Cerita bermula ketika si kancil yang sedang mencari makan di hutan,
melihat banyak pohon yang sudah berbuah di area di seberang sungai. Namun karena aliran air sungai yang deras, kancil kesulitan untuk menyeberang. Sungai tersebut juga menjadi tempat tinggal dari para buaya. Lantas ia menemukan ide cemerlang dan memanggil seekor buaya. “Hey, buaya keluarlah! Aku punya kabar gembira!” seru si kancil. Buaya pun datang menghampirinya, kemudian kancil bercerita bahwa ia memiliki daging segar dan hendak membagikannya untuk seluruh buaya di sungai. Kancil kemudian menyuruh buaya tersebut untuk memanggil teman- temannya yang lain, agar mereka juga mendapatkan daging segar tersebut. Mendengar hal itu, si buaya lantas memanggil teman-temannya. Agar bisa membagikan daging dengan adil, si kancil meminta para buaya untuk berjejer rapi. “Berbarislah agar aku bisa menghitung berapa jumlah kalian,” perintahnya. Para buaya yang percaya lantas mulai berbaris membentuk jembatan dari tepi sungai hingga ke tepi wilayah di seberangnya. Kesempatan ini kemudian digunakan oleh si kancil untuk menyeberang sungai sambil berpura-pura menghitung jumlah buaya. Sesampainya di seberang, ia pun tertawa terbahak-bahak. “Sebenarnya aku tidak punya daging, aku hanya membutuhkan bantuan kalian untung menyebarang! Hahaha” kata kancil. Para buaya pun marah dan mencoba menangkapnya, sayangnya si kancil sudah terlanjur lari menjauh dari tepian sungai. 2. Contoh kisah fiksi tentang kerajaan: Raja yang Gemuk dan Anjing yang Kurus
Alkisah terdapat sebuah kerajaan yang dipimpin oleh seorang raja.
Raja tersebut bertubuh gemuk karena ia hobi makan. Raja yang gemuk itu memiliki seekor anjing peliharaan yang kurus. Suatu saat, sang raja memutuskan pergi bersama anjingnya yang kurus untuk bertamasya di sebuah hutan. Sesampainya di sana, si anjing melihat seekor burung yang terbang ke sana ke mari sehingga menarik perhatiannya. Lalu, anjing itu berlari untuk menangkap burung tersebut. Sang raja yang melihat hewan peliharaannya mengejar seekor burung, lantas mulai berlari mengejar anjing peliharaannya. Mereka berlari dan terus berlari. Mereka berlari selama beberapa hari tak kenal waktu. Sampai akhirnya, kemudian sang raja berhasil menangkap anjing itu. Karena sang raja terus berlari selama berhari-hari untuk menangkap anjingnya, tubuhnya pun kini menjadi kurus. Ia bukan lagi raja yang gemuk sekarang.
3. Contoh cerita fiksi tentang cinta: Aku Cinta Ibuku
Di dalam rahim ibu, aku menghisap tenaganya. Namun, ibu tidak
menyerah meski semua tenaganya kuhabiskan. Ibu menyisakan sedikit untuk dirinya, banyak untukku, di hari itu. Masa sembilan bulan yang berat dan melelahkan terasa seperti bertahun-tahun lamanya. Ibu, oh Ibu. Engkau kumpulkan sisa-sisa tenagamu untuk membawaku ke dunia yang muram ini. Engkau memilih kelaparan agar aku kenyang. Engkau compang-camping agar aku bisa berpakaian layak. Ibu rela miskin agar aku kaya. Ibu rela tidur di tikar agar aku dapat terlelap di kasur. Ibu rela terjaga agar aku terlelap dengan nyenyak. Aku cinta padamu Ibu, aku cinta padamu.
4. legenda: Danau Toba
Alkisah pada zaman dahulu kala, hiduplah seorang pria bernama
Toba. Suatu hari, ia hendak pergi memancing ikan di danau. Namun, saat memancing, Toba ternyata mendapatkan seekor ikan mas. Ikan tersebut lantas di bawanya pulang ke rumah. Sesampainya di rumah, saat hendak dimasak, ikan mas tersebut tiba- tiba berubah menjadi seorang putri yang cantik jelita. Putri tersebut kemudian berterima kasih kepada Toba karena telah membebaskannya. Sang putri lantas bersedia dipersunting dan menjadi istri Toba. Namun ia mengajukan syarat, bahwa Toba tidak boleh menceritakan asal-usulnya. Mereka akhirnya menikah dan dikaruniai seorang anak laki-laki bernama Samosir. Samosir tumbuh menjadi anak yang aktif namun sedikit nakal. Suatu ketika, Samosir diminta oleh ibunya agar mengantarkan bekal makan siang untuk ayahnya yang bekerja di ladang. Saat di pertangahan jalan, Samosir yang merasa lapar lantas memakan bekal makan siang tersebut hingga tersisa sedikit. Ketika bekal tersebut diberikan kepada ayahnya, sang ayah terkejut karena bekal yang dibawakan hanya sedikit. Merasa kecewa, Toba lalu memarahi anaknya, Samosir. Karena terbawa emosi, Toba menyebut Samosir sebagai anak ikan yang tidak tahu diuntung. Ia telah melanggar janjinya kepada istrinya dahulu. Mendengar ucapan ayahnya, Samosir kaget dan merasa sedih. Ia lantas pulang dan mengadu kepada ibunya. Mengetahui bahwa janjinya telah dilanggar oleh sang suami, Samosir dan ibunya tiba-tiba menghilang. Tidak lama, munculnya sebuah semburan air dahsyat di dekat tempat tinggal mereka. Semburan tersebut kemudian berubah menjadi sebuah danau yang kini dikenal dengan nama Danau Toba. Sementara pulai kecil di tengah danau tersebut diberi nama Pulau Samosir.