Anda di halaman 1dari 3

Nama : Ahmad Alhiqni Farhan

NIM : 10020121033

Kelas : 3A

Dosen Pengampu : Dr. Abd. Chalik, M.Ag

Pencegahan Korupsi Tingkat Desa

Pembangunan desa merupakan hal sangat penting dilakukan oleh negara. Karena ini cara
dari negara untuk melakukan perpanjangan tangan agar bisa melakukan pembangunan yang
merata di segala bidang untuk meminimalisir adanya desa yang tertinggal. Maka dengan
begitu, pemerintah juga mengeluarkan dana yang cukup banyak untuk melakukan
pembangunan desa, seperti yang sudah dicanangkan desa akan mendapatkan 1 Milyar - 1,4
Milyar, dengan dana yang diberikan begitu besar diharapkan desa bisa mengelolanya dengan
bijaksana dan bisa melakukan pembangunan desa dengan baik.

Selain akan mendapatkan dana bantuan pembangunan desa dari pemerintah seperti yang
yang sudah disebutkan di atas, sumber pemasukan keuangan desa juga bisa berasal dari
pendapatan asli desa biasanya ini pemasukan dari hasil Badan Usaha Milik Desa (BUMDES).
Lalu selanjutnya, juga bisa mendapatkan alokasi dana desa yang berasal dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) kabupaten atau kota sesudah dikurangi dengan
alokasi khusus.

Dengan begitu banyak dana yang diberikan untuk tujuan pembangunan desa ini,
seharusnya pemerintahan desa bisa sudah mandiri dan mensejahterakan warganya. Tapi
semua ini pasti akan berkaitan dengan bagaimana desa itu sendiri dalam pengelolaan
keuangannya, apakah bisa mengelola baik atau tidak dalam membelanjakannya sesuai dengan
kebutuhan desa itu sendiri.

Kesiapan desa dalam mengelola dana desa yang cukup banyak itu, seharusnya beriringan
baik dengan bagaimana sumber daya manusia yang ada di desa itu sendiri. Misalnya,
bagaimana persyaratan menjadi kepala desa dan perangkat desa ini dibenahi, persyaratan
strata pendidikan yang hanya cukup dengan ijazah SMP dan SMA bagi kepala desa dan
perangkat desa ini sangat minim sekali. Fakta ini cukup memprihatinkan, bagaimana tidak.
Dengan persyaratan pendidikan yang begitu sangat minimal ini jelas akan memberikan output
manajemen desa yang jauh dari ideal sangat mengkhawatirkan. Kepala desa dan perangkat
desa tidak cukup dengan bermodalkan ketokohan saja, karena diperlukan juga kecerdasan
yang di atas rata-rata.

Dengan input yang akan masuk dengan persyaratan yang begitu mudahnya, maka
seharusnya diperlukan suatu diklat atau sekolah kepemimpinan, mengingat tugas yang akan
dijalankan sebagai kepala desa dan perangkat desa ini cukup berat dalam menjalankan roda
pemerintahan di desa. Sehingga akan meningkatkan kualitas dari kepala desa dan perangkat
desa dalam penyelenggaraan pemerintahan desa.

Namun dengan begitu, dana besar yang diberikan dan kualitas sumber daya manusia
yang akan mengelolanya itu rendah, akan bisa menjadi bisa lumbung kejahatan korupsi
mengingat jumlah dana yang dikucurkan oleh pemerintah terbilang cukup banyak. Korupsi
memang merupakan salah satu tindakan kejahatan yang sering sekali dilakukan oleh para
pemilik pejabat, baik dari tingkat pusat atau hingga ke tingkat lokal. Namun, korupsi yang
berada di tingkat lokal jauh lebih marak terjadi dibandingkan korupsi yang terjadi di tingkat
pusat.

Dengan sistem otonomi daerah, secara tidak langsung telah memperluas peluang untuk
korupsi di tingkat daerah, yang awalnya korupsi itu hanya terjadi di tingkat pusat saja.
Apalagi desa yang merupakan tingkat paling bawah, sehingga sangat memungkinkan untuk
terjadinya korupsi. Maka dengan begitu selaras dengan pernyataan Klitgaard yaitu, korupsi
akan mengikuti kekuasaan.

Hal itu dikarenakan, bagaimana pengawasan di tingkat lokal ini jauh lebih rendah
dibandingkan di pusat. Misalnya saja, sebagaimana lembaga Komisi Pemberantasan Korupsi
(KPK) sebagai lembaga independen dalam untuk upaya pemberantasan korupsi, hanya bisa
melakukan penyelidikan kepada penegak hukum, penyelenggara negara, dan orang yang
berkaitan dengan tindak pidana korupsi tersebut, seperti yang telah disebutkan dalam UU
tentang KPK pasal 11.

Dengan keterbatasan itu KPK tidak bisa melakukan tugas penyelidikan terhadap Kepala
Desa dan juga Perangkat desa, karena bukan domain yang bisa diselidiki oleh KPK. Namun,
KPK bisa saja melakukan penyelidikan atau penangkapan, jika Kepala Desa atau Perangkat
Desa terkait dengan tindak pidana korupsi dengan penegak hukum atau penyelenggara
negara.
Pengawasan yang bisa diberikan untuk mencegah korupsi yang dilakukan oleh aparat
desa yaitu, dengan akuntabilitas dan transparansi pengelolaan keuangan agar masyarakat desa
juga mengetahui, bagaimana dana desa itu disalurkan dan digunakan secara baik dan
bertanggung jawab atau tidak oleh aparat desa. Dengan dilakukan akuntabilitas dan yang
baik, maka bisa akan meminimalisir terjadinya korupsi.

Modus korupsi yang biasanya terjadi dalam pengelolaan dana desa yaitu, membuat
rancangan anggaran dengan menaikkan harganya. Lalu modus lainnya, melakukan kegiatan
atau proyek fiktif, yang dimana rencana tersebut tidak direalisasikan sama sekali. Modus
yang sangat meresahkan adalah melakukan pemungutan liar terhadap bantuan yang diberikan
oleh pemerintah melalui desa.

Sebenarnya modus korupsi tersebut sudah biasa dilakukan dan juga sudah ada cara untuk
melakukan tindakan pencegahan dan penindakannya. Misalnya dalam kasus manipulasi
rancangan anggaran, bisa cegah dengan pembelian anggaran dengan memberdayakan
UMKM yang ada di desa, dengan begitu selain memudahkan proses pengecekan harga juga
bisa mensejahterakan UMKM yang ada di desa. Selanjutnya dalam kasus kegiatan dan
proyek fiktif, ini bisa dicegah dengan melakukan pengukuran apa yang dicanangkan itu bisa
terealisasikan atau tidak pada saat Musyawarah Perencaaan Pembangunan Desa
(MUSREMBANGDes) dan nantinya pada saat itu memang terealisasikan juga harus terdapat
lembar pertanggungjawaban yang jelas dan yang memang betul berefek kepada
pembangunan desa. Dan yang terakhir adalah pengungutan liar yang terjadi di desa, ini
merupakan modus yang merugikan sekali kepada masyarakat desa, bagaimana tidak
masyarakat harus merelakan hak-Nya diambil oleh oknum aparat desa. Biasanya ini
dilakukan dengan memotong dan bantuan atau membayar untuk pengurusan berkas. Untuk
memberantas hal itu diperlukan keberanian masyarakat untuk melaporkan hal tersebut.

Dengan digelontorkan dana desa yang begitu besar, sehingga akan ada tanggung jawab
yang besar juga. Maka seharusnya diiringi bagaimana proses pengelolaan dana desa ini harus
berjalan dengan baik agar terhindar dari kasus-kasus korupsi yang akan terjadi. Selain itu, hal
yang perlu diperhatikan lagi adalah bagaimana input yang akan menjadi desa ini juga perlu
diperhatikan agar menghasilkan output yang baik pula.

Anda mungkin juga menyukai