Anda di halaman 1dari 11

Gagasan K.H.

Ahmad Dahlan Tentang Pendidikan Islam Yang Ideal Dan Relevansinya


Dengan Kebijakan Merdeka Belajar

GAGASAN K. H. AHMAD DAHLAN TENTANG PENDIDIKAN ISLAM


YANG IDEAL DAN RELEVANSINYA DENGAN KEBIJAKAN
MERDEKA BELAJAR

Achmad Abimubarok
a_abimubarok@uhamka.ac.id
Program Doktor PBI Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA
Jl. Warung Jati Barat Blok Darul Muslimin no 17 RT.2/RW.5 Kalibata, Pancoran Jakarta
Selatan 12740

ABSTACT
The ideal Islamic education according to K.H. Ahmad Dahlan needs to be re-examined based
on its relevance to the merdeka belajar policy. This was done as an effort to reconstruct the
educational idea of K.H. Ahmad Dahlan who became the main motor, especially education in
Muhammadiyah. This research uses a qualitative approach using qualitative descriptive
method. The results of the study illustrate that reason, charity, and progress are the ideas of
K.H, Ahmad Dahlan regarding the ideal Islamic education. These three ideas seem relevant
to the merdeka belajar policy promoted by the Ministry of Education and Culture. Component
reason is what shapes students to have high-level reasoning. Charity is a component that
makes up the contribution of education to society. Progress is a component that makes
schools must continue to improve themselves in order to be able to adapt to the times.

Keywords: K.H. Ahmad Dahlan; The Ideal Islamic Education; Merdeka Belajar Policy;
Muhammadiyah Education

ABSTRAK
Pendidikan Islam yang ideal menurut K.H. Ahmad Dahlan perlu ditelisik kembali
berdasarkan relevansinya dengan kebijakan merdeka belajar. Hal ini dilakukan sebagai
upaya merekonstruksi gagasan pendidikan K.H. Ahmad Dahlan yang menjadi motor utama
khususnya pendidikan di Muhammadiyah. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif
dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menggambarkan bahwa
akal, amal, dan maju adalah gagasan K.H, Ahmad Dahlan terkait pendidikan Islam yang
ideal. Ketiga gagasan tersebut terlihat relevan dengan kebijakan merdeka belajar yang baru
diusung oleh Kemendikbud. Akal adalah komponen yang membentuk siswa untuk memiliki
penalaran tingkat tinggi. Amal adalah komponen yang membentuk kontribusi pendidikan
terhadap masyarakat. Maju adalah komponen yang membuat sekolah harus terus berbenah
diri agar mampu menyesuaikan diri dengan zaman.

Kata kunci: K.H. Ahmad Dahlan; Pendidikan Islam yang Ideal; Kebijakan Merdeka Belajar;
Pendidikan Muhammadiyah

A. Pendahuluan
Sistem pendidikan Islam
pada era kolonial Belanda terdiri
atas tiga macam, yakni 1) peralihan
Hindu-Islam, 2) pendidikan surau,

Rausyan Fikr.Vol.18 No. 2 September 2022. ISSN. 1979-0074 e-ISSN. 9 772580 594187 │ 14
Gagasan K.H. Ahmad Dahlan Tentang Pendidikan Islam Yang Ideal Dan Relevansinya
Dengan Kebijakan Merdeka Belajar

dan 3) pendidikan pesantren1. masih bersifat tradisional dan menolak


Lebih lanjut Hasnida2 konsep pendidikan sekuler yang digagas
menyampaikan bahwa Pendidikan oleh pemerintah Belanda6.
peralihan Hindu-Islam dilakukan Pendidikan pada masa kolonial
dengan konsep keraton (guru Belanda memiliki beberapa permasalahan.
mendatangi murid karena muridnya Pertama, pendidikan rendah adalah
adalah anak-anak bangsawan) dan pendidikan yang diberikan secara merata,
pertapa (murid mendatangi guru sedangkan pendidikan menengah dan
dan muridnya berasal dari golongan tinggi dikhususnya untuk elit pribumi.
rakyat jelata). Pendidikan surau Selain itu, konten pendidikan pun terjadi
memiliki konsep bahwa murid dikotomi, seperti pemerintah hanya
diberi keleluasaan untuk memilih mengajarkan ilmu umum dan pesantren
belajar sesuai kelompok yang hanya mengajarkan ilmu agama7.
dikehendaki, namun guru telah Selanjutnya, dalam bidang pengalaman
memilah kelompok sesuai tingkatan agama, sosial, dan pendidikan sangat
keilmuan sang murid. Pendidikan memprihatinkan8 karena pendidikan yang
pesantren lebih mengutamakan dikonsepkan oleh pemerintah Belanda
pelajaran fikih dan bahasa Arab lebih sekuler dan mengedepankan budaya
yang digunakan untuk membantu nerderlandcentris9. Berdasarkan
memahami kitab-kitab agama permasalahan tersebut, K.H. Ahmad
Islam3. Dari sistem tersebut, Dahlan memandang bahwa pendidikan
pendidikan Islam memiliki adalah komponen inti terhadap
keutamaan untuk memberikan penyelesaian berbagai persoalan terkait
pengetahuan Islam kepada murid4.
Pendidikan Islam pada masa 6
Kholilur Rahman, “Perkembangan
kolonial Belanda dalam perjalanannya Lembaga Pendidikan Islam Di Indonesia,”
tidak mudah. Banyak kebijakan pemerintah Tarbiyatuna 2, no. 1 (2018): 1–15,
Hindia Belanda yang menekan untuk http://www.fao.org/3/I8739EN/i8739en.pdf
menghindarkan militansi umat Islam agar %0Ahttp://dx.doi.org/10.1016/
j.adolescence.2017.01.003%0Ahttp://dx.doi.org/
tidak mengancam stabilitas pemerintahan 10.1016/j.childyouth.2011.10.007%0Ahttps://
Hindia Belanda5. Inilah yang menjadi www.tandfonline.com/doi/full/
penyebab sistem pendidikan Islam saat itu 10.1080/23288604.2016.1224023%0Ahttp://
pjx.sagepub.com/lookup/doi/10.
1 7
Hasnida, “Sejarah Perkembangan Muhammad Hamsah, Nurchamidah
Pendidikan Islam Di Indonesia Pada Masa Pra Nurchamidah, and Rasimin Rasimin, “Pemikiran
Kolonialisme Dan Masa Kolonialisme (Belanda, Pendidikan K.H. Ahmad Dahlan Dan Relevansinya
Jepang, Sekutu),” Kordinat XVI, no. 2 (2017): Dengan Dunia Pendidikan Modern,” Risâlah,
237–256. Jurnal Pendidikan dan Studi Islam 7, no. 2 (2021):
2
Ibid. 378–390.
3 8
Ramayulis, Sejarah Pendidikan Islam Wahyu Lenggono, “Lembaga Pendidikan
(Jakarta: Kalam Mulia, 2011). Muhammadiyah (Telaah Pemikiran K.H. Ahmad
4
Aslan, “Dinamika Pendidikan Islam Di Dahlan Tentang Pembaharuan Pendidikan Islam Di
Zaman Penjajahan Belanda,” Dinamika Pendidikan Indonesia),” Islamadina Jurnal Pemikiran Islam
Islam di Zaman Penjajahan Belanda 6, no. 1 19, no. 1 (2018): 43–62,
(2018): 39–50. http://jurnalnasional.ump.ac.id/index.php/ISLAMA
5
Fatkhul Mubin and Abdul Aziz, “Politik DINA/article/view/2897.
9
Pendidikan Islam Indonesia: Perlawanan Pesantren Tasya Faricha Amelia and Hudaidah,
Terhadap Hegemoni Pendidikan Barat Era “Pembaharuan Pendidikan Berdasarkan Pemikiran
Kolonialisme Belanda,” Al Amin: Jurnal Kajian K. H. Ahmad Dahlan,” Edukatif : Jurnal Ilmu
Ilmu dan Budaya Islam 3, no. 1 (2020): 123–135. Pendidikan 3, no. 2 (2021): 472–479.
Rausyan Fikr.Vol.18 No. 2 September 2022. ISSN. 1979-0074 e-ISSN. 9 772580 594187 │ 15
Gagasan K.H. Ahmad Dahlan Tentang Pendidikan Islam Yang Ideal Dan Relevansinya
Dengan Kebijakan Merdeka Belajar

pola pikir yang statis sehingga mesti esensial dengan memperhatikan


diubah menjadi dinamis10. Dalam karakteristik siswa. Kurikulum ini juga
pandangannya yang lain, pendidikan yang menghadirkan profil proyek Pancasila
ideal adalah pendidikan yang mampu sebagai pengembangan karakter dan
menciptakan siswa yang bukan hanya kompetensi15. Konsep merdeka belajar
memahami ilmu duniawi tetapi juga ilmu dipandang memiliki keselarasan dengan
agama11. konsep pendidikan progresivisme yang
Konsep inti pendidikan yang dicanangkan oleh John Dewey, yakni
diusung oleh K.H. Ahmad Dahlan adalah mengeksplorasi keterampilan, kecerdasan,
akal, amal, dan maju12. Berdasarkan hingga potensi siswa dengan cara yang
konsep tersebut, metode yang digunakan menyenangkan, dinamis, natural, dan
pun berbeda dengan pendidikan pada demokratis16.
umumnya. K.H. Ahmad Dahlan berfokus Merdeka belajar yang masih baru
pada tiga hal dalam metodenya, yakni 1) ini sangat memerlukan peran kepala
penyesuaian kemampuan siswa, 2) sekolah sebagai penggerak. Kepala sekolah
pengulangan, dan 3) keseimbangan antara harus membimbing hingga menginspirasi
teori dan praksis13. Konsep ini pun hingga segala elemen yang terdapat di sekolah17.
kini masih terus digaungkan di pendidikan Dalam peran yang lain, kepala sekolah
Muhammadiyah. Muhammadiyah sangat berperan untuk menjadikan proses
menekankan bahwa pendidikan Islam yang pembelajaran agar berpusat kepada siswa
modern adalah pendidikan yang holistik dan bagaimana para pendidik dan tenaga
dan terpadu. Artinya, pendidikan kependidikan bekerja dengan merdeka18.
Muhammadiyah memadukan pendidikan Berdasarkan uraian di atas, gagasan
umum dengan agama14. K.H. Ahmad Dahlan dengan merdeka
Pendidikan saat ini sedang belajar sekilas memiliki kesamaan. Hal
menggaungkan merdeka belajar yang menariknya, gagasan yang diusung oleh
menekankan pada potensi, kebutuhan K.H. Ahmad Dahlan dipikirkan jauh
siswa, dan kebutuhan sekolah. Guru juga sebelum Indonesia merdeka. Oleh karena
ditekankan untuk memberikan materi itu, penelitian ini akan berupaya
mengungkap gagasan K.H. Ahmad Dahlan
10
Ghufran Hasyim Achmad, “Refleksi tentang pendidikan Islam yang ideal dan
Pemikiran Pembaharuan Pendidikan Islam Kh. kaitannya dengan konsep merdeka belajar
Ahmad Dahlan Terhadap Problematika Pendidikan
Islam,” Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan 3, no. 6
15
(2021): 4329–4339. Dewi Rahmadayanti and Agung Hartoyo,
11
Amelia and Hudaidah, “Pembaharuan “Potret Kurikulum Merdeka, Wujud Merdeka
Pendidikan Berdasarkan Pemikiran K. H. Ahmad Belajar Di Sekolah Dasar,” Jurnal Basicedu 6, no. 4
Dahlan.” (2022): 7174–7187.
12 16
Mohamad Ali, Sodiq A. Kuntoro, and Siti Mustaghfiroh, “Konsep ‘ Merdeka
Sutrisno, “Pendidikan Berkemajuan: Refleksi Belajar ’ Perspektif Aliran Progresivisme,” Jurnal
Praksis Pendidikan K.H. Ahmad Dahlan,” Jurnal Studi Guru dan Pembelajaran 3, no. 1 (2020): 141–
Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi 4, 147.
17
no. 1 (2016): 43–58. Restu Rahayu et al., “Implementasi
13
Dhian Wahana Putra, “Konsep Kurikulum Merdeka Belajar Di Sekolah
Pendidikan Islam Dalam Perspektif Kiai Haji Penggerak,” Jurnal basicedu 6, no. 4 (2022): 6313–
Ahmad Dahlan,” Jurnal Tarlim 1, no. 2 (2018). 6319.
14 18
Amirah Mawardi, “Studi Pemikiran Evy Ramadina, “Peran Kepala Sekolah
Pendidikan KH. Ahmad Dahlan,” TARBAWI : Dalam Pengembangan Kurikulum Merdeka
Jurnal Pendidikan Agama Islam 1, no. 2 (2017): Belajar,” Mozaic Islam Nusantara 7, no. 2 (2021):
94–102. 131–142.
Rausyan Fikr.Vol.18 No. 2 September 2022. ISSN. 1979-0074 e-ISSN. 9 772580 594187 │ 16
Gagasan K.H. Ahmad Dahlan Tentang Pendidikan Islam Yang Ideal Dan Relevansinya
Dengan Kebijakan Merdeka Belajar

yang diusung oleh pemerintah Indonesia seperti memahami berbagai macam


melalui Kemendikbud. bahasa, agama, status sosial, etnis, dan
sensibilitas gender.21 Pemahaman
B. Landasan Teori terhadap keberagaman ini menjadi
1. Pendidikan Islam bagian penting dalam pendidikan Islam
Pendidikan Islam yang ideal dapat karena Islam sangat terbuka, khususnya
dilihat dari beberapa konteks. Dalam dalam meningkatkan peranan dalam
konteks Al-Quran, objek pendidikannya hubungan internasional.22
adalah manusia, materinya ketauhidan, Berdasarkan uraian di atas,
belajar wajib hukumnya., Dalam pendidikan Islam menghendaki
konteks hadits, pendidikan Islam harus pendidikan untuk menciptakan akhlak
bermanfaat kepada orang lain. Dalam mulia pada manusia. Untuk
konteks filosofis, pendidikan Islam mencapainya diperlukan mutu yang
harus membentuk akhlak mulia. Dalam baik dan memiliki landasan yang jelas
konteks yuridis, pendidikan Islam serta terbuka terhadap hal-hal
memiliki legalitas dalam perkembangan zaman.
penyelenggarannya. Dalam konteks 2. Kebijakan Merdeka Belajar
psikologis, pendidikan Islam dinilai Kebijakan merdeka belajar yang
sebagai kebutuhan dasar manusia. dicetuskan oleh Kemendikbud dilandasi
Dalam konteks sosiologis, pendidikan dengan banyaknya permasalahan.
Islam mengehendaki adanya interaksi Kebijakan ini lebih menyasar pada
untuk pengembangan diri.19 pengembangan sistem pembelajaran,
Mutu pendidikan Islam dapat yang mana pembelajaran diupayakan
dipengaruhi oleh kesisteman dan dibuat senyaman mungkin guna
konsepsi Al Quran-Hadits. Sistem peningkatan motivasi dan minat siswa
pendidikan Islam dianggap mampu dalam belajar dan menuntut ilmu.
mengutuhkan konsepsi tentang Islam itu Kebijakan merdeka belajar
sendiri karena adanya integrasi. memiliki pokok penting yang
Keutuhan konsepsi tersebut tentunya membuatnya sangat berbeda dari
harus sesuai dengan Al Quran dan kebijakan pendidikan sebelumnya. 1)
Hadits bahwa pendidikan Islam penyelenggarakan USBN diserahkan
bertujuan menjadikan manusia sebagai kepada masing-masing sekolah. 2)
khalifah di bumi yang dibarengi dengan Ujian nasional diganti mejadi asessmen
penguasaan ilmu.20 kompetensi minimum dan survei
Pendidikan Islam perlu karakter. 3) RPP hanya terdiri atas tiga
menekankan multikulturalisme. komponen inti, yaitu tujuan, langkah,
Beberapa hal yang harus diperhatikan dan penilaian. 4) Memperluas sistem
19
zonasi dan PPDB.23
Hasbi Siddik, “Konsep Dasar Pendidikan
Islam (Perspektif Al-Quran, Al-Hadis, Filosofis,
21
Yuridis Formal, Psikologis, Dan Sosiologis),” Al- Abdul Aziz, “Desain Pendidikan
Riwayah: Jurnal Kependidikan 14, no. 1 (2022): Multikultural Dalam Pendidikan Islam,” Realita2
35–51. 15, no. 1 (2017).
20 22
Indra Ruyani, Hapzi Ali, and Kasful Deden Makbuloh, “Partisipasi
Anwar Us, “Literature Review Mutu Pendidikan Pendidikan Islam Dalam Menetralisir Isu-Isu
Islam: Berfikir Kesisteman, Konsep Al Quran Dan Global,” Analisis XIII, no. 2 (2013): 401–426.
23
Konsep Hadist,” JMPIS: Jurnal Manajemen Siti Baro’ah, “Kebijakan Merdeka
Pendidikan dan Ilmu Sosial 3, no. 2 (2022): 530– Belajar Sebagai Peningkatan Mutu Pendidikan,”
540. Jurnal Tawadhu 4, no. 1 (2020): 1063–1073.
Rausyan Fikr.Vol.18 No. 2 September 2022. ISSN. 1979-0074 e-ISSN. 9 772580 594187 │ 17
Gagasan K.H. Ahmad Dahlan Tentang Pendidikan Islam Yang Ideal Dan Relevansinya
Dengan Kebijakan Merdeka Belajar

itu, pendidikan adalah bagian penting


C. Metode Penelitian dalam mengonstruksi akal agar menjadi
Pendekatan kualitatif adalah jembatan yang lebih kokoh.
pendekatan yang digunakan dalam Pendidikan Islam yang ideal
penelitian ini. Metode yang digunakan menurut K.H. Ahmad Dahlan adalah
adalah deskriptif kualitatif. Sumber data pendidikan yang memajukan akal. K.H.
penelitian ini adalah naskah pidato K.H. Ahmad Dahlan menyebut bahwa “Tiap
Ahmad Dahlan yang berjudul “Kesatuan pengajaran agama itu harus dibuktikan
Hidup Manusia” yang dipublikasikan oleh dengan menjalankan akal.” Hal ini
HB. Muhammadiyah Majlis Taman menandakan bahwa K.H. Ahmad Dahlan
Pustaka tahun 1923 dan “Praeadvies dari sangat menekankan Pendidikan Islam yang
Hoofdbestuur Perserikatan tidak hanya doktrinisasi. Pendidikan Islam
Muhammadiyah di Yogyakarta pada yang yang ideal akan mengupayakan
Kongres Islam Besar di Cirebon” yang seluruh aktivitas pembelajaran dapat
dimuat dalam statuen Muhammadiyah ditelaah sebab-akibatnya secara ilmiah.
cetakan ketiga tahun 1924. Pengumpulan Bahkan dalam persoalan keislaman pun
data dilakukan dengan mempersiapkan disampaikan secara logis atau masuk akal.
instrumen penelitian terkait konsep K.H. Ahmad Dahlan juga menyatakan
pendidikan Islam menurut K.H. Ahmad bahwa “Berpikir secara dalam dan luas.”
Dahlan, yakni akal, amal, dan maju Pernyataan ini semakin menjawab
kemudian memasukkan teks ke dalam pendidikan Islam yang ideal adalah
instrumen sesuai kriteria. Teknik analisis pendidikan Islam yang mengedepankan
data yang digunakan adalah akal untuk segala aktivitas pembelajaran.
mendeskripsikan teks dan mengaitkannya Dalam pernyataan yang lain, K.H.
dengan kebijakan merdeka belajar. Ahmad Dahlan menyampaikan bahwa
“Jangan sekali-kali telah cukup
D. Hasil Penelitian dan Pembahasan pengetahuannya.” Penyataan ini adalah
Gagasan pendidikan Islam yang kritik untuk siapa pun yang merasa ilmu
ideal menurut K.H. Ahmad Dahlan atau pengetahuannya sudah tinggi. K.H.
pendidikan yang mengedepankan akal, Ahmad Dahlan secara implisit
pengamalan, dan berkemajuan24. Tiga menyampaikan bahwa teruslah mencari
konsep ini secara detail akan penulis telaah ilmu sampai akhir hayat. Dengan merasa
di sumber data, kemudian hasil telaah cukup akan ilmu, manusia sangat potensial
tersebut akan penulis kaitkan dengan untuk menjadi manusia yang sombong dan
konsep merdeka belajar. mengingkari hakikat sebagai manusia.
Pernyataan tersebut dapat menjadi refleksi
Akal sebagai Komponen Inti Pendidikan bagi setiap elemen yang ada di pendidikan
K.H. Ahmad Dahlan memandang bahwa Islam bahwa jangan pernah berhenti untuk
akal adalah bagian dari diri manusia yang belajar dan mendapatkan ilmu yang baru.
dapat menjembatani manusia untuk K.H. Ahmad Dahlan juga pernah
memecahkan berbagai permasalahan menyampaikan bahwa “Orang Islam wajib
kehidupannya. Untuk menjadi jembatan meratakan ilmunya.” Dari pernyataan ini,
yang kokoh, maka akal harus dibangun Beliau menekankan bahwa umat Islam
dengan konstruksi yang kuat. Oleh karena bukan hanya fokus pada ilmu-ilmu agama
24
Ali, Kuntoro, and Sutrisno, “Pendidikan
saja tetapi juga mesti memahami berbagai
Berkemajuan: Refleksi Praksis Pendidikan K.H. ilmu lain. Jika kita kaitkan berdasarkan
Ahmad Dahlan.” konteks waktu, K.H. Ahmad Dahlan saat
Rausyan Fikr.Vol.18 No. 2 September 2022. ISSN. 1979-0074 e-ISSN. 9 772580 594187 │ 18
Gagasan K.H. Ahmad Dahlan Tentang Pendidikan Islam Yang Ideal Dan Relevansinya
Dengan Kebijakan Merdeka Belajar

itu menginginkan bahwa umat Islam mengidentifikasi masalah dan mencari


jangan menjadi umat yang tertinggal solusinya.
bidang ilmunya dengan umat agama lain. K.H. Ahmad Dahlan sangat
Pada waktu itu Indonesia yang masih menekankan walaupun umat Islam harus
dijajah oleh Belanda ada stigma terkait tinggi ilmunya, harus cerdas akalnya, tetapi
masyarakat Islam yang tidak “Manusia itu perlu dan harus beragama.”
memerdulikan bidang ilmu selain ilmu Dari pernyataan tersebut, Beliau
agama. Hal inilah yang dikritik oleh K.H. menekankan bahwa pendidikan Islam yang
Ahmad Dahlan bahwa umat Islam harus ideal harus mengimbangi ilmu dan agama.
berada pada level yang tinggi untuk urusan Siswa harus meyakini bahwa ilmu yang
keilmuan. dimiliki atas izin dan kehendak Allah
Pendidikan Islam yang SWT. Dengan begitu, siswa yang merasa
mengedepankan akal berdasarkan dirinya pandai dapat menghikmati nikmat
pernyataan K.H. Ahmad Dahlan di atas Allah SWT. Lulusan pendidikan Islam pun
nyatanya sesuai dengan tujuan merdeka sampai akhir hayatnya akan selalu
belajar, yakni memiliki penalaran tingkat menyertakan Allah dalam setiap
tinggi, terutama dalam hal literasi dan aktivitasnya.
numerasi. Kebijakan merdeka belajar Pernyataan K.H. Ahmad Dahlan
menekankan bahwa setiap pembelajaran tersebut juga sesuai dengan kebijakan
mesti mengeksplorasi kemampuan siswa merdeka belajar yang mana telah membuat
untuk mengedepankan penalarannya. Guru konstruksi profil pelajar Pancasila. Profil
hanya menjadi fasilitator/pembimbing pertama sebagai pelajar Pancasila adalah
untuk setiap kegiatan pembelajaran. beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang
Mengenai penalaran ini, sering kita Maha Esa, serta berakhlak mulia. Dalam
temui kejadian atau peristiwa yang seakan- profil tersebut, siswa harus meyakini
akan masyarakat Indonesia mengalami bahwa kecerdasannya adalah bagian dari
degradasi nalar. Mudah percaya dengan keimanannya, bagian dari ketakwaannya,
hoax dan merasa paling benar adalah dan membuktikan dirinya adalah makhluk
wujud bahwa penalaran masih perlu dilatih yang berakhlak mulia.
melalui pendidikan. K.H. Ahmad Dahlan Gagasan K.H. Ahmad Dahlan
pun menyampaikan bahwa “Orang yang bahwa pendidikan Islam harus
akalnya sempurna harus melihat posisi mengedepankan akal terlihat relevan
dirinya dalam keadaan yang bagaimana dengan kebijakan merdeka belajar yang
dirinya itu.” Artinya dalam hal ini K.H. mesti memiliki penalaran tingkat tinggi.
Ahmad Dahlan memandang bahwa orang Dari relevansi ini, penulis menggambarkan
yang akalnya baik (penalarannya baik) bahwa akal/penalaran selalu menjadi hal
akan mampu menyesuaikan dirinya dengan penting dalam kegiatan pembelajaran.
situasi dan kondisi, bahkan menyadari di Artinya, sejak zaman kolonial hingga saat
mana kelebihan dan kekurangan dirinya. ini, peningkatan akal/penalaran terus
Model pembelajaran yang menjadi bagian penting dalam skema
digunakan untuk memfasilitasi siswa pendidikan. Sebagai manusia yang diberi
dalam meningkatkan penalarannya dalam akal, harus mampu mengoptimalkan
kebijakan merdeka belajar adalah problem kemampuan akalnya. Pendidikan adalah
base learning (PBL). Model pembelajaran ruang untuk proses optimalisasi tersebut.
tersebut ditujukan agar pembelajaran di
kelas lebih mengedepankan penalaran. Amal sebagai Implementasi Keilmuan
PBL digunakan untuk melatih siswa dalam
Rausyan Fikr.Vol.18 No. 2 September 2022. ISSN. 1979-0074 e-ISSN. 9 772580 594187 │ 19
Gagasan K.H. Ahmad Dahlan Tentang Pendidikan Islam Yang Ideal Dan Relevansinya
Dengan Kebijakan Merdeka Belajar

K.H Ahmad Dahlan memandang umat Islam harus bersaudara dengan siapa
bahwa amal dalam pendidikan Islam yang pun. Dengan tegas Beliau menyatakan 1)
ideal adalah wujud interaksi manusia “Persaudaraan antara agama dan
dengan lingkungan atau dengan kehidupan madaniah.” 2) “Persatuan segala manusia”,
sosialnya. Dalam sebuah kisah, K.H. 3) “Kebenaran tanpa memandang dan
Ahmad Dahlan sering mengulang memilih bangsa.” Ketiga pandangan Beliau
pengajian tentang surat Al Maun yang terkait keragaman menegaskan bahwa
ditujukan agar pada muridnya memahami implementasi keilmuan siswa dapat
bahwa umat Islam harus saling berbagi disampaikan kepada siapa saja, bukan
kepada sesama. kepada umat Islam saja.
K.H. Ahmad Dahlan berpendapat Gagasan K.H. Ahmad Dahlan
bahwa “Wajib melaksanakan terkait amal adalah bagian dari
pengetahuannya yang utama, jangan hanya implementasi keilmuan bagi pendidikan
sekadar sebagai pengetahuan semata.” Islam yang ideal nyatanya relevan dengan
Pendapat ini adalah inti dari amal sebagai kebijakan merdeka belajar. Kebijakan
implementasi keilmuan dalam pendidikan. merdeka belajar menekankan bahwa
Beliau menggunakan kata “wajib” yang pengetahuan dan ilmu yang telah diraih
semakin menegaskan bahwa dalam pembelajaran harus bermanfaat bagi
mengimplementasikan keilmuan adalah hal masyarakat. Hal ini tertuang dalam konsep
yang wajib dilakukan bagi umat Islam proyek profil pelajar Pancasila yakni
yang telah menempuh pendidikan. Dalam sebuah proyek yang berbasis pada
arti yang lain, Beliau menegaskan bahwa kebutuhan atau permasalahan masyarakat
umat Islam jangan hanya pintar sendiri, yang berada di lingkungan sekolah.
tetapi juga harus berbagi kepintaran kepada Selain proyek tersebut, kebijakan
orang lain. Beliau juga menyatakan merdeka belajar memfasilitasi pelajar
“Menghidupkan ilmu” yang bermakna untuk mengimplementasikan keilmuannya
ilmu harus bermanfaat untuk orang lain. di masyarakat. Di lingkup perguruan
Dalam pernyataannya yang lain, tinggi, terdapat beberapa bentuk kegiatan
K.H. Ahmad Dahlan menyampaikan kampus merdeka yang mendukung
bahwa “Melaksanakan sesuai dengan apa implementasi keilmuan mahasiswa, seperti
yang diajarkan oleh gurunya.” Dalam asistensi mengajar, proyek kemanusiaan,
pernyataan ini, penulis dapat menelaahnya dan KKN tematik. Kegiatan asistensi
dalam dua sudut pandang, yakni siswa dan mengajar memberikan kesempatan bagi
guru. Secara ekplisit, siswa diminta untuk mahasiswa untuk terlibat sebagai elemen
melaksanakan segala ilmu dan sekolah yang bertujuan untuk membantu
pengetahuan yang didapatnya dari guru meningkatkan kualitas sekolah tersebut.
agar pengetahuan tersebut dapat Maka dari itu, sekolah yang menjadi
bermanfaat bagi orang banyak. Secara pilihan adalah sekolah yang terakreditasi
implisit, guru juga diminta untuk C. Program proyek kemanusiaan dan KKN
memberikan ilmu dan pengetahuan yang tematik juga memfasilitasi mahasiswa
baik dan potensial untuk dikembangkan untuk mampu menjadi solusi atas
oleh siswa, serta guru mesti membimbing permasalahan di lingkungan masyarakat
siswa dengan baik untuk mampu tertentu.
mengimplementasikan ilmu dan Model pembelajaran yang
pengetahuannya. digunakan dalam memaksimalkan
Dalam mengimplementasikan ilmu, kontribusi pelajar dalam
K.H. Ahmad Dahlan menegaskan bahwa mengimplementasi keilmuannya adalah
Rausyan Fikr.Vol.18 No. 2 September 2022. ISSN. 1979-0074 e-ISSN. 9 772580 594187 │ 20
Gagasan K.H. Ahmad Dahlan Tentang Pendidikan Islam Yang Ideal Dan Relevansinya
Dengan Kebijakan Merdeka Belajar

project base learning (PjBL). Model Begitu pun dengan yang mengajar, boleh
pembelajaran ini memberikan kesempatan dari mana pun asal sesuai dengan nilai-
bagi siswa untuk melaksanakan proyek nilai yang terdapat dalam pendidikan
sesuai ranah pengetahuan dan keilmuan Islam.
yang telah dipelajari. Melalui model Beliau juga menyampaikan bahwa
pembelajaran ini, pelajar diharapkan dapat pendidikan Islam harus “mengakui
memaksimalkan potensi dirinya secara kemajuan dunia.” Dari pernyataan tersebut,
kolaboratif. Beliau telah mewanti-wanti jangan sampai
Gagasan K.H. Ahmad Dahlan yang pendidikan Islam menolak kemajuan
menekankan pentingnya pengalaman ilmu dunia. Pendidikan Islam harus melihat dan
dan pengetahuan nyatanya relevan dengan menyoroti berbagai keilmuan yang terjadi
kebijakan merdeka belajar. Pemerintah di dunia. Ilmu tersebut tentunya punya
dalam hal ini menjadi motor penting untuk nilai yang baik bagi kemajuan pendidikan
memberikan kemudahan bagi sekolah atau Islam itu sendiri. Secara implisit,
kampus untuk melaksanakan implementasi pernyataan Beliau dapat dimaknai sebagai
keilmuan tersebut. perwujudan eksistensi pendidikan Islam di
kancah dunia.
Berkemajuan Dalam memajukan pendidikan
K.H. Ahmad Dahlan memandang Islam, K.H. Ahmad Dahlan juga
bahwa pendidikan Islam harus menyampaikan pentingnya komite. Pihak
berkemajuan, harus mampu menyesuaikan sekolah harus mampu bekerja sama dengan
diri dengan zaman. Beberapa pernyataan komite karena pada dasarnya pendidikan
penting K.H. Ahmad Dahlan perlu menjadi harus melibatkan berbagai pihak. Selain
refleksi bahwa pendidikan Islam, itu, Beliau juga menekankan perlunya
khususnya Muhammadiyah tidak canggung lembaga pendidikan Islam untuk leluasa,
dalam mengembangkan lembaga dalam arti dinamis dalam proses
pendidikan. K..H. Ahmad Dahlan pelaksanaannya. Sebab kemajuan zaman
menyampaikan bahwa pentingnya juga sangat dinamis, maka dari itu
“Meratakan sekolah Islam.” Dari pernyatan pendidikan Islam juga harus dinamis.
tersebut dapat kita maknai bahwa sekolah Dinamis yang dimaksud terkait
Islam harus sama rata, jangan merasa pelaksanaan pendidikannya, bukan hukum
menjadi sekolah yang paling baik di antara Islamnya.
sekolah Islam lainnya. Secara implisit, Berdasarkan beberapa pernyataan
Beliau menyampaikan bahwa sekolah tersebut, pendidikan Islam yang ideal
Islam harus saling bahu-membahu, jangan haruslah berkemajuan. Dalam hal ini, K.H
berjalan sendiri-sendiri. Dengan saling Ahmad Dahlan mengagas bahwa
membantu, pendidikan Islam akan lebih pendidikan Islam yang ideal harus saling
mudah dalam mengatasi berbagai bekerja sama. Kerja sama dapat dilakukan
permasalahan. dengan berbagai program seperti adanya
Dalam pernyataannya yang lain, kesempatan bagi siapa pun untuk belajar
K.H. Ahmad Dahlan menekankan perlunya dan mengajar di lembaga pendidikan.
“Kesempatan belajar dan mengajar di Gagasan berkemajuan tersebut terlihat
mana-mana.” Hal ini mencerminkan bahwa sejalan dengan kebijakan merdeka belajar.
siapa pun dapat belajar dan mengajar di Salah satu karakteristik merdeka belajar
lingkup pendidikan Islam. Pendidikan adalah perancangan kurikulum yang
Islam yang berkemajuan akan menerima fleksibel. Kurikulum pun dirancang
semua masyarakat yang ingin belajar.
Rausyan Fikr.Vol.18 No. 2 September 2022. ISSN. 1979-0074 e-ISSN. 9 772580 594187 │ 21
Gagasan K.H. Ahmad Dahlan Tentang Pendidikan Islam Yang Ideal Dan Relevansinya
Dengan Kebijakan Merdeka Belajar

berdasarkan konteks seperti budaya, tujuan kaitanya dengan merdeka belajar,


sekolah, lingkungan, dan kebutuhan siswa. pemerintah mencanangkan proyek profil
Program-program kampus merdeka pelajar Pancasila. Untuk memaksimalnya
pun sejalan dengan gagasan K.H. Ahmad proyek tersebut, digunakanlah model
Dahlan, seperti pertukaran Mahasiswa. Di pembelajaran project base learning.
mana, mahasiswa belajar di kampus lain Terakhir, pendidikan Islam yang
untuk mengembangkan pemahamannya ideal harus berkemajuan, dalam hal ini
tentang toleransi atau keberagaman. harus selalu bekerja sama dengan lembaga
Gagasan pendidikan Islam yang pendidikan yang lain. Kebijakan merdeka
ideal dan kebijakan merdeka belajar belajar juga telah memfasilitasi hal tersebut
memiliki inti yang sama, yakni kerja sama. dengan berbagai kegiatan kerja sama.
Lembaga pendidikan sudah tidak perlu lagi
sungkan untuk menjalin kerja sama dengan
lembaga pendidikan yang lain. Lembaga DAFTAR PUSTAKA
pendidikan yang menganggap dirinya Achmad, Ghufran Hasyim. “Refleksi
belum baik sangat potensial untuk bekerja Pemikiran Pembaharuan Pendidikan
sama dengan lembaga pendidikan yang Islam Kh. Ahmad Dahlan Terhadap
sudah baik. Problematika Pendidikan Islam.”
Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan 3,
Simpulan no. 6 (2021): 4329–4339.
Berdasarkan hasil dan pembahasan Ali, Mohamad, Sodiq A. Kuntoro, and
yang telah diuraikan, penulis Sutrisno. “Pendidikan Berkemajuan:
menyimpulkan bahwa gagasan K.H. Refleksi Praksis Pendidikan K.H.
Ahmad Dahlan tentang pendidikan Islam Ahmad Dahlan.” Jurnal
yang ideal relevan dengan kebijakan Pembangunan Pendidikan: Fondasi
merdeka belajar yang digagas oleh dan Aplikasi 4, no. 1 (2016): 43–58.
Kemendikbud. Relevansi ini bukan berarti Amelia, Tasya Faricha, and Hudaidah.
sebuah kebetulan tetapi komponen “Pembaharuan Pendidikan
pendidikan utama dalam pendidikan Berdasarkan Pemikiran K. H. Ahmad
memang tidak pernah lepas dari tiga Dahlan.” Edukatif : Jurnal Ilmu
konsep tersebut, yakni akal, amal, dan Pendidikan 3, no. 2 (2021): 472–479.
maju. Aslan. “Dinamika Pendidikan Islam Di
Pendidikan sejak lama telah Zaman Penjajahan Belanda.”
menekankan pentingnya akal dalam Dinamika Pendidikan Islam di Zaman
pembelajaran, namun beberapa peristiwa Penjajahan Belanda 6, no. 1 (2018):
kadang menggambarkan bahwa pelajar 39–50.
tidak diberikan ruang untuk Aziz, Abdul. “Desain Pendidikan
memaksimalkan akalnya. Dalam hal ini, Multikultural Dalam Pendidikan
kebijakan merdeka belajar telah Islam.” Realita2 15, no. 1 (2017).
mengkhususkan model pembelajaran Baro’ah, Siti. “Kebijakan Merdeka Belajar
problem base learning sebagai model Sebagai Peningkatan Mutu
pembelajaran yang memantik pelajar untuk Pendidikan.” Jurnal Tawadhu 4, no. 1
mengeksplorasi akalnya. Selain akal, (2020): 1063–1073.
pendidikan juga harus mengutamakan Hamsah, Muhammad, Nurchamidah
amal, artinya segala pengetahuan dan Nurchamidah, and Rasimin Rasimin.
keilmuan yang didapatkan oleh siswa harus “Pemikiran Pendidikan K.H. Ahmad
bermanfaat bagi orang lain. Dalam Dahlan Dan Relevansinya Dengan
Rausyan Fikr.Vol.18 No. 2 September 2022. ISSN. 1979-0074 e-ISSN. 9 772580 594187 │ 22
Gagasan K.H. Ahmad Dahlan Tentang Pendidikan Islam Yang Ideal Dan Relevansinya
Dengan Kebijakan Merdeka Belajar

Dunia Pendidikan Modern.” Risâlah, Rahayuningsih, Asep Herry


Jurnal Pendidikan dan Studi Islam 7, Hernawan, and Prihantini.
no. 2 (2021): 378–390. “Implementasi Kurikulum Merdeka
Hasnida. “Sejarah Perkembangan Belajar Di Sekolah Penggerak.”
Pendidikan Islam Di Indonesia Pada Jurnal basicedu 6, no. 4 (2022):
Masa Pra Kolonialisme Dan Masa 6313–6319.
Kolonialisme (Belanda, Jepang, Rahmadayanti, Dewi, and Agung Hartoyo.
Sekutu).” Kordinat XVI, no. 2 (2017): “Potret Kurikulum Merdeka, Wujud
237–256. Merdeka Belajar Di Sekolah Dasar.”
Lenggono, Wahyu. “Lembaga Pendidikan Jurnal Basicedu 6, no. 4 (2022):
Muhammadiyah (Telaah Pemikiran 7174–7187.
K.H. Ahmad Dahlan Tentang Rahman, Kholilur. “Perkembangan
Pembaharuan Pendidikan Islam Di Lembaga Pendidikan Islam Di
Indonesia).” Islamadina Jurnal Indonesia.” Tarbiyatuna 2, no. 1
Pemikiran Islam 19, no. 1 (2018): 43– (2018): 1–15.
62. http://www.fao.org/3/I8739EN/i8739e
http://jurnalnasional.ump.ac.id/index. n.pdf%0Ahttp://dx.doi.org/10.1016/
php/ISLAMADINA/article/view/ j.adolescence.2017.01.003%0Ahttp://
2897. dx.doi.org/10.1016/
Makbuloh, Deden. “Partisipasi Pendidikan j.childyouth.2011.10.007%0Ahttps://
Islam Dalam Menetralisir Isu-Isu www.tandfonline.com/doi/full/
Global.” Analisis XIII, no. 2 (2013): 10.1080/23288604.2016.1224023%0
401–426. Ahttp://pjx.sagepub.com/lookup/doi/
Mawardi, Amirah. “Studi Pemikiran 10.
Pendidikan KH. Ahmad Dahlan.” Ramadina, Evy. “Peran Kepala Sekolah
TARBAWI : Jurnal Pendidikan Dalam Pengembangan Kurikulum
Agama Islam 1, no. 2 (2017): 94–102. Merdeka Belajar.” Mozaic Islam
Mubin, Fatkhul, and Abdul Aziz. “Politik Nusantara 7, no. 2 (2021): 131–142.
Pendidikan Islam Indonesia: Ramayulis. Sejarah Pendidikan Islam.
Perlawanan Pesantren Terhadap Jakarta: Kalam Mulia, 2011.
Hegemoni Pendidikan Barat Era Ruyani, Indra, Hapzi Ali, and Kasful
Kolonialisme Belanda.” Al Amin: Anwar Us. “Literature Review Mutu
Jurnal Kajian Ilmu dan Budaya Islam Pendidikan Islam: Berfikir
3, no. 1 (2020): 123–135. Kesisteman, Konsep Al Quran Dan
Mustaghfiroh, Siti. “Konsep ‘ Merdeka Konsep Hadist.” JMPIS: Jurnal
Belajar ’ Perspektif Aliran Manajemen Pendidikan dan Ilmu
Progresivisme.” Jurnal Studi Guru Sosial 3, no. 2 (2022): 530–540.
dan Pembelajaran 3, no. 1 (2020): Siddik, Hasbi. “Konsep Dasar Pendidikan
141–147. Islam (Perspektif Al-Quran, Al-Hadis,
Putra, Dhian Wahana. “Konsep Pendidikan Filosofis, Yuridis Formal, Psikologis,
Islam Dalam Perspektif Kiai Haji Dan Sosiologis).” Al-Riwayah: Jurnal
Ahmad Dahlan.” Jurnal Tarlim 1, no. Kependidikan 14, no. 1 (2022): 35–
2 (2018). 51.
Rahayu, Restu, Rita Rosita, Yuyu Sri

Rausyan Fikr.Vol.18 No. 2 September 2022. ISSN. 1979-0074 e-ISSN. 9 772580 594187 │ 23
Gagasan K.H. Ahmad Dahlan Tentang Pendidikan Islam Yang Ideal Dan Relevansinya Dengan
Kebijakan Merdeka Belajar

Rausyan Fikr.Vol.18 No. 1 Maret 2022.No.2 September 2022. ISSN. 1979-0074 e-ISSN. 9 772580 594187 │ 24

Anda mungkin juga menyukai