Anda di halaman 1dari 17

MODUL AJAR

PERKEMBANGAN TEKNOLOGI DAN ISU-ISU GLOBAL


DIDUNIA INDUSTRI FARMASI DAN OBAT-OBATAN

INFORMASI UMUM
A. Identitas Modul
Nama penyusun : FARMASI
Institusi : SMK MUHAMMADIYAH PAGAR ALAM
Tahun penyusunan : 2021
Jenjang sekolah : SMK
Kelas :X
Alokasi waktu : 8 jp (3 x Pertemuan; @45 menit)

B. Kompetensi Awal
Peserta Didik telah memiliki pengetahuan awal tentang:
1. Defenisi obat
2. Macam-macam bentuk obat
3. Obat-obatan tradisional

C. Profil Pelajar Pancasila


Setelah Peserta Didik mengikuti pembelajaran, dimensi Profil Pelajar
Pancasila yang diharapkan muncul adalah:
1. Mandiri: Modul Ajar ini menekan pada kemandirian dalam belajar, sehingga
Peserta Didik memiliki prakarsa atas pengembangan dirinya yang tercermin
dalam kemampuan untuk bertanggung jawab, memiliki rencana strategis,
melakukan tindakan dan merefleksikan proses dan hasil pengalamannya.
2. Bernalar Kritis: berpikir secara objektif, sistematik dan saintifik dengan
mempertimbangkan berbagai aspek berdasarkan data dan fakta yang
mendukung, sehingga dapat membuat keputusan yang tepat dan
berkontribusi memecahkan masalah dalam kehidupan, serta terbuka dengan
penemuan baru.

D. Sarana & Prasarana


Sarana & Prasarana yang dibutuhkan pada saat belajar dengan modul ini antara lain:
1. Gawai (bisa berupa handphone android, tablet, windows tablet, dsb)
2. Jaringan internet yang bagus
3. Alat tulis & buku
4. Akun Facebook, interaksi pembelajaran melalui Grup facebook
5. Akun Gmail, pengumpulan tugas melalui Google Classroom

E. Target Peserta Didik


Terdapat 3 target Peserta Didik, yaitu:
1. Peserta didik reguler/tipikal
2. Peserta didik dengan kesulitan belajar (hanya menonjol pada salah satu gaya
belajar saja)
3. Peserta didik dengan pencapaian tinggi

F. Model Pembelajaran
Model Pembelajaran yang digunakan adalah Pembelajaran Jarak Jauh moda Daring,
Luring, diskusi dengan metode Historical Inquiry.
KOMPONEN INTI
A. Tujuan Pembelajaran
Pada akhir pembelajaran, Peserta Didik mampu:
1. Memahami teknologi dan proses produksi pada industri farmasi.
2. Memahami teknologi moderen 4.0.
3. Memahami teknologi digital di dunia farmasi.
4. Memahami produk life cycle.
5. Memahami isu-isu global tentang farmasi dan obat-obatan.
6. Memahami tentang waste control.
7. Memahami tentang aspek-aspek ketenagakerjaan.

B. Pemahaman Bermakna
1. Diera yang moderen sekarang ini semua pengaturan teknis didunia farmasi sudah
dilakukan secara digital, maka kita harus mampu mengimbangi hal tersebut.
2. Selalu bijak dalam membaca dan memahami isu-isu global mengenai farmasi dan
obat-obatan.

C. Pertanyaan Pemantik
1. Saat membuka media sosial apa yang kalian lihat?
2. Bagaimana tanggapan kalian terhadap berita hoax tentang dunia kesehatan?

D. Persiapan Pembelajaran
Sebelum belajar Undang-undang kesehatan, pastikan bahwa:
1. Mempersiapkan perangkat gawai yang akan digunakan.
2. Memperhatikan informasi yang telah dibagikan guru.
3. Mempersiapkan alat tulis.
4. Pastikan kamu memiliki paket data/wifi dan jaringan yang bagus.
5. Bergabunglah ke kelas melalui tautan yang dibagikan.
6. Menyebar link angket untuk mengetahui gaya belajar Peserta Didik
(asesmen diagnostik non-kognitif)

E. Kegiatan
Pembelajaran
Pertemuan 1
Pendahuluan (15 menit)
 Lakukan doa, agar diberi kemudahan selama belajar dan diberi
tambahan ilmu yang bermanfaat.
 Mengisi daftar hadir sesuai link yang dibagikan Google Clasroom.
 Kerjakan pretest pada link yang dibagikan melalui Google
Clasroom. Kegiatan Inti (55 menit)
 Peserta Didik menyimak Video pembelajaran dengan durasi 5 menit.
Video tersebut berisi tentang teknologi di dunia farmasi.
 Berdasarkan video pendek tersebut, beri kesempatan siswa untuk bertanya
tentang video tersebut yang dituliskan pada kolom komentar.
 Setelah seluruh siswa membuat pertanyaan, kelompok kan pertanyaan
siswa berdasarkan tema-tema utama (misalnya cara produksi, cara
distribusi, cara pelaporan dsb).
 Pilih satu tema, kemudian jawab pertanyaan-pertanyaan temanmu.
Jawaban bisa dibuat melalui aplikasi word atau di buku tulis.
 Cari bukti penguat dari jawabanmu (berupa kutipan dengan daftar rujukan).
 Unggah jawaban pada Google Classroom
 Jika jawaban berupa dokumen word, file langsung diunggah
 Jika jawaban ditulis di buku tulis, foto (pastikan foto jelas) dan
rubah menjadi format pdf, selanjtunya diunggah.
Penutup (20 menit)
 Menjawab pertanyaan reflektif pada link yang diunggah di Google Classroom.
 Untuk memperkaya wawasan, guru mengirim tautan materi tentang
perkembangan teknologi dan isu-isu global didunia industri farmasi dan
obat-obatan.

Pertemuan 2
Pendahuluan (15 menit)
 Lakukan doa, agar diberi kemudahan selama belajar dan diberi tambahan
ilmu yang bermanfaat.
 Mengisi daftar hadir sesuai link yang dibagikan.

Kegiatan Inti (55 menit)


 Baca instruksi pengantar yang telah dikirm pada Google Classroom.
 Berikut instruksi tugas:
 Baca dan pahami materi yang sudah dilampirkan.
 Beri kesempatan siswa bertanya melalui kolom komentar.
 Jawab pertanyaan siswa dengan benar.
 Post test

Pertemuan 3
Pendahuluan (15 menit)
 Lakukan doa, agar diberi kemudahan selama belajar dan diberi tambahan
ilmu yang bermanfaat.
 Mengisi daftar hadir sesuai link yang dibagikan.

Kegiatan Inti (55 menit)


 Baca instruksi pengantar yang telah dikirm pada Google Classroom.
 Berikut instruksi tugas:
 Baca atau tonton isu-isu global didunia industri farmasi dan obat-
obatan di media sosial.
 Buatlah video tanggapan tentang isu-isu global didunia industri
farmasi dan obat-obatan.
 Diakhir video, sertakan Daftar Rujukan dengan format “nama (jika
terdiri 2 kata/lebih) dibalik. Tahun terbit. Judul. Penerbit (jika sumber
rujukan dari internet, silahkan cantumkan link nya).
 Durasi video maksimal 2 menit.
 Unggah video ke ‘sosmed’ masing-masing.
 Kumpulkan link video di ‘sosmed’ mu melalui Google Classroom Penutup (20
menit)
 Post test

F. Asesmen
1. Asesmen Diagnostik Non-Kognitif (untuk mengetahui gaya belajar Peserta Didik)
Bentuk berupa angket melalui Google Form, berikut adalah formatnya:
Tandailah kotak yang sesuai untuk setiap pertanyaan dan jumlahkan nilainya
1) ( … ) Saya perlu satu ilustrasi dari apa yang diajarkan supaya bisa
memahaminya.
2) ( … ) Saya tertarik pada obyek yang mencolok, berwarna, dan yang merangsang
mata.
3) ( … ) Saya lebih menyukai buku-buku yang menyertakan gambar atau ilustrasi.
4) ( … ) Saya terkesan sedang “melamun”, saat membayangkan apa yang
sedang saya dengar.
5) ( … ) Saya mudah mengingat apabila saya bisa melihat orang yang sedang
berbicara.
6) ( … ) Apa yang harus saya ingat harus saya ucapkan dulu.
7) ( … ) Saya harus membicarakan suatu masalah dengan suara keras untuk
memecahkannya.
8) ( … ) Saya akan mudah menghafal dengan mengucapkannya berkali-kali.
9) ( … ) Saya mudah mengingat sesuatu apabila itu didendangkan.
10) ( … ) Saya lebih suka mendengarkan rekamannya daripada duduk dan
membaca bukunya.
11) ( … ) Saya tidak bisa duduk diam berlama-lama.
12) ( … ) Saya lebih mudah belajar apabila ada keterlibatan sejumlah anggota
tubuh.
13) ( … ) Saya hampir selalu melakukan gerakan tubuh.
14) ( … ) Saya lebih suka membaca buku atau mendengarkan cerita-cerita action.

Bila lebih banyak memilih pernyataan :


a. Nomor 1 s.d 5 : tipe Auditori
b. Nomor 6 s.d 10 : tipe Visual
c. Nomor 11 s.d 14 : tipe Kinetik

2. Asesmen Formatif
Kuis berbentuk uraian melalui Google Form dan rubrik penilaian tugas. Berikut
adalah pertanyaan yang harus dijawab siswa:
a. Pertemuan 1
Kuis:
1) Dengan kata-katamu sendiri, apa yang dimaksud dengan teknologi industri
farmasi?
2) Dengan kata-katamu sendiri, apa yang kamu pahami tentang tahapan pada
teknologi industri!
3) Setelah melakukan pembelajaran ini, tulis apa saja yang kamu bisa!
4) Setelah melakukan pembelajaran ini, tulis apa saja yang belum
kamu pahami!
5) Apa yang akan kamu lakukan untuk melengkapi apa yang belum dipahami?

Rubrik Penilaian Tugas:


1) Ketepatan waktu mengumpulkan tugas (40%)
2) Kesesuaian karya dengan materi (40%)
3) Estetika/keindahan (20%)

b. Pertemuan 2
Kuis
1) Dengan kata-katamu sendiri, ceritakan bagaimana tanggapan kalian tentang
teknologi konvensional pada bidang farmasi!
2) Dengan kata-katamu sendiri, ceritakan bagaimana tanggapan kalian tentang
teknologi modern pada bidang farmasi!
3) Dengan kata-katamu sendiri, bagaiman tanggapan kalain tentang revolusi
industri 4.0!

c. Pertemuan 3
Post Test
1) Sebutkan satu contoh isu global tentang disunia industri!
2) Apa yang dimaksud dengan produk life cycle?
3) Apa yang dimaksud dengan waste control?
4) Sebutkan aspek-aspek ketenagakerjaan!
5) Bagaiman pendapat kalian tentang dunia kerja farmasi?

Rubrik Penilaian Tugas:


1) Ketepatan waktu mengumpulkan tugas (40%)
2) Kesesuaian karya dg materi (40%)
3) Estetika/keindahan (20%)
G. Pengayaan & Remedial
1. Pengayaan
Siswa dengan nilai atau performa di bawah rata-rata kelas, maka akan mendapat
tugas untuk melakukan belajar terbimbing, yaitu dengan meminta bantuan
kepada siswa dengan nilai di atas rata-rata kelas, kemudian setelah diperbaiki,
mengirim ulang tugas- tugas.

2. Remedial
Sepuluh (10) siswa dengan performa terbaik, akan melakukan pengayaan
dengan membuat resensi buku/artikel ilmiah pada media social masing-masing,
link di unggah pada Google Classroom.

H. Refleksi Peserta Didik & Guru


Era modern seperti sekarang setiap individu harus mampu menyeimbangkan
kemampuan untuk mengikuti perkembangan yang berpusat pada digital. Kegiatan
digital memudahkan dan menyederhanakan pekerjaan terutama pada sistem
menegemen baik di rumah sakit maupun apotek.

LAMPIRAN
A. Lembar Kerja Peserta Didik
Centang (v) pada salah satu kolom yang sesuai dengan sikapmu (S = Setuju dan T =
Tidak Setuju

No. Kegiatan S T Alasan


1 Setiap individu harus mampu mengikuti era
moderen yang berpusat pada digital.

2 Kegiatan digital akan memudahkan dan


menyederhanakan pekerjaan.

3 Setiap individu harus bijak membaca,


memahami dan mendengar tentang isu-isu
atau berita yang beredar.

4 Teknologi konvensional pada dunia farmasi


ahrus selalu dipertahankan.

5 Setiap industri farmasi wajib mengikuti


revolusi industri 4.0.
Bahan Bacaan Guru & Peserta Didik

1. Perkembangan teknologi dan proses produksi pada industri farmasi

Industri farmasi Indonesia tentu tidak dapat mengisolasi diri dari perkembangan dan
persaingan regional maupun global. Tantangan dan permasalahan yang dihadapi oleh industri
farmasi akan semakin kompleks. Sehingga peran teknologi informasi bagi industri farmasi
sangatlah penting dan tentu saja memiliki tujuan yang beragam tak terkecuali untuk mendukung
kepentingan usahanya. Dalam review artikel ini akan dibahas terkait penerapan teknologi
informasi di industri farmasi saat ini.

Revolusi merupakan perubahan sosial dan kebudayaan yang berlangsung secara cepat yang
menyangkut kehidupan manusia. Revolusi dunia mempengaruhi perkembangan zaman dan
perubahan terjadi begitu cepat sehingga orang-orang harus beradaptasi dengan hal ini. Revolusi
berjalanan dimulai dengan muncunya mesin uap di akhir abad 18 untuk menggerakkan pompa dan
itu ditemukan oleh James Watt. Kemunculan pembangkit tenaga listik dan motor menjadi penanda
revolusi industri. Revolusi ketiga diawali pada tahun 90 an dengan dimulaikan otomatisasi dan
globalisasi saat itu. Dan revolusi industri keempat dimulai dengan revolusi internet yakni
pemanfaatan internet of things.

Teknologi modern industri 4.0

Dalam industri farmasi, aspek yang sangat dikedepankan adalah aspek mutu yang baik.
Berbagai tahapan ujian, mulai dari bahan baku sampai menjadi kemasan, tentunya menyokong
keberhasilan suatu produk. Setiap tahapan pun berkolerasi dengan tahap selanjutnya. Oleh karena
itu, demi melakukan efisiensi dan menjaga kualitas produk, industri farmasi membutuhkan
teknologi canggih.
Hal inipun guna merealisasikan Revolusi Industri 4.0 di Indonesia sekaligus mengurangi
ketergantungan terhadap bahan baku impor berbasis kimia. Apalagi Kemenperin mencatat,
industri farmasi, produk obat kimia dan obat tradisional tumbuh sebesar 6,85 persen pada tahun
2017.
Pada revolusi industri 3.0, otomatisasi bertenaga komputer memungkinkan kita memprogram
mesin dan jaringan. Komputer digunakan untuk mengendalikan mesin-mesin industri dan kontrol
proses untuk menggantikan operator tenaga manusia. Sekarang sudah memasuki revolusi industri
4.0, teknologi fisika dan digital mulai digabungkan melalui analitik. Pada fase ini ditandai dengan
munculnya teknologi yang canggih macam superkomputer, robot pintar yang dimana dapat
menggantikan pekerjaan manusia, kendaraan tanpa pengemudi, dan banyak lagi.

Revolusi industri 4.0 merupakan fase dimana teknologi mengubah berbagai aktivitas manusia
yang akan hidup dalam ketidakpastian global sehingga manusia harus memiliki kemampuan yang
berguna untuk memprediksi masa depan yang berua dengan cepat. Begitupula negara, setiap
negara harus merespon perubahan tersebut secara terintegrasi dan komprehensif. Negara harus
merespon dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan politik global dimulai dari sektor
publik, swasta, akademik, bahkan masyarakat sipil harus menyatu bersama untuk menghadapi
tantangan revolusi industri 4.0 ini dan menjadikannya sebagai sebuah peluang untuk maju.

Setiap orang harus mampu untuk memahami kondisi revolusi industri 4.0 sekarang ini dengan
melakukan adaptasi supaya berjalan dengan baik. Begitu pula dalam dunia kesehatan, salah satu
yang disoroti dalam revolusi sekarang adalah dunia kefarmasian. Dalam dunia kefarmasian,
teknologi sangat membantu para apoteker dalam membuat obat. Dunia sebenarnya sudah sangat
maju sebagai akibat dari revolusi industri 3.0 yang disebut revolusi digital. Hal ini bertambah
dengan revolusi industri 4.0 yang menjadikan dunia kefarmasian mau tidak mau harus beradaptasi
dan memajukan dunianya. Banyak sekali penyedia layanan kesehatan mengeksplorasi potensi
telemedicine yakni pemantauan dan pengobatan pasien dari jarak jauh melalui sensor yang
tersambung ke internet.

Telemedicine menjadi sebuah harapan dalam pengobatan penyakit kronis yang banyak
dialami oleh lansia. Kedepannya sangat memungkinkan bahwa warga senior menerima cek-up
medis dengan kenyamanan bahkan di rumah mereka sendiri. Teknologi telemedicine ini dapat
membawa perawatan medis kepada masyarakat di lokasi terpencil. Di masa depan, beberapa
aplikasi medis yang sangat hebat muncul dari kombinasi teknologi fisika, digital dan biologi
termasuk pil yang menggabungkan sensor digital untuk mengatur pelepasan obat; anggota badan
robot yang menanggapi pikiran pasien; serta psikoterapi secara virtual reality.

Secara global, semua teknologi ini diharapkan oleh banyak pihak untuk dapat berdampak
besar bagi kesehatan, seperti halnya ketika penggunaan ilmu statistik diterapkan pada semua
bidang ilmu lainnya di akhir abad ke-19. Tentu saja, sebuah revolusi yang mendalam sepertinya
akan memaksa penyedia layanan kesehatan untuk secara substansial mengadaptasi praktik kerja
mereka. Dalam bidang kesehatan terutama farmasi revolusi yang menciptakan teknologi sangat
membantu karena para apoteker dapat membantu masyarakat dengan baik dan mudah. dimana saat
ini teknologi telah meningkat dan mudah untuk diakses oleh orang banyak. Salah satu pengaruh
yang menambah pada bidang kesehatan adalah dengan banyaknya bermunculan aplikasi-aplikasi
kesehatan yang dapat dengan mudah diakses melalui perangkat smartphone atau tablet. Pengguaan
teknologi di bidang kesehatan ini tentunya akan mengurangi biaya perawatan kesehatan serta
meningkatkan skala para ahli kesehatan membantu banyak orang.

Perkembangan teknologi yang begitu pesat telah merambah ke berbagai sektor termasuk
kesehatan. Teknologi ini semakin mendukung peningkatan kualitas kerja di bidang kesehatan,
karena semakin canggihnya teknologi yang ada maka akan semakin mudah kita mendapatkan
pelayanan dengan kualitas yang baik. Tujuan dari teknologi ini tidak lain, yaitu dalam rangka
meningkatkan kualitas hidup manusia terutama dibidang kesehatan, sebab kualitas hidup
merupakan usaha yang sangat luas dan menyeluruh. usaha yang dimaksud yaitu peningkatan
kesehatan masyarakat. Semakin berkembangnya teknologi di bidang kesehatan juga terdapat
pengaruh terhadap derajat kesehatan masyarakat. Derajat kesehatan masyarakat semakin
terkontrol, dicegah bahkan dapat diatasi. Selain itu revolusi teknologi di bidang kesehatan yang
telah dicapai sampai saat ini merupakan ciri yang bermakna dalam kehidupan modern.

2. Teknologi digital di industri farmasi

Teknologi Informasi dan Komunikasi merupakan suatu teknologi yang digunakan untuk
mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan,memanipulasi data
dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang
relevan, akurat dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan
pemerintahan dan merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan.

Ada cabang tersendiri untuk mengembangkan informatika dalam bidang farmasi. Cabangnya
itu adalah informatika farmasi. Informatika farmasi adalah bidang ilmiah yang berfokus pada
pengobatan yang berhubungan dengan data, informasi dan pengetahuan dalam sistem kesehatan
termasuk, penyimpanan, penggunaan analisis, dan penyebaran dalam pengiriman obat yang
optimal terkait pengobatan dan kesembuhan pasien.

Penerapan kemajuan teknologi informasi dalam penggunaan perangkat keras komputer dan
perangkat lunak, informatika farmasi mampu memberikan metode pembiayaan yang efektif untuk
apotek dan rumah sakit untuk berkomunikasi dengan mudah dan menciptakan kerangka kerja
yang maju dimana dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.

Dalam rangka memberikan pengalaman akhir yang lebih baik bagi pasien dan menciptakan
lingkungan yang memiliki kepentingan pasien , informatika farmasi mensinkronisasikan dokter,
apoteker, pekerja rumah sakit, dan profesional kesehatan lainnya sehingga untuk memastikan
bahwa riwayat medis pasien dan catatan resep tersedia bagi mereka yang membutuhkannya. Hal
ini dapat membantu dalam mengurangi jumlah waktu yang diperlukan untuk diagnosa tertentu,
memeriksa interaksi obat yang mungkin atau alergi sebelum resep ditulis, dan memastikan bahwa
resep pasien siap ketika mereka membutuhkan dan telah diperiksa keakurasiannya.

Manfaat- manfaat informatika farmasi antara lain:


1. Membantu praktisi farmasi dalam beberapa hal, baik desain sistem dan manajemen database
yang dapat merampingkan proses sehingga personil yang digunakan lebih efisien dan
informasi yang tersedia tepat waktu.
2. Meningkatkan komunikasi antara apoteker, dokter dan tenaga kesehatan lainnya, serta pasien.
3. Mampu meningkatkan kecepatan diagnosis dan memeriksa interaksi obat yang mungkin atau
alergi sebelum resep diisi/ditulis,
4. Informatika farmasi memungkinkan pasien untuk memiliki pemahaman yang lebih baik dari
obat-obatan yang mereka dapatkan dan memungkinkan mereka menjadi aset penting dalam
pengobatan penyakit mereka sendiri.
5. Apoteker juga mungkin dapat membantu dokter dan orang lain dalam menemukan resep yang
tepat untuk kondisi tertentu, yang dapat mengurangi kebutuhan untuk beberapa kunjungan ke
praktek dokter. Hal ini, dikombinasikan dengan biaya yang rendah karena berkurangnya
kunjungan ke dokter, penggunaan obat generik, sehingga sangat mengurangi biaya
pengobatan bagi pasien.

3. Produk Life Cycle

Siklus hidup produk atau dalam istilah asing biasa disebut dengan sebutan product life
cycle adalah salah satu komponen penting yang wajib diketahui dan dipahami dengan benar oleh
para produsen. Pada dasarnya, konsep nyata dari sebuah siklus hidup adalah merupakan suatu
proses yang memberikan gambaran proses yang akan dipasarkan. Nantinya produk tersebut akan
diedarkan ke masyarakat hingga mengalami suatu siklus tertentu.

Banyak yang perlu diketahui tentang siklus hidup suatu produk. Jadi harus benar-benar
mengetahui pengertian tahapan dan contohnya. Jadi setelah mengetahui keseluruhannya, akan
diajarkan tentang bagaimana konsep tersebut terbentuk.

Definisi siklus hidup produk

Product life cycle sendiri merupakan suatu siklus yang dialami seluruh produk yang ada di
dunia, baik itu siklus hidup yang singkat maupun siklus hidup yang lama. Namun dengan adanya
perbedaan siklus pada setiap produknya, tentu akan menambah beragam wawasan serta
pengertian yang akan menjadi materi bagi setiap produsen. Suatu siklus semacam ini juga dilihat
dari berbagai produk, seperti makanan, barang barang elektronik lainnya. Untuk itu kewajiban
seperti itu menjadi hal penting yang harus dipenuhi dalam melihat siklus suatu produk.

Dengan adanya pemahaman semacam hal tersebut maka dari itu produsen dapat melihat serta
memasang strategi yang tepat saat memasarkan produksinya. Sehingga secara sederhana siklus
hidup produk bisa digambarkan dengan diawali produk dibuat kemudian diperkenalkan kepada
pasaran hingga pada akhirnya produk tersebut mulai hilang dari pasaran.

Selain itu hal lain yang harus dilakukan oleh produsen untuk memperpanjang umur produknya
bisa dari berbagai hal. Bisa dengan peningkatan kualitas, peningkatan produk yang akan
digunakan serta melakukan berbagai macam strategi yang tentunya menjadi cikal bakal serta cara
khas produsen dalam menentukan umur produknya menjadi lebih lama dari umur produk
sebelumnya.
Tahapan siklus hidup produk (product life cycle)

Pada umumnya tahapan hidup suatu produk memiliki 4 tahapan umum. Ke 4 tahapan
tersebut wajib diketahui oleh setiap produsen. Jika dilihat dengan seksama maka bisa
dipastikan bahwa keempat produk tersebut adalah tahapan perkenalan (Introduction), tahapan
perkembangan, tahapan kedewasaan, dan tahapan penurunan.

Untuk itu bisa dilihat bahwa tahapan tersebut memiliki pengertian pengertian strategi yang
bisa dilihat sebagai berikut :

- Tahap perkenalan (introduction)

Sesuai dengan namanya, tahapan ini merupakan tahapan perkenalan yang menjadi cikal
bakal suatu siklus hidup. Awalnya melalui tahapan ini, produk akan diproduksi dan
dipasarkan dalam jumlah yang lebih besar. Walaupun begitu, volume penjualannya tentu
saja tidak sesuai dengan jumlahnya.

Jadi, barang yang dipasarkan merupakan barang yang benar-benar baru, hal tersebut juga
dikarenakan pada tahapan ini acapkali disebut sebagai tahapan awal. Biasanya, pada
tahap ini, ongkos serta biaya promosinya lebih mahal.

Promosi yang dilakukan tentu saja harus merupakan promosi yang agresif serta memiliki
kualitas pemasaran yang menunjang. Saat promosi dilakukan, targetnya harus benar-
benar mengarah kepada merek penjualan. Tahapan ini memang proses pendistribusian
serta keuntungannya masih rendah dari biasanya.

- Tahapan pertumbuhan (Growth)

Tahapan kedua adalah pertumbuhan, tahapan yang satu ini sesuai dengan namanya
merupakan tahap siklus hidup produk yang menentukan suatu produk menjadi lebih
berkembang atau tidak.

Dalam tahapan ini, tentu saja laba akan meningkat dan prosesnya menjadi lebih
menguntungkan. Tahapan ini, di pasaran, permintaan akan produk semakin meningkat
dan minat masyarakat semakin bertambah.

Dengan adanya langkah seperti hal tersebut, maka dari produsen sendiri akan mengurangi
proses promosi yang dilakukan. Pengurangan langkah promosi tersebut memang menjadi
cara yang diambil dikarenakan banyaknya masyarakat yang telah mengetahui informasi
produk tersebut. Jadi pada tahapan ini usaha promosi tidak seagresif sebelumnya.

Pada tahapan yang satu ini, akan mulai tumbuh persaingan dengan produksi lainnya.
Sehingga bisa dikatakan, pada tahapan ini akan lebih terasa ketat persaingan yang
dilakukan. Saat proses distribusinya bisa dilakukan dengan berbagai macam hal, salah
satunya adalah dengan pendistribusian dengan penurunan harga jual produknya.

- Tahapan kesewasaan (Maturity Process)

Selanjutnya adalah tahap pendewasaan, tahapan yang satu ini merupakan tahapan, dimana
produsen serta semua pihak terkait dapat melihat serta mampu menetapkan bahwa
penjualan yang dilakukan serta pemasaran yang dilakukan lebih meningkat jauh lebih
banyak dari sebelumnya dan untuk kedepannya juga masih terlihat semakin tetap.

Yang harus diingat adalah, tentu saja pada tahap ini, laba yang akan diperoleh mengalami
penurunan yang cukup signifikan. Hal ini merupakan proses yang disebabkan oleh
terjadinya persaingan harga yang cukup ketat dari sebelumnya.

Kemudian saat berada pada tahapan ini, maka akan ada pertumbuhan Kembali pada mode
promosi. Hal semacam itu menjadi salah satu sikap yang tentu saja akan diambil oleh
setiap produsen dalam menentukan agresifitasnya untuk Kembali menumbuhkan
maksimalnya target.

- Tahap kemunduran (Decline)

Dalam tahapan yang satu ini, pasti setiap siklus hidup produk akan memiliki tahapan
dimana produk yang dipasarkan mengalami penurunan agresivitas atau biasa yang disebut
sebagai tahapan kuno suatu produk. Untuk itu setiap produsen harus memiliki strategi
baru yang tentu saja wajib diberikan dalam mengembangkan produk baru yang diminati
oleh masyarakat.

Hal semacam itu digunakan sebagai langkah yang tepat untuk mengganti produk yang
telah using atau yang telah kuno. Walaupun jumlah persaingan mulai berkurang, tentu
saja akan ada masalah lainnya, yaitu penurunan jumlah permintaan barang produksi.

Untuk itu menghadapi siklus hidup produk tersebut maka harus ada pengawasan produk
yang benar-benar mumpuni bagi setiap produsen yang ada.

Keempat tahapan siklus hidup produk tersebut wajib diketahui dan dipahami dengan
benar, sehingga nantinya tidak akan terjadi Kendala yang cukup berarti bagi setiap
produsen yang ada. Fase maupun tahapan siklus tersebut harus sesuai dengan perkiraan
pasar.

4. Waste control

Berdasarkan buku lean six sigma, waste adalah suatu kegiatan proses kerja yang
didalamnya tidak mampu memberikan nilai tambah atas pengolahan bahan baku di dalam
value stream tertentu. Jadi, berdasarkan penjelasan ini bisa kita tarik kesimpulan bahwa
waste adalah sampah ataupun pemborosan yang harus dibuang ataupun harus dihilangkan.
Hal tersebut dikarenakan biaya waste bagi perusahaan, sehingga nantinya akan
menimbulkan kerugian dan mengurangi tingkat keuntungan perusahaan terkait.

Selain itu, tanpa adanya value stream yang terdapat di dalam waste, maka akan membuat
bahan material menjadi terbuang sia-sia, sehingga sumber daya yang mampu memberikan
nilai tambah pada produksi pun akan mengalami pemborosan.

Secara garis besar, terdapat dua jenis waste yang mendasar dan harus dipertimbangkan
dalam melakukan analisa menghilangkan waste, yaitu waste obvious dan waste hiden. Jenis
waste obvious adalah jenis waste yang mudah sekali untuk dikenali dan bisa dihilangkan
dengan segera menggunakan biaya yang minim ataupun tanpa biaya sama sekali.

Sedangkan waste hiden adalah jenis waste yang hanya bisa dihilangkan atau dibuang
dengan menggunakan metode kerja terbaru, menggunakan bantuan teknologi tertentu, atau
dengan menetapkan kebijakan baru.

Apa Saja Kegiatan yang Ada di Dalam Manufaktur?

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, waste adalah segala bentuk ataupun hal yang tidak
mampu meningkatkan nilai tambah pada produk. Itu artinya, waste mempunyai bentuk material
yang harus dibuang, termasuk di dalamnya waktu, energi, dan juga area kerja tertentu.

Sebelumnya jika dilihat dari segi nilai tambahnya, perusahaan manufaktur memiliki 3 aktivitas
besar, yaitu:

 Kegiatan yang memiliki nilai tambah atau yang sering sekali disebut dengan value-added
activities (VA).
 Kegiatan yang tidak mempunyai nilai tambah atau yang sering sekali disebut dengan non-
value-added activities (NVA).
 Pengaruh kegiatan yang tidak memiliki nilai tambah, tapi dibutuhkan, yang biasa disebut
dengan enabler activities atau business non-value-added activities (VE / BNVA).

Seperti yang sudah kita singgung secara singkat sebelumnya pula, bahwa cara meminimalisir
waste adalah dengan menggunakan lean manufacturing. Tujuannya adalah agar bisa menekan
kerugian seminimal mungkin atau biasa disebut dengan istilah zero-waste.

Jenis-jenis waste

Setidaknya, ada tujuh jenis waste yang terdapat di dalam proses produksi manufaktur. Tujuh jenis
waste tersebut adalah sebagai berikut :
1. Pemborosan Transportasi

Rendahnya tingkat efisiensi waste manajemen pada desain tata letak produksi ternyata
mampu menyebabkan terjadinya pemborosan dalam hal transportasi. Hal tersebut
dikarenakan adanya proses pemindahan barang dari satu unit ke unit kerja yang lainnya.

Contohnya, menempatkan ruang produksi yang jauh dari QA, sehingga akan membuat
proses pemindahan barang memerlukan waktu yang lebih lama. Akibatnya, volume produksi
pun akan berkurang atau banyak tenaga kerja yang tidak dibutuhkan.

Efek lainnya dari pemborosan transportasi adalah penggunaan ruang yang tidak efisien di
lokasi kerja, adanya waktu komunikasi yang berlebihan, adanya peningkatan work in
process, serta terjadinya kerusakan produk selama proses transfer berlangsung.

2. Pemborosan stok barang

Sebenarnya, pemborosan stok barang ini berkaitan dengan pemborosan stok produksi yang
terlalu berlebihan. Di lain hal, terlalu banyak persediaan pada komoditas juga bisa menjadi
tanda produksi yang berlebih.

Umumnya, hal ini terjadi karena permintaan yang melebihi tingkat produksi yang
seharusnya,dan menjadi waste management. Jika terjadi pemborosan persediaan, maka
jumlah barang jadi, barang yang setengah jadi, dan juga bahan baku juga akan berlebihan.
Sehingga, akan lebih banyak ruang penyimpanan untuk dibeli.

Bila memang tidak ada ruang yang cukup, maka terpaksa perusahaan harus menyewa atau
membuat gudang baru, dan menambah karyawan untuk melakukan pemeliharaan,
pengawasan, pengangkutan, dan juga pengelolaan. Akibatnya, biaya produksi pun akan
meningkat, dan tidak akan sebanding dengan pendapatan yang didapat.

Bila barang yang diproduksi mempunyai umur simpanan yang pendek, maka barang yang
disimpan pun akan mengalami kadaluarsa.

3. Pemborosan gerakan

Pemborosan produksi ini terjadi karena adanya pergerakan ataupun kegiatan sumber daya
manusia dan juga mesin yang memang tidak perlu, karena tidak mampu memberikan nilai
tambah pada produk.

Misalnya saja penempatan peralatan kerja yang jauh dari jangkauan operator produksi,
sehingga bagian operator produksi tersebut memerlukan waktu yang lebih lama ketika ingin
menggunakannya.

Pemborosan pergerakan ini akan berefek langsung pada proses produksi yang menjadi
terganggu karena pemanfaatan waktu yang memang tidak efisien. Perlahan namun pasti,
waktu produksi pasti akan meningkat, dan kemungkinan besar juga akan menyebabkan
kecelakaan kerja.

4. Pemborosan waktu menunggu

Setiap pebisnis umumnya akan berpikiran bahwa waktu adalah uang, yang mana pada suatu
perusahaan yang memproduksi barang, nilai waktu selama satu detik saja mempunyai nilai
yang sangat besar bila mampu digunakan dengan baik.

Namun, jika ada waktu yang mana para karyawan ataupun mesin tidak beraktivitas sesuai
dengan kegiatan produksi, karena satu dan lain hal, maka hal tersebut akan dianggap sebagai
pemborosan waktu menunggu.

Idealnya, waste manajemen pada suatu proses produksi mesin atau karyawan harus terus
berproduksi. Sehingga, jumlah produksi harian pun bisa tetap meningkat dan memberikan
keuntungan untuk perusahaan, karena terdapat biaya produksi yang bisa terus berjalan
perlahan dan pasti.

5. Pemborosan proses secara berlebihan

Tidak semua produk mampu memberikan nilai tambah untuk produk ataupun konsumen.
Contohnya seperti pengerjaan ulang ataupun perbaikan pekerjaan sebelumnya, persetujuan
yang lama ataupun pada proses pemeriksaan yang berulang.

Dampak dari adanya pemborosan ini tentu pada waktu produksi yang semakin lama. Pebisnis
pun harus mampu membuat pertimbangan pada bagaimana menghasilkan produk yang
berkualitas tinggi, namun prosesnya tetap efisien dan lugas.

6. Pemborosan produksi secara berlebihan

Kelebihan produksi pada suatu produk sangat erat kaitannya dengan pemborosan lainnya.
Bila terlalu banyak barang yang dibuat, maka akan turut mempengaruhi pemborosan yang
lain, seperti persediaan dan juga gerakan.

Hal ini terjadi karena tidak memperhatikan permintaan pasar, terjadi kegiatan produksi
yang berlebihan dan produksi yang berjalan dengan sangat cepat. Pemborosan tersebut
nantinya akan berdampak pada biaya produksi yang melonjak, persediaan yang berlebihan,
kerusakan produk, dan juga peningkatan pemanfaatan ruang.

7. Pemborosan kerusakan produk

Kerusakan dan juga pemborosan produk ini mengacu pada situasi dan kondisi produk rusak
ataupun gagal melakukan penyaringan kualitas selama proses produksi berlangsung,
sehingga tidak bisa dipasarkan, walaupun beberapa diantaranya masih bisa diperbaiki.
Tapi, pihak perusahaan harus siap menanggung biaya tambahan dan sumber daya manusia
untuk melakukan perbaikan tersebut. Beberapa dampak lainnya adalah pemborosan waktu
dan juga staf karyawan, yang mampu mengganggu rencana produksi awal yang sudah
dibuat. Bila produk tersebut ternyata sudah lebih dulu dipasarkan, maka akan berdampak
negatif untuk perusahaan, dan tingkat kepercayaan konsumen pun akan menurun.

5. Aspek-aspek ketenagakerjaan

Ketenagakerjaan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu
sebelum, selama dan setelah selesai masa hubungan kerja, baik pada pekerjaan yang
menghasilkan barang maupun pekerjaan berupa. Dari aspek hukum ketenagakerjaan merupakan
bidang hukum privat yang memiliki aspek publik, karena meskipun hubungan kerja dibuat
berdasarkan kebebasan para pihak, namun terdapat sejumlah ketentuan yang WAJIB tunduk pada
ketentuan pemerintah dalam artian hukum publik.

Peraturan dan UU ketenagakerjaan

Ketenagakerjaan dijelaskan bahwa Ketenagakerjaan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan
tenaga kerja baik pada waktu sebelum, selama dan sesudah masa kerja. Peraturan tersebut
dilandasi dengan tujuan sebagai berikut:
1. Memberdayakan dan mendayagunakan tenaga kerja secara optimal dan manusiawi
2. Mewujudkan pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan tenaga kerja yang sesuai dengan
kebutuhan pembangunan nasional dan daerah
3. Memberikan pelindungan kepada tenaga kerja dalam mewujudkan kesejahteraan
4. Meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja dan keluarganya

Pasal 5 UU 13/2013 menegaskan bahwa setiap tenaga kerja memiliki kesempatan yang sama
untuk memperoleh pekerjaan tanpa adanya diskriminasi. Lebih lanjut, tenaga kerja dapat
diklasifikasikan menjadi tiga kelompok yaitu:
a. Tenaga Kerja Terdidik

Tenaga kerja yang mempunyai keahlian pada bidang tertentu atau khusus yang diperoleh
dari bidang pendidikan. Sebagai contoh: dosen, dokter, guru, pengacara, akuntan dan
sebagainya.

b. Tenaga Kerja Terlatih


Tenaga kerja yang memiliki keahlian pada bidang tertentu atau khusus yang diperoleh dari
pengalaman dan latihan. Sebagai contoh: supir, tukang jahit, montir dan sebagainya.

c. Tenaga Kerja Tidak Terdidik dan Tidak Terlatih


Tenaga kerja yang mengandalkan tenaga, tidak memerlukan pendidikan maupun pelatihan
terlebih dahulu. Sebagai contoh: kuli, pembantu rumah tangga, buruh kasar dan sebagainya.
Klasifikasi diatas mendorong pengaturan terkait pelatihan kerja sebagaimana diatur dalam
Bab V UU 13/2013, agar kualifikasi tenaga kerja Indonesia dapat semakin baik.
Dalam pelaksanaan ketenagakerjaan, pelaku usaha dan tenaga kerja mengikatkan diri dalam
suatu hubunga hukkum melalui ikatan atau perjanjian kerja yang sudah disepakati oleh kedua belah
pihak, bersifat tertulis atau lisan dan dilandasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan
ketenagakerjaan yang berlaku. Hak dan kewajiban antara pengusaha dan tenaga kerja juga menjadi
perhatian demi menciptakan keamanan dan kenyamanan saat melakukan aktivitas pekerjaan.
Apabila timbul perselisihan antara pengusaha dan tenaga kerja, maka hukum yang mengatur
adalah Undang Undang No.2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial.
Setiap bentuk perselisihan memiliki cara atau prosedur yang berlaku dan harus diikuti oleh kedua
belah pihak baik itu melalui cara berunding, mediasi, konsiliasi, arbitrase maupun diselesaikan di
Pengadilan Hubungan Industrial.

Masalah ketenagakerjaan

Masalah ketenagakerjaan dapat timbul karena beberapa faktor seperti pendidikan, kesempatan kerja
maupun pertumbuhan ekonomi yang relatif rendah. Hal ini dialami oleh banyak negara yang termasuk
Indonesia, karena hingga saat ini masih banyak pengangguran atau lebih tepatnya lagi orang yang
tidak dapat bekerja karena minimnya lapangan pekerjaan.

1. Banyaknya Pengangguran
Disebabkan karena tingginya jumlah penduduk dan tidak diikuti dengan lapangan kerja yang
cukup, permasalah ini merupakan yang paling utama di Indonesia. Begitu juga dengan rendahnya
kualitas tenaga kerja dan pertumbuhan ekonomi yang menjadi faktor utama dalam timbulnya
masalah ini.
2. Lapangan Kerja yang Rendah
Timbul akibat jumlah angkatan kerja yang produktif tidak sebanding dengan jumlah lapangan
kerja yang disediakan. Hal ini menjadi salah satu pemicu masalah pengangguran.
3. Kualitas Tenaga Kerja yang Rendah
Tingkat pendidikan yang rendah baik formal maupun non formal. Kemampuan ekonomi
masyarakat Indonesia tergolong rendah menyebabkan ketidakmampuan untuk meraih pendidikan
yang tinggi.
Bicara tentang ketenagakerjaan tentunya masih banyak lagi yang dapat dijadikan pembahasan.
Sekilas pemaparan secara umum mengenai pengertian, peraturan dan masalah ketenagakerjaan
yang ada di Indonesia.

Daftar Pustaka

Ruli Setya Hapsari, S.Si, Apt dkk. 2013.Undang undang kesehatan untuk SMK Farmasi. Jakarta.
EGC.

https://www.dslalawfirm.com/id/pengertian-masalah-peraturan-ketenagakerjaan/

https://persi.or.id/wp-content/uploads/2020/11/pp512009.pdf
https://jdih.kemenkeu.go.id/fulltext/2009/51tahun2009pp.htm

Anda mungkin juga menyukai