NIM : 042461423
RANGKUMAN MATERI
EKSI4310 / AUDITING 2
Modul 3
Penyampelan audit dapat diterapkan pada uji pengendalian dan uji substantif meskipun tidak
dengan cara yang sama. Misalnya, penyampelan audit lazim digunakan penjaminan, konfirmasi,
dan pelacakan, tetapi tidak lazim pada penyelidikan, pengamatan, dan prosedur analitis.
Risiko penyampelan berkaitan dengan kemungkinan bahwa sampel yang diambil benar mungkin
tidak mewakili populasi yang diambil. Risiko nonpenyampelan merujuk pada bagian risiko audit
yang tidak disebabkan pemeriksaan pada sebagian data. Ketika melakukan uji pengendalian dan
uji substantif, dapat terjadi jenis risiko penyampelan berikut.
1) Uji pengendalian
a) Risiko menaksir risiko pengendalian terlalu rendah, yaitu risiko bahwa taksiran level
risiko pengendalian berdasarkan sampel mendukung rencana taksiran level uji
pengendalian jila pengendalian intermal dianggap tidak memadai untuk mendukung
rencana level taksiran.
b) Risiko menaksir risiko pengendalian terlalu tinggi, yaitu risiko bahwa taksiran level risiko
pengendalian berdasarkan sampel tidak mendukung rencana taksiran level uji
pengendalian jika pengendalian internal dianggap memadai untuk mendukung rencana
level taksiran.
2) Uji substantif
a) Risiko kesalahan penerimaan (sering disebut sebagai risiko beta), yaitu risiko bahwa
sampel mendukung kesimpulan bahwa saldo rekening tidak salah saji secara material,
padahal sebenarnya salah saji yang material.
b) Risiko kesalahan penolakan (sering disebut sebagai risike alfa), yaitu risiko bahwa
sampel mendukung kesimpulan bahwa saldo rekening salah saji yang material, padahal
sebenarnya tidak salah saji yang material.
c) Risiko menaksir risiko pengendalian terlalu rendah dan risiko kesalahan penerimaan
berkaitan dengan efektivitas audit Sebaliknya, risiko menaksir risiko pengendalian
terlalu tinggi dan risiko kesalahan penolakan berkaitan dengan efisiensi audit