Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN MAGANG

EFEKTIVITAS PENYELENGGARAAN PELATIHAN DENGAN METODE


PEMBELAJARAN JARAK JAUH (DISTANCE LEARNING) PADA BADAN
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA KEMENTERIAN PEKERJAAN
UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

Ditujukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Praktek Kerja Lapangan (PKL)

DISUSUN OLEH:
ADELIA SRI WARDHANI
18110222

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PEMBANGUNAN NEGARA


POLITEKNIK STIA LAN BANDUNG
2021
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Adelia Sri Wardhani


18110222

Program Studi Sarjana Terapan


Administrasi Pembangunan Negara
Politeknik STIA LAN Bandung

Judul Laporan
EFEKTIVITAS PENYELENGGARAAN PELATIHAN DENGAN METODE
PEMBELAJARAN JARAK JAUH (DISTANCE LEARNING) PADA BADAN
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA KEMENTERIAN PEKERJAAN
UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

Menyetujui untuk dipertahankan pada Seminar Hasil Magang


Pada tanggal…………….

Pembimbing,

Siti Widharetni Mursalim, S.IP., M.Si.

ii
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa atas limpahan
rahmat dan kasih sayang-Nya. Tidak pula shalawat dan salam senantiasa tercurahkan bagi
Rasulullah Saw. Kegiatan magang dari Politeknik STIA LAN Bandung dilakukan sebagai
sarana untuk mengenalkan mahasiswa pada kondisi nyata di lapangan. Proses magang
sekaligus menjadi syarat bagi mahasiswa untuk bisa menyesuaikan studi di Politeknik STIA
LAN Bandung.

Selama proses magang yang berlangsung pada 13 September-8 November 2021,


mahasiswa berkesempatan terjun langsung dalam monitoring dan evaluasi pelatihan yang ada
di Pusat Pengembangan Kompetensi (Pusbangkom) Sumber Daya Air dan Permukiman
BPSDM, Kementerian PUPR. Pada laporan magang akan dijabarkan mengenai Efektivitas
Penyelenggaraan Pelatihan dengan Metode Pembelajaran Jarak Jauh (Distance Learning)
Secara Daring di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Dengan itu, kami berharap
laporan hasil magang ini dapat memberikan dampak positif serta motivasi bagi mahasiswa
dan pembaca.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang
terkait dengan kegiatan magang. Ucapan terima kasih kami tujukan kepada:

1. Ir. H. Ruhban Ruzziyatno, MT. selaku Kepala Pusbangkom SDA dan Permukiman
2. Yana Suryana, S.E. selaku Kepala Sub Bagian Tata Usaha
3. Djadjat Djatnika, SE., MM. Selaku Kepala Sub Koordinator Bidang Pelaporan dan
Evaluasi serta selaku Pembimbing Lapangan
4. Siti Widharetno Mursalim, S.IP., M.Si. Selaku Dosen Pembimbing

Susunan Laporan Magang ini telah dibuat dengan sebaik-baiknya dan semaksimal, tetapi
penulis menyadari masih banyak kekurangan didalamnya. Oleh karenanya, jika ada kritik
maupun saran dimana yang sifatnya membangun bagi penulis, maka dengan senang hati akan
penulis terima.

Bandung, November 2021

Penulis,

(Adelia Sri Wardhani)


iii
DAFTAR ISI

PERSETUJUAN PEMBIMBING........................................................................ii
KATA PENGANTAR..........................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
DAFTAR TABEL..................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................vi
DAFTAR SINGKATAN......................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Tujuan........................................................................................................3
1.3 Manfaat......................................................................................................4
1.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan................................................................4
BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI....................................................5
2.1 Profil Singkat Instansi...............................................................................5
2.2 Struktur Organisasi....................................................................................5
2.3 Profil Bidang Penempatan Magang...........................................................7
BAB III PEMBAHASAN....................................................................................14
3.1 Ruang Lingkup Magang..........................................................................14
3.2 Kegiatan Magang....................................................................................14
3.3 Kendala yang dihadapi............................................................................18
3.4 Analisis Mengatasi Kendala....................................................................20
BAB IV PENUTUP..............................................................................................23
A. Simpulan.....................................................................................................23
B. Saran............................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................25
LAMPIRAN..........................................................................................................26

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Bidang Pelatihan......................................................................................9


Tabel 3.1 Kegiatan Magang dengan Skema Analis Kebijakan..............................15

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur Organisasi BPSDM................................................................7


Gambar 2.2 Peta Wilayah Indonesia........................................................................8
Gambar 3.1 Pejabat Inti.........................................................................................16
Gambar 3.2 Menyanyikan Lagu Indonesia Raya...................................................16
Gambar 3.3 Menyanyikan Mars PUPR..................................................................16
Gambar 3.4 Hadirin Acara Pembukaan.................................................................16
Gambar 3.5 Arahan Program7
Gambar 3.6 e-Pelatihan7
Gambar 3.7 Pejabat Inti7
Gambar 3.8 Pembacaan Kesan dan Pesan7
Gambar 3.9 Menyanyikan Lagu Bagimu Negeri8
Gambar 3.10 Contoh Rekap Monitoring 8
Gambar 3.11 Online Chat Peserta9
Gambar 3.12 Mengikuti Kegiatan Lain9
Gambar 3.13 Online Chat Peserta Izin20

vi
DAFTAR SINGKATAN

BPSDM : Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia

PUPR : Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

PSBB : Pembatasan Sosial Berskala Besar

ASN : Aparatur Sipil Negara

PNS : Pegawai Negeri Sipil

JP : Jam Pelajaran

Bapekom : Badan Pengembangan Kompetensi

DED : Detail Engineering Design

SPAM : Sistem Penyediaan Air Minum

WFO : Work From Office

Unor : Unit Kerja di Bawah Unit Organisasi

Pusbangkom SDAP : Pusat Pengembangan Kompetensi Sumber Daya Air dan


Permukiman

vii
DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran 1 Proses Monitoring Pelatihan


2. Lampiran 2 Surat Pemberitahuan Pelatihan26
3. Lampiran 3 Conroh Jadwal Pelatihan27
4. Lampiran 4 Widyaiswara Pelatihan27
5. Lampiran 5 Bimbingan Lapangan Magang 27
6. Surat Persetujuan Magang Program Studi
7. Surat Keterangan Menyelesaikan Magang
8. Formulir Konsultasi Bimbingan Magang
9. Logbook Kegiatan Harian
10. Formulir Agenda Kegiatan Magang

viii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pandemi Covid-19 memberikan dampak yang besar terhadap


Indonesia, yang berpengaruh kepada seluruh sektor kehidupan. Sejak penetapan
angka kedaruratan kesehatan masyarakat Covid-19 dan adanya kebijakan
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) maka perilaku kehidupan kita harus
dilakukan sesuai dengan protokol kesehatan sebagaimana yang telah ditentukan.
Demikian pula dengan sistem pendidikan di Indonesia yang mengharuskan
pembelajaran dilaksanakan dengan metode jarak jauh (Distance Learning)
membuat proses belajar mengajar menjadi fleksibelitas dalam waktu dan tempat
yang berbeda. Kebijakan tersebut diterapkan untuk menghindari kerumunan
masyarakat, namun proses pembelajaran tetap berlangsung (Liliek Widodo,
2020)
Dalam rangka menjamin kualitas pelaksanaan pelatihan pada masa
pandemi Covid-19, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
mengembangkan beberapa metode pelatihan, salah satunya dengan metode
pembelajaran jarak jauh (Distance Learning) secara daring melalui zoom
meeting dan e-Pelatihan. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
tentang Aparatur Sipil Negara, Manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN)
dilakukan berdasarkan kualifikasi, kompetensi, dan kinerja. Dalam hal ini setiap
Aparatur Sipil Negara wajib mempunyai kualifikasi, kompetensi, dan kinerja
sesuai dengan persyaratan. Salah satu upaya dalam manajemen ASN untuk
pengembangan kompetensi dilaksanakan melalui penyelenggaraan pelatihan,
oleh sebab itu setiap ASN mempunyai hak untuk mengikuti pelatihan.
Pentingnya pelatihan dalam upaya pengembangan kompetensi, maka pelatihan
harus diselenggarakan dengan tetap menjaga kualitas supaya peserta dapat
belajar tanpa dibatasi tempat dan waktu (Surat Edaran 02/SE/KM/2019).
Pembelajaran jarak jauh (Distance Learning) dilakukan secara daring
menjadikan tantangan tersendiri yang harus dihadapi Badan Pengembangan
Sumber Daya Manusia untuk menumbuhkan kompetensi ASN PUPR yang

1
tersebar diseluruh Indonesia dengan jumlah yang cukup banyak. Berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 11 tahun 2017 tentang Manajemen PNS pasal 203
pada ayat (3) setiap Pegawai Negeri Sipil (PNS) mempunyai hak dan
kesempatan yang setara untuk mengikuti dalam pengembangan kompetensi
dengan memperhatikan hasil penilaian kinerja dan penilaian kompetensi yang
berhubungan, serta pada ayat (4) pengembangan kompetensi bagi setiap PNS
dilaksanakan minimum 20 jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun, oleh karena itu
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia perlu memberikan kesempatan
dalam upaya peningkatan kompetensi setiap PNS untuk mengikuti
pengembangan kompetensi minimum 20 Jam Pelajaran (JP) setiap tahun (Surat
Edaran 04/SE/KM/2020:2). Dengan jumlah sumber daya manusia yang sangat
banyak serta untuk pemenuhan hak PNS berlandaskan peraturan pemerintah
tersebut, pengembangan kompetensi dilaksanakan dengan metode distance
learning perlu dikembangkan. Dengan adanya hal ini pengembangan
kompetensi dapat lebih mudah dilakukan dan mudah diikuti oleh seluruh
sumber daya manusia bidang PUPR.
Pelaksanaan pengembangan pelatihan Pusat Pengembangan
Kompetensi Sumber Daya Air dan Permukiman dengan pembelajaran jarak jauh
dilaksanakan berdasarkan jadwal masing-masing Balai Pengembangan
Kompetensi (Bapekom) mengadakan pelatihan. Terdapat 9 (sembilan) balai
yang tersebar di wilayah Indonesia antara lain Medan, Palembang, Jakarta,
Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Banjarmasin, Makassar, dan Jayapura. Bidang
pelatihan terdiri atas bidang sumber daya air, jasa konstrusi, jalan dan jembatan,
cipta karya/permukiman, perumahan, pengembangan infrastruktur wilayah, dan
manajemen.
Suatu pelaksanaan pengembangan pelatihan dapat dikatakan efektivitas
apabila pendayagunaan kemampuan, prasarana dan fasilitas dalam jumlah
tertentu yang sebelumnya sudah ditentukan untuk mencapai hasil atas pelayanan
yang dijalankan (Sondang, 2008). Efektifitas digunakan untuk melihat
keberhasilan dari sisi tercapai tidaknya sasaran yang telah ditentukan. Dalam
melaksanakan pelatihan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
mengklasifikasikan pelatihan berdasarkan bidang Sumber Daya Air dan
Permukiman. Apabila hasil kegiatan semakin mendekati tujuan, maka semakin
tinggi tingkat efektivitasnya, begitu juga sebaliknya. Pengembangan pelatihan
2
termasuk kedalam efektivitas program yang merupakan pelaksanaan tujuan
untuk memperlihatkan sejauh mana tujuan dari program yang telah ditentukan
(Julia, 2010).
Proses pelaksanaan pembelajaran jarak jauh (Distance Learning) yang
diselenggarakan oleh Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia yang
ditinjau berupa Pelatihan Pejabat Inti Satuan Kerja, Pengawasan Mutu
Pelaksanaan Pekerjaan Irigasi, Pelatihan Rekomendasi Teknik Perizinan Bidang
Sumber Daya Air, serta Teknis Terinci (DED) Sistem Penyediaan Air Minum
(SPAM). Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi dalam pelaksanaan
pelatihan masih terdapat beberapa kendala yang menyebabkan kurang
optimalnya pengembangan pelatihan diantaranya surat pembebasan tugas
peserta pelatihan tidak berlaku untuk mengikuti pelatihan karena dalam faktanya
peserta pelatihan masih dibebani tugas dari instansi terkait, serta pembelajaran
teknis yang seharusnya diikuti peserta pelatihan ke lapangan langsung diubah
menjadi kunjungan lapangan secara live streaming melalui zoom meeting dan
hal ini membuat peserta kurang maksimal dalam meninjau kegiatan di lapangan
Berdasarkan uraian diatas maka penulis memfokuskan studi dengan
melakukan kegiatan magang pada Pusat Pengembangan Kompetensi Sumber
Daya Air dan Permukiman BPSDM, Kementerian PUPR dengan mengangkat
judul “Efektivitas Penyelenggaraan Pelatihan dengan Metode
Pembelajaran Jarak Jauh (Distance Learning) pada Pusat Pengembangan
Kompetensi Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian
PUPR”.

1.2 Tujuan

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas maka laporan


magang yang berjudul Efektivitas Penyelenggaraan Pelatihan dengan Metode
Pembelajaran Jarak Jauh (Distance Learning) pada Pusat Pengembangan Badan
Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian PUPR mempunyai maksud
dan tujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bagaimana Efektifitas Penyelenggaraan Pelatihan dengan
Metode Pembelajaran Jarak Jauh (Distance Learning) pada Pusat
Pengembangan Kompetensi Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kementerian PUPR.

3
2. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab kurang optimalnya Penyelenggaraan
Pelatihan dengan Metode Pembelajaran Jarak Jauh (Distance Learning) pada
Pusat Pengembangan Kompetensi Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kementerian PUPR
3. Untuk mengetahui bagaimana solusi untuk menghadapi permasalahan-
permasalahan dalam Efektivitas Penyelenggaraan Pelatihan dengan Metode
Pembelajaran Jarak Jauh (Distance Learning) pada Badan Pengembangan
Sumber Daya Manusia Kementerian PUPR

1.3 Manfaat

Adapun manfaat laporan magang ini antara lain:


a. Manfaat Teoritis
Hasil laporan ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran dan
dampak positif bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya dibidang ilmu
Administrasi Pembangunan Negara yang berkaitan dengan Efektivitas
Penyelenggaraan Pelatihan dengan Metode Pembelajaran Jarak Jauh (Distance
Learning) pada Pusat Pengembangan Kompetensi Badan Pengembangan
Sumber Daya Manusia Kementerian PUPR
b. Manfaat Praktis
Hasil laporan ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan
masukan bagi Pusat Pengembangan Kompetensi Sumber Daya Air dan
Permukiman BPSDM, Kementerian PUPR khususnya pelaksanaan pelatihan
yang diselenggarakan oleh Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia.

1.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

a. Waktu Pelaksanaan
Kegiatan magang pada Pusat Pengembangan Kompetensi Sumber Daya Air dan
Permukiman BPSDM, Kementerian PUPR dilaksanakan selama 40 hari kerja
terhitung sejak tanggal 13 September 2021 sampai dengan 8 November 2021.
b. Tempat Pelaksanaan
Kegiatan magang dilaksanakan pada Pusat Pengembangan Kompetensi Sumber
Daya Air dan Permukiman BPSDM, Kementerian PUPR, pada Sub Bidang
Koordinator Pelaporan dan Evaluasi yang beralamatkan di Jalan Perumahan dan
Pengembangan Infrastruktur Wilayah, Kementerian PUPR BPSDM. Jl. Abdul

4
Hamid - Cicaheum Bandung. Pelaksanaan magang dilaksanakan secara full
Work From Office (WFO).

5
BAB II

GAMBARAN UMUM ORGANISASI

2.1 Profil Singkat Instansi

Pusat Pengembangan Kompetensi Sumber Daya Air dan Permukiman


atau bisa disebut Pusbangkom SDA dan Permukiman merupakan salah satu
Unit Kerja di bawah Unit Organisasi (Unor) Badan Pengembangan Sumber
Daya Manusia (BPSDM). Pusbangkom SDA dan Permukiman memiliki
tugas melaksanakan penyusunan kebijakan teknis, pelaksanaan
pengembangan, serta sertifikasi kompetensi bidang sumber daya air dan
permukiman (Permen PUPR Nomor 13/PRT/M/2020).
Adapun visi dari Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
sejalan dengan visi Kementerian PUPR tahun 2020-2024 yaitu,
“Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang Andal,
Responsif, Inovatif, dan Profesional dalam Pelayanan Kepada Presiden dan
Wakil Presiden untuk Mewujudkan Visi dan Misi Presiden dan Wakil
Presiden: “Indonesia Maju yang berdaulat, Mandiri, dan Berkeperibadian
Berlandaskan Gotong Royong.” Sedangkan dari ke-5 (lima) misi
Kementerian Pekerja Umum dan Perumahan Rakyat, Pusbangkom SDA dan
Permukiman mengacu pada misi ke-4 (empat) yakni, Meningkatkan kualitas
SDM dalam mendukung penyelenggaraan infrastruktur Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat. Pencapaian misi ke-4 (empat) didukung oleh tujuan dan
sasaran yang dapat dilihat pencapaiannya dari indikator kinerja (Renstra
BPSDM, 2020-2024).

2.2 Struktur Organisasi

Struktur organisasi BPSDM pada periode 2020-2024 disesuaikan


dengan tingkat kebutuhan dalam mencapai sasaran strategis. Struktur
organisasi dibentuk berdasarkan prinsip tepat ukuran dan tepat fungsi
sehingga terpenuhi organisasi kerja yang efektif dan efisien. Pusbangkom
SDA dan Permukiman dibentuk berdasarkan Permen PUPR No.

6
13PRT/M/2020 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian PUPR,
maka pada tahun 2020 terdapat perubahan tugas dan fungsi Pusat Pendidikan
dan Pelatihan SDA dan Konstruksi menjadi Pusat Pengembangan Sumber
Daya Air dan Permukiman yang memiliki tugas melaksanakan penyusunan
kebijakan teknis dan pelaksanaan pengembangan dan sertifikasi kompetensi
bidang sumber daya air dan permukiman. Adapun fungsinya sebagai berikut.
Guna efektivitas pelaksanaan tugas beserta fungsi, diturunkan pada
unit-unit kerja dibawahnya, sebagaimana tergambar dalam gambar berikut:
a. Penyusunan kebijakan teknis, rencana, dan program pengembangan sertifikasi
kompetensi bidang sumber daya air dan permukiman;
b. Koordinasi dan pembinaan teknis substantif pengembangan kompetensi
bidang sumber daya air dan permukiman;
c. Penyusunan dan standarisasi teknis, materi, serta tenaga pengajar dan
pembimbing pengembangan kompetensi bidang sumber daya air dan
permukiman
d. Pelaksanaan pengembangan dan sertifikasi kompetensi bidang sumber daya
air dan permukiman
e. Pelaksanaan kerja sama sertifikasi pengembangan kompetensi bidang sumber
daya air dan permukiman;
f. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pengembangan, dan sertifikasi
kompetensi bidang sumber daya air dan permukiman; dan
g. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga pusat.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerja Umum dan Perumahan Rakyat


Nomor 13 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
PUPR, Pusbangkom SDA dan Permukiman mempunyai struktur organisasi
yang dijabarkan detail sebagai berikut.

7
Gambar 2.1 Struktur Organisasi BPSDM

Struktur organisasi Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dipimpin


langsung oleh Kepala Pusabangkom SDA dan Permukiman dibawah kepala
pusat terdapat Kepala Sub Bagian Umum yang mengatur tentang anggaran
beserta persuratan administrasi, dibawahnya terdapat Kepala Bidang
Manajemen Sistem dan Pelaksanaan Pengembangan Kompetensi yang
berkoordinasi dengan Koordinator Bidang Teknik Materi Permukiman dan
Koordinator Bidang Teknik Materi SDA serta dibawahnya terdapat jabatan-
jabatan fungsional yang membawahinya.

2.3 Profil Bidang Penempatan Magang

Dalam melakukan proses magang, penulis ditempatkan pada Sub


Bidang Koordinator Pelaporan dan Evaluasi. Adapun rincian Tugas Pokok di
Bidang Pelaporan dan Evaluasi pada Pusbangkom antara lain seperti
melaksanakan penyiapan bahan pemantauan dan evaluasi pengembangan
kompetensi bidang Sumber Daya Air dan Permukiman, melaksanakan
pemantauan dan evaluasi pengembangan kompetensi bidang Sumber Daya

8
Air dan permukiman, menyusun laporan hasil pemantauan dan evaluasi
penyelenggaraan pengembangan kompetensi bidang Sumber daya Air dan
Permukiman, melaksanakan pengawasan dan manajerial terkait pelaksanaan
bidang tugasnya, serta melaksanakan pembinaan fungsional kepala jabatan
fungsional yang menangani bidang tugasnya
Bidang Evaluasi dan Pelaporan memonitoring 9 (sembilan) Balai
Penyelenggaraan Kompetensi di wilayah Indonesia seperti gambar berikut.

Gambar 2.2 Peta Wilayah Indonesia

Terdapat 2 (dua) fungsi tersendiri dalam bidang evaluasi dan pelaporan yang
pertama ialah sebagai analis monitoring, evaluasi, dan pelaporan yang
penjabaran tugasnya melaksanakan kegiatan analisis dan penelaahan dalam
rangka penyusunan rekomendasi bidang monitoring, evaluasi dan pelaporan,
sedangkan yang kedua yaitu melaksanakan kegiatan pengolahan dan
penyusunan laporan dari bidang monitoring dan evaluasi. Berkaitan dengan
hal itu bidang evaluasi dan pelaporan melaksanakan tugas dan fungsinya pada
sembilain Balai Pengembangan Kompetensi seperti Bapekom I Medan,
Bapekom II Palembang, Bapekom II Jakarta, Bapekom IV Bandung,
Bapekom V Yogjakarta, Bapekom VI Surabaya, Bapokom VII Banjarmasin,
VIII Makassar, dan Bapekom IX Jayapura.
Pengembangan pelatihan yang diselenggarakan oleh sembilan balai
tersebut terdapat dua macam pelatihan yaitu bidang Sumber Daya Air dan

9
Pemukiman yang masing-masing bidang mempunyai pelatihan tersendiri
untuk menunjang mengembangkan kompetensi peserta pelatihan, sebagai
berikut.

Tabel 2.1 Bidang Pelatihan

Bidang/Judul Pelatihan
Sumber Daya Air Permukiman
1. Perencanaan Teknis Bendungan 1. Perencanaan Pengolahan Sampah
2. Perencanaan Teknis Irigasi Dengan Konsep Waste To Energy
3. Perencanaan Teknis Sungai 2. Penyusunan FS dan LARP SPAM
4. Perencanaan Teknis Air Tanah Regional
5. Perencanaan Teknis Air Baku 3. Inovasi Teknologi dan Manajemen
6. Perencanaan Teknis Sabo DAM Bidang SPAM
7. Perencanaan Teknis Rawa 4. Pengawasan Konstruksi SPAM
8. Perencanaan Teknis Hidrologi dan 5. Penyelenggaraan SPAM
Alokasi Air 6. Perencanaan Teknis Terinci (DED)
9. Teknis Hidrologi dan Alokasi Air SPAM
10. Pengawasan Mutu Pelaksanaan 7. Penataan dan Pelestarian Kota
Pekerjaan Bendungan Pustaka Tingkat Dasar
11. Pengawasan Mutu Pelaksanaan 8. Pelatihan Pengelolaan Rumah
Pekerjaan Irigasi Negara
12. Pengawsan Mutu Pelaksanaan 9. Pengelolaan Teknis Pembangunan
Pekerjaan Sungai Bangunan Gedung Negara
13. Pengawasan Mutu Pelaksanaan 10. Pengembangan Kota Hijau
Pekerjaan Pantai 11. Penyelenggaraan Bangunan Gedung
14. Pengawsan Mutu Pelaksanaan Tingkat Dasar
Pekerjaan Air Baku 12. Penyelenggaraan Bangunan Gedung
15. Operasi dan Pemeliharaan Tingkat Lanjutan
Bendungan 13. Penyelenggaraan Penataan Bangunan
16. Operasi dan Pemeliharaan Irigasi dan Lingkungan
17. Operasi dan Pemeliharaan Irigasi 14. Rencana Tata Bangunan dan
Tingkat Juru Lingkungan Tingkat Dasar
18. Operasi dan Pemeliharaan Irigasi 15. Rencana Tata Bangunan dan

10
Tingkat Pengamat Lingkungan Tingkat Lanjutan
19. Operasi dan Pemeliharaan Rawa 16. Penerbitan Sertifikasi Laik Fungsi
20. Operasi dan Pemeliharaan Bangunan Bangunan Gedung
Pantai 17. Penanggulangan Permukiman
21. Sistem Manajemen Operasi dan Kumuh Perkotaan
Pemeliharaan Irigasi (SMOPI) 18. Pengembangan Permukiman
22. Teknologi Bendungan Modular Perkotaan
23. Teknologi Struktur Revetment Blok 19. Penyelenggaraan Kawasan
3B (Berkait, Berongga, Bertangga) Permukiman
24. Teknologi Geolistrik Untuk 20. Penyelenggaraan Pengembangan
Perencanaan Air Tanah Kawasan Khusus
25. Pejabat Inti Satuan Kerja (PISK) 21. Penyelenggaraan Pengembangan
bidang Sumber Daya Air Kawasan Permukiman Perdesaan
26. Penanggulangan Banjir 22. Perencanaan Penanganan
27. Pengelolaan Sumber Daya Air Permukiman Kumuh Perkotaan
Terpadu (PSDAT) 23. Penyususnan FS dan Land
28. Rekomendasi Teknis Perizinan Acquisition and Resettlement Plan
Bidang SDA SPALD Perkotaan
29. Perencanaan Modernisasi Irigasi 24. Penyelenggaraan Pengelolaan
30. Pengukuran Bidang SDA Tingkat Penyehatan Lingkungan
Dasar Permukiman
25. Rencana Teknis Tereinci (DED)
TPA
26. Penyelenggaraan Bidang
Permukiman
27. PISK Bidang Permukiman
Selain itu juga terdapat ketentuan-ketentuan penyelenggaraan distance learning
secara daring dalam Pelatihan Teknis Bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat (Surat Edaran 04/SE/KM/2020:5), sebagai berikut.

1. Kurikulum
a) Metode pelaksanaan pembelajaran

11
1) Syinchronous, yaitu proses interaksi pembelajaran antara pengajar
(widyaiswara) dengan peserta yang dilaksanakan secara langsung
dalam waktu yang sama (real time) dan satu tujuan waktu
pembelajaran. Contohnya seperti virtual classroom dan gruoup
discussion.

2) Asynchronous, yaitu proses interaksi pembalajaran antara


pengajar (widyaiswara) dengan peserta yang dilaksankan secara
tidak langsung dalam satuan waktu pembelajaran. Contoh seperti
kegiatan self development, content development, serta learning
jurnal report
b) Bentuk kegiatan pembelajaran dalam 1 (satu) hari dapat meliputi:
1) Self Development, merupakan pengembangan diri yang
dilakukan peserta pada awal mengikuti pelatihan (Pre-test) dan
sesudah mengikuti (Post-test) yang berisikan tentang
kuesioner-kuesioner terkait hal pengembangan diri. Hal ini
digunakan untuk mengukur seberapa persen peningkatan
kompetensi setelah mengikuti pelatihan.
2) Virtual Classroom, media penghubung antara pengajar
(widyaiswara) dengan peserta dalam metode jarak jauh.
3) Group Discussion, merupakan pembelajaran yang
dilaksanakan secara berkelompok maupun individu dalam
menyeselesaikan study kasus yang telah diberikan pengajar
kepada peserta.
4) Learning Jurnal Report, merupakan pembelajaran membuat
jurnal terkait pembelajaran yang telah diikuti yang mencakup
materi yang telah diberikan oleh pengajar dan kepahaman
peserta akan materi yang telah diberikan.
5) Learning Feedback, yaitu memberi tanggapan yang dilakukan
oleh peserta kepada pengajar dan penyelenggara

12
c) Jumlah Jam Pelajaran (JP) maksimal dalam 1 (satu) hari adalah 9 JP,
dengan jumlah maksimal untuk metode synchronous adalah 6 JP (1 JP
= 45 menit)
d) Pembekalan atau orientasi peserta dilakukan dalam sesi pengarahan
program yang dilaksanakan maksimal 1 (satu) hari sebelum pelatihan
dimulai.
2. Peserta
a) Jumlah maksimal dalam satu kelas adalah 30 orang atau maksimal 40
orang untuk pelatihan dengan 2 orang pengajar
b) Peserta yang mengikuti iala yang telah terdaftar dan telah
menyelesaikan proses pre-test sebagai awal pembelajaran
c) Presentasi pembelajarn kehadiran peserta dihitung berdasarkan
keikutsertaan selama jam pembelajaran dengan metode synchonous
ditambah dengan metode lainnya selama terdapat media untuk
dokumentasi atau bukti rekaman aktivitas pembelajaran peserta.
d) Peserta wajib pengikuti sesi pembekalan atau pengarahan program
e) Tata tertib peserta selama pembelajaran dengan metode synchronous
(virtual classroom/group discussion):
1) Peserta wajib menggunakan latar belakang layar monitor yang
telah disediaan oleh penyelengara.
2) Peserta login dengan menggunakan format No urut_Nama
Lengkap_Asal instansi.
3) Peserta sudah siap di ruang kelas virtual 30 menit sebelum
proses pembelajaran dimulai.
4) Pada saat pengajar menyampaikan materi peserta diwajibkan
secara terus menerus mematikan audionya (audio mute)
5) Selama proses pembelajaran, peserta diwajibkan secara terus
menerus mengaktifkan kamera/video (video on).
f) Ketentuan pakaian peserta yaitu hitam putih (atau mengikuti aturan
sesuai yang dibacakan pada waktu pembukaan pelatihan).
g) Peserta wajib mengisi daftar hadir online yang telah disiapkan oleh
penyelenggara.

13
h) Peserta dilarang meninggalkan ruang kelas virtual, kecuali untuk
kepentingan mendesak, mengalami permasalahan teknis (perangkat
kehabisan baterai, listrik padam, koneksi internet tidak stabil,
permasalahan microphone atau audio, video tidak berfungsi), maka
peserta harus mendapatkan izin dari pengejar atau penyelenggara, yang
disampaiakn melalui online chat.
i) Apabila peserta meninggalkan ruang kelas virtual lebih dari 10% dari
total jumlah jam pelajaran metode synchronous dengan alasan point h,
maka tetap akan dijadikan bahan pertimbangan kelulusan peserta dari
aspek kehadiran.
3. Penyelenggara
Penyelenggaran melakukan konfirmasi kehadiran peserta maksimal 2
(dua) hari sebelum pelaksanaan pelatihan (disertai bukti konfirmasi).
Penyelenggara menyiapkan ruang kelas virtual 45 menit sebelum pelatihan
dimulai.
Penyelenggara bertindak sebagai host pada ruang kelas virtual, dengan
tugas dan kewenangan sebagai berikut;
1) Memastikan hanya peserta yang terdaftar yang dapat tergabung
pada kelas virtual
2) Memandu, mengatur, dan memiliki kewenangan untuk menjaga
ketertiban jalur komunikasi selama virtual classroom berlangsung.
3) Memantau dan menghitung presentase kehadiran peserta pada
virtual classroom.

14
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Ruang Lingkup Magang

Penulis melaksanakan kegiatan magang pada Pusat Pengembangan


Kompetensi Sumber Daya Air dan Permukiman BPSDM, Kementerian PUPR
pada bagian Sub Bidang Pelaporan dan Evaluasi, dipimpin oleh Bapak Djajat
Djatnika, SE., MM. yang mempunyai tugas pokok melaksanakan penyiapan
bahan pemantauan dan evaluasi pengembangan kompetensi bidang Sumber
Daya Air dan Permukiman dan melaksanakan pemantauan dan evaluasi
pengembangan kompetensi bidang Sumber Daya Air dan permukiman. Penulis
sendiri ditugaskan dalam 2 (dua) lingkup kegiatan seperti menyaksikan prosesi
pembukaan dan penutupan prosesi pelatihan yang diselenggarakan oleh Badan
Pengembangan Kompetensi, serta melaksanakan monitoring jalannya
pelatihan.
Magang dilaksanakan selama 40 hari kerja dengan full Work From
Office, terhitung mulai dari tanggal 13 September 2021 sampai dengan 8
November 2021. Magang dilaksanakan berdasarkan jadwal yang diberlakukan
di Pusat Pengembangan Kompetensi Sumber Daya Air dan Permukiman pada
hari Senin-Juma’at dari pukul 08.00-15.30 WIB.

3.2 Kegiatan Magang

Berdasarkan ruang lingkup diatas, maka penulis akan menjelaskan


secara rinci terkait kegiatan magang yang dilakukan Pusbangkom SDA dan
Permukiman pada bagian Sub Bidang Evaluasi dan Pelaporan menjadi 2
kategori, yakni kegiatan khusus terkait penyususnan laporan magang dan
kegiatan umum terkait kegiatan magang, sebagai berikut.
1) Kegiatan Khusus Terkait Penyususnan Laporan
Dalam hal ini penulis melakukan sebuah penelitian untuk proses
penyusunan laporan magang. Berikut ini disajikan tabel kegiatan magang

15
untuk proses pembuatan laporan magang yang dipetakan dengan skema
perencana pembangunan sebagai berikut.

Tabel 3.1 Kegiatan Magang dengan Skema Analis Kebijakan

Skema Analis
Waktu Kegiatan
Kebijakan
1. Menyusun Design 13 – 21 Melakukan segala tugas yang
Kajian dan Analis September 2021 diberikan serta melakukan
Kebijakan pengamatan dan menemukan
masalah yang terjadi dalam
suatu kebijakan
2. Membuat 23 – 27 Pemetaan permasalahan untuk
Instrument Kajian September 2021 menganalisis
dan Analis
Kebijakan
3. Melakukan 28 September – Melakmengumpulkan data dan
Pengumpulan Data 13 Oktober 2021 informasi melalui monitoring
dan Informasi untuk pelatihan dan wawancara
Kajian dan Analisis
Kebijakan
4. Menyususn laporan 14-25 Oktober Menganalisis data dan
Kajian & Analisis 2021 menguraikan ke dalam laporan
Kebijakan
5. Menyusun Bahan 26 Oktober – 11 Penyusunan laporan magang
Publikasi November 2021 secara keseluruhan dari mulai
Rekomendasi draft dan merumuskan
kebijakan rekomendasi kebijakan hingga
pada perbaikan laporan
2) Kegiatan Umum Terkait Kegiatan Magang
Berdasarkan ruang lingkupnya, kegiatan magang dibagi menjadi 2 kegiatan,
yakni sebagai berikut.
a) Kegiatan Terkait Pembukaan dan Penutupan Pelatihan

16
Dalam hal ini penulis diberi tugas untuk menyaksikan proses pembukaan
dan penutupan pelatihan yang diselenggarakan oleh Balai Penyelenggaraan
Kompetensi melalui aplikasi zoom seperti Pelatihan Pejabat Inti Satuan Kerja,
Pengawasan Mutu Pelaksanaan Pekerjaan Irigasi, Pelatihan Rekomendasi
Teknik Perizinan Bidang Sumber Daya Air, serta Teknis Terinci (DED) Sistem
Penyediaan Air Minum (SPAM). Prosesi pembukaan dihadiri oleh Balai
Pengembangan Kompetensi PUPR yang menyelenggarakan pelatihan, Kepala
Pusat Pengembangan Kompetensi, tim monitoring dan evaluasi, serta seluruh
peserta pelatihan. Pembukaan pelatihan diawali dengan menenyikan lagu
Indonesia Raya dan Mars PUPR, penyampaian laporan penyelenggaraan yang
disampaiakan oleh Balai Pengembangan Kompetensi mencakup dasar hukum
yang mendasari pelatihan dilaksanakan, tujuan diadakannya pelatihan,
pembacaan metode studi yang digunakan, jumlah peserta yang mengikuti
pelatihan, serta pembacaan nama pengajar (widyaiswara) dalam proses
pelatihan, dilanjutkan dengan arahan dan sambutan dari Kepala Pusbangkom
SDA dan Permukiman serta pembacaan doa. Setelah pembukaan selesai
dilanjutkan peserta mengikuti arahan program dan melaksanakan Pre-Test

Gambar 3.1 Pejabat Inti Gambar 3.2 Menyanyikan Lagu Indonesia


Raya

Gambar 3.3 Menyanyikan Mars PUPR Gambar 3.4 Hadirin Acara Pembukaan

17
(quiz terkait dengan kemampuan kompetensi peserta) dalam e-Pelatihan.
Berikut gambar mengenai prosesi pembukaan.

Gambar 3.5 Arahan Program Gambar 3.6 e-Pelatihan

Berbeda dengan pembukaan, prosesi penutupan jauh lebih singkat. Hal ini diawali
dengan peserta melakukan Post-Test (quiz kemampuan kompetensi peserta setelah
diadakannya pelatihan). Dilanjutkan dengan memulai prosesi penutupan pelatihan,
hal pertama ialah pelaporan hasil kegiatan pelatihan terkait tujuan diadakannya
pelatihan dan pembacaan peringkat 3 terbaik dalam mengikuti pelatihan yang
dibacakan oleh Ketua Balai. Pengembangan Kompetensi, penyampaian pesan dan
kesan dari peserta pelatihan peringkat terbaik, dilanjutkan dengan sambutan
penutupan dari Kepala Pusat Pengembangan Kompetensi PUPR, menyanyikan
Lagu Bagimu Negeri, dan pembacaan doa. Berikut gambar prosesi penutupan
pelatihan.

Gambar 3.7 Pejabat Inti Gambar 3.8 Pembacaan Kesan dan Pesan

18
Gambar 3.9 Menyanyikan Lagu Bagimu Negeri

b) Kegiatan Terkait Monitoring Pelatihan


Penulis berpartisipasi dalam monitoring dan evaluasi jalannya suatu
pelatihan yang diselenggarakan oleh Balai Pengembangan Kompetensi,
dilaksanakan melalui aplikasi zoom atau bisa juga disebut dengan Monev on
the screen (memonitoring kegiatan pelaksanaan secara monitor dan disertai
dengan dokumentasi foto untuk bahan evaluasi). Monev on the screen mulai
dari prosesi pembukaan sampai penutupan pelatihan melalui aplikasi zoom dan
hasil rekap tersebut diunggah pada G-Drive untuk kepentingan instansi pada

Gambar 3.10 Contoh Rekap Monitoring

19
proses evaluasi penyelenggaraan pelatihan. Berikut contoh rekap data
monitoring.

3.3 Kendala yang dihadapi

Berdasarkan realitas yang dihadapi ditempat magang, penulis


menghadapi beberapa permasalahan atau kendala selama menjalankan proses
magang. Pada saat monitoring penyelenggaraan pelatihan penulis melihat
kendala-kendala yang membuat pengembangan pelatihan dengan metode jarak
jauh (Distance Learning) kurang optimal antara lain sebagai berikut.
1. Surat pembebas tugas peserta pelatihan tidak berlaku untuk mengikuti
pelatihan. Hal ini ditandai dengan peserta masih dibebani tugas oleh dinas
terkait pada saat peserta menjalankan pelatihan. Berikut contoh online chat
peserta pada aplikasi zoom.

Gambar 3.11 Online Chat Peserta Gambar 3.12 Mengikuti Kegiatan Lain

Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat apabila peserta belum sepenuhnya


mendapat izin penuh untuk mengikuti pelatihan yang diselenggarakan oleh
Balai Pengembangan Kompetensi. Terdapatnya dua komando mengakibatkan
adanya tumpang tindih pekerjaan dari instansi terkait dengan pelatihan yang
diikuti peserta. Dengan adanya hal ini membuat fokus peserta mengikuti
pelatihan terbagi, bahkan ada juga yang sampai tertinggal mata pelajaran dan
berimbas pada kurang maksimalnya dalam menyerap ilmu yang telah
diajarkan.
2. Pelatihan teknis merupakan pelatihan pengembangan kompetensi yang wajib
diikuti peserta pelatihan terjun langsung ke lapangan, hal ini dilakukan untuk
memperoleh sertifikasi lembaga. Berhubung pendemi Covid-19 yang

20
mewajibkan seluruh rangkaian pendidikan dilakukan secara jarak jauh
(distance learning) maka pelatihan yang seharusnya terjun ke lapangan
langsung diubah menjadi kunjungan lapangan secara live streaming.
Terjadinya perubahan tersebut mengakibatkan peserta pelatihan kurang dalam
melihat langsung proses pelaksanaan teknis di lapangan. Hal ini bisa di lihat
pada gambar di bawah yang merupakan online chat peserta pada saat
kunjungan lapangan secara live streaming.

Gambar 3.13 Online Chat Peserta Izin

Berdasarkan respon peserta yang disampaikan melalui aplikasi zoom tersebut


dapat terlihat bahwa peserta pelatihan sangat kurang mengeksplor ilmu yang
diberikan dilapangan dan terjadinya perbedaan keinginan antara apa yang
peserta ingin lihat dan apa yang ditampilkan oleh penyelenggara, sehingga
terjadinya tidak sinkronisasi antara peserta dan penyelenggara. Hal ini juga
kurang didukung apabila peserta pelatihan dalam kondisi jaringan yang tidak
stabil pasti akan berakibat pada kurang jelasnya yang disampaikan oleh
penyelenggara terkait pelatihan teknis di lapangan, serta waktu untuk
kunjungan live streaming itu sendiri hanya dilakukan dalam durasi 1 Jam
Pelajaran (JP) atau 45 menit hal ini membuat peserta sangat kurang puas dalam
melihat kondisi lapangan.

3.4 Analisis Mengatasi Kendala

Untuk mengatasi kendala yang sudah dijelaskan diatas, maka penulis


mengkategorikan penyelenggaraan pelatihan termasuk kedalam efektivitas

21
program, yang didalamnya berisi aspek-aspek efektivitas untuk mengatasi
kendala (Muasaroh, 2010), yaitu sebagai berikut.
1. Aspek tugas dan fungsi, yaitu suatu lembaga bisa dikatakan efektivitas apabila
dalam melaksanakan tugas atau fungsi, begitu juga suatu program
pembelajaran akan efektif apabila tugas dan fungsinya dapat dilaksanakan
dengan baik dan peserta pelatihan mengikuti pembelajaran dengan baik.
Dengan adanya hal ini maka diperlukannya komitmen dan konsistensi yang
kuat Kepala Instansi untuk melonggarkan tugas dari instansi atau tidak
membebani tugas kepada pegawainya yang mengikuti pelatihan agar peserta
pelatihan bisa fokus dalam proses pengembangan kompetensi.
2. Aspek rencana, yaitu sebuah rencana pembelajaran yang sudah terprogram
jelas, apabila seluruh rencana dapat dilaksanakan maka rencana dapat
dikatakan efektif. Dengan adanya permasalahan diatas sudah tergambar jelas
apabila rencana pembelajaran teknis dinilai belum efektif dalam
pelaksanaannya, maka dari itu diperlukannya penambahan durasi dalam
kunjungan lapangan secara live streaming, pada saat pengambilan gambar
harus dijelaskan secara rinci dan dimulai dari awal agar sistem penyampaian
materi di lapangan tidak acak dan hal tersebut bisa membuat peserta pelatihan
bisa bertanya langsung terkait hal yang belum dimengerti atau dari pihak
petugas lapangan bertanya langsung kepada peserta pelatihan secara acak hal
ini dilakukan untuk meminimalisir peserta pelatihan kebingungan atau tidak
memperhatikan pada saat pembelajaran berlangsung.
3. Aspek ketentuan dan peraturan, suatu efektitivitas program dapat dilihat dari
berjalan atau tidaknya aturan yang telah dibuat dalam rangka menjaga
berlangsungnya proses kegiatan. Pada aspek ini mencakup aturan-aturan yang
berhubungan dengan stakeholders terkait pelatihan. Pada penyelenggaraan
pelatihan ini belum terdapatnya aturan tertulis yang tercantum dalam Surat
Edaran Nomor: 04/SE/KM/2020 tentang Pedoman Teknik Penyelenggaraan
Pengembangan Kompetensi dengan Metode Pembelajaran Jarak Jauh
(Distance Learning) dan Seminar Secara Daring di Badan Pengembangan
Sumber Daya Manusia, yang dikeluarkan oleh Kepala BPSDM terkait surat
pernyataan pembebasan tugas. Berdasarkan hal ini maka permasalahan terkait

22
pembebasan tugas peserta pelatihan agar dibuatnya surat pernyataan untuk
instansi apabila peserta yang mengikuti pelatihan dari pihak dinas tidak boleh
membebani tugas kepada pegawai yang mengikuti pelatihan dan disertakan
dengan tanda tangan Kepala Instansi agar surat pernyataan tersebut mempunyai
nilai atau legalitas.
4. Aspek tujuan atau kondisi ideal, suatu program kegiatan dikatakan efektif dari
hasil apabila tujuan atau kondisi ideal program dapat dicapai. Dalam
penyelenggaraan pelatihan bertujuan untuk mengembangkan kompetensi
peserta yang nantinya setelah mengikuti pelatihan mendapat ilmu baru di
digunakan atau aplikasikan ke tempat peserta pelatihan bekerja. Selama peserta
pelatihan masih dibebani tugas dan program pembelajaran teknis belum
berjalan secara optimal maka hal ini belum termasuk ke dalam kondisi ideal,
maka dari ini diperlukannya peraturan tertulis yang mengatur hal itu dan
membuat proses pembelajaran teknis dibuat menarik agar peserta antusias atau
semangat dalam mengikuti pelatihan, serta bisa dengan menambahkan blended
learning untuk pelatihan teknis dengan cara menghadirkan peserta yang
mengikuti pelatihan teknis di lokasi yang sudah di tentukan oleh penyelenggara
dengan catatan kondisi kesehatan kesehatan peserta dalam kondisi yang sehat,
aturan protokol kesehatan dijaga dengan sangat ketat, serta diperlukannya
satpam yang tegas untuk memantau peserta di asrama selama 24 jam.

23
BAB IV

PENUTUP

A. Simpulan

Pandemi Covid-19 sangat berdampak pada kehidupan sosial


masyarakat, terutama pada sektor pendidikan yang mengharuskan
pembelajaran dilaksanakan secara jarak jauh (Distance Learning). Hal
tersebut juga diterapkan pada penyelenggaraan pelatihan Pusat
Pengembangan Kompetensi Sumber Daya Air dan Perumahan
(Pusbangkom SDAP). Adanya perubahan sistem pembelajaran tersebut
penyelenggara mengembangkan pembelajaran secara jarak jauh melalui
zoom meeting, e-Pelatihan, dan kunjungan lapangan secara live streaming.
Dilihat dari hasil monitoring penyelenggaraan pelatihan dengan metode
pembelajaran jarak jauh pada Pusbangkom SDAP dinilai belum efektif
dalam proses pelaksanaannya karena masih ditemukannya hambatan-
hambatan dalam pelaksanaannya, yakni peserta pelatihan masih dibebani
tugas dari instansi terkait pada saat pelaksanaan pelatihan, serta pelatihan
teknik yang seharusnya dilaksanakan dengan turun langusng ke lapangan
diubah menjadi kunjungan lapangan secara live streaming. Salah satu
strategi yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah tersebut yakni
dibuatkannya peraturan tertulis pada Surat Edaran yang dikeluarkan oleh
Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia terkait pembebasan
tugas peserta dan diperlukannya komitmen dan konsistensi yang kuat dari
kepala instansi-instansi yang mengikuti penyelenggaraan pelatihan untuk
tidak membebani tugas kepada pegawai yang mengikuti pelatihan,
penambahan jam pelajaran untuk kunjungan lapangan secara live
streaming dan rangkaian pengambilan gambar lebih tertata secara tersusun
dimulai dari awal sampai akhir dan dilakukannya blended learning pada
saat pelatihan teknis berlangsung. Strategi tersebut dapat mengatasi segala
macam kendala yang terjadi saat ini dalam proses penyelenggaran

24
pelatihan agar peningkatan kompetensi peserta tetap meningkat walaupun
pelatihan dilaksanakan dengan metode jarak jauh (Distance Learning).

B. Saran

Adapun saran dari penulis terkait dengan topik pembahasan


laporan magang ini, yakni.
1. Penambahan peraturan tertulis pada Surat Edaran Nomor:
04/SE/KM/2020 tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan
Pengembangan Kompetensi dengan Metode Pembelajaran Jarak
Jauh (Distance Learning) dan Seminar Secara Daring di Badan
Pengembangan Sumber Daya Manusia terkait pembebasan tugas
peserta pelatihan sehingga peraturan tersebut ada legalitasnya.
2. Dapat juga dilakukannya blended learning terkait pelatihan teknis
yang dilakukannya dalam jangka beberapa hari.

25
DAFTAR PUSTAKA

Kowaas, Agrio Scivo, Novie Pioh & Neni Kumayas. (2017). Efektivitas
Pelaksanaan Tomojon Internasional Flower Festival di Kota Tomohon.
Jurnal Jurusan Ilmu Pemerintahan. Vol.2 No.2. ISSN: 2337-5736.
Diakses pada 4 November 2021
Widodo Liliek. (2020). Solusi Majalah Pengawasan Kementerian Perindustrian;
Adaptasi Pengawasan DI Masa Pandemi. Vol .10 No.2 . ISSN: 2088-
0073. Diakses pada 30 Desember 2021
Tanjung, Fernando Tri, (2017). ”Perbandingan Efektivitas Penggunaan Media
Trainer dan Perangkat Lunak Festo Fluidsim pada Pembelajaran Sistem
Pneumatik Di SMKN I Cimahi”. Skripsi. Bandung. Universitas
Pendidikan Indonesia. Diakses pada 10 November 2021
Surat Edaran Nomor: 04/SE/KM/2020 tentang Pedoman Teknis
Penyelenggaraan Pengembangan Kompetensi dengan Metode
Pembelajaran Jarak Jauh (Distance Learning) dan Seminar Secara Daring
di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia.
Surat Edaran Nomor: 02/SE/KM/2019 Tentang Pedoman Umum
Penyelenggaraan Teknis Bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat

26
LAMPIRAN

Lampiran 1 Proses Monitoring Pelatihan

Lampiran 3 Contoh Jadwal Pelatihan

Lampiran 2 Surat Pemberitahuan Pelatihan

27

Anda mungkin juga menyukai