”BUDAYA”
Kebudayaan asli Tuban beragam, salah satunya adalah sandur. Budaya lainnya adalah Reog
yang banyak ditemui di Kecamatan Jatirogo. Namun ada hal menarik ketika memperingati Haul
Sunan Bonang, dimana ribuan umat muslim dari seluruh Indonesia tumpah ruah memadatai
kota khususnya kompleks pemakaman Sunan Bonang. Ada juga Ulang Tahun Klenteng Kwan
Sing Bio yang sudah masuk dalam agenda kota dan ada juga sedekah bumi bagi masyarakat
pesisir.
”MAKANAN”
”CIRI KHAS”
1. Warga masyarakat kota Tuban terbiasa hidup bergotong-royong dalam berbagai aktivitas.
Pernahkah anda jumpai masyarakat warga kota Tuban saling membantu saat tetangga
mereka sedang memperbaiki rumah? Hal itu adalah pemandangan yang biasa terlihat.
Saling bahu membahu dalam berbagai kegiatan termasuk aktivitas sosial merupakan hal
biasa yang sudah lazim terlihat. Kebiasaan untuk saling tolong-menolong telah merasuk
dalam jiwa masyarakat Kota Tuban dan menjadi salah satu daya tarik tersendiri yang
membedakan warga kota ini dengan kota lainnya. Dalam setiap acara sosial, warga
masyarakat Kota Tuban tidak perlu diundang. Saat mereka melihat atau mendengar
tetangga mereka akan punya hajat atau yang dalam bahasa Jawa dikenal dengan nama
“Duwe Gawe”, maka para tetangga tanpa di komando akan langsung berdatangan.
Mereka saling membantu tanpa pamrih. Sejak zaman dahulu kala ketika Kota Tuban
masih berupa Kerajaan, masyarakat kota Tuban telah terbiasa hidup dalam tatanan
masyarakat yang penuh dengan jiwa sosial. Sifat turun temurun tersebut masih tercermin
hingga kini. Sebuah sikap yang menjadikan warga Masyarakat Kota Tuban menjadi luar
biasa bermutu. Orang tuaku yang juga warga Kota Tuban selalu berkata “Lebih penting
memiliki jiwa yang baik daripada pandai tapi sama sekali tidak punya hati”. Sebuah
petuah yang diajarkan para orang tua warga masyarakat Kota Tuban.
2. Warga Masyarakat Kota Tuban adalah Pekerja Keras. Dengan keterbatasan ekonomi,
warga Kota Tuban pantang untuk menyerah. Segala cara yang halal ditempuh untuk tetap
melanjutkan hidup. Mayoritas warga Kota Tuban bukanlah orang yang mampu dalam
standar finansial pada umumnya namun mereka tetap semangat dalam menjalani hidup.
Petani yang bekerja di sawah untuk menghidupi anak istrinya sama sekali tak mengeluh
meski keadaan ekonomi cenderung membuat mereka hidup serba pas-pasan. Nelayan
yang melaut mencari ikan pantang pulang sebelum hasil ada di tangan. Sikap pekerja
keras warga masyarakat Kota Tuban merupakan warisan leluhur yang masih tercermin
hingga kini.
3. Warga Masyarakat Kota Tuban adalah pejuang pemberani. Kala penjajahan
mencengkeram erat bumi pertiwi, warga masyarakat Kota Tuban tak pernah surut
berjuang mempertahankan kemerdekaan. Mereka lebih baik gugur daripada hidup
terjajah. Sikap pemberani ini telah terlihat sejak masa kepemimpinan Adipati
Ronggolawe di Kerajaan Majapahit. Warga masyarakat Kota Tuban selalu siap berjuang
saat diperlukan. Mereka selalu ingat pesan para leluhur mereka yang telah berjuang lebih
dulu dalam mempertahankan kemerdekaan. “Selalu siap demi kebenaran” adalah moto
warga masyarakat Kota Tuban yang tak pernah tertuliskan namun terpatri dalam tiap
sanubari.