NIM :18/430686/PT/07841
Fakultas : Peternakan
secara tidak wajar dan tidak legal memperkaya diri atau memperkaya mereka yang dekat dengannya,
dengan menyalahgunakan kekuasaan publik yang dipercayakan kepada mereka. Semua bentuk
pemerintahan rentan korupsi dalam prakteknya. Beratnya korupsi berbeda-beda, dari yang paling ringan
dalam bentuk penggunaan pengaruh dan dukungan untuk memberi dan menerima pertolongan, sampai
dengan korupsi berat yang diresmikan dan sebagainya. Pancasila merupakan sumber nilai
anti korupsi. Korupsi itu terjadi ketika ada niat dan kesempatan. Korupsi adalah perbuatan pelanggaran
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, karena korupsi akan menggerogoti kekayaan negara yang
Pentingnya pengetahuan Pancasila dan filsafat pancasila bagi seluruh rakyatIndonesia sebagai
cara untuk mewujudkan cita-cita bangsa yang berkeadilan sosial bagiseluruh rakyat Indonesia. Oleh
karena itu, internalisasi nilai-nilai Pancasila dapat terwujud didahului dengan pengetahuan mendasar
mengenai Pancasila. Banyak dari rakyat Indonesia yang hanya menghapal Pancasila, tetapi tidak
mengerti maksud dasardari Pancasila itu sendiri. Oleh karena itu, Pendidikan Pancasila mutlak diperoleh
Indonesia sudah ada bertahun-tahun yang lalu bahkan sudah menjadi hal yang wajar di kalangan pejabat
tinggi. Tidak tanggung-tanggung, para pejabat yang melakukan tindakan korupsi mereka memakai uang
rakyat hingga milyaran rupiah hanya untuk kesenangan dirinya sendiri. Para pejabat ini seakan akan tidak
takut untuk melakukan tindakan yang jelas-jelas merugikan orang lain bahkan dirinya sendiri itu,
walaupun sudah tertangkap namun hukuman yang diberikan pada koruptor itu termasuk hukuman yang
ringan dibandingkan hukuman untuk para koruptor di luar negeri yang kebanyakan adalah hukuman mati.
Mengenali Indonesia adalah mengenal bagaimana desa sebagai komunitas paling kecil dalam
lapisan sosial masyarakat bergeliat. Saya yang berasal dari sebuah desa di Kabupaten Bantul tentu
merasakan baik secara langsung bahwa masyarakat modern khususnya warga kota semakin kesini
semakin mencari jati diri mereka melalui berbagai macam pernik khas desa entah kuliner maupun sekedar
melepas penat dari perkotaan. Untuk itu pembangunan terhadap sarana dan prasarana desa terus di genjot
oleh pemerintah.
Pemerintah sejak 2015 telah mengucurkan dana untuk pembangunan desa yang mana jumlahnya
mencapai Rp.20,76 triliun. Dana desa ini dinantinya akan digunakan untuk membangun sarana dan
prasarana desa baik pembangunan jalan, talud, maupun jembatan serta masih banyak perbaikan yang bisa
digunakan menggunakan anggaran sebesar itu. Hal ini merupakan terobosan terbaru dalam sejarah
Republik Indonesia bahkan tahun ini tercatat dana desa yang dianggarkan sebesar Rp.60 triliun.
Namun demikian, niat baik pemerintah dalam memberikan perhatian lebih kepada desa tidak
berjalan dengan mulus begitu saja, karena masih terdapat praktik korupsi terkait dengan pengelolaan dana
desa baik yang dilakukan oleh oknum perangkat desa maupun pejabat daerah. Menurut data yang
didapatkan, dalam kurun waktu 3 tahun, setidaknya ada 154 kasus korupsi di tingkat desa dengan
kerugian negara mencapai Rp.47,56 milyar. Sementara itu latar belakang oknum yang paling banyak
terlibat praktik korupsi ini adalah kepala desa. Data ini menunjukkan masih buruknya tata kelola dana
desa untuk keperluan masyarakat yang justru malah menjadi bagian dari praktik yang menyimpang.
Sebagai seorang mahasiswa yang berasal dari desa, saya merasa sedih dan prihatin dengan
keadaan ini terlebih ketika saya ingat bahwa dana itu dapat digunakan dengan baik dan transparan pasti
akan sangat membantu tumbuhnya geliat desa sebagai proses ekonomi serta mensejahterakan masyarata
desa. Jika sudah begini menurut saya langkah yang harus dilakukan adalah melakukan sosialisasi
Kini korupsi yang telah terjadi secara meluas, sistemik, dan kolutif telah merugikan keuangan
Negara, perekonomian nasional, dan menghambat pembangunan nasional, sehingga dalam upaya
pemberantasan korupsi yang efektif dan efisien diperlukan kerja sama erat antara seluruh elemen
masyarakat. KPK sebagai lembaga negara yang dibentuk berdasarkan Undang- Undang Nomor 30 Tahun
2002 dibentuk dengan tujuan meningkatkan daya guna dan hasil guna terhadap upaya pemberantasan
tindak pidana korupsi. Dalam pelaksanaan tugasnya, KPK sangat membutuhkan kerja sama dan bantuan
institusi lain maupun bantuan dari berbagai pihak. Sesuai UU No. 30 Tahun 2002 Tentang Komisi
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi: "Bahwa Komisi Pemberantasan Korupsi dapat menyusun
jaringan kerja (networking) yang kuat dan memperlakukan institusi yang telah ada sebagai
"counterpartner" yang kondusif sehingga pemberantasan korupsi dapat dilaksanakan secara efisien dan
kerjasama KPK - Perguruan Tinggi dalam bidang pencegahan korupsi antara lain melalui
Sedangkan dalam bidang Penindakan, kerjasama dengan perguruan tinggi dalam hal pemberian
keterangan ahli di persidangan dan narasumber dalam hal pelatihan Penyelidik/Penyidik/Penuntut Umum.
Perguruan Tinggi sebagai mitra strategis dalam pemberantasan korupsi juga melaksanakan kegiatan
mengkonsolidasikan berbagai pihak yang memiliki kepedulian yang sama untuk bersama memerangi
Korupsi. di Universitas Gajah Mada yang didedikasikan sebagai sarana inisiasi peran kampus dalam
agenda pemberantasan korupsi. Salah satu rekomendasi penting sebagai hasil dari forum ini adalah
mendorong kampus untuk mendirikan pusat kajian yang berfokus pada isu anti Korupsi dan
2. Menghabiskan atau memakan uang atau harta Negara atau kelompok untuk kepentingan
pribadi
Upaya pemberantasan korupsi di masyarakat atau mahasiswa yaitu dengan tidak bersikap acuh
tak acuh dengan lingkungan sekitar yang kiranya mencurigakan, membuka wawasan seluas-luasnya
tentang penyelenggaraan negara dan aspek-aspek hukumnya, dan mampu memposisikan diri dan berperan
aktif dalam suatu musyawarah pengambilan keputusan untuk kepentingan masyarakat luas.