Anda di halaman 1dari 2

2.

2 Ragam Orientasi Hidup Manusia

Hidup di dunia ini tidak berjalan lurus dan abadi. Allah menciptakan kehidupan penuh dengan warna-
warni yang pasti dirasakan oleh setiap manusia. Ada rasa sedih dan duka, ada pula rasa senang dan
gembira yang mewarnai hidup manusia silih berganti. Tak ada yang tetap. Dari waktu ke waktu manusia
akan terus mengalami perubahan dari baik menuju kebaikan yang lebih atau sebaliknya menuju kurang
baik bahkan sampai ke keburukan.

Kalau diperhatikan orientasi dunia dan akhirat manusia maka akan terbagi menjadi tiga kelompok
besar :

Pertama, kelompok yang menganggap bahwa hidup ini hanya satu kali, Oleh karena itu mereka
beranggapan bahwa hidup ini harus dinikmati sepuas-puasnya. Mereka tidak meyakini ada kehidupan
sesudah mati. Bila nyawa sudah tak lagi berada di raga, maka berakhirlah dan tak ada kelanjutannya.
Demikian yang termaktub dalam Al Qur'an Surat Al Jatsiyah: 24 sebagai berikut:

‫وقالوا ما هي إال حياتنا الثنيا تموت وتحيا وما يهلكنا إال األمر وما لهم‬

٢٤ ‫بالكبت عليائهم إال يظنون‬

"Dan mereka berkata: "Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita
hidup dan tidak ada yang akan membinasakan kita selain masa", dan mereka sekali-kali tidak
mempunyai pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga saja".

Kedua, kelompok yang mencintai dunia dan meninggalkan akhirat, padahal mereka tahu ada kehidupan
setelah mati. Dalam Al-Quran banyak ayat yang menyebutkan kelompok ini. Salah satunya QS An-
Nahl[16]: 107

.۱۰۷ ‫لك بأنهم استخير الخيرة الدنيا على األخرة وأن هللا ال يهدي التر مالكيرين‬

"Yang demikian itu disebabkan karena sesungguhnya mereka mencintai kehidupan di dunia lebih dari
akhirat, dan bahwasanya Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang kafir".

Surat Al-Insan [76]: 27.

۲۷ ‫الهؤالء يحبون العاجلة ويتزون وراه مشيو مانيال‬

"Sesungguhnya mereka (orang kafir) menyukai kehidupan dunia dan mereka tidak memperdulikan
kesudahan mereka, padahari yang berat (hariakhirat)".

Ketiga, kelompok yang menjadikan dunia sebagai sawah ladang untuk bercocok tanam dan hasilnya
akan dinikmati di akhirat nanti. Mereka beranggapan bahwa dunia hanyalah sebagai tempat
persinggahan. Segalanya akan kembali dan abadi di alam akhirat (QS. Al An'am : 32).

۳۲ ‫وما الخيرة الدنيا إال لعب ولهو وللدار اآلخرة خير للذين يثقون أفال تعقلون‬
"Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh
kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya".

Oleh karena itu hidup di dunia tidak boleh disia-siakan. Untuk menikmati hasil di akhirat harus melalui
dunia sebagai sawah ladangnya.

Dalam buku RiyadushShalihin hadis ke 468 juga disebutkan sebagai berikut: Dari Ibnu Umar radhiallahu
'anhuma.katanya: "Rasulullah menepuk kedua belikatku, lalu bersabda: "Jadilah engkau di dunia ini
seolah-olah engkau orang gharib -yakni orang yang sedang berada di negeri orang dan tentu akan
kembali ke negeri asalnya - atau sebagai orang yang menyeberangi jalan - yakni amat sebentar sekali di
dunia ini." Ibnu Umar berkata: "Jikalau engkau di waktu sore, maka janganlah menantikan waktu pagi
dan jikalau engkau di waktu pagi, maka janganlah menantikan waktu sore - untuk beramal baik itu,
ambillah kesempatan sewaktu engkau sihat untuk masa sakitmu, sewaktu engkau masih hidup untuk
masa matimu." (Riwayat Bukhari)

Anda mungkin juga menyukai