِلََذا قَ َ َإىل تَص ِح ِ
ْ
َخ َذهُ ِملْ َكهُ َوَال ك النَّوِع بِتِلْ َ ِ ِ ِ ِ ِِ وذ ِي فَإِ ْن أ ِ تَعلِ ِيق إب ر ِاهيم الْمُّر ِ
ك الص َفة َك َما أ َ س َحقه إ ْن َكا َن م ْن ذَل َ ْ َخ َذ جْن َ َ ْ َْ َ َ
ك. اختِيا ِرهِ التَّملُّ ِ
َ اج َإىل ْ َ ََْيتَ ُ
اه.
صريُ َعلَى ِملْكِ ِه ييِ ِ
ال الْ َم َاوْرد ُّ َ س َح ِق ِه َملَ َكهُ انْتَ َهى ) َوقَ َ ال الْب غَ ِوي فَإِذَا أ ِ
َخ َذ جْن َ َ َص ِل ( قَ ْولُهُ َوقَ َ َ اض ِاب ْأل ْ بَيَ ٌ
ضيَّةُ َك َال ُم الْ َم َح ِاملِ ِي ك ،وهو قَ ِ
َّمل َ َ ُ َ
اختِيَا ِرهِ الت َ ُّ
اج َإىل ْ َخذ َوَال ََْيتَ ُ
اضي حسني أَنَّه ميَْلِ ُكه لِمجَّرِد ْاأل ِ
ْ ُ َ ٌْ ُ ُ ُ َ
ال الْ َق ِ َوقَ َ
ص ِد ِاال ْستِي َف ِاء َوالشَّا ِرِع قَ ْد أ َِذ َن لَهُ ِيف َخ َذهُ بَِق ْ اب فَإِنَّهُ َّإمنَا أ َ الص َو ُ َو َغ ِْريِه ْم فَإِ ََّّنُْم َع ََّبُوا بَِق ْوِلِِ ْم َملَ َكهُ َوَه َذا ُه َو َّ
س ِابلْ َوْزِن ال الدَّا ِرِم ُّي إنَّهُ ََيْ ُخ ُذ ِم ْن ا ْجلِْن ِ ين فَإِنَّهُ ميَْلِ ُكهُ َوِِلََذا قَ َ ِ ِ
ضهُ َّإَيهُ ا ْحلَاك ُم أ َْو الْ َمد ُ ضه فَأَ ْشبَهَ َما لَ ْو أَقَبَ َ
قَب ِ ِ
ْ
ص َار ُم ْستَ ْوفِيًا س َع ْن ا ْحلَ ِق َ َخ ِذ ا ْجلِْن ِ ال إلَي ِه الْب لْ ِق ِ ِ
يين ) ألَنَّهُ ِأب ْ
ِ
يمة ( قَ ْولُهُ َوَوافَ َقهُ ْاألَ ْذ َرع ُّي َوَم َ ْ ُ ُّ
والْ َكي ِل َال ِابلْ ِق ِ
َ َ ْ
س َو َسيَأِِْت . ص َفتِ ِه َوإَِّال فَ َكغَ ِْري ا ْجلِْن ِال الشَّارِح ِيف َشرِح م ْن ه ِج ِه فَيملِ ُكه إ ْن َكا َن بِ ِ ك َوقَ َ فَ ِملْ ٌ
ْ َ َ َْ ُ ُ
اه.
47
يح ي ْن بغِي أَ ْن َال ي ت وَّكل لَه َّإال من ي عت َق ُد أَنَّه ُُِم ٌّق ِيف الْب ي ِع ( قَولُه قَ َ ِ ِ ( قَ ْولُهُ أ َْو َانئِبِ ِه ) قَ َ
ال الْبُ ْلق ِ ُّ
يين َْ ْ ُ َُ َ َ ُ َ ْ ُ ْ َ ُ ال ِيف الت َّْوش ِ َ َ
ِ ِ يح ِه ( قَولُه وقَ ِ َشار َإىل تَص ِح ِ ِ
َش َار َإىل ضا ) أ َ ضيَّ تُهُ أَنَّهُ َال يَ ْستَق ُّل بِه أَيْ ً َُْ ْ ص ْل إ ََلْ ) أ َ َ يما إذَا َملْ ََْي ُ َولَ َعلَّهُ ف َ
وب الْ ُمَرافَ َع ِةضا فَِإ ْن قُ ْلت فَما فَائِ َدةُ َع َدِم وج ِ
ُُ َ ب أَيْ ً ِ ِ
َي َعلَى َما ظَ َهَر م ْن َك َالم الْبَغَ ِوي َوَكتَ َ بأ ْ
تَ ِ ِ ِ
صحيحه َوَكتَ َ ْ
ب ِ
َخ َذهُ حبَس ِ ِ ِ ِ
يما إذَا ظََفَر ِاب ْجلْن ِ ِ ِ ِ ِ
ْ س ( قَ ْولُهُ َويَْن بَغي أَ ْن يُبَاد َر َإىل بَْي ِع َما أ َ إذَا َملْ يَ ْستَق َّل ابلْبَ ْي ِع قُ ْلت فَائ َدتُهُ ف َ
َخره لَ َذهب ِ ِ ِ ِ ِْ ِ
ت َماليَّ تُهُ اد َوَملْ َِجي ْد َم ْن يَ ْش َِرتيه ِيف ا ْحلَ ِال َولَ ْو أ َّ َ ُ َ َ ْ اإل ْم َكان ) لَ ْو َكا َن الْ َمأْ ُخوذُ ممَّا يَتَ َس َارعُ إلَْيه الْ َف َس ُ
ِ ِِ يم ِة قَ َ ِِ ِ ِ
ب ا ْجلََو ُاز ُهنَا نَظََرا ال ْاألَ ْذ َرع ُّي فيه نَظٌَر َو ْاألَقْ َر ُ وز لَهُ أَ ْن يَتَ َملَّ َكهُ بَدََّال َع ْن َحقه ابلْق َ أ َْو ُم ْعظَ ُم َها فَ َه ْل َجيُ ُ
يح ِه . َشار إ َىل تَص ِح ِ ِِ ِ ِِ ِ ِ
ْ ب ا ْجلََو ُاز أ َ َ َِلَُما َمج ًيعا َوإِ ْن َمنَ ْعنَاهُ م ْن َتََلُّكه ِيف َغ ِْري َهذه ا ْحلَالَة َوقَ ْولُهُ ْاألَقْ َر ُ
َخ ِذ َن الْمأْخوذَ ِمن ِجْن ِ ِ ِ ِ
س َحقه ميَْل ُكهُ ِاب ْأل ْ ضمنَهُ ِاب ْألَ ْكثَ ِر إ ََلْ ) قَ ْد َمَّر أ َّ َ ُ ْ
صر فِ ِيه وتَلَف الْمأْخوذُ َ ِ
( قَ ْولُهُ فَإِ ْن قَ َّ َ َ َ َ ُ
اع َويَ ْستَ ْوِيف س وَُملُّه فِيما إذَا أ ِ ِ ِ فَي ْدخل ِيف ضمانِِه ِمبجَّرِد ْاألَخ ِذ ِِب َذا الْ َق ِ
َخ َذهُ ليُبَ َ َ صد فَ َك َال ُم ُه ْم ُهنَا ِيف َغ ْري ا ْجلْن ِ َ َ ُ َ ْ ْ َ َ ُ ُ ََ َُ
س َح ِق ِه ِمن ََثَنِ ِه فَإِ ْن أَخ َذه بَِقص ِد الْب َدلِيَّ ِة فَالْوجه ا ْجلرم بِ ُدخولِِه ِيف ضمانِِه ِمبجَّرِد ْاألَخ ِذ َكما لَو أ ِ
َخ َذ جْن َ ْ َ ْ َ ََ َُ َ ْ ُ ُْ ُ ُ َ ُ ْ َ ْ
ك الثَّمن الَّ ِذي ِيف ِذ َّمةِ ِ
ِِبَذه النيَّة َوأ َْوَىل َولَ ْو َملْ َِجي ْد َم ْن يَ ْش َِرتي الْ َمأْ ُخوذَ َّإال ُم َؤ َّج ًال َه ْل لَهُ بَْي عُهُ َك َذل َ
ِ ِ ِ ِ
ك َويَتَ َملَّ ُ َ َ
ِ ِِ س ح ِق ِه وقَ ْد ِرهِ وي رضى ِاب ْأل ِ ِ ِ
ب الْ َمْن ُع ورةِ أ َْم َال فيه نَظٌَر ظَاهٌر َو ْاألَقْ َر ُ َج ِل للض َُّر َ َ الْ ُم ْش َِرتي إذَا َكا َن م ْن جْن ِ َ َ َ َ ْ َ
ِ ِ ِِ ِ ِ والظَّ ِ
ك يم ِة الْ ُمتَ َق ِوِم غ َوقَ ْولُهُ َه ْل لَهُ بَْي عُهُ َك َذل َ وضا ِيف ق َ ض َم ُن الْ ِمثْ َل ُهنَا مبثْله َويَ ُكو ُن َك َال ُم ُه ْم َم ْف ُر ً اه ُر أَنَّهُ يَ ْ َ
ِ ِ ِ ِ
صحيحه َوَك َذا قَ ْولُهُ َوالظَّاه ُر أَنَّهُ يَ ْ ِ ِ
َص ُل بَ ْع َد نَ ْقله َما َمَّر ض َم ُن الْ َمأْ ُخوذَ إ ََلْ ( قَ ْولُهُ َوقَ ْد َحبَثَهُ ْاأل ْ َش َار َإىل تَ ْ أَ
ِ ِ ِِ ال ابْن ِ ِ ِ ِ ِ
يما إذَا َكا َن الث ََّم ُن الْ َمأْ ُخوذُ َابقيًا َو ُه َو الْ ُم َع ََّبُ َعْنهُ الرفْ َعة َويُ ْشبهُ أَ ْن يَ ُكو َن َك َال ُم ْاإل َمام ف َ َع ْن ْاإل َمام ) قَ َ ُ
يم ِة أ ََّما إذَا َكا َن ََتلًِفا فَ َق ْد قُلْنَا أَنَّهُ لَ ْو تَ َعدَّى بَِ ْرت ِك الْبَ ْي ِع َح َّىت ِِ
يحا َال ابلْق َ صح ً
ِابلْ ِقيم ِة إ ْذ الْب يع َال ي ُكو ُن ِ
َ َْ ُ َ َ
َن ِْ ِ
الرافع ُّي َواض ٌح َوظَِين أ َّ ِ ِ ِ اصا َعلَى الْم ْذ َه ِ ِ ِ ِ
اإل َم َام َملْ ال ْاألَ ْذ َرع ُّي َما ذَ َكَرهُ َّ ب َوقَ َ َ ص ً يمتُ َها ق َ تقَ ني َكانَ ْ
ت الْ َع ْ ُ تَلْف ْ
ك َوَال َُْي َم ُل َك َال ُمهُ َعلَْي ِه َم َع ظُ ُهوِر الْ َف ْرِق . ِ
يُِرْد ذَل َ
اه.
ب َم َع بَ َق ِاء صِ ورةِ الْغَ ْ صَ
ِ ِ
َن الْ َم ْسأَلَةَ ِيف الن َهايَة ِيف ُ الرفْ َع ِة أ َّ
ضيَّةُ َك َالِم ابْ ِن ِ وه َذا هو الْوجه فَريُّد علَي ِه ما وفَّاه وقَ ِ
َ َ ُ َ َ ْ ُ َُ َ ْ َ َ ُ َ
ني َال ِيف َم ْسأَلَِة الظَّْف ِر . الْ َع ْ ِ
س َح ِق ِه َملَ َكهُ إذَا َكا َن َعلَى ِص َف ِة َح ِق ِه َن َُم َّل قَوِلِِم إنَّه إذَا أ ِ
َخ َذ جْن َ َ
ِِ ِ ِ
( قَ ْولُهُ ألَ ََّّنَا فَ ْو َق َحقه ) َوِبَ َذا عُل َم أ َّ َ ْ ْ ُ
ِ
استِي َفاءٌ قَ ْه ِر ٌّ ِ ِ ِ ِ ِِ ِ
وز لَهُ ي فَ َال َجيُ ُ ك قَطْ ًعا ألَنَّهُ ْ س لَهُ ذَل َ أ َْو ُدوََّنَا أ ََّما لَ ْو َكا َن فَ ْو َق َحقه يف الن َّْوِع أ َْو الص َفة فَلَْي َ
َخ ِذ َوإِ ْن ِ ِ ِِ ِ
ين َعلَى َدفْ ِع مثْله إلَْيه فَإِنَّهُ ميَْل ُكهُ ِاب ْأل ْ
ِ
يما يَظْ َه ُر إ ْن َكا َن َما ُْجي ََبُ الْ َمد ُ طفَ
أَخ ُذ ْاألَجوِد فِ ِيه والضَّابِ ُ ِ
َ َْ ْ
َج َوَد ِم ْن َح ِق ِه نَ ْو ًعا أ َْو ِص َفةً فَ َال َك َما لَ ْو َكا َن َحقُّهُ ِم ْن نَ ْوع َرِديء َ ،والْ َمأْ ُخوذُ ِم ْن نَ ْوع َجيِد َكا َن الْ َمأْ ُخوذُ أ ْ
ْس ِممَّا الص َف ِة ِأبَ ْن َكا َن ِابلْ َعك ِ أَو َكا َن حقُّه معِيبا والْمأْخوذُ سلِيما وإِ ْن َكا َن الْمأْخوذُ دو َن ح ِق ِه ِيف النَّوِع و ِ
ْ َ َ ُ ُ َ َ َُ ً َ َ ُ َ ً َ ْ
ِ ِ ِ ِ ِ ِِ ِ ِ
ب َع ْن َسلَم َملْ يَص َّح أَ ْن يَ ْستَ ْبد َل َعْنهُ ذَ َك ْرَانهُ فَإنَّهُ ميَْل ُكهُ إذَا َرض َي به َو َس َام َح اب ْجلَْوَدة نَ َع ْم لَ ْو َكا َن َحقُّهُ َو َج َ
س ( قَ ْولُهُ َوإِ ْن َرَّد الْغَ ِرميُ إقْ َر َارهُ لَهُ أ َْو ف ا ْجلِْن ِ ف النَّوِع هنَا َكاختِ َال ِ ك أَ ْن ي ُكو َن ِ ِِ ِ ِ
اخت َال ُ ْ ُ ْ ْ غَ ْ َري نَ ْوعه َوقَضيَّةُ ذَل َ َ
48
ِ ِ َخ ِذ َوتَ ْن ِز ِيل َم ِال الث ِ
َّاِن َمْن ِزلَةَ َمال ْاأل ََّول ( قَ ْولُهُ ال ا ْجلََال ُل الْم َحلِ ُّي ويُ ْؤ َخ ُذ ِمْنهُ عِ ْلم الْغَ ِرميَْ ِ
ني ِاب ْأل ْ َ َ َج َح َد إ ََلْ ) قَ َ
ُ
يح ِه
َشار َإىل تَص ِح ِ و َشر ُ ِ
ْ ك أَ ْن َال يَظْ َفَر إ ََلْ ) أ َ َ ط ذَل َ َ ْ
َتفة احملتاج بشرح املنهاج ()114 /9
وأما من حقه يف الذمة أصالة وليس له يف األعيان إال التوثق فال جياب إىل تعيني عني دون عني مساوية
ِلا لظهور تعنته حينئذ كما تقرر وإن أراد إعطاءه من غري اجلنس أو مع أتخري لغري ضرورة فله األخذ ،لكن
إن وجدت شروط الظفر لتعديه مبنع اجلنس أو ابلتأخري وقد صرحوا جبرَين الظفر بشروطه فيما فيه جنس
الدين وغريه وِبذا الذي ذكرته ودل عليه كالمهم يرد على من زعم أن للمستحق هنا االستقالل ابألخذ
مث استشكله أبن اإلنسان ال يتعاطى البيع واالستيفاء لنفسه إال يف مسألة الظفر
49
َخ ُذ س فَإِ ْن َملْ َِجي ْد َّإال َغ ْ َري ا ْجلِْن ِس َم َع ظََف ِرهِ ِاب ْجلِْن ِ ال َوَال ََيْ ُخ ُذ َغ ْ َري ا ْجلِْن ِب ا ْحلَ ِق قَ َ وَال ب يِنَةَ لِص ِ
اح ِ
س َج َاز ْاأل ْ َ َ َ
ِ ِ اضي ِأبَ ْن َكا َن م ِقًّرا ممَُ ِ صيل ا ْحل ِق ِابلْ َق ِ ِ
ضَراط ًال أ َْو ُم ْنكًرا َعلَْيه بَيِنَة أ َْو َكا َن يَ ْر ُجو إقْ َر َارهُ لَ ْو َح َ ُ َ ،وإِ ْن أ َْم َك َن ََْت ُ َ
اناضي ؟ فِ ِيه لِلشَّافِعِيَّ ِة وجه ِ الرفْع َإىل الْ َق ِ ني فَهل يستَ ِق ُّل ِاب ْأل ْ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
َ َْ ب َّ ُ َخذ أ َْو َجي ُ ض َعلَْيه الْيَم َ َ ْ َ ْ عْن َد الْ َقاضي َو َعَر َ
ِ ِ ِ َخ ِذ َوقَ َ ِ ِ
ك فَ َرَوى ابْ ُن الْ َقاس ِم َعْنهُ أَنَّهُ ف قَ ْو ُل َمالك ِيف ذَل َ اختَ لَ َال ابْ ُن بَطَّال ْ َص ُّح ُه َما عْن َد أَ ْكثَ ِره ْم َج َو ُاز ْاأل ْأَ
ِِ ِِ
َخ ُذ إذَا َملْ يَ ُك ْن فيه ِزََي َدةٌ َوَرَوى ابْ ُن َو ْهب َعْنهُ أَنَّهُ إذَا َملْ يَ ُك ْن َعلَى ا ْجلَاحد َديْ ٌن فَلَهُ ي َعْنهُ ْاأل ْ َال يَ ْف َع ُل َوُرِو َ
ال أَبُو َحنِي َفةَ ََيْ ُخ ُذُس َوةً ِابلْغَُرَم ِاء َوقَ َ ِِ
س لَهُ أَ ْن ََيْ ُخ َذ َّإال بَِق ْد ِر َما يَ ُكو ُن فيه أ ْ
ِ ِ
َخ ُذ َ ،وإ ْن َكا َن َعلَْيه َديْ ٌن فَلَْي َ ْاأل ْ
ِ ضةَ وِمن الْمكِ ِيل الْمكِيل وِمن الْموُز ِ الذه ِ ِ ِ ِ ِم ْن َّ ِ
كون الْ َم ْوُزو َن َوَال ََيْ ُخ ُذ غَ ْ َري ذَل َ َ َ َ ْ َْ ب َوم ْن الْفضَّة الْف َّ َ ْ َ الذ َهب َّ َ َ
ال ُزفَ ُر .
َوقَ َ
يثاب قَو ُل من أَج َاز بِ َدَاللَِة ْاآلي ِة وح ِد ِ ال ابْن بطَّال وأَوَىل ْاألَقْ و ِال ِاب َّ ِ لَه أَ ْن َيْخ َذ الْعِوض ِابلْ ِق ِ
َ ََ لص َو ْ َ ْ َ َ يمة ،قَ َ ُ َ َ ْ َ ُ َُ َ َ
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِهْن َد أََال تَ َرى أ َّ
ضا َع َّما َج َاز َِلَا أَ ْن تُطْع َم َعائلَةَ َزْوج َها م ْن َماله ِابلْ َم ْع ُروف ع َو ً اَّللُ َعلَْيه َو َسلَّ َم أ َ
صلَّى َّ َن النِ َّ
َّب َ
اص ِ ِ ِِ ِ ِ
صَر ِيف إطْ َع ِام ِه ْم فَ َد َخ َل ِيف َم ْع ََّن ذَل َ
ص ُ وز لَهُ االقْت َ ب َعلَْيه َح ٌّق َملْ يُ َوفه أ َْو َج َح َدهُ فَيَ ُج ُ ك ُك ُّل َم ْن َو َج َ قَ َّ
ِمْنهُ انْتَ َهى .
ك نَظٌَر فَإِنَّهُ َملْ يَ ُق ْل فِ ِيه ُخ ُذوا ِمْن ُه ْم بِطَ ِر ِيق الظََّف ِر َوالْ َق ْه ِر ِ
يث عُْت بَةَ َعلَى ذَل َ إن ِيف ِاالستِ ْدَال ِل ِحب ِد ِ
َ ْ ال َّ َوقَ ْد يُ َق ُ
ك َ ،وِيف ُسنَ ِن أَِِب َد ُاود ِم ْن ِ فَلَع َّل م ْعنَاه ُخ ُذوا ِمْن هم بِرفْ ِع ْاأل َْم ِر َإىل ا ْحل َّك ِام لِي ْل ِزم ُ ِ ِ
ب َعلَْي ِه ْم ِم ْن ذَل َ وه ْم مبَا َجي ُ ُ ُ ُ ُْ َ َ َ ُ
اَّللِ صلَّى َّ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
اف
َض َ اَّللُ َعلَْيه َو َسلَّ َم { أَُّميَا َر ُجل أ َ ول َّ َ ال َر ُس ُال قَ َ ب أَِِب َك ِرميَةَ قَ َ َحديث الْم ْق َدام بْ ِن َم ْعدي َك ِر َ
ِ ِ ِ ِِ ِ ِ
صَرهُ َح ٌّق َعلَى ُك ِل ُم ْسلم َح َّىت ََيْ ُخ َذ بِق َرى لَْي لَة م ْن َزْرعه َوَماله } َوَرَواهُ وما فَإِ َّن نَ ْ ف َُْم ُر ً َصبَ َح الضَّْي ُ قَ ْوًما فَأ ْ
ِ ِ ِِ ِ ضا بِلَ ْف ِظ { لَْي لَةُ الضَّْي ِ
ضى َ ،وإِ ْن َصبَ َح بِفنَائه فَ ُه َو َديْ ٌن َعلَْيه فَإِ ْن َشاءَ اقْ تَ َ ف َح ٌّق َعلَى ُك ِل ُم ْسلم فَ َم ْن أ ْ أَيْ ً
ِ ِ ضي ويطَالِب وي ْنصره الْمسلِمو َن لِي ِ ِ ِ ِ
كص َل َإىل َحق ِه َال أَنَّهُ ََيْ ُخ ُذ ذَل َ ِ
َشاءَ تَ َرَك } فَظَاه ُر َه َذا ا ْحلَديث أَنَّهُ يَ ْقتَ َ ُ ُ َ َ ُ ُُ ُ ْ ُ َ
ِ ِ ِِ ِ
َحد َواَ ََّّللُ أ َْعلَ ُم .بيَده م ْن غَ ِْري علْ ِم أ َ
سبل السالم حملمد الكحالِن ()130 /3
(وعن أِب هريرة رضي هللا تعاىل عنه قال :قال رسول هللا (ص) :أد االمانةإىل من ائتمنك وال ختن من
خانك رواه الرتمذي وأبو داود وحسنه وصححه احلاكم واستنكره أبو حاُت الرازي وأخرجه مجاعة من
للعارية) والوديعة وحنومها وأنه جيب أداء االمانة كما أفاده قوله تعاىل( * :إن هللا احلفاظ وهو شامل
َيمركم أن تؤدوا االماانت إىل أهلها) * .وقوله:ال ختن من خانك دليل على أنه ال جيازي ابالساءة من
أساء ومحله اجلمهور على أنه مستحب لداللة قوله تعاىل( * :وجزاء سيئة سيئةمثلها) * * (وإن عاقبتم) *
50
على اجلواز .وهذه هي املعروفة مبسألةالظفر وفيها أقوال للعلماء .هذا القول االول وهو االشهر من أقوال
الشافعي وسواء كان من جنس ما أخذ عليه أو من غريه جنسه .والثاِن:جيوز إذا كان من جنس ما أخذ
عليه ال من غريه لظاهر قوله * (مبثل ماعوقبتم به) * وقوله( * :مثلها) * وهو رأي احلنفية واملؤيد .والثالث:
ال جيوز ذلك إال حبكم احلاكم لظاهر النهي يف احلديث ولقوله تعاىل( * :ال أتكلوا أموالكم بينكم ابلباطل)
* وأجيب أنه ليس أكال ابلباطل واحلديث َيمل فيه النهي على التنزيه .الرابع:البن حزم أنه جيب عليه أن
َيخذ بقدر حقه سواء كان من نوع ما هو له أو من غريه ويعينه ويستويف حقه فإن فضل على ما هو له
رده له أو لورثته وإن نقص بقي يف ذمة من عليه احلق فإن مل يفعل ذلك فهو عاص هلل عزوجل إال أن َيلله
ويَبئه فهو مأجور فإن كان احلق الذي له البينة له عليه وظفر بشئ من مال من عنده له احلق أخذه فإن
طولب أنكرفإن استحلف حلف وهو مأجور يف ذلك .قال :وهذا هو قول الشافعي وأِب سليمان
وأصحاِبما وكذلك عندان كل من ظفر لظامل مبال ففرض عليه أخذه وإنصاف املظلوم منه واستدل ابآليتني
بقوله تعاىل( * :وملن انتصربعد ظلمه فأولئك ما عليهم من سبيل) * وبقوله تعاىل( * :والذين إذاأصاِبم.
دليل على أن نفقة الزوجة ،واألقارب مقدَّرة ابلكفاية ،وأن ذلك ابملعروف ،وأن لِ َمن له النفقة له أن
وفيه ٌ
َيخذها بنفسه إذا منعه إَيها َم ْن هي عليه.
احتج ِبذا على جواز احلكم على الغائب ،وال دليل فيه ،ألن أاب سفيان كان حاضراً يف البلد مل يكن
وقد َّ
مسافراً ،والنب صلى هللا عليه وسلم مل يسأِلا البينَة ،وال يُعطى املدَّعي مبجرد دعواه ،وإمنا كان هذا فتوى
منه صلى هللا عليه وسلم.
وقد احتج به على مسألة الظَّفر ،وأن ل ِإلنسان أن َيخذ من مال غرميه إذا ظفر به بقدر حقه الذي جحده
سبب احلق هاهنا ظاهر ،وهو الزوجية ،فال يكون األخ ُذ خيانةً يف أحدها :أن َ إَيه ،وال يدل لثالثة أوجهُ ،
ك" . ِ
كَ ،والَ َختُ ْن َم ْن َخانَ َ
األمانَةَ إىل من ائْ تَ َمنَ َ
النب صلى هللا عليه وسلم" :أَد َ
الظاهر ،فال يتناولُه قول ِ
وجوز للزوجة األخ َذ،
وِلذا نص أمحد على املسألتني مفرقاً بينهما ،فمنع من األخذ يف مسألة الظفرَّ ،
وعمل بكال احلديثني.
51
ترفعه إىل احلاكم ،فيلزمه اب ِإلنفاق أو الفراق ،ويف ذلك َّ
مضرة عليها مع الثاِن :أنه يشق على الزوجة أن َ
تستدين
َ يتجدد ُك َّل يوم فليس هو حقاً واحداً مستقراً ُميكن أن
ُ َتكنها من أخذ حقها .الثالث :أن حقها
عليه ،أو ترفعه إىل احلاكم خبالف حق الدين.
يؤخذ من هذا احلديث فوائد وأحكام ،سأْلصها من شرح اإلمام النووي على صحيح مسلم وأزيد عليها
ما تيسر نقله أو فهمه ،وابهلل التوفيق -1:وجوب نفقة الزوجة واألوالد الفقراء والصغار -2.أن النفقة
تقدر بكفاية املنفق عليه وحاله -3.جواز مساع كالم األجنبية للحاجة .وهللا املستعان 4.جواز ذكر
اإلنسان مبا يكره للشكوى والفتيا ،إذا مل يقصد الغيبة -5.فيه [مسألة الظفر] وهى أن من كان له على
إنسان حق فمنعه منه وَتكن من أخذه منه بغري علمه فهل له ذلك أو ال؟ املذاهب فيها ثالثة -1:املنع
مطلقاً -2 .واجلواز مطلقاً -3.والتفصيل :وهو أنه من كان حقه ظاهرا كالنفقة جاز أن َيخذ بقدر حقه
وإن كان سبب حقه خفيا ،كوديعة ،مل جيز له أن َيخذ شيئا لقوله عليه الصالة والسالم" :وال ختن من
خانك" وفيه فتح ابب للشر ،وسد الذرائع مطلوب .وهذا التفصيل هو الصحيح من األقوال -6.اختلف
العلماء :هل هذا احلكم من الين صلى هللا عليه وسلم ِلند قضاء أو فتوى؟ فيرتتب عليهما ما َيِت؟:إن
كان قضاء ،ففيه احلكم على الغائب ،وإن كانت فتوى فليس فيه دليل.إن كان قَضاء ،ففيه أنه ال جيوز
لغري هند أن تستقل بنفقة أوالدها إال إبذن القاضي ،وإن كانت فتوى فيجوز اإلنفاق لكل امرأة
أشبهتها.والصحيح أَّنا فتيا من النب صلى هللا عليه وسلم ال قضاء ،ومذهبنا أنه قضاء.
52
املسألة الرابعة :إذا كان لرجل على رجل حق وقدر على أخذ ماله هل جيوز له أخذ قدر حقه أم ال؟ وهل
قول النَِّب صلى هللا عليه وسلم ِلند " :خذي ما يكفيك وولدك ابملعروف "هل هو حكم أو فتيا؟فنقول:
سمى هذه املسألة مسألة الظفر:أحدها :أنه ليس
هذه املسألة قد اختلف العلماء فيها على مخسة أقوال،وتُ َّ
له أن خيون َمن خانه ،وال جيحد َمن جحده ،وال يغصب َمن غصبه .وهذا مذهب أمحد ومالك.والثاِن:
جيوز أن يستويف قدر حقه إذا ظفر مباله سواء ظفر جبنسه أو بغري جنسه ،ويف غري اجلنس يدفعه إىل احلاكم
ببيعه ويستويف َثنه منه .وهذا قول أصحاب الشافعي.والثالث :جيوز له أن يستويف قدر حقه إذا ظفر جبنس
ماله ،وليس له أن َيخذ من غري اجلنس .وهذا قول أصحاب أِب حنيفة.والرابع :إن كان عليه دين لغريه مل
يكن له األخذ ،وإن مل يكن عليه دين فله األخذ .وهذه إحدى الروايتني عن مالك.واْلامس :إن كان
سبب احلق ظاهراً كالنكاح والقرابة وحق الضيف جاز للمستحق األخذ بقدر حقه ،كما أذن فيه النَِّب
صلى هللا عليه وسلم ِلند أن أتخذ من مال أِب سفيان ما يكفيها ويكفي بنيها ،وكما أذن لِ َمن نزل بقوم
ومل يضيفوه أن يعقبهم يف ماِلم مبثل قراه كما يف الصحيحني عن عقبة بن عارم قال :قلت للنَِّب صلى هللا
عليه وسلم :إنك تبعثنا فنَ ْنزل بقوم ال يقروننا فما ترى؟ فقال لنا" :إن نزلتم بقوم فأمروا لكم مبا ينبغي
للضيف فاقبلوا ،وإن مل يفعلوا فخذوا منهم حق الضيف الذي ينبغي ِلم".
وإن كان سبب احلق خفياً حبيث يتهم ابألخذ والنسبة إىل اْليانة ظاهراً مل يكن له األخذ ،وتعريض نفسه
للتهمة واْليانة ،وإن كان يف الباطن آخذاً حقه كما أنه ليس له أن يتعرض للتهمة اليت تسلط الناس على
عرضه ،وإن ادعى أنه ُمق غري متهم.
مسألة :قال :ومن كان له على أحد حق فمنعه منه وقدر له على مال مل َيخذ منه مقدار حقه ملا روي
عن البين صلى هللا عليه و سلم أنه قال [ أد األمانة إىل من ائتمنك وال ختن من خانك ] رواه الرتمذي
مجل ته أنه إذا كان لرجل على غريه حق وهو مقر به ابذل له مل يكن له أن َيخذ من ماله إال ما يعطيه بال
خالف بني أهل العلم فإن أخذ من ماله شيئا بغري إذنه لزمه رده إليه وإن كان قدر حقه ألنه ال جيوز أن
ميلك عليه عينا من أعيان ماله بغري اختياره لغري ضرورة وإن كانت من جنس حقه ألنه قد يكون لإلنسان
غرض يف العني فإن أتلفها أو تلفت فصارت دينا يف ذمته وكان الثابت يف ذمته من جنس حقه تقاصا يف
53
قياس املذهب املشهور من مذهب الشافعي وإن كان مانعا له ألمر يبيح املنع كالتأجيل واإلعسار مل جيز
أخذ شيء من ماله بغري خالف وإن أخذ شيئا لزمه رده إن كان ابقيا أو عوضه إن كان َتلفا وال َيصل
التقاص ههنا ألن الدين الذي له ال يستحق أخذه يف احلال خبالف اليت قبلها وإن كان مانعا له بغري حق
وقدر على استخالصه ابحلاكم أو السلطان أم جيز له األخذ أيضا بغريه ألنه قدر على استيفاء حقه مبن
يقوم م قامه فأشبه ما لو قدر على استيفائه من وكيله وإن مل يقدر على ذلك لكونه جاحدا له وال بينة له
به أو لكونه ال جييبه إىل احملاكمة وال ميكنه إجباره على ذلك أو حنو هذا فاملشهور يف املذهب أنه ليس له
أخذ قدر حقه وهو إحدى الروايتني عن مالك قال ابن عقيل :وقد جعل أصحابنا احملدثون جلواز األخذ
وجها يف املذهب أخذا من حديث هند حني قال ِلا النب صلى هللا عليه و سلم [ خذي ما يكفيك
وولدك ابملعروف ] وقال أبو اْلطاب :ويتخرج لنا جواز األخذ فإن كان املقدور عليه من جنس حقه
بقدره وإن كان من غري جنسه َترى واجتهد يف تقوميه مأخوذ من حديث هند ومن قول أمحد يف املرَتن
:يركب وَيلب بقدر ما ينفق واملرأة أتخذ مؤنتها وابئع السلعة َيخذها من مال املفلس بغري رضا
وقال الشافعي :إن مل يقدر على استخالص حقه بعينه فله أخذ قدر حقه من جنسه أو من غري جنسه
وإن كانت له بينة وقدر على استخالصه ففيه وجهان واملشهور من مذهب مالك أنه مل يكن لغريه عليه
دين فله أن َيخذ بقدر حقه وأن كان عليه دين مل جيز ألَّنما يتحاصان يف ماله إذا أفلس
وقال أبو حنيفة :له أن َيخذ بقدر حقه إن كان عينا أو ورقا أو من جنس حقه وإن كان املال عرضا مل
جيز ألن أخذ العرض عن حقه اعتياض وال جتوز املعارضة إال برضا من املتعارضني قال هللا تعاىل { إال أن
تكون جتارة عن تراض منكم } واحتج من أجاز األخذ حبديث هند حني جاءت إىل رسول هللا صلى هللا
عليه و سلم [ فقالت َ :ي رسول هللا إن أاب سفيان رجل شحيح وليس يعطيين من النفقة ما يكفيين وولدي
فقال خذي ما يكفيك وولدك ابملعروف ] متفق عليه وإذا جاز ِلا أن أتخذ من ماله ما يكفيها بغري إذنه
جاز للرجل الذي له احلق على الرجل
ولنا قول النب صلى هللا عليه و سلم [ أد األمانة إىل من ائتمنك وال ختن من خانك ] رواه الرتمذي وقال
:حديث حسن ومىت أخذ منه قدر حقه من ماله بغري علمه فقد خانه فيدخل يف عموم اْلَب وقال صلى
هللا عليه و سلم [ ال َيل مال امرئ مسلم إال عن طيب نفس منه ] وألنه إن أخذ من غري جنس حقه
كان معاوضة بغري تراض وإن أخذ من جنس حقه له تعني احلق بغري رضا صاحبه فإن التعني إليه أال ترى
54
أن ال جيوز له أن يقول اقضين حقي من هذا الكيس دون هذا ؟ وألن كل ما ال جيوز له َتلكه إذا مل يكن
له دين ال جيوز أخذه إذا كان له دين كما لو كان ابذال له وأما حديث هند فإن أمحد اعتذر عنه أبن
حقها واجب عليه يف كل وقت وهذا إشارة منه إىل الفرق ابلشفقة يف احملاكمة يف كل وقت واملخاصمة
كل يوم جت ب فيه النفقة خبالف الدين وفرق أبو بكر بينهما بفرق آخر وهو أن قيام الزوجية كقيام البينة
فكأن احلق صار معلوما يعلم قيام مقتضيه وبينهما فرقان آخران أحدمها :أن للمرأة من التبسيط يف ماله
حبكم العادة ما يؤثر قي إابحة أخذ احلق وبذل اليد فيه ابملعروف خبالف األجنب والثاِن :أن النفقة تراد
إلحياء النفس وإبقاء املهجة وهذا مما ال يصَب عنه وال سبيل إىل تركه فجاز أخذ ما تندفع به هذه احلاجة
خبالف الدين حىت نقول لو صارت النفقة ماضية مل يكن ِلا أخذها ولو وجب ِلا عليه دين آخر مل يكن
ِلا أخذه فعلى هذا إن أخذ شيئا لزمه رده إ ن كان ابقيا وإن كان َتلفا وجب مثله إن كان مثليا أو قيمته
إن كان متقوما فإن كان من جنس دينه تقاصا يف قياس املذهب وإن كان من غري جنسه لزمه غرمه ومن
جوز من أصحابنا األخذ فإنه قال إن وجد من جنس حقه جاز له األخذ منه بقدر حقه من غري زَيدة
وليس له األخذ من غري جن س حقه مع قدرته على أخذه من جنسه وإن مل جيد إال من غري جنس حقه
فيحتمل أن ال جيوز له َتلكه ألنه ال جيوز أن يبيعه من نفسه وهذا يبيعه من نفسه وتلحقه فيه َتمة وَيتمل
أن جيوز له ذلك كما قالوا :الرهن ينفق عليه إذا كان مركواب أو ُملواب يركب وَيلب بقدر النفقة وهي من
غري اجلنس واختالف أصحاب الشافعي فمنهم من جوز له هذا :و منهم من قال :يواطئ رجال يدعى
عليه عند احلاكم دينا فيقر له مبلك الشيء الذي أخذه فيمتنع عليه الدعوى من قضاء الدين لبيع احلاكم
الشيء املأخوذ ويدفعه إليه
فصل ( ومن له على إنسان ح ق مل ميكن أخذه منه حباكم وقدر له ) أي للمدين ( على مال مل جيز ) أي
َيرم على رب احلق ( يف الباطن أخذ قدر حقه ) لقوله صلى هللا عليه وسلم أد األمانة إىل من ائتمنك وال
ختن من خانك
55
وألن التعيني واملعارضة ال جي وز بغري رضا املالك ( إال إذا تعذر على ضيف أخذ حقه من ) واجب (
الضيافة حباكم ) فله أخذه قهرا وتقدم بدليله يف األطعمة ( أو منع زوج ومن يف معناه ) من قريب وسيد
( ما وجب عليه ) لزوجته أو قريبه أو مملوكه ( من نفقة وحنوها ) ككسوة ومسكن ( فله ذلك وتقدم )
ذلك يف النفقات لقوله صلى هللا عليه وسلم خذي ما يكفك وولدك ابملعروف
(وله) أي للشخص (بال خوف فتنة) عليه أو على غريه (أخذ ماله) إستقالال للضرورة (من) مال مدين
له مقر (مماطل) به أو جاحد له أو متوار أو متعزز وإنكان على اجلاحد بينة أو رجا إقراره لو رفعه للقاضي
الذنه (ص) ِلند ملا شكت إليه شح أِب سفيان أن أتخذ ما يكفيها وولدها ابملعروف والن يف الرفع
للقاضي مشقة ومؤنة وإمنا جيوز له االخذ من جنس حقه مث عند تعذر جنسه َيخذ غريه.
ويتعني يف أخذ غري اجلنس تقدمي النقد على غريه مث إن كان املأخوذ من جنس ماله يتملكه
ويتصرف فيه بدال عن حقه فإن كان من غري جنسه فيبيعه الظافر بنفسه أو مأذونه للغري ال لنفسه إتفاقا
وال حملجوره المتناع تويل الطرفني وللتهمة.
هذا إن مل يتيسر علم القاضي به لعدم علمه وال بينة أو مع أحدمها لكنه َيتاج ملؤنة ومشقة وإال اشرتط
إذنه وال ببيعه إال بنقد البلد (مث إن كان جنس حقه َتلكه) وإال اشرتط جنس حقه وملكهولو كان املدين
ُمجورا عليه بفلس أو ميتا وعليه دين مل َيخذ إذ قدر حصته ابملضاربة إن علمها وإال احتاط وله االخذ
من مال غرمي غرميه إن مل يظفر مبال الغرمي وجحد غرمي الغرمي أو ماطل وإذا جاز االخذ ظفرا جاز له كسر
ابب أو قفل ونقب جدار للمدين إن تعني طريقا للوصول إىل االخذ وإن كان معه بينة فال يضمنه كالصائل
وإن خاف فتنة أي مفسدة تفضي إىل ُمرم كأخذ ماله لو اطلع عليه وجب الرفع إىل القاضي أو حنوه
لتمكنه من اْلالص به ولو كان الدين على غري ممتنع من االداء طالبه ليؤدي ما عليه فال َيل أخذ شئ
له الن له الدفع منأي ماله شاء فإن أخذ شيئا لزمه رده وضمنه إن تلف ما مل يوجد شرط التقاص.
وقال الشافعية ( :) 1لصاحب احلق استيفاء حقه بنفسه أبي طريق ،سواء أكان من جنس حقه ،أم من
غري جنسه ،لقوله تعاىل{ :وجزاء سيئة سيئة مثلها} [الشورى{ ،]42 /40:وإن عاقبتم فعاقبوا مبثل ما
عوقبتم به} [النحل ] 16 /126:واملثلية ليست من كل وجه ،وإمنا يف املال .ولقوله عليه السالم« :من
وجد عني ماله عند رجل فهو أحق به» (.)2
56
واملفىت به اليوم،) على رأي الشافعية فيما إذا كان املأخوذ من جنس حقه ال من غريه3( ووافق احلنفية
. لفساد الذمم واملماطلة يف وفاء الديون،كما قال ابن عابدين جواز األخذ من جنس احلق أو من غريه
BIODATA PENULIS
Abd. Wafi Rohiqim Makhtum, lahir di Situbondo pada tanggal 26 Mei 2000
tepatnya di desa Kalibagor desa kecil yang berada diujung kota Situbondo. Penulis
merupakan putra pertama dari pasangan abi Misnadin dan umi Yayuk Suprihatin.
2015), dan SMA Ibrahimy (lulus tahun 2019), panulis merupakan santri aktif yang
Sukorejo.
57