Nama : Harmawan
Hakikat Ilmu
Definisi Ilmu
Ilmu berasal dari bahasa Arab, ‘alama, ya’lamu, ilman yang berarti mengerti ,
memahami benar-benar atau pengetahuan. Dalam bahasa Indonesia, ilmu sering
disamakan dengan sains yang berasal dari bahasa Inggris “science”. Kata “science”
itu sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu “scio”, “scire” berarti pengetahuan.
“Science”dari bahasa Latin “scientia”, artinya “pengetahuan” adalah aktivitas yang
sistematis yang membangun dan mengatur pengetahuan dalam bentuk
penjelasan dan prediksi tentang alam semesta. Berdasarkan Oxford Dictionary,
ilmu didefinisikan sebagai aktivitas intelektual dan praktis yang meliputi studi
sistematis tentang struktur dan perilaku dari dunia fisik dan alam melalui
pengamatan dan percobaan.
Jadi, berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa ilmu bukan sekedar
pengetahuan (knowledge), tetapi merupakan rangkuman dari sekumpulan
pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati, berlaku umum dan
diperoleh melalui serangkaian prosedur sistematik, diuji dengan seperangkat
metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu.
2. Ilmu itu bersifat objektif, artinya ilmu pengetahuan didukung oleh bukti-
bukti (evidences) yang dapat diverifikasi untuk menjamin keabsahannya.
4. Ilmu bersifat umum (universal) dan terbuka, artinya harus dapat dipelajari
oleh tiap orang, bukan untuk sekelompok orang tertentu.
2. Verifiability Sains bersandar pada data indra, yaitu data yang dikumpulkan
melalui indera kita, yaitu mata, telinga, hidung, lidah, dan sentuhan.
3. Netralitas Etis Sains bersifat etis netral. Ilmu hanya mencari pengetahuan
Bagaimana pengetahuan ini akan digunakan akan ditentukan oleh nilai-nilai
kemasyarakatan. Pengetahuan dapat digunakan berbeda.
Fungsi Ilmu
a. To Describe (mendeskripsikan)
b. To Explain (menjelaskan)
c. To Predict (memprediksikan)
2) mengurutkan dan menimbang dan atau menilai alternatif mana yang dapat
menjawab permasalahan,
3) memutuskan,
1. Identify the problem or opportunity. Pada fase ini, hal penting yang harus
diperhatikan adalah jangan melihat problem yang muncul dipermukaan saja, tapi
juga faktor-faktor penyebab munculnya masalah tersebut. Dengan mengetahui
penyebabnya, akan sangat membantu dalam menemukan solusi.
4. Choose and implement the best alternative fase ini merupakan bagian tersulit
yang harus dilakukan oleh seorang pengambil keputusan. Namun, dengan
mengikuti prosedur yang runut dan rinci dan berorientasi pada penyelesaian
masalah, dapat diyakini akan mengahsilkan keputusan yang memuaskan.
POSISI/KEDUDUKAN.
Pendapat lain.
1. Terlalu terburu-buru
Hal ini karena dalam melakukan hal-hal tersebut, otak perlu menelaah masalah,
mencari berbagai solusi, mempertimbangkan bagaimana baik dan buruknya
tindakan tersebut secara akurat, hingga memberikan penilaian atau evaluasi
terhadap yang telah dilakukan.
Apabila kita merasa terburu-buru dan salah satu proses tersebut terlewati, maka
keputusan yang diambil bisa jadi merupakan pilihan yang buruk. Kamu juga bisa
mempertimbangkan masukan dari orang-orang yang ada di sekitarmu.
Menjadi orang yang optimis itu memang baik, namun ternyata tidak selalu
menguntungkan di sejumlah situasi. Terlebih jika rasa optimis tersebut sudah
kelewat batas dalam diri kamu sehingga membatasi logika dalam
mempertimbangkan segala konsekuensi.
Hal ini termasuk mengabaikan risiko yang mungkin saja terjadi dalam sebuah
keputusan dan terlalu yakin bahwa segala hal buruk tidak akan terjadi. Kalaupun
terjadi, orang yang terlalu optimis cenderung akan menyalahkan faktor internal
dari orang lain.
3. Sedang multi-tasking
4. Adanya distraksi
Salah satu faktor dari pembuatan keputusan yang salah juga dapat diketahui dari
adanya distraksi yang dialami seseorang. Misanya kamu sedang berpikir untuk
mengambil keputusan lalu tiba-tiba malah mengecek handphone dan membuka
sosial media.
Tentunya hal tersebut akan mengganggu kinerja otak untuk tetap fokus. Bisa saja
karena langsung mengecek handphone, kamu akan langsung lupa dengan apa
yang tadinya ingin dilakukan atau diputuskan.
Begitu banyak pilihan juga akan membuat seseorang menjadi ragu untuk
menentukan keputusan mana yang sekiranya baik. Oleh karenanya, membuat
daftar pro dan kontra dari setiap pilihan yang dipertimbangkan adalah hal yang
perlu kamu lakukan.
Sayangnya, tidak semua orang mau dan mampu mengambil langkah ini. Sebagai
contoh dengan cara mengambil catatan dan menuliskan semua pilihan dalam
daftar lalu merenungkan kembali pilihan mana yang benar-benar terbaik.
Kondisi emosi seseorang juga bisa menjadi penyebab terjadinya kesalahan dalam
pengambilan suatu keputusan. Sebagai contoh ketika kondisi emosi sedang
negatif, kamu akan cenderung lebih impulsif, dan bertindak secara tiba-tiba tanpa
memikirkan konsekuensi yang akan terjadi.