d0022034 Euis - Mela.sari Kian
d0022034 Euis - Mela.sari Kian
DI SUSUN OLEH
EUIS MELA SARI
DOO22O34
Disusun Oleh
EUIS MELA SARI
D0022034
ii
iii
Yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa karya ilmiah akhir ners
yang berjudul :
Telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing karya ilmiah akhir ners untuk
dipertahankan dihadapan penguji karya ilmiah akhir ners pada tanggal 16 Juni
2023
Dosen Pembimbing,
iii
iv
Yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa Karya Ilmiah Akhir Ners
yang berjudul:
D0022034
Telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 16 Juni 2023 dan
dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima
Penguji l,
Penguji ll,
iv
v
1)
Euis Mela Sari 2)Dwi Budi Prastiani 3)Wisnu Widyantoro
1)
Mahasiswa Profesi Ners, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Bhamada Slawi,
52416, Tegal, Indonesia 2)3) Dosen Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Bhamada Slawi, 52416, Tegal, Indonesia
Email: euismelasari11@gmail.com
Abstrak
Stroke merupakan defisit (gangguan) fungsi sistem saraf yang terjadi mendadak
dan disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak. Stroke terjadi akibat
gangguan pembuluh darah di otak. Gangguan peredaran darah dapat tersumbatnya
pembuluh darah di otak. Otak yang seharusnya mendapat pasokan oksigen ke otak
akan memunculkan kematian sel saraf (neuron). Gangguan fungsi otak ini akan
memunculkan gejala stroke.Pada Data Riskasdes, terjadi kenaikan frekuensi
penderita Hipertensi. Pada tahun 2013 penderita Stroke tercatat sebanyak 7% dan
pada tahun 2018 tercatat sebanyak 10,3 %. Sehingga pada kurun waktu 5 tahun
terjadi peningkatan sebanyak 3,3%. Metode: penulis menggunakan metode
deskriptif dengan bentuk studi kasus dengan melakukan pendekatan asuhan
keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan
keperawatan, pelaksanaan keperawatan dan evaluasi keperawatan. Hasil dan
Pembahasan yang didapatkan inovasi berupa teknik genggam bola karet bahwa
kekuatan otot sebelum dilakukan penerapan terapi genggam bola karet pada
ekstremitas kiri atas 3, dan sesudah dilakukan penerapan terapi genggam bola
karet kekuatan otot 3, akan tetapi Penerapan terapi genggam bola karet efektif
meningkatkan kekuatan otot bila dilakukan dengan frekuensi teratur dan berulang-
ulang.
v
vi
Email: euismelasari11@gmail.com
Abstract
Stroke is a deficit (disturbance) of the function of the nervous system that occurs
suddenly and is caused by a disturbance in blood circulation to the brain. Stroke
occurs due to disruption of blood vessels in the brain. Circulatory disorders can
block blood vessels in the brain. The brain, which should receive oxygen supply
to the brain, will bring about the death of nerve cells (neurons). Impaired brain
function will lead to symptoms of stroke. In the Riskasdes data, there is an
increase in the frequency of people with hypertension. In 2013 there were 7% of
stroke sufferers and in 2018 there were 10.3%. So that in the past 5 years there has
been an increase of 3.3%. Method: the author uses a descriptive method in the
form of a case study with a nursing care approach that includes assessment,
nursing diagnoses, nursing planning, nursing implementation and nursing
evaluation. Results and Discussion Obtained innovation in the form of a rubber
ball handheld technique that muscle strength before the application of rubber ball
handheld therapy to the upper left extremity 3, and after the application of rubber
ball handheld therapy muscle strength 3, however the application of rubber ball
handheld therapy effectively increases muscle strength when done regularly and
repeatedly.
vi
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan atas ke hadirat Allah SWT, karena dengan rahmat serta
karunia-Nya saya masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan Karya Ilmiah
Akhir Ners (KIAN) ini dengan dengan judul “Analisa Penerapan Terapi Genggam
Bola Karet Untuk Meningkatkan Kekuatan Otot Pada Tn. A Dengan Stroke Di
Desa Balaradin Kecamatan Lebaksiu”. Karya Ilmiah ini disusun untuk memenuhi
syarat akademis dalam rangka menyelesaikan Pendidikan Profesi Ners di
Universitas Bhamada Slawi.
Terimakasih saya ucapkan kepada kedua orang tua saya, Bapak Rohamin dan Ibu
Nurlaila serta keluarga saya yang sangat saya cintai dan sayangi yang telah
memberikan dukugan moral, spiritual, motivasi, semangat yang tak henti-
hentinya. Saya sadari bahwa skripsi ini tidak lepas dari bimbingan dan kerjasama
dari berbagai pihak. Oleh Karena itu, pada kesempatan yang baik ini peneliti
mengucapkan terimakasih kepada kedua pembimbing yaitu Dwi Budi Prastiani,
M.Kep.,Ns.Sp.Kep.Kom selaku dosen pembimbing utama dan Wisnu
Widyantoro, S.Kp., M.Kep selaku dosen pembimbing pendamping yang tulus,
penuh kesabaran telah membimbing, mengarahkan, memotivasi dalam penulisan
skripsi dan tiada hentinya memberikan saran yang sangat bermanfaat demi
kelancaran dan hasil yang baik dalam penelitian yang akan saya lakukan.
Terimakasih juga peneliti sampaikan kepada:
vii
viii
5. Kedua orang tua saya, Bapak Rohid dan Ibu Jaonah terimakasih atas cinta dan
kasih sayang serta ketulusan dalam mendo’akan serta segala perjuangan yang
telah diberikan kepada saya sehingga dapat menjadi awal yang lebih baik bagi
saya untuk memenuhi harapan kedua orang tua.
6. Teman-teman yang satu bimbingan yang selalu memberikan menaati
peraturan bimbingan dan setia menunggu bersama-sama tanpa ada
perselisihan saat konsultasi dan semoga seterusnya aamiin.
7. Teman-teman semua yang selalu kompak dan temen seperjuangan lainnya
yang telah memberikan semangat dan tantangan untuk selalu bersama-sama
walaupun berbeda selama menempuh pendidikan 4 tahun ini.
Peneliti menyadari keterbatasan dalam penyusunan skripsi ini, oleh karena itu
saran dan kritis yang bersifat membangun sangat diharapkan demi perbaikan
selanjutnya penelitian ke tahap berikutnya.
viii
ix
DAFTAR ISI
Halaman
COVER DALAM
PERSETUJUAN PROPOSAL i
ABSTRAK iii
KATA PENGANTAR v
DAFTAR ISI vii
DAFTAR TABEL ix
DAFTAR GAMBAR x
DAFTAR LAMPIRAN xi
DAFTAR SINGKATAN xii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masakah 3
1.3 Tujuan 3
1.4 Manfaat 4
BAB 2 TEORI KONSEP
2.1 Konsep Teori Stroke Pada Lanjut Usia 5
2.2 Konsep Teori Stroke 14
2.3 Tindakan Keperawatan : Teknik Genggam Bola Karet 18
BAB 3 KASUS
3.1 Pengkajian 23
3.2 Analisis Data 25
3.3 Priioritas Masalah 26
3.4 Intervensi 27
3.5 Implementasi 28
3.6 Evaluasi 29
BAB 4 PEMBAHASAN
4.1 Pengkajian 30
4.2 Prioritas Masalah 31
4.3 Analisa Data 32
ix
x
4.4 Intervensi 34
4.5 Implementasi 39
4.6 Evaluasi 39
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan 41
5.2 Saran 41
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATARBELAKANG
Strokemerupakangangguanyangseringdialamiolehlansiadimanakejadianstroke
makinmeningkatseiringbertambahnyausia.Penyakit ini sering mengakibatkan
kematian dan disabilitasi atau cacatdidunia. Penyakitinidapat terjadi akibat
tekanan darahyang meningkatyang sering di derita oleh lansia dan menjadi
salah satu faktor
penyebabterjadistroke(William,2014).Strokemerupakangangguanperedarandar
ah otak yang menyebabkan defisit neurologis mendadak sebagai akibat
iskemia atau hemoragi sirkulasi saraf otak (Amin, 2015).
Faktor resiko yang dapat mengkibatkan stroke terbagi menjadi dua yaitu
faktor resiko yang dapat di ubah dan faktor resiko yang tidak dapat diubah.
Dimana faktor resiko yang tidak dapat di ubah atau tidak dapa di kontrol
penyebabnya terhadap penyakit stroke di antaranya yaitu faktor keturunan
(genetik), ras, umur dan jenis kelamin, sedangkan faktor resiko yang dapat di
ubah yaitu hipertensi, diabetes militus, hiperkolestrolemia, stress , merokok,
kegemukan (obesitas), aktifitas fisik yang rendah atau kurang, minum kopi,
kontrasepsi oral (pil KB) dan mengkonsumsi alkohol (Usrin et al., 2013).
1
2
baru stroke, dan sekitar 5,5 juta kematian akibat penyakit stroke. Sekitar 70%
penyakit stroke dan 87% kematian dan disabilitas akibat stroke terjadi pada
Negara berpendapatan rendah dan menengah. (Depkes RI,2016).
Angka kejadian Stroke di kota tegal pada tahun 2013 sebanyak 1.562 kasus,
mengalami penngkatan jika dibandingkan tahun 2011 sebanyak 158 kasus.
Prevalensi stroke hemoragik sebesar 0,06% dan prevalensi stroke non
hemoragik sebesar 0,57% (Dinas Kesehatan Kota Tegal, 2013).
Berdasarkan penelitian
yangdilakukanmenurutAstriani,dkk(2016)menjelaskanbahwarata-
ratanilaikekuatanototsebelummenggenggambolanilainya8,6.Dannilaisetelahdi
berikan genggam bola selama 5-10 menit nilainya 11,23. Hasil ini
menjelaskankekuatan otot genggam tangan sebelum dan sesudah terapi ROM
selama 10 menitmenunjukkanadanyaperbedaan.Dalam penelitian yang di
lakukan oleh Ayu Cantika Sari, dkk dengan judul “Efektifitas Terapi
Genggam Bola Karet Terhadap Kekuatan Otot Pada Pasien Stroke” dalam
penelitian yang dilakukan hasil yang di dapatkan pada pasien stroke adanya
peningkatan kekuatan otot sebelum dan sesudah dilakukan terapi genggam
bola karet..
Berdasarkan data- data diatas, penulisan tertarik untuk membuat laporan tugas
akhir dengan judul; “Analisa Penerapan Terapi Genggam Bola Karet Untuk
Meningkatkan Kekuatan Otot Pada Tn. A Dengan Stroke Di Desa Balaradin
Kecamatan Lebaksiu”
1.2 RUMUSANMASALAH
Bagaimanahasil Analisa Penerapan Terapi Genggam Bola Karet Untuk
Meningkatkan Kekuatan Otot Pada Tn. A Dengan Stroke Di Desa Balaradin
Kecamatan Lebaksiu?.
4
1.3 TUJUAN
1.3.1 TUJUAN UMUM
MelakukanpenerapanAnalisis Pemberian Terapi Genggam Bola
Karet Terhadap Pasien Gerontik Pada Tn.A Dengan Diagnosa
Stroke Di Desa Balaradin.
1.3.2 TUJUAN KHUSUS
1.3.2.1 MelakukanpengkajianKeperawatanGerontikPadaTn. A
dengan diagnosa medis Stroke di Desa Balaradin.
1.3.2.2 Menentukan diagnosa Keperawatan Gerontik Pada Tn. A
dengan diagnosa medis Stroke di Desa Balaradin.
1.3.2.3 Membuat perencanaan Keperawatan Gerontik Pada Tn. A
dengan diagnosa medis Stroke di Desa Balaradin.
1.3.2.4 Melakukan implementasi Keperawatan Gerontik Pada Tn.
A dengan diagnosa medis Stroke di Desa Balaradin.
1.3.2.5 Melaksankan evaluasi Keperawatan Gerontik Pada Tn. A
dengan diagnosa medis Stroke di Desa Balaradin.
1.3.2.6 Melakukan analisis suatu intervensi Keperawatan Gerontik
Pada Tn. A dengan diagnosa medis Stroke di Desa
Balaradin.
1.4 MANFAAT
1.4.1 Manfaat Aplikatif
Penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan atau informasi
yang bermanfaat bagi mahasiswa mengenai Asuhan
KeperawatanGerontikPadaTn. Adengan diagnosa medis Stroke di
Desa Balaradin.
1.4.2 Manfaat Keilmuan
Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan
dan wawasan serta menjadi salah satu sumber reverensi ilmu yang
dapat bermanfaat bagi si pembaca mengenai Asuhan
5
BAB 2
TEORI KONSEP
Strokemerupakangangguanyangseringdialamiolehlansiadimanakejadia
nstrokemakinmeningkatseiringbertambahnyausia.Penyakit ini sering
mengakibatkan kematian dan disabilitasi atau cacatdidunia.
Penyakitinidapat terjadi akibat tekanan darahyang meningkatyang
sering di derita oleh lansia dan menjadi salah satu faktor
penyebabterjadistroke(William,2014).
2.1.1.1 Aspek kronologis merujuk pada usia dan siklus hidup manusia
yang dihitung sejak lahir. Misalnya, seseorang yang
merayakan ulang tahun ke 75, dikategorikan sebagai lansia
7
2.1.2 KlasifikasiLansia
Klasifikasilansia menurut Depkes RI(2013)terdiri dari:
2.1.2.1 Pralansiayaitu seseorangyangberusia antara45-59tahun
2.1.2.2 Lansia ialah seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih
2.1.2.3 Lansia resiko tinggi ialah seseorang yang berusia 60 tahun
lebih dengan masalah kesehatan.
2.1.2.4 Lansia potensial merupakan lansia seseorang yang masih
mampu melakukan pekerjaan dan kegiatan yang dapat
menghasilkan uang atau jasa.
2.1.2.5 Lansia tidak potensial merupakan lansia yang tidak berdaya
mencari nafkah sehingga hidupnya tergantung pada bantuan
orang lain.
2.1.3 KarakteristikLansia
Lansiamemilikikarakteristikyagberusialebihdari60tahun,kebutuhandan
masalahbervariasidarirentangsehatsampaisakit,kebutuhan
biopsikososial dan sprilitual, kondisi adaptif hingga
kondisimaladaftif(Ratnawati,2017 dalam Putri,2019). . Proses
penuaan tidak saja terjadi sebagai gejala alamiah semata. Dewasa ini
makin disadari bahwa proses penuaan merupakan akumulasi dari
berbagai faktor dan kualitas hidup para lansia ditentukan oleh berbagai
faktor tersebut.
2.1.4 Perubahan–PerubahanPadaLansia
Semakin bertambahnyaumur seseorang,sehingga terjadi
10
Penyakit yang dialami kaum lansia bisa timbul secara tiba-tiba tetapi
mempunyai efek yang lama bahkan bisa menimbulkan cacat (invable)
kerena bibit penyakit tersebut sudah tertanam lama, berkembang
bertahuntahun dan memuncak pada saat pengidapnya memasukiusia
tua. Untuk mengantisipasi kejadian-kejadian seperti ini, Geriatri
mempelajari proses perjalanan penyakit dari kaum lansia. Jika diukur
dari perkembangan fisik, kesehatan manusia akan mengalami gejala
penurunan ketika ia memasuki usia tua. Pada umumnya, faktor
penghambat berkembangnya usia tua yang aktif dan produktif
dipengaruhi oleh beberapa gejala fisik yang dialami oleh kaum lansia.
11
Menurut Hardi dan Martono (Komnas Lansia, 2011), gejala fisik yang
sering dialami oleh kaum lansia adalah sebagai berikut:
2.1.4.7 Tulang otot dan sendi Tulang otot pada lansia sering
mengalami gangguan. Salah satu penyebabnya adalah
menurunnya fungsi otot. Otot semakin lemah sehingga mereka
mengalami kesulitan untuk berjalan dan menopang berat
badan. Selain itu, jumlah kasium pada tulang kaum lansia
menurun. Akibatnya, kaum tua sering mengalami gangguan
pada tulang bahkan sampai tulang keropos.
2.2.2 ManifestasiKlinis
Menurut Amin (2015)manifestasi klinis yang ada pada
penderitaStrokeyaitu mengalami kelemahan dan kelumpuhan, tiba-
tiba hilang rasakepekaan, bicara pelo atau cadel, gangguan bicara,
gangguan penglihatan,mulut mencong atau tidak simetris ketika
menyeringai, gangguan daya ingat,nyeri kepala hebat, vertigo,
penurunan kesadaran, proses kencing
terganggudanmengalamigangguan fungsi otak.
2.2.3 Penatalaksanaan
2.2.3.1 Pengobatanumum
Untukpengobatanumuminidibedakanmenjadi5B,yaitu:
1. Breathing
Harusdijagaagarjalannafasbebasdanfungsiparu-
parucukupbaik.Fungsi paru sering terganggu karena curah
jantung yang kurang, makajantung harus dimonitor dengan
16
iberikanmanitol.Untukmengatasikejang-
kejangyangtimbuldapatdiberikandiphenylhydantionatau
carbamazepin.
2.2.4 Pengobatankhusus
Pada fase akut pengobatan di tujukan untuk membatasi kerusakan
otaksemaksimal mungkin agar kecatatan yang di timbulkan
menjadi
seminimalmungkin.Untukdaerahyangmengalamiinfark,kitatidakbis
aberbuatbanyak, yang penting adalah menyelamatkan daerah di
sekitar infark yang disebut daerah penumbra.Neuron-neuron di
daerah penumbra ini sebenarnyamasih hidup, akan terapi tidak
dapat berfungsi oleh karena aliran darahnyatidak adekuat. Daerah
inilah yang harus di selamatkan agar dapat
berfungsikembali.Untukkeperluantersebutmakaalirandarahtersebut
harusdiperbaiki.
2.2.5 TerapiNonfarmakologi
2.2.5.1 Terapimenggenggambola
Terapiiniberpengaruhuntukmeningkatkankekuatanototpad
aekstermitasatas,sehinggadapatterjadipeningkatanpadakek
uatanotot.Terapi ini juga pernah di teliti oleh Chaidir
&Zuardi (2014) di RSSNBukitTinggi.
2.2.5.2 Latihanketerampilanmotorik
Latihan-latihan ini dapat membantu meningkatkan
kekuatan
dankoordinasiototlansiakembali.Biasanyaorangyangmelak
ukanterapiiniadalah orang yang otot lidahnya melemah.
Terapi ini bias memperkuat ototlansiauntukberbicaraatau
menelan.
2.2.5.3 Terapimobilitas
Alat bantu dalam terapi mobilitas itu alat bantu berjalan,
18
tongkat,
kursiroda,ataupenahanpergelangankaki.Penyanggapergela
ngankakidapatmenstabilkandanmemperkuatpergelanganka
kilansiauntukmembantumendukungberat badanlansiasaat
lansiabelajarberjalankembali.
2.2.5.4 Terapiconstraintinduced
Terapi ini di lakukan oleh anggota tubuh lain yang tidak
terkena dampakdari kondisi ini. Anggota tubuh yang tidak
terkena harus membantu anggotatubuh lain untuk
meningkatkan fungsinya. Terapi stroke ini kadang-kadang
disebutterapi penggunaanpaksa.
2.2.5.5 TerapiRangeofmotion(ROM)
Latihan dan perawatan ini bertujuan untuk mengurang
kekegangan oto(kelenturan) dan membantu lansia
mendapatkan kembali gerak tubuh yanglentur.
19
turut.
2.3.4 LamaTerapiMenggenggamBolaKaret
Rekomendasi dasar dalam melakukan terapi genggam bola karet
memilikipengaruhterhadaprentanggerakpasienataupeningkatankeku
atanototbiladilakukan dengan frekuensi dua kali sehari dalam tujuh
hari dengan waktu 10-15menitdalam sekali
latihan(ChaidirandZuardi, 2014).
2.3.5 PatofisiologiMenggenggamBolaKaret
Gerakanyangterjadipadalatihangerakaktifdiawalidenganadanyaperi
ntahuntukbekerjayangdiaktifkanolehsinyaldariotakyangdiawalioleh
korteksserebriyangdicapaiketikakorteksmengaktifkanpola
fungsiyang
tersimpanpadaareaotakyanglebihrendahyaitumedullaspinalis,batang
otak,gangliabasalisdansereblumyangkemudianmengirimkanbanyak
sinyalpengaktivasispesifikkeototdanmemicubanyakaktivitasmotorik
normalterutamauntukpergerakan(Guyton & HallJE, 2007).
2.3.6 IndikasiDanKontraIndikasi
2.3.6.1 Pasienstroke ynagmasihmemilikikontraksiotot.
2.3.6.2 Pasien stroke yang mengalami kelemahan otot dan
membutuhkan bantuan terapi.
2.3.6.3 Bila menggangu proses penyembuhan tidak boleh
dilakukan terapi ini.
2.3.6.4 Pasien post infark miokard, operasi arteri koronaria dan
lain-lain .
2.3.6.5 Terdapat peradangan dan nyeri. (Suwartana., 2012 dalam
(Santoso, 2018)
2.3.7 PeningkatanKekuatanOtotPasienStrokeDenganTerapiMenggengga
mBolaKaret
Pada pasien Strokeyang mengalami kelemahan otot dan tidaksegera
dilakukan terapi akan menyebabkan beberapa gangguan ,yaitu
penurunankekuatan otot, penurunan pergerakan, penurunan
21
BAB 3
KASUS
Bab ini akan menjelaskan dan menyajikan mengenai asuhan keperawatan yang
diberikan pada Tn. A ditinjau dari teori dan kasus dengan Stroke di desa Balaradin
selama 3 hari dari tanggal 2 Juni 2023 – 4 Juni 2023. Asuhan keperawatan dimulai
dari pengkajian, diagnosa, intervensi keperawatan, implementasi keperawatan,
dan evaluasi keperawatan.
3.1 Pengkajian
Berdasarkan hasil anamnesa pengkajian pada tanggal 30 mei 2023didapatkan
hasil data diri pasien yaitu Tn. A berusia 67 tahun,beragama islam, pendidikan
terakhir SD, status perkawinan pasien sudah menikah, alamat desa Balaradin
RT 06 RW 03 kecamatan Lebaksiu, orang yang paling dekat dengan pasien
yaitu istrinya yang bernama Ny. H, Ny. H berusia 62 tahun, pekerjaannya
adalah berdagang, didalam satu rumah dengan Tn. A dam Ny. H ada anaknya
yang bernama Tn. R berusia 23 tahun.
Status kesehatan saat ini pasien sudah tidak minum obat apapun, pasien tidak
25
hati, Mual / muntah, Perubahan nafsu makan, Intoleran aktifitas, Ulkus, Nyeri,
Ikterik, Benjolan / massa, Perubahan kebiasaan defekasi, Diare, Konstipasi,
Melena, Hemoroid, Perdarahan rectum, Pola defekasi biasanya. Perkemihan
pasien normal tidak ada keluhan, genetalia pasien normal tidakada keluhan.
Musculoskeletal pasien adanya kekakuan,kelemahan otot pada tangan kiri
dengan kekuatan otot 2 dan kaki kiri dengan kekuatan otot 3, dan masalah cara
berjalan. Sistem saraf pusat pasien sering sakit kapala adanya paralisis,
paresis. Sistem endokrin pasien semua nya normal hanya ada perubahan pada
rambut.
gerakan fisik dari satu atau lebih ekstremitas secara mandiri, batasan
karakteristik untuk diagnosis Gangguan Mobilitas fisik antara lain
Klienmengatakansulit untuk menggerakantangan dan kaki sebelah kiri,
klien mengatakansulituntukdudukdilantaimaupundikursi,
klienmengatakantidakdapatberjalanlama, Klien berjalan dengan pelan
jika berjalan jauh dia menggunakan alat bantu tongkat, Klien berjalan
dengan lemah, Kllien lebih banyak duduk, Kekuatan otot tangan kiri
3, kai kiri 3, tangan dan kaki kanan 5.
3.6 Intervensi
3.6.1 Intervensi Diagnosa pertama tujuan dan kriteria hasilnya adalah Setelah
dilakukan tindakan keperawatan 3x 24 jam masalah gangguan mobilitas
fisik teratasi, dengan kriteria hasil: Mobilitas fisik (L.05042)
Pergerakan ekstremitas meningkat, Kekuatan otot klien meningkat,
Rentang gerak ROM meningkat. Intervensinya adalah Dukungan
mobilisasi (I.05173)Monitor kondisi umum selama melakukan
mobilisasi, Libatkan keluarga untuk membatu pasien dalam
meningkatkan pergerakan, Jelaskan tujuan dan prosedor mobilisasi,
Anjurkan mobilisasi dini, Ajarkan mobilisasi sederhana yang harus
dilakukan, Senam lansia (Stroke), latih genggam bola karet.
3.6.2 Intervensi Diagnosa kedua tujuan dan kriteria hasilnya adalah Setelah
dilakukan tindakan keperawatan 3x 24 jam masalah Harga Diri
Sitiasional teratasi, dengan kriteria hasil: Harga diri (L.09069),
Penerimaan penilaian positif terhadap diri sendiri meningkat, Perasaan
bersalah menurun, Perasaan malu menurun. Dengan intervensi Promosi
harga diri (I.09308), Monitor tingkat harga diri setiap waktu, sesuai
kebutuhan, Motivasi terlibat dalam verbalisasi positif, Diskusikan
pernyataan tentang harga diri, Jelaskan kepada keluarga pentingnya
dukungan dalam perkembangan konsep positif diri pasien, Latih
pernyataan atau kemampuan positif diri.
3.6.3 Intervensi Diagnosa ketiga tujuan dan kriteria hasilnya adalah Setelah
dilakukan tindakan keperawatan 3x 24 jam masalah Gangguan
Komunikasi Verbal teratasi, dengan kriteria hasil: Komunikasi verbal
29
3.7 Implementasi
Implementasi keperawatan yang dilakukan pada Tn. A tanggal 2 juni
2023dengan diagnosa Gangguan Mobilitas fisikmenunjukkan bahwa
pasientidakmengalamipeningkatanotot,tetapdengansekala3(Dapatmenggerakk
anjari-jaridantelapaktangan).Harga Diri Rendah Situasional menunjukan
pasien tampak menangis pada saat pengkajian. Gangguan Komunikasi Verbal
menunjukan respon pasien masih berbicar pelo, kesulitan untuk berbicara
sehingga berbicara dengan perlahan.
3.8 Evaluasi
Evaluasikeperawatanpadatanggal 3 juni 2023. Saatdievaluasipadahariterakhir
didapatkan hasil sebagai berikut:
Objektif : Klien berjalan dengan pelan jika berjalan jauh dia menggunakan alat
bantu tongkat, Klien berjalan dengan lemah, klien lebih banyak duduk,
kekuatan otot tangan kiri masih 3
Subjektif : Pasien mengatakan penyakitnya ini adalah takdir dari Allah, ada
hikmah di semua kejadian. Misalnya anaknya lebih mandiri.
BAB 4
PEMBAHASAN
4.1 Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan. Pengkajian
dilakukan melalui wawancara dan pemeriksaan fisik. Berdasarkan pengkajian
yang dilakukan didapatkan data seorang pasien menderita stroke mengalami
sulit untuk menggerakantangan dan kaki sebelah kiri,
klienmengatakansulituntukdudukdilantaimaupundikursi, klienmengatakan
tidakdapatberjalanlama, Klien berjalan dengan pelan jika berjalan jauh dia
menggunakan alat bantu tongkat, Klien berjalan dengan lemah, Klien lebih
banyak duduk, Kekuatan otot tangan kiri 3, kaki kiri 3, tangan dan kaki kanan
5.
Dimana data tersebut sesuai dengan teori menurut (Amin,2015), gejala yang
timbulkarena Stroke yaitu mengalami kelemahan dan kelumpuhan, tiba-tiba
hilang rasakepekaan, bicara pelo atau cadel, gangguan bicara, gangguan
penglihatan, mulutmencong atau tidak simetris kletika menyeringai, gangguan
daya ingat,
nyerikepalahebat,vertigo,penurunankesadaran,proseskencingterganggudanmen
galamigangguan fungsi otak.
Pengkajian didapatkan Klien mengatakan bahwa dirinya merasa gagal menjadi
orang tua dan suami, Klien mengatakan malu jika aktivitasnya terkadang
dibantu oleh orang lain, Klien terlihat lebih banyak diam, Pada saat pengkajian
klien sempat menangis, Klien lebih sering menghabiskan waktu di dalam
rumah, keluar hanya dudukan didepan rumah.
Datatersebutsesuaidenganteorimenurut(zarmi,2017),akibatdariseranganStroke
mempengaruhifungsifisikologisdaripasien,pasienmerasadirinya cacat dan
kecacatan ini menyebabkan citra diri terganggu, merasa
tidakmampu,jelek,memalukan,dansebagainya.Yangnantinyaakansangatmengg
anggu fungsi peran pasien. Hal ini menggambarkan bahwa pasien
32
strokemengalamihargadiri rendah.
Pengkajian didapatkan Klien mengatakan sulit untuk berbicara sehingga
ketika berbicara secara perlahan, Klien mengatakan sulit untuk berbicara
dengan jelas, Klien berbicara pelo, Klien sulit untuk berbicara.
Data tersebut sesuai dengan teori menurut (Amin,2015), gejalan yang
timbulkarena Stroke yaitu mengalami kelemahan dan kelumpuhan, tiba-tiba
hilang rasakepekaan, bicara pelo atau cadel, gangguan bicara, gangguan
penglihatan, mulutmencong atau tidak simetris kletika menyeringai, gangguan
daya ingat,
nyerikepalahebat,vertigo,penurunankesadaran,proseskencingterganggudanmen
galamigangguan fungsi otak.
Diagnosa utama yang didapat sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Tejo Saksono (2022) analisa data didapatkan diagnosa utama yaitu hambatan
mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan otot. Tahap diagnosa
keperawatan memungkinkan perawat menganalisis dan mensintesis data.
pembuluh darah sehingga suplai darah dan oksigen berkurang ke otak terjadi
iskemik otak dan menyebabkan nekrosis dan defisit neurologi yang
menyebabkan penurunan fungsi motorik dan muskuloskeletal terjadi
kelemahan pada anggota gerak sehingga menyebabkan gangguan mobilitas
fisik.
oduksieikosanoid,dijumpaiadanyaproduksioksigenradikalbebas dan
lipid peroksidase yang mempunyai efek merusak terhadap struktur
otakdan fungsinya.
4.4 Intervensi
Intervensikeperawatanpadaketigadiagnosakasusmeliputitindakandalambentuk
observasi, tindakan terapeutik, pemberian edukasi, dan tindakan kolaborasi
(PPNI,2018).IntervensikeperawatantelahmerujukpadaStandarIntervensiKeper
awatanIndonesia (SIKI). Tindakan keperawatan dilakukan pada tanggal 2 juni
2023 –4 juni 2023.
4.4.1 Diagnosa pertama tujuan dan kriteria hasilnya adalah Setelah
dilakukan tindakan keperawatan 3x 24 jam masalah gangguan
mobilitas fisik yang ditandai dengan Klienmengatakansulit untuk
menggerakantangan dan kaki sebelah kiri, klien
mengatakansulituntukdudukdilantaimaupundikursi,
klienmengatakantidakdapatberjalanlama, Klien berjalan dengan pelan
jika berjalan jauh dia menggunakan alat bantu tongkat, Klien berjalan
dengan lemah, Kllien lebih banyak duduk, Kekuatan otot tangan kiri
2, kai kiri 3, tangan dan kaki kanan 5 teratasi, dengan kriteria hasil:
36
Hal ini relevan dengan penelitian bahwa terapi genggam bola karet
efektif untuk meningkatkan kekuatan otot. Peningkatan kekuatan otot
terjadi setelah dilakukan penerapan selama 7 hari (Arif dan Hanila,
2015; Oliviani dkk, 2017).7 Pada hasil analisis didapatkan p =
0,001<0,05 data ini menunjukkan adanya peningkatan kekuatan otot
sebelum dan sesudah dilakukan terapi genggam bola karet. Menurut
hukum ingatan law of memory setiap pemula gerakan akan
disempurnakn oleh sel saraf otak menjadi alur, dan apabila gerakan atau
aktivitas tersebut dilakukan berulang-ulang akan menjadi satu
rangkaian. Gerakan atau aktivitas yang diajarkan terus menerus akan
menjadi suatu rekaan di otak.
Depresi dan kecemasan dapat terjadi pada pasien stroke karena penyakit
ini merupakan penyakit menahun yang tidak bisa sembuh sempurna,
perlu perawatan seumur hidup, mempunyai banyak komplikasi dan
pengobatannya dilakukan seumur hidup serta harus melakukan diet
yang ketat sehingga kehidupannya tidak bebas lagi (de Bekker et al.
2022). Keterbatasan fisik, pengurangan aktivitas sehari-hari dan
ketidakmampuan bekerja ditimbulkan oleh penyakit yang diderita
39
4.4.3 Diagnosa ketiga tujuan dan kriteria hasilnya adalah Setelah dilakukan
tindakan keperawatan 3x 24 jam masalah Gangguan Komunikasi
Verbal teratasi, dengan kriteria hasil: Komunikasi verbal (L.13118),
Kemampuan bicara meningkat, Pelo menurun. Promosi komunikasi :
defisit bicara (I.13492), Monitor kecepatan tekanan, kualitas, volume,
dan diksi bicara, Sesuaikan gaya komunikasi dengan kebutuhan(bicara
dengan perlahan), Berikan dukungan psikologis, Anjurkan klien juntuk
berbicara perlahan, Ajarkan pasien dan keluarga proses kognitif,
anatomis, dan fisiologis, yang berhubungan dengan kemampuan
berbicara(latihan AIUEO)
dan sering merasa sakit kepala (pusing). Sulit berbicara dan sakit
kepala merupakan salah satu menifestasi klinik stroke hal ini
sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa sering pusing,
mengalami gangguan kognitif dan deminsia ketika berkomunikasi
dengan orang lain (Lingga,2013).Berbicara sulit (pelo) merupakan
salah satu manifestasi klinik hal ini sesuai dengan teori yang
mengatakan bahwa mengalami gangguan kognitif dan demensia
ketika berkomunikasi dengan orang lain (Lingga, 2013).
Hal ini juga sejalan dengan teori yang dinyatakan oleh Sunardi
(2013) dalam Speech Therapy (Terapi Wicara) Post Laringotomy,
yaitu salah satu bentuk terapi rehabilitasi gangguan afasia adalah
dengan memberikan terapi wicara salah satunya
terapiAIUEO.Terapiwicara merupakan tindakan yang diberikan
kepada individu yang mengalami gangguan komunikasi, ganggyan
berbahasa bicara, gangguan menelan. Terapi wicara ini berfokus pada
pasien dengan masalah-masalah neurologis, diantaranya pasien pasca
stroke.Terapi AIUEO, merupakan terapi untuk membantu
40
4.5 Implementasi
Implementasi keperawatan yang dilakukan pada Tn. A tanggal 1 juni
2023dengan diagnosa Gangguan Mobilitas fisikmenunjukkan bahwa
pasientidakmengalamipeningkatanotot,tetapdengansekala3(Dapatmenggerakk
anjari-jaridantelapaktangan).Menurut peneliti hal ini terjadi karena ke empat
responden tersebut sudah terserang strokesejak lama dan usianya sudah
lansia. Menurut Olviani (2017), yang
menyebabkanrespondentidakmengalamipeningkatankekuatanototmerupakanr
espondenyang diantaranya sudah mengalami stroke lebih dari 6 bulan yang
dimana
yangdimanapadaselpenumbrasudahmengalamikekakuanototyangdapatmempe
ngaruhi fungsi gerak pada tangan secara optimal dan juga tidak
melakukanrehabilitasilatihangerakrentangsecaracepat,tepat,berkaladanberkesi
nambungansehinggadapatmempengaruhipeningkatankekuatanotot.TeoriSudar
sono(2011),menjelaskanbahwaadabeberapafactoryang
mempengaruhikekuatanotot,Salahsatunyausia.Baikpriadanwanitaperkembang
an kecepatan ototnya akan mencapai puncak saat usia 25 tahun,
41
4.6 Evaluasi
Evaluasikeperawatandilakukansetiaphariselamamasaperawatandenganmetode
SOAP(Subjective,Objective,Assesment,Plan).Evaluasikeperawatanpadatangga
l 3 juni 2023. bahwakekuatanototsebelumdilakukanpenerapan terapi genggam
bola karet padaekstremitaskiriatas3,dansesudahdilakukan penerapan terapi
genggam bolakaretkekuatanotot3, akan tetapi
Penerapanterapigenggambolakaretefektif meningkatkan kekuatan otot
biladilakukan dengan frekuensi teratur danberulang-ulang. Dikatakan masalah
mobilitas fisik belum teratasi.
Hasil ini relevan dengan penelitian agung Setiawan (2019) evaluasi pada hari
terkhir klien mengatakan sudah tidak merasa malulagi ketika berjalan keluar
kamar, dan terlihat sudah mulai merasa percaya diri.Berdasarkan data yang
didapat penulis berasumsi bahwa terjadinya harga dirirendah di karenakan
klien merasa dirinya tidak sempurna dikarenakan
adanyakelumpuhanpadasebagian anggotageraknya.
Hasil ini relevan dengan penelitian agung Setiawan (2019) dievaluasi pada
42
hari terakhir klien mengatakan sudah bisa berbicaradengan pelan dan jelas,
mulai banyak berbicara dengan orang dan klien
masihberbicaradengancadelataupelo.Berdasarkandatayangdidapatpenulisberas
umsi bahwa terjadinya masalah gangguan komunikasi verbal pada klien 1
dikarenakan adanya kerusakan pada neuromuskuler yang menyebabkan
kesusahanberbicarasehinggaklienberbicarapelo.
BAB V
KESIMPULANDANSARAN
5.1 Kesimpulan
Padababini,penelitiakanmengemukakankesimpulandarihasilpembahasan:
5.1.1 Hasilanalisatidak didapatkanadanyaperubahankekuatan ototpadaTn.
A setelahdiberikanterapigenggam bola karet.
5.1.2 Setelah diberikan intervensi inovasi berupa teknik genggam bola
karet bahwakekuatanototsebelumdilakukanpenerapan terapi
genggam bola karet padaekstremitaskiriatas3,dansesudahdilakukan
penerapan terapi genggam bolakaretkekuatanotot3, akan tetapi
Penerapanterapigenggambolakaretefektif meningkatkan kekuatan
otot biladilakukan dengan frekuensi teratur danberulang-ulang.
5.2 Saran
5.2.1 Bagiresponden
Bagiresponden diharapkan agar melakukanterapi genggam bola karet
dengan konsisten selama 10-15 menit sehari 2
kalidandilakukanselama7hari supayakekuatanototbisameningkat.
5.2.2 BagiKeluarga
Penelitian ini diharapkan dapat mengajarkan keluarga pasien tentang terapi
genggam bola karet sebagai suatu fisioterapi untuk meningkatkan otot
yang bisa dikerjakan dirumah. Yang bisa dikerjakan dirumah untuk
meningkatkan kekuatan otot.
5.2.3 Bagi Puskesmas Kambangan
Perawat Puskesmas Kambangan dan poli lansia dapat menjadikan terapi
genggam bola karet sebagai program rehabilitasi pasien stroke yang yang
mengalami kelemahan otot yang bisa dilakukan di rumah sebagai terapi
sederhana.
5.2.4 Bagi Perawat.
Penelitian ini Dapat dijadiakan acuan oleh perawat sebagai intervensi
keperawatan dan terapi bagi pasien stroke untuk meningkatkan kekuatan
otot dan dapat menjadikan wawasan baru bagi perawat yaitu bisa
mengukur kekutan otot dengan menggunakan alat Hangrip Dynamometer.
5.2.5 Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian selanjutnya dapat melakukan penelitian tentang peningkatan
kekuatan otot pada pasien stroke dengan jenis penelitian yang berbeda,
seperti studi kualitatif dengan pendekatan retrospektif dan dengan
intervensi yang berbeda.
45
DAFTARPUSTAKA
:Mediaction
Asmadi.(2018).KonsepDasarKeperawatan. 175.
Azizah.(2011). KeperawatanLanjut Usia.Yogyakarta: GrahaIlmuDamanik, S. M.
(2019). Buku Keperawatan Gerontik. KeperawatanGerontik,26–
127.
Dinka Anindya Putri. (2019). Status Psikososial Lansia Di PSTW
AbiyosoPakemSleman Yogyakarta.Yogyakarta. Poltekkes Jogjakarta
DinkesJateng.2018.ProfilDataKesehatanProvinsiJateng.
Fitriyah, I. (2018). Karya Tulis Ilmiah Hubungan Respon Spiritual DenganDerajat
Kesehatan Lansia. Jombang :Repository Stikes Insan Cendekiamedika.
H, A. Aziz. Alimul. 2009. Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep
DanDasarProsesKeperawatan. Jakarta:SalembaMedika.
Han,E.S.,&Goleman,Daniel;Boyatzis,Richard;Mckee,A.(2019)KeperawatanLansi
a.JournalKemenkesRI. (2018).StrokeDon’tBe TheOne(p. 10).
Mirasantika.(2018).KaryaTulisIlmiahAsuhanKeprawatanDalamPemenuhan
Kebutuhan Rasa Nyaman Pada Penderita HipertensiDiRuangLaikaWaraka
Interna. Kendari.RepositoryPoltekkes Kendari.
Mubarak,W.I.,&Cahyani,N. (2008).BukuAjarKebutuhan
DasarManusia.Jakarta:ECG
PPNI(2017)StandarDiagnosaKeperawatsnIndonesia:Definisidanindicatordiagnosti
c, Edisi 1 . Jakarta:DPP PPNI
PPNI (2018) StandarLuaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan
KriteriaHasilKeperawatan, Edisi 1 . Jakarta:DPP PPNI
PPNI(2018)STANDARDiagnosaKeperawatanIndonesia:DefinisidanTindakanKep
erawatan,Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
Prasetyo,S.N. (2010).KonsepdanProsesKeperawatanNyeri.Yogyakarta
Resources,N.,iisd(InternationalInstituteforSustainableDevelopment,Report,F.,Wic
ke,B.,Sikkema,R.,Dornburg,V.,Faaij,A.,Creech,H.,JabatanPeneranganMal
aysia,MinistryofEconomicAffairs,Saadatian,O.,Ba,A.F.,Nadeson,T.,Barton
,M.,Greenwald,P.,UNCED,Monjelat, N., Carretero, Joy, M.K. (2018).
Setiawan,A.(2019).StrokeDiPantiSosialTresnaWerdhaPoliteknikKesehatanKemen
47
Lampiran 1
q. System endokrin
Sistem endokrin pasien semua nya normal hanya ada perubahan pada
rambut.
Pengkajian status fungsional, kognitif, afektif dan sosial
(a) Pengkajian Status Fungsional
INDEKS KATZ pasien didapatkan hasil “D” yaitu Kemandirian dalam
semua aktifitas hidup sehari-hari, kecuali mandi, berpakaian dan satu fungsi
tambahan
(b) Pengkajian Status Kognitif dan Afektif
Short Portable Mental Status Questionnaire (SPMSQ)
Short Portable Mental Status Questionnaire (SPMSQ)
Skore
No Pertanyaan Jawaban
+ -
√ 1. Tanggal berapa hari ini? 26 mei 2023
√ 2. Hari apa sekarang ini? (hari, tanggal, tahun) Jumat
√ 3. Apa nama tempat ini? Balaradin RT 06
√ 4. Berapa nomor telpon Anda? Tidak tahu
√ Dimana alamat Anda? (tanyakan hanya bila Balaradin RT 06
4a.
klien tidak mempunyai telepon)
√ 5. Berapa umur Anda? 67 tahun
√ 6. Kapan Anda lahir? 20 Januari 1956
√ 7. Siapa presiden Indonesia sekarang? Jokowi
√ 8. Siapa presiden sebelumnya? SBY
√ 9. Siapa nama kecil ibu Anda? Ema
√ Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 dari 17,14,11
10.
setiap angka baru, semua secara menurun
Jumlah kesalahan total 2
Penilaian SPMSQ : fungsi intelektual Tn. A utuh
53
Depresi Beck
Skore Uraian
A. Kesedihan
3 Saya sangat sedih atau tidak bahagia di menghadapinya mana saya tak dapat
2 Saya galau atau sedih sepanjang waktu dan darinya saya tidak dapat keluar
1√ Saya merasa sedih atau galau
0 Saya tidak merasa sedih
B. Pesimisme
3 Saya merasa bahwa masa depan saya adalah sia-sia dan sesuatu dapat membaik
tidak
2√ Saya merasa tidak mempunyai apa-apa untuk memandang ke depan
1 Saya merasa berkecil hati mengenai masa depan
0 Saya tidak begitu pesimis atau kecil hati tentang masa depan
C. Rasa Kegagalan
3 Saya merasa saya benar-benar gagal sebagai seseorang (orang tua, suami, istri)
2 Seperti melihat ke belakang hidup saya, semua yang dapat saya lihat hanya
kegagalan
1√ Saya merasa saya telah gagal melebihi orang pada umumnya
0 Saya tidak merasa gagal
D. Ketidakpuasan
3 Saya tidak puas dengan segalanya
2√ Saya tidak lagi mendapatkan kepuasan dari apapun
1 Saya tidak menyukai cara yang saya gunakan
0 Saya tidak merasa tidak puas
E. Rasa Bersalah
3 Saya merasa seolah-olah saya sangat buruk atau tak berharga
2√ Saya merasa sangat bersalah
1 Saya merasa buruk atau tak berharga sebagai bagian dari waktu yang baik
0 Saya tidak merasa benar-benar bersalah
F. Tidak Menyukai Diri Sendiri
3 Saya benci diri saya sendiri
55
APGAR Keluarga
No Fungsi Uraian Skore
1. Adaptasi Saya puas bahwa saya dapat kembali pada keluarga 2
(teman-teman) saya untuk membantu pada waktu sesuatu
menyusahkan saya
2. Hubungan Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) saya
membicarakan sesuatu dengan saya dan mengungkapkan 2
masalah dengan saya
3. Pertumbuhan Saya puas bahwa keluarga (teman-teman) saya menerima
dan mendukung keinginan saya untuk melakukan aktivitas 1
atau arah baru
4. Afeksi Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) saya
mengekspresikan afek dan berespons terhadap emosi- 1
emosi saya, seperti marah, sedih atau mencintai
5. Pemecahan Saya puas dengan cara teman-teman saya dan saya
menyediakan waktu bersama-sama 2
58
Total 8
INTERPRETASI
Bahwa keluarga Tn. A mempunyai fungsi yang baik
Gangguan
Komunikasi
Verbal
3.11 INTERVENSI
Diagnosa Tujuan dan kritera hasil Intervensi
keperawatan
Gangguan Setelah dilakukan tindakan Dukungan mobilisasi (I.05173)
60
3.12 IMPLEMENTASI
Hari/ No. Implementasi Respon Pasien (DS & DO) TTD
Tanggal/ Dx
Jam
Selasa, 1 - Memonitor DS: pasien mengatakan selama
2 juni kondisi umum tindakan dilakukan tidak mersa
2023 selama nyeri
melakukan DO: pasien tampak mengikuti
(10.00) mobilisasi gerakan dengan benar. Kekuatan
otot 3
- Melibatkan DS: anak pasien mengatakan mau
keluarga untuk untuk membantu ayahnta latihan
membatu gerak.
pasien dalam DO: pada saat pendkes anaknya
meningkatkan ikut memperhatikan apa yang
62
3.13 EVALUASI
Hari/ No. Catatan Perkembangan TTD
Tanggal/Ja Dx
m
Selasa, 2 1 S:
juni 2023 - Klienmengatakansulit
untukmenggerakantangan
(12.00) dan kaki sebelah kiri
- klienmengatakantidakdapatberjalanlama
O:
- Klien berjalan dengan pelan jika berjalan
jauh dia menggunakan alat bantu tongkat
- Klien berjalan dengan lemah
- Kllien lebih banyak duduk
- Kekuatan otot - 3 - 5
- 3 - 5
A : Gangguan Mobilitas
fisik belum teratasi
P:
- Memonitor kondisi umum selama melakukan
mobilisasi
2 S:
- Klien mengatakan bahwa dirinya merasa
gagal menjadi orang tua dan suami
- Klien mengatakan malu jika aktivitasnya
terkadang dibantu oleh orang lain
O:
- Klien terlihat lebih banyak diam
- Pada saat pengkajian klien sempat menangis
- Klien lebih sering menghabiskan waktu di
68
Lampiran 2
Intervention :
Jurnal ke 1 :
Bentukintervensiberupapenerapanlatihangenggambolakaretselama4hari.
Jurnal ke 2 : Terapi Genggam Bola Karet didapatkan bahwa skala kekuatan
otot 3 dan hasilPenerapan terapi genggam bola karet efektif meningkatkan
kekuatan otot
Comparison :
Jurnal ke 1 : Latihan genggam bola karet merangsang peningkatan aktivitas
kimiawineoromuskuler danmuskuler.
Haliniakanmeningkatkanrangsanganseratsarafototekstermitasterutamasarafp
arasimpatisuntukmemproduksiasetilcholin,sehinggamunculkontraksi.Mengg
enggam/mengepalkantanganakanmenggerakkan otot sehinggamembantu
membangkitkan kendali otak terhadap otot tersebut. Respon
akandisampaikan ke korteks sensorik melalui badan sel saraf C7-T1. Hal ini
73
rianlatihanyangterusmenerusdapatmenstimulasidan merangsangotot-otot
disekitarnya untukberkontraksi
Jurnal ke 2:
Salah satu untuk meminimalkan
kecacatanyangterjadipadapasienstrokeadalahdengan rehabilitasi fisik.
Rehabilitasi fisikyang dapat dilakukan yaitu terapi latihandengan tujuan
membantu pemulihn
pasienpascastroke,peningkatanpenggunaanekstremitasdanmemperkuatototy
anglemah. Terapi latihan yang bisa
diakukanuntukmengatasimasalahhemipharasepada ekstremitas atas pasien
stroke adalahlatihangerakmenggenggambola karet
Bes Jurnal ke 1 :Latihan genggamantangan pada klienstrokedengan paresisyang
arn dilakukan berulang-ulangsecarateori akan merangsang otak untuk terjadinya
ya plastisitas (kemampuan sistem saraf pusat beradaptasi
ma danmemodifikasiorganisasistrukturaldanfungsionalsesuaikebutuhanataustim
nfa ulusakibatcideraataukerusakan). Jika suatu bagian otak rusak, daerah otak
at sekitarnya secara bertahap mengambil alih sebagianatau seluruh tanggung
unt jawab daerah yang rusak.14 Perbaikan stroke harus dilakukan sedini
uk mungkin, faktoryang paling dominan mengalami penurunan fungsi pada
me ekstremitas klien stroke adalah kekuatan
nga ototnyadibandingkankemampuanketrampilangerakotot.
tasi Jurnal ke 2 :
ma menggenggam bola karet akan meragsangserat-
sala seratototberkontraksidanberelaksasi.Latihansecarateraturakanmenibulkan
h pembesaran(hipertrofi)
otot.Semakinbanyaklatihanyangdilakukansemakinbaikproseshipertrofiotots
ehinggakekuatanototdapatmengalamipeningkatan
Ke Jurnal ke 1 :Latihangenggamanbola merupakan teknik yang aman dan
am sederhana, biaya kecil dan tidak memerlukan peralatan khusus dan
ana Latihangenggamanbola telah dianjurkan sebagai teknik yang efektif dan
76
n mudah yang dapat diterapkan secara mandiri oleh perawat untuk pasien
unt dalam perawatan keluarga
uk Jurnal ke 2 :
dite Latihangenggamanbola merupakan teknik yang aman dan sederhana, biaya
rap kecil dan tidak memerlukan peralatan khusus dan Latihangenggamanbola
kan telah dianjurkan sebagai teknik yang efektif dan mudah yang dapat
pad diterapkan secara mandiri oleh perawat untuk pasien dalam perawatan
a keluarga
pas
ien
Pen Jurnal ke 1 :Menggenggam/mengepalkantanganakanmenggerakkan otot
gap sehinggamembantu membangkitkan kendali otak terhadap otot
lika tersebut.dioptimalkandenganmediabantuberupabolakaret,mengingatpemulih
sia anfungsiekstremitasataslebihlambatdibandingkandenganekstremitasbawah.
n Bolayangdigunakanberbahankaret,berbentukbulat,
bergerigi,elastis,dandapat ditekandengankekuatanminimal
Jurnal ke 2 :
terapi latihandengan tujuan membantu pemulihn
pasienpascastroke,peningkatanpenggunaanekstremitasdanmemperkuatototy
anglemah4. Terapi latihan yang bisa
diakukanuntukmengatasimasalahhemipharasepada ekstremitas atas pasien
stroke adalahlatihangerakmenggenggambola karet 3
77
CURRICULUM VITAE
Bangsa : Indonesia