Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH MISIOLOGI

’’PERSPEKTIF MISI DALAM 4 PILAR BANGSA”

DOSEN PENGAMPU:

Pdt. Dr. Ramli Sarimbangun. M.Th

Disusun Oleh Kelompok 10 :

PUTRI PUSUNG
SINTIA RONDONYWU
SEVANIA LELENGBOTO
MEIGITA SIGAR

PROGRAM STUDI TEOLOGI KRISTEN PROTESTAN

FAKULTAS TEOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA TOMOHON

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Karena atas berkat dan
tuntunan-Nya, kami kelompok dapat menyelesaikan tugas makalah kami dari mata kuliah
Misiollogi ini dengan baik.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih mempunyai banyak kekurangan, baik itu
penulisan kata, penempatan kata dan tanda baca. Maka dari itu, kami sebagai penulis makalah
ini ingin meminta kritik dan saran yang membangun dari para pembaca agar bisa membantu
kami untuk kedepannya dapat membuat makalah dengan lebih baik lagi.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN :
LATAR BELAKANG
BAB II PEMBAHASAN :
DEFINISI 4 PILAR
KAITAN MISI DALAM 4 PILAR
BAB III PENUTUP :
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
DOKUMENTASI
BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Empat Pilar Kebangsaan" adalah konsep pembangunan nasional yang diperkenalkan


oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tahun 2005. Konsep ini mencakup empat
aspek utama yang dianggap sebagai pilar-pilar fundamental pembangunan nasional di
Indonesia. Misi dalam empat pilar tersebut dirancang untuk mencapai visi pembangunan
nasional yang inklusif, berkelanjutan, dan harmonis. Setiap pilar mencerminkan aspek-aspek
yang dianggap penting untuk menjaga dan meningkatkan keutuhan nasional Indonesia dalam
berbagai bidang kehidupan.

Dalam konteks ini, penting untuk dicatat bahwa konsep Empat Pilar Kebangsaan
mencoba menciptakan sinergi antara berbagai aspek kehidupan nasional, termasuk aspek
politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Misi di balik empat pilar ini adalah membangun fondasi
yang kuat untuk kemajuan nasional yang holistik dan berkelanjutan.
BAB II

PEMBAHASAN

DEFINISI 4 PILAR :

Empat Pilar" yang umumnya berlaku di Indonesia (Pancasila, UUD 1945, Bhinneka
Tunggal Ika, dan NKRI).

Dalam berbagai wacana selalu terungkap bahwa telah menjadi kesepakatan bangsa adanya
empat Pilar penyangga kehidupan ber-bangsa dan bernegara bagai bangsa Indonesia. Pilar
adalah tiang penyangga suatu bangunan. Pilar memiliki peran yang sangat sentral dan
mkenentukan, karena bila pilar ini tidak kokoh atau rapuh akan berakibat robohnya bangunan
yang disangganya.

1. Pancasila

Secara harfiah, Pancasila berarti lima prinsip. Istilah ini berasal dari bahasa
Sansekerta, yaitu “Panca” artinya lima, dan “Sila” artinya prinsip. Pada dasarnya istilah ini
telah digunakan oleh Empu Prapanca dalam bukunya yang sangat terkenal, Negara ker-
tagama, dan Empu Tantular dalam bukunya, Sutasoma. Kedua penulis ini adalah pemikir
dan pujangga ternama pada zaman pemerintahan Hayam Wuruk di Kerajaan Hindu
Majapahit. (Muhammad Yamin, tt: 437). Pada saat itu, Pancasila berfungsi sebagai lima
prinsip bimbingan etika bagi penguasa dan rakyat agar tidak melakukan kekerasan,
mencuri, dendam, bohong, dan minum-minuman keras.

rmodihardjo, 1984 : 23) Sudah tidak diragukan lagi, Pancasila merupakan warisan
sejarah bangsa Indonesia melalui proses yang sangat panjang. Ia merupakan falsafah dan
ideologi bangsa Indonesia. Sebagai sebuah ideologi, tidak akan terlepas dari proses
pertumbuhan dan pemantapan.

Secara harfiah, Pancasila berarti lima prinsip. Istilah ini berasal dari bahasa
Sansekerta, yaitu “Panca” artinya lima, dan “Sila” artinya prinsip. Pada dasarnya istilah ini
telah digunakan oleh Empu Prapanca dalam bukunya yang sangat terkenal, Negara ker-
tagama, dan Empu Tantular dalam bukunya, Sutasoma. Kedua penulis ini adalah pemikir
dan pujangga ternama pada zaman pemerintahan Hayam Wuruk di Kerajaan Hindu
Majapahit. (Muhammad Yamin, tt: 437). Pada saat itu, Pancasila berfungsi sebagai lima
prinsip bimbingan etika bagi penguasa dan rakyat agar tidak melakukan kekerasan,
mencuri, dendam, bohong, dan minum-minuman keras.

Demikian pula, Pancasila memiliki dimensi yang menunjukkan pada ciri khas tersendiri,
salah satunya dimensi teleologis,

Dimensi teologis, menunjukkan bahwa pembangunan mempunyai tujuan


mewujudkan cita-cita proklamasi 1945. Hidup bukanlah ditentukan oleh nasib, tetapi
tergantung pada rahmat Tuhan Yang Maha Esa dan usaha manusia. Dimensi ini bisa
memunculkan dinamika dalam kehidupan bangsa. Kehidupan manusia tidak ditentukan
oleh keharusan sejarah yang tergantung pada kekuatan produksi, sebagaimana
dikemukakan oleh Marxisme, tetapi ditentukan oleh cita-cita, semangat niat ataupun
tekad.1

2. UUD 1945

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, atau disingkat UUD
1945 atau UUD '45, adalah hukum dasar tertulis (basic law), konstitusi pemerintahan
negara Republik Indonesia saat ini. UUD 1945 disahkan sebagai undang-undang dasar
negara oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945. Sejak tanggal 27 Desember 1949, di
Indonesia berlaku Konstitusi RIS, dan sejak tanggal 17 Agustus 1950 di Indonesia berlaku
UUDS 1950.2

3. NKRI

NKRI merupakan singkatan dari “Negara Kesatuan Republik Indonesia”. NKRI adalah
Negara kesatuan yang meliputi persatuan seluruh wilayah Indonesia dari sabang sampai
merauke. Untuk lebih memahami pengertian ini, maka dapat dilihat dari fungsi dan tujuan
NKRI sebagai sebuah negara kesatuan yang merdeka dan berdaulat. Sebagaimana pada
umumnya fungsi negara, NKRI berfungsi untuk mewujudkan harapan atau cita-cita negara
menjadi kenyataan, atau dengan kata lain, sebagai alat untuk mencapai tujuan negara.

Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara yang dibentuk berdasarkan


semangat kebangsaan (nasionalisme) oleh bangsa Indonesia yang bertujuan melindungi
segenap bangsa dan seluruh tampah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum,

1
4 Pilar Wawasan Kebangsaan: Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika Dr. Badri Khaeruman, M.Ag
& Dr. H. A. Muhtar Ghazali, M.Ag. Hlm 21
2
4 Pilar Wawasan Kebangsaan: Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika Dr. Badri Khaeruman, M.Ag
& Dr. H. A. Muhtar Ghazali, M.Ag. Hlm 53
mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.3

4. Bineka Tunggal Ika

Bhinneka Tunggal Ika mengandung arti “berbeda-beda tetapi satu jua”. Istilah ini
berasal dari buku Sutasoma karangan Empu Tantular. Pengertian Bhineka Tunggal Ika ini
menunjukkan bahwa bangsa Indonesia memiliki banyak suku, agama, ras, kesenian, adat,
bahasa, dan lain sebagainya, namun tetap satu kesatuan yang sebangsa dan setanah air.
Dipersatukan dengan bendera, lagu kebangsaan, mata uang, bahasa dan lain-lain yang
sama. Kata-kata Bhinneka Tunggal Ika, terdapat pada lambang negara Republik Indo-
nesia yaitu Burung Garuda. Di kaki Burung Garuda, Pancasila mencengkram sebuah pita
yang bertuliskan “Bhinneka Tunggal Ika”.4

KAITAN MISI DALAM 4 PILAR

Jika kita memasukkan perspektif Misi Kristen ke dalam konteks "Empat Pilar" yang
umumnya berlaku di Indonesia (Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI),
maka kita dapat melihat bagaimana nilai-nilai dan prinsip-prinsip Misi Kristen berkontribusi
pada pembangunan masyarakat dan negara.

1. PANCASILA
Pancasila sebagai dasar negara menciptakan landasan moral dan etika bagi masyarakat
Indonesia. Dalam misi, prinsip-prinsip Pancasila dapat membimbing tindakan menuju
keadilan sosial, persatuan, dan kesejahteraan bersama.
Dalam konteks Misi Kristen, prinsip-prinsip agama Kristen, seperti kasih, keadilan, dan
solidaritas, dapat mendukung nilai-nilai Pancasila, terutama dalam menciptakan keadilan
sosial, persatuan, dan kesejahteraan bersama.
Gereja Indonesia atau agama Kristen Indonesia, belum optimal mengaktualisasikan
Pancasila sebagai misinya guna mengantar seluruh rakyat Indonesia meraih kesejahteraan.
Dugaan ini di dasarkan pada tiga pengamatan. Pertama, pelaksanaan misi Gereja Indonesia,
masih lebih banyak digerakkan oleh pemahaman bahwa Indonesia adalah ladang misi Gereja
dari pada sebgai ,isi Gereja itu sendiri sehingga tidak senyatanya memanifestasikan apalagi

3
4 Pilar Wawasan Kebangsaan: Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika Dr. Badri Khaeruman, M.Ag
& Dr. H. A. Muhtar Ghazali, M.Ag. Hlm 83
4
4 Pilar Wawasan Kebangsaan: Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika Dr. Badri Khaeruman, M.Ag
& Dr. H. A. Muhtar Ghazali, M.Ag. Hlm 87
merawat kebersamaan Indonesia. Kedua, pelaksanaan misi masih lebih banyak dikendalikan
oleh pemahaman bahwa agama kristen adalah sebagai tujuan, bukan sebagai jalan untuk
menghadirkan kebajikan yang memuliakan kemanusiaan. Ketiga, pelaksanaan misi Gereja
Indonesia, agaknya masih lebih banyak dimotori oleh spirit kapitalisme daripada roh
kegotong-royongan sehingga sangat menjunjung tinggi pola hidup berlomba-lomba untuk
memperoleh kemajuan sebanyak-banyaknya,dengan dalih,dengan dalih agar kelak bisa
memajukan sesama, daripada membatasi diri unruk hidup cukup agar sesama juga bisa hidup
cukup. 5

Untuk itu yang seharusnya dilaksanakan gereja yaitu harus membentengkan tiga
panggilan yang patut dilaksanakan Gereja dalam menghidupi Pancasila sebagai misi Gereja.
Tiga panggilan twersebut antara lain : pertama, gereja Indonesia patut menjadi Lembaga
keagamaan yang membangun teologi ke Indonesiaan. Kedua, Gereja Indonesia patut menjadi
lembaga keagamaan yang berspiritualitas humanis. Ketiga, gereja Indonesia patut menjadi
Lembaga keagamaan yang beretika.

2. NKRI

Peran Kristen di Indonesia ikut menjadi penentu arah kebijakan pembangunan nasional,
dulu hingga pada masa kini, sebab kekristenan juga bagian dari kehidupan berbangsa dan
bernegara. Kehadiran Kristen yang kredibel dalam rangka ikut serta memelihara keutuhan
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dilandaskan pada prinsip eklesiologi “let the
church be the church.” Kekristenan juga harus bertransformasi pada wujud yang lebih real,
yaitu menjadi “kawan sekerja Allah” sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh Alkitab dan
keterkaitannya dengan Negara. Agar Kristen sungguh hanya menjadi alat yang hidup, bekerja
demi misi Allah untuk mendatangkan kesejahteraan manusia.

Agama Kristen Protestan hadir di Indonesia bukan suatu kebetulan, tetapi sesuai
dengan rencana Tuhan untuk kelimpahan berkat bagi Indonesia; keberadaan Gereja di
Indonesia sebagai alat Tuhan untuk menyatakan kasih-setia-Nya, yang menjamin kehidupan
dan keselamatan manusia. Gereja dan orang percaya berjuang sebagai Garam dan Terang
dunia di dalam masyarakat dan negara; melawan korupsi dengan kejujuran; menggantikan
ketamakan dengan kecukupan; melawan hedonisme dan kemalasan dengan kerja keras dan
kreatifitas; mengubah ketimpangan ekonomi menjadi pemerataan dan keadilan sosial; serta
menghadapi kebencian dan permusuhan dengan kasih. Gereja dan orang percaya harus masuk

5
Pancasila sebagai Msisi Gereja Dr. I Made Priana xxi
ke masyarakat dan negara untuk mencegah pembusukan dan membawa pencerahan dalam
semua bidang kehidupan; garam tidak berfungsi kalau diam saja di tempatnya.

Kekacauan nilai dalam masyarakat, terutama tentang apa yang baik dan apa yang
buruk, membuat bangsa ini berjalan dalam kegelapan; dan sebagai Terang Dunia, Gereja dan
orang percaya harus masuk ke kegelapan tersebut dan meneranginya, walaupun sering
ditolak. Masyarakat Kristen, sebagai saksi Yesus Kristus menjadi nurani bangsa; dan
berjuang bersama berbagai kelompok masyarakat lain untuk kebaikan bersama; Gereja tidak
berhak memaksakan kehendaknya, tetapi Gereja mendapat kuasa untuk mendidik masyarakat
menjadi lebih cerdas dan berhikmat. Masyarakat Kristen adalah warganegara Indonesia; yang
lahir, hidup dan mati di Indonesia; yang nasibnya banyak ditentukan oleh kondisi masyarakat
dan negara Indonesia; dan oleh karena itu harus ikut serta berjuang di semua bidang
kehidupan: politik, ekonomi, budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta agama dan
kepercayaan dalam membangun keutuhan dan kesatuan bangsa Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI).6

3. UNDANG-UNDANG DASAR 1945

Dalam UUD 1945, Indonesia menegaskan prinsip-prinsip dasar negara yang mencakup
ketuhanan yang maha esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia,
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan,
dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Perspektif misi Kristen dalam UUD 1945 sering kali tercermin melalui prinsip-prinsip
tersebut dengan cara:
- Menghormati kebebasan beragama dan mempromosikan kerukunan antaragama.
- Mendorong partisipasi dalam pembangunan bangsa yang didasarkan pada nilai-nilai moral
Kristen seperti kasih, keadilan, dan pelayanan kepada sesama.
- Berkontribusi dalam pembentukan kebijakan yang memperjuangkan keadilan sosial,
kesetaraan, dan hak asasi manusia bagi semua orang tanpa diskriminasi.

Dalam konteks UUD 1945, misi Kristen dapat diartikan sebagai upaya untuk ikut serta
dalam membangun masyarakat yang adil, demokratis, dan menghargai keberagaman, sejalan
6
Merphin Panjaitan, "Kilas Balik Misi Agama Kristen di Indonesia: Revitalisasi Misi untuk Transformasi dan
Kemajuan Bangsa", Metropolitanpost.id, Februari 13, 2023 https://metropolitanpost.id/kilas-balik-misi-
agama-kristen-protestan-di-indonesia-revitalisasi-misi-untuk-transformasi-dan-kemajuan-bangsa/
dengan prinsip-prinsip dasar negara yang diamanatkan dalam konstitusi Indonesia. Namun,
penting untuk diingat bahwa perspektif individu atau kelompok Kristen dapat bervariasi,
sehingga berbagai sumber dan pandangan dapat memberikan sudut pandang yang berbeda
tentang hal ini.7

4. BINEKA TUNGGAL IKA

Bhinneka Tunggal Ika, yang berasal dari bahasa Sanskerta dan diterjemahkan sebagai
"Berbeda-beda tetapi tetap satu juga," menjadi semacam semangat persatuan dalam
keberagaman yang ada di Indonesia. Dalam konteks perspektif misi Allah, konsep ini
dapat diinterpretasikan sebagai pengakuan terhadap keberagaman agama, budaya, dan
suku di Indonesia sebagai bagian dari rencana atau kehendak Allah.

Pengakuan terhadap keberagaman ini menjadi bagian dari visi Allah tentang harmoni
di antara umat manusia yang berbeda-beda. Dalam banyak ajaran agama, ide kesatuan
dalam keberagaman dianggap sebagai bagian dari rencana ilahi untuk menghargai
perbedaan dan hidup berdampingan dengan damai.

Pentingnya menghormati perbedaan dalam Bhinneka Tunggal Ika juga merujuk pada
nilai-nilai universal seperti toleransi, saling menghormati, dan kerjasama antarumat
manusia, yang merupakan bagian dari pesan moral dan misi keagamaan yang diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari.

Aliran dalam Agama-agama: Dalam setiap agama terdapat berbagai aliran atau denominasi
yang menunjukkan variasi dalam pemahaman dan praktik keagamaan. Sebagai contoh:

 Islam: Islam memiliki berbagai aliran seperti Sunni, Syiah, dan aliran-aliran lainnya.
Masing-masing memiliki perbedaan dalam interpretasi teks-teks keagamaan dan praktek
ibadah.

 Kristen: Kristen memiliki berbagai aliran seperti Katolik, Protestan, Ortodoks, dan
aliran-aliran lainnya. Perbedaan ini dapat melibatkan liturgi, teologi, dan struktur gereja.

 Hindu: Hindu memiliki berbagai aliran seperti Shaivism, Vaishnavism, dan Smartism.
Perbedaan ini mencakup pemujaan terhadap dewa tertentu dan cara ibadah.

7
"Implikasi Misi Kristen terhadap Kehidupan Berbangsa dan Bernegara" oleh Andreas Anangguru Yewangoe.
 Buddha: Agama Buddha memiliki berbagai aliran seperti Theravada, Mahayana, dan
Vajrayana. Perbedaan ini termasuk dalam interpretasi ajaran Buddha dan praktik
meditasi.

Dalam konteks Indonesia, keberagaman aliran dalam agama-agama tersebut tercermin


dalam keragaman budaya dan kehidupan beragama masyarakat. Bhinneka Tunggal Ika
menjadi landasan untuk menghormati perbedaan ini dan menciptakan keharmonisan dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam konteks Bhinneka Tunggal Ika, perspektif misi
Kristen sering kali melibatkan kontribusi yang positif terhadap keberagaman, toleransi, dan
kerukunan antaragama. Dalam ajaran Kristen, terdapat nilai-nilai kasih, perdamaian,
pengampunan, dan penghormatan terhadap sesama yang menjadi landasan bagi keterlibatan
aktif dalam memelihara kerukunan antarumat beragama.8

Dalam kekristenan Misi Kristen dalam Bhinneka Tunggal Ika dapat tercermin dalam upaya
untuk:

- Membangun hubungan yang harmonis dengan umat beragama lain, menghormati


perbedaan, dan bekerja sama untuk kebaikan bersama.

- Mengamalkan nilai-nilai kasih, keadilan, dan pelayanan kepada sesama tanpa memandang
perbedaan agama atau kepercayaan.

- Membangun dialog antaragama untuk memahami, menghormati, dan merayakan


keberagaman agama di Indonesia.

8
"Keberagaman Agama dalam Perspektif Kristen di Indonesia" oleh Leo R. Pranata.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN

Misi Allah dan kekristenan dapat berkontribusi pada pembentukan karakter dan moral
yang kuat di dalam masyarakat, mendukung kesatuan nasional dan menghadapi berbagai
tantangan dalam ketahanan nasional.
Prinsip-prinsip keadilan dan kemanusiaan yang diinspirasi oleh nilai-nilai agama
dapat menjadi landasan untuk mencapai keamanan dan ketertiban dalam masyarakat.
Nilai-nilai kemanusiaan dan solidaritas yang diajarkan oleh misi Allah dan kekristenan dapat
membentuk dasar untuk mencapai keadilan sosial dan mengatasi ketidaksetaraan dalam
masyarakat.
Dengan memahami dan mengintegrasikan nilai-nilai agama dalam Empat Pilar
Kebangsaan, Indonesia dapat mencapai pembangunan yang seimbang dan berkelanjutan,
menciptakan masyarakat yang adil, makmur, dan bersatu dalam keberagaman. Pentingnya
menghormati pluralitas agama dan budaya menjadi kunci untuk mencapai visi pembangunan
nasional yang inklusif dan berkelanjutan.
Toleransi antarumat beragama dan penghargaan terhadap keberagaman dapat
mewujudkan kerukunan sosial, sesuai dengan semangat Persatuan Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Khaeruman Badri, & Ghazali Muhtar 4 Pilar Wawasan Kebangsaan: Pancasila, UUD
1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika (2020)
Pranata Leo ."Keberagaman Agama dalam Perspektif Kristen di Indonesia"
Priana Made Pancasila sebagai Misi Kristen (2020)
Yewangoe Andreas Anangguru ”Implikasi Misi Kristen terhadap Kehidupan Berbangsa dan
Bernegara"

ARTIKEL
Merphin Panjaitan, "Kilas Balik Misi Agama Kristen di Indonesia: Revitalisasi Misi untuk
Transformasi dan Kemajuan Bangsa", Metropolitanpost.id, Februari 13, 2023
https://metropolitanpost.id/kilas-balik-misi-agama-kristen-protestan-di-indonesia-
revitalisasi-misi-untuk-transformasi-dan-kemajuan-bangsa/

DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai