Anda di halaman 1dari 17

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Kota Banda Aceh adalah satu dari beberapa kota di Indonesia yang memiliki konsep
Green City. Dimana target dari pemerintah adalah memiliki ruang terbuka hijau sebesar 30 %
dari luas kota Banda Aceh. Saat ini kota Banda Aceh sudah memiliki ruang terbuka hijau
sebesar 21 % yang terdiri dari beberapa taman yang tersebar di berbagai lokasi. Namun yang
paling luas dan populer adalah Hutan Kota BNI Banda Aceh.Hutan kota yang berjarak 6 km
dari pusat kota. Hutan yang dibangun 2011 lalu di atas lahan seluas 7,15 Ha ini dibangun atas
prakasa almarhum Mawardy Nurdin selaku walikota Banda Aceh melalui kerja sama
Pemerintah Kota Banda Aceh, Bank Nasional Indonesia (BNI), Yayasan Bustanussalatin dan
masyarakat Tibang.Daerah yang sebelumnya berupa lahan rawa ini di kelola sedemikian rupa
dan ditanami dengan berbagai tumbuhan. Ada 95 jenis pepohonan dengan jumlah total saat ini
mencapai 3500 pohon termasuk tanaman buah dan tanaman langka. Ketersediaan buah dan
tanaman ini sendiri dapat mengundang berbagai jenis hewan maupun serangga, Sehingga
membentuk sistem ekologi.1

Salah satunya itu Suku Annonaceae merupakan salah satu kelompok tumbuhan yang
memiliki anggota cukup besar, dengan perawakan liana, perdu dan pohon.Suku ini memiliki
bentuk dan struktur bunga bervariasi, dan setiap marga memiliki karakter khusus, yaitu
memiliki kelopak dan petal berkelipatan 3. Daun kelopak berjumlah tiga, berada dalam satu
lingkaran, daun mahkota berjumlah 6 yang tersusun dalam dua lingkaran, benangsari dan bakal
buahnya bervariasi jumlahnya. Buah yang disebut carpidia umumnya berjumlah banyak.2

1
Desi Arida,”Hutan Kota BNI Banda Aceh”,BIODIVERSITY WARRIORS
2
Saunders, R. M. (2012). “The diversity and evolution of pollination systems Botanical “Journal of the
Linnea Society, 222-244.

1
Sebagian besar bunga tanaman Suku Annonaceae berwarna mencolok disertai aroma
bunga yang kuat sebagai strategi dalam menarik serangga pengunjung, termasuk semut. Daya
tarik lainnya yang tidak kalah penting adalah nektar yang dihasilkan oleh bunga.Nektar
merupakan sumber pakan yang baik bagi semut dan serangga pengunjung lainnya.Selain di
bunga, semut juga ditemukan di batang, daun, buah, dan permukaan tanah di bawah tanaman
Annonaceae.3

Interaksi tanaman dengan semut umumnya karena adanya saling ketergantungan


antara keduanya, yang terjadi di dalam berbagai fase kehidupan tanaman. Interaksi tanaman-
semut dapat bersifat positif (mutualistik), atau negatif (antagonis). Hubungan mutualistik lebih
umum terjadi daripada hubungan antagonis. Interaksi mutualistik, terutama pada semut yang
berperan dalam perlindungan terhadap pengganggu tanaman.4

penyebaran benih membantu penyerbukan tanaman, menyuburkan tanah, serta


mencegah tanaman menjadi inang tumbuhan merambat. Sedangkan kunjungan semut ke bunga
umumnya dianggap merugikan (antagonis) karena semut mengkonsumsi nektar bunga, dapat
menghalangi serangga pengunjung bunga lain, dan merusak bagian bunga. Semut terpikat
mengunjungi tanaman karena adanya hadiah yang ditawarkan oleh tanaman, terutama
makanan(serangga herbivora, nektar, bunga) atau tempat tinggal Hadiah berupa aroma bunga
dianggap memainkan peran pentingdalam meningkatkan daya tarik penyerbuk mutualistik,
termasuk spesies semut yang menyediakan layanan penyerbukan.5

Hubungan mutualistik antar-spesies, yaitu hubungan di mana spesies yang berinteraksi


saling membalas manfaat yang diterima, sangat umum terjadi di semua kingdom organisme
hidup karena hampir setiap spesies terlibat dalam satu atau lebih hubungan semacam itu.
Mutualisme memiliki peran penting dalam berfungsinya semua ekosistem.Mutualisme sering
dilaporkan sebagai bukti teori klasik kuno “keseimbangan alam” yang berakar pada filsafat dan
mitologi Yunani. Menurut teori ini sistem alam cenderung tetap berada dalam keseimbangan
yang stabil dimana kekuatan alam mencegah spesies menjadi terlalu melimpah atau punah.

3
Junker, R., Chung. A. Y., & Bluthgen, N. (2007). “Interaction between flowers ants and pollinators:
Additional evidence”. Ecol Res, 665-670
4
Passos, L., & Oliveira, P. S. (2004). Interaction between ants and fruits of Guapira opposita.
Oecologia,376-382.
5
De Vega, C., Herrera, C. M., & Dötterl, S.(2014). Floral volatiles play a key role in specialized ant
pollination Perspectives in Plant Ecology, Evolution and Systematics, 32-42.

2
Keseimbangan alam ditantang oleh teori evolusi berdasarkan seleksi alam yang dikemukakan
oleh Darwin (1859), yang menyatakan bahwa “seleksi alam tidak mungkin menghasilkan
modifikasi apa pun pada suatu spesies semata-mata demi kebaikan spesies lain”. Dari sudut
pandang evolusi terkini, hubungan mutualistik menyembunyikan sebuah paradoks karena
setiap spesies cenderung memaksimalkan kesesuaiannya ketika berinteraksi dengan spesies
lain dan pasangan yang tidak berkerabat mungkin memiliki konflik kepentingan Konflik-
konflik ini menantang terpeliharanya mutualisme dan seleksi mungkin mendukung eksploitasi
atau pengabaian hubungan-hubungan. Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti tertarik
untuk mengkaji lebih lanjut tentang “PERAN HUBUNGAN MUTUALISTIK SERTA
PARASITISME ANTARA SEMUT HITAM (Dolichoderus thoracicus) DAN
TUMBUHAN (Annonaceae).6

6
Massimo Nepi ,Donato A.Grasso,Stefano Mancuso(2018) “Nectar in plant-Insect Mutualistic
Relationships:from food Reward to partner Manipulation”National Library of Medicine

3
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah dalam penelitian ini maka dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut :
1. Apa saja jenis-jenis tumbuhan (Annonaceae) yang terdapat di hutan kota BNI
Banda Aceh?
2. Bagaimana mengetahui semut hitam (Dolichoderus Thoracicus) berperilaku serta
berinteraksi dengan tanaman (Annnonaciae)?
3. Apa saja keuntungan dan kerugian yang dibentuk dari semut hitam(Dolichoderus
Thoracicus) terhadap tanaman (Annonaceae).

C. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui jenis-jenis tumbuhan (Annonaceae) yang terdapat di hutan
kota BNI Banda Aceh.
2. Untuk mengetahui semut hitam (Dolichoderus thoracicus) berperilaku serta
berinteraksi dengan tanaman (Annnonaciae).
3. Untuk mengetahui keuntungan dan kerugian yang dibentuk dari semut
hitam(Dolichoderus thoracicus) terhadap tanaman (Annonaceae).

D. MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat dari hasil penelitian tentang peran hubungan muatualistik serta
parasitisme antara serangga dan tumbuhan dalam menjaga stabilitas ekosistem hutan kota
BNI kota Banda Aceh dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu manfaat secara teoritis dan
manfaat secara praktik.
1. Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi atau rujukan bagi
mahasiswa dan penduduk lain dalam hal peran hubungan mutualistic serta
parasitisme antara serangga dan tumbuhan dalam menjaga stabilitas ekosistem
di hutan kota Banda Aceh
2. Praktik
Hasil penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan motivasi dan minat
belajar siswa terhadap ekosistem hutan kota. Serta nantinya akan menumbuhkan
rasa cinta terhadap ekosistem yang terdapat di sekeliling mereka.

4
E. Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalah pahaman oleh istilah-istilah yang ada dalam judul
penelitian ini, adapun istilah yang akan dijelaskan adalah :
1. Hubungan Parasitisme dan Hubungan mutualistik
Parasitisme adalah cara hidup Bersama dengan dua jenis organisme, yang satu
mendapatkan keuntungan sedangkan yang lain dirugikan.Sementara hubungan
mutualistik antar-spesies, yaitu hubungan di mana spesies yang berinteraksi
saling membalas manfaat yang diterima, sangat umum terjadi di semua
kingdom organisme hidup karena hampir setiap spesies terlibat dalam satu atau
lebih hubungan semacam itu.6
2. Serangga
Serangga atau insekta termasuk dalam phylum Arthropoda. Arthropoda berasal
dari bahasa Yunani kuno arthro yang artinya ruas dan poda artinya kaki. Jadi
arthropoda adalah hewan yang mempunyai ciri utama kaki beruas-ruas.ruas
utama tubuh (caput, torak, dan abdomen). Morfologi serangga pada bagian
kepala, terdapat mulut, antena, mata majemuk (faset) dan mata tunggal (ocelli).7
3. Tumbuhan Annonaceae
Tumbuhan Annonaceae tersebut berhabitus pohon perdu atau liana. Bunga
sangat bervariasai pada struktur dan bentuknya, umumnya merupakan kelipatan
3 Daun kelopak berjumlah tiga, daun mahkota bunga umumnya 6 tersusun
dalam dua lingkaran. Buahnya yang disebut sebagai carpidiaumumnya
berjumlah banyak dan bervariasi, baik sebagai monocarpidia/apocarp, atau
syncarp/pseudocarp.

6
Massimo Nepi ,Donato A.Grasso,Stefano Mancuso(2018) “Nectar in plant-Insect Mutualistic
Relationships:from food Reward to partner Manipulation”National Library of Medicine
7
Juan Setiawan,Fujinor Maulana(2019)”Keanekaragaman Jenis Arthopoda Permukaan Tanah di Desa
Banua Rantau Kecamatan Banua Lawas”Jurnal Pendidikan Hayati vol.5,no.1

5
BAB II

A. Hubungan Mutualistik

Kehidupan serangga dipengaruhi oleh habitat dan sumber makanannya. Serangga dapat
hidup pada hampir semua habitat, antara lain di air tawar, tanah, lumpur, sisa-sisa organisme
serta parasit pada bermacam-macam tumbuhan dan hewan lainnya, Makanan bagi serangga
merupakan faktor yang sangat mempengaruhi dinamika populasinya. Salah satu makanan
serangga adalah tumbuhan, pada tumbuhan serangga biasanya memakan bagian batang, daun,
buah, biji dan butir tepung sari atau nektar. Tumbuhan yang menjadi habitat dan sumber
makanan bagi serangga salah satunya adalah tanaman annonaceae.8

Nektar ekstra-bunga annonaceae terlibat dalam apa yang disebut pertahanan tidak
langsung dengan menarik hewan (umumnya semut) yang memangsa herbivora, atau dengan
mencegah herbivora memakan tanaman. Nektar bunga disajikan di dalam bunga dekat dengan
organ reproduksi dan memberi penghargaan kepada hewan yang melakukan penyerbukan saat
mengunjungi bunga tersebut. Dalam kedua kasus tersebut, nektar merupakan sumber senyawa
karbon dan nitrogen yang menjadi makanan hewan, zat terlarut yang paling melimpah adalah
gula dan asam amino. Oleh karena itu, hubungan tumbuhan-hewan yang melibatkan dua jenis
nektar telah lama digunakan sebagai contoh buku teks mutualisme simetris.9

Jasa yang diberikan hewan kepada tumbuhan sebagai imbalan atas makanan yang
diberikan tumbuhan kepada hewan. Kecurangan (atau penipuan atau eksploitasi), yaitu
memperoleh imbalan/layanan tanpa mengembalikan pihak mana pun, merupakan hal yang
umum terjadi dalam hubungan mutualistik, karena mitra yang berinteraksi memiliki
kepentingan yang bertentangan dan seleksi mungkin mendukung strategi kecurangan. Cara
yang lebih halus dalam mengeksploitasi mutualisme baru-baru ini disoroti. Hal ini
menyiratkan evolusi strategi untuk memaksimalkan keuntungan yang diperoleh oleh satu
mitra sambil tetap memberikan imbalan/layanan kepada mitra lainnya. Beberapa zat selain

8
Adisutrisno (2020) “Seleksi Alam dan Disiplin Diri”Diskomnifotik.Bengkaliskab.go.
9
Rosniar, N., Perdana, I., & Hamama, S. F. (2019, December). Klasifikasi Jenis Serangga dan
Peranannya pada Tanaman Kopi di Kampung Kenawat–Bener Meriah. In Prosiding SEMDI-UNAYA (Seminar
Nasional Multi Disiplin Ilmu UNAYA) (Vol. 3, No. 1, pp. 264-272).

6
gula dan asam amino telah ditemukan dalam nektar dan beberapa diantaranya mempengaruhi
perilaku serangga mencari makan dan berpotensi meningkatkan manfaat bagi tanaman. Zat-
zat tersebut dapat dianggap sebagai isyarat tumbuhan untuk mengeksploitasi mutualisme.
Bukti terbaru memotivasi beberapa penulis untuk menggunakan istilah “manipulasi” hewan
oleh tumbuhan dalam hubungan mutualistik yang dimediasi nektar.

B. Taksonomi Tumbuhan Annonaceae

Tumbuhan dengan famili Annonaceae dapat dijumpai di hampir seluruh benua di dunia.
Tumbuhan tersebut sering dijumpai pada benua Australia, benua Asia, benua Amerika, dan
benua Afrika dengan. Topologi dari Annonaceae yaitu berwujud pohon yang memiliki tinggi
rata-rata 20 meter. Klasifikasi Annonaceae yang dikemukakan oleh Singh (2004), adalah:

Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheobionta
Sub Divisi :Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub kelas : Magnoliidae
Ordo : Magnoliales
Famili : Annonaceae

Tumbuhan dengan famili Annonaceae ini diketahui mengandung beberapa senyawa non
alkaloid maupun alkaloid yang berdasarkan farmakologis dapat bermanfaat untuk anti bakteri,
anti tumor, dan lain-lain. Hal tersebut telah dibuktikan dengan dilakukannya beberapa
penelitian dan studi farmasi-kimia terkait kandungan senyawa yang terdapat pada tumbuhan
Annonaceae pada akhir dekade ini.Beberapa spesies dari famili Annonaceae dapat
menghasilkan buah yang bisa dikonsumsi oleh manusia, ada juga yang dapat menjadi hiasan.
Selain itu, beberapa spesies tumbuhan dengan famili Annonaceae dapat dijadikan pula sebagai
wewangian dan obat tradisional.10

10
Massimo Nepi,Donato A.Grasso, dan Stefano Mancuso,”Nectar in plant insect mutualistic
relationships: from food Reward to partner manipulation” artikel national library of medicine

7
Annonaceae merupakan salah satu famili yang mempunyai spesies yang sangat banyak
dan besar. Annonaceae terbagi atas lebih dari 2000 spesies dan kurang lebih 120 genus (Biba
et al. 2014). Annonaceae terdiri dari tumbuhan Neotropical, Afrotropical dan Indomalayan.
Annonaceae Neotropical terdiri dari kurang lebih 9001 spesies, Afrotropical terdiri dari
kurang lebih 450 spesies, dan sisa spesies yang lain tergolong menjadi tumbuhan
Indomalayan. Dari kalimat diatas dapat disebutkan bahwa tumbuhan dengan famili
Annonaceae sering ditemukan pada wilayah yang memiliki iklim tropis dan jarang ditemukan
pada wilayah yang memiliki iklim sub tropis .

Tumbuhan dengan famili Annonaceae memiliki peran sebagai sumber tanaman berbuah
dan dapat diambil minyaknya. Famili Annonaceae pada umumnya dikenal dan disebut sebagai
famili sirsak. Tumbuhan dengan famili Annonaceae memiliki banyak sekali manfaatnya.
Ditinjau dari segi ekonomi famili tersebut dapat menjadi sumber pendapatan utama, yaitu
dengan. tumbuhannya yang dapat menghasilkan buah untuk dikonsumsi, dan dedaunannya
yang dijadikan sebagai obat. Selain itu, tumbuhan dengan famili Annonaceae dapat
dimanfaatkan sebagai produk kayu, seperti dalam produksi mebel hingga bahan bakar
walaupun pemanfaatannya masih belum maksimal. Ditinjau dari segi ekologi, famili
Annonaceae pun memiliki peranan yang penting bagi lingkungan, diantaranya untuk menjaga
kelembaban, menjaga suhu, dan mengatur tersedianya cadangan air khususnya pada hutan-
hutan tropis (Couvreur et al., 2012).11

C. Morfologi Tumbuhan Annonaceae

Secara umum karakter morfologi dari suku Annonaceae adalah memiliki habitus pohon,
semak, bahkan sebagian liana. Kulit batang berserat, sangat sulit saat dikelupas dan
menimbulkan robekan yang panjang dan tidak terputus. Tumbuhan budidaya berhabitus perdu
atau pohon kecil. Indumen berbulu simple (sesekali berbulu bintang pada kelopaknya). Daun
tipis seperti kertas sampai melulang berwarna hijau keputihan kusam sampai hijau tua
mengkilap, melonjong-menjorong, membundar telur, melanset. Bunga berkelamin banci,
kuncup bunga segitiga-melanset-membulat telur. Kelopak 3, bersatu jarang berlepasan,
berdaging, valvate mahkota bervariasi warnanya putih, krem,kuning kehijauan, coklat,

11
Pavitaningrum, C., Kamila, C., & Supriyatna, A. (2023). Analisis Dan Inventarisasi Famili Annonaceae Di
Perumahan Gading Junti Asri, Desa Sangkanhurip, Kabupaten Bandung.”Jurnal Agroteknologi Pertanian &
Publikasi Riset Ilmiah”, 5(1), 45-53.

8
kehijauan, jingga muda atau merah-violet, 6 atau 3, berlepasan atau menyatu, sama panjang,
sering kali lingkaran dalamnya mereduksi, berdaging, valvate atau imbricate. Daun buah
banyak, berlepasan atau menyatu bakal biji 1, di bagian basal. Buah sincarp (pseudocarp).12

D. Taksonomi Semut

Semut hitam D. thoracicus termasuk dalam Ordo Hymenoptera (serangga bersayap


bening) dan masuk dalam Familia Formicidae. Menurut Kalshoven(1981)13, klasifikasi semut
hitam D. thoracicus adalah sebagai berikut:
Filum : Arthropoda
Kelas : Нехароdа
Ordo : Hymenoptera
Famili : Formicidae
Sub famili : Dolichoderinae
Genus : Dolichoderus
Spesies : Dolichoderus thoracicus Smith

Semut Dolichoderus thoracicus merupakan salah satu jenis semut yang tinggal
dijumpai tinggal di tanaman Suku Annonaceae. Semut jenis ini sering disebut sebagai
semut hitam.

E. Habitat Serta Hubungan Semut Dolichoderus thoracicus Pada Tanaman Annoceae

Semut hitam Dolichoderus thoracicus Smith merupakan spesies semut yang daerah
penyebarannya tersebar luas di Asia Tenggara, terutama di daerah dengan ketinggian kurang
dari 1.300 meter di atas permukaan laut. Semut hitam banyak dijumpai pada tanaman
annoceae yang berbuah (Kalshoven, 1981). Sarang semut hitam biasanya berada di atas

13
Rugayah, R. (2014). “Annonaceae dari Wawonii, Sulawesi Tenggara Annonaceae from Wawonii Island,
South East Sulawesi” Jurnal Biologi Indonesia, 10(1).
14
Ensiklo pedia bebas Klasifikasi Semut
15
Agus surmadika “Artikel Semut Hitam /Ireng”Bioversity warriors

9
permukaan tanah (tumpukan seresah daun kering),bungga yang baru berkembang atau mekar
dan juga pelepah daun kelapa atau di tempat-tempat lain yang kering dan gelap agar terhindar
dari serangan predator, serta tidak jauh dari sumber makanan.Tetapi Habitat semut pada
tanaman Annoceae bergerombol di dalam atau di sekitar bunga tanaman annoceae,kemudian
memakan nektarnya .Yang mana memiliki hubungan yang erat dengan semut.14

Selain ketersediaan makanan pohon tempat bersarang semut hitam memiliki bentuk
daun yang memudahkan semut untuk membangun sarang, diantarnya pohon yang memiliki
buah seperti pada tanaman annoceae yaitu buah sirsak dan buah srikaya yang memiliki bentuk
daun lebar dan memiliki tesktur daun yang elasits. Keberadaan sarang semut tersebut juga di
asumsikan dari ditemukannya beberapa bahan organik limbah makanan yang berada di dekat
vegetasi tepat bersarang semut hitam tersebut, bahan organik dari sisa makanan seperti tulang
sisa atau sisa makan lainya yang mengandung protein dimanfaatkan semut hitam sebagai
makanan, 75% makanan semut hitam merupakan protein.15

Semut Hitam sebagai Pengendali Hama Serangan hama Helopeltis antonii merupakan
masalah penting dalam budidaya tanaman buah yang menyebabkan turunnya produksi biji
buah. Selain menyerang buah, hama Helopeltis sp. juga menyerang tanaman kayu manis,
jambu bol, teh-tehan, cabe rawit, dan berbagai jenis tanaman rumput - rumputan. Hama
Helopeltis sp.dapat hidup dengan baik di daerah dataran rendah 200 meter maupun di tempat
yang ketinggiannya tidak melebihi 1400 meter dari permukaan laut (Kalshoven, 1981). Hama
Helopeltis sp. biasanya menyerang atau menghisap buah muda, daun muda, dan kuncup.

Namun perlu disadari bahwa sebagian besar semut bermanfaat bagi kehidupan manusia
pada kondisi populasi terkontrol, Penelitian Agrawal & Rastogi (2010) menyebutkan bahwa
semut menunjukkan hubungan saling menguntungkan dengan tamanan, sebab semut tersebut
mendatangi tanaman untuk mencari Extra floral Nectar sebagai makanan dan keberadaanya
sekaligus sebagai pengendali hama. Hasil tersebut sesuai dengan pernyataan Odum (1998)
yang menyatakan bahwa keanekaragaman identik dengan kestabilan ekosistem, yaitu jika
keanekaragaman semut tinggi, maka kondisi ekosistem cenderung stabil.16

16
Pengelolaan Semut Api Melalui Pendekatan Perilaku (Kementerian pertanian direktorat jedral
lingkungan)

10
F. Dampak Negatif dari Perilaku Semut Terhadap Tanaman Annoceace

Semut juga memiliki dampak negatif pada tanaman Suku Annonaceae, antara lain:

a. Mengurangi hasil fotosintesis. Kebiasaan semut membuat sarang dari daun-daun segar dapat
menyebabkan berkurangnya hasil fotosintesis. Daun yang digunakan sebagai sarang banyak
yang menjadi kering. Daun yang kering tidak dapat melakukan fotosintesis lagi. Setelah
sarang kering, umumnya rangrang akan membuat sarang baru lagi pada daun yang masih
segar.

b. Semut rangrang akan beraktivitas pada daerah kekuasaanya, sehingga tidak mungkin ada
semut lain yang hidup di tempat yang ada rangrangnya. Rangrang bersifat agresif, akan
memakan serangga lain yang ada, termasuk serangga penyerbuk. Berkurangnya serangga
penyerbuk akan menurunkan hasil buah.

C. Simbiosis semut dengan kutu putih. Meskipun semut dapat mengendalikan kutu putih
sehingga tidak menjadi hama tanaman, namun adanya semut dapat menghalangi masuknya
serangga penyerbuk asli bunganya. Akibatnya bunga gagal diserbuki. Jika koloni semut
jumlahnya lebih sedikit atau terjadi penurunan populasi semut, maka kutu putih dapat
berbalik menjadi hama tanaman inangnya.

d. Peran semut hitam pada bunga G. macrophyllus juga cenderung merugikan. Bunga yang
dipenuhi tanah sarang semut menghalangi masuknya serangga penyerbuk aslinya. Selain itu,
semut akan menghalau serangga penyerbuk yang mengunjungi bunga. Hal ini menjadi salah
satu penyebab kegagalan dalam proses penyerbukan dan pembuahan bunga G. macrophyllus.

17
Handayani, T. (2023, January). CATATAN PERILAKU HIDUP BERSAMA TANAMAN SUKU ANNONCEAE
DENGAN SEMUT DI KEBUN RAYA BOGOR. In Gunung Djati Conference Series (Vol. 18, pp. 24-32).

11
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode survey dan observasi yang bersifat deskriptif dengan
pendekatan kualitatif. Pengambilan data menggunakan teknik purposive sampling dengan
tujuan mendapatkan keberadaan. Penelitian dimulai dengan mencari dan menentukan jenis-
jenis tanaman koleksi yang ditemukan terdapat semut beraktivitas di pohonnya. Pengamatan
keberadaan semut dilakukan dengan cara mengamati langsung terhadap semut yang berada di
organ tanaman, yaitu: batang/cabang/ranting, daun, bunga, buah dan permukaan tanah. Untuk
mengetahui tanaman annonaceae yang disukai semut, maka dilakukan pemengambilan
daun,atau batang pada tumbuhan serta foto terhadap jenis tanaman annonaceae yang dihinggapi
semut dengan menggunakan kamera.Sampel tanaman yang telah diambil selanjutnya
diidentifikasi. Pengamatan perilaku semut merupakan pencatatan segala aktivitas yang
dilakukan oleh semut pada jenis-jenis tanaman yang diamati dan lingkungannya. Perilaku yang
diamati meliputi perilaku semut dalam membangun sarang, perilaku keseharian semut hitam
pada daun, bunga dan buah tanaman Sedangkan data sekunder yang dikumpulkan merupakan
informasi sebagai panduan tanaman.17

B. Waktu dan Tempat

Lokasi Penelitian ini di Kota Hutan kota BNI Banda Aceh.Hutan kota yang berjarak 6
km dari pusat kota. Hutan yang dibangun 2011 lalu di atas lahan seluas 7,15 Ha.Ada 95 jenis
pepohonan dengan jumlah total saat ini mencapai 3500 pohon termasuk tanaman buah dan
tanaman langka.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

12
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Adapun populasi dalam penelitian ini
adalah banyaknya semut hitam yang terdapat di di semua jenis tanaman annonaceae di hutan
kota BNI Banda Aceh.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Adapun sampel dalam penelitian ini adalah jenis semut hitam yang mendiami semua spesies
tanaman annonaceae.

D. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini dilihat pada tabel 2.1 berikut ini :

Tabel 2.1 alat dan bahan digunakan dalam penelitian peran hubungan mutualistik Serta parasitik
antara semuthitam (Dolichoderus Thoracicus) dan tumbuhan (Annonaceae).

No Alat Fungsi
1 Barometer untuk mengukur tekanan udara.
2 Turbidity Meter Untuk mengenali tingkatan kekeruhan air.
3 Soil Tester Untuk mengukur kelembapan tanah
4 Termometer untuk mengukur suhu
5 Kamera Untuk alat dokumentasi
6 Botol Spesiesmen Untuk memasukan spesies tanaman dan semut
7 Roll meter untuk alat ukur
8 Buku identifikasi untuk mengidentifikasi
untuk mempermudah mengambil spesiesmen
9 pisau atau parang
Tumbuhan

E. Prosedur Penelitian

1. Observasi Lapangan

Kegiatan yang dilakukan dari observasi lapangan ini merupakan tahap awal sebelum
melakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui kondisi lokasi penelitian yang dipakai

13
untuk menentukan metode dan teknik pengambilan sampel pada penelitian yang akan
dilakukan.

2. Menentukan Lokasi Sampling

Wilayah penelitian pada Kawasan Resort Habaring Hurung Taman Nasional Sebangau
Palangka Raya ditentukan berdasarkan hasil observasi dengan cara purposif sampling, yaitu
penentuan wilayah sampel dipilih berdasarkan penilaian peneliti bahwa wilayah tersebut
merupakan wilayah yang paling baik untuk dijadikan wilayah sampel (Mustafa, 2009:9), yaitu
Antara lain:

a. Lokasi I yaitu wilayah terbuka

Wilayah terbuka yaitu wilayah yang sering dilalui orang dengan kondisi tumbuhan tinggi
jarang dan terkena sinar matahari langsung.

b. Lokasi II yaitu wilayah tertutup

Wilayah tertutup adalah wilayah yang dilalui oleh orang dengan kondisi tumbuhan
rimbun dan sinar matahari tidak secara langsung menyinari ke permukaan tanah

3. Teknik Pengambilan Sampel

Adapun teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

a. Penentuan Garis Transek dan Pemetaan Plot


Pada kedua lokasi dipasang 25 pitfall trap dalam transek sepanjang 5 Mx 50 m dengan
Jarak antar perangkap 2 m dan jarak perangkap dengan Atap 10 cm. Berikut ini
pemetaan plot yang dilakukan di lokasi penelitian.
b. Pengambilan sampel
Penelitian ini menggunakan metode survei dengan pengambilan spesies mengikuti
Garis transek.Sampel semut dan spesies tanaman disimpan dalam botol pengawet
(botol spesimen).Parameter lingkungan yang diukur meliputi suhu, kelembaban
permukaan tanah, dan keasaman tanah (pH).
4. Proses Identifikasi

Seluruh botol pengawet (botol spesimen) yang berisi sampel semut yang diperoleh dari
lapangan, masing-masing diberi label berdasarkan tempat pengambilan. Proses identifikasi
dengan menggunakan buku identifikasi.

14
5. Penghitungan Parameter Lingkungan

Adapun penghitungan parameter lingkungan ini antara lain yaitu suhu Udara,
kelembaban tanah, dan pH tanah.

15
DAFTAR PUSAKA

Adisutrisno (2020) “Seleksi Alam dan Disiplin Diri”Diskomnifotik.Bengkaliskab.go.id


Agus surmadika “Artikel Semut Hitam /Ireng”Bioversity warriors
De Vega, C., Herrera, C. M., & Dötterl, S.(2014). Floral volatiles play a key role in specialized
ant pollination Perspectives in Plant Ecology, Evolution and Systematics, 32-42.
Desi Arida,”Hutan Kota BNI Banda Aceh”,BIODIVERSITY WARRIORS
Dewa Ayu Yona Aprianthina, S.P” Pemanfaatan Semut Hitam untuk Pengendalian Penggerek
Buah (PBK) dan Penghisap Buah (Helopeltis sp.) pada Tanaman Kakao” Dinas
Pertanian dan Ketahanan Pangan DISTANPANGAN PROVINSI BALi
Ensiklo pedia bebas Klasifikasi Semut
Handayani, T. (2023, January). CATATAN PERILAKU HIDUP BERSAMA TANAMAN
SUKU ANNONCEAE DENGAN SEMUT DI KEBUN RAYA BOGOR. In
Gunung Djati Conference Series (Vol. 18, pp. 24-32).
Juan Setiawan,Fujinor Maulana(2019)”Keanekaragaman Jenis Arthopoda Permukaan Tanah di
Desa Banua Rantau Kecamatan Banua Lawas”Jurnal Pendidikan Hayati
vol.5,no.1
Jumanta (2019)”Buku Pintar Tumbuhan” (Jakarta : PT alexmedia komputindo Kompas )
Junker, R., Chung. A. Y., & Bluthgen, N. (2007). “Interaction between flowers ants and
pollinators: Additional evidence”. Ecol Res, 665-670
Massimo Nepi,Donato A.Grasso, dan Stefano Mancuso,”Nectar in plant insect mutualistic
relationships: from food Reward to partner manipulation” artikel national library
of medicine
Passos, L., & Oliveira, P. S. (2004). Interaction between ants and fruits of Guapira opposita.
Oecologia,376-382.
Pavitaningrum, C., Kamila, C., & Supriyatna, A. (2023). Analisis Dan Inventarisasi Famili
Annonaceae Di Perumahan Gading Junti Asri, Desa Sangkanhurip, Kabupaten
Bandung.”Jurnal Agroteknologi Pertanian & Publikasi Riset Ilmiah”, 5(1), 45-
53.
Rizky Aprizal PEMANFAATAN TUMBUHAN SEBAGAI HABITAT SEMUT RANGRANG
Oecophylla
smaragdina (Fabricius, 1775) DI KAMPUS 1 UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA

16
Rosniar, N., Perdana, I., & Hamama, S. F. (2019, December). Klasifikasi Jenis Serangga dan
Peranannya pada Tanaman Kopi di Kampung Kenawat–Bener Meriah. In
Prosiding SEMDI-UNAYA (Seminar Nasional Multi Disiplin Ilmu UNAYA)
(Vol. 3, No.
1, pp. 264-272).
Rugayah, R. (2014). “Annonaceae dari Wawonii, Sulawesi Tenggara Annonaceae from
Wawonii Island, South East Sulawesi” Jurnal Biologi Indonesia, 10(1).
Saunders, R. M. (2012). “The diversity and evolution of pollination systems Botanical
“Journal of the Linnea Society, 222-244.

17

Anda mungkin juga menyukai