Anda di halaman 1dari 20

BFYJUFC Y@CGFMPBPFC GFC FXPMFC N@Y@UF\FWFC


WPOJU EPBA ‟

GA UPFCL 59 UXPG Gr. XFADPB FC\FU OFBFCL

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kepaniteraan Profesi Ners

Departemen Surgikal

Oleh :

Hikmatul Uyun

NIM. 190070300111034

YUJLUFO YUJD@XA C@UX

KPUPXFC ABOP N@Y@UF\

FWFC DFNPBWFX

N@GJNW@UFC

PCAT@UXAWFX EUF\AKFQF

OFBFCL

5911
YUJLUFO Y@CGAGANFC YUJD@XA C@UX

FAKULTAS KEDOKTERAN UNlVERSlTAS BRAWlJAYA

Jl. Veteran Malang ‘ 65145, JawaTimur ‘ Indonesia Telp.


(62) (0341) 551611 ‘ Fax. (62) (0341) 564755

B@OEFU Y@CL@XFMFC

LP (Laporan Pendahuluan) Wuojr Eubi dan ASKEP (Asuhan Keperawatan)

Wuojr Eubi ini dibuat dalam rangha PRAKTlK DEPARTEMEN SURGlKAL mahasiswa

Pendidihan Profesi Ners Universitas Brawijaya Malang di Uufcl 59

Uuofm Xfnit Gf`rfm gr.Xfidub Fcwfr Ofbfcl

Malang, 14 November 2019

Mahasiswa

Minoftub Pyuc

NlM. 190070300111034

Mengetahui,

Pembimbing lnstitusi, Pembimbing Lahan,

ZZZZZZZZZZ ZZZZZZZZZZ ZZ ZZZZZZZZZZZ ZZZZZZZZZZZZ

NlP. NlP.
1. Definisi Penyakit
Tumor buli adalah tumor yang berbentuk papiler, noduler (infiltratif), atau
campuran infiltratif dengan papiler yang ditemukan pada vesika urinaria atau
buli- buli (Yuda,2010).
Tumor buli-buli atau tumor vesika urinaria merupakan 2% dari

seluruh keganasan, dan merupakan kedua terbanyak pada sistem


urogenital setelah karsinoma prostat. Tumor buli berkembang dari sel epitel
transisional dari saluran kemih (Brunner & Suddarth, 2002).
2. Etiologi
a. Pekerjaan
Pekerja-pekerja di pabrik kimia (terutama pabrik cat), laboratorium,
pabrik korek api, tekstil, pabrik kulit, dan pekerja pada salon/pencukur
rambut sering terpapar oleh bahan karsinogen berupa senyawa amin
aromatik (2-naftilamin, bensidin, dan 4-aminobifamil).
b. Perokok
Resiko untuk mendapatkan karsinoma buli-buli pada perokok adalah 2-
6 kali lebih besar dibandingkan dengan bukan perokok. Rokok
mengandung bahan karsinogen berupa amin aromatik dan nitrosamin.
Dari beberapa penelitian berhasil menemukan adanya hubungan
antara merokok dengan terjadinya tumor dan kanker buli-buli.
Hubungan tersebut terjadi secara dose respons yang berarti
bertambahnya jumlah rokok yang diisap akan meningkatkan resiko
terjadinya kanker buli-buli 2-5 kali lebih besar dibandingkan dengan
bukan perokok. Pada perokok ditemukan adanya peningkatan
metabolit‘metabolit triptopan yang berada dalam urinnya yang bersifat
karsinogenik. Selain itu iritasi jangka panjang pada selaput lendir
kandung kencing seperti yang terjadi pada infeksi kronis, pemakaian
kateter yang menetap dan adanya batu pada buli-buli, juga diduga
sebagai faktor penyebab.
c. Infeksi saluran kemih
Telah diketahui bahwa kuman-kuman E.coli dan Proteus spp
menghasilkan nitrosamin yang merupakan zat karsinogen.
d. Kopi, pemanis buatan, dan obat-obatan
Kebiasaan mengkonsumsi kopi, pemanis buatan yang mengandung
sakarin dan siklamat.
e. Riwayat keluarga, orang-orang yang keluarganya ada yang menderita
kanker kandung kemih memiliki resiko lebih tinggi untuk menderita
kanker ini. Peneliti sedang mempelajari adanya perubahan gen
tertentu yang mungkin meningkatkan resiko terjadinya kanker ini.
3. Manifestasi Klinis

Perlu diwaspadai jika seorang pasien datang dengan mengeluh hematuria


yang bersifat: (1) tanpa disertai rasa nyeri (painless), (2) kekambuhan
(intermittent), dan (3) terjadi pada seluruh proses miksi (hematuria total).
Meskipun seringkali karsinoma buli-buli tanpa disertai gejala disuria, tetapi
pada karsinoma in situ atau karsinoma yang sudah mengadakan infiltrasi luas
tidak jarang menunjukkan gejala iritasi buli-buli.Hematuria dapat
menimbulkan retensi bekuan darah sehingga pasien datang meminta
pertolongan karena lidak dapat miksi. Keluhan akibat penyakit yang telah
lanjut berupa gejala obstruksi saluran kemih bagian atas atau edema tungkai.

Edema tungkai ini disebabkan karena adanya penekanan aliran limfe oleh
massa tumor atau oleh kelenjar limfe yang membesar di daerah pelvis.

Secara umum, manifestasi klinis tumor buli ‘ buli adalah sebagai berikut :

1. Kencing campur darah yang intermitten


2. Merasa panas waktu kencing
3. Merasa ingin kencing
4. Sering kencing terutama malam hari dan pada fase selanjutnya sulit
kencing
5. Nyeri suprapubik yang konstan
6. Panas badan dan merasa lemah
7. Nyeri pinggang karena tekanan saraf
8. Nyeri pada satu sisi karena hydronephrosis.

4. Bentuk Tumor Buli


Tumor buli-buli dapat berbentuk papiler, tumor non invasif (insitu), noduler
(infiltratif) atau campuran antara bentuk papiler dan infiltratif.
Bentuk tumor buli-buli

Sebagian besar (±90%) tumor buli-buli adalah karsinoma sel transisional.


Tumor ini bersifat multifokal yaitu dapat terjadi di saluran kemih yang
epitelnya terdiri atas sel transisional yaitu di pielum, ureter, atau uretra
posterior; sedangkan jenis yang lainnya adalah karsinoma sel skuamosa
(±10%) dan adenokarsinoma (±2%)
a. Adenokarsinoma
Terdapat 3 grup adenokarsinoma pada buli-buli, di antaranya adalah:
(1) Primer terdapat di buli-buli, dan biasanya terdapat di dasar dan di
fundus buli-buli. Pada beberapa kasus sistitis glandularis kronis dan
ekstrofia vesika pada perjalannya lebih lanjut dapat mengalami
degenerasi menjadi adenokarsinoma buli-buli; (2)
Urakhus persisten (yaitu merupakan sisa duktus urakhus) yang
mengalami degenerasi maligna menjadi adenokarsinoma; (3) Tumor
sekunder yang berasal dari fokus metastasis dari organ lain,
diantaranya adalah: prostat, rektum, ovarium, lambung, mamma, dan
endometrium. Prognosis adenokarsinoma bulu-buli ini sangat jelek.
b. Kars inoma sel s kuamosa
Karsinoma sel skuamosa terjadi karena rangsangan kronis pada buli-

buli sehingga sel epitelnya mengalami metaplasia berubah menjadi


ganas. Rangsangan kronis itu dapat terjadi karena infeksi saluran
kemih kronis, batu buli-buli, kateter menetap yang dipasang dalam
jangka waktu lama, infestasi cacing Schistosomiasis pada buli-buli,
dan pemakaian obat-obatan sikiofosfamid secara intravesika.
5. Klasifikasi Tumor Buli
Penentuan deiajat invasi tumor berdasarkan sistem atau berdasarkan
penentuan stadium dari Marshall seperti terlihat pada gambar 2 :
Secara lengkap klasifikasi DUKE-MASINA, JEWTT dengan modifikasi
STRONG-MARSHAL untuk menentukan operasi atau observasi :
1. T = pembesaran lokal tumor primer, ditentukan melalui :

Pemeriksaan klinis, uroghrafy, cystoscopy, pemeriksaan bimanual di


bawah anestesi umum dan biopsy atau transurethral reseksi.

No Kode Keterangan

1 Tis Carcinoma insitu (pre invasive Ca)

2 Tx Cara pemeriksaan untuk menetapkan penyebaran tumor,


tak dapat dilakukan

3 To Tanda-tanda tumor primer tidak ada

4 T1 Pada pemeriksaan bimanual didapatkan masa yang


bergerak

5 T2 Pada pemeriksaan bimanual ada indurasi daripada dinding


buli-buli.

6 T3 Pada pemeriksaan bimanual indurasi atau masa nodular


yang bergerak bebeas dapat diraba di buli-buli.

7 T3a Invasi otot yang lebih dalam

8 T3b Perluasan lewat dinding buli-buli

9 T4 Tumor sudah melewati struktur sebelahnya

10 T4a Tumor mengadakan invasi ke dalam prostate, uterus vagina

11 T4b Tumor sudah melekat pada dinding pelvis atau infiltrasi ke


dalam abdomen

2. N = Pembesaran secara klinis untuk pemebesaran kelenjar


limfe pemeriksaan kinis, lympgraphy, urography, operative

No Kode Keterangan

1 Nx Minimal yang ditetapkan kel. Lymfe regional tidak dapat


ditemukan

2 No Tanpa tanda-tanda pemebsaran kelenjar lymfe regional

3 N1 Pembesaran tunggal kelenjar lymfe regional yang


homolateral

4 N2 Pembesaran kontralateral atau bilateral atau kelenjar lymfe


regional yang multiple

5 N3 Masa yang melekat pada dinding pelvis dengan rongga


yang bebeas antaranya dan tumor

6 N4 Pemebesaran kelenjar lymfe juxta regional

3. M = metastase jauh termasuk pemebesaran kelenjar limfe


yang jauh. Pemeriksaan klinis, thorax foto, dan test biokimia

NoKODE KET

1 Mx Kebutuhan cara pemeriksaan minimal untuk menetapkan


adanya metastase jauh, tak dapat dilaksanakan

2 M1 Adanya metastase jauh

3 M1aAdanya metastase yang tersembunyi pada test-test


biokimia

4 M1bMetastase tunggal dalam satu organ yang tunggal


5 M1cMetastase multiple dalam satu terdapat organ yang multiple

6 M1dMetastase dalam organ yang multiple

Sedangkan, tipe tumor didasarkan pada type selnya, tingkat anaplasia


dan invasi.

1Efidermoid Ca Kira-kira 5% neoplasma buli-buli ‘squamosa cell,


anaplastik, invasi yang dalam dan cepat

metastasenya
2Adeno Ca Sangat jarang dan sering muncul pada bekas
urachus

3Rhabdomyo Sering terjadi pada anak-anak laki-laki


sarcoma (adolescent), infiltasi, metastase cepat dan biasanya fatal

4Primary Malignant Neurofibroma dan pheochromacytoma, dapat


lymphoma menimbulkan serangan hipertensi selama kencing

5Ca dari pada kulit, Mungkin mengadakan metastase ke buli-buli,


melanoma, invasi ke buli-buli oleh endometriosis dapat terjadi
lambung, paru dan mammae

6. Komplikasi
1) Hematuria yang terus menerus akan menyebabkan terjadinya anemia
pada pasien
2) Apabila terjadi penyumbatan atau obstruksi,maka akan menyebabkan
terjadinya refluks vesiko-ureter, hidronefrosis.
3) Jika terjadi infeksi, akan menyebabkan terjadinya kerusakan pada ginjal,
yang lama kelamaan mengakibatkan gagal ginjal.
7. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan Hb
Hb menurun oleh karena kehilangan darah, infeksi, uremia, gros atau
micros hematuria
b. Pemeriksaan Leukosit
- Leukositosis bila terjadi infeksi sekunder dan terdapat pus dan
bakteri dalam urine
- Acid phospatase meningkat; kanker prostat metastase,
- Alkaline phosphatase meningkat; kanker tulang atau metastase ke
tulang, kanker hati, lymphoma, leukemia.
- Calsium meningkat; metastase tulang, kanker mamae, leukemia,
lymphoma, multiple myeloma, kanker; paru, ginjal, bladder, hati,
paratiroid.
- LDH meningkat; kanker hati, metastase ke hati, lymphoma, leukemia
akut
- SGPT (AST), SGOT (ALT) meningkat; kanker metastase ke hati.
- Testosteron meningkat; kanker adrenal, ovarium
Selain pemeriksaan laboratorium rutin, diperiksa pula: (1) sitologi
urine yaitu pemeriksaan sel-sel urotelium yang terlepas bersama
urine, (2) antigen permukaan sel (cell surface antigen), dan flow
cytometri yaitu mendeteksi adanya kelainan kromosom sel-sel
urotelium.
8. Pemeriksaan Penunjang
a. Radiologi
- excretory urogram biasanya normal, tapi mungkin dapat

menunjukkan tumornya.
- Fractionated cystogram adanya invasi tumor dalam dinding buli-buli
-Angography untuk mengetahui adanya metastase lewat pembuluh lymphe
b. Cystocopy dan biopsy
Cystoscopy hampir selalu menghasilkan tumor. Biopsi dari pada lesi
selalu dikerjakan secara rutin.

c. Cystologi
Pengecatan pada sedimen urine terdapat transionil cel daripada tumor
e. Ultrasonografi
Untuk mendeteksi metastasis di luar kandung kemih, membedakan tumor
dari kista.
f. Arteriografi Pelvik
Pemeriksaan untuk memastikan invasi tumor ke dalam dinding kandung
kemih
g. Urografi Ekskretori
Untuk mengenali tumor stadium dini yang besar atau tumor yang sedang
berinfiltrasi.
h. Sistografi Retrograd
Untuk mengetahui perubahan pada struktur kandung kemih dan keutuhan
dindingnya
i. Pencitraan
Magnetic resonance imaging (MRI) merupakan suatu pemeriksaan
imaging yang cukup akurat dan non-invasif dalam mendiagnosis tumor
buli, terutama dalam mengevaluasi perluasan tumor. MRI dapat
mendeteksi tumor dengan ukuran 1,5 cm. Walaupun dikatakan bahwa
MRI konvensional kurang akurat dalam mendeteksi suatu karsinoma
insitu dan membedakan antara invasi mukosa, submukosa clan
muskularis superfisial. Hal ini dapat diatasi dengan pemberian kontras
(gadolinium-enhanceddynamic MRI).
Akurasi MRI dalam mengevaluasi staging dari karsinoma buli sekitar
kurang lebih 85%. MRI dikatakan lebih unggul daripada CT-Scan dan
Ultrasonografi (USG). MRI dapat memperlihatkan tumor intramural,
meskipun buli tidak terdistensi maksimal. Hal ini tidak bisa dievaluasi
dengan CT-Scan dan USG. Selain itu MRI dapat memperlihatkan adanya
pembesaran kelenjar limfe.
Tavqes NJ dkk (1990) melaporkan bahwa MRI dalam mendeteksi
karsinoma buli yang invasif ke muskularis mempunyai sensitivitas 97%,
spesifisitas 83% dan akurasi 94%. Penggunaan MRI untuk deteksi
karsinoma buli yang ekstensi ke ekstravesikal didapatkan sensitivitas
95%, spesifisitas 100% dan akurasi 97%. USG transabdominal dengan

menggunakan tranducer 3,5-5,O mHz dapat mengevaluasi dinding buli


pada keadaan buli terisi penuh (distended). USG berguna dalam
menentukan tumor buli dan dapat menunjukkan perluasan ke ruang
perivesikal atau organ yang berdekatan.
Pemeriksaan PIV dapat mendeteksi adanya tumor buli-buli berupa filling
defect dan mendeteksi adanya tumor sel transisional yang berada di
ureter atau pielum. Didapatkannya hidroureter atau hidroneftosis
merupakan salah satu tanda adanya infiltrasi tumor ke ureter atau muara
ureter. CT scan atau MRI berguna untuk menentukan ekstensi tumor ke
organ sekitarnya.
9. Penatalaksanaan Medis/Operatif
1. Diversi Urine
Prosedur diversi urin dilakukan untuk mengalihkan aliran urin dari kandung
kemih ke tempat keluar yang baru, biasanya melalui lubang yang dibuat
lewat pembedahan pada kulit (stoma). Terdapat dua kategori diversi urin
yaitu :
a) Diversi Ureteroenterokutaneus (bagian dari intestinum digunakan untuk
membuat tempat penampungan urin yang baru)
➢ Saluran Konvensional
Ureter dicangkok pada suatu bagian ileum terminalis yang diisolir
(ileal conduit) dan kemudian salah satu ujung lintasan
dihubungkan dengan dinding abdomen. Ureter juga dapat
dicangkok pada kolon sigmoid yang melintang (colon conduit),
atau pada jejenum pars proksimal (jejunal conduit).
➢ Continent Ileal Urinary Reservoir (K ock Pouch)
Ureter dicangkokkan pada suatu segmen ileum yang sudah diisolir
(katong ; pouch) dengan katup satu arah yang bentuknya
menyerupai puting sus, urin dialirkan keluar melalui kateter.
➢ Ureterosigmoidostomi
Merupakan implantasi ureter ke dalam kolon sigmoid, dimana
ureter dimasukkan ke dalam sigmoid dan dengan demikian urin
dapat mengalir lewat kolon serta keluar dari rektum.

b) Diversi Kutaneus (urin dialirkan lewat sebuah lubang yang dibuat pada
dinding abdomen serta kulit)
➢ Ureterostomi Kutaneus
Ureter yang dipotong didekatkan pada dinding abdomen dan
dihubungkan dengan lubang pada kulit
➢ Vesikostomi
Tindakan ini dengan cara kandung kemih dijahit pada dinding
abdomen dan dibuat lubang (stoma) lewat dinding abdomen serta
kandung kemih untuk pengaliran ke luar (drainase) urin.
➢ Neƒrostomi
Kateter disisipkan ke dalam pelvis renis lewat luka insisi pada
pinggang atau dengan pemasangan kateter perkutan ke dalam
ginjal.
2. Diversi urine Orthotopic
Teknik membuat neobladder dan segmen usus yang kemudian dilakukan
anastomosis dengan uretra. Teknik ini dirasa lebih fisiologis untuk pasien,
karena berkemih melalui uretra dan tidak memakai stoma yang dipasang
di abdomen. Teknik ini pertama kali diperkenalkan oleh Camey dengan
berbagai kekurangannya dan kemudian disempurnakan oleh Studer
dan Hautmann.
10.Penatalaksanaan Keperawatan
a. Pengkajian
a) Identitas
Yang paling sering dijangkiti kanker dari alat perkemihan adalah
buli-buli. Kanker Buli-buli terjadi tiga kali lebih banyak pada pria
dibandingkan pada wanita, dan tumor-tumor multipel juga lebih
sering, kira-kira 25% klien mempunyai lebih dari satu lesi pada
satu kali dibuat diagnosa.
b) Riwayat keperawatan
Keluhan penderita yang utama adalah mengeluh kencing darah
yang intermitten, merasa panas waktu kening. Merasa ingin
kencing, sering kencing terutama malam hari dan pada fase
selanjutnya sukar kencing, nyeri suprapubik yang konstan, panas
badan dan merasa lemah, nyeri pinggang karena tekanan saraf,

dan nyeri pada satu sisi karena hydronephrosis.


c) Pengkajian Fokus
1. Aktivitas dan Istirahat
Gejala : merasa lemah dan lelah
Tanda : perubahan kesadaran
2. Sirkulasi
Gejala : Perubahan tekanan darah atau normal
Tanda : tekanan darah meningkat, bradikardia atau takikardia
3. Integritas Ego
Gejala : Perubahan tingkah laku
Tanda : cemas, mudah tersinggung
4. Eliminasi
Gejala : Perubahan saat BAK
Tanda : Nyeri saat BAK, hematuria
5. Makanan dan Cairan
Gejala : Mual, muntah
Tanda : mual
6. Nyeri/keamanan
Gejala : Sakit pada area abdomen
Tanda : wajah menyeringai, respon menarik diri dari stimulus
nyeri
7. Interaksi sosial
Gejala :Perubahan interaksi dengan orang lain
Tanda :Rasa tak berdaya, menolak anak ini
8. Keamanan
Gejala : Trauma baru
Tanda : Terjadi kekambuhan baru
d) Pemeriksaan fisik dan klinis
Inspeksi , tampak warna kencing campur darah, pembesaran
suprapubic bila tumor sudah besar. Palpasi, teraba tumor masa
suprapubic, pemeriksaan bimanual teraba tumor pada dasar buli-
buli dengan bantuan general anestesi baik waktu VT atau RT

Lakukan inspeksiabdomen bagian bawah, kandung kemih adalah


organ berongga yang mampu membesar u/ mengumpulkan dan

mengeluarkan urin yang dibuat ginjal, selanjutnya perkusi dengan


cara pasien dalam posisi terlentang, perkusi dilakukan dari arah
depan, lakukan pengetukan pada daerah kandung kemih, daerah
suprapubik. Kemudian lakukan palpasi kandung kemih pada
daerah suprapubis dimana normalnya kandung kemih terletak di
bawah simfibis pubis tetapi setelah membesar meregang ini dapat
terlihat distensi pada area suprapubis. Bila kandung kemih penuh
akan terdengar dullness atau redup. Pada kondisi yang berarti urin
dapat dikeluarkan secara lengkap pada kandung kemih. Kandung
kemih tidak teraba. Bila ada obstruksi urin normal maka urin tidak
dapat dikeluarkan dari kandung kemih maka akan terkumpul. Hal
ini mengakibatkan distensi kandung kemih yang bias di palpasi di
daerah suprapubis
e) Pemeriksaan pembantu
Tes buli-buli : dengan cara buli-buli dikosongkan dengan kateter,
lalu dimasukkan 500 ml larutan garam faal yang sedikit melebihi
kapasitas buli-buli, kemudian kateter di klem sebentar, lalu dibuka
kembali, bila selisihnya cukup besar mungkin terdapat rupture
buli-buli.
11. Analisa Data
a. Analisa Data Pre Operatiƒ dan Post Operatiƒ
Symptom Etiologi Problem
PRE OPERATIF
DO : Hiperalbumin akibat kerusakan Kelebihan Volume
a. Berat badan filtrasi glomerulus Cairan
meningkat pada
waktu yang singkat
b. Asupan berlebihan
Tekanan koloid osmotik
dibanding output
c. Tekanan darah terganggu
berubah, tekanan
arteri pulmonalis
berubah, peningkatan
CVP
Gangguan shift cairan tubuh
d. Distensi vena
jugularis
e. Perubahan pada pola
nafas, dyspnoe/sesak
nafas, orthopnoe, Perpindahan shift cairan dari
suara nafas abnormal intravsakular ke interstitial
(Rales atau crakles),
kongestikemacetan
paru, pleural effusion Akumulasi cairan
f. Hb dan hematokrit
menurun, perubahan
elektrolit, khususnya
perubahan berat jenis Edema
g. Suara jantung SIII
h. Reflek hepatojugular
positif Kelebihan Volume Cairan
i. Oliguria, azotemia
Perubahan status
mental, kegelisahan,
kecemasan
DO : Tumor Buli Nyeri Akut
1. Laporan secara
verbal atau non
verbal
2. Fakta dari observasi Ulserasi Metastase
3. Gerakan melindungi Oklusi
4. Tingkah laku berhati-
hati
5. Muka topeng Infeksi sekunder :
6. Gangguan tidur Refluks
(mata sayu, tampak - Panas saat
capek, sulit atau - kencing
gerakan kacau, Merasa panas
menyeringai). Hidronefrosis
7. Terfokus pada diri dan tubuh lemas
sendiri . - Hematuria
8. Fokus menyempit Nyeri
(penurunan
persepsi waktu,
kerusakan proses suprapubik
berpikir, penurunan dan
yksi denyaR nyeri
lingkungan). pun
9. Tingkah laku
distraksi, contoh
jalan-jalan,
menemui orang
Iain dan/atau Nyeri Akut
aktivitas, aktivitas
berulang- ulang)
10. Respon autonom
(seperti diaphoresis,
perubahan tekanan
darah, perubahan
nafas, nadi dan
11. Perubahan
d'iIatasi pupil).
autonomic dalam
tonus otot
(mungkin dalam
rentang dari lemah
ke kaku).
12. Tingkah laku
ekspresif (contoh
gelisah, merintih,
menangis, waspada,
iritabel, nafas
panjang/berkeluh
kesah) .
13. Perubahan dalam
nafsu makan dan
minum

DS

Klien mengatakan secara


verbal nyeri yang
dirasakan

DO Kondisi dengan Tumor Buli Ansietas


Gelisah
Insomnia Perubahan status kesehatan
Resah
Ketakutan
Sedih Kurang paparan informasi
Fokus pada diri seputar prosedur tindakan
Kekhawatiran pembedahan
Cemas

Taku, gelisah

Ansietas
POST OPERATIF
DO : Tumor buli ‘ buli Nyeri akut
Laporan secara verbal
atau non verbal
Fakta dari observasi Metastase
Gerakan melindungi
Tingkah laku berhati-hati
Muka topeng Invasi pada bladder
Gangguan tidur (mata
sayu,tampak capek, sulit
atau gerakan kacau, Retensi urin
menyeringai).
Terfokus pada diri sendiri
. Urin tertahan dan sulit
Fokus menyempit dikeluarkan
(penurunan persepsi
waktu, kerusakan proses
berpikir, Dilakukan tindakan operasi
penurunan interaksi
dengan orang dan
lingkungan). Luka insisi terbuka
Tingkah laku distraksi,
contoh : jalan-jalan,
menemui orang lain Terputusnya kontibuitas
dan/atau jaringan
aktivitas, aktivitas
berulang-ulang) Respon
autonom (seperti Menekan ujung syaraf bebas
diaphoresis, perubahan
tekanan darah,
perubahan nafas, Merangsang hipotalamus
nadi dan untuk keluarkan zat ‘ zat
dilatasi pupil). vasoaktif (serotonin dan
Perubahan autonomic prostaglandin)
dalam tonus otot
(mungkin dalam rentang
dari lemah ke kaku). Rangsang cortex serebri
Tingkah laku ekspresif
(contoh : gelisah,
merintih, menangis,
waspada, iritabel, nafas Nyeri dipersepsikan
panjang/berkeluh kesah)

.
Perubahan dalam nafsu
makan dan minum
Nyeri Akut

DS

Klien mengatakan secara


verbal nyeri yang
dirasakan

DO Kondisi dengan tumor buli — Kerusakan


- Gangguan pada buli integritas kulit
bagian tubuh
- Perubahan Imm bilisasi
pigmentasi kulit

Kerusakan lapisan Kelemahan fisik


kulit (dermis)
- Gangguan Sirkulasi darah menurun
permukaan kulit
(epidermis) Hipoksia jaringan perifer

Resiko perubahan struktur kulit


akibat penekanan daerah
menonjol

Lesi dan perubahan


pigmentasi kulit

Ulkus dekubitus

Kerusakan struktur kulit

Kerusakan Integritas Kulit


DO Kondisi dengan tumor buli — Ketidakseimbangan
Berat badan 20 % buli nutrisi kurang dari
atau lebih di bawah kebutuhan tubuh
ideal Dilakukan tindakan kemoterapi
- Dilaporkan adanya
intake makanan Efek obat kemoterapi
yang kurang dari
RDA (Recomended Merangsang vomiting center
Daily Allowance)
- Membran mukosa
dan konjungtiva Nausea dan vomiting
pucat
- Kelemahan otot Anoreksia
yang digunakan
untuk
menelan/mengunya Asupan makanan tidak
h adekuat kedalam tubuh
- Luka, inflamasi
pada rongga mulut Ketidakseimbangan nutrisi :
- Mudah merasa kurang dari kebutuhan tubuh
kenyang, sesaat
setelah mengunyah
makanan
- Dilaporkan atau
fakta adanya
kekurangan
makanan
- Dilaporkan adanya
perubahan sensasi
rasa
- Perasaan
ketidakmampuan
untuk mengunyah
makanan
- Miskonsepsi
- Kehilangan BB
dengan makanan

cukup
Keengganan untuk
makan
Kram pada
abdomen
Tonus otot jelek
- Nyeri abdominal
dengan atau tanpa
patologi
- Kurang berminat
terhadap makanan
Pembuluh darah
kapiler mulai rapuh
- Diare dan atau
steatorrhea
- Kehilangan rambut
yang cukup banyak
(rontok)
Suara USUS

hiperaktif
Kurangnya
informasi,
misinformasi

DO Tumor buli — buli Resti infeksi


- Prosedur Infasif
- Ketidakcukupan Metastase
pengetahuan untuk
menghindari paparan Invasi pada bladder
patogen
- Trauma Retensi urin
- Kerusakan jaringan
dan peningkatan Urin tertahan dan sulit
paparan lingkungan dikeluarkan
- Ruptur membran
Dilakukan tindakan operasi
amnion
i
- Agen farmasi
Luka insisi terbuka
(imunosupresan)
- Malnutrisi
Terputusnya kontibuitas
- Peningkatan paparan
jaringan
lingkungan patogen
- Imonusupresi
Port The Entry
- Ketidakadekuatan
imum buatan
mikroorganisme Akumulasi m
- Tidak adekuat
pertahanan sekunder
di luka insisi
(penurunan Hb,
Leukopenia,
Perawatan luka yang tidak
penekanan respon steril
inflamasi)
- Tidak adekuat Resiko infeksi
pertahanan tubuh
primer (kulit tidak
utuh, trauma jaringan,
penurunan kerja silia,
cairan tubuh statis,
perubahan sekresi
pH, perubahan
peristaltik)
- Penyakit kronik

Anda mungkin juga menyukai