Achmad Abimubarok
a_abimubarok@uhamka.ac.id
Program Doktor PBI Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA
Jl. Warung Jati Barat Blok Darul Muslimin no 17 RT.2/RW.5 Kalibata, Pancoran Jakarta
Selatan 12740
ABSTACT
The ideal Islamic education according to K.H. Ahmad Dahlan needs to be re-examined based
on its relevance to the merdeka belajar policy. This was done as an effort to reconstruct the
educational idea of K.H. Ahmad Dahlan who became the main motor, especially education in
Muhammadiyah. This research uses a qualitative approach using qualitative descriptive
method. The results of the study illustrate that reason, charity, and progress are the ideas of
K.H, Ahmad Dahlan regarding the ideal Islamic education. These three ideas seem relevant
to the merdeka belajar policy promoted by the Ministry of Education and Culture. Component
reason is what shapes students to have high-level reasoning. Charity is a component that
makes up the contribution of education to society. Progress is a component that makes
schools must continue to improve themselves in order to be able to adapt to the times.
Keywords: K.H. Ahmad Dahlan; The Ideal Islamic Education; Merdeka Belajar Policy;
Muhammadiyah Education
ABSTRAK
Pendidikan Islam yang ideal menurut K.H. Ahmad Dahlan perlu ditelisik kembali
berdasarkan relevansinya dengan kebijakan merdeka belajar. Hal ini dilakukan sebagai
upaya merekonstruksi gagasan pendidikan K.H. Ahmad Dahlan yang menjadi motor utama
khususnya pendidikan di Muhammadiyah. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif
dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menggambarkan bahwa
akal, amal, dan maju adalah gagasan K.H, Ahmad Dahlan terkait pendidikan Islam yang
ideal. Ketiga gagasan tersebut terlihat relevan dengan kebijakan merdeka belajar yang baru
diusung oleh Kemendikbud. Akal adalah komponen yang membentuk siswa untuk memiliki
penalaran tingkat tinggi. Amal adalah komponen yang membentuk kontribusi pendidikan
terhadap masyarakat. Maju adalah komponen yang membuat sekolah harus terus berbenah
diri agar mampu menyesuaikan diri dengan zaman.
Kata kunci: K.H. Ahmad Dahlan; Pendidikan Islam yang Ideal; Kebijakan Merdeka Belajar;
Pendidikan Muhammadiyah
A. Pendahuluan
Sistem pendidikan Islam
pada era kolonial Belanda terdiri
atas tiga macam, yakni 1) peralihan
Hindu-Islam, 2) pendidikan surau,
Rausyan Fikr.Vol.18 No. 2 September 2022. ISSN. 1979-0074 e-ISSN. 9 772580 594187 │ 14
Gagasan K.H. Ahmad Dahlan Tentang Pendidikan Islam Yang Ideal Dan Relevansinya
Dengan Kebijakan Merdeka Belajar
K.H Ahmad Dahlan memandang umat Islam harus bersaudara dengan siapa
bahwa amal dalam pendidikan Islam yang pun. Dengan tegas Beliau menyatakan 1)
ideal adalah wujud interaksi manusia “Persaudaraan antara agama dan
dengan lingkungan atau dengan kehidupan madaniah.” 2) “Persatuan segala manusia”,
sosialnya. Dalam sebuah kisah, K.H. 3) “Kebenaran tanpa memandang dan
Ahmad Dahlan sering mengulang memilih bangsa.” Ketiga pandangan Beliau
pengajian tentang surat Al Maun yang terkait keragaman menegaskan bahwa
ditujukan agar pada muridnya memahami implementasi keilmuan siswa dapat
bahwa umat Islam harus saling berbagi disampaikan kepada siapa saja, bukan
kepada sesama. kepada umat Islam saja.
K.H. Ahmad Dahlan berpendapat Gagasan K.H. Ahmad Dahlan
bahwa “Wajib melaksanakan terkait amal adalah bagian dari
pengetahuannya yang utama, jangan hanya implementasi keilmuan bagi pendidikan
sekadar sebagai pengetahuan semata.” Islam yang ideal nyatanya relevan dengan
Pendapat ini adalah inti dari amal sebagai kebijakan merdeka belajar. Kebijakan
implementasi keilmuan dalam pendidikan. merdeka belajar menekankan bahwa
Beliau menggunakan kata “wajib” yang pengetahuan dan ilmu yang telah diraih
semakin menegaskan bahwa dalam pembelajaran harus bermanfaat bagi
mengimplementasikan keilmuan adalah hal masyarakat. Hal ini tertuang dalam konsep
yang wajib dilakukan bagi umat Islam proyek profil pelajar Pancasila yakni
yang telah menempuh pendidikan. Dalam sebuah proyek yang berbasis pada
arti yang lain, Beliau menegaskan bahwa kebutuhan atau permasalahan masyarakat
umat Islam jangan hanya pintar sendiri, yang berada di lingkungan sekolah.
tetapi juga harus berbagi kepintaran kepada Selain proyek tersebut, kebijakan
orang lain. Beliau juga menyatakan merdeka belajar memfasilitasi pelajar
“Menghidupkan ilmu” yang bermakna untuk mengimplementasikan keilmuannya
ilmu harus bermanfaat untuk orang lain. di masyarakat. Di lingkup perguruan
Dalam pernyataannya yang lain, tinggi, terdapat beberapa bentuk kegiatan
K.H. Ahmad Dahlan menyampaikan kampus merdeka yang mendukung
bahwa “Melaksanakan sesuai dengan apa implementasi keilmuan mahasiswa, seperti
yang diajarkan oleh gurunya.” Dalam asistensi mengajar, proyek kemanusiaan,
pernyataan ini, penulis dapat menelaahnya dan KKN tematik. Kegiatan asistensi
dalam dua sudut pandang, yakni siswa dan mengajar memberikan kesempatan bagi
guru. Secara ekplisit, siswa diminta untuk mahasiswa untuk terlibat sebagai elemen
melaksanakan segala ilmu dan sekolah yang bertujuan untuk membantu
pengetahuan yang didapatnya dari guru meningkatkan kualitas sekolah tersebut.
agar pengetahuan tersebut dapat Maka dari itu, sekolah yang menjadi
bermanfaat bagi orang banyak. Secara pilihan adalah sekolah yang terakreditasi
implisit, guru juga diminta untuk C. Program proyek kemanusiaan dan KKN
memberikan ilmu dan pengetahuan yang tematik juga memfasilitasi mahasiswa
baik dan potensial untuk dikembangkan untuk mampu menjadi solusi atas
oleh siswa, serta guru mesti membimbing permasalahan di lingkungan masyarakat
siswa dengan baik untuk mampu tertentu.
mengimplementasikan ilmu dan Model pembelajaran yang
pengetahuannya. digunakan dalam memaksimalkan
Dalam mengimplementasikan ilmu, kontribusi pelajar dalam
K.H. Ahmad Dahlan menegaskan bahwa mengimplementasi keilmuannya adalah
Rausyan Fikr.Vol.18 No. 2 September 2022. ISSN. 1979-0074 e-ISSN. 9 772580 594187 │ 20
Gagasan K.H. Ahmad Dahlan Tentang Pendidikan Islam Yang Ideal Dan Relevansinya
Dengan Kebijakan Merdeka Belajar
project base learning (PjBL). Model Begitu pun dengan yang mengajar, boleh
pembelajaran ini memberikan kesempatan dari mana pun asal sesuai dengan nilai-
bagi siswa untuk melaksanakan proyek nilai yang terdapat dalam pendidikan
sesuai ranah pengetahuan dan keilmuan Islam.
yang telah dipelajari. Melalui model Beliau juga menyampaikan bahwa
pembelajaran ini, pelajar diharapkan dapat pendidikan Islam harus “mengakui
memaksimalkan potensi dirinya secara kemajuan dunia.” Dari pernyataan tersebut,
kolaboratif. Beliau telah mewanti-wanti jangan sampai
Gagasan K.H. Ahmad Dahlan yang pendidikan Islam menolak kemajuan
menekankan pentingnya pengalaman ilmu dunia. Pendidikan Islam harus melihat dan
dan pengetahuan nyatanya relevan dengan menyoroti berbagai keilmuan yang terjadi
kebijakan merdeka belajar. Pemerintah di dunia. Ilmu tersebut tentunya punya
dalam hal ini menjadi motor penting untuk nilai yang baik bagi kemajuan pendidikan
memberikan kemudahan bagi sekolah atau Islam itu sendiri. Secara implisit,
kampus untuk melaksanakan implementasi pernyataan Beliau dapat dimaknai sebagai
keilmuan tersebut. perwujudan eksistensi pendidikan Islam di
kancah dunia.
Berkemajuan Dalam memajukan pendidikan
K.H. Ahmad Dahlan memandang Islam, K.H. Ahmad Dahlan juga
bahwa pendidikan Islam harus menyampaikan pentingnya komite. Pihak
berkemajuan, harus mampu menyesuaikan sekolah harus mampu bekerja sama dengan
diri dengan zaman. Beberapa pernyataan komite karena pada dasarnya pendidikan
penting K.H. Ahmad Dahlan perlu menjadi harus melibatkan berbagai pihak. Selain
refleksi bahwa pendidikan Islam, itu, Beliau juga menekankan perlunya
khususnya Muhammadiyah tidak canggung lembaga pendidikan Islam untuk leluasa,
dalam mengembangkan lembaga dalam arti dinamis dalam proses
pendidikan. K..H. Ahmad Dahlan pelaksanaannya. Sebab kemajuan zaman
menyampaikan bahwa pentingnya juga sangat dinamis, maka dari itu
“Meratakan sekolah Islam.” Dari pernyatan pendidikan Islam juga harus dinamis.
tersebut dapat kita maknai bahwa sekolah Dinamis yang dimaksud terkait
Islam harus sama rata, jangan merasa pelaksanaan pendidikannya, bukan hukum
menjadi sekolah yang paling baik di antara Islamnya.
sekolah Islam lainnya. Secara implisit, Berdasarkan beberapa pernyataan
Beliau menyampaikan bahwa sekolah tersebut, pendidikan Islam yang ideal
Islam harus saling bahu-membahu, jangan haruslah berkemajuan. Dalam hal ini, K.H
berjalan sendiri-sendiri. Dengan saling Ahmad Dahlan mengagas bahwa
membantu, pendidikan Islam akan lebih pendidikan Islam yang ideal harus saling
mudah dalam mengatasi berbagai bekerja sama. Kerja sama dapat dilakukan
permasalahan. dengan berbagai program seperti adanya
Dalam pernyataannya yang lain, kesempatan bagi siapa pun untuk belajar
K.H. Ahmad Dahlan menekankan perlunya dan mengajar di lembaga pendidikan.
“Kesempatan belajar dan mengajar di Gagasan berkemajuan tersebut terlihat
mana-mana.” Hal ini mencerminkan bahwa sejalan dengan kebijakan merdeka belajar.
siapa pun dapat belajar dan mengajar di Salah satu karakteristik merdeka belajar
lingkup pendidikan Islam. Pendidikan adalah perancangan kurikulum yang
Islam yang berkemajuan akan menerima fleksibel. Kurikulum pun dirancang
semua masyarakat yang ingin belajar.
Rausyan Fikr.Vol.18 No. 2 September 2022. ISSN. 1979-0074 e-ISSN. 9 772580 594187 │ 21
Gagasan K.H. Ahmad Dahlan Tentang Pendidikan Islam Yang Ideal Dan Relevansinya
Dengan Kebijakan Merdeka Belajar
Rausyan Fikr.Vol.18 No. 2 September 2022. ISSN. 1979-0074 e-ISSN. 9 772580 594187 │ 23
Gagasan K.H. Ahmad Dahlan Tentang Pendidikan Islam Yang Ideal Dan Relevansinya Dengan
Kebijakan Merdeka Belajar
Rausyan Fikr.Vol.18 No. 1 Maret 2022.No.2 September 2022. ISSN. 1979-0074 e-ISSN. 9 772580 594187 │ 24