Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

Qurban dan Aqiqah

(Makalah ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Pada Mata Kuliah Fikih Ibadah)

Disusun Oleh :

M. Hakim Al Juon 22329077

M. Aqil Shahzada 22329135

Yohanda Saputra 22329104

Ulil Abshar 22329040

Dosen Pengampu :

H. Al Ikhlas, Lc., MA

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DEPARTEMEN ILMU AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU SOIAL

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia Nya
kepada kami, sehingga kami dapat menyusun makalah yang berjudul “Qurban dan Aqiqah”
dengan tepat waktu dan tanggung jawab mengingat ini merupakan salah satu tugas mata kuliah
Fikih Ibadah.

Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak H. Al Ikhlas, Lc., MA.
selaku dosen pengampu mata kuliah Fikih Ibadah. Semoga makalah yang telah disusun ini dapat
menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga
mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah
ini.

Kami tentunya masih menyadari jika makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan
jauh dari kesempurnaan. Kami akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada
banyak sumber serta kritik yang membangun dari para pembaca, maka dari itu saran dan kritik
dari pembaca dapat membantu dalam menyempurnakan makalah ini.

Padang, 05 Desember 2023

Kelompok XIII
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kata kurban, berasal dari bahasa Arab qurban, diambil dari kata: qaruba –
yaqrabu – qurban wa qurbaanan. Artinya, mendekati atau menghampiri. Menurut istilah,
qurban adalah segala sesuatu yang digunakan untuk mendekatkan diri kepada Allah baik
berupa hewan sembelihan maupun yang lainnya.

Dalam bahasa Arab, hewan kurban disebut juga dengan istilah udh-hiyah atau
adh-dhahiyah , dengan bentuk jamaknya al adhaahi. Kata ini diambil dari kata dhuha,
yaitu waktu matahari mulai tegak yang disyariatkan untuk melakukan penyembelihan
kurban, yakni kira-kira pukul 07.00 – 10.00.

Udh-hiyah adalah hewan kurban (unta, sapi, dan kambing) yang disembelih pada
hari raya Qurban dan hari-hari tasyriq sebagai taqarrub (pendekatan diri) kepada Allah.

Sedangkan Aqiqah merupakan salah satu ajaran islam yang di contohkan


rasulullah SAW. Aqiqah mengandung hikmah dan manfaat positif yang bisa kita petik di
dalamnya. Di laksanakan pada hari ke tujuh dalam kelahiran seorang bayi. Dan Aqiqah
hukumnya sunnah muakad (mendekati wajib), bahkan sebagian ulama menyatakan wajib.
Setiap orang tua mendambahkan anak yang shaleh, berbakti dan mengalirkan
kebahagiaan kepada kedua orangnya. Aqiqah adalah salah satu acara penting untuk
menanamkan nilai-nilai ruhaniah kepada anak yang masih suci. Dengan aqiqah di
harapkan sang bayi memperoleh kekuatan, kesehatan lahir dan batin. Di tumbuhkan dan
di kembangkan lahir dan batinnya dengan nilai-nilai ilahiyah.

Aqiqah juga salah satu upaya kita untuk menebus anak kita yang tergadai. Aqiqah
juga merupakan realisasi rasa syukur kita atas anugerah, sekaligus amanah yang di
berikan allah SWT terhadap kita. Aqiqah juga sebagai upaya kita menghidupkan sunnah
rasul SAW, yang merupakan perbuatan yang terpuji, mengingat saat ini sunnah tersebut
mulai jarang di laksanakan oleh kaum muslimin.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan qurban ?
2. Apa yang dimaksud dengan aqiqah ?
3. Bagaimana Hikmah Aqiqah ?
4. Bagaimana pelaksanaan qurban dan aqiqah ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian qurban ?
2. Untuk mengetahui pengertian aqiqah ?
3. Untuk mengetahui hikmah Aqiqah ?
4. Untuk mengetahui pelaksanaan qurban dan aqiqah ?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Qurban
Qurban atau kurban adalah ritual animal sacrifice yang dilakukan oleh umat Islam
selama Eid al-Adha. Qurban berasal dari bahasa Arab dan disebut al-udhhiyyah dan adh-
dhahiyyah, yang berarti binatang sembelihan, seperti unta, sapi (kerbau), dan kambing.
Ibadah qurban merupakan bentuk pengabdian kepada Allah SWT dan mengikuti contoh
Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail kepada kehendak Allah.

Dasar hukum qurban berada pada Al-Qur'an, di mana Nabi Ibrahim membawa
kalimat Allah untuk mengabdikan istrinya, yaitu membawa sebagian dari usiahamaknya
untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah. Syarat qurban meliputi:
 Islam: Orang yang ingin melakukan qurban haruslah seorang Muslim, karena
ibadah qurban khusus ditujukan bagi umat Islam.
 Kelebihan harta: Seseorang yang ingin melakukan qurban harus memiliki
kelebihan harta yang memadai.
 Jenis hewan: Hewan yang dapat digunakan sebagai hewan qurban adalah domba,
sapi, atau kambing. Hewan tersebut harus memenuhi syarat-syarat tertentu, seperti
usia minimal yang ditentukan, sehat, tidak cacat, dan sesuai dengan ketentuan
agama.
 Waktu pelaksanaan: Penyembelihan hewan qurban harus dilakukan oleh orang
yang berkompeten dan memenuhi syarat sebagai penyembelih yang halal.
Prosedur penyembelihan juga harus sesuai dengan tata cara yang ditentukan
dalam agama Islam.

Qurban memberikan kesempatan bagi umat Muslim untuk lebih memperhatikan


dan membantu mereka yang membutuhkan. Selain memberikan daging kurban, qurban
juga menjadi momen untuk melihat dan merespons kebutuhan masyarakat yang lebih
luas, termasuk dalam hal pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan ekonomi.
Berbagai ulama dan peneliti Islam memiliki pendapat yang berbeda mengenai
qurban, yaitu ribuan hewan yang disembelihkan kepada Allah SWT selama Hari Raya
Idul Adha dan hari tasyrik. Berikut ini beberapa pendapat ulama terkait qurban:
 Imam Syafi'i dan jumhur ulama akan qurban menjadi wajib bagi umat Islam yang
mampu, dengan syarat seperti:
- Al Aalah: hewan yang dapat digunakan untuk menyembelihkan adalah
hal yang memiliki ketajamannya, seperti pisau besi, tembaga, dan lainnya.
Penyembelihan dengan gigi, kuku, dan tulang hewan tidak diperbolehkan.
- Adz Dzabh: penyembelihan itu sendiri. Penyembelihan wajib
memutuskan hulqum (saluran nafas) dan mari` (saluran makanan).

 Menurut jumhur ulama Syafi'iyyah, hukum kurban adalah sunnah mu'akkad bagi
yang mampu dan memenuhi syarat.

 Menurut Ibnu Rusyd dari Madzhab Maliki, penyembelihan hewan kurban harus
terjadi pada waktu yang telah ditentukan syari'at, yaitu setelah shalat Idul Adha.

 Rasulullah SAW menghiburkan qurban sebagai salah satu amalan ibadah yang
paling utama dalam Islam dan menjadi ibadah penting bagi Muslim yang mampu.

 Hidup qurban melibatkan penyembelihan hewan ternak yang memenuhi syarat


tertentu yang dilakukan pada hari raya Idul Adha dan hari tasyrik.

Meskipun ada perbedaan dalam pendapat ulama mengenai qurban, semua pendapat
bermuji pada pentingnya ibadah ini dalam agama Islam dan bertujuan untuk
mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Hikmah seseorang yang telak melaksanakan qurban ialah:


1. Menambah cintanya kepada Allah SWT
2. Akan menambah keimanannya kepada Allah SWT
3. Dengan berQurban, berarti seseorang telah bersyukur kepada Allah SWT atas
segala rahmat dan karunia yang telah dilimpahkan pada dirinya.
4. Dengan berQurban, berarti seseorang telah berbakti kepada orang lain, dimana
tolong menolong, kasih mengasihi dan rasa solidaritas dan toleransi memang
dianjurkan oleh agama Islam.

B. Pengertian Aqiqah
Aqiqah adalah ritual Islam yang dilakukan untuk merayakan kelahiran bayi dengan cara
menyembelih hewan sembelihan, seperti kambing atau domba, pada hari ketujuh setelah
kelahiran bayi. Aqiqah juga melibatkan mencukur rambut bayi dan memberikan nama
pada bayi tersebut. Aqiqah merupakan sunnah muakkadah, yaitu amalan sunah yang
sangat dianjurkan dalam Islam.
Beberapa hadis terkait aqiqah antara lain:

1. "Semua anak bayi tergadaikan dengan aqiqahnya yang pada hari ketujuhnya
disembelih hewan (kambing), diberi nama dan dicukur rambutnya." [Shahih, Hadits
Riwayat Abu Dawud 2838, Tirmidzi 1552, Nasa’I 7/166, Ibnu Majah 3165, Ahmad 5/7-
8, 17-18, 22, Ad Darimi 2/81, dan lain-lainnya].

2. "Aqiqah dilaksanakan karena kelahiran bayi, maka sembelihlah hewan dan


hilangkanlah semua gangguan darinya." [Shahih Hadits Riwayat Bukhari (5472)].

3. "Setiap anak tergadai dengan aqiqahnya yang pada hari ketujuhnya disembelih hewan
(kambing), diberi nama dan dicukur rambutnya." [Shahih, Hadits Riwayat Ahmad 5/7-8,
17-18, 22, Ad Darimi 2/81, dan lain-lainnya].

Dalam Islam, aqiqah memiliki hikmah, yaitu sebagai bentuk rasa syukur kepada
Allah SWT atas kelahiran bayi dengan selamat, mempererat tali silaturahmi antara
keluarga dan tetangga, serta sebagai bentuk pengorbanan yang akan mendekatkan anak
kepada Allah SWT dimasa awal ia menghirup udara kehidupan. Dalil tentang aqiqah
terdapat dalam sejumlah hadis. Aqiqah dianjurkan untuk dilaksanakan setelah 7 hari
kelahiran bayi yang dilanjutkan dengan mencukur rambut dan memberi nama. Hukum
pelaksanaan aqiqah adalah sunnah muakkadah atau sunnah yang dikuatkan terutama bagi
keluarga yang mampu melaksanakannya.

Adapun syarat-syarat melaksanakan aqiqah yaitu:

1. Dari sudut umur binatang Aqiqah & korban sama sahaja.


2. Sembelihan aqiqah dipotong mengikut sendinya dengan tidak memecahkan tulang
sesuai dengan tujuan aqiqah itu sebagai “Fida”(mempertalikan ikatan diri anak
dengan Allah swt).
3. Sunat dimasak dan dibagi atau dijamu fakir dan miskin, ahli keluarga, tetangga dan
saudara. Berbeda dengan daging qurban, sunat dibagikan daging yang belum
dimasak.
4. Anak lelaki disunatkan aqiqah dengan dua ekor kambing dan seekor untuk anak
perempuan kerana mengikut sunnah Rasulullah.

C. Hikmah Aqiqah
Aqiqah adalah suatu tradisi Islam yang melibatkan penyembelihan hewan untuk
mengekspresikan rasa syukur atas kelahiran seorang anak. Hikmah dari aqiqah antara lain
adalah sebagai berikut:

1. Menghidupkan sunnah Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam.


2. Memberikan perlindungan dari syaitan yang dapat mengganggu anak yang terlahir itu.
3. Memberikan syafaat bagi kedua orang tua kelak pada hari kiamat.
4. Bentuk pengorbanan yang akan mendekatkan anak kepada Allah dan memupuk rasa
kedermawanan serta menekan sikap pelit.
5. Menampakkan rasa gembira dalam melaksanakan syariat Islam dan memperbanyak
umat Rasulullah SAW pada hari kiamat.
6. Memperkuat ukhuwah (persaudaraan) diantara masyarakat.
D. Pelaksanaan Qurban dan Aqiqah
Pelaksanaan qurban dan aqiqah memiliki perbedaan dalam beberapa hal. Qurban
dilakukan pada hari raya Idul Adha, sedangkan aqiqah dilakukan pada hari ketujuh
setelah kelahiran anak. Tujuan pelaksanaan qurban adalah untuk mendekatkan diri
kepada Allah SWT dan memenuhi kewajiban sebagai umat Islam, sedangkan tujuan
pelaksanaan aqiqah adalah sebagai bentuk syukur atas kelahiran anak. Jumlah hewan
yang disembelih pada qurban lebih banyak daripada aqiqah. Daging hewan qurban dibagi
menjadi tiga bagian dan diberikan kepada fakir miskin, dihadiahkan, dan untuk dirinya
sendiri dan keluarga, sedangkan daging hewan aqiqah dibagikan dalam bentuk olahan
yang telah matang atau dimasak dan diberikan kepada kerabat, tetangga, saudara, atau
orang yang membutuhkan seperti fakir miskin.
Pelaksanaan qurban adalah ibadah Islam yang dilakukan pada hari Idul Adha.
Ibadah ini melibatkan penyembelihan hewan ternak seperti unta, sapi, kambing, atau
domba. Berikut beberapa syarat pelaksanaan qurban yang wajib untuk dipenuhi:

1. Hewan kurban harus hewan ternak dan mencapai usia minimal yang sudah diatur
syariat Islam.
2. Hewan ternak yang dijadikan hewan qurban harus sehat dan cukup umur.
3. Hewan tidak dalam kondisi yang menyebabkan tidak sah menjadi hewan qurban.
4. Baligh atau berakal sehat. Ibadah qurban hanya dilakukan bagi umat Muslim yang
sudah baligh dan berakal sehat.
5. Membeli hewan qurban menghabiskan jumlah uang yang tidak sedikit. Islam hanya
menganjurkan ibadah qurban bagi umat muslim yang mampu secara finansial membeli
hewan qurban.
6. Pembagian daging hewan qurban kepada fakir miskin, dihadiahkan, dan untuk dirinya
sendiri dan keluarga.
Pelaksanaan qurban dilaksanakan pada hari Idul Adha, setelah shalat Idul Adha
dilaksanakan hingga sebelum masuk waktu Zhuhur. Jika di masa pandemi, maka
menghindari kerusakan harus lebih diutamakan dari pada mengejar kemaslahatan.
Pelaksanaan aqiqah dalam Islam memiliki tata cara dan hukumnya yang diatur
berdasarkan ajaran Rasulullah SAW. Aqiqah merupakan sunnah muakkad, atau sunnah
yang harus diutamakan. Artinya, apabila seseorang mampu melaksanakannya, ia
dianjurkan untuk melakukan aqiqah bagi anaknya saat anak tersebut masih bayi. Namun,
bagi orang yang kurang atau tidak mampu, pelaksanaan aqiqah dapat ditiadakan. Waktu
yang dianjurkan untuk melaksanakan aqiqah adalah pada hari ke-7 semenjak hari
kelahiran. Namun, jika berhalangan, aqiqah dapat dilaksanakan pada hari ke-14 atau ke-
21. Hewan yang dipilih untuk aqiqah sebaiknya memiliki kriteria yang serupa dengan
hewan kurban, seperti kambing atau domba yang sehat, dan usianya tidak boleh kurang
dari setengah tahun. Daging hewan hasil aqiqah dibagi-bagikan kepada kerabat, tetangga,
saudara, atau orang yang membutuhkan seperti fakir miskin.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa aqiqah dan qurban adalah dua ibadah dalam Islam yang memiliki
perbedaan dalam beberapa hal. Aqiqah dilakukan pada hari ketujuh setelah kelahiran anak,
sedangkan qurban dilakukan pada hari raya Idul Adha. Tujuan pelaksanaan aqiqah adalah
sebagai bentuk syukur atas kelahiran anak, sedangkan tujuan pelaksanaan qurban adalah untuk
mendekatkan diri kepada Allah SWT dan memenuhi kewajiban sebagai umat Islam. Hewan yang
dipilih untuk aqiqah sebaiknya memiliki kriteria yang serupa dengan hewan kurban, seperti
kambing atau domba yang sehat, dan usianya tidak boleh kurang dari setengah tahun. Daging
hewan hasil aqiqah dibagi-bagikan kepada kerabat, tetangga, saudara, atau orang yang
membutuhkan seperti fakir miskin, sedangkan daging hewan qurban dibagi menjadi tiga bagian
dan diberikan kepada fakir miskin, dihadiahkan, dan untuk dirinya sendiri dan keluarga.
Pelaksanaan aqiqah dan qurban memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi, seperti hewan yang
dipilih harus sehat dan cukup umur, dan pelaksanaannya hanya dianjurkan bagi orang yang
mampu secara finansial.

B. Saran

Kami sebagai penulis sangat menyadari bahwa didalam makalah ini masih banyak
kekurangannya, oleh karena itu kami mohon maaf. Dan kami sangat berharap atas kritikan dan
saran yang bersifat membangun. Mudah_mudahan makalah ini bermanfaat untuk kita semua dan
khususnya bagi kami sebagai penulis.
DAFTAR PUSTAKA

Al-Thahhan, Mahmud. Taysir Mustalah Qurban. Beirut: Dar Al-Qur‟an AlKarim 1979.

As-Syahrawi, Ibrahim Dasuki. Musthalah Qurban dan Aqiqah. Mesir: Syirkah At-Thiba‟ah Al-
Fanniyah Al-Muttahidah.

Basyar, I. (2003). Tuntunan Aqiqah. Gema Insani.

Fathul, M. I. (2023). BATASAN WAKTU PELAKSANAAN AKIKAH MENURUT MAZHAB


HANAFI DAN MAZHAB SYAFI’I (Doctoral dissertation, UIN PROF. KH SAIFUDDIN
ZUHRI PURWOKERTO).

Hasyim, Ahmad Umar . Qowa’id Ushululhadits. Beirut: Darul Kitab Al Araby 1984.

Idria. Qurban dan Aqiqah. Jakarta: Kencana 2010.

Khan, Abdul Majid. Qurban dan Aqiqah. Jakarta: Amzah 2009.

Muhammad „Ajaj al-Khatib, Ushulul Hadits: Pokok-Pokok Ilmu Hadits, Jakarta: Gaya Media
Pratama 1998

Pakaya, R., Tapate, A. R., & Suleman, S. (2020). Perancangan aplikasi penjualan hewan ternak
untuk qurban dan aqiqah dengan metode Unified Modeling Language (UML). Jurnal
Technopreneur (Jtech), 8(1), 31-40.

Anda mungkin juga menyukai