Anda di halaman 1dari 3

1.

Apa saja yang termasuk ke dalam Pajak Masukan yang tidak dapat
dikreditkan?
2. Apakah atas kegiatan membangun sendiri PPN terutang yang telah
disetor harus
3. PT. Munirah adalah PKP yang bergerak di bidang penjualan elektronik
di Makassar. Selama bulan Juli 2014 melakukan transaksi sebagai berikut :
• Penjualan langsung ke konsumen sebanyak Rp. 1.400.000.000
• Penyerahan barang elektronik kepada Pemkot Makassar sebesar Rp.
440.000.000 (sudah termasuk PPN)
• Menyumbangkan ke panti asuhan 1 buah TV seharga Rp. 4.000.000
termasuk keuntungan sebesar Rp. 400.000
• Membangun gudang elektronik seluas 500 meter persegi di kawasan
pergudangan sendiri Rp. 350.000.000

o Selanjutnya terdapat transaksi tambahan selama bulan Juli sebagai


berikut :
• Mengimpor barang elektronik dari amerika seharga US$ 100.000;
Asuransi US$ 1.000; ongkos angkut ke Makassar US$ 2.000. bea masuk
sebesar 10% dari CIF dan bea masuk tambahan sebesar 4% dari CIF
(belum memiliki API dan barang elektronik tersebut termasuk barang
mewah dengan tarif 30%; diasumsikan kurs pajak terhadap US$ adalah
Rp. 7.200
• Membeli sebuah mobil box pengangkut barang seharga Rp. 220.000.000
dan sebuah mobil sedan untuk direktur sebesar Rp. 330.000.000 (harga
kedua kendaraan tersebut sudah termasuk PPN) Diminta :
a. Hitung PPN dan PPnBM atas transaksi di atas
b. Berapakah PPN yang harus disetor ?
1. Pajak Masukan Yang Tidak Dapat Dikreditkan adalah Pajak Masukan atas
:
a. Perolehan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak sebelum pengusaha
dikukuhkan sbg Pengusaha Kena Pajak.
b. Perolehan BKP atau JKP yg tdk mempunyai hubungan langsung dgn
kegiatan usaha.
c. Perolehan & pemeliharaan kendaraan bermotor sedan, jeep, station
wagon, van dan combi kecuali merupakan barang dagang atau
disewakan.
d. Pemanfaatan BKP tdk berwujud atau JKP dr luar Daerah Pabean sebelum
pengusaha dikukuhkan sbg PKP
e. Perolehan BKP atau JKP yg bukti pungutannya Faktur Pajak Sederhana.
f. Perolehan BKP atau JKP yg Faktur Pajak-nya tdk memenuhi ketentuan.
g. Pemanfaatan BKP tdk berwujud atau JKP dr luar Daerah Pabean yg
Faktur Pajaknya tdk memenuhi ketentuan
h. Perolehan BKP atau JKP yg Pajak Masukannya ditagih dgn penerbitan
ketetapan pajak.
i. Perolehan BKP atau JKP yg Pajak Masukannya tdk dilaporkan dlm SPT
Masa PPN, yg ditemukan pd waktu dilakukan pemeriksaan.
2. PPN atas kegiatan membangun sendiri yang telah disetor harus
dilaporkan dengan cara sebagai berikut:
a. Bagi pengusaha (OP atau Badan) yang bukan Pengusaha Kena Pajak
melaporkan bukti setoran pajak (Surat Setoran Pajak) ke Kantor Pelayanan
Pajak lokasi bangunan didirikan.
b. Sedangkan bagi PKP dapat dilaporkan di Kantor Pelayanan Pajak
ditempat PKP dikukuhkan melalui SPT Masa PPN setiap Masa Pajak
pelaksanaan kegiatan membangun sendiri
Jawaban Soal PART A 3
a. Penjualan langsung ke konsumen sebanyak Rp. 1.400.000.000
PPN = 10% x 1.400.000.000 = Rp. 140.000.000 (PPN keluaran)
b. Penyerahan barang elektronik kepada Pemkot Makassar sebesar Rp.
440.000.000 (sudah termasuk PPN)
DPP = 100/110 x 440.000.000 = Rp. 400.000.000
PPN = 10% x 400.000.000 = Rp. 40.000.000 (PPN Keluaran)
c. Menyumbangkan ke panti asuhan 1 buah TV seharga Rp. 4.000.000
termasuk keuntungan sebesar Rp. 400.000
DPP = 4.000.000 - 400.000 = Rp. 3.600.000
PPN = 10% x 3.600.000 = Rp. 360.000 (PPN keluaran)
d. Membangun gudang elektronik seluas 500 meter persegi di kawasan
pergudangan sendiri Rp. 350.000.000
DPP = 20% x 350.000.000 = Rp. 70.000.000
PPN = 10% x 70.000.000 = Rp. 7.000.000 (PPN keluaran) Transaksi
• tambahan selama bulan Juli :
Cost = US$ 100.000 x Rp. 7.200 = Rp. 720.000.000
Insurance = US$ 1.000 x Rp. 7.200 = Rp. 7. 200.000
Freight = US$ 2.000 x Rp. 7.200 = Rp 14.400.000
TOTAL CIF (cost + insurance + freight) = Rp. 741.600.000
Bea masuk (10% dari CIF) = Rp. 74.160.000
Bea masuk tambahan (4% dari CIF) = Rp. 29.664.000
Nilai Impor (CIF+bea masuk+bea tambahan) = Rp. 845.424.000
PPN = 10% x Nilai impor = 10% x 845.424.000 = Rp. 84. 542 400 (PPN
masukan)
PPnBM = 30% x Nilai impor = 30% x 845.424.000 = Rp. 253.627.200

• Jawaban soal 3 part B Pembelian mobil box


DPP = 100/110 x 220.000.000 = Rp. 200.000.000
PPN = 10% x 200.000.000 = Rp. 20.000.000 (PPN masukan) Pembelian
mobil sedan untuk direktur
DPP = 100/110 x 330.000.000 = Rp. 300.000.000
PPN = 10% x 300.000.000 = Rp. 30.000.000

Catatan : karena perhitungan PPN ini adalah untuk Perusahaan maka, pembelian
mobil sedan untuk direktur tidak boleh dibebankan/dihitung dalam penghitungan
nilai PPN yang harus disetor nantinya.
Berapakah PPN yang harus disetor ?
PPN keluaran = 140.000.000 + 40.000.000 + 360.000 + 7.000.000 =
Rp.187.360.000
PPN masukan = 84. 542 400 + 20.000.000 = Rp. 104.542.400
Jika PPN keluaran > PPN masukan maka disebut PPN kurang bayar. Namun, jika
PPN keluaran < PPN masukan maka disebut PPN lebih bayar.
Dalam kasus ini, PPN keluaran > PPN masukan maka :
PPN kurang bayar = 187.360.000 - 104.542.400 = Rp. 82.817.600

Jadi, PPN yang harus disetor oleh PT. Munirah adalah Rp. 82.817.600

Anda mungkin juga menyukai