Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH MATA KULIAH HUKUM ISLAM

Dosen : Suhaimi, SHI.,MHI.

PEMBERLAKUAN SYARIAT ISLAM DI INDONESIA

Disusun Oleh :

Wili Sufabia Nugraha (2021110002)


Aftar Alfarezi (2021110004)
Rafly Yusuf Masyhar (2021110068)

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MADURA
PAMEKASAN
2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Subhanahu Wata’ala yang maha pengasih lagi maha
penyayang, syukur saya panjatkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala yang telah memberikan
banyak nikmat, taufik dan hidayah. Sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul ” Pemberlakuan Syariat Islam di Indonesia” dengan baik tanpa ada halangan yang
berarti.
Makalah ini telah saya selesaikan dengan semaksimal mungkin berkat kerjasama dan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu saya sampaikan banyak terimakasih kepada
segenap pihak yang telah berkontribusi secara maksimal dalam penyelesaian makalah ini.
Diluar itu, penulis sebagai manusia biasa menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak
kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tata bahasa, susunan kalimat maupun
isi. Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati saya selaku penyusun menerima segala
kritik dan saran yang membangun dari pembaca.
Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga makalah ini dapat menambah
khazanah ilmu pengetahuan dan memberikan manfaat yang nyata untuk masyarakat luas.

Hormat Saya,

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

BAB I : PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 2

C. Tujuan 2

BAB II : PEMBAHASAN 3

A. Sejarah Perkembangan Penerapan Syariat Islam Di Indonesia Sejak Awal


Kemerdekaan Hingga Masa Reformasi Tahun 1998 3
B. Argumentasi Dari Kedua Sudut Pandang Terkait Pemberlakuan Syariat Islam Di
Indonesia 5
C. Konsekuensi Dari Pemberlakuan Syariat Islam Dalam Sistem Hukum Indonesia 7

D. Tantangan Dan Peluang Yang Dihadapi Indonesia Dalam Mencapai Keselarasan


Antara Nilai-Nilai Islam Dengan Prinsip-Prinsip Demokrasi Dan Kebebasan Dalam
Masyarakat Majemuk 8

BAB III : PENUTUP 10

A. Kesimpulan 10

B. Saran 10

DAFTAR PUSTAKA 11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Negara Indonesia adalah negara hukum dimana segala aspek kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, termasuk pemerintahan, harus berdasarkan hukum
menurut sistem hukum nasional. Tatanan hukum nasional adalah hukum yang berlaku di
Indonesia dengan segenap unsur-unsur yang saling mendukung untuk mencegah dan
menanggulangi masalah-masalah kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
dan hirarki peraturan perundang-undangan Indonesia, peraturan daerah termasuk salah satu
jenis dan hirarki peraturan perundang-undangan yang tentunya mempunyai tujuan yang sama
dengan cita-cita bangsa yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan menumpahkan darah
seluruh Indonesia. . . dan memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
masyarakat dan ikut serta dalam penyelenggaraan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial 3. di samping mencegah dan mengatasi
permasalahan yang timbul dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Penerapan syariat Islam di Indonesia merupakan topik yang menarik dan
kontroversial. Indonesia, negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, menghadapi
berbagai perdebatan dan tantangan dalam penerapan aspek hukum Islam dalam sistem
hukumnya. Syariat Islam mengacu pada ajaran dan prinsip-prinsip yang berasal dari Al-
Qur'an dan Hadits yang mengatur berbagai aspek kehidupan individu dan komunitas Muslim.
Sejak awal kemerdekaan Indonesia, negara telah mengadopsi kerangka hukum yang
berasal dari zaman kolonial Belanda dengan berbagai perubahan dan modifikasi yang
disesuaikan dengan nilai dan norma setempat. Namun beberapa periode sejarah menuntut
penerapan syariat Islam atau syariat Islam secara lebih luas di Indonesia.
Perubahan signifikan dalam pelaksanaan syariat Islam di Indonesia terjadi pada masa
reformasi tahun 1998. Pada masa ini terjadi perubahan politik yang menyebabkan perubahan
hierarki kekuasaan dan ketatanegaraan. Akibatnya, semakin besar tuntutan masyarakat untuk
mengadaptasi nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari dan sistem hukum.
Meskipun Indonesia telah mengadopsi Pancasila sebagai dasar negara yang mengakui
keragaman agama, upaya telah dilakukan untuk memasukkan hukum Islam ke dalam sistem
hukum negara. Kegiatan tersebut antara lain pembentukan lembaga hukum Islam seperti
Pengadilan Agama dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) serta pengesahan beberapa undang-
undang yang mencerminkan prinsip hukum Islam.
Namun upaya penerapan syariat Islam di Indonesia juga memicu perdebatan dan
diskusi yang memanas. Beberapa kelompok masyarakat meyakini bahwa pemberlakuan
syariat Islam dapat mengarah pada masyarakat yang lebih adil dan beretika, sementara yang
lain khawatir dapat mengganggu kebebasan individu, pluralisme, dan keragaman budaya
yang menjadi ciri khas Indonesia.
Dalam artikel ini, kami mengeksplorasi perdebatan tentang penerapan hukum Islam di
Indonesia. Kita melihat sejarah perkembangan, argumentasi dari sudut pandang kedua belah
pihak dan konsekuensi yang mungkin timbul dari penerapan hukum Islam dalam sistem
hukum Indonesia. Dengan demikian, artikel ini diharapkan dapat memberikan pemahaman
yang lebih dalam tentang tantangan dan peluang yang dihadapi Indonesia untuk mencapai
keselarasan antara nilai-nilai Islam dengan prinsip-prinsip demokrasi dan kebebasan yang
dijunjung tinggi dalam masyarakat majemuk.

B. Rumusan Masalah
Berikut adalah empat rumusan masalah dari latar belakang makalah "Pemberlakuan
Syariat Islam di Indonesia":
1. Bagaimana sejarah perkembangan penerapan syariat Islam di Indonesia sejak awal
kemerdekaan hingga masa reformasi tahun 1998?
2. Apa saja argumentasi yang muncul dari kedua sudut pandang terkait pemberlakuan
syariat Islam di Indonesia, yaitu kelompok yang mendukung dan yang
mengkhawatirkan penerapan tersebut?
3. Apa saja konsekuensi yang mungkin timbul dari pemberlakuan syariat Islam dalam
sistem hukum Indonesia, terutama terkait dengan kebebasan individu, pluralisme, dan
keragaman budaya?
4. Bagaimana tantangan dan peluang yang dihadapi Indonesia dalam mencapai
keselarasan antara nilai-nilai Islam dengan prinsip-prinsip demokrasi dan kebebasan
dalam masyarakat majemuk?

C. Tujuan
Berdasarkan konteksnya, tujuan umum makalah ini dapat diasumsikan sebagai
berikut:
1. Menganalisis sejarah perkembangan penerapan syariat Islam di Indonesia.
2. Menjelaskan argumentasi yang muncul dari kedua sudut pandang terkait
pemberlakuan syariat Islam di Indonesia.
3. Mengidentifikasi konsekuensi yang mungkin timbul dari pemberlakuan syariat Islam
dalam sistem hukum Indonesia.
4. Membahas tantangan dan peluang yang dihadapi Indonesia dalam mencapai
keselarasan antara nilai-nilai Islam dengan prinsip-prinsip demokrasi dan kebebasan
dalam masyarakat majemuk.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Perkembangan Penerapan Syariat Islam Di Indonesia Sejak Awal


Kemerdekaan Hingga Masa Reformasi Tahun 1998
Sejak awal kemerdekaan Indonesia, penerapan syariat Islam telah mengalami sejarah
perkembangan yang beragam. Pada awalnya, negara ini mengadopsi kerangka hukum yang
berasal dari zaman kolonial Belanda dengan beberapa perubahan dan modifikasi yang
disesuaikan dengan nilai dan norma setempat. Pada periode ini, penerapan syariat Islam
secara luas belum menjadi fokus utama dalam sistem hukum Indonesia.
Namun, perubahan signifikan dalam pelaksanaan syariat Islam terjadi pada masa
reformasi tahun 1998. Periode ini ditandai dengan perubahan politik yang membawa
perubahan hierarki kekuasaan dan ketatanegaraan di Indonesia. Akibatnya, tuntutan
masyarakat untuk mengadaptasi nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari dan sistem
hukum semakin meningkat.
Pada masa reformasi tersebut, upaya-upaya penerapan syariat Islam mulai muncul.
Beberapa langkah yang diambil antara lain adalah pembentukan lembaga hukum Islam
seperti Pengadilan Agama dan Majelis Ulama Indonesia (MUI). Langkah ini merupakan
upaya untuk memasukkan hukum Islam ke dalam sistem hukum negara.
Selain itu, beberapa undang-undang juga telah disahkan yang mencerminkan prinsip-
prinsip hukum Islam. Misalnya, terdapat undang-undang yang mengatur tentang pernikahan,
waris, dan peradilan agama. Tujuan dari pengesahan undang-undang semacam ini adalah
untuk memenuhi tuntutan sebagian masyarakat yang ingin melihat implementasi syariat Islam
dalam sistem hukum Indonesia.
Namun, penting untuk dicatat bahwa proses pemberlakuan syariat Islam di Indonesia
tidak berjalan tanpa kontroversi. Terdapat perdebatan yang memanas terkait dengan hal ini.
Beberapa kelompok masyarakat meyakini bahwa pemberlakuan syariat Islam dapat mengarah
pada masyarakat yang lebih adil dan beretika. Mereka percaya bahwa syariat Islam dapat
menjadi landasan moral yang kuat untuk kehidupan berbangsa dan bernegara.
Namun, di sisi lain, ada juga kekhawatiran bahwa penerapan syariat Islam dapat
mengganggu kebebasan individu, pluralisme, dan keragaman budaya yang menjadi ciri khas
Indonesia. Beberapa pihak khawatir bahwa pemberlakuan syariat Islam secara luas dapat
membatasi hak-hak individu, menghambat kebebasan beragama, dan mengakibatkan
peningkatan diskriminasi terhadap kelompok minoritas.
Dalam perkembangan sejarah pemberlakuan syariat Islam di Indonesia, terdapat
dinamika dan perdebatan yang kompleks. Prosesnya telah melibatkan upaya untuk mencapai
keselarasan antara nilai-nilai Islam dengan prinsip-prinsip demokrasi dan kebebasan dalam
masyarakat majemuk. Sejarah ini menunjukkan betapa pentingnya mempertimbangkan
tantangan dan peluang yang muncul dalam mengimplementasikan aspek hukum Islam di
negara ini.
Perkembangan penerapan syariat Islam di Indonesia tidak hanya dipengaruhi oleh
faktor politik, tetapi juga oleh dinamika sosial dan budaya. Seiring dengan meningkatnya
kesadaran dan keterlibatan masyarakat dalam isu agama, terjadi juga pergeseran dalam
persepsi terhadap penerapan syariat Islam.
Periode reformasi juga melahirkan gerakan-gerakan Islam yang semakin aktif dalam
mengadvokasi penerapan syariat Islam di berbagai bidang kehidupan. Kelompok-kelompok
ini mendorong adanya regulasi dan kebijakan yang lebih sesuai dengan nilai-nilai Islam.
Mereka berargumen bahwa pemberlakuan syariat Islam akan memberikan solusi bagi
berbagai masalah sosial dan moral yang dihadapi oleh masyarakat.
Namun, sejarah penerapan syariat Islam di Indonesia juga menghadapi tantangan dan
rintangan yang signifikan. Salah satunya adalah divergensi dalam interpretasi dan
pemahaman terhadap syariat Islam itu sendiri. Terdapat beragam pandangan dan pendekatan
dalam menginterpretasikan hukum-hukum Islam, yang seringkali memunculkan perbedaan
pendapat dan konflik di antara para ahli agama, ulama, dan kelompok masyarakat.
Selain itu, Indonesia sebagai negara dengan keberagaman agama, etnis, dan budaya
yang tinggi juga menimbulkan tantangan tersendiri dalam penerapan syariat Islam secara
luas. Pemerintah dan lembaga-lembaga terkait perlu memastikan bahwa penerapan syariat
Islam tidak mengabaikan prinsip-prinsip demokrasi, hak asasi manusia, dan kebebasan
beragama bagi semua warga negara.
Dalam konteks ini, penting untuk mempertimbangkan mekanisme dan proses yang
demokratis dalam pembuatan dan implementasi kebijakan terkait penerapan syariat Islam.
Keterlibatan semua pihak yang terkait, termasuk kelompok-kelompok minoritas, perempuan,
dan pemuda, dalam proses pengambilan keputusan menjadi sangat penting untuk memastikan
bahwa kepentingan dan hak-hak semua pihak tetap dihormati.
Dalam rangka mencapai keselarasan antara penerapan syariat Islam dengan prinsip-
prinsip demokrasi dan kebebasan, diperlukan pula dialog, diskusi, dan pemahaman yang
mendalam antara berbagai kelompok masyarakat. Harus ada upaya untuk membangun
kesepahaman bersama dan memperkuat kerjasama antara pemimpin agama, akademisi, tokoh
masyarakat, dan pemerintah dalam merumuskan kebijakan yang inklusif dan mampu
menjawab kebutuhan serta aspirasi masyarakat secara luas.
Dengan memperhatikan sejarah perkembangan penerapan syariat Islam di Indonesia,
tantangan, dan dinamika yang terkait, maka langkah-langkah menuju penerapan syariat Islam
yang seimbang dan harmonis dengan nilai-nilai demokrasi dapat diambil. Penting untuk terus
mendorong dialog, pemahaman, dan keterlibatan aktif masyarakat dalam merumuskan
kebijakan yang memperhatikan kepentingan semua pihak dan menjaga keberagaman sebagai
salah satu aset utama Indonesia.

B. Argumentasi Dari Kedua Sudut Pandang Terkait Pemberlakuan Syariat Islam


Di Indonesia
Argumentasi yang muncul dari kedua sudut pandang terkait pemberlakuan syariat
Islam di Indonesia, yaitu kelompok yang mendukung dan yang mengkhawatirkan penerapan
tersebut, dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Sudut Pandang Mendukung
Kelompok yang mendukung pemberlakuan syariat Islam di Indonesia memiliki
beberapa argumentasi sebagai berikut:
a. Keadilan dan Etika
Mereka percaya bahwa syariat Islam dapat menciptakan masyarakat yang
lebih adil dan beretika. Dengan penerapan hukum Islam, diharapkan tercipta
suatu sistem yang mengedepankan keadilan dalam berbagai aspek kehidupan,
termasuk dalam bidang sosial, ekonomi, dan politik.
b. Landasan Moral
Syariat Islam dianggap sebagai landasan moral yang kuat untuk kehidupan
berbangsa dan bernegara. Kelompok ini meyakini bahwa prinsip-prinsip
Islam, yang mencakup akhlak, kejujuran, dan ketaqwaan kepada Tuhan, akan
memberikan arahan yang baik dalam menjalankan sistem hukum dan
memperbaiki kondisi sosial masyarakat.
c. Identitas Agama
Pemberlakuan syariat Islam dipandang sebagai bentuk pengakuan terhadap
identitas agama mayoritas di Indonesia. Dukungan terhadap penerapan syariat
Islam didasarkan pada keyakinan bahwa negara harus mencerminkan nilai-
nilai dan prinsip-prinsip agama Islam sebagai pendukung utama bagi
kehidupan masyarakat Muslim di Indonesia.
2. Sudut Pandang yang Mengkhawatirkan
Kelompok yang mengkhawatirkan pemberlakuan syariat Islam di Indonesia juga
memiliki beberapa argumentasi sebagai berikut:
a. Kebebasan Individu
Mereka khawatir bahwa penerapan syariat Islam secara luas dapat
mengganggu kebebasan individu. Pengaturan ketat dalam berbagai aspek
kehidupan seperti pakaian, perilaku, dan kehidupan sosial dapat membatasi
hak-hak individu dan mengekang kebebasan berekspresi.
b. Pluralisme dan Keragaman
Kelompok ini mengkhawatirkan bahwa pemberlakuan syariat Islam dapat
mengancam keragaman budaya, agama, dan etnis di Indonesia. Mereka
percaya bahwa negara yang menjunjung tinggi kebebasan beragama dan
menghormati keberagaman harus menjaga keseimbangan antara syariat Islam
dan hak-hak kelompok minoritas serta keragaman budaya yang ada.
c. Diskriminasi
Khawatir terhadap peningkatan diskriminasi terhadap kelompok minoritas
dalam konteks penerapan syariat Islam. Mereka berpendapat bahwa
pemberlakuan syariat Islam secara luas dapat menyebabkan perlakuan yang
tidak adil terhadap non-Muslim dan memperburuk kesenjangan sosial.
Penting untuk mencatat bahwa argumentasi yang muncul dari kedua sudut pandang
ini mencerminkan keragaman pendapat dalam masyarakat Indonesia. Perdebatan ini
merupakan bagian dari dinamika demokrasi yang harus diakomodasi dalam rangka mencapai
konsensus dan keselarasan antara penerapan syariat Islam dengan nilai-nilai demokrasi dan
kebebasan yang dijunjung tinggi dalam masyarakat majemuk Indonesia.
C. Konsekuensi Dari Pemberlakuan Syariat Islam Dalam Sistem Hukum Indonesia
Pemberlakuan syariat Islam dalam sistem hukum Indonesia dapat memiliki
konsekuensi yang berdampak pada kebebasan individu, pluralisme, dan keragaman budaya.
Pemberlakuan syariat Islam secara luas dapat mengakibatkan pembatasan terhadap kebebasan
individu. Hukum-hukum yang mengatur pakaian, perilaku, atau kehidupan sosial dapat
membatasi kebebasan individu dalam mengekspresikan diri sesuai dengan keyakinan,
preferensi, dan nilai-nilai pribadi mereka. Hal ini dapat berdampak pada ruang gerak individu
dan mengurangi kebebasan berekspresi serta hak asasi individu.
Pemberlakuan syariat Islam yang tidak diimbangi dengan pengakuan dan
penghormatan terhadap pluralisme dapat mengancam keberagaman budaya, agama, dan etnis
di Indonesia. Jika penerapan hukum Islam mengabaikan hak-hak kelompok minoritas atau
mendorong asimilasi yang merugikan, maka keragaman yang merupakan salah satu ciri khas
Indonesia dapat terancam. Ini berpotensi memicu konflik sosial dan merusak kohesi sosial di
masyarakat.
Jika pemberlakuan syariat Islam tidak mempertimbangkan hak-hak dan perlindungan
kelompok non-Muslim, hal ini dapat mengakibatkan diskriminasi terhadap mereka.
Penerapan hukum yang tidak adil atau tidak setara terhadap non-Muslim dapat menciptakan
kesenjangan sosial, merusak harmoni antaragama, dan memperburuk kondisi kesetaraan
dalam masyarakat.
Jika pemberlakuan syariat Islam tidak dielaborasi dan diimplementasikan dengan hati-
hati, hal ini dapat memicu ketegangan antaragama dan sosial. Ketidaksetaraan perlakuan
dalam sistem hukum berdasarkan agama dapat menciptakan perpecahan, polarisasi, dan
konflik antara kelompok-kelompok masyarakat. Kerukunan dan harmoni yang telah dibangun
sebelumnya dalam masyarakat dapat terancam.
Pemberlakuan syariat Islam dalam sistem hukum Indonesia juga dapat berpotensi
mengurangi hak-hak perempuan. Beberapa aspek dalam syariat Islam, seperti pewarisan,
pernikahan poligami, atau aturan terkait kepemimpinan politik, dapat membatasi peran dan
kesetaraan perempuan dalam masyarakat. Ini dapat menghambat kemajuan perempuan dalam
bidang pendidikan, pekerjaan, dan partisipasi politik, serta melanggengkan ketidakadilan
gender.
Pemberlakuan syariat Islam dalam sistem hukum juga dapat menimbulkan pertanyaan
tentang pemisahan antara agama dan negara. Konstitusi Indonesia mengakui keberagaman
agama dan mengadopsi prinsip negara yang berdasarkan Pancasila, yang menjamin
kebebasan beragama bagi semua warga negara. Jika penerapan syariat Islam mengabaikan
prinsip ini dan menempatkan agama tertentu sebagai landasan utama dalam sistem hukum,
hal ini dapat mempengaruhi prinsip dasar negara dan menimbulkan ketegangan dengan asas
demokrasi dan pluralisme.
Pemberlakuan syariat Islam dalam sistem hukum juga dapat berdampak pada aspek
ekonomi dan investasi. Beberapa aspek syariat Islam, seperti sistem keuangan berbasis
syariah, dapat mempengaruhi kegiatan ekonomi dan bisnis. Hal ini dapat mempengaruhi
investasi asing, kerjasama ekonomi, dan kemampuan negara untuk memperoleh dana dari
pasar global. Penerapan syariat Islam yang tidak sejalan dengan prinsip-prinsip ekonomi yang
diakui secara internasional dapat menimbulkan ketidakpastian dan menghambat pertumbuhan
ekonomi.
Penting untuk memperhatikan bahwa konsekuensi yang disebutkan di atas bersifat
potensial dan dapat bervariasi tergantung pada cara penerapan syariat Islam dan mekanisme
pengaturan yang diadopsi oleh negara. Penting untuk mencapai keseimbangan yang tepat
antara penerapan syariat Islam dengan prinsip-prinsip demokrasi, hak asasi manusia,
kebebasan individu, pluralisme, dan keragaman budaya yang dijunjung tinggi dalam
masyarakat Indonesia.

D. Tantangan Dan Peluang Yang Dihadapi Indonesia Dalam Mencapai Keselarasan


Antara Nilai-Nilai Islam Dengan Prinsip-Prinsip Demokrasi Dan Kebebasan
Dalam Masyarakat Majemuk
Indonesia menghadapi tantangan dan peluang yang kompleks dalam mencapai
keselarasan antara nilai-nilai Islam dengan prinsip-prinsip demokrasi dan kebebasan dalam
masyarakat majemuk. Indonesia adalah negara dengan keragaman agama, suku, dan budaya
yang kaya. Tantangan terbesar adalah mempertahankan harmoni antaragama dan keragaman
budaya dalam konteks pemberlakuan syariat Islam. Konflik dan ketegangan antaragama
dapat terjadi jika penerapan syariat Islam tidak memperhatikan hak-hak dan kepentingan
kelompok minoritas. Oleh karena itu, tantangan ini membutuhkan pendekatan yang inklusif
dan menghormati keragaman sebagai modal penting bagi kekuatan bangsa.
Prinsip-prinsip demokrasi dan kebebasan yang dijunjung tinggi dalam masyarakat
majemuk harus tetap dijaga dan diperkuat. Pemberlakuan syariat Islam tidak boleh melanggar
hak asasi manusia, termasuk hak-hak individu, hak perempuan, dan hak kelompok minoritas.
Tantangan ini membutuhkan penegakan hukum yang adil, pengembangan sistem peradilan
yang independen, serta pemantauan dan pengawasan terhadap pelaksanaan hukum Islam agar
sesuai dengan standar hak asasi manusia.
Tantangan lainnya adalah menentukan interpretasi dan implementasi yang tepat dari
syariat Islam dalam konteks hukum nasional. Karena syariat Islam memiliki beragam
pendekatan dan pandangan, penting untuk memastikan bahwa interpretasi yang diadopsi
menghormati prinsip-prinsip demokrasi, kebebasan beragama, dan kesetaraan gender.
Tantangan ini membutuhkan dialog dan konsultasi antara para ahli hukum Islam, tokoh
agama, dan pemerintah untuk mencapai konsensus yang menghormati keberagaman
masyarakat.
Tantangan politik juga muncul dalam mencapai keselarasan antara nilai-nilai Islam
dan prinsip-prinsip demokrasi. Pemimpin politik perlu menjaga keseimbangan antara
merespons aspirasi masyarakat yang mendukung pemberlakuan syariat Islam dengan
memastikan perlindungan hak-hak individu dan prinsip-prinsip demokrasi yang inklusif.
Tantangan ini membutuhkan kepemimpinan yang bijaksana, visi yang inklusif, dan komitmen
terhadap prinsip-prinsip demokrasi dan kebebasan.
Namun, di tengah tantangan tersebut, Indonesia juga memiliki peluang untuk
mencapai keselarasan antara nilai-nilai Islam dengan prinsip-prinsip demokrasi dan
kebebasan dalam masyarakat majemuk.
Indonesia memiliki tradisi dialog dan konsensus yang kuat dalam menyelesaikan
perbedaan pendapat. Peluang ini dapat dimanfaatkan untuk menciptakan ruang bagi diskusi
terbuka dan inklusif antara berbagai pihak yang terlibat, seperti tokoh agama, ahli hukum,
aktivis hak asasi manusia, dan masyarakat sipil, dalam rangka mencapai kesepakatan yang
saling menghormati antara nilai-nilai Islam, demokrasi, dan kebebasan.
Investasi dalam pembangunan kapasitas dan pendidikan adalah peluang untuk
meningkatkan pemahaman yang lebih baik tentang nilai-nilai Islam yang inklusif, toleransi
agama, dan prinsip-prinsip demokrasi di kalangan masyarakat. Dengan memperkuat
pendidikan agama yang terbuka, kritis, dan inklusif, serta meningkatkan kesadaran akan hak
asasi manusia, generasi muda dapat menjadi agen perubahan yang memperjuangkan
keselarasan antara nilai-nilai Islam dan prinsip-prinsip demokrasi.
Indonesia dapat memanfaatkan kerjasama internasional dan pembelajaran bersama
dengan negara-negara yang menghadapi tantangan serupa dalam mengintegrasikan nilai-nilai
Islam dengan prinsip-prinsip demokrasi. Melalui pertukaran pengalaman, pelatihan, dan
bantuan teknis, Indonesia dapat memperoleh wawasan dan pemahaman yang lebih baik
tentang cara-cara yang efektif dalam mencapai keselarasan ini.
Dalam kesimpulannya, Indonesia dihadapkan pada tantangan kompleks dalam
mencapai keselarasan antara nilai-nilai Islam dengan prinsip-prinsip demokrasi dan
kebebasan dalam masyarakat majemuk. Namun, dengan pendekatan yang inklusif, penegakan
hukum yang adil, dialog yang terbuka, dan investasi dalam pendidikan, Indonesia juga
memiliki peluang untuk membangun harmoni dan kesepakatan yang menghormati
keberagaman serta melindungi hak asasi manusia.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam kesimpulan, pembahasan mengenai pemberlakuan syariat Islam di Indonesia
menyoroti sejumlah aspek penting. Sejarah perkembangan penerapan syariat Islam di
Indonesia sejak awal kemerdekaan hingga masa reformasi tahun 1998 mencerminkan
perubahan politik dan sosial yang mempengaruhi tuntutan masyarakat untuk mengadaptasi
nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari dan sistem hukum.
Dalam konteks pemberlakuan syariat Islam di Indonesia, terdapat dua sudut pandang
yang muncul. Kelompok yang mendukung penerapan syariat Islam meyakini bahwa hal
tersebut dapat menciptakan masyarakat yang lebih adil dan beretika. Sementara itu,
kelompok yang mengkhawatirkan penerapan syariat Islam berpendapat bahwa hal tersebut
dapat mengganggu kebebasan individu, pluralisme, dan keragaman budaya yang menjadi ciri
khas Indonesia.

B. Saran
Dalam konteks pemberlakuan syariat Islam di Indonesia, berikut adalah beberapa
saran yang dapat dipertimbangkan:
1. Penting untuk mendorong dialog terbuka dan komunikasi antara berbagai pihak yang
memiliki pandangan berbeda terkait pemberlakuan syariat Islam. Dialog yang inklusif
dan saling mendengarkan akan membantu menciptakan pemahaman yang lebih baik
dan mempromosikan toleransi antar kelompok.
2. Diperlukan penegakan hukum yang adil dan berkeadilan untuk memastikan bahwa
hak-hak individu terlindungi, terlepas dari agama atau keyakinan mereka. Sistem
peradilan yang independen dan transparan penting untuk mencegah penyalahgunaan
dan pelanggaran hak asasi manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Amal, T. A. (2004). Politik Syariat Islam: Dari Indonesia Hingga Nigeria. Pustaka Alvabet.
Anwar, M. Z. (2011). Formalisasi Syari’at Islam Di Indonesia: Pendekatan Pluralisme Politik
Dalam Kebijakan Publik. Millah: Jurnal Studi Agama.
Buzama, K. (2012). Pemberlakuan Teori-Teori Hukum Islam Di Indonesia. Al-'Adalah, 10(2),
467-472.
Dahlan, M. (2016). Nilai-Nilai Kemanusiaan Dalam Legislasi Hukum Islam Di Indonesia. Al-
Manahij: Jurnal Kajian Hukum Islam, 10(2), 217-234.
Hm, S. H. (2016). Legislasi Hukum Islam Di Indonesia: Studi Formalisasi Syariat Islam.
Sahid, H. M. (2016). Legislasi Hukum Islam Di Indonesia: Studi Formalisasi Syariat Islam.
Suma, M. A. (2009). Fenomena Perkembangan Islam Dan Hukum Islam Di Indonesia. Jurnal
Hukum Prioris, 2(2), 68-83.
Taufiqurrahman, T. (2006). Kompilasi Hukum Islam: Suatu Formalisasi Syariat Islam Di
Indonesia. Al-Ihkam: Jurnal Hukum & Pranata Sosial, 1(2), 145-154.
Thalib, P. (2018). Pemahaman Terhadap Pemberlakuan Hukum Islam Di Indonesia. Jurnal
Halu Oleo Law Review, 2(1), 371-386.
Ulya, H. N. M., & Fathoni, K. (2021, March). Usul Al-Fiqh Dan Masa Depan Syariat Islam
Di Indonesia. In Aicoms: Annual Interdisciplinary Conference On Muslim
Societies (Vol. 1, Pp. 6-19).
Zada, K. (2015). Politik Pemberlakuan Syariat Islam Di Aceh Dan Kelantan (1993-2014). Al-
Ihkam: Jurnal Hukum & Pranata Sosial, 10(1), 41-70.

Anda mungkin juga menyukai