Anda di halaman 1dari 2

Nama: Roby Surya Pamungkas

Kelas: XI TKJ

Zaman Islam

•Muhammad dan Jibril

•Orang Tua dari Gunung

•Harun ar-Rasyid dan Seribu Satu Malam

•Charlemagne dan Parsifal Bersejarah

•Katedral Chartres

Ada sosok yang sangat tidak ramah menyaksikan dari alam rohani dalam perkembangan-
perkembangan ini. Pada 570 seorang anak bernama Muhammad lahir di Mekah. Sewaktu berusia
enam tahun ia kehilangan kedua orangtuanya dan dipekerjakan sebagai seorang bocah gembala. Ia
menjadi se- orang penunggang unta, yang mengangkut rempah-rempah dan wewangian yang
merupakan produk unggulan Mekah ke Suriah.

Meskipun dalam satu cara ia kini sudah memenangkan kembali semua yang telah hilang darinya
pada saat kematian orangtuanya. Muhammad belum puas. Pusat keagamaan di Mekah adalah se
bongkah batu granit hitam besar yang disebut Ka’bah, yang dalam beberapa tradisi konon telah jatuh
ke bumi dari sistem bintang Sirius. Pada saat itu Arabia dihuni oleh suku-suku shamanistis, yang
masing-masing menyembah dewa-dewa dan roh-roh mereka sendiri, dan di pusat kekacauan ini, di
samping Ka’bah, berdiri sebuah tenda keramat yang menaungi ratusan berhala mereka.

Muhammad menyatakan bahwa ia buta aksara, tetapi ketika Jibril memerintahnya untuk kali kedua,
Muhammad mendapati bahwa ia bisa membaca. Maka, dimulailah serangkaian percakapan malaikat
yang menjadi al-Quran. Kemudian, Muhammad pergi ke kota dan mengkhotbahkan apa yang telah
Jibril ajarkan kepadanya dengan ketulusan yang menggelora dan kekuatan yang tak tertahankan. Ia
akan meringkas keyakinannya dalam aturan-aturan yang membumi ini:

•Ajaranku sederhana.

•Allah adalah Tuhan Yang Esa.

•Muhammad adalah nabi-Nya.

•Hentikan penyembahan.

•Jangan mencuri.

•Jangan berbohong Jangan memfitnah.

•Dan jangan pernah mabuk-mabukan Jika kalian mengikuti ajaranku, maka kalian mengikuti Islam.
Sewaktu ditantang untuk menunjukkan sebuah keajaiban, untuk membuktikan bahwa khotbahnya
terinspirasi oleh kekuatan Tuhan, la menolak. Ia mengatakan bahwa Allah telah meninggikan langit
tanpa bantuan pilar, telah menciptakan bumi, sungai, buah ara. Kurma, dan zaitun-dan bahwa hal-hal
ini saja sudah cukup ajaib. Kita mungkin mendengar dalam materialisme yang menggelora ini bisikan
pertama dari zaman modern.

Selama percakapan malaikat mereka, malaikat Jibril menyuruh Muhammad untuk memilih minuman.
Muhammad memilih susu, yang oleh kaum okultis disebut sebagai saripati bulan. Alkohol akan
dilarang dalam Islam.

Allah adalah nama Islam untuk Yehuwa, dewa bulan dan pikiran yang agung. Jibril dalam hal ini
mengabarkan kekuatan pikiran untuk mengendalikan nafsu manusia dan memadamkan angan-
angan, dan tuhannya adalah tuhan besar yang memberi larangan, yang terwakili dalam ikonografi
Islam oleh bulan sabit.

Pemikiran adalah suatu proses kematian yang memakan energi pemberi kehidupan. Pada Abad
Pertengahan-era kejayaan Islam-dorongan seksual harus ditekan agar kemampuan manusia untuk
berpikir bisa berkembang. Dan, demi memadamkan perkembangan khayalan Gnostik, para
pemimpin agama memberlakukan otoritas mereka terhadap orang-orang. Dari sudut pandang
sejarah Barat konvensional. Eropa dikepung oleh kaum Muslim yang tidak beradab selama bagian
terakhir dari Zaman Kegelapan dan berlanjut sampai Abad Pertengahan. Dari sudut pandang sejarah
esoteris, kebenarannya merupakan sesuatu yang nyaris seperti pantulan cermin dari hal ini.
Dorongan-dorongan yang disemai pada masa ini, yang akan tumbuh dan mengubah Eropa, bahkan
seluruh umat manusia, berasal dari Islam.

Mengelilingi dunia dari Spanyol hingga perbatasan China. Bangsa Arab menerima Zoroastrianisme,
Buddha, Hindu, dan ilmu pengetahuan China, termasuk pembuatan kertas.

Menurut catatannya sendiri, sufisme memiliki akar yang kuno dan bahkan primordial. Beberapa
tradisi bermula dari Per- saudaraan Saramong atau Persaudaraan Lebah yang didirikan di Kaukasus di
Asia Tengah selama migrasi besar pertama pasca- Atlantis. Kemudian, sufisme tidak diragukan lagi
dipengaruhi oleh Gnostisisme dan Neoplatonisme.

Pertanyaan tentang apa yang merupakan «diri sendiri» juga merupakan sebuah masalah besar dalam
Sufisme. Apa yang pada umumnya kita bayangkan sebagai diri kita sendiri, demikian menurut
ajarannya, sebenarnya merupakan suatu entitas yang berjalan secara independen dari kita, yang
sebagian besar terdiri dari rasa takut, keterikatan palsu, ketidaksukaan, prasangka, iri hati,
kesombongan, kebiasaan, keasyikan, dan paksaan.

Anda mungkin juga menyukai