Anda di halaman 1dari 21

USULAN TEKNIS

Penyusunan Perangkat Pengendalian Desa Wisata dan Pertanian


Desa Kenderan, Tegallalang Kabupaten Gianyar

04
TANGGAPAN TERHADAP
KERANGKA ACUAN KERJA

USULAN TEKNIS
Penyusunan Perangkat Pengendalian Desa Wisata dan Pertanian
Desa Kenderan, Tegallalang Kabupaten Gianyar

4.1 PEMAHAMAN DAN TANGGAPAN TERHADAP KERANGKA


ACUAN KERJA (KAK)
4.1.1 Umum
Dengan mengacu pada KAK diharapkan dapat memberikan masukan bagi kegiatan
Penyusunan Perangkat Pengendalian Desa Wisata dan Pertanian Desa Kenderan,
Tegallalang Kabupaten Gianyar. Kunci keberhasilan pekerjaan ini tergantung pada 6
hal, yaitu:
1. Kualitas pemahaman terhadap isi kandungan atau substansi pekerjaan.
2. Pemahaman terhadap maksud, tujuan dan sasaran pekerjaan.
3. Ketepatan dalam mengidentifikasi permasalahan.
4. Menguasai permasalahan dan kendala yang dihadapi pada saat pelaksanaan
pekerjaan.
5. Tingkat kepakaran dan kemampuan personil dalam menyelesaikan pekerjaan.
6. Kualitas kerjasama dengan instansi dan stakeholder terkait guna menunjang
keberhasilan pekerjaan.
Berdasarkan kepada Kerangka Acuan Kerja (KAK) kegiatan Penyusunan Perangkat
Pengendalian Desa Wisata dan Pertanian Desa Kenderan, Tegallalang Kabupaten
Gianyar, pada prinsipnya konsultan telah memahami lingkup dari pekerjaan yang
akan dilaksanakan. Dengan mendasarkan kepada pengalaman pekerjaan konsultan,
diharapkan pekerjaan ini akan dapat terselesaikan dengan baik.

KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN


NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN & PENERTIBAN TANAH 4-1
DAN RUANG
DIREKTORAT PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG
USULAN TEKNIS
Penyusunan Perangkat Pengendalian Desa Wisata dan Pertanian
Desa Kenderan, Tegallalang Kabupaten Gianyar

Hal ini sangat ditentukan oleh kapabilitas dan konsolidasi internal yang kuat di
dalam intern organisasi konsultan, serta didukung oleh koordinasi dengan pihak
pemberi kerja dalam melaksanakan kegiatan Penyusunan Perangkat Pengendalian
Desa Wisata dan Pertanian Desa Kenderan, Tegallalang Kabupaten Gianyar.

4.1.2 Kedudukan Kerangka Acuan Kerja


Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini merupakan petunjuk bagi penyedia jasa (konsultan)
yang memuat maksud, tujuan, sasaran, keluaran dan proses yang harus dipenuhi dan
diperhatikan serta diinterprestasikan ke dalam pelaksanaan tugas. Dengan
penugasan ini diharapkan konsultan dapat melaksanakan tanggung jawabnya dengan
baik untuk menghasilkan keluaran yang memenuhi sesuai KAK.
Pada dasarnya Kerangka Acuan Kerja (KAK) adalah dokumen yang menjelaskan
tentang keinginan-keinginan pemberi pekerjaan yang harus dipenuhi oleh penyedia
jasa (konsultan). Selama proses pelaksanaan pekerjaan, pemberi pekerjaan akan
terus memantau kinerja penyedia jasa dengan menggunakan Kerangka Acuan Kerja
sebagai tolok ukur, baik pemberi pekerjaan maupun penyedia jasa, kedua belah
pihak terikat kepada kerangka acuan kerja.
Pemberi pekerjaan tidak boleh menuntut kinerja penyedia jasa di luar lingkup
pekerjaan yang telah ditetapkan dalam Kerangka Acuan Kerja, sebaliknya penyedia
jasa tidak boleh mengelak dari kewajiban yang telah ditetapkan dalam Kerangka
Acuan Kerja. Untuk menghindari ketidak serasian hubungan kerja antara pemberi
pekerjaan dengan penyedia jasa maka antara pemberi pekerjaan dengan penyedia
jasa harus mempunyai pemahaman yang sama terhadap isi kerangka acuan.
Dalam rangka untuk mendapatkan pemahaman yang sama terhadap kerangka acuan
kerja maka penyedia jasa (konsultan) mencoba memahami dan memberi tanggapan
terhadap kerangka acuan kerja yang telah diterima.

4.1.3 Pemahaman Latar Belakang


Latar belakang pekerjaan Penyusunan Perangkat Pengendalian Desa Wisata dan
Pertanian Desa Kenderan, Tegallalang Kabupaten Gianyar sebagaimana diuraikan di
dalam KAK adalah sebagai berkut:
Berdasarkan Undang-Undang No 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang yang
kemudian diubah di dalam Undang-Undang 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja
dan Peraturan Pemerintah No. 21 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan
Penataan Ruang, pengendalian pemanfaatan ruang adalah upaya untuk
mewujudkan tertib tata ruang yang merupakan salah satu aspek utama dalam
penataan ruang. Pengendalian pemanfaatan ruang merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari proses penataan ruang, setelah proses perencanaan tata ruang
dan pemanfaatan ruang.
Pemanfaatan ruang dalam pelaksanaannya tidak selalu sejalan dengan rencana
tata ruang yang telah ditetapkan. Ketidaksesuaian atau pelanggaran tersebut
disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya tekanan perkembangan
pembangunan terhadap ruang, mekanisme pengendalian yang belum lengkap
dan menyeluruh, dan lemahnya penegakan hukum. Kondisi ini mengisyaratkan

KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN


NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN & PENERTIBAN TANAH 4-2
DAN RUANG
DIREKTORAT PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG
USULAN TEKNIS
Penyusunan Perangkat Pengendalian Desa Wisata dan Pertanian
Desa Kenderan, Tegallalang Kabupaten Gianyar

bahwa untuk mewujudkan terciptanya pembangunan yang tertib ruang


diperlukan tindakan pengendalian pemanfaatan ruang melalui penyusunan
perangkat pengendalian.
Perangkat pengendalian adalah alat untuk mendorong kepatuhan masyarakat,
pelaku usaha, dan pemerintah agar pemanfaatan ruang dapat berjalan sesuai
dengan rencana tata ruang. Perangkat pengendalian terdiri dari pengendalian
implikasi kewilayahan di zona kendali dan didorong, pemberian insentif dan
disinsentif, dan pengenaan sanksi.
Masyarakat Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang ramah. Karakter
keramahtamahan masyarakat Indonesia telah dikenal luas oleh masyarakat
dunia, sehingga hal tersebut merupakan modal yang sangat penting dalam
konteks kepariwisataan, mengingat esensi pariwisata adalah hubungan interaksi
antara wisatawan sebagai tamu (guest) dengan masyarakat atau penduduk
setempat sebagai tuan rumah (host).
Potensi penduduk di wilayah pedesaan dengan karakter kehidupan yang khas
dan terbangun dari budaya yang hidup dalam masyarakat lintas generasi juga
merupakan potensi dan kekuatan dalam kerangka pengembangan daya tarik
wisata untuk meningkatkan diversifikasi daya tarik serta daya saing pariwisata
Indonesia. Potensi daya tarik yang sebagian besar ada di daerah pedesaan
apabila mampu dikelola melalui pendekatan pembangunan pariwisata
berkelanjutan secara terpadu sangat dimungkinkan dapat memberi nilai tambah
tidak hanya dari aspek ekologis, edukatif, dan aspek sosial budaya, tetapi juga
nilai tambah dari aspek rekreatif dan aspek ekonomis yang bermanfaat bagi
kesejahteraan bangsa, sekaligus meminimalisir tingkat kemiskinan dan
kesenjangan pembangunan di pedesaan.
Pengembangan wisata berbasis pedesaan (desa wisata) akan menggerakkan
aktivitas ekonomi pariwisata di pedesaan yang akan mencegah urbanisasi
masyarakat desa ke kota. Pengembangan desa wisata akan mendorong
pelestarian alam (bentang alam, persawahan, sungai, danau) yang pada
gilirannya akan berdampak mereduksi pemanasan global. Oleh karena itu maka
diperlukan suatu ketentuan agar dapat terus melestarikan kondisi desa wisata
yang berkelanjutan.
Sesuai amanat PP 50 tahun 2011, pada pasal 2 memuat bahwa pembangunan
kepariwisataan nasional dilaksanakan berdasarkan prinsip pembangunan
berkelanjutan yang berorientasi upaya peningkatan pertumbuhan, peningkatan
kesempatan kerja, pengurangan kemiskinan, serta pelestarian lingkungan.
Khusus, dalam penjelasan pasal 35 RIPPARNAS, Bali dimasukkan sebagai salah
satu dari 50 Destinasi Pariwisata Nasional (DPN) yang diharapkan dapat
meningkakan dan memantapkan pembangunan pariwisata secara berkelanjutan
yang peduli terhadap pelestarian lingkungan dan budaya.
Terkait dengan hal tersebut, Direktorat Pengendalian Pemanfaatan Ruang,
Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penertiban Tanah dan Ruang,
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional melaksanakan
kegiatan Pengendalian Pemanfaatan Ruang dalam Rangka Penyusunan Perangkat
Pengendalian Pemanfaatan Ruang di Kawasan Desa Wisata di Bali.

KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN


NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN & PENERTIBAN TANAH 4-3
DAN RUANG
DIREKTORAT PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG
USULAN TEKNIS
Penyusunan Perangkat Pengendalian Desa Wisata dan Pertanian
Desa Kenderan, Tegallalang Kabupaten Gianyar

Pemahaman dan Tanggapan Konsultan:


Latar belakang yang telah dijelaskan dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) pekerjaan
Penyusunan Perangkat Pengendalian Desa Wisata dan Pertanian Desa Kenderan,
Tegallalang Kabupaten Gianyar telah cukup jelas, konsultan menggaris bawahi
beberapa point-point penting yang tertuang dalam dalam latar belakang ini yaitu:
Dalam rangka mendorong pembangunan desa dan kawasan perdesaan ke arah
yang lebih baik, pengawalan implementasi Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
tentang Desa menjadi suatu kewajiban pemangku kepentingan terkait baik di
pusat dan daerah. Undang-Undang tentang Desa, yang kemudian diperjelas
kembali melalui Peraturan Pemerintah No. 47 Tahun 2015 Jo 43 Tahun 2014
tentang Peraturan Pelaksanaan UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa serta
Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2016 Jo No. 22 Tahun 2015 Jo No.60 Tahun
2014 tentang Dana Desa yang bersumber dari APBN.
Dana Desa yang bersumber dari APBN merupakan salah satu pendapatan desa
yang dinantikan oleh Desa. Beberapa dari peraturan perundangan pendukung
Undang-Undang tentang Desa sudah dan/atau sedang dipersiapkan sebagai
pegangan bagi Desa untuk dapat membangun desanya, mengelola keuangan
desanya termasuk menggunakan Dana Desanya dengan optimal.
Konsep pembangunan perdesaan bukanlah konsep pembangunan yang instan
melainkan harus berjenjang dan konsisten. Pengertian yang selama ini kurang
tepat, dapat kita balikkan, perdesaan tidak lagi lagi identik dengan wilayah
miskin. Perdesaan dapat menjadi wilayah yang maju dan "mandiri” yang bahkan
akan mampu menggerakan perekonomian suatu wilayah maka apabila hal ini
dilaksanakan pada daerah tinggal akan menjadi suatu katalisator untuk
percepatan pembangunan daerah tersebut sehingga mampu mengejar
ketertinggalannya dan bisa jadi akan lebih maju dibanding daerah lainnya.
UU Desa Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa yang didukung PP No. 43 Tahun 2014
tentang tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
Tentang Desa dan PP No. 60 tentang Dana Desa yang Bersumber dari APBN,
telah memberikan pondasi dasar terkait dengan Penyelenggaraan Pemerintahan
Desa, pelaksanaan Pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan
pemberdayaan masyarakat Desa berdasarkan Pancasila, Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia,
dan Bhinneka Tunggal Ika.
Strategi ini juga dalam mengoptimalkan penyelenggaraan Pemerintahan Desa,
pelaksanaan pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan
pemberdayaan masyarakat Desa, perlu menetapkan Peraturan Pemerintah
tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang
Desa. Pelaksanaan UU Desa perlu dijabarkan lebih luas dalam Peraturan
Pelaksanaan dalam bentuk Peraturan Pemerintah, Permendagri, Perda, Perdes
dan kebijakan pendukung lainnya. Sementara ada beberapa Peraturan
Pelaksanaan dan kebijakan pendukung yang mengatur tentang desa yang tidak
selaras atau bertentangan perlu dilakukan upaya review atau penyelarasan yang
disesuaikan atau mendukung penjabaran teknis pelaksanaan dari UU Desa.

KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN


NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN & PENERTIBAN TANAH 4-4
DAN RUANG
DIREKTORAT PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG
USULAN TEKNIS
Penyusunan Perangkat Pengendalian Desa Wisata dan Pertanian
Desa Kenderan, Tegallalang Kabupaten Gianyar

Selain itu, persoalan yang terjadi dalam pembangunan perdesaan umumnya


bersumber dari kurang terintegrasinya program-program dan kegiatan yang
dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah maupun kalangan swasta serta
para pemangku kepentingan lainnya.
Perdesaan dapat menjadi wilayah yang maju dan "mandiri” yang bahkan akan
mampu menggerakan perekonomian suatu daerah. Apabila hal ini dilaksanakan
pada daerah tertinggal niscaya akan menjadi suatu katalisator untuk
percepatan pembangunan daerah sehingga daerah tersebut mampu mengejar
ketertinggalannya bahkan bisa jadi akan lebih maju dibandingkan dengan
daerah lainnya apabila diberikan berbagai akses kemudahaan seperti jalan
untuk pemasaran hasil pertanian, akses pendidikan, kesehatan, dan sebagainya.
Konsep pembangunan perdesaan bukanlah konsep pembangunan yang instan
melainkan harus berjenjang dan konsisten.
Didasari dengan pemikiran seperti tersebut diatas maka pembangunan desa
harus diarahkan untuk mendorong tumbuhnya prakarsa dan swadaya masyarakat
sehingga mempercepat peningkatan perkembangan desa. Kemampuan
masyarakat desa untuk berproduksi dan memasarkan hasil produksinya perlu
didukung dan ditingkatkan melalui penataan kelembagaan dan perluasan serta
diversifikasi usaha agar makin mampu mengarahkan dan memanfaatkan dana
dan daya bagi peningkatan pendapatan dan taraf hidupnya.
Adapun dampak dari kurang maksimalnya hasil pembangunan tersebut masih
banyak ditemui persoalan akibat kurangnya integrasi program pembangunan
antara lain sebagai berikut:
1. Program-program terselenggara secara sporadis, terkesan sendiri sendiri
dan tidak terfokus pada tujuan yang sama sehingga hasil-hasil
pembangunan kurang maksimal, tidak ada sinergi antar program;
2. Masih terdapat kesenjangan (disparitas) pembangunan antar wilayah;
3. Permasalahan aspek pengembangan sumber daya manusia yaitu rendahnya
kualitas sumber daya manusia;
4. Permasalahan aspek kelembagaan, terutama rendahnya kemampuan
kelembagaan aparat dan masyarakat;
5. Permasalahan aspek sarana dan prasarana terutama transportasi darat,
laut, dan udara; telekomunikasi, dan energi, serta keterisolasian daerah;
6. Permasalahan aspek karakteristik daerah terutama berkaitan dengan
daerah rawan bencana (kekeringan, banjir, longsor, kebakaran hutan,
gempa bumi, dan lain-lain) serta rawan konflik sosial.

KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN


NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN & PENERTIBAN TANAH 4-5
DAN RUANG
DIREKTORAT PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG
USULAN TEKNIS
Penyusunan Perangkat Pengendalian Desa Wisata dan Pertanian
Desa Kenderan, Tegallalang Kabupaten Gianyar

4.1.4 Pemahaman Makud, Tujuan dan Sasaran


4.1.4.1 Maksud
Maksud dari pelaksanaan pekerjaan Penyusunan Perangkat Pengendalian Desa
Wisata dan Pertanian Desa Kenderan, Tegallalang Kabupaten Gianyar sebagaimana
dipersyaratkan di dalam KAK adalah:
“Kegiatan ini dimaksudkan untuk mewujudkan tertib tata ruang dalam rangka
perlindungan dan optimalisasi fungsi kawasan di Kawasan Desa Wisata di Bali”.

4.1.4.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pelaksanaan Penyusunan Perangkat Pengendalian Desa Wisata
dan Pertanian Desa Kenderan, Tegallalang Kabupaten Gianyar sebagaimana
dipersyaratkan di dalam KAK adalah:
“Tujuan dari kegiatan ini adalah menyusun perangkat pengendalian
pemanfaatan ruang kawasan desa wisata dalam rangka perlindungan dan
optimalisasi fungsi kawasan di Kawasan Desa Wisata di Bali”.

4.1.4.3 Sasaran
Sedangkan sasaran yang ingin dicapai dari pelaksanaan pekerjaan Penyusunan
Perangkat Pengendalian Desa Wisata dan Pertanian Desa Kenderan, Tegallalang
Kabupaten Gianyar sebagaimana dipersyaratkan di dalam KAK adalah sebagai
berikut:
Sasaran yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut yaitu meliputi:
a. Tersusunnya kajian lingkungan hidup pada skala makro dan meso
pengendalian pemanfaatan ruang beserta analisis daya dukung dan daya
tampung lingkungan hidup;
b. Tersusunnya perangkat pengendalian pemanfaatan ruang skala mikro
dengan tingkat ketelitian minimal 1:5.000 di Kawasan Desa Wisata di Bali,
yang terdiri atas:
1. Delineasi wilayah pengendalian di sekitar kawasan desa wisata di Bali;
2. Strategi pengendalian pemanfaatan ruang di kawasan desa wisata;
3. Pengaturan zona kendali, zona didorong dan ketentuan pengendalian
pemanfaatan ruang, serta ketentuan khusus (toleransi) di kawasan desa
wisata;
4. Ketentuan insentif dan disinsentif untuk pengendalian di kawasan desa
wisata;
5. Ketentuan pengenaan sanksi; dan
6. Pengawasan pembangunan, pembinaan, koordinasi dan kerja sama,
serta peran masyarakat.
c. Tersusunnya Peta wilayah pengendalian dan zona kendali;

KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN


NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN & PENERTIBAN TANAH 4-6
DAN RUANG
DIREKTORAT PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG
USULAN TEKNIS
Penyusunan Perangkat Pengendalian Desa Wisata dan Pertanian
Desa Kenderan, Tegallalang Kabupaten Gianyar

d. Tersusunnya materi teknis dan draft rancangan peraturan kepala daerah


Kabupaten/Kota tentang perangkat pengendalian pemanfaatan ruang
kawasan dalam rangka perlindungan dan optimalisasi fungsi Kawasan Desa
Wisata di Bali; dan
e. Tersusunnya materi digital informasi, diantaranya dalam bentuk visualisasi
dan simulasi 3D lokasi prioritas pada kawasan desa wisata.
Pemahaman dan Tanggapan Konsultan:
Konsultan memandang bahwa maksud, tujuan dan sasaran merupakan satu kesatuan
yang berjenjang. Dalam hal ini konsultan menilai maksud, tujuan dan sasaran yang
tercantum dalam KAK sudah dapat dimengerti.
Berdasarkan maksud, tujuan dan sasaran yang telah dijelaskan dalam Kerangka
Acuan Kerja (KAK), maka konsultan memahami bahwa tujuan dari pekerjaan ini
pada intinya adalah untuk “Membantu Pemerintah Daerah dalam menyusun
perangkat pengendalian pemanfaatan ruang skala makro, mezzo & mikro di Desa
Wisata dan Pertanian Desa Kenderan, Tegallalang Kabupaten Gianyar Bali”,
sebagai bentuk pemanfaatan dan pengendalian tata ruang di wilayah
kabupaten/kota. Oleh sebab itu, konsultan akan bertindak dengan fokus tindakan
lebih mengedepankan pencapaian pembuatan konsep yang ideal tentang
pengendalian pemanfaatan ruang.

4.1.5 Pemahaman Ruang Lingkup


Ruang lingkup pelaksanaan pekerjaan Penyusunan Perangkat Pengendalian Desa
Wisata dan Pertanian Desa Kenderan, Tegallalang Kabupaten Gianyar sebagaimana
dipersyaratkan di dalam KAK adalah sebagai berikut.

4.1.5.1 Lingkup Kegiatan


Ruang lingkup kegiatan Penyusunan Perangkat Pengendalian Desa Wisata dan
Pertanian Desa Kenderan, Tegallalang Kabupaten Gianyar sebagaimana
dipersyaratkan di dalam KAK terdiri atas:
Berdasarkan tujuan dan sasaran kegiatan sebagimana di atas, lingkup kegiatan
ini dapat disampaikan secara garis besar yaitu:
A. TAHAP PERSIAPAN
a. Melakukan persiapan mobilisasi tenaga ahli;
b. Menyusun rencana kerja dan menyiapkan skenario penyusunan
perangkat pengendalian pemanfaatan ruang di Kawasan Desa Wisata di
Bali;
c. Melakukan Desk study untuk kajian pada skala makro, yang terdiri atas:
1. Identifikasi kondisi fisik kawasan desa wisata;
2. Identifikasi karakteristik fisik, lingkungan dan pemanfaatan ruang
desa wisata yang ada pada lingkup wilayah tersebut;

KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN


NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN & PENERTIBAN TANAH 4-7
DAN RUANG
DIREKTORAT PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG
USULAN TEKNIS
Penyusunan Perangkat Pengendalian Desa Wisata dan Pertanian
Desa Kenderan, Tegallalang Kabupaten Gianyar

3. Identifikasi pengaturan zona dalam Rencana Tata Ruang yang telah


disusun pada skala makro; dan
4. Identifikasi kebutuhan strategi pengelolaan dan pengendalian
pemanfaatan ruang dan arahan zona kendali beserta
pengaturannya pada lingkup skala makro.
d. Melakukan Desk study untuk kajian pada skala messo, yang antara lain
terdiri atas:
1. Identifikasi karakteristik fisik, lingkungan dan pemanfaatan ruang
di kawasan desa wisata;
2. Identifikasi pengaturan zona dalam Rencana Tata Ruang yang telah
disusun pada skala messo;
3. Identifikasi kebutuhan strategi pengelolaan dan pengendalian
pemanfaatan ruang dan arahan zona kendali beserta
pengaturannya pada lingkup skala messo.
e. Melakukan identifikasi isu dan permasalahan kondisi di kawasan desa
wisata dan kawasan sekitarnya;
f. Melakukan assessment yang dapat menggambarkan kebutuhan zona
kendali, dan pemberian insentif dan disinsentif;
g. Melakukan identifikasi dan pemetaan sumber penyebab kerusakan
kawasan desa wisata dan kawasan sekitarnya;
h. Menyiapkan perangkat survey (kebutuhan data, kuesioner, panduan
survei, dll);
i. Melakukan kajian terhadap kebijakan RTR secara hierarkis (dari tingkat
nasional, provinsi dan kabupaten/kota) terkait wilayah perencanaan
yang memberikan amanat tentang penetapan zona, rencana
pengembangan kawasan dan arahan ketentuan pemanfaatan ruang yang
ada pada wilayah perencanaan;
j. Melakukan studi literatur terhadap kebijakan dan peraturan perundang-
undangan bidang penataan ruang dan sektoral (misalnya peraturan
menteri, standar teknis, SNI, dsb) sebagai acuan dalam penyusunan
ketentuan teknis pengendalian pemanfaatan ruang.

B. TAHAP PELAKSANAAN
a. Melakukan Survey Lapangan I dalam rangka pengumpulan data primer
dan sekunder, antara lain:
1. dokumen rencana umum dan rencana rinci tata ruang di tingkat
nasional, provinsi dan kabupaten/kota pada kawasan desa wisata
beserta peta;
2. data time series sekurang-kurangnya 5 tahun terkait jenis
penggunaan lahan, intensitas kegiatan yang ada pada kawasan
perencanaan;

KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN


NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN & PENERTIBAN TANAH 4-8
DAN RUANG
DIREKTORAT PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG
USULAN TEKNIS
Penyusunan Perangkat Pengendalian Desa Wisata dan Pertanian
Desa Kenderan, Tegallalang Kabupaten Gianyar

3. jenis penggunaan lahan, kajian dampak terhadap kegiatan yang


ada, standar teknis dan administratif, dan peraturan perundang-
undangan yang terkait;
4. data kondisi fisik dan sosial di lapangan antara lain meliputi data
kependudukan, sarana prasarana, sosial budaya, topografi, geologi,
dan data lainnya yang dibutuhkan;
5. data perizinan pemanfaatan ruang dan data pertanahan;
6. citra satelit resolusi tinggi pada kawasan studi yang sudah
diorthorektifikasi dan Ground Control Point/GCP oleh Badan
Informasi Geospasial/BIG;
7. isu pengendalian pemanfaatan ruang di Kawasan Desa Wisata di
Bali database terkait kawasan desa wisata.
Adapun tahapann survei yang dilalui antara lain:
1. Identifikasi isu dan permasalahan kondisi di kawasan desa wisata;
2. Menginventarisasi kegiatan eksisting, intensitas pemanfaatan ruang
dan tata bangunan serta kodisi fisik eksisting pada tiap zona,
identifikasi masalah aktual di lapangan;
3. Melakukan wawancara dengan masyarakat dan stakeholder terkait
untuk mendapatkan informasi tentang permasalahan aktual,
menggali aspirasi masyarakat, dan informasi lainnya;
4. Melakukan inventarisasi permasalahan kawasan desa wisata
berdasarkan hasil survei;
5. Pengambilan data untuk penyiapan peta tematik untuk daya
dukung daya tampung lingkungan hidup;
6. Melakukan identifikasi gap antara rencana dengan kondisi eksisting
di lapangan.

b. melakukan FGD I (satu) di daerah dengan target penyepakatan


delineasi lingkup wilayah pengendalian dengan mempertimbangnkan
kawasan mempengaruhi dan dipengaruhi kawasan desa wisata. Target
peserta FGD antara lain perwakilan Pemerintah Daerah Provinsi dan
Kabupaten/Kota, akademisi, praktisi, kelompok masyarakat, dan
stakeholder terkait lainnya. Hasil kesepakatan dituangkan dalam Berita
Acara.
c. melakukan proses identifikasi tipologi kawasan desa wisata dan
analisis, dengan tahapan antara lain:
1. Tahap Identifikasi Tipologi, yang terdiri atas:
 Identifikasi kawasan desa wisata berdasarkan fungsi
 Identifikasi karakteristik teknis dan fisik lingkungan kawasan
desa wisata

KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN


NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN & PENERTIBAN TANAH 4-9
DAN RUANG
DIREKTORAT PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG
USULAN TEKNIS
Penyusunan Perangkat Pengendalian Desa Wisata dan Pertanian
Desa Kenderan, Tegallalang Kabupaten Gianyar

 Identifikasi karakteristik pemanfaatan ruang kawasan desa


wisata dan kawasan sekitarnya
 Identifikasi aspek pengelolaan dan perencanaan kawasan desa
wisata
2. Tahap Analisis, yang terdiri atas;
 Analisis kinerja dan keberjalanan fungsi kawasan desa wisata;
 Analisis kondisi kawasan desa wisata;
 Delineasi kawasan desa wisata dan kawasan sekitarnya;
 Analisis pengaruh aspek pengelolaan dan perencanaan
terhadap permasalahan kawasan desa wisata;
 Rumusan permasalahan kawasan desa wisata;
 Analisis tingkat kerentanan fisik kawasan desa wisata;
 Analisis pengaruh pemanfaatan ruang kawasan sekitar
terhadap kondisi kawasan desa wisata.
3. Tahap Perumusan Kebutuhan Pengendalian, yang terdiri atas;
 Analisis kesuaian rencana pemanfaatan ruang kawasan desa
wisata dan kawasan sekitarnya;
 Analisis kesesuaian rencana sektoral, lokal, kemasyarakatan
penanganan kawasan desa wisata dan kawasan sekitarnya;
 Perumusan kebutuhan pengendalian pemanfaatan ruang
kawasan desa wisata dan kawasan sekitarnya (termasuk
didalamnya zona kendali beserta ketentuannya, insentif dan
disinsentif).
4. Melakukan Perumusan Perangkat Pengendalian Pemanfaatan
Ruang, dengan tahapan sebagai berikut:
 Perumusan konsep Pengendalian Pemanfaatan Ruang kawasan
desa wisata dan kawasan sekitarnya; dan
 Perumusan Perangkat Pengendalian Pemanfaatan Ruang
kawasan desa wisata dan kawasan sekitarnya.
d. Melakukan FGD II (dua) di daerah dengan target penyepakatan zona
kendali dan ketentuannya di kawasan desa wisata dan kawasan
sekitarnya. Target peserta antara lain Kepala Desa, Kelompok
Masyarakat, Pemerintah Provinsi, Unsur Perguruan Tinggi, dan Aparat
Pemerintah Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota, serta stakeholder terkait
lainnya. Hasil FGD II dituangkan dalam Berita Acara.
e. Melakukan Survei Lapangan II dengan target antara lain:
1. Melakukan verifikasi lapangan terhadap konsep pengendalian yang
telah disusun; dan
2. Pengumpulan data lain yang masih diperlukan.
f. Melakukan perumusan ketentuan insentif dan disinsentif.
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN
NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN & PENERTIBAN TANAH 4 - 10
DAN RUANG
DIREKTORAT PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG
USULAN TEKNIS
Penyusunan Perangkat Pengendalian Desa Wisata dan Pertanian
Desa Kenderan, Tegallalang Kabupaten Gianyar

g. Melakukan FGD III (tiga) dalam rangka penyepakatan muatan insentif


dan disinsentif. Target peserta antara lain Kepala Desa, Kelompok
Masyarakat, Pemerintah Provinsi, Unsur Perguruan Tinggi, dan Aparat
Pemerintah Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota, serta stakeholder terkait
lainnya. Hasil FGD II dituangkan dalam Berita Acara.
h. Melakukan FGD IV (empat) di daerah dengan target menyepakati
muatan raperkada tentang perangkat pengendalian pemanfaatan ruang
dan penyerahan dokumen ke pemerintah daerah.
i. Melakukan penyusunan peta yang terdiri atas:
1. Melakukan penyusunan peta dasar;
2. Melakukan penyusunan peta tematik; dan
3. Melakukan penyusunan peta pengendalian pemanfaatan ruang.
j. Menyusun materi teknis tentang Perangkat Pengendalian Pemanfaatan
Ruang kawasan desa wisata dan kawasan sekitarnya;
k. Menyusun rancangan peraturan kepala daerah tentang Perangkat
Pengendalian Pemanfaatan Ruang kawasan desa wisata dan kawasan
sekitarnya;
l. Menyusun visualisasi 3D kawasan desa wisata dan kawasan sekitarnya.

Dalam rangka mencapai hasil pada tahapan pelaksanakan dilakukan survei


dan pembahasan dalam bentuk Focus Group Discussion (FGD) dengan
melibatkan pemangku kepentingan terkait baik di daerah maupun di pusat.
1. Survei 1 (satu) dan FGD 1 (satu) di daerah dilakukan dalam rangka
pengumpulan data dan informasi lanjutan, seperti kondisi fisik dan
sosial kawasan Desa Wisata, kondisi kawasan sekitar kawasan Desa
Wisata dan sebagainya. Survei dilakukan selama 9 (sembilan) hari oleh
4 (empat) orang tim. Survey dilaksanakan dengan menggunakan alat
bantu yaitu drone/UAV dan GPS.
FGD daerah dilakukan dalam rangka penyusunan perangkat
pengendalian pemanfaatan ruang di kawasan Desa Wisata. Target FGD
adalah pelaksanaan perangkat pengendalian pemanfaatan ruang.
Pembahasan dilakukan 1 (satu) hari fullday meeting di Provinsi Bali
dengan target 45 orang peserta dan 2 orang narasumber dan 1
moderator dengan rincian sebagai berikut:
a. Peserta: Kepala Bidang/Kepala Subdirektorat/JFT/yang mewakili
pada Kementerian ATR/BPN, Kantor Wilayah ATR/BPN Provinsi,
BAPPEDA Provinsi/Kabupaten/Kota, Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang (PUPR) Provinsi/Kabupaten/Kota, Dinas Pariwisata
Provinsi/Kabupaten/Kota, Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota, dll.
b. Narasumber: Akademisi Perguruan Tinggi pada Fakultas
PWK/terkait lainnya dan/atau Kepala Subdirektorat pada
Kementerian/Lembaga teknis terkait.

KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN


NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN & PENERTIBAN TANAH 4 - 11
DAN RUANG
DIREKTORAT PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG
USULAN TEKNIS
Penyusunan Perangkat Pengendalian Desa Wisata dan Pertanian
Desa Kenderan, Tegallalang Kabupaten Gianyar

c. Moderator: Akademisi Perguruan Tinggi yang berhubungan dengan


penataan ruang.
Hasil pembahasan dituliskan dalam Risalah Rapat yang ditanda tangani
oleh pimpinan rapat.
2. Survei 2 (dua) di daerah dilakukan dalam rangka pengumpulan data dan
informasi lanjutan, seperti kondisi fisik dan sosial kawasan desa wisata,
kondisi kawasan sekitar desa wisata dan sebagainya. Survei dilakukan
selama 11 (sebelas) hari oleh 4 (empat) orang tim. Survey dilaksanakan
dengan menggunakan alat bantu yaitu drone/UAV dan GPS.
3. FGD ke 2 (dua), 3 (tiga), dan 4 (empat) di daerah dilakukan dalam
rangka penyusunan perangkat pengendalian. Target FGD adalah
pelaksanaan penyusunan perangkat pengendalian di kawasan Desa
Wisata. Pembahasan dilakukan 1 (satu) hari fullday meeting di Provinsi
Bali dengan target 40 orang peserta dan 2 orang narasumber dan 1
moderator, dengan rincian sebagai berikut:
a. Peserta: Kepala Bidang/Kepala Subdirektorat/JFT/yang mewakili
pada Kementerian ATR/BPN, Kantor Wilayah ATR/BPN Provinsi,
BAPPEDA Provinsi/Kabupaten/Kota, Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang (PUPR) Provinsi/Kabupaten/Kota, Kantor
Pertanahan Kabupaten/Kota, dll.
b. Narasumber: Akademisi Perguruan Tinggi pada Fakultas
PWK/terkait lainnya dan/atau Kepala Subdirektorat pada
Kementerian/Lembaga teknis terkait.
c. Moderator: Akademisi Perguruan Tinggi yang berhubungan dengan
penataan ruang.
Hasil pembahasan dituliskan dalam Risalah Rapat yang ditanda tangani
oleh pimpinan rapat.
4. FGD Video Conference sebanyak 4 (empat) kali dilakukan dalam rangka
koordinasi pelaksanaan penyusunan perangkat pengendalian
pemanfaatan ruang di kawasan Desa Wisata dengan 2 orang narasumber
setara eselon III ke bawah dan 1 Moderator dari akademisi/pemda/K/L
lain. FGD mengundang pemerintah daerah terutama bidang teknis pada
OPD Kabupaten/Kota seperti Dinas PUPR, Dinas Pariwisata, BAPPEDA,
dll.
5. Pembahasan Laporan di pusat dilakukan sebanyak 3 (kali) untuk
mendiskusikan muatan dalam laporan pendahuluan, laporan antara dan
laporan akhir. Pembahasan dilakukan 1 (satu) hari fullday meeting
dengan target 15 orang peserta yang terdiri atas Kepala
Subdirektorat/JFT/yang mewakili.
Pemahaman dan Tanggapan Konsultan:
Menanggapi lingkup kegiatan pekerjaan Penyusunan Perangkat Pengendalian Desa
Wisata dan Pertanian Desa Kenderan, Tegallalang Kabupaten Gianyar yang telah
diuraikan dalam KAK, konsultan akan melaksanakan sepenuhnya hal tersebut
sebagai salah satu ketentuan dasar dalam proses/tahapan pelaksanaan kegiatan ini.

KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN


NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN & PENERTIBAN TANAH 4 - 12
DAN RUANG
DIREKTORAT PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG
USULAN TEKNIS
Penyusunan Perangkat Pengendalian Desa Wisata dan Pertanian
Desa Kenderan, Tegallalang Kabupaten Gianyar

Konsultan akan megimplementasikan metode-metode perolehan data yang memiliki


tingkat keakuratan data yang dapat dipertanggung jawabkan mengingat akurasi data
yang dijadikan sebagai input dalam pekerjaan Penyusunan Perangkat Pengendalian
Desa Wisata dan Pertanian Desa Kenderan, Tegallalang Kabupaten Gianyar.
Dengan melakukan pendekatan dan teknik pencarian data yang sesuai, konsultan
akan menggali secara mendalam terhadap data-data tersebut. Upaya kelengkapan
data yang valid akan menjadi tujuan penting dalam pelaksanaan entry data
lapangan dan penyelarasan data. Untuk itu, terdapat beberapa referensi yang perlu
di lakukan meliputi:
a. Data Dasar Awal
Dasar-dasar yang dibutuhkan dalam pekerjaan ini adalah data-data pendukung
baik data primer maupun data sekunder untuk mempermudah dalam proses
pekerjaan ini.
 Peta Dasar dan tematik Provinsi di wilayah kajian;
 Peta Dasar dan tematik Kabupaten/Kota di Wilayah Kajian;
 Dokumen RTRW Provinsi;
 Dokumen RTRW/RDTR Kabupaten/Kota di Wilayah Studi;
 Peraturan Perundang-Undangan yang terkait dengan penatagunaan
tanah;
 Kajian sebelumnya/kajian lainnya yang terkait dan mendukung
pekerjaan ini; dan
 Data penunjang lainnya berdasarkan sumber yang dapat dipertanggung
jawabkan.
b. Standar teknis
Standar teknis yang di gunakan untuk pekerjaan ini, sebagai berikut:
 Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
 Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRWN;
 Permen ATR/BPN No.16 Tahun 2018 tentang Pedoman Penyusunan RDTR
 Peraturan Menteri ATR/BPN No. 1 Tahun 2018 tentang Pedoman
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi, Kabupaten dan Kota;
 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2018 Tentang
Tata Cara Penyelenggaraan Kegiatan Penginderaan Jauh
 Peraturan Kepala Badan Informasi Geospasial Nomor 6 Tahun 2018 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Kepala Badan Informasi Geospasial Nomor 15
Tahun 2014 Tentang Pedoman Teknis Ketelitian Peta Dasar
 Peraturan Kepala Badan Informasi Geospasial Nomor 15 Tahun 2014
Tentang Pedoman Teknis Ketelitian Peta Dasar
 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2013 Tentang
Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang

KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN


NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN & PENERTIBAN TANAH 4 - 13
DAN RUANG
DIREKTORAT PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG
USULAN TEKNIS
Penyusunan Perangkat Pengendalian Desa Wisata dan Pertanian
Desa Kenderan, Tegallalang Kabupaten Gianyar

 Peraturan Kepala Badan Informasi Geospasial Nomor 16 Tahun 2014


Tentang Tata Cara Pengelolaan Peta Rencana Tata Ruang
 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2012 Tentang
Pengelolaan Daerah Aliran Sungai
4.1.5.2 Lingkup Wilayah
Ruang lingkup wilayah pekerjaan Penyusunan Perangkat Pengendalian Desa Wisata
dan Pertanian Desa Kenderan, Tegallalang Kabupaten Gianyar sebagaimana
diuraikan di dalam KAK adalah sebagai berkut:
Ruang lingkup wilayah kegiatan ini adalah Kawasan Desa Wisata di Bali. Lingkup
kegiatan meliputi:
1. Rapat Koordinasi di Pusat: DKI Jakarta
2. Survei Observasi Lapangan: Kabupaten Gianyar Provinsi Bali
3. Rapat Koordinasi/FGD Daerah: Provinsi Bali
4. Pembahasan Laporan: DKI Jakarta
Pemahaman dan Tanggapan Konsultan:
Lingkup wilayah dalam Penyusunan Perangkat Pengendalian Desa Wisata dan
Pertanian Desa Kenderan, Tegallalang Kabupaten Gianyar sebagaimana
dipersyaratkan di dalam KAK sudah dapat dimengerti oleh pihak konsultan.

4.1.6 Pemahaman Metodologi


Metodologi pekerjaan dalam kegiatan Penyusunan Perangkat Pengendalian Desa
Wisata dan Pertanian Desa Kenderan, Tegallalang Kabupaten Gianyar sebagaimana
dipersyaratkan di dalam KAK adalah sebagai berikut.
1. Metode literature study diawali dengan melakukan pengumpulan data
terkait peraturan perundang-undangan terkait, peraturan sektoral, standar
teknis, SNI, RTR dari tingkat nasional, provinsi, kabupaten/kota, best
practice pengendalian pemanfaatan ruang, teori- teori terkait pengendalian
pemanfaatan ruang kawasan sekitar kawasan desa wisata dan literatur
terkait lainnya;
2. Metode stakeholders approach yaitu dengan melakukan pendekatan
melibatkan seluruh pemangku kepentingan (stakeholders), baik di pusat
maupun di daerah. Pendekatan stakeholders dilakukan antara lain dengan
melakukan FGD, konsinyasi dan diskusi, dalam rangka penyusunan perangkat
pengendalian pemanfaatan ruang.
3. Metode Pengumpulan dan Pengolahan Data berupa survey atau
pengumpulan data, dilakukan untuk mendapatkan pemahaman kondisi fisik,
lingkungan dan sosial budaya dalam rangka penyusunan perangkat
pengendalian pemanfaatan ruang. Pengumpulan data dilakukan dengan
survey primer dan survey sekunder.
4. Metode Analisis
a. Pendekatan penginderaan jauh (remote sensing)
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN
NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN & PENERTIBAN TANAH 4 - 14
DAN RUANG
DIREKTORAT PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG
USULAN TEKNIS
Penyusunan Perangkat Pengendalian Desa Wisata dan Pertanian
Desa Kenderan, Tegallalang Kabupaten Gianyar

Melakukan analisis klasifikasi citra satelit baik yang dilakukan secara


terselia (supervised) atau yang tidak terselia (unsupervised) untuk
mendapatkan peta tutupan lahan eksisting dan sebaran kawasan desa
wisata di Bali;
b. Analisis Penyusunan Rencana Rinci Tata Ruang;
c. Analisis Pola Pengendalian Pemanfaatan Ruang kawasan desa wisata dan
kawasan sekitarnya.
5. Metode penyusunan Perangkat Pengendalian Pemanfaatan Ruang sekurang-
kurangnya sesuai ketentuan dalam:
a. Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Penyelenggaraan Penataan
Ruang.
b. Rancangan Peraturan Menteri ATR/Kepala BPN tentang Pola
Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kawasan Desa Wisata
c. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN tentang
Penyusunan Peraturan Zonasi pada Wilayah Nasional, Provinsi, dan
Kabupaten Kota;
d. Rancangan Peraturan Menteri ATR/Kepala BPN tentang Tata Cara
Penilaian Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang;
e. Rancangan Peraturan Menteri ATR/Kepala BPN tentang Tata Cara
Penilaian Perwujudan Rencana Tata Ruang;
f. Rancangan Peraturan Menteri ATR/Kepala BPN tentang Bentuk dan Tata
Cara Pemberian Insentif dan Disinsentif; Penilaian Perwujudan Rencana
Tata Ruang;
g. Rancangan Peraturan Menteri ATR/Kepala BPN tentang Standar Teknis
Penataan Ruang;
h. Rancangan Peraturan Menteri ATR/Kepala BPN tentang Sanksi
Administratif;
i. Ketentuan sektor-sektor terkait dan standar teknis lainnya.
Pemahaman dan Tanggapan Konsultan:
Metodologi Pekerjaan dalam pekerjaan Penyusunan Perangkat Pengendalian Desa
Wisata dan Pertanian Desa Kenderan, Tegallalang Kabupaten Gianyar sebagaimana
dipersyaratkan di dalam KAK sudah dapat dimengerti oleh pihak konsultan.

4.1.7 Pemahaman Tenaga Ahli


Untuk penyusunan kegiatan Penyusunan Perangkat Pengendalian Desa Wisata dan
Pertanian Desa Kenderan, Tegallalang Kabupaten Gianyar penyedia jasa dengan
subkualifikasi Sertifikat badan usaha dibidang perencanaan arsitektur yang masih
berlaku dan kualifikasi tenaga ahli sebagai berikut:

KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN


NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN & PENERTIBAN TANAH 4 - 15
DAN RUANG
DIREKTORAT PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG
USULAN TEKNIS
Penyusunan Perangkat Pengendalian Desa Wisata dan Pertanian
Desa Kenderan, Tegallalang Kabupaten Gianyar

Tabel 4.1 Kebutuhan Tenaga Ahli


Jumlah
No Tenaga Ahli/Personil Kualifikasi
Orang/Bulan
1 Ahli Perencanaan  Minimal S-1 Bidang Perencanaan Wilayah dan Kota. 1 (satu) orang
Wilayah & Kota (Team  Memiliki pengalaman profesional di bidangnya selama 8
Leader) minimal 5 (lima) tahun, khususnya terkait penyusunan (delapan)
rencana detail tata ruang, peraturan zonasi, rencana bulan
tata bangunan dan lingkungan.
 Memiliki Sertifikat Keahlian minimal tingkat Ahli
Muda.
2 Ahli Perencanaan  Minimal S-1 Perencanaan Wilayah dan Kota. 1 (satu) orang
Wilayah & Kota  Memiliki pengalaman profesional di bidangnya selama 8
minimal 3 (tiga) tahun, khususnya terkait penyusunan (delapan)
perangkat pengendalian pemanfaatan ruang. bulan
 Memiliki Sertifikat Keahlian minimal tingkat Ahli
Muda.
3 Ahli GIS  Minimal S-1 Teknik 1 (satu) orang
Geodesi/Geografi/Geomatika/Geosain selama 6
 Memiliki pengalaman profesional di bidangnya (enam) bulan
minimal 3 (tiga) tahun, khususnya terkait penyusunan
perangkat pengendalian pemanfaatan ruang.
 Memiliki Sertifikat Keahlian minimal tingkat Ahli
Muda.
4 Ahli Hidrologi  Minimal S-1 Jurusan Teknik Sipil SDA 1 (satu) orang
(Pengairan)/Teknik Lingkungan/Teknik Geologi selama 4
 Memiliki pengalaman profesional di bidangnya (empat)
minimal 3 tahun, khususnya terkait penyelidikan bulan
hidrogeologi, serta pemahaman kualitas air untuk
digunakan dalam keputusan pengelolaan sumber daya
air
 Memiliki Sertifikat Keahlian minimal tingkat Ahli
Muda
5 Ahli Arsitektur  Minimal S-1 Teknik Arsitektur 1 (satu) orang
 Memiliki pengalaman profesional di bidangnya selama 4
minimal 3 tahun, khususnya terkait penyusunan (empat)
rencana detail tata ruang, peraturan zonasi, rencana bulan
tata bangunan dan lingkungan, dan/atau kebijakan
pengendalian pemanfaatan ruang
 Memiliki Sertifikat Keahlian minimal tingkat Ahli
Muda
6 Ahli Hukum  Minimal S-1 Hukum atau sarjana lain di bidang 1 (satu) orang
hukum. selama 4
 Memiliki pengalaman profesional di bidangnya (empat)
minimal 3 (tiga) tahun, khususnya terkait penyusunan bulan
peraturan kepala daerah bidang penataan ruang,
penyusunan peraturan perundang-undangan, dan
penyusunan produk hukum lainnya, serta perangkat
pengendalian pemanfaatan ruang.
7 Asisten Ahli GIS  Minimal S-1 Geodesi /Geografi/Geomatika/Geosains 1 (satu) orang
 Memiliki pengalaman profesional di bidangnya selama 3 (tiga)
minimal 1 tahun, khususnya terkait penyusunan bulan
rencana detail tata ruang, peraturan

Pemahaman dan Tanggapan Konsultan


KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN
NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN & PENERTIBAN TANAH 4 - 16
DAN RUANG
DIREKTORAT PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG
USULAN TEKNIS
Penyusunan Perangkat Pengendalian Desa Wisata dan Pertanian
Desa Kenderan, Tegallalang Kabupaten Gianyar

Ketentuan dalam Kerangka Acuan Kerja tentang kebutuhan personil dalam


menangani pekerjaan Penyusunan Perangkat Pengendalian Desa Wisata dan
Pertanian Desa Kenderan, Tegallalang Kabupaten Gianyar sebagaimana
dipersyaratkan di dalam KAK dirasakan cukup memadai, baik untuk pelaksanaan
kegiatan maupun kapabilitas untuk penyelesaian pekerjaan.
Karena kami merupakan Konsultan yang memiliki spesialisasi dalam pekerjaan yang
terkait, maka tenaga ahli yang dapat kami siapkan dalam memenuhi ketentuan
dalam Kerangka Acuan Kerja tersebut rata-rata telah memenuhi syarat yang
ditentukan dan memiliki keahlian yang tinggi dalam penanganan pekerjaan. Terlebih
lagi dengan adanya dukungan asisten-asisten ahli yang memiliki kekhususan keahlian
dalam bidang-bidang yang terkait dengan materi/substansi kegiatan yang harus
dikaji akan sangat membantu dalam upaya penyelesaian pekerjaan dengan hasil
yang dapat dipertanggung jawabkan.

4.1.8 Pemahaman Waktu Pelaksanaan


Kegiatan ini akan dilakukan selama 8 (delapan) bulan kalender pada tahun anggaran
2021 terhitung sejak penerbitan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) oleh Pejabat
Pembuat Komitmen Satuan kerja Pengendalian dan Penertiban Tanah dan Ruang,
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional.
Pemahaman dan Tanggapan Konsultan:
Jangka waktu penyelesaian Penyusunan Perangkat Pengendalian Desa Wisata dan
Pertanian Desa Kenderan, Tegallalang Kabupaten Gianyar yang selama 240 hari atau
8 (delapan) bulan kalender sebagaimana yang telah dipersyaratkan di dalam KAK
sudah dapat dimengerti oleh konsultan.
Konsultan memandang bahwa waktu penyelesaian pekerjaan yang tersedia selama 8
(delapan) bulan kalender tergolong cukup, mengingat luasnya aspek kajian yang
harus dilaksanakan sebagai konsekuensi dari pendekatan perencanaan yang
komprehensif. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini terdapat beberapa kegiatan yang
dapat dilaksanakan secara pararel, namun aspek sekwensial antara satu kegiatan
dengan kegiatan lainnya merupakan suatu keharusan. Artinya, manajemen dan
pengaturan pekerjaan serta koordinasi merupakan faktor penentu apakah target
waktu penyelesaian 8 (delapan) bulan ini dapat dipenuhi.
Dalam era perencanaan yang partisipatif yang melibatkan sebanyak mungkin
stakeholders daerah tentu membutuhkan waktu yang panjang untuk mencapai suatu
kesepakatan, disini diperlukan kemampuan organisasi agar konsultasi dan asistensi
dapat berjalan lancar dan efisien
Karena kami merupakan konsultan mempunyai peralatan dan perlengkapan yang
lengkap dan didukung oleh Tenaga Ahli yang berpengalaman dalam mengerjakan
pekerjaan sejenis, maka kami akan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan target
waktu yang telah ditentukan.

4.1.9 Pemahaman Sistem Pelaporan & Output Pekerjaan


A. Sistem Pelaporan

KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN


NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN & PENERTIBAN TANAH 4 - 17
DAN RUANG
DIREKTORAT PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG
USULAN TEKNIS
Penyusunan Perangkat Pengendalian Desa Wisata dan Pertanian
Desa Kenderan, Tegallalang Kabupaten Gianyar

Pekerjaan ini melalui beberapa tahapan kegiatan yang masing-masing tahapannya


menghasilkan produk laporan yang harus diserahkan sebagai berikut:
1. Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan diserahkan selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah
SPMK dan dibuat sebanyak 1 (satu) eksemplar, dengan isi minimal sebagai
berikut: latar belakang kegiatan, tujuan dan sasaran kegiatan, metodologi
pelaksanaan kegiatan, jadwal pelaksanaan kegiatan, rencana kerja, hasil kajian
literatur, dan konsep awal kegiatan. Laporan ini merupakan acuan dan
pengendali kegiatan secara keseluruhan.
2. Laporan Antara
Laporan Antara diserahkan selambat-lambatnya 4 (empat) bulan setelah SPMK,
dengan isi minimal sebagai berikut: hasil survei dan pengumpulan data, hasil
inventarisasi masalah, analisis sementara, dan konsep awal pengendalian
pemanfaatan ruang. Laporan antara diserahkan sebanyak 1 (satu) eksemplar.
3. Laporan Akhir
Laporan Akhir diserahkan selambat-lambatnya 8 (delapan) bulan setelah SPMK,
dengan isi mencakup keseluruhan hasil tinjauan peraturan perundang-
undangan, hasil kegiatan, hasil kajian, hasil analisis, rumusan rekomendasi
pengendalian pemanfaatan ruang, rencana aksi, beserta album peta. Laporan
Akhir dibuat sebanyak 5 (lima) eksemplar.
4. Buku Materi Teknis serta Buku Fakta dan Analisa
Buku Materi Teknis diserahkan selambat-lambatnya 8 (delapan) bulan setelah
SPMK. Buku Materi Teknis tentang Pengendalian Pemanfaatan Ruang yang
dicetak dalam kertas A4 sebanyak 1 (satu) eksemplar.
5. Rancangan Peraturan Kepala Daerah
Buku Rancangan Peraturan Kepala Daerah diserahkan selambat – lambatnya 8
(delapan) bulan setelah SPMK. Buku Rancangan Peraturan Kepala Daerah
tentang Pengendalian Pemanfaatan Ruang yang dicetak secara eksklusif
sebanyak 1 (satu) eksemplar.
6. Ringkasan Eksekutif dalam bentuk buku eksklusif
Ringkasan Eksekutif diserahkan selambat-lambatnya 8 (delapan) bulan setelah
SPMK, berisi ringkasan/wrap up hasil pelaksanaan kegiatan dan keluaran dari
kegiatan ini. Ringkasan eksekutif disusun dalam bentuk:
a. Buku eksklusif dibuat dalam format ukuran A5 yang dicetak sebanyak 10
(sepuluh) eksemplar;
b. Video dibuat dalam format aspek rasio 16:9 dengan spesifikasi minimal HD
ukuran 1280x720 pixels, frame rate 30fps dan disimpan dalam bentuk
file .MP4 atau yang kompatibel dengan banyak media.

7. Eksternal Harddisk

KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN


NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN & PENERTIBAN TANAH 4 - 18
DAN RUANG
DIREKTORAT PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG
USULAN TEKNIS
Penyusunan Perangkat Pengendalian Desa Wisata dan Pertanian
Desa Kenderan, Tegallalang Kabupaten Gianyar

Soft copy seluruh laporan yang dimuat dalam Eksternal Harddisk sebanyak 1
(satu) buah dengan kapasitas minimal sebesar 1 TB. Muatan eksternal harddisk
antara lain:
a. Softcopy terdiri dari rencana mutu kontrak, laporan pendahuluan, laporan
antara, laporan akhir, dokumen prosiding, buku materi teknis, buku
ranperda, dan Album Peta (termasuk file shp);
b. Dokumentasi kegiatan dalam bentuk video, foto, serta dokumentasi
drone /UAV;
c. Seluruh sumber data dari hasil survei primer dan sekunder.

B. Output Pekerjaan
Keluaran dari kegiatan ini, adalah sebagai berikut:
1. Kajian isu lingkungan hidup pada skala makro dan messo pengendalian
pemanfaatan ruang kawasan desa wisata.
2. Materi teknis tentang perangkat pengendalian pemanfaatan ruang kawasan desa
wisata kawasan sekitarnya yang memuat antara lain:
a. Delineasi wilayah pengendalian di sekitar kawasan desa wisata;
b. Strategi pengendalian pemanfaatan ruang di kawasan desa wisata dan
kawasan sekitarnya;
c. Pengaturan zona kendali dan zona didorong dan ketentuan pengendalian
pemanfaatan ruang, serta ketentuan khusus (toleransi) di kawasan desa
wisata maupun kawasan sekitar desa wisata;
d. Ketentuan insentif dan disinsentif untuk pengendalian di kawasan desa
wisata;
e. Ketentuan pengenaan sanksi; dan
f. Pengawasan pembangunan, pembinaan, koordinasi dan kerja sama, serta
peran serta masyarakat.
3. Fakta dan Analisis pemanfaatan ruang kawasan desa wisata;
4. Peta wilayah pengendalian dan zona kendali;
5. Materi teknis dan draft rancangan peraturan kepala daerah Kabupaten/Kota
tentang perangkat pengendalian pemanfaatan ruang kawasan dalam rangka
perlindungan dan optimalisasi fungsi kawasan di Kawasan Desa Wisata di Bali;
6. Materi digital informasi tentang Desa Wisata di Bali, diantaranya dalam bentuk
visualisasi dan simulasi 3D lokasi prioritas pada kawasan desa wisata.

Pemahaman dan Tanggapan Konsultan:


KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN
NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN & PENERTIBAN TANAH 4 - 19
DAN RUANG
DIREKTORAT PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG
USULAN TEKNIS
Penyusunan Perangkat Pengendalian Desa Wisata dan Pertanian
Desa Kenderan, Tegallalang Kabupaten Gianyar

Mekanisme sistem pelaporan dalam pelaksanaan Penyusunan Perangkat


Pengendalian Desa Wisata dan Pertanian Desa Kenderan, Tegallalang Kabupaten
Gianyar seperti yang telah dipersyaratkan dalam KAK sudah dapat dimengerti oleh
pihak konsultan.

4.2 SARAN TERHADAP PERSONIL DAN FASILITAS


PENDUKUNG
4.2.1 Saran Terhadap Personel
Tenaga ahli yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan Penyusunan Perangkat
Pengendalian Desa Wisata dan Pertanian Desa Kenderan, Tegallalang Kabupaten
Gianyar ini dibutuhkan 6 orang tenaga ahli dan 1 orang tenaga pendukung dengan
volume 37 OB (tiga puluh tujuh) orang bulan sesuai bidang keahliannya.
Sesuai dengan substansi bahasan serta permasalahan yang akan ditangani, tenaga
ahli yang terlibat dikelompokkan sesuai dengan lingkup tugas serta permasalahan
sektoral yang akan ditangani. Pengelompokan tenaga ahli tersebut selanjutnya akan
menjadi dasar dari distribusi dan alokasi tugas tenaga ahli yang mempunyai korelasi
positif dengan kapasitas dan keahliannya, dikaitkan dengan proses pelaksanaan
pekerjaan, metoda, tahapan, dan targetan setiap tahapan. Hal ini pulalah yang
mendasari konsultan dalam mendistribusikan jumlah OB (orang bulan) setiap tenaga
ahli.

Tabel 4.2 Jumlah Tenaga Ahli


Oran Jumlah (Orang
No. Tenaga Ahli
g Bulan)
A Tenaga Ahli
1 Ahli Perencanaan Wilayah & Kota (Team Leader) 1 8 OB
2 Ahli Perencanaan Wilayah & Kota 1 8 OB
3 Ahli GIS 1 6 OB
4 Ahli Hidrologi 1 4 OB
5 Ahli Arsitektur 1 4 OB
6 Ahli Hukum 1 4 OB
B Tenaga Pendukung/Asisten
1 Asisten Ahli GIS 1 3 OB
TOTAL 7 37 OB

Tanggapan dan saran terhadap kebutuhan tenaga ahli adalah bahwa dalam
kegiatan ini diharapkan para tenaga ahli ini dapat menunjukkan kemampuannya
dalam materi maupun manajerial dalam kegiatan “Penyusunan Perangkat
Pengendalian Desa Wisata dan Pertanian Desa Kenderan, Tegallalang Kabupaten
Gianyar” sehingga tujuan dan sasaran maupun keluaran dari kegiatan ini dapat
terealisasi dengan baik.

KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN


NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN & PENERTIBAN TANAH 4 - 20
DAN RUANG
DIREKTORAT PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG
USULAN TEKNIS
Penyusunan Perangkat Pengendalian Desa Wisata dan Pertanian
Desa Kenderan, Tegallalang Kabupaten Gianyar

4.2.2 Tanggapan dan Saran Terhadap Fasilitas Pendukung


Barang dan fasilitas untuk menyelesaikan pekerjaan kegiatan kegiatan “Penyusunan
Perangkat Pengendalian Desa Wisata dan Pertanian Desa Kenderan, Tegallalang
Kabupaten Gianyar” ini tidak disediakan oleh Pemberi Kerja, sehingga barang dan
fasilitas untuk keperluan pekerjaan tersebut akan disediakan oleh konsultan sesuai
kontrak dan sesuai kebutuhannya. Meskipun tidak disebutkan didalam Kontrak,
Konsultan bila diperlukan akan menggunakan barang atau fasilitasnya sendiri untuk
menyelesaikan pekerjaan tersebut tanpa minta biaya tambahan.
Untuk melaksanakan pekerjaan ini, konsultan akan menyediakan ruang untuk kantor
yang dimiliki konsultan. Ruang kantor ini akan dipergunakan untuk pengolahan data
dan perencanaan, fasilitas pendukung yang Konsultan sediakan adalah sebagai
berikut:
A. Peralatan/Perlengkapan Kantor
Perlengkapan dan peralatan kantor yang akan dipergunakan dalam penyelesaian
pekerjaan tersebut adalah seperti: Meja beserta Kursi, Rak kabinet, Komputer
& Printer, Proyektor dan penunjang lainnya.
B. Telekomunikasi
Alat komunikasi yang akan dipergunakan oleh Konsultan di kantor antara lain
pesawat telepon, faksimil dan internet, yang akan dipergunakan untuk
manajemen proyek dan koordinasi dengan pemberi kerja dan daerah.
C. Transportasi
Sarana transportasi yang diperlukan untuk menunjang pelaksanaan layanan jasa
konsultansi ini adalah kendaraan roda 4 (mobil) dan roda 2 (motor) baik di
kantor/studio maupun dilapangan.
D. Fasilitas Pendukung Luar Ruangan
Digunakan untuk mendukung kegiatan, pendampingan, sosialisasi, klinik,
diskusi, serta kegiatan lain yaitu:
 Alat bantu peraga; peta dan bahan produk tata ruang lainnya
 Alat pemapar dalam bentuk media audio visual; notebook, proyektor dan
layar pemapar
 Alat perekam atau pendokumentasi;
E. Fasilitas Pendukung Kantor (Alat-Alat Tulis Kantor)
Digunakan untuk mendukung operasionalisasi tim tenaga ahli maupun staf
pendukung, berupa: fasilitas produksi, disiapkan untuk kebutuhan produksi
berupa komputer dan printer serta fasilitas komunikasi, diperlukan untuk
mendukung organisasi dan koordinasi tim kerja dan dengan tim teknis.

KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN


NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN & PENERTIBAN TANAH 4 - 21
DAN RUANG
DIREKTORAT PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG

Anda mungkin juga menyukai