Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

SEJARAH TATA HUKUM DIINDONESIA

NAMA : HADI FIRMANSYAH


NIM : 232401074
KELAS : A2301
JURUSAN : ILMU HUKUM

SEKOLAH TINGGI ILMU HUKUM PAINAN

JURUSAN ILMU HUKUM

STIH PAIN
KATA PENGANTAR

Assallamuallaikum.wr.wb...Puji syukur atas rahmat Allah Swt, serta


karunia-Nya sehingga makalah dengan berjudul "Sejarah Tata Hukum di
Indonesia" dapat diselesaikan.Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas
ujian tengah semester (UTS) dari dosen pengampu ibu Maya Sri Novita. SH.,
MH. pada bidang studi Pengantar Hukum Indonesia. Selain itu, penyusunan
makalah ini bertujuan menambah wawasan kepada pembaca tentang pengetahuan
sejarah masa penjajahan, masa penjajahan belanda, masa penjajahan jepang dan
masa kemerdekaan.

Bangsa Indonesia memiliki nasionalisme dan patriotisme yang kuat


berkenaan dengan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, sehingga pada
masa awal kemerdekaan muncul sikap “ anti” terhadap unsur – unsur yang
berkaitan dengan Belanda. Tidaklah heran, apabial tata hukum Indonesia
dipengaruhi oleh tiga sistem hukum yang berlaku secara serempak. Ketiga sistem
itu adalah sistem hukum adat (Adat law system), sistem hukum islam (Islam law
system) dan sistem hukum barat ( Western law system) pada saat itu dan
diketahui oleh masyarakat dan mudah dipahami.

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada ibu Maya Sri Novita.
SH., MH selaku dosen studi Pengantar Hukum Indonesia. Berkat tugas yang
diberikan ini, dapat menambah wawasan penulis berkaitan dengan topik yang
diberikan. Meski penulis telah menyusun makalah ini dengan maksimal, tidak
menutup kemungkinan masih banyak kekurangan. Olehkarena itu sangat
diharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari pembaca sekalian.

Bojonegara, 05 Desember 2023


Penulis/Penyusun

Hadi Firmansyah
NIM : 232401074

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3Tujuan Penulis

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi SejarahTata Hukum Indonesia

2.2Arti Tata Hukum Indonesia

2.3 Fungsi Tata Hukum Di Indonesia

2.4 Sejarah Tata Hukum Prapenjajahan


2.4.1 Fase Pra colonial
2.4.2 Fase Kolonial

2.4.5 Fase kemerdekaan


BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengertian hukum sebenarnya tidak terbatas, tetapi konsepnya
sangat luas. Akan tetapi penulis sedikit menulis tentang pengertian hukum
menurut Hans Kelsen, ia menjelaskan bahwa hokum adalah fenomena normatif,
hukum adalah fenomena sosial. Hukum adalah ketertiban (order) sebagai suatu
system kaidah (rules) bagi tingkah laku manusia.Tata hukum Indonesia adalah
hukum yang dianut oleh semua orang yang tinggal di wilayah Indonesia. Dalam
prakteknya, sistem hukum Indonesia baru terbentuk setelah kemerdekaan
Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Pada saat itu, lahirlah suatu jenis tata
hukum yang disebut tata hukum Indonesia.1

Sejarah hukum berhubungan erat dengan perkembangan peradaban dan


diatur dalam konteks sejarah sosial yang lebih luas. Diantara para ahli hukum dan
ahli sejarah proses hukumtertentu, telah dilihat sebagai rekaman evolusi undang -
undang dan penjelasan teknis tentang bagaimana undang - undang ini telah
berevolusi dengan pandangan untukmemahami asal-usul berbagai konsep
hukumTata Hukum Indonesia diterapkan oleh masyarakat hukum Indonesia
(Negara Republik Indonesia). Tata Hukum Indonesia adanya sejak saat
Proklamasi Kemerdekaan, yaitu tanggal 17 Agustus 1945, sebab dengan
Proklamasi Kemerdekaan berarti. Negara Republik Indonesia dibentuk oleh
bangsa Indonesia.

Salah satu faktor pendorong pendirian VOC adalah perlunya memitigasi


risiko dan memanfaatkan peluang dalam perdagangan rempah-rempah di wilayah
Asia Tenggara. Rempah-rempah seperti cengkeh, kayu manis, dan lada adalah
komoditas yang sangat dicari di pasar Eropa, tetapi sulit diperoleh dan diangkut
1
https://www.gramedia.com/literasi/tata-hukum

3
dari wilayah-wilayah jauh di Asia Tenggara. VOC didirikan sebagai jawaban
terhadap tantangan ini dan untuk mengamankan monopoli perdagangan rempah-
rempah di wilayah tersebut. VOC didirikan pada tahun 1602 oleh pemerintah
Belanda dengan tujuan menguasai dan memperdagangkan rempah-rempah yang
berlimpah di wilayah Asia Tenggara, khususnya di wilayah Indonesia modern.
Pada saat itu, rempah-rempah seperti cengkeh, kayu manis, dan lada sangat
berharga dan menjadi komoditas yang sangat dicari di pasar Eropa. VOC
didukung oleh investasi pemerintah Belanda dan memiliki monopoli de facto
dalam menjalankan perdagangan rempah-rempah untuk disejumlah wilayah
tersebut.2

Tujuan dilaksanakannya proklamasi sendiri adalah untuk terlepas dari jerat


penjajah dan mencapai cita-cita bangsa, Untuk menggapai impian bebas dari
penekanan penjajahan terhadap Negara Republik Indonesia pada tahun 1945.
Pemerintah harusnya melakukan dan mempertahankan kemerdekaan sebagai
sejarah sepanjang hidup, karena pengorbanan untuk merdeka tidak semudah
membalikan telapak tangan.

1.2 Rumusan Masalah

2
https://fahum.umsu.ac.id/voc-sejarah-latar-belakang-dan-tujuan

4
a. Apa pengertian dari Sejarahmenurut Tata Hukum Indonesia?
b. Apa tujuan dari Pendirian VOC?
c. Bagaimana keadaan hukum padasaatsetelahkemerdekaan?

1.3 Tujuan Penulis

a. Memahami mengenai Sejarah Tata Hukum Indonesia.


b. Mengetahui maksud dan tujuan dari VOC ke Indonesia.
c. Membuka pikiran mengenai bagaimana hukum sebelum atau setelah kemerdekaan

BAB II
PEMBAHASAN

5
2.1 Definisi SejarahTata Hukum Indonesia

Sejarah hukum adalah studi tentang bagaimana hukum berkembang dan


mengapa hal itu berubah. Sejarah hukum berhubungan erat dengan
perkembangan peradaban dan diatur dalam konteks sejarah sosial yang lebih
luas. Diantara para ahli hukum dan ahli sejarah proses hukum tertentu, telah
dilihat sebagai rekaman evolusi undang - undang dan penjelasan teknis tentang
bagaimana undang - undang ini telah berevolusi dengan pandangan untuk
memahami asal-usul berbagai konsep hukum, Beberapa menganggapnya sebagai
cabang sejarah intelektual. Ahli sejarah abad ke-20 telah melihat sejarah hukum
dengan carayang lebih kontekstualisasi lebih sesuai dengan pemikiran sejarawan
sosial. Mereka telah melihat institusi hukum sebagai sistem peraturan, pemain
dan simbol yang kompleks dan telah melihat elemen-elemen ini berinteraksi
dengan masyaraka tuntuk mengubah, menyesuaikan, menolak atau
mempromosikan aspek-aspek tertentu dari masyarakat sipil.
Sejarawan hukum semacam itu cenderung menganalisis sejarah kasus dari
parameter penyelidikan sains sosial,dengan menggunakan metode statistik,
menganalisis perbedaan kelas antara para pemohon, pemohon dan pemain lain
dalam berbagai proses hukum. Dengan menganalisis hasil kasus, biaya transaksi,
jumlah kasus yangdiselesaikan, mereka telah memulai analisis terhadap
institusi,praktik, prosedur dan briefing hukum yang memberi kita gambaran
hukum dan masyarakat yang lebih kompleks daripada studi yurisprudensi,
perkara kasus dan kode sipil yang dapat dicapai.3
Kegunaan sejarah hukum di atas dapat di jadikan frame atau kerangka
dalam melihat pembentukan dan perkembangan hukum yang ada di Indonesia.
Akan tetapi,untuk melihat sejarah pembentukan hukum di Indonesia,terlebih
dahulu perlu memahami kondisi geografis dan etnis atau bangsa Indonesia
sebelum merdeka. Kegunaan sejarah hukum di atas dapat dijadikan frame atau
kerangka dalam melihat pembentukan dan perkembangan hukum yang ada di
3
Moh Hasbullah dan Dedi Supriyadi, Filsafat Sejarah. Bandung, CVPustaka Setia 2012.,
hal 21

6
Indonesia. Akan tetapi,untuk melihat sejarah pembentukan hukum di
Indonesia,terlebih dahulu perlu memahami kondisi geografis dan etnisatau
bangsa Indonesia sebelum merdeka. Selain itu pada saat Indonesia merdeka,
sedang berkembang pandangan/ teori/ Aliran pemberlakuan hukum, paling tidak
terdapat 3 aliran besar, yaitu legisme, Freie Rechtslehredan Rechtsvinding Ketiga
aliran ini dapat mempengaruhi secara signifikan terhadap pembentukan dan
perkembangan hukumdi Indonesia.Sebagai berikut
1. Aliran legisme adalah aliran hukum yang menganggap bahwa undang-undang
adalah satu-satunya sumber hukum. Sedangkan peradilan hanya menerapkan
undang-undang. Dalam aliran ini, hakim hanya sebagai corong undang-
undang. Dengan demikian, tidak ada hukum di luar undang-undang.4
2. Aliran freirechtsbewengung adalah aliran penemuan hukum yang bebas,
artinya hakim dalam menemukan hukum tidak terikat secara kaku pada
undang-undang, namun berdasarkan asas kepatutan.5

3. AliranRecht vinding adalah proses pembentukan hukum oleh hakim/ aparat


penegak hukum lainnya dalam penerapan peraturan umum terhadap peristiwa
hukum yang konkrit dan hasil penemuan hukum menjadi dasar untuk
mengambil keputusan.6

2.2. Arti Tata Hukum Indonesia

Tata hukum suatu Negara adalah tata hukum yang ditetapkan atau
disahkan oleh Negara itu. Jadi tata hukum Indonesia adalah tata hukum yang
ditetapkan oleh pemerintah Negara Indonesia. Tata hukum Indonesia juga terdiri
atas aturan – aturan hukum yang ditata atau disusun sedemikian rupa, dan aturan –
aturan itu antara satu dan lainya saling berhubungan dan saling menentukan.
Aturan – aturan hukum yang berlaku di Indonesia berkembang secara dinamis
sesuai dengan perkembangan zaman dan perkembangan kebutuhan masyarakat.
4
Aliran legisme mempunyai pandangan hukum terbentuk olehperundang-undangan, di
luar undang-undang tidak ada hukum
5
Aliran Freie Rechtslehre berpandangan bahwa hukum hanya terbentukmelalui
peradilan atau rechtsspraak. Undang-undang dan sumber hukum lainnyahanya sebagai sarana
pembantu dalam menemukan hukum pada kasus-kasuskonkrit di peradilan.
6
https://ditjenpp.kemenkumham.go.id

7
Oleh karenanya suatu aturan yang sudah tidak memenuhi kebutuhan masyarakat
perlu diganti dengan yang baru. Perkembangan masyarakat tentu diikuti
perkembangan aturan – aturan yang mengatur pergaulan hidup sehingga tata
hukum pun selalu berubah – ubah, begitu pula tata hukum Indonesia. Suatu tata
hukum yang selalu berubah – ubah mengikuti perkembangan masyarakat ditempat
mana tata hokum itu berlaku untuk memenuhi perasaan keadilan berdasarkan
kesadaran hukum masyarakat, disebut tata hukum yang mempunya istruktur
terbuka.7 Demikian halnya tata hukum Indonesia saling berhubungan dan saling
menentukan, sebagaimana disinggung dimuka, dapat dibuktikan dengan contoh
sebagai berikut:
 Hukum pidana saling berhubungan dengan hokum acara pidana dan saling
menentukan satu sama lain, karena hokum pidana tidak akan dapat diterapkan
tanpa adanya hokum acara pidana. Sebaliknya jika tidak ada hukum pidana,
hukum acara pidana tidak akan berfungsi.
 Hukum keluarga berhubungan dan saling menentukan dengan hokum waris.
Agar harta kekayaan yang ditinggalkan oleh seorang yang meninggal dunia
dapat dibagikan kepada para ahli warisnya perlu dibuat peraturannya. Siapa
ahli warisnya, berapa bagiannya, dan apa kewajibannya ditentukan oleh
hokum waris.

2.3 Fungsi Tata Hukum Di Indonesia

Tata hukum sendiri memiliki fungsi untuk menata, menyusun, dan


mengatur kehidupan masyarakat. Maka dari itu, sehubungan dengan fungsi ini,
sebuah tata hukum harus bisa mengatur norma hukum.

Peraturan-peraturan ini harus bisa dikelompokkan dan disusun ke dalam struktur


norma hukum. Adapun struktur yang dimaksud adalah sinkron dan tidak boleh
saling bertentangan. Dalam hal ini, peraturan yang berlaku antara lain UUD,
undang-undang, dan peraturan lain yang tidak boleh bertentangan.8

7
HasimPurba ( PengantarImuHukum Indonesia ) Diktat USU – 2007
8
https://kumparan.com/berita-terkini/pengertian-tata-hukum-indonesia-lengkap-
dengan-fungsinyapukul 11.17wibtanggal 30/11/2023

8
Beberapa fungsi tata hukum bagi sebuah negara yang penting untuk diketahui
adalah sebagai berikut.

 Menetapkan norma dan/atau kaidah hukum.


 Menata, menyusun, dan mengatur norma-norma hukum.
 Menyelesaikan sengketa antar norma hukum.
 Menyesuaikan dengan perubahan-perubahan.

Fungsi Pertama, berkaitan dengan norma hokum sebagai kebutuhan pokok


atau kebutuha ndasar (basic, need) untuk mengatur kehidupan antar pribadi.
Khususnya, dalam memperlancar interaksi dan komunikasi .Norma – norma
hukum yang diterbitkan pada hakikatnya untuk menjadi pedoman dalam
kehidupan bersama atau bermasyarakat, interaksisosial yang cenderung meningkat
intensitasnya mendorong munculnya norma hukum. Dengan demikian, semakin
tinggi intensitas interaksi sosial, maka semakin tinggi pula desakan dan tuntutan
untuk dibuatnya norma hokum Berkenaan hal ini, tata hokum mengakui dan
menetapkan norma hukum yang muncul.

2.4 Sejarah Tata Hukum Prapenjajahan

2.4.1 Fase Pra colonial

bangsa Indonesia memiliki sejarah bangsa yang luhur dan tak ternilai
harganya. Sejak zaman tandu di kepulauan Nusantara ini telah ada kehidupan
manusia dalam perkembangan sejarah manusia. Akan tetapi pencatatan kejadian –
kejadian penting terhadap kehidupan bangsa Indonesia di masa lalu baru ada sejak
memasuki abad 1 dan ini pun diketahui setelah ada penelitian – penelitian dari
peninggalan – peninggalan sejarah yang bersifat arkeologis yang ditemukan.9

Kemudian setelah kehidupan manusia di Nusantara berkembang serta


masuknya budaya dari luar hubungan antar pulau pun mulai terjalin. Hal itu
mengakibatkan terbangunnya kehidupan kelompok social yang mulai teratur di
bawah pimpinan seorang aja atau orang – orang yang di anggap kuat ( sakti )
untuk menjalankan pengawasan dalam pergaulan hidup masyarakat. Pengawasan

9
https://vioxcyanantaputra.wordpress.com/2016/10/12/sejarah-hukum-indonesia

9
pergaulan hidup masyarakat saat itu masih dilakukan pada wilayah – wilayah
kelompok social masing – masing yang tersebar di seluruh kepulauan Nusantara
Fenomena, seperti itu yang terjadi pada masa kekuasaaan raja – raja di Nusantara
yang memimpin krelompok – kelompok social masyarakat yang tersebar
diseluruh Nusantara, antara lain :

1. Kerajaan Kutai di Kalimantan Timur tahun 400 M ( Kerajaan Hindu )


2. Kerajaaan Tatumanegara di Jawa Barat tahun 500 M ( Kerajaan Hindu )
3. Kerajaan Mataram Hindu di Jawa Tengah tahun 732 M ( Kerajaan Hindu )

Di bawah kekuasaan kerajaan - kerajaan yang tersebar di seluruh wilayah


Nusantara itulah tata hokum bangsa Indonesia mulai terbentuk. Namun, saat itu
tata hukum yang berlaku masih bersifat kewilayahan berdasarkan batas-batas dar
masing – masing wilayah kerajaan yang berkuasa. Oleh karena itu tata hukum
yang berlaku di masing - masing wilayah kerajaan berbeda – beda antara wilayah
yang satu dengan wilayah yang lain.

2.4.2 Fase Kolonial

Mulai tahun 1602 Belanda secara perlahan – lahan menjadi penguasa


wilayah yang kini adalah Indonesia, dengan memanfaatkan perpecahan di antara
kerajaan - kerajaan kecil yang telah menggantikan Majapahit. Satu - satunya yang
tidak terpengaruh adalah Timor Portugis, yang tetap dikuasai Portugal hingga
1975 ketika berintegrasi menjadi provinsi Indonesia bernama Timor Timur.
Belanda menguasai Indonesia selama hampir 350 tahun, kecuali untuk suatu masa
pendek di mana sebagian kecil dari Indonesia dikuasai Britania setelah Perang
Jaw Britania – Belanda dan masa penjajahan Jepang pada masa Perang Dunia II.
Sewaktu menjajah Indonesia, Belanda mengembangkan Hindia-Belanda menjadi
salah satu kekuasaan colonial terkaya di dunia. 350 tahun penjajahan Belanda bag
isebagian orang adalah mitos belaka karena wilayah Aceh baru ditaklukkan
kemudian setelah Belanda mendekati kebangkrutannya.

Pada abad ke-17 dan 18 Hindia-Belanda tidak dikuasai secara langsung


oleh pemerintah Belanda namun oleh perusahaan dagang bernama Perusahaan

10
Hindia Timur Belanda ( bahasaBelanda: Verenig de Oostin dische Compagnie
atau VOC ). VOC telah diberikan hak monopoli terhadap perdagangan dan
aktivitas kolonial di wilayah tersebut oleh Parlemen Belanda pada tahun 1602.
Markasnya berada di Batavia, yang kini bernama Jakarta. Hukum Barat (Belanda)
masuk ke Indonesia seiring dengan gerakan kolonialisme. Dengan dalih
memperluas wilayah perdagangan, maksud semula untuk berdagang berubah
menjadi menjajah. Agar maksud ini lancar, Pemerintah Hindia Belanda memberi
wewenang penuh kepada perusahaan perdagangan Belanda, VOC (Vereenigde
Oost-Indische Compagnie) untuk mendirikan benteng-benteng pertahanan dan
mengadakan perjanjian dengan raja-raja di Indonesia.10
Kedatangan pedagang-pedagang Belanda (VOC) di Indonesia membawa
suasana penjajahan.Hukum yang berlaku pada waktu itu adalah sistem hukum
Belanda. Pada mulanya hanya berlaku bagi orang Eropa saja, tetapi dengan
berbagai peraturan dan upaya, akhirnya dinyatakan berlaku bagi bangsa Asia,
termasuk Indonesia yang menundukkan diri pada hukum Barat secara sukarela
atau karena ada perbuatan hukum yang berkenaan dengan keuangan dan
perdagangan. Hukum Belanda yang diberlakukan oleh VOC pada waktu itu antara
lain hukum tatanegara, perdata dan pidana.Kodifikasi hukum pidana itu oleh
pemerintah Belanda dikandung maksud untuk menyapu bersih dan menghapuskan
hukum adat, sehingga hanya berlaku hukum pidana asing yang didatangkan untuk
penduduk negara jajahan.

2.4.5 Fase kemerdekaan.

Masa pemberlakuan hukum pidana di Indonesia setelah proklamasi


kemerdekaan 17 Agustus 1945, dibagi menjadi empat masa sebagaimana dalam
sejarah tata hukum Indonesia yang didasarkan pada berlakunya empat
konstitusi Indonesia, yaitu pertama masa pasca kemerdekaan dengan
konstitusi UUD 1945, kedua masa setelah Indonesia menggunakan konstitusi
negara serikat (Konstitusi Republik Indonesia Serikat), ketiga masa Indonesia

10
https://fahum.umsu.ac.id/voc-sejarah-latar-belakang

11
menggunakan konstitusi sementara (UUDS 1950), dan keempat masa Indonesia
kembali kepada UUD 1945.

Indonesia sekarang ini belum mempunyai hukum pidana nasional yang


dibuat sendiri. hukum pidana yang berlaku sekarang ini merupakan produk hukum
pidana peninggalan pemerintahan zaman kolonial Hindia Belanda. Berlakunya
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Belanda tersebut dimaksudkan untuk
tempo sementara. Oleh karena itu Indonesia sejak Indonesia sejak 1962 telah
berusaha melakukan pembaharuan. hukum pidana nasional yang sampai sekarang
ini belum selesai disahkan oleh lembaga negara yang berwenang. Pembaharuan
hukum pidana, sebagai upaya pembangunan system hukum nasional. Upaya
pembaharuan hukum pidana merupakan tuntutan dan amanat proklamasi,
sekaligus juga merupakan tuntutan nasionalisme dan paling penting adalah
tuntutan kemandirian dari bangsa yang merdeka

Tujuan dilaksanakannya proklamasi sendiri adalah untuk terlepas dari jerat


penjajah dan mencapai cita-cita bangsa. Kendati demikian, setelah peristiwa
bersejarah itu, bangsa Indonesiapadasaatitumasih harus meladeni
peperanganpertempuran di berbagai daerah.

1. Pertempuran Medan Area

Pada 9 Oktober 1945, Sekutu mendarat di Medan dengan dipimpin oleh Ted
Kelly. Hal itu diikuti oleh NICA (Netherlands Indies Civil Administration), yang
menurunkan pasukannya di bawah pimpinan Westerling untuk mengambil alih
pemerintahan. Melihat kondisi ini, para pejuang Indonesia segera membentuk
Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Akibatnya, pada 13 Oktober 1945, terjadilah
perlawanan rakyat terhadap Sekutu di Medan, Sumatera Utara, yang kemudian
dikenal sebagai peristiwa Pertempuran Medan Area.
2. Bandung Lautan Api

Peristiwa Bandung Lautan Api terjadi pada 13 Oktober 1945, di mana


pasukan Sekutu diboncengi NICA tiba di Bandung. Alasan Sekutu menduduki
kota Bandung karena hendak melucuti dan menawan tentara Jepang. Sebulan

12
setelahnya, yakni pada 27 November 1945, Sekutu mengeluarkan ultimatum agar
rakyat Indonesia segera pergi dari area Bandung Utara, tetapi ditolak. Di sisi lain,
pejuang Indonesia juga bingung untuk ikut perintah yang berbeda dari Jakarta dan
Yogyakarta. Pasalnya, Pemerintah RI dari Jakarta menginstruksikan agar mereka
tidak pergi dari Bandung. Sementara itu, Markas Komando di Yogyakarta
memerintahkan agar Bandung dikosongkan. Pada akhirnya, rakyat menuruti
perintah dari Yogyakarta. Namun, sebelum meninggalkan Bandung pada 23-24
Maret 1946, para pejuang menyerbu pos-pos Sekutu dan membumihanguskan
Bandung.
3. Pertempuran Lima Hari Semarang

Pertempuran Lima Hari Semarang terjadi sejak tanggal 15 hingga 19


Oktober 1945. Pada 14 Oktober 1945, para tawanan Jepang yang bekerja di
Pabrik Gula Cepiring hendak dipindah ke Bulu. Namun, di tengah perjalanan,
mereka kabur. Rakyat Semarang yang mengetahui hal tersebut lantas berusaha
melawan dan meminta Jepang untuk menyerahkan senjata mereka. Namun, Mayor
Kido dari Jepang menolak, sehingga pertempuran pun berlanjut. Para pemuda
Semarang kemudian berdiskusi di Rumah Sakit Purusara. Dalam diskusi tersebut,
mereka berencana akan mencegat dan memeriksa mobil pasukan Jepang yang
lewat di depan rumah sakit itu. Akan tetapi, tiba-tiba Jepang melemparkan
serangan tidak terduga dan menahan para anggota polisi istimewa yang sedang
menjaga sumber air minum warga Semarang, yaitu Reservoir Siranda di
Candilama. Bahkan kabarnya, pasukan Jepang meracuni sumber air tersebut.
Guna mengusut lebih lanjut berita itu, Dr Kariadi, selaku Kepala Laboratorium
RS Purusara diminta untuk memeriksa Reservoir Siranda. Ketika sedang dalam
perjalanan, tiba-tiba mobil Dr Kariadi dicegat dan ia ditembak secara keji.
Kematian Dr Kariadi pun semakin menyulut kemarahan rakyat Semarang, hingga
mereka melakukan perlawanan dari tanggal 15 Oktober sampai 19 Oktober 1945.
Pada akhirnya, rakyat Semarang dan pasukan Jepang berhasil didamaikan dengan
dilucutinya senjata Jepang pada 20 Oktober 1945.

13
4. Pertempuran Ambarawa

Pertempuran Ambarawa terjadi pada 20 Oktober 1945, ketika pasukan


Sekutu di bawah pimpinan Brigjen Bethel mendarat di Semarang. Setelah itu,
mereka pergi ke Magelang dan membuat kerusuhan di sana. Peristiwa ini lantas
membuat masyarakat memboikot dan menyerang balik Sekutu. Alhasil, pasukan
Sekutu terpaksa mundur ke daerah Magelang dan mulai melawan rakyat pribumi.
Pengejaran dan pengepungan dilakukan oleh pasukan Tentara Keamanan Rakyat
(TKR) di bawah pimpinan Kolonel Sudirman.Pertempuran pun pecah selama
empat hari, dari 12-15 Desember 1945 yang kemudian disebut sebagai
Pertempuran Ambarawa. Pertempuran ini diakhiri dengan kemenangan oleh pihak
TKR pada 15 Desember 1945.

5. Pertempuran Surabaya

Pada 25 Oktober 1945, pasukan Sekutu yang dikomando oleh Brigjen


AWS Mallaby tiba di Jakarta. Tiga hari kemudian, yakni tanggal 28 Oktober
1945, terjadi pertempuran antara rakyat Surabaya yang melawan Sekutu.
Peristiwa ini menewaskan Mallaby, yang kemudian memicu kemarahan Sekutu
dan meminta rakyat Surabaya untuk menyerahkan diri pada 9 November 1945
sebelum pukul 18.00. Apabila ultimatum tersebut tidak dituruti, maka Sekutu
akan menyerang Surabaya keesokan harinya, pada 10 November 1945. Rakyat
Surabaya memilih untuk tidak mengindahkan ultimatum dan dengan penuh
semangat melakukan perlawanan terhadap Sekutu. Oleh sebab itu, terjadilah
Pertempuran Surabaya pada 10 November 1945. Baca juga: Pertempuran
Surabaya, Pertempuran Indonesia Pertama setelah Proklamasi

6. Serangan umum 1 Maret

Serangan Umum 1 Maret 1949 terjadi sebagai bukti kepada dunia


internasional, bahwa Tentara Nasional Indonesia (TNI) masih kokoh dan kuat.

14
Tanggal 1 Maret 1949 pagi hari, terjadi serangan besar-besaran yang dilakukan di
seluruh wilayah Divisi III/GM III, Yogyakarta. Dalam serangan ini, Indonesia
sempat menaklukkan Belanda. Namun, setelah tentara Belanda dari Magelang
berhasil menerobos masuk ke Yogyakarta, serangan balik pun dilakukan.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

15
Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat kita simpulkan bahwa Sejarah
Tata Hukum di Indonesia adalah Sejarah hukum berhubungan erat dengan
perkembangan peradaban dan diatur dalam konteks sejarah sosial yang lebih
luas. Di Indonesia banyak sejaraah yang ditinggalkan pada saat masa
penjajahan dan melekat sampai saat ini untuk.Norma – norma hukum yang
diterbitkan pada hakikatnya untuk menjadi pedoma dalam kehidupan bersama
atau bermasyarakat

B. Saran
1. Sejarah Hukum di Indonesia harus lebih diperhatikan karena dengan adanya
sejarah masyarakat lebih menghormati hukum yang berjalan saat ini.
2. Masyarakat juga harus lebih menaati adanya hukum , maka akan lebih baik
negeri ini jika masyarakat melaksanakan larangan-larangan yang ada pada
taathukum.
3. Para petinggi hukum lebih memberikan edukasi ataupun pembinaan kepada
warga negara.
4. Penegakan hukum di Indonesia harus memberikan rasa keadilan kepada
seluruh masyarakat dan pelaku tindak pidana mengenai penjatuhan
hukuman tanpa memandang derajat seseorang dan lainnya.

Daftar Pustaka

1. Wahyuni, Fitri. 2017. Dasar-Dasar Hukum Pidana di Indonesia.


Tangerang: PT Nusantara Persada Utama.

16
2. Harefa, Safaruddin. 2019. “Penegakan Hukum Terhadap Tindak Pidana
Di Indonesia Melalui Hukum Pidana Positif Dan Hukum pidana Islam”
dalam UBELAJ Volume 4 Number 1 (hlm. 35-41). Bukittinggi :
Fakultas Hukum Universitas Mohammad Natsir Bukittinggi.

3. Batubara, Leonardo Andreas. 2020. “Apakah Penegakan Hukum di


Indonesia Sudah Berjalan dengan Baik?”,
https://www.kompasiana.com/leonardo09024/600803978ede4812665e4
742/apakah-penegakan-hukum-di-indonesia-sudah-berjalan-dengan-
baik, diakses pada 28 September 2021.

4. Kuncoro, Hanan. 2021. “Hukum Pidana Adalah : Pengertian, Tujuan,


dan Fungsi”, https://www.jojonomic.com/blog/hukum-pidana-adalah/ ,
diakses pada 29 September 2021.

5. Syamsuddin, Rahman. 2019. Pengantar Hukum Indonesia. Jakarta:


Prenamedia Group.

17

Anda mungkin juga menyukai