‒
WPOJU EPBA ‟
Departemen Surgikal
Oleh :
Hikmatul Uyun
NIM. 190070300111034
FWFC DFNPBWFX
N@GJNW@UFC
PCAT@UXAWFX EUF\AKFQF
OFBFCL
5911
YUJLUFO Y@CGAGANFC YUJD@XA C@UX
B@OEFU Y@CL@XFMFC
Wuojr Eubi ini dibuat dalam rangha PRAKTlK DEPARTEMEN SURGlKAL mahasiswa
Mahasiswa
Minoftub Pyuc
NlM. 190070300111034
Mengetahui,
NlP. NlP.
1. Definisi Penyakit
Tumor buli adalah tumor yang berbentuk papiler, noduler (infiltratif), atau
campuran infiltratif dengan papiler yang ditemukan pada vesika urinaria atau
buli- buli (Yuda,2010).
Tumor buli-buli atau tumor vesika urinaria merupakan 2% dari
Edema tungkai ini disebabkan karena adanya penekanan aliran limfe oleh
massa tumor atau oleh kelenjar limfe yang membesar di daerah pelvis.
Secara umum, manifestasi klinis tumor buli ‘ buli adalah sebagai berikut :
No Kode Keterangan
No Kode Keterangan
NoKODE KET
metastasenya
2Adeno Ca Sangat jarang dan sering muncul pada bekas
urachus
6. Komplikasi
1) Hematuria yang terus menerus akan menyebabkan terjadinya anemia
pada pasien
2) Apabila terjadi penyumbatan atau obstruksi,maka akan menyebabkan
terjadinya refluks vesiko-ureter, hidronefrosis.
3) Jika terjadi infeksi, akan menyebabkan terjadinya kerusakan pada ginjal,
yang lama kelamaan mengakibatkan gagal ginjal.
7. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan Hb
Hb menurun oleh karena kehilangan darah, infeksi, uremia, gros atau
micros hematuria
b. Pemeriksaan Leukosit
- Leukositosis bila terjadi infeksi sekunder dan terdapat pus dan
bakteri dalam urine
- Acid phospatase meningkat; kanker prostat metastase,
- Alkaline phosphatase meningkat; kanker tulang atau metastase ke
tulang, kanker hati, lymphoma, leukemia.
- Calsium meningkat; metastase tulang, kanker mamae, leukemia,
lymphoma, multiple myeloma, kanker; paru, ginjal, bladder, hati,
paratiroid.
- LDH meningkat; kanker hati, metastase ke hati, lymphoma, leukemia
akut
- SGPT (AST), SGOT (ALT) meningkat; kanker metastase ke hati.
- Testosteron meningkat; kanker adrenal, ovarium
Selain pemeriksaan laboratorium rutin, diperiksa pula: (1) sitologi
urine yaitu pemeriksaan sel-sel urotelium yang terlepas bersama
urine, (2) antigen permukaan sel (cell surface antigen), dan flow
cytometri yaitu mendeteksi adanya kelainan kromosom sel-sel
urotelium.
8. Pemeriksaan Penunjang
a. Radiologi
- excretory urogram biasanya normal, tapi mungkin dapat
menunjukkan tumornya.
- Fractionated cystogram adanya invasi tumor dalam dinding buli-buli
-Angography untuk mengetahui adanya metastase lewat pembuluh lymphe
b. Cystocopy dan biopsy
Cystoscopy hampir selalu menghasilkan tumor. Biopsi dari pada lesi
selalu dikerjakan secara rutin.
c. Cystologi
Pengecatan pada sedimen urine terdapat transionil cel daripada tumor
e. Ultrasonografi
Untuk mendeteksi metastasis di luar kandung kemih, membedakan tumor
dari kista.
f. Arteriografi Pelvik
Pemeriksaan untuk memastikan invasi tumor ke dalam dinding kandung
kemih
g. Urografi Ekskretori
Untuk mengenali tumor stadium dini yang besar atau tumor yang sedang
berinfiltrasi.
h. Sistografi Retrograd
Untuk mengetahui perubahan pada struktur kandung kemih dan keutuhan
dindingnya
i. Pencitraan
Magnetic resonance imaging (MRI) merupakan suatu pemeriksaan
imaging yang cukup akurat dan non-invasif dalam mendiagnosis tumor
buli, terutama dalam mengevaluasi perluasan tumor. MRI dapat
mendeteksi tumor dengan ukuran 1,5 cm. Walaupun dikatakan bahwa
MRI konvensional kurang akurat dalam mendeteksi suatu karsinoma
insitu dan membedakan antara invasi mukosa, submukosa clan
muskularis superfisial. Hal ini dapat diatasi dengan pemberian kontras
(gadolinium-enhanceddynamic MRI).
Akurasi MRI dalam mengevaluasi staging dari karsinoma buli sekitar
kurang lebih 85%. MRI dikatakan lebih unggul daripada CT-Scan dan
Ultrasonografi (USG). MRI dapat memperlihatkan tumor intramural,
meskipun buli tidak terdistensi maksimal. Hal ini tidak bisa dievaluasi
dengan CT-Scan dan USG. Selain itu MRI dapat memperlihatkan adanya
pembesaran kelenjar limfe.
Tavqes NJ dkk (1990) melaporkan bahwa MRI dalam mendeteksi
karsinoma buli yang invasif ke muskularis mempunyai sensitivitas 97%,
spesifisitas 83% dan akurasi 94%. Penggunaan MRI untuk deteksi
karsinoma buli yang ekstensi ke ekstravesikal didapatkan sensitivitas
95%, spesifisitas 100% dan akurasi 97%. USG transabdominal dengan
b) Diversi Kutaneus (urin dialirkan lewat sebuah lubang yang dibuat pada
dinding abdomen serta kulit)
➢ Ureterostomi Kutaneus
Ureter yang dipotong didekatkan pada dinding abdomen dan
dihubungkan dengan lubang pada kulit
➢ Vesikostomi
Tindakan ini dengan cara kandung kemih dijahit pada dinding
abdomen dan dibuat lubang (stoma) lewat dinding abdomen serta
kandung kemih untuk pengaliran ke luar (drainase) urin.
➢ Neƒrostomi
Kateter disisipkan ke dalam pelvis renis lewat luka insisi pada
pinggang atau dengan pemasangan kateter perkutan ke dalam
ginjal.
2. Diversi urine Orthotopic
Teknik membuat neobladder dan segmen usus yang kemudian dilakukan
anastomosis dengan uretra. Teknik ini dirasa lebih fisiologis untuk pasien,
karena berkemih melalui uretra dan tidak memakai stoma yang dipasang
di abdomen. Teknik ini pertama kali diperkenalkan oleh Camey dengan
berbagai kekurangannya dan kemudian disempurnakan oleh Studer
dan Hautmann.
10.Penatalaksanaan Keperawatan
a. Pengkajian
a) Identitas
Yang paling sering dijangkiti kanker dari alat perkemihan adalah
buli-buli. Kanker Buli-buli terjadi tiga kali lebih banyak pada pria
dibandingkan pada wanita, dan tumor-tumor multipel juga lebih
sering, kira-kira 25% klien mempunyai lebih dari satu lesi pada
satu kali dibuat diagnosa.
b) Riwayat keperawatan
Keluhan penderita yang utama adalah mengeluh kencing darah
yang intermitten, merasa panas waktu kening. Merasa ingin
kencing, sering kencing terutama malam hari dan pada fase
selanjutnya sukar kencing, nyeri suprapubik yang konstan, panas
badan dan merasa lemah, nyeri pinggang karena tekanan saraf,
DS
Taku, gelisah
Ansietas
POST OPERATIF
DO : Tumor buli ‘ buli Nyeri akut
Laporan secara verbal
atau non verbal
Fakta dari observasi Metastase
Gerakan melindungi
Tingkah laku berhati-hati
Muka topeng Invasi pada bladder
Gangguan tidur (mata
sayu,tampak capek, sulit
atau gerakan kacau, Retensi urin
menyeringai).
Terfokus pada diri sendiri
. Urin tertahan dan sulit
Fokus menyempit dikeluarkan
(penurunan persepsi
waktu, kerusakan proses
berpikir, Dilakukan tindakan operasi
penurunan interaksi
dengan orang dan
lingkungan). Luka insisi terbuka
Tingkah laku distraksi,
contoh : jalan-jalan,
menemui orang lain Terputusnya kontibuitas
dan/atau jaringan
aktivitas, aktivitas
berulang-ulang) Respon
autonom (seperti Menekan ujung syaraf bebas
diaphoresis, perubahan
tekanan darah,
perubahan nafas, Merangsang hipotalamus
nadi dan untuk keluarkan zat ‘ zat
dilatasi pupil). vasoaktif (serotonin dan
Perubahan autonomic prostaglandin)
dalam tonus otot
(mungkin dalam rentang
dari lemah ke kaku). Rangsang cortex serebri
Tingkah laku ekspresif
(contoh : gelisah,
merintih, menangis,
waspada, iritabel, nafas Nyeri dipersepsikan
panjang/berkeluh kesah)
.
Perubahan dalam nafsu
makan dan minum
Nyeri Akut
DS
Ulkus dekubitus
cukup
Keengganan untuk
makan
Kram pada
abdomen
Tonus otot jelek
- Nyeri abdominal
dengan atau tanpa
patologi
- Kurang berminat
terhadap makanan
Pembuluh darah
kapiler mulai rapuh
- Diare dan atau
steatorrhea
- Kehilangan rambut
yang cukup banyak
(rontok)
Suara USUS
hiperaktif
Kurangnya
informasi,
misinformasi