Anda di halaman 1dari 2

Nama : Rafly Yusuf Masyhar

NIM : 2021110068
Matkul : Hukum Dagang - B

ESSAY ANALISIS KASUS

Dalam kasus ini, Perusahaan A percaya bahwa merek "MattriplekGadget" yang digunakan
oleh Perusahaan B terlalu mirip dengan merek "MaddusGadget" mereka dan dapat
menimbulkan kebingungan di antara konsumen. Dalam konteks hukum merek dagang,
terdapat beberapa dasar hukum yang relevan yang dapat menjadi acuan dalam menilai klaim
Perusahaan A.Salah satu dasar hukum yang dapat diterapkan adalah perlindungan merek
dagang yang diatur dalam undang-undang hak kekayaan intelektual. Undang-undang merek
dagang di berbagai yurisdiksi biasanya melindungi pemilik merek dari penggunaan merek
yang serupa atau menyerupai yang dapat menimbulkan kebingungan di antara konsumen.

Dalam hal ini, Perusahaan A dapat mengajukan klaim pelanggaran merek dagang terhadap
Perusahaan B berdasarkan dasar hukum perlindungan merek dagang yang berlaku di
yurisdiksi tersebut. Klaim ini dapat didasarkan pada argumen bahwa merek
"MattriplekGadget" memiliki kemiripan yang signifikan dengan merek "MaddusGadget"
dalam hal bunyi, tampilan visual, atau makna, yang dapat menimbulkan kebingungan di
antara konsumen.Jika pengadilan atau lembaga yang berwenang menemukan adanya
kesamaan yang membingungkan antara kedua merek tersebut, Perusahaan B dapat
diperintahkan untuk menghentikan penggunaan merek "MattriplekGadget" atau
mengubahnya agar tidak lagi menyerupai merek "MaddusGadget". Selain itu, Perusahaan A
juga dapat mengajukan tuntutan ganti rugi atas kerugian yang ditimbulkan akibat pelanggaran
merek dagang.Jika kedua perusahaan mengklaim bahwa tidak ada kesamaan antara merek
yang mereka gunakan, maka perlu dilakukan analisis objektif berdasarkan faktor-faktor yang
telah disebutkan. Dalam hal ini, pengadilan atau lembaga yang berwenang dapat melibatkan
ahli merek dagang untuk melakukan penilaian dan memberikan kesimpulan mengenai
kesamaan atau ketidaksesuaian antara kedua merek tersebut.

Namun, secara umum, terdapat beberapa pasal atau undang-undang yang dapat menjadi dasar
hukum dalam perlindungan merek dagang. Berikut adalah beberapa contoh dasar hukum
yang mungkin berlaku:
1. Undang-Undang Merek Dagang: Setiap negara biasanya memiliki undang-
undang khusus yang mengatur merek dagang. Misalnya, di Indonesia, dasar hukumnya
adalah Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis.
Undang-undang tersebut menetapkan ketentuan mengenai pendaftaran merek, perlindungan
merek, dan penegakan hak-hak pemilik merek.
2. Konvensi Paris: Konvensi Paris adalah perjanjian internasional yang mengatur
perlindungan merek dagang. Banyak negara telah menjadi anggota konvensi ini, dan
perjanjian tersebut memberikan kerangka kerja hukum yang seragam dalam perlindungan
merek dagang.

Anda mungkin juga menyukai