Anda di halaman 1dari 5

TUGAS 1

Nama : Dicky Cahyana Mukti


NIM : 042930806
Mata kuliah : PEBI 4314/Fisiologi Hewan

PERTANYAAN

1.Sel adalah unit dasar fisiologi mahkluk hidup. Sel hewan pada umumnya memiliki bagian-
bagian yang terdiri atas membran sel, sitoplasma beserta organel sel, dan inti sel.

Pertanyaan: (a) Jelaskan 3 macam fungsi membran sebagai bagian dari unit dasar fisiologi
makhluk hidup tersebut, (b) Jelaskan mengapa fungsinya demikian dikaitkan dengan bentuk atau
strukturnya.

2.Membran sel berfungsi dalam kompartemenisasi, interaksi antarsel, pengubahan energi,


transfer informasi, penyedia enzim, dan tempat transpor zat.

Pertanyaan: (a) Jelaskan yang dimaksud dengan berfungsi dalam interaksi antar sel, (b)
Jelaskan bagaimana mekanisme fungsi tersebut pada pesan hormonal? dan, (c) Jelaskan apakah
setiap sel penerima pesan hormonal akan memberikan reaksi sama terhadap pesan yang
diterima?

3.Vertebrata memiliki ukuran dan struktur tubuh yang kompleks, sehingga memerlukan sistem
peredaran yang spesifik untuk mengedarkan gas-gas pernapasan dan zat makanan ke seluruh
jaringan tubuh.

Pertanyaan: Uraikan perbedaan sistem dan mekanisme peredaran darah pada ikan dan amfibi.

4.Cacing Planaria merupakan invertebrata yang melakukan pencernaan ekstraseluler.

Pertanyaan: Jelaskan proses makan dan mencerna makanan secara ekstraseluler pada
cacing Planaria.
JAWABAN
1. A. Fungsi membran sel.
Membran sel secara umum dibangun oleh dua komponen utama, yaitu protein ( +60%) dan
lemak atau lipida (+40%). Membran sel berfungsi sebagai berikut.

a. Barrier selektif yang memisahkan sel dengan lingkungannya. Hal ini terjadi karena membran
sel tersusun atas lipida bilayer dengan molekul protein globular yang tertanam di dalamnya.
Membran sel memiliki ketebalan antara 6—10 nm.
b. Transportasi trans membran merupakan proses transportasi zat dari dan ke luar sel melalui
membran sel. Transportasi trans membran terjadi melalui pori-pori yang terbentuk di antara
molekul protein integral (yang sering disebut protein trans membran) yang menembus lapisan
ganda lipida (lipida bilayer) pembentuk membran sel. Sementara itu, zat yang larut dalam
lemak dapat menembus membran sel melalui bagian lipid.
c. Komunikasi lewat reseptor yang ada di permukaan membran sel. Protein integral yang muncul
di permukaan membran sel, dan berikatan dengan karbohidrat dapat membentuk reseptor yang
menerima pesan kimia dari sel lain, seperti kelenjar hormon.
B. Membran sel berperan sebagai barrier terhadap kebanyakan molekul yang ada di sekitar sel
yang bersangkutan. Membran sel merupakan selaput yang semipermeabel yang memisahkan
lingkungan sel bagian dalam dan bagian luar. Membran Sel tersusun atasdua komponen utama,
yaitu protein dan lipida berlapis ganda (lipida bilayer). Lipida bilayer terutama dibentuk oleh
fosfolipid. yang tersusun atas dua bagian utama, yaitu bagian kepala (bersifat hidrofilik) dan
ekor (hidrofobik). Terdapat dua macam fosfolipid, yaitu fosfogliserida dan sfingomielin.
Fosfogliserida banyak tersebar di setiap sel jaringan tubuh, sedangkan spingomiclin banyak
dijumpai pada otak dan sel saraf. Fosfogliserida terdiri atas beberapa jenis, di antaranya asam
fosfatidat. — fosfatidilkolin. fosfatidiletanolamin. —fosfatidilinositol, dan fosfatidikerin. Salah
satu struktur fosfolipid yang banyak dijumpai pada membran sel, yaitu fosfatidilkolin. Struktur
lipida bilayer dan posisi lipida yang masing-masing bagian kepalanya terbuka di lingkungan
berair (agueus environmen).
Selain fosfolipid, pada membran sel, terdapat Komponen penyusun penting lainnya, yaitu
kolesterol. Senyawa kolesterol terletak di daerah hidrofobik membran sel. Protein merupakan
komponen penting pada membran sel yang tersuspensi di dalam lapisan dalam (yang bersifat
hidrofobik) meskipun daerah hidrofobik dari protein tersebut dapat berada di bagian luar
membran sel. Protein tersebut sering disebut protein integral yang sering membentuk pori
pada membran sel. Protein membran dapat berfungsi sebagai tempat perlekatan (binding site)
untuk zat-zat yang akan diangkut ke dalam sel melalui transportasi pasif dan transportasi aktif.
Permukaan membran luar sel cenderung kaya akan glikolipid (molekul lipida yang berikatan
dengan karbohidrat). Bagian ekor (bersifat hidrofobik) tertanam dalam daerah hidrofobik
membran sel, sedangkan bagian kepala (yang bersifat hidrofilik) dari molekul tersebut
menyembul ke luar sel.
Karbohidrat juga dapat berikatan dengan protein integral yang berfungsi sebagai reseptor yang
sangat penting dalam pengenalan materi asing bagi sel yang bersangkutan. Kebanyakan hewan
memiliki sistem imun sehingga fungsi pengenalan tersebut sangat penting Sebagai dasar reaksi
imunitas, alergi, dan autoimun.
2. A. Pada organisme multiseluler, membran Sel berperan penting dalam proses interaksi antara sel
satu dan yang lainnya. Organ tubuh manusia pada umumnya tersusun atas berbagai jenis sel yang
harus bekerja sama untuk melaksanakan fungsi keseluruhan. Membran sel berperan dalam
memfasilitasi sel untuk saling mengenal, kemudian saling bertukar substansi dan informasi.
B. Pada membran sel, terdapat reseptor yang berperan penting dalam komunikasi antarsel.
Misalnya, reseptor Khusus untuk menerima pesan hormonal dari kelenjar endokrin tertentu.
Seperti kita ketahui, sel-sel kelenjar endokrin berperan menghasilkan hormon tertentu. Hormon
tersebut akan dilepaskan ke dalam aliran darah dan reseptor yang terdapat pada sel target dapat
menerima pesan dari hormon tersebut untuk melaksanakan fungsinya.
C. Misalnya, luteinizing hormone (LH) yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis dapat merangsang
sel leydig untuk memproduksi testosteron karena pada permukaan sel leydig tersebut terdapat
reseptor penerima LH. Hal serupa terjadi pada sel sertoli. Sel tersebut memiliki reseptor Khusus
untuk FSH. Dengan demikian, sel sertoli terpicu untuk membentuk inhibin dan androgen binding
protein (ABP). Ternyata, reseptor tersebut terdapat pada sel-sel yang menjadi sel target bagi
hormon tertentu. Dari kedua contoh tersebut, terbukti bahwa LH tidak memengaruhi kerja sel
sertoli karena sel sertoli tidak memiliki reseptor untuk hormon tersebut. Sebaliknya, sel leydig
tidak dipengaruhi oleh FSH karena sel Leydig tidak memiliki reseptor untuk FSH tersebut.
3. Perbedaan Sistem dan Mekanisme Peredaran Darah pada Ikan dan Amphibi
JENIS HEWAN IKAN AMPHIBI
SISTEM Jantung ikan, baik ikan bertulang sejati Jantung amfibia terdiri atas tiga ruangan,
(Teleostei) maupun ikan bertulang rawan yaitu dua atrium yang berdinding tipis
(Elasmobranchi), hanya memiliki dua dan satu ventrikel yang berdinding tebal.
ruangan, yaitu atrium (serambi) dan Atrium kiri menerima darah dari paru-
ventrikel (bilik). Vena yang mengalirkan paru dan kulit yang kaya dengan Oksigen,
darah langsung menuju jantung ukurannya sedangkan atrium kanan menerima darah
membesar yang disebut sinus venosus, dari sirkulasi sistemis (dari seluruh bagian
sedangkan arteri yang keluar dari jantung tubuh). Meskipun ventrikel belum
juga membesar dan mempunyai dinding mempunyai sekat, kedua jenis darah dari
pembuluh yang tebal yang disebut bulbus atrium yang berbeda tersebut cenderung
areriosus. tidak bercampur.
Sementara itu, pada ikan bertulang rawan,
hal itu disebut conus arteriosus. Di antara
serambi dan ventrikel. jantung ikan memiliki
suatu katup yang berfungsi mengatur darah
agar mengalir ke satu arah.
MEKANISME Sirkulasi darah pada ikan mula-mula, darah Darah yang kaya oksigen dari atrium kiri
akan dipompa jantung ke arah insang. Dalam akan keluar melalui sirkulasi sistemis,
insang, terjadi pertukaran gas, yaitu oksigen sedangkan darah yang berasal dari atrium
dari air akan berdifusi ke dalam kapiler kanan akan dikeluarkan menuju sirkulasi
darah pada insang. Sebaliknya. karbon arteri pulmokutaneous. Arteri
dioksida akan berdifusi dari kapiler darah pulmokutancous bercabang dua, yaitu
menuju air yang mengalir melewati insang menuju jaringan kulit dan paru-paru. Hal
tersebut. Dari insang. darah yang kaya ini penting karena kulit amfibia yang
oksigen akan dialirkan menuju aorta dorsal. lembap merupakan tempat pertukaran
Selanjutnya, akan didistribusikan ke seluruh gas-gas pemapasan yang cukup penting.
jaringan tubuh yang memerlukannya melalui ventrikel yang belum bersekat ini
cabang-cabang pembuluh arteri hingga mengalirkan darah menuju konus
kapiler darah. Pada kapiler darah yang ada di Yenosus. Ada dua aliran utama dari
jaringan tubuh ikan, akan terjadi pertukaran darah amfibia seperti telah diuraikan di
gas-gas pernapasan dan nutrisi. Oksigen atas: (1) darah dari atrium Kiri melalui
akan berdifusi ke dalam sel-sel tubuh yang ventrikel dan konus venosus akan
memerlukannya, sedangkan karbon dioksida dipompa menuju peredaran darah sistemis
akan berdifusi menuju kapiler darah. Di sini, (ke seluruh bagian tubuh) dengan
zat-zat makanan yang diperlukan Oleh kejenuhan oksigen 85% (2) darah yang
jaringan tubuh juga akan keluar dari kapiler berasal dari atrium kanan menuju
darah dan masuk ke dalam sel-sel tubuh ventrikel dan konus Yenosus akan
yang memerlukannya. Sebaliknya, zat-zat dipompa menuju kulit dan paru-paru
sisa pembakaran akan dikeluarkan oleh sel melalui arteri pulmokutaneous dengan
dan masuk ke dalam pembuluh kapiler. tingkat kejenuhan Oksigen rendah (47%).
Terdapat pula cabang sora dorsal yang Di sini, tampak bahwa walaupun ventrikel
membawa darah menuju saluran pencemaan jantung Katak belum memiliki sekat
dan ginjal. Pada saluran pencernaan, darah (masih menyatu), darah dari ventrikel
memperoleh masukan berupa zat-zat yang berbeda cenderung tidak bercampur
makanan yang selanjutnya menuju hati. satu sama lain dan mengalir secara
Sementara itu, darah yang menuju ginjal terpisah pula.
membawa sisa-sisa metabolism yang Ketika darah dari arteri sistemis (kaya
selanjutnya diekskresikan ke dalam ginjal oksigen) melewati jaringan tubuh,
dan dibuang lewat urin. Darah dari seluruh
akan terjadi pertukaran gas-gas
tubuh, alat pencernaan, dan ginjal
selanjutnya akan mengalir ke jantung untuk
pernapasan, yaitu Oksigen akan
kemudian memulai siklus berikutnya. berdifusi Ke jaringan yang
Sistem peredaran darah seperti ini disebut memerlukan, sedangkan karbon
sistem peredaran darah tunggal karena darah dioksida dari jaringan akan berdifusi
hanya satu kali melewati jantung dalam satu menuju pembuluh darah kapiler.
kali siklus. Dengan demikian. Kejenuhan
Oksigen darah setelah melewati
jaringan tubuh yang semula 85% akan
turun hingga mencapai 35%. Hal yang
sebaliknya terjadi pada darah miskin
Oksigen (kejenuhan 47%) akan
meningkat kejenuhannya setelah melalui
kulit ataupun paru-paru. Kejenuhan
oksigen darah sebelum lewat paru-paru
meningkat dari 47% hingga mencapai
90% Setelah melewati jantung dan
menuju arteri sistemis, kejenuhan oksigen
darah sedikit berkurang (dari 90%
menjadi 85%). Sebaliknya, dari sirkulasi
sistemis dan kulit, setelah melalui
jantung. kejenuhan darah sedikit
meningkat (dari 44% menjadi 47%). Hal
ini hanya mungkin terjadi jika di dalam
ventrikel darah dari kedua aliran tersebut
mengalami sedikit percampuran.
4. Keuntungan dari pencemaan ekstraseluler antara lain adalah dapat mencema makanan yang
berukuran besar, sedangkan pada pencernaan intraseluler terbatas pada makanan/partikel makanan
yang berukuran kecil yang dapat diambil oleh sel secara individual
Pencemaan makanan pada cacing planaria (turbelaria) mirip pada Coelenterata. Makanan yang
tertangkap hewan ini akan masuk melalui faringnya yang dapat dijulurkan ke luar menuju rongga
gastovaskuler. Rongga gastrovaskuler planaria bercabang-cabang menuju seluruh bagian
tubuhnya

Rongga gastrovaskuler pada planaria, di samping berfungsi sebagai alat pencernaan, juga berperan
dalam mendistribusikan zat makanan ke seluruh bagian tubuhnya. Pada hewan ini, pencernaan
makanan terjadi secara ekstraseluler di dalam rongga gastrovaskuler, tetapi sebagian besar partikel
makanan hasil pencemaan tersebut diserap oleh sel-sel dinding rongga gastrovaskuler untuk
kemudian dicerna secara intraseluler.

SUMBER : BMP PEBI 4314 MODUL 2 Darah dan Pencernaan makanan Pada Hewan

Anda mungkin juga menyukai