Anda di halaman 1dari 27

Laporan Kasus

Efusi Pleura
Pembimbing: Dr. dr. Herry Priyanto, Sp.P(K), FISR, FAPSR

Disusun oleh:
Athirah Nabila | 2207501010206

Dokter Muda Bagian/SMF Pulmonologi


Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala
RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh
Identitas Pasien
Nama Tn. MY
Umur 62 tahun
Alamat Aceh Tengah
Pekerjaan Karyawan BUMN
Agama Islam
Status Menikah
Nomor RM 1-33-76-52
Tanggal Masuk 13 Oktober 2023
ANAMNESIS
Keluhan Utama Riwayat Penyakit Dahulu
Sesak napas Asma (-), TB Paru (-), Diabetes (-), Hipertensi (-), ADHF (+),
Gangguan imun (-), Efusi Pleura Bilateral (+)
Keluhan Tambahan
Batuk Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada keluarga yang memiliki penyakit ataupun keluhan
Riwayat Penyakit Sekarang yang sama.
Pasien laki-laki 62 tahun datang dengan keluhan sesak
Riwayat Pengobatan
napas saat beraktivitas. Sesak napas dirasakan sejak 5
bulan yang lalu, dan memberat dalam 10 hari terakhir. Riwayat OAT (-), Obat antihipertensi (-), Obat anti diabetes (-)
Pasien sebelumnya dirawat di RS Takengon selama 2 hari.
Tidak terdengar mengi. Sesak tidak dipengaruhi oleh cuaca,
Riwayat Sosial
debu, dan makanan. Batuk tidak berdahak, tidak ada riwayat Pasien memiliki kebiasaan merokok yang sudah berhenti
batuk berdarah, tidak ada riwayat batuk lama, tidak sejak 5 tahun lalu. Pasien merupakan seorang karyawan
dirasakan nyeri dada. Demam (-), mual (+), muntah (-), yang sehari-hari pergi bekerja dengan sepeda motor dan
penurunan nafsu makan (+). Terdapat penurunan berat sering terpapar asap kendaraan dan polusi debu di jalan.
badan 10 kg dalam 3 bulan terakhir. BAB (+) dan BAK (+)
dalam batas normal.
PEMERIKSAAN FISIK
Tanda Vital Status Lokalis
Kesadaran : Compos mentis
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Frekuensi Nadi : 89x/menit
Frekuensi Napas : 21x/menit
SpO2 : 96% room air
Suhu : 36,7o C

Status Generalisata
Kulit Sawo matang, ikterik (-), sianosis (-), edema
Kepala/Wajah (-)
Telinga Simetris, edema (-), deformitas (-)
Mata Sklera ikterik (-/-), anemis (-/-)
Hidung Dalam batas normal
Mulut Sekret (-), napas cuping hidung (-)
Sianosis (-), mukosa hiperemis (-), sariawan
(-), faring hiperemis (-), pursedlips
Leher breathing (-), karies (-)
Pembesaran KGB (-), TVJ (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Jantung Ekstremitas
Auskultasi : BJI >BJII, reguler(+), bising (-)

Abdomen
Inspeksi : Simetris, distensi (-), ikterik (-), venektasi (-)
Auskultasi : Peristaltik usus dalam batas normal
Palpasi : Soepel(+), hepar tidak teraba, spleen tidak teraba,
nyeri tekan(-)
Perkusi : Timpani pada keempat kuadran v
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Laboratorium Darah
18 Oktober 2023,
RSUD dr. Zainoel Abidin
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Foto Thoraks AP

Cor: Bentuk sulit dinilai


Pulmo :
Corakan vaskular tampak normal
Perselubungan homogen pada laterobasal
hemitoraks kiri
Sinus costophrenicus kiri tumpul, kanan tajam
Tulang-tulang tampak intak

Kesan:
Efusi pleura sinistra
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Hasil pemeriksaan
analisa cairan pleura
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Hasil pemeriksaan EKG


PEMERIKSAAN PENUNJANG

Hasil pemeriksaan patologi anatomi


Diagnosis Tatalaksana

1. Efusi pleura masif sinistra on pigtail Omeprazole 40 mg/12 jam PO


2. Adenocarcinoma paru kiri T4N3M1a stage IVA Curcuma tab/8 jam PO
3. ADHF Furosemide 40 mg/24 jam IV
4. Imbalance elektrolit Atorvastatin 20 mg/24 jam PO
5. Sindroma dispepsia Digoxin 0,25 mg/24 jam PO
Aspilex 80 mg/24 jam PO
Planning CPG 75 mg/24 jam PO
Evaluasi keluhan utama, tanda vital, dan saturasi Valsartan 80 mg/24 jam IV
Cek darah lengkap, Ur/Cr, Elektrolit, KGDS, Duragesic 25 mg/3 hari patch
PT/APTT, HbsAg, SGOT/SGPT Codein 10 mg/8 jam PO
Foto thorax Cefixime 200 mg/12 jam PO
EKG
Prognosis
Biopsi pleura dengan trocar Abram
CT Scan Throrax kontras dan non-kontras Quo ad Vitam : Dubia ad bonam
Konsul kardiologi Quo ad Functionam : Dubia ad bonam
Quo ad Sanactionam : Dubia ad bonam
FOLLOW UP HARIAN
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi Epidemiologi
Efusi pleura adalah penumpukan cairan di Efusi pleura adalah penyakit yang paling umum di
antara pleura di rongga pleura, baik parietal antara semua penyakit pleura dan menyerang 1,5
dan visceral. Penyakit ini dapat terjadi juta pasien per tahun di Amerika Serikat.
dengan sendirinya atau disebabkan oleh
penyakit penyerta yang menyerang di sekitar Berbagai macam penyakit dapat muncul dengan
parenkim seperti infeksi, keganasan, atau efusi pleura seperti penyakit yang terutama
kondisi peradangan. melibatkan paru-paru seperti pneumonia,
paparan asbes, terutama penyakit sistemik seperti
lupus, rheumatoid arthritis, atau mungkin
manifestasi penyakit pleura yang terutama
mempengaruhi organ lain seperti gagal jantung
kongestif, pankreatitis, atau penyakit lokal pada
pleura seperti infeksi pleura dan mesothelioma.
TINJAUAN PUSTAKA
Etiologi
TINJAUAN PUSTAKA
Patofisiologi - Transudative Pleural Effusion
TINJAUAN PUSTAKA
Patofisiologi - Exudative Pleural Effusion
TINJAUAN PUSTAKA
Diagnosis

Anamnesis Pemeriksaan Fisik


Menanyakan riwayat penyakit sebelumnya, Pemeriksaan fisik mungkin tidak kentara. Pada
riwayat penyakit keluarga, dan kebiasaan sosial efusi yang besar, akan terjadi kepenuhan ruang
Tanda dan gejala yang muncul pada efusi pleura interkostal dan perkusi pada sisi tersebut menjadi
antara lain yakni dyspneu, nyeri dada, deviasi redup.
trakea, batuk. Auskultasi menunjukkan penurunan suara napas
Pada efusi pleura akibat gagal jantung adalah dan penurunan fremitus taktil dan vokal.
pembentukan edema ekstremitas, orthopnea Egophony paling menonjol pada aspek superior
dan paroxysmal nocturnal dyspnea. dari efusi. Gesekan pleura, sering disalahartikan
Pada efusi pleura akibat infeksi dapat sebagai ronki kasar, dapat terdengar selama
memunculkan gejala demam, sputum purulen, radang selaput dada aktif tanpa efusi apa pun.
batuk – batuk dan lain - lain5,8. periksa adanya distensi vena jugularis, S3, dan
edema pedal; pada sirosis yang menyebabkan
hidrotoraks hati, carilah asites dan stigmata
penyakit hati lainnya
TINJAUAN PUSTAKA
Diagnosis Analisis Cairan Pleura
·Haemorragic pleural efusion, biasanya pada
Pemeriksaan penunjang pasien dengan keganasan paru atau akibat
infark paru terutama disebabkan oleh
Radiologis tuberkolosis.
Foto thorax ·Yellow exudates pleural efusion, terutama
CT Scan Thorax terjadi pada keadaan gagal jantung kongestif,
USG Thorax sindrom nefrotik, hipoalbuminemia, dan
perikarditis konstriktif.
Biopsi
·Clear transudate pleural efusion, sering terjadi
pleura dapat menunjukkan 50-70% diagnosis
pada klien dengan keganasan
kasus pleuritis tuberkolosis dan tumor pleura.
ekstrapulmoner.
Biopsi ini berguna untuk mengambil spesimen
jaringan pleura melalui biopsi jalur perkutaneus.
Pemeriksaan Laboratorium
TINJAUAN PUSTAKA
Tatalaksana

Tujuan penatalaksanaan pada efusi pleura adalah paliatif atau mengurangi gejala.
Pilihan terapi harus tergantung pada prognosis, kejadian efusi berulang, dan keparahan gejala pada
pasien. Terapi utama yang diberikan untuk mencegah efusi terus meluas adalah terapi sesuai etiologi
yang mendasari.
Terapi drainase perlu dilakukan untuk mengatasi gangguan pernapasan yang terjadi akibat
terganggunya mekanisme pengembangan paru dalam fase inspirasi sehingga menurunkan derajat
pertukaran udara di alveolus.
Terapi yang diberikan dapat berupa thorakosentesis dan pemasangan selang Water Sealed Drainage 17
(WSD).
Thorakosintesis diindikasikan untuk efusi pleura baru yang belum diketahui penyebabnya. WSD dilakukan
jika efusi menimbulkan gejala subyektif seperti nyeri, dispnea, dan lainnya. C
Terapi pleurodesis dapat dipertimbangkan jika terapi drainase yang diberikan harus berulang akibat
efusi berkelanjutan.
Terapi operatif menjadi solusi jika terapi lainnya belum memberikan hasil yang baik sehingga pasien
perlu dirujuk ke dokter bedah untuk mengatasi efusi pada pasien
TINJAUAN PUSTAKA
Komplikasi

Empyema
Pneumothorax
Atelektasis
Fibrothorax
Efusi berulang

Prognosis
Prognosisnya tergantung pada penyebab efusi pleura. Efusi jinak dapat disembuhkan, namun jika
penyebabnya adalah keganasan, prognosisnya sangat buruk. Ciri lain dari efusi pleura adalah kekambuhan
yang juga dapat terjadi pada penyakit jinak seperti lupus, uremia, dan artritis reumatoid. Jika efusi pleura
tidak terkuras, dapat menyebabkan dispnea dan bahkan empiema
ANALISIS KASUS

Pasien laki-laki dengan inisial Tn. MY usia 62 tahun datang kerumah sakit dengan keluhan sesak napas yang
dikeluhkan sejak 5 bulan terakhir sebelum masuk rumah sakit dan memberat sejak 10 hari terakhir. Sesak
nafas memberat saat beraktivitas. Sesak napas tidak disertai mengi & tidak dipengaruhi oleh cuaca & debu.
Pasien mengeluhkan sesak napas berkurang ketika tidur dengan posisi miring ke kiri. Sesak yang dialami
pasien tidak berkurang dengan istirahat. Pasien juga mengeluhkan mudah lelah sejak 1 bulan terakhir. Pasien
merasa lelah dengan aktivitas yang ringan seperti saat menaiki tangga. Pasien juga mengeluhkan batuk
sejak 1 bulan yang lalu, batuk tidak berdahak dan tidak berdarah. Mual, muntah, demam serta BAB cair
disangkal. Pasien juga menyangkal riwayat dada berdebar dan gemetaran. Pasien memiliki riwayat ADHF
dan efusi pleura yang sudah diambil cairannya sebelumnya dengan drainage.
ANALISIS KASUS

Dari hasil anamnesis tersebut, pasien mengalami sesak napas, batuk, dan mudah lelah akibat gangguan
pada sistem respirasi yang dicurigai akibat adanya cairan dan bukan karena alergi karena tidak dipengaruhi
oleh cuaca dan debu. Sesak napas juga tidak diakibatkan gangguan kardiovaskular karena tidak ada tanda
masalah pada jantung serta keluhan tidak membaik dengan istirahat. Pada pasien ini terdapat riwayat efusi
pleura berulang dan penyakit kardiovaskular, yaitu ADHF, yang menjadi perberatan penyakit pada pasien ini.
Pasien mengatakan lebih nyaman tidur ketika menghadap ke kiri. Pasien dengan efusi pleura akan lebih
nyaman tidur ketika sisi yang sakit berada di bawah, batuk dapat disebabkan oleh rangsangan pada pleura
oleh karena cairan pleura yang berlebihan, proses inflamasi ataupun massa pada paru-paru. Pasien
diketahui tidak mempunyai riwayat batuk & sesak napas disertai mengi sebelumnya.
ANALISIS KASUS

Pemeriksaan penunjang yang dilakukan adalah foto thoraks, USG thoraks, analisa cairan pleura, dan
pemeriksaan laboratorium darah. Pemeriksaan foto thoraks dilakukan dengan proyeksi AP, ditemukan
adanya perselubungan homogen pada hemithoraks kiri dengan sinus costophrenicus kiri tumpul. Bila masih
meragukan dapat dimintakan pula pada posisi lateral dengan sisi yang sakit di depan. Perselubungan
homogen pada bagian hemithorax sinistra menunjukkan kesan efusi pleura. Selanjutnya dilakukan
pemeriksaan USG thoraks dengan kesan efusi pleura sinistra. Pemeriksaan USG thoraks digunakan sebagai
guide untuk mencari lokasi terjadinya penumpukan cairan pleura yang akan dilakukan punksi. Pemeriksaan
USG thorax kembali dilakukan setelah beberapa hari rawatan dan post torakosintesis untuk mengevaluasi
ulang cairan pada pleura. Pada pemeriksaan analisa cairan pleura didapatkan jenis cairan eksudat.
ANALISIS KASUS

Pada pasien ini, eksudat diduga diakibatkan oleh keganasan yang dialami pasien yang telah bermetastasis
ke paru-paru. Pada hasil pemeriksaan laboratorium darah, terdapat peningkatan sedikit pada kadar
albumin, D-dimer, dan RDW. Pada pemeriksaan patologi anatomi menunjukan keganasan berupa
adenocarcinoma dengan peradangan dan metastasis. Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang yang dilakukan pasien didiagnosa dengan efusi pleura sinistra dan
adenocarcinoma stage IV.
ANALISIS KASUS

Efusi pleura pada pasien ini ditandai dengan gejala sesak nafas, serta batuk dan mudah lelah dengan hasil
foto thoraks tampak adanya perselubungan homogen di lapangan paru kiri disertai sinus costophrenicus
yang tumpul. Pasien telah diberikan tatalaksana berupa Codein 10 mg/8 jam PO dan Valsartan 80mg/24 jam
IV serta CPG 75 mg/24 jam PO. Codein merupakan obat golongan opioid yang berfungsi untuk meredakan
nyeri, mulai dari yang ringan hingga sedang, juga dapat digunakan untuk meredakan batuk. Valsartan dan
CPG merupakan obat penghambat reseptor angiotensin / Angiotensin Reseptor Blocker (ARB) yang
bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah dimana kita tahu pasien memiliki riwayat ADHF sebelumnya.
Pasien juga telah dilakukan pemasangan pig tail dan pleurodesis yang merupakan prosedur untuk
mengeluarkan cairan dari rongga pleura sebanyak 40 cc cairan dengan warna x. xantochrome. Pasien juga
di konsul ke bedah onkologi untuk rencana kemoterapi.
KESIMPULAN
Efusi pelura merupakan suatu manifestasi umum dari penyakit pleura primer dan sekunder.
Efusi pleura terjadi karena adanya suatu cairan berlebih dalam rongga pleura. Akumulasi
cairan pada rongga pleura yang berlebih terjadi karena adanya kondisi yaitu peningkatan
tekanan hidrostatik, peningkatan permeabilitas vaskuler, penurunan tekanan osmotik,
peningkatan tekanan negatif intrapleural, dan penurunan sistem drainase limfatik.

Terapi yang diberikan sesuai dengan etiologi dan suportif untuk mengatasi manifestasi efusi
yang terjadi. Kasus pasien ini didiagnosis dengan efusi pleura sinistra et causa malignancy
yang didukung oleh hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang yang
ditemukan pada pasien sehingga penatalaksanaan utama pada pasien ini adalah berupa
terapi punksi pleura (torakosintesis) evakuasi, terapi simtomatis, dan rencana kemoterapi
sebagai pengobatan kausal.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai