INFORMASI UMUM
A. Identitas Modul
Nama penyusun : FARMASI
Institusi : SMK MUHAMMADIYAH PAGAR ALAM
Tahun penyusunan : 2021
Jenjang sekolah : SMK
Kelas :X
Alokasi waktu : 8 jp (3 x Pertemuan; @45 menit)
B. Kompetensi Awal
Peserta didik telah memiliki pengetahuan awal tentang:
1. Keselamatan dan kesehatan kerja
2. Produk-produk farmasi
3. Bisnis pada bidang teknologi farmasi
F. Model Pembelajaran
Model Pembelajaran yang digunakan adalah Pembelajaran Jarak Jauh moda Daring, Luring,
diskusi dengan metode Historical Inquiry.
KOMPONEN INTI
A. Tujuan Pembelajaran
Pada akhir pembelajaran, Peserta Didik mampu:
1. Memahami tentang proses bisnis pada dibidang teknologi farmasi.
2. Memahami penerapan K3LH pada proses bisnis dibidang teknologi farmasi.
3. Memahami bagaimana perencanaan produk pada bisnis dibidang teknologi
farmasi.
4. Memahami supply chain/ pemasok produk, logistik dan proses produksi pada
industri farmasi.
5. Memahami cara penggunaan dan perawatan peralatan produksi.
6. Memahami bagaimana pengelolaan sumber daya manusia dengan
memperhatikan potensi dan kearifan lokal.
B. Pemahaman Bermakna
1. Setiap pekerjaan maupun profesi apapun membutuhkan kehati-hatian untuk mencegah
kecelakaan kerja dan juga pelanggaran hukum.
2. Dimasa sekarang setiap individu harus pandai mengamati dan mengambil setiap peluang
usaha yang ada.
3. Dengan pendidikan yang baik dan memiliki pengetahuan yang baik akan mendukung
prestasi kerja seseorang pula dengan baik.
C. Pertanyaan Pemantik
1. Jika kalian ingin berwirausaha jenis wirausaha apa yang akan kalian pilih?
2. Bagaimana menyiapkan semua yang diperlukan untuk usaha yang kalian pilih?
D. Persiapan Pembelajaran
Sebelum belajar Undang-undang kesehatan, pastikan bahwa:
1. Mempersiapkan perangkat gawai yang akan digunakan.
2. Memperhatikan informasi yang telah dibagikan guru.
3. Mempersiapkan alat tulis.
4. Pastikan kamu memiliki paket data/wifi dan jaringan yang bagus.
5. Bergabunglah ke kelas melalui tautan yang dibagikan.
6. Menyebar link angket untuk mengetahui gaya belajar Peserta Didik (asesmen
diagnostik non-kognitif)
E. Kegiatan
Pembelajaran
Pertemuan 1
Pendahuluan (15 menit)
Lakukan doa, agar diberi kemudahan selama belajar dan diberi tambahan ilmu
yang bermanfaat.
Mengisi daftar hadir sesuai link yang dibagikan Google Clasroom.
Kerjakan pretest pada link yang dibagikan melalui Google
Clasroom. Kegiatan Inti (55 menit)
Peserta Didik menyimak Video pembelajaran dengan durasi 5 menit. Video
tersebut berisi tentang salah satu usaha atau industri farmasi.
Berdasarkan video pendek tersebut, beri kesempatan siswa untuk bertanya
tentang video tersebut yang dituliskan pada kolom komentar.
Setelah seluruh siswa membuat pertanyaan, kelompok kan pertanyaan siswa
berdasarkan tema-tema utama (misalnya bagaimana proses produksi produknya,
perawatan peralatanya, sistem K3LH nya, dsb).
Pilih satu tema, kemudian jawab pertanyaan-pertanyaan temanmu. Jawaban
bisa dibuat melalui aplikasi word atau di buku tulis.
Cari bukti penguat dari jawabanmu (berupa kutipan dengan daftar rujukan).
Unggah jawaban pada Google Classroom
Jika jawaban berupa dokumen word, file langsung diunggah
Jika jawaban ditulis di buku tulis, foto (pastikan foto jelas) dan rubah
menjadi format pdf, selanjtunya diunggah.
Pertemuan 2
Pendahuluan (15 menit)
Lakukan doa, agar diberi kemudahan selama belajar dan diberi tambahan ilmu yang
bermanfaat.
Mengisi daftar hadir sesuai link yang dibagikan.
Pertemuan 3
Pendahuluan (15 menit)
Lakukan doa, agar diberi kemudahan selama belajar dan diberi tambahan ilmu yang
bermanfaat.
Mengisi daftar hadir sesuai link yang dibagikan.
F. Asesmen
1. Asesmen Diagnostik Non-Kognitif (untuk mengetahui gaya belajar Peserta Didik) Bentuk
berupa angket melalui Google Form, berikut adalah formatnya:
Tandailah kotak yang sesuai untuk setiap pertanyaan dan jumlahkan nilainya
1) ( … ) Saya perlu satu ilustrasi dari apa yang diajarkan supaya bisa
memahaminya.
2) ( … ) Saya tertarik pada obyek yang mencolok, berwarna, dan yang merangsang mata.
3) ( … ) Saya lebih menyukai buku-buku yang menyertakan gambar atau ilustrasi.
4) ( … ) Saya terkesan sedang “melamun”, saat membayangkan apa yang
sedang saya dengar.
5) ( … ) Saya mudah mengingat apabila saya bisa melihat orang yang sedang berbicara.
6) ( … ) Apa yang harus saya ingat harus saya ucapkan dulu.
7) ( … ) Saya harus membicarakan suatu masalah dengan suara keras untuk
memecahkannya.
8) ( … ) Saya akan mudah menghafal dengan mengucapkannya berkali-kali.
9) ( … ) Saya mudah mengingat sesuatu apabila itu didendangkan.
10) ( … ) Saya lebih suka mendengarkan rekamannya daripada duduk dan
membaca bukunya.
11) ( … ) Saya tidak bisa duduk diam berlama-lama.
12) ( … ) Saya lebih mudah belajar apabila ada keterlibatan sejumlah anggota
tubuh.
13) ( … ) Saya hampir selalu melakukan gerakan tubuh.
14) ( … ) Saya lebih suka membaca buku atau mendengarkan cerita-cerita action.
2. Asesmen Formatif
Kuis berbentuk uraian melalui Google Form dan rubrik penilaian tugas. Berikut adalah
pertanyaan yang harus dijawab siswa:
a. Pertemuan 1
Kuis:
1) Dengan kata-katamu sendiri, ceritakan bagaimana bisnis di dunia farmasi!
2) Menurut kalian bagaimana cara mendapatkan atau membaca peluang usaha di zaman
sekarang?
3) Setelah melakukan pembelajaran ini, tulis apa saja yang kamu bisa!
4) Setelah melakukan pembelajaran ini, tulis apa saja yang belum kamu
pahami!
5) Apa yang akan kamu lakukan untuk melengkapi apa yang belum dipahami?
b. Pertemuan 2
Kuis
1) Dengan kata-katamu sendiri, ceritakan bagaimana cara penerapan K3LH yang baik
pada industri farmasi!
2) Dengan kata-katamu sendiri, ceritakan bagaimana cara perencanaan produk untuk
industri farmasi!
3) Dengan kata-katamu sendiri, ceritakan bagaimana cara perawatan dan pemeliharaan
peralatan industri?
4) Menurut kalian bagaimana pengelolaan sumber daya manusia di suatu
industri/perusahaan?
5) Menurut kalian apa yang dimaksud dengan potensi kearifan lokal?
c. Pertemuan 3
Post Test
1) Apa pendapat kalian tentang bisnis di dunia farmasi?
2) Apa saja yang perlu kalian siapkan ketika ingin membuka sbuah usaha?
3) Kesulitan apa yang mungkin muncul saat kalian ingin membuka usaha?
4) Apa yang harus kalian lakukan untuk menghadapi kesulitan tersebut?
5) Bagaimana peluang pasar dari usaha yang kalian pilih?
2. Remedial
Sepuluh (10) siswa dengan performa terbaik, akan melakukan pengayaan dengan
membuat resensi buku/artikel ilmiah pada media social masing-masing, link di unggah
pada Google Classroom.
H. Refleksi Peserta Didik & Guru
Setiap pekerjaan memiliki resiko yang harus diambil, resiko ini bisa berupa resiko fisik
maupun psikis. Untuk mengurangi resiko tersebut maka ada usaha dari pemilik industri atau
perusahaan berupa penerapan K3LH pada perusahaannya. Resiko fisik juga bisa
diminimalisir dengan pemeliharaan peralatan atau maintenance peralatan, pemeriksaan fisik
melalui medical check up setiap 6 bulan sekali.
LAMPIRAN
A. Lembar Kerja Peserta Didik
Centang (v) pada salah satu kolom yang sesuai dengan sikapmu (S = Setuju dan T = Tidak
Setuju
Penerapan K3LH
Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) merupakan hak asasi karyawan dan salah satu
syarat untuk dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan. Di samping itu K3 juga
merupakan syarat untuk memenangkan persaingan bebas di era globalisasi dan pasar bebas Asean
Free Trade Agrement (AFTA), World Trade Organization (WTO) dan Asia Pacipic Economic
Community(APEC). Untuk mengantisipasi hal tersebut serta mewujudkan perlindungan
masyarakat pekerja Indonesia; telah ditetapkan Visi Indonesia Sehat 2020 yaitu gambaran
masyarakat Indonesia di masa depan, yang penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku
sehat, memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya untuk
menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat
mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya
dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.
Menurut Mangkunegara (2002, p.163) Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu
pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun
rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya
untuk menuju masyarakat adil dan makmur.
Menurut Suma’mur (2001, p.104), keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha untuk
menciptakan suasana kerja yang aman dan tentram bagi para karyawan yang bekerja di
perusahaan yang bersangkutan.
Menurut Simanjuntak (1994), Keselamatan kerja adalah kondisi keselamatan yang bebas dari
resiko kecelakaan dan kerusakan dimana kita bekerja yang mencakup tentang kondisi bangunan,
kondisi mesin, peralatan keselamatan, dan kondisi pekerja.
Mathis dan Jackson (2002, p. 245), menyatakan bahwa Keselamatan adalah merujuk pada
perlindungan terhadap kesejahteraan fisik seseorang terhadap cedera yang terkait dengan
pekerjaan. Kesehatan adalah merujuk pada kondisi umum fisik, mental dan stabilitas emosi secara
umum.
Menurut Ridley, John (1983) yang dikutip oleh Boby Shiantosia (2000, p.6), mengartikan
Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah suatu kondisi dalam pekerjaan yang sehat dan aman
baik itu bagi pekerjaannya, perusahaan maupun bagi masyarakat dan lingkungan sekitar pabrik
atau tempat kerja tersebut.
Jackson (1999, p. 222), menjelaskan bahwa Kesehatan dan Keselamatan Kerja menunjukkan
kepada kondisi-kondisi fisiologis-fisikal dan psikologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh
lingkungan kerja yang disediakan oleh perusahaan.
Menurut Mangkunegara (2002, p.170), bahwa indikator penyebab keselamatan kerja adalah:
a) Keadaan tempat lingkungan kerja, yang meliputi:
1. Penyusunan dan penyimpanan barang-barang yang berbahaya yang kurang diperhitungkan
keamanannya.
2. Ruang kerja yang terlalu padat dan sesak
3. Pembuangan kotoran dan limbah yang tidak pada tempatnya.
1. Kapasitas Kerja
Status kesehatan masyarakat pekerja di Indonesia pada umumnya belum memuaskan. Dari
beberapa hasil penelitian didapat gambaran bahwa 30– 40% masyarakat pekerja kurang kalori
protein, 30% menderita anemia gizi dan 35% kekurangan zat besi tanpa anemia. Kondisi kesehatan
seperti ini tidak memungkinkan bagi para pekerja untuk bekerja dengan produktivitas yang
optimal. Hal ini diperberat lagi dengan kenyataan bahwa angkatan kerja yang ada sebagian besar
masih di isi oleh petugas kesehatan dan non kesehatan yang mempunyai banyak keterbatasan,
sehingga untuk dalam melakukan tugasnya mungkin sering mendapat kendala terutama
menyangkut masalah PAHK dan kecelakaan kerja.
2. Beban Kerja
Sebagai pemberi jasa pelayanan kesehatan maupun yang bersifat teknis beroperasi 8 – 24
jam sehari, dengan demikian kegiatan pelayanan kesehatan pada laboratorium menuntut adanya
pola kerja bergilirdan tugas/jaga malam. Pola kerja yang berubah-ubah dapat menyebabkan
kelelahan yang meningkat, akibat terjadinya perubahan pada bioritmik (irama tubuh). Faktor lain
yang turut memperberat beban kerja antara lain tingkat gaji dan jaminan sosial bagi pekerja yang
masih relatif rendah, yang berdampak pekerja terpaksa melakukan kerja tambahan secara
berlebihan. Beban psikis ini dalam jangka waktu lama dapat menimbulkan stres.
3. Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja bila tidak memenuhi persyaratan dapat mempengaruhi kesehatan kerja
dapat menimbulkan Kecelakaan Kerja (Occupational Accident), Penyakit Akibat Kerja dan
Penyakit Akibat Hubungan Kerja (Occupational Disease & Work Related Diseases).
Identifikasi masalah kesehatan dan keselamatan kerja bagi tenaga kesehatan dan
pencegahannya
A. Kecelakaan Kerja
Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tidak terduga dan tidak diharapkan. Biasanya kecelakaan
menyebabkan, kerugian material dan penderitaan dari yang paling ringan sampai kepada yang
paling berat. Kecelakaan di laboratorium dapat berbentuk 2 jenis yaitu :
Kecelakaan medis, jika yang menjadi korban pasien
Kecelakaan kerja, jika yang menjadi korban petugas laboratorium itu sendiri.
Pencegahan :
Pakai sepatu anti slip
Hati-hati bila berjalan pada lantai yang sedang dipel (basah dan licin) atau tidak rata
konstruksinya.
Pemeliharaan lantai dan tangga
2. Mengangkat beban
Mengangkat beban merupakan pekerjaan yang cukup berat, terutama bila mengabaikan kaidah
ergonomi. Akibat : cedera pada punggung.
Pencegahan :
Beban jangan terlalu berat
Jangan mengangkat beban dengan posisi membungkuk tapi pergunakanlah tungkai bawah
sambil berjongkok
Pakaian penggotong jangan terlalu ketat sehingga pergerakan terhambat.
PERENCANAAN
Perencanaan perbekalan farmasi merupakan salah satu fungsi yang menentukan dalam
proses pengadaan perbekalan farmasi di rumah sakit. Perencanaan adalah suatu kegiatan yang
dilakukan dalam rangka menyusun daftar kebutuhan obat yang berkaitan dengan suatu pedoman
atas dasar konsep kegiatan yang sistematis dengan urutan yang logis dalam mencapai sasaran atau
Beberapa tujuan perencanaan dalam farmasi adalah untuk menyusun kebutuhan obat
yang tepat dan sesuai kebutuhan untuk mencegah terjadinya kekurangan atau kelebihan
persediaan farmasi serta meningkatkan penggunaan persediaan farmasi secara efektif dan efesien.
Ada beberapa hal yang harus di perhatikan untuk mencapai tujuan perencanaan obat, yaitu:
a. Mengenal dengan jelas rencanan jangka panjang apakah program dapat mencapai tujuan
dan sasaran.
b. Persyaratan barang meliputi : kualitas barang, fungsi barang, pemakaian satu merek dan
1. Tahap Persiapan
Perencanaan dan pengadaan obat merupakan suatu kegiatan dalam rangka menetapkan jenis
dan jumlah obat sesuai dengan pola penyakit serta kebutuhan pelayanan kesehatan, hal ini
dapat di lakukan dengan membentuk tim perencanaan pengadaan obat yang bertujuan
meningkatkan efisien dan efektivitas penggunaan dana obat melalu kerja sama antar instansi
2. Tahap Perencanaan
A. Tahap Pemilihan
diperlukan sesuai dengan jumlah pasien/kunjungan dan pola penyakit di rumah sakit. Dasar-
Jenis obat yang di pilih seminimal mungkin dengan cara menghindari kesamaan jenis.
Hindari obat kombinasi, kecuali obat kombinasi mempunyai efek yang lebih baik di bandingkan
obat tunggal.
Apabila jenis obat banyak, maka di pilih berdasarkan obat pilihan (drug of choice).
Tahap ini untuk menghindari masalah kekosongan obat atau kelebihan obat. Dengan
koordinasi dari proses perencanaan dan pengadaan obat di harapkan obat yang dapat tepat jenis,
Masalah kekosongan atau kelebihan perbekalan farmasi dapat terjadi, apabila informasi yang
digunakan semata-mata hanya berdasarkan teoritis saja. Pendekatan perencanaan kebutuhan dapat
a. Metode konsumsi
Perhitungan kebutuhan dengan metode konsumsi di dasarkan pada real konsumsi perbekalan
Adalah jumlah obat yang dikeluarkan dengan kecukupan untuk jangka waktu tertentu. Data
Rumus :
Pemakaian nyata pertahun = (stok awal tahun + jumlah penerimaan obat) – (sisa stok akhir
Rumus :
3. Menghitung kekurangan obat adalah jumlah obat yang diperlukan saat terjadi kekosongan obat.
Rumus :
Rumus :
5. Menghitung kebutuhan obat tahun yang akan datang adalah ramalan kebutuhan obat yang
sudah mempertimbangkan peningkatan jumlah pelanggan yang akan dilayani. Data ini bisa
diperoleh dari data peningkatan jumlah penduduk atau kunjungan beberapa tahun. Misalnya
Rumus :
6. Menghitung kebutuhan lead time adalah waktu yang di butuhkan sejak rencana di ajukan
Rumus :
7. Menentuka stok pengaman adalah jumlah obat yang di perlukan untuk menghindari terjadinya
kekosongan obat. Dapat dilakukan denga dua cara berdasarkan waktu tunggu dan sistem VEN
8. Menghitung jumlah obat yang akan di programkan di tahun yang akan datang.
Rumus :
Kebutuhan obat tahun yang akan datang + kebutuhan lead time + buffer stok
Rumus :
Bila data konsumsi lengkap, pola peresepan tidak berubah, dan kebutuhan relative stabil, maka
Data konsumsi data obat dan data jumalh kontak pasien yang dapat di andalakan mungkin sulit
di peroleh.
Tidak dapat dijadikan dasar untuk mengkaji pola penggunaan obat dan rasionalitas penggunaan
obat.
Tidak dapat di andalkan bila kekurangan stok lebih dari 3 bulan, obat berlebih atau kehilangan.
b. Metode Epidemiologi
Perencanaan dengan metode epidemiologi di dasarkan pada data jumlah kunjungan, frekuensi
penyakit, dan standar pengobatan yang ada. Langkah-langkah pokok metode ini :
1. Pengumpulan dan pengolahan data (menentukan jumlah penduduk yang dilayani, menentukan
Data penyakit sulit diperoleh secara pasti dan kemungkinan ada penyakit yang tidak
dilaporkan.
Dapat terjadi kekurangan obat bila ada wabah atau kebutuhan insidentil.
Metode ini di gunakan untuk menaksirkan keuangan keperluan pengadaan obat berdasarkan
biaya perpasien yang di obati setiap macam-macam level dalam sistem kesehatan yang sama.
Menurut Schroeder (2000), persediaan adalah stock bahan yang digunakan untuk
memudahkan produksi atau untuk memuaskan permintaan pelanggan. Konsep persediaan
merupakan suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk
dijual dalam suatu periode usaha tertentu, atau persediaan barang-barang yang masih dalam
pengerjaan/proses produksi, ataupun persediaan bahan baku yang menunggu penggunaannya
dalam suatu proses produksi (Rangkuti, 2004).
Stok persediaan obat di apotek penting untuk dikelola agar kebutuhan pasien di waktu
tertentu dapat terpenuhi, menghindari jika suatu waktu terjadi fluktuasi harga obat-obatan
yang meningkat, menyediakan persediaan cadangan untuk kondisi permintaan obat yang tidak
menentu, serta dapat mengambil keuntungan dari pemasok (supplier) jika ada diskon.
Fungsi Persediaan di Apotek
Apotek perlu menyimpan persediaan sebagai langkah antisipasi yang dibuat berdasarkan
kebutuhan jangka waktu ke depan atau future demand yang sudah dapat diperkirakan
seberapa jauh kebutuhan akan diperlukan. Antisipasi persediaan di apotek dilakukan
untuk membantu keperluan pada tingkat level stock, serta untuk mengatasi permintaan tak
terduga dari pelanggan jika pada waktu tertentu terjadi peningkatan permintaan
kebutuhan obat.
Safety stock berfungsi untuk mengatasi fluktuasi yang tidak dapat diprediksi
antara supply dan demand serta lead time. Lead time adalah jangka waktu kapan
persediaan itu mulai dipesan sampai persediaan itu ditempatkan/dipesan kembali. Potensi
kekurangan persediaan (stockout) akan terjadi jika demand atau lead time lebih besar dari
hasil peramalan (forecast). Oleh karena itu, adanya persediaan safety stock di apotek
dapat tetap membantu memenuhi pesanan pasien meskipun terjadi fluktuasi harga.
Lot-Size Inventory
Lot-size adalah sejumlah item/barang tertentu yang di-order dari suatu plant/third
party/supplier yang kemudian dijadikan standar kuantitas untuk proses proses pengiriman
kepada pelanggan. Lot-size inventory terbentuk jika barang dibeli dari supplier lebih
besar atau hasil produksi dari pabrik juga lebih besar dari kebutuhan yang diperlukan
secara mendadak/mendesak.
Hedge Inventory
Hedge inventory berfungsi untuk melindungi harga dari harga fluktuasi barang. Hedge
inventory berguna jika pada saat harga pasar naik, perusahaan sudah melakukan hedge
inventory pada harga rendah dengan melakukan pembayaran terlebih dahulu.
Kegiatan Pengelolaan Persediaan Obat-obatan
1. Perencanaan
Obat dipilih berdasarkan jenis dan memperhatikan pola penyakit, pola konsumsi, pola
budaya, serta pola kemampuan masyarakat.
Kompilasi pemakaian obat adalah rekapitulasi data pemakaian obat di unit pelayanan
kesehatan yang bersumber dari Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat
(LPLPO).
2. Pengadaan
Pengadaan merupakan kegiatan untuk merealisasikan kebutuhan yang telah direncanakan dan
disetujui. Pengadaan obat-obatan di apotek biasanya dilakukan melalui pembelian/pemesanan yang
dilakukan melalui jalur resmi sesuai dengan peraturan perundang-undangan medis.
3. Penerimaan
Penerimaan merupakan kegiatan untuk memastikan kesesuaian kedatangan barang dengan surat
pesanan di antaranya kesesuaian jenis obat maupun jumlah yang dipesan. Penerimaan merupakan
kegiatan untuk menjamin kesesuaian jenis spesifikasi, jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga
yang tertera dalam surat pesanan dengan kondisi fisik yang diterima.
4. Penyimpanan
Tata cara dan pengelolaan penyimpanan obat secara tepat penting untuk dilakukan karena obat
merupakan salah satu faktor terpenting dalam pelayanan kesehatan. Penyimpanan obat-obatan
harus memperhatikan beberapa hal berikut seperti:
Obat disimpan dalam wadah asli dari pabrik (jika obat dipindahkan ke wadah lain, harus
dicegah agar tidak terkontaminasi dan ditulis informasi yang jelas), wadah obat juga harus
memuat nomor batch dan tanggal kedaluwarsa.
Semua obat-obatan harus disimpan pada kondisi yang sesuai sehingga terjamin keamanan dan
stabilitasnya.
Sistem penyimpanan dapat dilakukan dengan memperhatikan kelas terapi obat, bentuk sediaan
(liquid, semisolid, dan solid), stabilitas obat (dipengaruhi oleh suhu, cahaya, dan kelembaban),
serta disusun berdasarkan abjad.
Pengeluaran obat memakai sistem FEFO (First Expire First Out) dan FIFO (First in First
Out). FEFO yaitu obat yang sudah mendekati tanggal kedaluwarsa akan dikeluarkan terlebih
dahulu, sedangkan FIFO artinya obat yang datang lebih dulu, akan dikeluarkan pertama.
Obat Narkotika dan Psikotropika harus disimpan di lemari khusus dua pintu dengan ukuran
40×80×100 cm dilengkapi kunci ganda.
Obat Narkotika dan Psikotropika harus disimpan di lemari khusus yang dibuat seluruhnya dari
kayu atau bahan lain yang kuat, tidak mudah dipindahkan dengan ukuran 40x80x100 cm
dilengkapi kunci ganda. Lemari khusus ini diletakkan di tempat yang aman serta tidak terlihat
oleh umum dan kunci lemari dikuasai oleh apoteker penanggung/apoteker yang ditunjuk dan
pegawai lain yang dikuasakan.
5. Pemusnahan
Obat yang kedaluwarsa atau rusak harus dimusnahkan sesuai dengan jenis dan bentuk sediaan.
Pemusnahan juga dapat dilakukan terhadap resep obat yang telah disimpan melebihi jangka waktu
lima tahun.
6. Pengendalian
Pengendalian stok obat-obatan dilakukan menggunakan kartu stok yang memuat nama obat,
tanggal kedaluwarsa, jumlah pemasukan, jumlah pengeluaran, dan sisa persediaan. Pengendalian
ini bertujuan untuk mempertahankan jenis dan jumlah persediaan sesuai pelayanan agar tidak
terjadi kelebihan dan kekosongan stok.
Pencatatan dilakukan untuk mengetahui data obat yang masuk dan keluar dalam periode waktu
tertentu, sedangkan pelaporan adalah kumpulan catatan dan pendataan kegiatan administrasi yang
disajikan kepada pihak yang berkepentingan.
Daftar Pustaka
1. Christina Meriana, S.Si, M.Mkes., Apt. Produk kreatif dan kewirausahaan. 2013. Jakarta. EGC.
2. Drs. Mujiyono, Apt. K3LH dan Ilmu Kesehatan Masyarakat untuk SMK Farmasi. 2014. Jakarta.
EGC
3. Hartati, S.Si, Apt. K3LH Program Keahlian Farmasi. 2016. Jakarta. EGC
4. Syukrina, S.Si, Apt dkk. Pelayanan Farmasi Administrasi Farmasi. 2011. Jakarta. EGC.
5. https://ebooks.gramedia.com/pdf
6. https://fa.itb.ac.id.
7. https://www.itb.ac.id/program-studi-sarjana-sains-dan-teknologi-farmasi.