Anda di halaman 1dari 76

HALAMAN JUDUL

BELAJAR
BAHASA INDONESIA BAGI
PENUTUR ASING (BIPA)
DENGAN MUDAH DAN CEPAT
UNTUK PEMULA:
KOMUNIKASI AKTIF

Retma Sari, S.Pd., M.Pd

Penerbit Pustaka Rumah C1nta


Belajar Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) dengan Mudah dan
Cepat untuk Pemula: Komunikasi Aktif

Retma Sari, S.Pd., M.Pd


©2020

Penerbit Pustaka Rumah C1nta


Alamat: Perum Ndalem Ageng C1,
Sawitan, Kota Mungkid, Kabupaten Magelang,
Jawa Tengah, 56511.

Website: pustakarumahc1nta.org
Email: pustakarumahc1nta@gmail.com
Instagram: @pustakarumahc1nta

Tata Letak: Dicki Agus Nugroho


ISBN: 978-623-6928-52-3
Cetakan Pertama, November 2020
Deskripsi Fisik: viii; 63 hlm.; 15,5x23 cm.
Cover: Dizyi Orlando Putra dan Freepik.com
Bahasa: Indonesia

Hak cipta dilindungi undang-undang.


Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau
isi seluruh buku ini tanpa ijin tertulis dari penerbit.

ii | Belajar BIPA dengan Mudah dan Cepat untuk Pemula


Unduh dan baca buku ini di Iphone/iPad/Android/Browser
dengan aplikasi Google Play Books.

Usulkanlah EBook ini untuk dikoleksi di perpustakaan digital/


E-Library Perpustakaan Perguruan Tinggi dan Perpustakaan Sekolah
serta Perpustakaan Daerah terdekat Anda yang telah bekerjasama
dengan kubuku.co.id dan aksaramaya.com.

Penerbit Pustaka Rumah C1nta mengajak kita semua untuk


menerbitkan Buku & EBook. Kami distribusikan melalui
kubuku.co.id dan (moco) aksaramaya.com serta
Google Play Books.

Komunikasi Aktif | iii


Perpustakaan Nasional RI. Data Katalog dalam Terbitan (KDT)

iv | Belajar BIPA dengan Mudah dan Cepat untuk Pemula


PRAKATA

Syukur alhamdulilah pada akhirnya monograf dengan judul


“BELAJAR BIPA DENGAN MUDAH DAN CEPAT UNTUK
PEMULA: KOMUNIKASI AKTIF” ini dapat diselesaikan seperti
yang diharapkan. Sebagai hasil penelitian, monograf ini membahas
tentang pentingnya buku BIPA (Bahasa Indonesia Bagi Penutur
Asing) yang ditujukan bagi pembelajar pemula sehingga Bahasa
Indonesia tidak hanya digunakan sebagai bahasa komunikasi lokal
saja.
BIPA (Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing) merupakan hal
yang sangat penting. Dengan adanya BIPA akan menjadi ajang
internasionalisasi tidak hanya Bahasa Indonesia tetapi juga Budaya
Indonesia yang selanjutnya akan mensejajarkan Indonesia dengan
bangsa lain, sehingga dengan kata lain adanya BIPA akan membuka
gerbang Bahasa Indonesia untuk menjadi salah satu Bahasa
komunikasi internasional
Pembelajaran BIPA dengan cepat dan mudah menjadi hal
yang yang fenomenal dan memerlukan banyak kajian untuk
menggalinya. Dalam mendukung hal tersebut perlu adanya strategi
dan sumber/referensi pembelajaran yang menciptakan atmosfer
nyaman untuk belajar.
Dalam membangun aktivitas kelas yang kondusif, perlu
diciptakan komunikasi efektif antara pelajar dan pengajar, terlebih
untuk pembelajar pemula. Komunikasi secara aktif merupakan
kemampuan paling utama dalam mempelajari suatu bahasa. Selain
itu, dalam menyusun materi penting juga memperhatikan jenis
materi yang akan diberikan bagi pembelajar pemula agar lebih
mudah mensinkronkan antara kemampuan berbahasa sebagai tujuan
pembelajaran dan pemahaman situasi dari kebutuhan pembelajar dan
budaya yang ada, dengan kata lain materi otentik yang tepat akan

Komunikasi Aktif | v
memudahkan terutama kepada pembelajar pemula untuk menguasai
materi yang dipelajari. Sehingga dengan diterbitkannya buku ini
diharapkan bisa menjadi penjembatan dalam merealisasikan target
tersebut.

Magelang, November 2020


Retma Sari, S.Pd., M.Pd

vi | Belajar BIPA dengan Mudah dan Cepat untuk Pemula


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................... i
PRAKATA ....................................................................................... v
DAFTAR ISI .................................................................................. vii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................. 1
1.1 Latar Belakang ................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................. 4
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................... 4
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................... 7
2.1 Kajian Pustaka ................................................................... 7
2.2 Landasan Teoretis .............................................................. 8
2.2.1 BIPA (Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing) ............ 8
2.2.2 Karakteristik Pembelajar BIPA .................................. 9
2.2.3 Komunikasi Aktif dan Strategi Komunikasi............. 12
2.2.4 Pembelajaran BIPA Berbasis Kebutuhan dan
Kearifan Lokal .......................................................... 16
2.2.5 Materi Ajar................................................................ 18
2.2.5.1 Definisi Materi Ajar ................................................. 21
2.2.5.2 Bentuk-bentuk Materi Ajar ...................................... 23
2.2.5.3 Prinsip-prinsip Penyusunan Materi Ajar .................. 23
2.2.5.4 Penilaian Materi Ajar ................................................ 26
2.2.5.5 Materi Ajar Berbasis Kebutuhan Pembelajar dan
Kearifan Lokal .......................................................... 28

Komunikasi Aktif | vii


2.3 Kerangka Berpikir............................................................ 31
BAB III METODE PENELITIAN ............................................... 33
3.1 Metode Penelitian ............................................................ 33
3.2 Metode Pengumpulan Data .............................................. 34
3.3 Metode Analisis Data....................................................... 34
3.4 Teknik Pembuatan Materi Ajar........................................ 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............. 37
4.1 Hasil Penelitian ................................................................ 37
4.1.1 Analisis Kebutuhan Pembelajar BIPA untuk
Pemula ...................................................................... 37
4.1.2 Pengembangan Materi Ajar BIPA untuk
Komunikasi Aktif ..................................................... 38
4.2 Pembahasan ..................................................................... 40
4.2.1 Pengembangan Materi Ajar BIPA untuk
Komunikasi Aktif ..................................................... 40
4.2.2 Hasil Pengimplementasian Materi Ajar BIPA
untuk Komunikasi Aktif ........................................... 52
4.2.3 Validasi ahli atau Penilaian Materi Ajar ................... 53
BAB V PENUTUP ....................................................................... 57
5.1 Kesimpulan ...................................................................... 57
5.2 Saran ................................................................................ 58
DAFTAR PUSTAKA .................................................................... 61

viii | Belajar BIPA dengan Mudah dan Cepat untuk Pemula


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Identitas suatu bangsa tercermin melalui bahasa dan
budaya. Mengenal bahasa berarti mengenal budaya karena secara
tidak langsung, bahasa akan memberikan gambaran atau pandangan
tentang karakteristik suatu bangsa yang sekaligus merupakan
refleksi budaya pada bangsa tersebut. Mengenalkan dan
menyebarkan bahasa kepada orang lain, secara tidak langsung juga
memberikan informasi mengenai budaya dan adat istiadat pemilik
bahasa tersebut. Semakin orang mengenal budaya dan keseharian
dari pemilik bahasa, semakin mudah dalam berinteraksi dan belajar
mengembangkan kemampuan bahasa yang dipelajari.

Program BIPA (Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing)


mempunyai peran yang amat penting dan strategis dalam
memperkenalkan Indonesia kepada masyarakat internasional. Hal
itu karena Pengajaran BIPA di samping merupakan media untuk
menyebarluaskan bahasa Indonesia, juga sebagai sarana untuk
menyampaikan berbagai informasi tentang Indonesia, termasuk
memperkenalkan masyarakat dan budaya Indonesia. Dengan
demikian, orang asing yang mempelajari bahasa Indonesia akan
semakin memahami masyarakat dan budaya Indonesia secara lebih
komprehensif sehingga dapat meningkatkan rasa saling pengertian
dan saling menghargai sehingga makin meningkatkan pula
persahabatan dan kerja sama antarbangsa. Sejalan dengan hal
tersebut, dengan makin meningkatnya persahabatan dan kerja sama
antarbangsa, pengajaran BIPA dapat pula berperan sebagai
penunjang keberhasilan diplomasi budaya Indonesia di dunia
internasional.

Minat akan pembelajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur


Asing (BIPA) semakin menunjukkan perkembangan karena daya
tarik dan kebutuhan yang meningkat sekaligus karena arus
globalisasi tidak hanya menuntut pembelajar untuk memahami
bahasa Inggris sebagai bahasa internasional tetapi juga bahasa
Indonesia sebagai bahasa yang dipakai di negara yang menjadi suatu
destinasi. Hal ini juga ditandai dengan terselenggaranya pengajaran
BIPA di berbagai lembaga baik di dalam maupun di luar negeri. Di
Indonesia, pembelajaran BIPA dilakukan tidak hanya dalam
pembelajaran di sekolah secara formal tetapi juga informal dengan
didirikannya kursus atau kerjasama lembaga yang berkaitan dengan
pembelajaran BIPA.

Pembelajar BIPA adalah semua pelajar terutama pelajar


asing yang memiliki latar belakang bahasa, budaya, adat-istiadat
berbeda dengan budaya dan bahasa Indonesia. Perbedaan bahasa dan
budaya tersebut memiliki konsekuensi pada pemilihan materi bahasa
Indonesia yang akan diajarkan kepada mereka karena pemerolehan
bahasa kedua, termasuk bahasa Indonesia untuk penutur asing,
dipengaruhi secara kuat oleh bahasa pertama. Tingkat kemampuan

2 | Belajar BIPA dengan Mudah dan Cepat untuk Pemula


pelajar BIPA berbeda-beda, mulai pelajar dengan tingkat pemula
hingga dengan pelajar tingkat lanjut. Untuk buku ini khusus pada
pembelajar tingkat pemula atau dasar. Secara garis besar, pembelajar
asing tersebut mempelajari bahasa Indonesia sebagai bahasa asing
dengan dua tujuan, yaitu bersifat akademis dan praktis atau
komunikasi lapangan. Tujuan yang bersifat akademis diarahkan
untuk peningkatan pengetahuan kebahasaan dan kesastraan
Indonesia, sedangkan tujuan yang bersifat praktis diarahkan untuk
keperluan khusus, misalnya untuk studi lanjut, penelitian atau
pekerjaan. Sebagian besar pembelajar BIPA menggunakan untuk
tujuan praktis yang mana mereka gunakan untuk percakapan sehari-
hari, wawancara, urusan bisnis atau pekerjaan lainnya, studi ataupun
komunikasi lain untuk menjalin suatu relasi atau kepentingan
domisili di Indonesia.

Berdasarkan tujuan dan tingkat kemampuan pelajar BIPA


maka muncul berbagai macam materi ajar BIPA sekaligus levelnya.
Pada dasarnya, tujuan penyusunan materi ajar BIPA digunakan
untuk memetakan urutan materi pokok yang harus dipelajari dan
tingkat kesulitannya. Semuanya itu dibuat agar memudahkan
pembelajar dalam menguasai materi dengan cepat, mudah, dan
praktis. Karena perspektif yang berbeda, faktanya terdapat banyak
variasi yang ditemukan baik dalam metode, teknik pengajaran,
materi jenis, dan urutannya. Selain itu, perbedaan dan permasalahan
juga dipengaruhi oleh kondisi awal pembelajar BIPA dimana
budaya, bahasa, dan lingkungan yang dimiliki belum dapat

Komunikasi Aktif | 3
diadaptasikan dengan lingkungan dan tuntutan pembelajaran yang
baru. Pemilihan materi dan teknik penyampaian yang sesuai dengan
kondisi yang ada pada pembelajar BIPA dapat mengurangi atau
menghilangkan kesulitan dan kebosanan mereka dalam belajar. Oleh
karena itu harus diperhatikan beberapa fakor yang mendukung
keberhasilan proses belajar mengajar BIPA, di antaranya metode
pengajaran, pemilihan materi ajar, dan teknik pengajarannya.

Berdasarkan hal tersebut diatas maka buku ini diharapkan


dapat berkontribusi dalam menyelaraskan berbagai perbedaan sudut
pandang tersebut sehingga diharapkan dapat membawa referensi
baru yang lebih efektif dan efisien dalam pemilihan materi ajar untuk
pembelajar BIPA tingkat pemula secara cepat dan mudah dan praktis
terutama dalam hal komunikasi secara aktif.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan analisis dari dan cakupan masalah di atas maka
rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimanakah proses
perancangan dan pengembangan materi ajar dan seberapa efektif
materi ajar tersebut dapat meningkatkan kemampuan berbahasa
Indonesia penutur asing atau pembelajar BIPA.

1.3 Tujuan Penelitian


Sesuai dengan rumusan masalah yang dijelaskan di atas,
tujuan dalam penelitian ini yaitu menghasilkan materi ajar BIPA

4 | Belajar BIPA dengan Mudah dan Cepat untuk Pemula


untuk komunikasi aktif dengan cepat dan mudah berdasarkan
kebutuhan pembelajar dan kearifan lokal sehingga materi ajar yang
ditawarkan akan dapat dipergunakan oleh pengajar atau pembelajar
untuk digunakan dalam pembelajaran BIPA didalam baik secara
formal ataupun informal.

1.4 Manfaat Penelitian


Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik
secara teoretis dan praktis. Secara teoretis, hasil penelitian ini
diharapkan dapat memberikan referensi dalam pemikiran dan teori
mengenai pengembangan materi ajar bagi penutur asing terutama
tingkat pemula. Sehingga disimpulkan secara teori kebermanfaatan
yaitu (1) tersedianya referensi materi ajar yang sesuai dengan
kebutuhan pembelajar BIPA tingkat pemula, (2) termotivasinya
pembelajar BIPA dalam mempelajari bahasa Indonesia secara
mandiri, menyenangkan dan nyaman, dan (3) adanya materi ajar
BIPA yang dapat menjadi panduan para pengajar BIPA, serta (4)
terdokumentasikan materi ajar BIPA untuk komunikasi aktif level
pemula secara cepat, mudah dan praktis

Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat


menjadi alternatif bagi pengajar BIPA dalam memberikan materi
ajar kepada penutur asing tingkat pemula, serta sebagai upaya
pengenalan budaya Indonesia melalui kearifan lokal yang
dimunculkan dalam materi yang disajikan. Bagi pembelajar BIPA
diharapkan dapat meningkatkan keterampilannya dalam

Komunikasi Aktif | 5
mempelajari bahasa Indonesia secara aktif dan interaktif sekaligus
mempelajari kegiatan sehari-hari dalam konteks nyata kehidupan di
Indonesia yang menjadi kebiasaan yang dilakukan sehingga dalam
pembelajarannya terjadi integrasi menyeluruh.

6 | Belajar BIPA dengan Mudah dan Cepat untuk Pemula


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Pustaka


BIPA menjadi suatu hal yang menarik dan penting untuk
diteliti dan dikaji selaras dengan eksistensinya dalam
pembelajarannya. Perkembangan BIPA, bahan ajar BIPA, masih
sedikitnya materi BIPA dan segala permasalahannya menjadi
permasalahan bersama sehingga perlu dikaji untuk mensolusikan
kendala-kendala tersebut. Berkaitan dengan hal tersebut beberapa
kajian atau penelitian telah dilakukan yaitu Siroj (2012) dalam
penelitiannya yang berjudul “Pengembangan Model Integratif
Bahan Ajar Bahasa Indonesia Ranah Sosial Budaya Berbasis ICT
bagi Penutur Asing Tingkat Menengah”. Siroj menjelaskan tentang
model pembelajaran integratif bahan ajar BIPA berbasis ICT. Model
integratif ini mampu meningkatkan kemampuan dan kelancaran
pembelajar asing dalam skill berbicara khususnya pada ketepatan
tata bahasa. Kaitannya kajian oleh Siroj dengan yang dilakukan
penulis yaitu sama-sama mengkaji tentang bahan atau materi ajar
BIPA tetapi berbeda dalam sudut pandang kajiannya yaitu Siroj
menghasilkan model pembelajaran BIPA sedangkan penulis untuk
materi ajarnya.

Suyitno (2007) dengan penelitian berjudul “Pengembangan


Bahan Ajar Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA)

Komunikasi Aktif | 7
Berdasarkan Hasil Analisis Kebutuhan Belajar”, penelitian ini
menjelaskan tentang pengembangan bahan ajar BIPA berdasarkan
kebutuhan dan tujuan pembelajar dalam mempelajari bahasa
Indonesia, sehingga bahan ajar yang dihasilkan juga bervariasi dan
menyesuaikan dengan kebutuhan atau tingkatan pembelajar.
Penelitian ini memiliki persamaan dengan penulis yaitu meneliti
tentang pengembangan bahan ajar BIPA yang sangat dibutuhkan
bagi penutur asing dan pengajar BIPA. Perbedaannya adalah pada
tingkatan bahan ajar BIPA yang dikembangkan, Suyitno tidak secara
khusus menyebutkan tingkatannya sedangkan untuk penulis hanya
khusus di tingkat pemula dan difokuskan untuk kemampuan
berkomunikasi secara aktif.

2.2 Landasan Teoretis


Landasan teoretis ini membahas teori yang berkaitan
dengan pembelajaran BIPA, materi ajar berbasis kebutuhan
pembelajar dan kearifan lokal, komunikasi aktif.

2.2.1 BIPA (Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing)


Program ini bertujuan untuk membantu mahasiswa asing
yang ingin mempelajari bahasa Indonesia dengan tujuan tertentu.
Keistimewaan program ini adalah mahasiswa diajak untuk mengenal
Bahasa dan Budaya Indonesia dengan langsung melakukan aktivitas
di masyarakat sekitar kampus maupun dengan melakukan kunjungan
ke tempat-tempat tertentu, seperti pasar, wisata kuliner, tempat
8 | Belajar BIPA dengan Mudah dan Cepat untuk Pemula
layanan umum, sawah, desa, obyek wisata, dll. Pada program ini ada
dua tingkat yaitu tingkat dasar dan tingkat lanjut. Program BIPA
sendiri dibedakan pembelajarannya sesuai dengan tujuan dan
kebutuhan pembelajar BIPA. Dalam teknis pembelajarannya siswa
tidak hanya mempelajari kebahasaannya tetapi juga kebiasaan, adat
istiadat atau budaya yang menyertainya. dan lain-lain yang
mencerminkan kearifan lokal suatu tempat atau kegiatan tertentu.

Dalam membicarakan pengajaran dan pembelajaran bahasa


terutama bahasa Indonesia, lingkungan merupakan sesuatu yang
sangat penting dalam kaitan dengan keberhasilan pembelajaran
bahasa itu. Sehingga dengan kata lain kebutuhan akan pembelajaran
BIPA sangat tinggi sehingga perlu adanya refleksi dari pola
pembelajaran sebelumnya dan konteksnya harus benar-benar
disesuaikan dengan kebutuhan pembelajar dan kearifan lokal dari
daerah-daerah tertrntu sehingga bisa maksimal dalam belajar.

2.2.2 Karakteristik Pembelajar BIPA


Program BIPA adalah pembelajaran bahasa Indonesia yang
subjek utamanya merupakan orang asing, sedangkan pelajar BIPA
adalah pelajar dari luar Negara Indonesia yang tertarik untuk belajar
bahasa Indonesia, yang mana sebenarnya tidak menutup
kemungkinan pembelajar BIPA juga bisa native asli yang ingin lebih
memahami bahasa Indonesia karena dirasa latar belakang
kebahasaannya belum maksimal. Seperti yang diungkapkan oleh
(Kusmiatun, 2016) subjek utama BIPA merupakan pembelajar asing

Komunikasi Aktif | 9
yang ingin mempelajari mampu dan menguasai bahasa Indonesia.
Sedangkan pelajar BIPA adalah pelajar dari luar negara Indonesia
yang ingin belajar bahasa Indonesia. Pelajar tersebut biasanya terdiri
dari warga negara asing yang belum mengerti dasar dan tata bahasa
Indonesia tetapi tertarik untuk mempelajarinya. Hal tersebut
didukung dengan pernyataan dari Suyitno (2008) bahwa pelajar
BIPA merupakan pelajar berkewarganegaraan asing yang memiliki
latar belakang budaya berbeda dengan budaya bahasa yang diketahui
dan dipelajarinya selama ini. Pembelajar BIPA adalah mereka yang
masih belum mengetahui dan memahami apapun tentanh bahasa
Indonesia dan semua hal yang berkaitan dengan bahasa tersebut. Hal
ini sejalan dengan pernyataan yang disampaikan oleh Ulumuddin
dan Wismanto (2014) bahwa Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing
dapat diupamakan sebagai sosok bayi yang baru lahir dan perlu
didewasakan. Proses pendewasaan tersebut harus dilakukan secara
profesional diiringi dengan tanggung jawab keilmuan yang
melibatkan berbagai pihak.

Pola pembelajaran BIPA berbeda dengan pengajaran


bahasa Indonesia bagi penutur asli yang sudah memiliki dasar kuat
dalam keilmuan dan pemahamannya dalam bahasa dan budayanya.
Tentunya ini sangat berpengaruh kuat dalam perlakukan yang akan
diberikan kepada pembelajar asing. Selain itu juga dari tujuan
pembelajar BIPA mempelajari Bahasa Indonesia. Pembelajar
tersebut mempelajari bahasa Indonesia dengan berbagai tujuan yaitu
akademis dan praktis atau komunikasi lapangan. Tujuan yang

10 | Belajar BIPA dengan Mudah dan Cepat untuk Pemula


bersifat akademis misalnya untuk peningkatan pengetahuan
kebahasaan dan kesastraan Indonesia, sedangkan tujuan yang
bersifat praktis diarahkan untuk keperluan khusus, misalnya untuk
study lanjut, penelitian atau pekerjaan, atau untuk percakapan sehari-
hari dalam bentuk praktis saja, misalnya empat keterampilan
berbahasa yaitu menyimak, membaca, menulis, dan berbicara.
Selain yang telah dijelaskan usia pembelajar dan latar belakangnya
juga sangat penting untuk diperhatikan sehingga teknik
pembelajaran, materi yang diberikan bahkan waktu yang digunakan
dalam pembelajaran dapat disesuaikan dan diatur demi kelancaran
proses pembelajaran dan tujuan yang ditargetkan, seperti yang
dijelaskan juga oleh (Muliastuti, 2016), pembelajaran BIPA
berhubungan dengan pendekatan, metode, teknik, dan media yang
digunakan.

Pembelajaran BIPA memiliki karakteristik dan norma


pedagogik yang berbeda dengan pembelajaran bahasa Indonesia
pada penutur asli. Perbedaan tersebut terjadi karena (a) pelajar BIPA
pada umumnya telah memiliki jangkauan dan target hasil
pembelajaran secara tegas, (b) dilihat dari tingkat pendidikannya,
pada umumnya pelajar BIPA adalah orang-orang terpelajar, (c) para
pelajar BIPA memiliki gaya belajar yang khas dan kadang-kadang
didominasi oleh latar belakang budaya, (d) sebagian besar pelajar
BIPA memiliki minat, dan motivasi yang tinggi terhadap bahasa
Indonesia, (e) para pelajar BIPA memiliki latar belakang keilmuan
yang berbeda-beda, dan (f) karena perbedaan sistem bahasa,

Komunikasi Aktif | 11
menyebabkan pelajar BIPA banyak menghadapi kesulitan terutama
dalam masalah pelafalan dan penulisan (Suyitno 2000).

Sehingga dari pemahaman terhadap karakteristik


pembelajar asing tersebut akan dapat ditentukan berbagai unsur yang
terlibat dalam proses pembelajaran BIPA diantaranya tujuan, materi,
prosedur (metode/teknik), media, evaluasi, siswa (pelajar), guru
(tutor/pamong), dan pengelolaan kelas. Dengan adanya sinergi yang
terpadu dan tersistematis dari unsur-unsur tersebut akan mampu
mengefektifkan pembelajaran baik secara formal ataupun informal
begitu juga dalam pencapaian target pembelajaran yang diharapkan
dalam waktu yang ditentukan.

2.2.3 Komunikasi Aktif dan Strategi Komunikasi


Berdasarkan pemerolehannya ada perbedaan antara bahasa
pertama (mother language) dan pemerolehan bahasa kedua (second
language) atau bahasa asing (foreign language). Sesuai dengan
esensi dari pembelajaran bahasa yaitu tujuan utamanya adalah untuk
komunikasi aktif. Untuk merealisasikan hal tersebu penting
digunaka suatu strategi komunikasi sebagai suatu teknik yang
sistematis yang digunakan oleh pembicara untuk mengungkapkan
makna ketika menghadapi beberapa kesulitan (Douglas, 2000).
Strategi komunikasi digunakan oleh pembelajar BIPA sebagai suatu
cara dalam menghadapi kesenjangan atau permasalahan
menggunakan bahasa Indonesia saat berkomunikasi. Pembelajar
asing menggunakan strategi komunikasi untuk mensiasati

12 | Belajar BIPA dengan Mudah dan Cepat untuk Pemula


keterbatasannya dalam bahasa kedua. Strategi komunikasi yang
digunakan pun banyak dipengaruhi oleh bahasa pertamanya,
penggunaan strategi komunikasi terkadang mengesampingkan
kaidah kaidah kebahasaan. Adapun bentuk strategi komunikasi yang
dikemukakan oleh Indrariani (2011) yaitu: (1) Pelepasan; (2)
Pengulangan tuturan; (3) Peminjaman; (4) Koreksi diri; (5)
Tanggapan; (6) Balikan; (7) Peragaan; (8) Realia; (9) Cek
konfirmasi; (10) Cek pamahaman; (11) Pedekatan/sinonim; (12)
Metonomia; (13) Parafrasa; (14) Nada gantung.

Menurut Deni Darmawan (2007) komunikasi dapat terjadi


dalam beberapa bentuk, diantaranya dalam bentuk komunikasi
personal (personal communiaction) dan komunikasi kelompok
(group communication). Selain itu komunikasi juga dapat bersifat
tatap muka (face–to–face) dan melalui perantara media lain
(mediated). Menurut Tono Kartono (2008), dalam prosesnya
komunikasi itu terbagai dalam dua macam komunikasi, yaitu
komunikasi aktif dan komunikasi pasif. Komunikasi aktif
merupakan suatu proses komunikasi yang berlangsung dengan aktif
antara komunikator dengan komunikan, di manan antara keduanya
sama-sama aktif berkomunikasi, sehingga terjadi timbal balik di
antara keduanya. Sedangkan komunikasi pasif terjadi di mana
komunikator menyampaikan informasi atau ide terhadap halayaknya
atau komunikan sebagai penerima informasi, akan tetapi komunikan
tidak mempunyai kesempatan untuk memberikan respon atau timbal
balik dari proses komunikasi.

Komunikasi Aktif | 13
Dalam Pembelajaran BIPA komunikasi menjadi bagian
yang tidak terpisahkan. Hal ini disebabkan karena dalam pengajaran
dan pembelajaran terjadi proses transfer informasi berupa ilmu
pengetahuan dan pengalaman antara pengajar dan pembelajar.
Proses komunikasi dalam pendidikan sebagian besar terjadi secara
tatap muka (face–to–face communication) dan berkelompok (group
communication), walaupun juga sangat memungkinkan terjadi
dengan perantara media (mediated communication) ataupun secara
personal (personal communiaction). Selanjutnya sesudah terjadi
komunikasi secara lancar maka komunikasi tersebut diharapkan
tidak hanya menjadi komunikasi biasa tetapi aktif sesuai dengan
target yang akan dicapai.

Dalam pembelajaran juga dikenal adanya strategi


komunikasi yaitu suatu teknik yang sistematis yang digunakan
pembelajar bahasa asing untuk mengekspresikan ide-idenya ketika
dihadapkan pada kesulitan berkomunikasi karena belum
sempurnanya penguasaan bahasa yang akan dipelajari. Strategi
komunikasi sebagai rencana sadar secara potensial untuk
memecahkan masalah individu sendiri dalam mencapai tujuan
komunikatif tertentu. Menurut Anwar Arifin dalam bukunya yang
berjudul “Strategi Komunikasi” (1984), menyatakan bahwa
Sesungguhnya suatu strategi adalah keseluruhan keputusan
kondisional tentang tindakan yang dijalankan, guna mencapai
tujuan. Pembelajar asing menggunakan strategi komunikasi untuk
menyiasati keterbatasannya dalam bahasa kedua. Strategi

14 | Belajar BIPA dengan Mudah dan Cepat untuk Pemula


komunikasi yang digunakan pun banyak dipengaruhi oleh bahasa
pertamanya, tak jarang strategi ini mengesampingkan kaidah-kaidah
kebahasaan. Jadi strategi komunikasi harus mempertimbangkan latar
belakang, situasi, proses dan tujuan yang dicapai. Penggunaan
strategi komunikasi dalam Pembelajaran bahasa asing harus
memperhatikan (1) tingkat penguasaan bahasa pelajar, (2) masalah
bahasa sumber, (3) kepribadian, dan (4) situasi beljar. (Ellis,
1986:183). Menurut Tipologi dari Torone (1980) dalam Ghazali
(2010: 141) menggunakan perspektif interaksional yaitu dia
memandang bahwa strategi komunikasi adalah berfungsi untuk
menjembatani kesenjangan antara pengetahuan linguistik dari
pembelajar bahasa kedua dengan lawan bicaranya dalam situasi
komunikasi nyata. Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah
komunikasi, pembelajar BIPA dengan menggunakan (1) strategi
transfer dari bahasa pertamanya (seperti penerjemahan, beralih
menggunakan bahasa pertama, dan menggunakan gerak tubuh),
(2)strategi bahasa kedua (dengan membuat kata baru atau
menjelaskan dengan perumpamaan atau menggunakan kata berbeda
dengan makna yang sama), atau bisa menggunakan strategi reduksi
(yaitu berhenti menjelaskan dan beralih ke masalah lain atau
menghindari topik yang tidak dikuasai).

Komunikasi Aktif | 15
2.2.4 Pembelajaran BIPA Berbasis Kebutuhan dan Kearifan
Lokal
Pelajar BIPA adalah pelajar asing yang memiliki latar
belakang bahasa dan budaya berbeda dengan budaya dan bahasa
yang dipelajarinya, sehingga memiliki konsekuensi pada pemilihan
materi bahasa Indonesia yang akan diajarkan kepada mereka karena
pemerolehan bahasa kedua. Tingkat kemampuan pembelajar BIPA
berbeda-beda, mulai pelajar dengan tingkat pemula hingga dengan
pelajar tingkat lanjut. Dalam pembelajarannya, pengajar BIPA
mempunyai peranan krusial yang akan menjadi model bagi
pembelajar sekaligus penentu bahan ajar aatu materi yang akan
diberikan. Dengan kata lain, dengan terpahaminya tujuan
pembelajar, maka pengajar akan dapat memetakan kebutuhan
pembelajar. Suatu pembelajaran akan efektif jika taerget
pembelajaran terpenuhi, yang mana indikator tercapainya target
pembelajaran tersebut adalah terpenuhinya kebutuhan pembelajar.
Kebutuhan pembelajar BIPA harus diskemakan sejak awal
pembelajaran, berdasarkan karakteristik, waktu pelaksanaan dan
tujuan pembelajaran BIPA. Hal ini nantinya juga akan bersinergi
dengan materi dan praktik yang akan dilaksanakan.

Bahasa bukanlah satu-satunya yang diajarkan dalam


pembelajaran BIPA. Budaya juga memiliki porsi penting dalam
proses pengajarannya. Hal tersebut bertujuan untuk memudahkan
pelajar BIPA dalam memahami Indonesia, karena bahasa dan
budaya memiliki keterkaitan yang saling menguatkan.

16 | Belajar BIPA dengan Mudah dan Cepat untuk Pemula


Pengintegrasian aspek kearifan lokal dalam pembelajaran berarti
mengangkat nilai lokal dalam pemahaman pembelajar. Karakteristik
dan budaya lokal akan mempunyai daya jual dan daya tawar yang
tinggi. Nilai lokal yang unik inilah yang akan menjadi sebuah nilai
jual dalam pembelajaran yang harus dikuasai oleh pembelajar.
Hampir smua nilai lokal dalam nilai-nilai kearifan lokal dapat
dijadikan referensi dan inspirasi untuk dibuat materi ajar. Lestyarini
(2012) berpendapat bahwa identitas kultural Indonesia sudah
seharusnya disertakan dalam pembelajaran. Dengan mempelajari
konteks budaya, kehidupan sosial masyarakat Indonesia, dan norma-
norma sebagai nilai entitas masyarakat, penutur asing dapat
mempelajari karakter Indonesia yang merupakan syarat mutlak yang
harus dilakukan untuk mempelajari bahasa Indonesia. Hal tersebut
tentunya cukup untuk dimengerti karena bahasa merupakan salah
satu cermin jati diri masyarakat sehingga kajian dan
pembelajarannya tidak akan dapat dilepaskan dari kehidupan
masyarakat itu sendiri.

Pengajaran BIPA perlu dibedakan sesuai dengan tujuan


yang akan dicapai. Soewandi (1994) menjelaskan bahwa tujuan
pengajaran BIPA yaitu (1) untuk berkomunikasi keseharian dengan
penutur bahasa Indonesia (tujuan umum), dan (2) untuk menggali
kebudayaan Indonesia dengan segala aspeknya (tujuan khusus).
Tujuan yang pertama, penekanannya pada penguasaan bahasa
sehari-hari yang dapat dipakai untuk kepentingan praktis, seperti
menyapa, menawar, menolak, mempersilakan, mengucapkan terima

Komunikasi Aktif | 17
kasih, minta izin, mengajak, mengeluh, memuji, memperkenalkan,
berpamitan, dan sebagainya. Ciri khas bahasa untuk kepentingan ini
adalah lebih sering (1) dipergunakannya bentuk kata yang
nonformal, (2) dipergunakannya kosakata yang tidak baku, (3)
dihilangkannya imbuhan, dan (4) digunakannya susunan kalimat
yang sederhana Adapun ciri bahasa untuk tujuan kedua adalah
penggunaan (1) bentuk kata baku, (2) kosakata teknis, (3) imbuhan
secara lengkap, (4) kaidah penulisan yang benar, dan (5) susunan
kalimat yang baku. Dalam pengajaran BIPA, yang perlu
mendapatkan perhatian adalah para pelajarnya sehingga
pembelajaran berorientasi pada siswa sebagai pusat (learner
centered) (Robinson 1980).

2.2.5 Materi Ajar


Menurut National Centre for Competency Based Training
(2007) materi ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara
sistematis, baik tertulis maupun tidak tertulis, sehingga tercipta suatu
lingkungan atau suasana yang memungkinkan siswa belajar.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa materi ajar merupakan
komponen pembelajaran yang digunakan oleh guru sebagai bahan
belajar bagi pembelajar dan membantu pengajar dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar atau materi ajar adalah
seperangkat materi/substansi pembelajaran yang disusun secara
sistematis, integratif dan utuh dari kompetensi yang akan dikuasai
pembelajar.

18 | Belajar BIPA dengan Mudah dan Cepat untuk Pemula


Secara umum tujuan pembelajar BIPA yakni ingin
menguasai keterampilan komunikasi antarpersonal dasar, menguasai
konsep serta prinsip-prinsip yang bersifat ilmiah, dan menggali
kebudayaan dengan segala aspeknya. Mereka belajar bahasa
Indonesia untuk keperluan praktis, setelah itu belajar yang lebih
bersifat ilmiah, dan akhirnya dapat pula menguasai kebudayaan.
Dari berbagai tujuan yang beragam, hal yang terpenting bagi penutur
asing dalam belajar bahasa Indonesia sebagai bahasa asing adalah
bagaimana sistem bahasa Indonesia dan pemakainnya di dalam
masyarakat untuk berkomunikasi. Jadi, pemfokusan pengajaran
BIPA tidak terlalu menitikberatkan bahasa Indonesia dalam sudut
pandang tata bahasa. Meskipun tata bahasa juga penting dan tidak
bisa diabaikan, tetapi tata bahasa bukan menjadi fokus utama dalam
pembelajaran BIPA, terlebih untuk penutur asing tingkat pemula.
Penutur asing tingkat pemula membutuhkan cara untuk
berkomunikasi dengan baik. Setelah paham dengan bahasa
Indonesia, baru selanjutnya tata bahasa yang kompleks bisa
diajarkan dan dikembangkan. Penutur asing belajar bahasa Indonesia
untuk proses komunikasi kemudian mengembangkan pembelajaran
bahasa Indonesia ke tata bahasa yang lebih kompleks untuk
kepentingan pendidikan maupun pekerjaan. Dengan demikian,
pengajar harus mampu komunikatif dalam mengajarkan bahasa
Indonesia kepada penutur asing. Selain itu, pembelajaran BIPA juga
harus menitikberatkan pada aspek budaya sebagai sistem sosial
bermasyarakat. Jika tidak, maka hasilnya akan terlahir penutur asing
yang hanya mengetahui tentang struktur bahasa atau tata bahasa,

Komunikasi Aktif | 19
tetapi penutur asing tidak bisa menggunakan atau menerapkan
bahasa Indonesia untuk berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari.
Oleh sebab itu, salah satu pemikiran yang melandasi keberhasilan
pembelajaran BIPA adalah upaya merancang dan melaksanakan
pembelajaran yang mampu mengaitkannya dengan budaya dan juga
dengan dunia nyata.

Pada dasarnya, pembelajaran BIPA dibagi dalam tiga


tingkatan, yaitu tingkat pemula, tingkat menengah, dan tingkat
lanjut. Sementara itu, tingkatan penutur asing menurut Common
European Framework of Reference (CEFR) yang kini mulai menjadi
acuan dalam kurikulum BIPA juga dibagi menjadi tiga, yaitu
meliputi: (1) pengguna dasar: pemula A1 dan pemula A2, (2)
pengguna menengah: menengah B1 dan menengah B2, dan (3)
pengguna mahir: lanjutan C1 dan mahir C2. Materi ajar yang akan
dikembangkan ditujukan untuk mencapai kompetensi pembelajaran
BIPA tingkat pemula A1. Adapun karakteristik penutur asing tingkat
pemula A1 menurut Mulyono (dalam Sulistiyo 2012), yaitu: (1)
ucapannya masih merupakan kata atau frasa yang terpisah-pisah, (2)
belum memiliki kemampuan komunikatif, (3) tuturannya terdiri atas
lebih dari dua atau tiga perkataan dengan disertai jeda panjang dan
pengulangan kata yang diucapkan partisipan (pendengar), (4)
pembicara mengalami banyak kesulitan dalam memproduksi tuturan
yang sederhana sekalipun, dan (5) tuturan bisa dipahami partisipan
dengan kesulitan tinggi. Sementara itu, kompetensi BIPA yang
digunakan dalam penelitian ini mengacu pada adopsi dari kurikulum

20 | Belajar BIPA dengan Mudah dan Cepat untuk Pemula


CEFR tingkat pemula A1 yang meliputi: (1) mampu
memperkenalkan diri sendiri dan orang lain, (2) mampu
menanyakan dan menjawab pertanyaan tentang informasi seseorang,
seperti tempat tinggal, orang yang dikenalnya, dan sesuatu yang
dimilikinya, (3) mampu memahami dan menggunakan ungkapan
sehari-hari yang sering dijumpai, dan (4) mampu memahami dan
menggunakan ungkapan yang sangat dasar yang ditujukan untuk
kepuasan atas kebutuhan konkret.

2.2.5.1 Definisi Materi Ajar


Majid (2007) mendefinisikan materi ajar sebagai segala
bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktur
dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan yang
dimaksud bisa berupa bahan tertulis dan tidak tertulis. Materi ajar
memungkinkan pembelajar dapat mempelajari suatu kompetensi
atau kompetensi dasar secara runtut dan sistematis sehingga secara
akumulatif mampu menguasai semua kompetensi secara utuh dan
terpadu. Sejalan dengan pengertian tersebut. Sudrajat (dalam
Fauziah 2014: 41) juga mengemukakan mengenai pengertian materi
ajar. Materi ajar merupakan informasi, alat, atau teks yang
diperlukan guru atau instruktur untuk perencanaan dan penelaahan
implementasi pembelajaran. Materi ajar juga dapat diartikan sebagai
segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu pengajar atau
instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas.
Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan

Komunikasi Aktif | 21
tidak tertulis. Selain itu, Sudrajat juga mendefinisikan materi ajar
adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis baik
tertulis maupun tidak sehingga tercipta lingkungan atau suasana
yang memungkinkan pembelajar untuk belajar.Berdasarkan
pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya materi
ajar memang dibutuhkan baik oleh pengajar maupun oleh
pembelajar. Oleh karena itu, materi ajar harus dirancang dan disusun
sedemikian rupa agar dapat digunakan oleh pengajar maupun
pembelajar.

Definisi materi ajar tersebut berlaku juga untuk diterapkan


sebagai materi ajar BIPA. Materi ajar BIPA merupakan media yang
berisi pelajaran bahasa Indonesia bagi penutur asing yang mencakup
aspek mendengarkan, berbicara, membaca, menulis, dan tata bahasa.
Materi ajar BIPA dapat digunakan oleh pengajar BIPA maupun
penutur asing sebagai sarana untuk mencapai indikator dari standar
kompetensi BIPA. Materi ajar yang akan dikembangkan adalah buku
BIPA yang bermuatan budaya lokal terutama Jawa bagi penutur
asing tingkat pemula agar tercipta komunikasi aktif. Lebih khusus
lagi, buku ini berisi materi dasar BIPA berupa “Huruf dan Angka,
Perkenalan dan Identitas Diri, Waktu, Petunjuk Arah, Kegiatan
Sehari-hari, Profesi dan Transportasi” yang dapat menginspirasi dan
menambah wawasan bagi penutur asing. Lebih lengkapnya lagi,
buku ini juga berisi kosakata yang berhubungan dengan kegiatan
sehari-hari.

22 | Belajar BIPA dengan Mudah dan Cepat untuk Pemula


2.2.5.2 Bentuk-bentuk Materi Ajar
Materi ajar merupakan seperangkat materi yang disusun
secara sistematis sehingga tercipta lingkungan atau suasana yang
memungkinkan pembelajar belajar dengan baik. Materi ajar dapat
dikelompokkan sesuai dengan jenisnya yaitu (1) bahan cetak,
seperti: handout, buku, modul, lembar kerja peserta didik, brosur,
leaflet, dan wallchart; (2) materi ajar yang berbentuk audio visual,
seperti: video/film dan VCD; (3) materi ajar yang berbentuk audio,
misalnya: radio, kaset, CD audio; (4) materi ajar yang berbentuk
visual, seperti: foto, gambar, model/maket; dan (5) materi ajar yang
berbentuk multimedia, berupa: CD interaktif, computer based, dan
internet. Penelitian ini hanya merujuk pada materi ajar berbentuk
cetak yang dikembangkan dalam bentuk buku. Buku merupakan
materi ajar tertulis yang menyajikan ilmu pengetahuan atau buah
pikiran dari pengarangnya. Buku dipilih karena bentuknya yang
praktis dan dapat digunakan, baik di kelas maupun di luar kelas.
Materi ajar berupa buku juga tidak memerlukan alat yang khusus dan
mahal dalam penggunaannya. Buku ini juga diharapkan dapat
digunakan oleh penutur asing yang ingin belajar bahasa Indonesia
secara mandiri.

2.2.5.3 Prinsip-prinsip Penyusunan Materi Ajar


Prinsip pengembangan materi ajar berdasarkan Pedoman
Pemilihan dan Penyusunan Materi ajar (Depdiknas 2006: 6) yang
dapat dijadikan acuan yaitu prinsip relevansi, konsistensi, dan

Komunikasi Aktif | 23
kecukupan. Prinsip relevansi yaitu materi pembelajaran hendaknya
relevan atau memiliki keterkaitan atau hubungan dengan pencapaian
standar kompetensi dan kompetensi dasar. Prinsip konsistensi yaitu
materi ajar hendaknya konsisten atau ajek. Prinsip kecukupan yaitu
materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu
penutur asing menguasai kompetensi dasar yang diajarkan.

Berdasarkan pedoman penyusunan modul (materi ajar),


Depdiknas tahun 2003 (dalam Daryanto, 2013: 9-10) juga
memperinci lima karakteristik yang dapat dijadikan acuan sebagai
prinsip pengembangan materi ajar, yaitu: (1) self instructional, (2)
self contained, (3) stand alone, (4) adaptif, dan (5) user friendly. Dari
prinsip-prinsip pengembangan materi ajar yang dikemukakan oleh
Daryanto tersebut, terdapat dua prinsip yang akan digunakan dalam
penelitian. Dua prinsip tersebut adalah self instructional dan adaptif.
Adapun pemaparan tentang prinsip self instructional dan adaptif
sebagai berikut. (1) Self instructional penutur asing diharapkan
mampu belajar secara mandiri, tidak bergantung pada orang lain.
Untuk memenuhi karakter self instructional, materi ajar harus
memuat tujuan yang jelas. Selain itu, materi ajar hendaknya dapat
memudahkan penutur asing untuk menguasai materi dengan cara
memberikan materi pembelajaran yang dikemas ke dalam unit-unit
atau kegiatan yang lebih spesifik. Beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam pembuatan materi ajar BIPA yang mampu
membuat penutur asing dapat belajar mandiri dan memperoleh
ketuntasan dalam proses pembelajaran adalah: (a) memberikan

24 | Belajar BIPA dengan Mudah dan Cepat untuk Pemula


contoh-contoh dan ilustrasi yang menarik dalam rangka mendukung
pemaparan materi pembelajaran, (b) memberikan kemungkinan bagi
penutur asing untuk memunculkan umpan balik atau mengukur
penguasaanya terhadap materi yang diberikan dengan memberikan
soal-soal latihan, tugas, dan sejenisnya, (c) kontekstual, yaitu
materimateri yang disajikan terkait dengan suasana atau konteks
lingkungan Indonesia, dan (d) bahasa yang digunakan cukup
sederhana dan yang lebih penting adalah 35 bahasa tersebut harus
komunikatif karena penutur asing hanya berhadapan dengan buku
ketika mereka belajar secara mandiri. Hal ini sesuai dengan tujuan
dari materi ajar yang akan dikembangkan. Selain materi ajar
digunakan sebagai penunjang dalam pembelajarn BIPA di kelas,
materi ajar yang dihasilkan juga diharapkan mampu menjadi buku
panduan bagi penutur asing tingkat pemula yang ingin belajar bahasa
Indonesia secara mandiri. (2) Adaptif materi ajar hendaknya
memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap perkembangan ilmu dan
teknologi. Dikatakan adaptif jika materi ajar tersebut dapat
menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Secara umum, Paulina dan Purwanto (dalam Widodo dan


Jasmadi, 2008: 55) menyatakan ada tiga cara dalam menyusun
materi ajar, yaitu starting from scratch, text transformation, dan
compilation. Dari ketiga jenis pengembangan materi ajar tersebut,
pengembangan materi ajar dalam penelitian ini menggunakan teknik
text transformation. Text transformation merupakan pengembangan
materi ajar dengan memanfaatkan informasi-informasi yang ada

Komunikasi Aktif | 25
(buku teks, artikel jurnal, internet, dan lain-lain) dalam menyusun
materi ajar. Referensi-referensi tersebut dikumpulkan sesuai dengan
tujuan instruksional dan rencana kegiatan pembelajaran, kemudian
memberikan beberapa perubahan pada materi untuk melengkapi
materi yang sudah ada. Hal ini merupakan bagian dari pengemasan
kembali informasi. Informasi yang sudah dikumpulkan dari berbagai
sumber disusun kembali menggunakan bahasa dan strategi yang
sesuai untuk digunakan sebagai materi ajar, yaitu sederhana dan
dialogis. Materi ajar yang disusun harus tetap mendapatkan
tambahan penjelasan mengenai keterampilan dan pengetahuan atau
kompetensi yang akan diraih oleh penutur asing. Hasil text
transformation adalah seperangkat materi ajar yang telah diubah dari
sumber informasi dan telah berisi beberapa komponen penunjang
materi ajar. Peneliti menghimpun informasi yang berkaitan dengan
materi BIPA tingkat pemula dari berbagai sumber pustaka baik dari
buku maupun internet. Informasi yang berhasil dihimpun kemudian
disusun menjadi satu kesatuan materi ajar utuh yang disesuaikan
dengan konteks kebudayaan Indonesia.

2.2.5.4 Penilaian Materi Ajar


Salah satu tahap dalam pengembangan materi ajar adalah
proses penilaian. Penilaian dimaksudkan untuk mengetahui apakah
materi ajar telah siap digunakan atau masih ada hal yang perlu
diperbaiki. Teknik penilaian bisa dilakukan dengan beberapa cara,
misalnya penilaian teman sejawat atau uji coba kepada pengguna.

26 | Belajar BIPA dengan Mudah dan Cepat untuk Pemula


Responden bisa ditentukan secara bertahap mulai dari satu-satu,
grup, ataupun kelas. Komponen evaluasi mencakup kelayakan isi,
kebahasaan, sajian, dan kegrafikaan (Depdikas 2008: 27). Dalam
tahap penilaian ini, materi ajar BIPA yang dikembangkan dinilai
melalui validasi oleh dosen ahli materi ajar BIPA. Penjelasan
mengenai komponen penilaian materi ajar dipaparkan sebagai
berikut; (1) komponen kelayakan isi mencakup: kesesuaian dengan
kompetensi yang harus dicapai, kesesuaian dengan tujuan
pembelajaran BIPA, kesesuaian dengan kebutuhan materi ajar,
kesesuaian dengan alokasi waktu, kebenaran substansi materi
pembelajaran, muatan budaya Jawa dalam materi ajar, dan penyajian
budaya Jawa secara keseluruhan, (2) komponen kebahasaan antara
lain mencakup: kesesuaian dengan kaidah bahasa Indonesia yang
baik dan benar, pemilihan diksi dan kalimat, pemanfaatan bahasa
secara efektif dan efisien (jelas dan singkat), kesesuaian dengan
kaidah kesantunan kalimat, (3) komponen penyajian antara lain
mencakup: urutan sajian, kesesuaian antara judul dengan penyajian
materi, penyajian motivasi, kelengkapan materi, dan (4) komponen
kegrafikaan antara lain mencakup: penggunaan jenis dan ukuran
huruf, layout atau tata letak, ilustrasi, gambar, foto, dan desain
tampilan.

Komunikasi Aktif | 27
2.2.5.5 Materi Ajar Berbasis Kebutuhan Pembelajar dan
Kearifan Lokal
Kebudayaan menurut Koentjaraningrat (2008: 145)
merupakan hasil pikiran, karya, dan hasil karya manusia yang tidak
berakar pada nalurinya dan hanya bisa dicetuskan oleh manusia
sesudah suatu proses belajar. Budaya setiap wilayah berbeda-beda,
bahkan budaya di suatu wilayah belum tentu dapat dijumpai di
wilayah lain. Hal tersebutlah yang menjadikan nilai budaya sangat
agung, unik, dan berharga. Jika unsur-unsur budaya dimuatkan
dalam materi ajar BIPA, maka penutur asing semakin tertarik dan
termotivasi untuk mempelajari bahasa Indonesia sebagai bahasa
asing. Hal ini dikarenakan budaya yang ada di Indonesia merupakan
sesuatu yang baru dan unik bagi penutur asing. Selain itu, manfaat
lain yang didapat adalah meningkatnya pemahaman penutur asing
terhadap budaya Indonesia. Semakin tinggi pemahaman budaya
Indonesia yang dimiliki oleh penutur asing, maka semakin tinggi
pula toleransi penutur asing terhadap budaya dan bahasa Indonesia.
Jadi, pemahaman budaya yang dibangun dalam pembelajaran BIPA
bermuatan budaya akan sangat membantu penutur asing dalam
meningkatkan kompetensi berbahasa Indonesia.

Menurut Nurqolila (2010) membagi unsur-unsur budaya


yang terdapat di dalam materi ajar BIPA sebagai berikut, (1) Sistem
Religi dan Upacara Keagamaan Unsur, budaya berupa sistem religi
dan upacara keagamaan dalam materi ajar BIPA dapat meliputi
tempat beribadah (kuil, masjid, gereja), tokoh agama (kiai),

28 | Belajar BIPA dengan Mudah dan Cepat untuk Pemula


perlengkapan keagamaan (jilbab, salib, sajadah, beduk), kegiatan
keagamaan (tentang salat, perayaan hari Raya Idul Fitri, upacara
pernikahan menurut hukum Islam), dan sistem kepercayaan tentang
nasib, (2) Sistem dan Organisasi Kemasyarakatan Unsur, budaya
berupa sistem organisasi kemasyarakatan dalam materi ajar BIPA
dapat meliputi sistem kekerabatan (istilah-istilah yang menunjukkan
kekerabatan dalam keluarga, keeratan kekerabatan dalam aktivitas
keluarga, struktur keluarga), struktur sosial masyarakat Indonesia
(toleransi dalam keterikatan struktur sosial masyarakat Indonesia
dan konsep kerjasama dalam kehidupan sosial masyarakat
Indonesia), sistem hukum, dan sistem perkawinan, (3) Sistem
Pengetahuan Penduduk Indonesia Unsur, budaya berupa sistem
pengetahuan dalam bahan meliputi pengetahuan tentang pembuatan
jamu, pengetahuan tentang pembuatan layang-layang, pengetahuan
tentang pakaian tradisional, pengetahuan tentang makanan dan
minuman khas Indonesia, pengetahuan tentang perkawinan, dan
pelangsungannya serta pengetahuan tentang musim di Indonesia, (4)
Perilaku Sosial Berbahasa Masyarakat Indonesia Unsur, budaya
berupa perilaku sosial berbahasa masyarakat Indonesia dalam materi
ajar BIPA dapat meliputi pengungkapan canda, penyebutan gelar,
pertanyaan-pertanyaan pribadi, ungkapan-ungkapan khusus, dan
komunikasi dalam keluarga, (5) Sistem Kesenian Indonesia Unsur,
budaya kesenian Indonesia meliputi seni gerak (permainan
tradisional, tari remo, tari topeng, kuda lumping, ludruk), seni rupa
(Keraton Solo, Keraton Yogya, Candi Borobudur), dan seni suara
(lagu-lagu dari Indonesia), (6) Sistem Mata Pencaharian Penduduk

Komunikasi Aktif | 29
Indonesia Unsur, budaya sistem mata pencaharian penduduk
Indonesia dalam materi ajar BIPA dapat meliputi tenaga pengajar,
penjual, penarik becak, tukang pijat, resepsionis penginapan, petani,
dan perawatan, (7) Sistem Teknologi dan Peralatan Hidup
Masyarakat Indonesia Unsur, budaya sistem teknologi dan peralatan
hidup masyarakat Indonesia dalam materi ajar BIPA dapat meliputi
aspek peralatan (peralatan rumah tangga, peralatan sekolah,
transportasi) dan teknologi (teknologi bangunan). Berdasarkan
penjelasan diatas pengembangan materi ajar BIPA akan mengacu
pada unsur-unsur budaya hasil analisis Nurqolila.

Dari berbagai pembahasan, kondisi BIPA saat ini menuntut


adanya materi ajar BIPA yang dapat memuat unsur-unsur budaya
lokal yang berarti mengangkat nilai budaya Jawa dalam pemahaman
penutur asing. Nilai budaya ini menunjukkan identitas dan jati diri
masyarakat lokal. Nilai budaya yang unik dalam materi ajar BIPA
menjadi sebuah nilai jual dalam komunitas global. Kontribusi
penelitian ini dapat menghidupkan kembali budaya Jawa yang saat
ini memang harus dengan usaha dan kerja keras dalam
melestarikannya. Budaya yang ada bisa jadi di masa yang mendatang
dapat bernilai sangat mahal dan banyak orang yang ingin berperan
di dalamnya, karena ketertarikan orang asing terhadap budaya Jawa
tersebut. Selanjutnya, penyusunan materi ajar BIPA berbasis budaya
Jawa selain membantu masyarakat Jawa dalam melestarikan dan
merevitalisasi budaya Jawa, hal ini juga sangat bermanfaat bagi
penutur asing yang belajar bahasa Indonesia. Salah satu tujuannya

30 | Belajar BIPA dengan Mudah dan Cepat untuk Pemula


adalah untuk membuat materi ajar menjadi lebih menarik. Jika
dilihat dari sudut pandang penutur asing, mendapat materi ajar
berbasis budaya merupakan hal yang baru, unik, dan sesuatu yang
menarik. Harapannya dengan keunikan dan sesuatu yang bersifat
baru dalam materi ajar BIPA, penutur asing dapat bertambah
motivasinya dalam mengembangkan kemampuan berbahasa
Indonesia. Karena pada hakekatnya mempelajari bahasa kedua
memang tidak bisa terlepas dari unsur budaya. Pengembangan
materi ajar BIPA untuk penutur asing tingkat pemula ini juga
memuat budaya dimensi nilai sosial yang sering digunakan dalam
berinteraksi dengan masyarakat lokal dalam kehidupan sehari-hari.

2.3 Kerangka Berpikir


Berikut disajikan kerangka berpikir pengembangan materi
ajar BIPA untuk komunikasi aktif bagi pemula:

Komunikasi Aktif | 31
Analisis teori Materi Ajar BIPA Analisis Kebutuhan
Pembelajar

Pengembangan Materi Ajar BIPA

Validasi

Revisi

Materi Ajar BIPA untuk


Komunikasi Aktif Bagi Pemula

Bagan 1. Alur Kerangka Berpikir Pengembangan Materi Ajar


BIPA Untuk Komunikasi Aktif Bagi Pemula

32 | Belajar BIPA dengan Mudah dan Cepat untuk Pemula


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian


Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan, yaitu
Research & Design (R&D) untuk mengembangkan materi ajar
BIPA untuk komunikasi aktif pada tingkat pemula, dimana materi
ajar dibuat berdasar pada hasil analisis kebutuhan pembelajar dan
kearifan lokal. Peneliti mengadopsi alur penelitian Borg and Gall
(1983) dan menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif,
dimana data yang diperoleh dari instrumen dianalisis secara numerik
dan deskriptif analitik. Data yang diperoleh dari instrumen
dikodekan dan ditafsirkan berdasarkan checklist dan skala. Dalam
penelitian ini, peneliti berposisi sebagai instrumen kunci. Penelitian
dilakukan terutama dalam pengumpulan data, dan peneliti
menggunakan panduan wawancara, lembar pencatatan hasil
observasi, dan lembar penilaian terhadap produk. Data verbal
disusun dalam analisis secara deskriptif berupa perilaku, ciri pelajar
asing, dan pemetaan domain pembelajaran BIPA digunakan untuk
mengembangkan rancangan materi pembelajaran. Dari hasil analisis
secara numerik akan terlihat rangkaian kausatis dalam sosial dan
budaya dan fenomena yang dideskripsikan dalam uraian kalimat
sebagai dasar pembuatan materi ajar. Langkah-langkah dalam
penelitian ini dibagi tiga yaitu metode pengumpulan data, metode
analisis data, dan pembuatan buku ajar.

Komunikasi Aktif | 33
3.2 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dilakukan yaitu: observasi,
wawancara, angket, dan melakukan studi pustaka. Untuk data
penelitian ini meliputi (1) data verbal tentang perilaku awal dan ciri
pelajar asing yang bersumber dari (a) catatan hasil observasi dan
hasil wawancara dan angket, (b) catatan observasi dan wawancara
dengan pengajar dan tutor BIPA, dan (c) dokumen yang berisi
informasi pelajar asing, (2) data verbal tentang hasil pemetaan
domain pembelajaran BIPA, yang berupa topik, materi belajar,
pendekatan pembelajaran, teknik pembelajaran, dan pelaksanaan
evaluasi pembelajaran yang bersumber dari bahan-bahan tertulis,
dan (3) data verbal hasil triangulasi dan uji coba produk yang berupa
saran, kritik, komentar dari pengajar dan pembelajar BIPA. Subjek
penelitian ini yaitu subjek yang digunakan untuk penjaringan data
dalam analisis kebutuhan belajar pembelajar BIPA

3.3 Metode Analisis Data


Analisis dalam penelitian ini dimulai setelah data dari
instrument dikodekan dan ditafsirkan berdasarkan checklist dan
skala. Hasil dari analisis secara numerik tersebut dideskripsikan
untuk mengetahui kebutuhan pembuatan buku ajar dan kemajuan
pembelajar. Analisis dilakukan dalam pengumpulan data dimana
peneliti menggunakan panduan wawancara, lembar pencatatan hasil
observasi, dan lembar penilaian terhadap produk. Data verbal dan

34 | Belajar BIPA dengan Mudah dan Cepat untuk Pemula


pemetaan domain pembelajaran BIPA digunakan untuk
mengembangkan rancangan buku ajar. Sesudahnya draft buku ajar
tersebut dicek keabsahannya melalui triangulasi teori, metode,
kelompok ahli, dan uji coba produk ke lapangan. Data hasil
triangulasi dan uji coba tersebut selanjutnya dianalisis kembali
menggunakan teknik analisis domain untuk revisi produk.

3.4 Teknik Pembuatan Materi Ajar


Prosedur pengembangan buku ajar dilakukan berdasarkan prosedur
penelitian Borg&Gall (1983) yang meliputi:

1. Observasi
Untuk mengetahui kondisi di lapangan dan menentukan
fasilitas yang dibutuhkan dan melakukan analisis kebutuhan
pembelajar dan analisis domain untuk memetakan ranah,
taksonomi, dan materi dalam buku ajar.
2. Peneliti merancang dan mengembangkan buku ajar
Pengembangan materi Ajar BIPA tingkat pemula berbasis
kebutuhan pembelajar dan kearifan lokal dengan
menekankan pada strategi komunikasi aktif dan untuk
rancanganya harus memenuhi prinsip-prinsip dasarnya yaitu
kesesuaian (relevance), keajegan (consistency), kecukupan
(adequacy).
3. Validasi oleh ahli
Untuk kelayakan produk materi ajar BIPA bagi pemula.
4. Revisi dan evaluasi/ fefleksi produk

Komunikasi Aktif | 35
Merevisi materi ajar dan mengevaluasi tentang kefektifan
buku ajar untuk dasar penyusunan dan penyempurnaan
materi ajar BIPA.

36 | Belajar BIPA dengan Mudah dan Cepat untuk Pemula


BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian


Hasil penelitian yang dipaparkan pada bab ini meliputi: (1)
materi ajar BIPA untuk komunikasi aktif untuk tingkat pemula dan
(2) pengembangan materi ajar BIPA. Berdasarkan kemampuannya
pembelajar BIPA terbagi menjadi tiga, yaitu tingkat pemula, tingkat
menengah dan tingkat lanjut. Materi yang disuguhkan pun berbeda,
disesuaikan dengan tingkatannya dan khusus untuk penelitian ini
diperuntukkan untuk pemula.

4.1.1 Analisis Kebutuhan Pembelajar BIPA untuk Pemula


Gambaran pengajaran BIPA bermuatan budaya Jawa
tersebut dijabarkan dalam empat poin yaitu (1) isi/materi, (2)
kebahasaan, dan (3) penyajian. Hasil analisis kebutuhan pembelajar
digunakan sebagai acuan untuk mengembangkan materi ajar BIPA
untuk komunikasi aktif berdasar pada kearifan lokal. Dalam isi
materi, adanya batasan yang jelas dalam memberikan materi
berdasarkan tingkatan atau level pembelajar. Selain itu adanya
materi dan tema yang lebih variatif dalam penyusunan materi ajar
untuk komunikasi aktif. Karena selama ini materi BIPA disajikan
dalam bentuk umum tidak ada kekhususan yang merujuk pada
kemampuan komunikasi aktif.
Komunikasi Aktif | 37
Dalam penyajian materi, perlu diintegrasikan materi yang
berkaitan dengan kearifan lokal di setiap tema dan bagian-bagian
dari tema sehingga semakin memperjelas pemahaman pembelajar.
Analisis kebutuhan terhadap aspek bahasa dan keterbacaan
dianalisis dari (1) ragam bahasa yang dibutuhkan dan (2) pilihan kata
atau diksi. Terdapat dua pilihan jawaban pada indikator pertama
mengenai ragam bahasa yang dibutuhkan, yaitu ragam bahasa resmi
(formal) dan santai (non formal). Dari hasil analisis diporeleh
kesimpulan jika bahasa santai atau non formal lebih banyak dipilih
untuk digunakan dalam materi ajar BIPA. Hal ini sesuai dengan hasil
analisis data dimana sebanyak 87% penutur asing atau pembelajar
BIPA memilih ragam bahasa santai yang dibutuhkan dalam bahan
ajar. Indikator pilihan kata atau diksi yang dibutuhkan dalam bahan
ajar menggunakan dua alternatif pilihan jawaban, yaitu
menggunakan pilihan kata atau diksi yang mudah dipahami dan
menggunakan kata atau diksi dengan istilah ilmiah. Dari kedua
pilihan jawaban tersebut, sebesar 90% penutur asing memilih
menggunakan pilihan kata yang mudah dipahami sehingga dapat
disimpulkan bahwa penggunaan kata dalam materi ajar adalah kata
yang mudah dipahami.

4.1.2 Pengembangan Materi Ajar BIPA untuk Komunikasi


Aktif
Dari hasil observasi lapangan yang dilakukan diaambil
kesimpulan jika materi ajar pokok yang dibutuhkkan oleh

38 | Belajar BIPA dengan Mudah dan Cepat untuk Pemula


pembelajar BIPA tingkat pemula untuk komunikasi aktif sebagai
berikut:

No. Materi/Tema Aspek yang Dianalisis


1. Huruf dan Angka Perlu penambahan materi
untuk ragam/ variasi angka
2. Perkenalan dan Diberikan contoh sesuai
Identitas Diri dengan konteks
3. Waktu Diberikan contoh kegiatan dan
cara pelafalannya
4. Petunjuk Arah Perlu diberikan contoh
5. Kegiatan Sehari-hari Perlu diberikan kata
6. Profesi Ditambahkan lebih banyak
nama profesi dan kegiatannya
7. Transportasi Dituliskan lebih banyak jenis
transportasi, tempat dan
pelakunya
8. Fasilitas Umum Ditambahkan nama tempat,
fungsi dan nama kegiatan
Tabel 1. Hasil Analis Kebutuhan Pembelajar BIPA tentang
Materi Ajar BIPA umtuk Komunikasi Aktif

Komunikasi Aktif | 39
4.2 Pembahasan
4.2.1 Pengembangan Materi Ajar BIPA untuk Komunikasi
Aktif
Penyusunan pengembangan materi ajar BIPA untuk
komunikasi aktif didasarkan pada hasil analisis kebutuhan penutur
asing dan pengajar BIPA. Prinsip-prinsip tersebut dipaparkan dalam
empat aspek sebagai berikut. Isi materi ajar BIPA tingkat pemula
didasarkan pada prinsip relevansi, kecukupan, adaptif, dan inovatif.
Prinsip relevansi maksudnya adalah materi dalam bahan ajar sesuai
dengan silabus BIPA tingkat pemula yang telah ditentukan. Adapun
muatan materi inti yang dibutuhkan menurut persepsi pengajar BIPA
dan penutur asing meliputi (1) dialog, bacaan, dan monolog (2)
pengayaan, dan (3) tata bahasa. Selain prinsip relevansi,
pengembangan materi ajar juga memperhatikan prinsip kecukupan.
Artinya, materi yang disajikan dapat dijadikan pedoman untuk
menguasai kompetensi yang telah ditentukan. Materi diberikan
secara proporsional dengan tetap memperhatikan kompetensi BIPA
dan alokasi waktu pembelajaran yang disediakan. Prinsip kecukupan
diwujudkan dengan penyajian contoh serta jabaran materi yang
mudah, guna mendukung pemahaman penutur asing tingkat pemula.
Pengembangan materi BIPA juga memperhatikan prinsip adaptif.
Adaptif terhadap tingkat pengetahuan dan latar belakang pembelajar.
Hal ini bertujuan agar penutur asing lebih mudah untuk mengamati
dan mempelajari hal yang menjadi bagian dari kehidupan dan
kegiatan sehari-hari pembelajar. Materi dalam materi ajar ini
meliputi delapan topik, yaitu: (1) huruf dan angka, (2) perkenalan

40 | Belajar BIPA dengan Mudah dan Cepat untuk Pemula


dan identitas diri, (3) waktu, (4) petunjuk arah, (5) kegiatan sehari-
hari, (6) profesi, dan (7) transportasi dan fasilitas umum. Kedelapan
topik ini dikemas dan diintegrasikan pada dialog dan bacaan dan
instruksi untuk berkomunikasi secara aktif dengan memadukan
kearifan lokal didalamnya. Materi ajar juga dikembangkan
berdasarkan prinsip inovatif. Inovatif berarti materi disajikan dengan
memperhatikan unsur kebaruan serta informasi yang mutakhir.
Materi memuat kearifan lokal yang mutakhir dan sesuai dengan
kondisi yang terjadi saat ini. Selain keempat prinsip tadi, materi pada
bahan ajar disajikan dengan prinsip rasional atau bisa dinalar. Jadi,
untuk mewujudkan prinsip rasional, materi harus disajikan secara
sistematis, urut tahap demi tahap.

Penyajian materi menggunakan prinsip self instructional


dan sistematis yaitu materi ajar yang dikembangkan penutur asing
dapat belajar sendiri secara mandiri, tanpa harus bergantung
sepenuhnya pada pengajar BIPA. Prinsip sistematis berkaitan
dengan pengorganisasian dan penyajian materi ajar yang urut, mulai
dari materi dengan tingkat kesulitan rendah hingga yang sulit, mulai
dari materi yang konkret, hingga materi yang abstrak. Urutan materi
menyesuaikan dengan kebutuhan responden terhadap materi ajar.
Adapun urutan materi diawali dengan dialog, bacaan, dan monolog
kemudian pengayaan, dan tata bahasa. Penentuan dan perincian
materi ini didasarkan pada kompetensi yang harus dikuasai oleh
penutur asing. Urutan sajian isi materi juga telah disesuaikan
kebutuhan pembelajar, serta dengan tahapan pencapaian kompetensi

Komunikasi Aktif | 41
dan tingkat kesulitan materi. Kearifan lokal disajikan pada bagian
wawasan budaya serta diintegrasikan pada dialog dan bacaan di
setiap babnya. Keseluruhan materi ajar dilengkapi dengan ilustrasi
yang berguna untuk menunjang pemahaman penutur asing.
Pemahaman materi inti setiap bab tersebut adalah sebagai berikut.
(1) Dialog dan Bacaan Dialog. Dialog disajikan di awal materi inti.
Hal tersebut dimaksudkan supaya penutur asing dapat mengetahui
ujaran secara utuh dalam bahasa Indonesia. Adapun bacaan disajikan
supaya penutur asing dapat terasah kemampuan membacanya.
Dialog dan bacaan disajikan dengan menyesuaikan kemampuan
penutur asing tingkat pemula. Dialog dan bacaan diintegrasikan
dengan unsur kearifan lokal yang disajikan adalah percakapan yang
mengutamakan topik keseharian tentang peristiwa berbahasa nyata
yang diperlukan dan dapat diterapkan oleh penutur asing dalam
komunikasi sehari-hari. Materi pembelajaran berupa dialog ini
sangat bermanfaat untuk meningkatkan dan memperkaya
penguasaan kosakata penutur asing, sekaligus juga bermanfaat untuk
mengenalkan struktur bahasa yang berterima bagi penggunaan
bahasa sehari-hari. Materi percakapan ini dimulai dari dialog yang
sangat sederhana, misalnya dialog tentang perkenalan, menanyakan
kabar, dan lain-lain. Selain bagian dialog, dalam bagian ini juga
disajikan bacaan. Selain itu, dialog, monolog dan bacaan juga
disajikan beriringan dengan latihan empat aspek berbahasa, yaitu
menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Materi berupa
pengayaan memuat ungkapan-ungkapan yang digunakan dalam
kehidupan sehari-hari. Ungkapan yang disajikan menyesuaikan

42 | Belajar BIPA dengan Mudah dan Cepat untuk Pemula


dengan tema pada masing-masing bab. Adapun materi tata bahasa
disajikan dalam bentuk materi yang sederhana dan menyesuaikan
dengan penutur asing tingkat pemula. (2) Bacaan dalam bahan ajar
BIPA ini bertujuan untuk menumbuhkan rasa percaya diri penutur
asing bahwa penutur asing mampu membaca teks bahasa Indonesia
dan menginterpretaikan atau menceritakan kembali dengan apa yang
sudah dibaca. Penyajian bacaan dipilih dengan menyesuaikan
kemampuan penutur asing tingkat pemula. Materi-materi bacaan
merupakan materi yang dikembangkan sendiri oleh peneliti dan juga
dikembangkan dari bacaan yang sudah ada. Materi dipilih dengan
topik yang mutakhir supaya dapat menarik minat penutur asing.
Kegiatan membaca dimulai dengan kosakata yang berkaiatan
dengan angka, simbol dan gaya penulisan. Teks bacaan hanya terdiri
tidak lebih dari tiga paragraf dengan kalimat sederhana yang
memudahkan pembelajar untuk memahami isi bacaan. Setelah
membaca, dilanjutkan dengan kegiatan membaca pemahaman.
Kegiatan ini terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya
bersumber secara ekxplisit sesuai dengan karakteristik pembelajar
yang masih dalam taraf taksonomi Bloom. Kegiatan membaca ini
merupakan gabungan dari membaca dan menulis, menggunakan
contoh soal dengan pertanyaan siapa, apa, bagaimana. (3) Monolog,
materi monolog disesuaiakan dengan tingkatan pembelajar. Karena
ditujukan untuk pembelajar BIPA tingkat pemula maka pmilihan
materi didasarkan pada cerita dan aktivitas masyarakat Indonesia
pada umumnya untuk mencerminkan kebutuhan pembelajardan
kearifan lokal dalam level sederhana. Setelah itu terdapat juga

Komunikasi Aktif | 43
percakapan dan instruksi untuk mendeskripsikan kemampuan dalam
berbicara. Hal ini sangat penting untuk menumbuhkan rasa percaya
diri penutur asing bahwa penutur asing mampu berbicara bahasa
Indonesia. (4) Pengayaan Bagian kedua dari materi disajikan
ungkapan-ungkapan yang sesuai dengan tema pada masing-masing
bab. Bagian pengayaan ini disajikan sebagai upaya untuk
memperkaya materi pada tiap bab. Pengayaan yang disajikan
menyesuaikan dengan ungkapan yang dipakai dalam kehidupan
sehari-hari. Materi pengayaan berupa ungkapan juga bertujuan untuk
memudahkan penutur asing dalam mempelajari bahasa Indonesia
secara utuh tanpa terpisah kata perkata. Penutur asing juga dapat
menggunakan ungkapan tersebut dalam kehidupan nyata di dalam
masyarakat. (5) Tata Bahasa Pada bagian ini disajikan materi tentang
tata bahasa baku bahasa Indonesia. Tata bahasa Indonesia yang
disajikan adalah tata bahasa Indonesia dasar, seperti misalnya
imbuhan, tanda baca, pola kalimat dll. Tata bahasa penting dalam
materi ajar BIPA karena pembelajar BIPA akan menemukan
struktur, aturan dan pola pembelajaran bahasa yang berbeda dari
bahasa pertama yang dimiliki. Selain itu pemahaman makna juga
sangat dipengaruhi oleh tata bahasa yang digunakan. (6) Latihan
Untuk memperdalam materi yang diberikan, kemampuan penutur
asing diuji dengan latihan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui
tingkat penguasaan dan daya serap materi pada diri penutur asing.
Latihan disajikan dalam empat aspek berbahasa Indonesia, yaitu
menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Selain empat aspek

44 | Belajar BIPA dengan Mudah dan Cepat untuk Pemula


tersebut, latihan tata bahasa juga disajikan dalam bagian ini. Latihan
disajikan beriringan dengan materi inti.

Aspek bahasa dan keterbacaan menggunakan prinsip


adaptif, konsistensi, dan relevansi. Prinsip adaptif diterapkan dalam
pengunaan bahasa serta pilihan kata yang sesuai dengan tingkat
kemampuan pembelajar BIPA tingkat pemula. Sebagaimana hasil
analisis kebutuhan, pilihan kata yang dibutuhkan adalah pilihan kata
yang mudah dipahami, familiar atau sering digunakan sehari-hari
dan tidak mengandung istilah formal atau ilmiah. Prinsip adaptif
juga digunakan pada ragam bahasa yang digunakan. Ragam bahasa
yang dibutuhkan oleh penutur asing dan pengajar BIPA adalah
ragam bahasa yang resmi namun tidak terlalu baku, menyesuaikan
dengan kebutuhan pada materi. Prinsip konsistensi diterapkan pada
penyajian unsur kebahasaan serta tata letak berupa jarak spasi
antarkalimat, serta penggunaan ragam bahasa. Prinsip konsistensi ini
berguna untuk menunjang tingkat keterbacaan dan pemahaman
penutur asing terhadap materi yang disampaikan. Selaras dengan
prinsip konsistensi, prinsip relevansi digunakan dalam pemilihan
ragam bahasa dan penggunaan kata/diksi. Ragam bahasa dan
kata/diksi yang digunakan disesuaikan dengan tingkat kemampuan
dan pengetahuan penutur asing tingkat pemula.

Berdasarkan hasil analisis diatas maka disusun


pengembangan materi ajar sebagai berikut:

Komunikasi Aktif | 45
No Materi/ Karakteristik Kompetensi Kompeten-
. Tema Pengembang- Dasar si Bahasa
an Materi
Ajar
1. Huruf dan - Huruf - Pelafalan - Jenis
Angka vokal dan huruf huruf
konsonan - Pengejaan
- Pengejaan huru
- Huruf - Menulis
Kapital dan dengan tepat
Kecil
- Penyebuta - Berbicara - Jenis
n angka/ tentang angka
bilangan angka atau
- Penyebuta bilangan
n pecahan, - Berbicara
decimal tentang
- Penghitung
an
Bilangan
dan urutan
- Penyebuta
n mata
uang

46 | Belajar BIPA dengan Mudah dan Cepat untuk Pemula


2. Perkenala - Kata - berbicara - kosakata
n dan sapaan, dan yang
Identitas berpamitan merespon berkaitan
Diri , meminta percakapa dengan
maaf, n tentang sapaan,
berterimak sapaan, berpamita
asih, berpamitan n,
meminta , meminta meminta
dan maaf, maaf,
mengemba berterimak berterima
likan asih, kasih,
sesuatu meminta meminta
dan dan
mengemba mengemb
likan alikan
sesuatu sesuatu,
dan
ungkapan
-
ungkapan
dalam
bahasa
Indonesia
lainnya

Komunikasi Aktif | 47
- tutur kata - dialog - kosakata
untuk umtuk berkaitan
memperke memperke dengan
nalkan diri nalkan diri pengenala
- tutur kata dan orang n diri dan
untuk lain penyebuta
memperke n identitas
nalkan
orang lain
- meminta
dan
memberika
n identitas
3. Waktu - menyebutk - memahami - kosakat
an waktu, text yang tentang
- menyebutk berkaitan waktu,
an hari, dengan hari,
tanggal, waktu tanggal,
bulan, - dialog bulan,
tahun berkaitan tahun
dengan
waktu
4. Petunjuk - menyebutk - berbicara - kosakata
Arah an arah tentang arah berkaitan
dan tempat dengan

48 | Belajar BIPA dengan Mudah dan Cepat untuk Pemula


- menyebutk - menjelaskan arah dan
an tempat letak benda tempat
dengan arah
dan tempat
yang benar
5. Kegiatan - nama - berdialog - kosakata
Sehari - kegiatan tentang berkaitan
hari sehari-hari kegiatan dengan
- kata sifat sehari- hari kegiatan
yang - menceritaka sehari-
berkaitan n secara hari dan
dengan monolog benda
kegiatan kegiatan disekitar
sehari-hari sehari-hari yang
- kata benda - menulis berkaitan
yang kegiatan
berkaitan sehari-hari
dengan
kegiatan
sehari-hari
6. Profesi - nama - bercerita - kosakata
profesi dengan tentang
- nama monolog profesi,
pekerjaan tentang pekerjaan,
profesi kegiatan

Komunikasi Aktif | 49
- nama - menulis yang
kegiatan pengalaman berkaitan
yang tentang
dilakukan profesi
- bertanya
jawab
tentang
profesi
7. Transport - nama alat - bercerita - kosakata
asi transportas monolog yang
i tentang berkaitan
- nama transportasi dengan
orang yang - menyebutka transporta
menggerak n tentang si, orang,
kannya transportasi benda dan
- tempat dalam kegiatan
transportas dialog yang
i - menulis berkaitan
- kegiatan tentang
yang transportasi
berhubung
an dengan
transportas
i

50 | Belajar BIPA dengan Mudah dan Cepat untuk Pemula


- kata benda
yang
berhubung
an dengan
kegiatan
transportas
i
8. Fasilitas - nama - bercerita - kosakata
Umum tempat tentang yang
umum fasilitas berkaitan
- nama umum nama
benda - berdiaog tempat
sebagai tentang umum,
fasilitas fasilitas benda,
umum umum kata sifat
- kata sifat - menulis dan kata
yang tentang kerja
berkaitan fasilitas yang
dengan umum berkaitan
fasilitas
umum
- kata kerja
yang
berkaitan
dengan

Komunikasi Aktif | 51
fasilitas
umum
Tabel 2. Materi Ajar BIPA untuk Komunikasi Aktif

4.2.2 Hasil Pengimplementasian Materi Ajar BIPA untuk


Komunikasi Aktif
Dilihat dari hasil evaluasi terhadap materi ajar bahwa
terdapat pembelajar yang menjawab hampir benar, secara
keseluruhan nilai yang diperoleh peserta didik tergolong baik.
Semua nilai peserta didik sedang, tidak ada yang benar dan tidak
terlalu buruk. Dari hasil uji coba keempat peserta didik pada tema 1
sampai dengan 8 yang dianggap telah memahami wacana dengan
baik dengan jumlah nilai 80, 85 atau 87 dan nilai rentang ini cukup
baik untuk peserta didik tingkat awal BIPA. Dengan kata lain
pemahaman wacana yang diberikan kepada peserta didik pemula
BIPA dinilai sudah cukup baik dan pengertian.

Dari hasil uji coba materi ajar membaca BIPA tingkat dasar
atau pemula juga ditemukan beberapa kosakata yang dianggap sulit
karena tidak mengetahui arti kata, selain itu juga sulit untuk
menyusun dunia ke dalam kalimat. Ini diterima dengan baik karena
mereka belajar bahasa baru dan perlu waktu untuk membiasakannya.

Mark
No Tema
Michiko Subatsa Danica Voline
1 Huruf dan Angka 80 85 85 80

52 | Belajar BIPA dengan Mudah dan Cepat untuk Pemula


Perkenalan dan
2 80 85 85 80
Identitas Diri
3 Waktu 80 85 80 80
4 Petunjuk Arah 87 80 85 87
Kegiatan Sehari-
5 80 80 80 80
hari
6 Profesi 85 87 87 80
7 Transportasi 85 80 80 87
8 Fasilitas Umum 85 87 85 85
Tabel 3. Hasil Implementasi Materi Ajar BIPA untuk
Komunikasi Aktif

4.2.3 Validasi ahli atau Penilaian Materi Ajar


Proses penilaian dilakukan untuk mengetahui apakah
materi ajar telah siap digunakan atau masih ada hal yang perlu
diperbaiki. Teknik penilaian bisa dilakukan dengan beberapa cara,
misalnya penilaian teman sejawat atau uji coba kepada pengguna
atau kepada ahli atau pakar yang berkompeten dalam bidangnya.
Dalam tahap penilaian ini, materi ajar BIPA yang dikembangkan
dinilai melalui validasi oleh dosen sekaligus pakar BIPA. Penjelasan
mengenai komponen penilaian materi ajar dipaparkan sebagai
berikut; (1) komponen kelayakan isi mencakup: kesesuaian dengan
kompetensi yang harus dicapai, kesesuaian dengan tujuan
pembelajaran BIPA, kesesuaian dengan kebutuhan bahan ajar,
kesesuaian dengan alokasi waktu, kebenaran substansi materi
pembelajaran, muatan kearifan lokal dan kebutuhan pembelajar
Komunikasi Aktif | 53
dalam materi ajar, dan penyajiannya secara keseluruhan (2)
komponen kebahasaan antara lain mencakup: kesesuaian dengan
kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar, pemilihan diksi dan
kalimat, pemanfaatan bahasa secara efektif dan efisien (jelas dan
singkat), kesesuaian dengan kaidah kesantunan kalimat, (3)
komponen penyajian antara lain mencakup: urutan sajian,
kesesuaian antara judul dengan penyajian materi, penyajian
motivasi, kelengkapan materi.

Hasil penilaian dan saran perbaikan oleh pengajar BIPA


diperoleh dari tiga orang pengajar BIPA yang menjadi responden.
Instrumen penilaian terdiri atas dua bagian. Bagian pertama
merupakan format penilaian dengan skala rentang. Bagian pertama
ini terdiri atas empat aspek meliputi (1) dimensi perwajahan/fisik,
(2) dimensi isi/materi, (3) dimensi penyajian, dan (4) dimensi bahasa
dan keterbacaan. Adapun pada bagian kedua merupakan saran atau
masukan untuk bahan ajar secara umum.

Berkaitan dengan aspek materi/isi, pengajar BIPA


berpendapat bahwa materi sudah bagus, tetapi beberapa masih
terlalu sulit dan kompleks untuk BIPA tingkat pemula. Pengajar
BIPA menyarankan agar materi yang disajikan dibuat lebih
sederhana. Selain itu, pemilihan kata/diksi juga sebaiknya dipilih
yang lebih sederhana. Secara keseluruhan dimensi isi atau materi
materi ajar BIPA tingkat pemula dinilai baik dan sesuai dengan
kebutuhan pengajar BIPA serta sudah mencerminkan indikator
untuk komunikasi aktif. Hal tersebut dapat dilihat melalui rata-rata

54 | Belajar BIPA dengan Mudah dan Cepat untuk Pemula


perolehan nilai dari pembelajar BIPA sebagai obyek implementasi
materi ajar BIPA.

Pada unsur Bahasa dan Keterbacaan Pada dimensi bahasa


dan keterbacaan terdapat lima indikator sebagai berikut: (1)
kesesuaian dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar, (2)
keterbacaan, (3) kejelasan informasi, (4) pemanfaatan bahasa secara
efektif dan efisien, (5) kaidah kesantunan berbahasa. Dalam unsur
kebahasaan dan keterbacaan, penyusunan materi ajar BIPA sudah
memenuhi indikator yang diharapkan, tetapi hanya penggunaan
bahasa atau istilah atau kosakata yang lebih dibuat beragam tetapi
dalam bentuk yang lebih disederhanakan.

Berkaitan dengan penyajian materi, terdapat enam indikator


yang digunakan dalam penilaian. Keenam indikator tersebut adalah
(1) ketepatan urutan materi, (2) kesinambungan materi ajar, (3)
kesesuaian judul dan penyajian materi pada setiap bab, (4) penyajian
materi ajar yang mampu memotivasi penutur asing untuk belajar
bahasa Indonesia, (5) penyajian bagian motivasi, dan (6) penyajian
materi pada materi ajar lengkap dan mampu memenuhi kebutuhan
pembelajar BIPA. Dari keenam indikator validator menyatakan jika
semua sudah terpenuhi dalam penyusunan materi ajar tersebut, tetapi
perlu diperbaiki dalam hal keragaman atau variasinya sehingga tidak
menimbulkan kebosanan atau kesulitan dalam mempelajarinya.

Komunikasi Aktif | 55
56 | Belajar BIPA dengan Mudah dan Cepat untuk Pemula
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Pembelajaran BIPA yang terjadi saat ini menimbulkan
berbagai masalah yang layak diteliti dan dikembangkan. Salah
satunya adalah minimnya materi ajar yang digunakan oleh pengajar
dan penutur asing dalam pembelajaran BIPA. Akan tetapi, kenyataan
ini belum sepenuhnya disadari secara penuh oleh semua pihak, baik
kalangan akademisi maupun praktisi BIPA sekalipun. Hal ini terlihat
dari masih minimnya kajian atau penelitian yang membahas upaya
peningkatan maupun pengembangan materi ajar dalam pembelajaran
BIPA. Ketersediaan materi ajar BIPA yang masih terbatas menjadi
kendala utama dalam pembelajaran. Seiring dengan tuntutan
pembelajar maka perlu adanya pembaharuan materi ajar yang lebih
praktis dan komunikatif. Sehingga perlu adanya refleksi, inovasi,
dan pembaharuan dari materi pembelajaran sebelumnya dengan
konteks yang disesuaikan dengan kebutuhan pembelajar dan
berdasar pada kearifan lokal sehingga pembelajar mendapat
pengalaman secara langsung dan nyata dalam pembelajaran secara
komprehensif dan integratif.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, simpulan


yang didapatkan sebagai berikut:

Komunikasi Aktif | 57
1. Hasil analisis kebutuhan pada pengembangan materi ajar
BIPA hendaknya memuat contoh budaya lokal yang
beragam, pada aspek bahasa dan keterbacaan, memiliki
ragam bahasa dan pilihan diksi yang mudah dipahami dan
sesuai dengan keterbacaan penutur asing tingkat pemula
2. Pada aspek isi atau materi didasarkan pada prinsip relevansi,
kecukupan, adaptif, dan inovatif. Pada aspek penyajian
didasarkan pada prinsip self instructional dan sistematis.
Pada aspek bahasa dan keterbacaan menggunakan prinsip
adaptif, konsistensi, dan relevansi. Pada aspek kegrafikaan
menggunakan prinsip konsistensi dan relevansi.

5.2 Saran
Pembelajar dan pengajar BIPA hendaknya menggunakan
materi ajar yang disesuaikan dengan kebutuhan pembelajar. Semua
materi untuk pembelajar BIPA tingkat pemula, isi materi
disesuaikan dengan tema yang telah ditentukan. Dalam menyusun
materi, kosakata, tata bahasa, pola kalimat dan instruksi harus sesuai
dengan karakteristik materi ajar dan tingkat atau level pembelajar
BIPA. Selain itu dalam pemilihan materi harus didasarkan pada
situasi dan kebiasaan Indonesia, sehingga materi ajar tidak hanya
mencerminkan bahasa tetapi juga budaya Indonesia. Selain itu
dendan adanya budaya lokal yang disinergikan ke dalam materi,
diharaplkan pembelajaran mampu mencapai tujuan dan indikator
yang ditetapkan. Selain itu perlu dilakukan kajian lebih lanjut untuk
menguji keefektifan materi ajar BIPA sehingga materi ajar yang

58 | Belajar BIPA dengan Mudah dan Cepat untuk Pemula


disusun dapat digunakan secara maksimal dalam pembelajaran.
Selain itu, di samping materi ajar BIPA untuk tingkat pemula,
sebaiknya disusun dan dikembangkan pula materi ajar untuk tingkat
menengah dan tingkat lanjut dilakukan untuk memperkaya bahan
materi ajar yang dibutuhkan dalam pengajaran BIPA.

Komunikasi Aktif | 59
60 | Belajar BIPA dengan Mudah dan Cepat untuk Pemula
DAFTAR PUSTAKA
Abdul H, F. 1988. Keterpelajaran dalam Konteks Pemerolehan
Bahasa. Makalah Pertemuan Linguistik Lembaga Bahasa
II Unika Atmajaya, Jakarta, 23-24 Agustus.

Bailey, K. 2007. Pengajaran BIPA Membuka Jendela Informasi


tentang Indonesia Makalah Disajikan dalam Seminar dan
Lokakarya Internasional Pengajaran BIPA.
Diselenggarakan oleh Pusat Bahasa DEPDIKNAS, Jakarta,
18–20 Juli 2007.

Borg, W., R. & Gall., M., D. 1983. Educational Research: An


Introduction. New York-London: Longman University
Press.

Brown, D. H. 2004. Language Assessment: Principles and Practice.


San Fransisco State University.

Burns, A. 2010. Doing Action Research in English Language


Teaching. New York: Routledge.

Dubin, Fraida, & Elite, O. 1986. Course Design: developing


programs and Materials for Language Learning.
Cambridge: Cambridge University Press. Retrieved on
http://www.Educational Psichologist.edu. 33
(2/3)/pdf/newsltr/dec02.pdf. [Accessed 22/9/2020]

H. S., Widodo. 2010. Pembelajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur


Asing Model Tutorial. [Online] Tersedia: http://wawan-

Komunikasi Aktif | 61
junaidi.blogspot.com/2010/02/pembelajaran-bahasa-
indonesia-bagi.html [Accessed 22/9/2020]

Indrariani, E.A. 2011. Strategi Komunikasi Mahasiswa Asing Dalam


Interaksi Dan Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jurnal
Linguistik dan Edukasi (online), Vol 2, No. 1. [Accessed
22/9/2020]

Kramsch, C. 1993. Context and Culture in Language Teaching.


Oxford: Oxford University Press

Kusmiatun, A. (2016). Mengenal BIPA (Bahasa Indonesia Penutur


Asing) dan Pembelajarannya. Yogyakarta: K-Media.

Maryani, Y., 2011. Lokakarya Program Prasertifikasi Guru BIPA:


Metodologi Pengajaran BIPA. Diselenggarakan oleh
Kantor Bahasa Prov. NTB bekerjasama dengan APBIPA
Bali, Senggigi Beach Hotel, 13 – 15 April 2011. [Accessed
22/9/2020]

Macalister, J. & Nation, I. S.P. 2010. Language Curriculum Design.


New York: ESL & Applied Linguistics Professional Series.

Rivai, Ovi Soviaty, dkk. 2010. Pemetaan Pengajaran Bahasa


Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) di Asia. Jakarta:
Pusat Bahasa [PDF]

Soewandi, A.M. 1994. Pengajaran Bahasa Indonesia sebagai


Bahasa Asing: Tujuan, Pendekatan, Bahan Ajar, dan
Pengurutannya. KIPBIPA UKSW: Salatiga.

62 | Belajar BIPA dengan Mudah dan Cepat untuk Pemula


Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R &
D. Bandung: Alfabeta Bandung.

Thanasoulas, D. (2001). “The Importance of Teaching Culture in the


Foreign Language Classroom.” dari
http:/radicalpedagogy.icaap.org/content/issu3_3

The European Association for Quality Language Services. 2002. The


CEFR. Cambridge: Cambrige University Press.

Warsiman. Perkembangan Pengajaran Bahasa Indonesia untuk


Penutur Asing BIPA. [Online] Tersedia:
http://www.blogcop.com/blog/PERKEMBANGAN-
PENGAJARAN-BAHASA-INDONESIA-UNTUK-
PENUTUR-ASING-BIPA-warsiman/MTI0MzAxMg==

Komunikasi Aktif | 63
64 | Belajar BIPA dengan Mudah dan Cepat untuk Pemula
PROFIL PENULIS

Retma Sari lahir di


Magelang, 18 Maret 1982.
Jenjang S1 pada program
Pendidikan Bahasa Inggris
diselesaikan pada 2005 di
Universitas Tidar Magelang,
kemudian melanjutkan magister
pada program studi pendidikan
Bahasa Inggris yang hanya
ditempuh selama 1,6 tahun dan
pada tahun dinyatakan lulus di
2014. Sejak 2013 sampai sekarang
bertugas sebagai dosen di Universitas Tidar khususnya di program
studi Pendidikan Bahasa Inggris yang mana tugas menjadi dosen
sudah diembannya sejak 2009 di beberapa perguruan tinggi di
Yogyakarta dan Semarang, seperti Universitas Mercu Buana Jogya
dan Universitas Dian Nuswantoro. Beberapa sampiran tugas selain
mengajar juga diembannya di antaranya pada 2015 sampai 2019
bertugas sebagai PPHP (Pejabat Pemeriksa Hasil Pekerjaan)
Universitas Tidar dan Kepala Laboratorium FKIP pada 2019 sampai
sekarang.
Kepakaran dalam keilmuannya di pendidikan Bahasa Inggris
tetapi dia juga sangat tertarik dengan program BIPA (Bahasa Inggris
bagi Penutur Asing), yang mana dia juga menjadi salah satu tim
pengajar BIPA di Universitas Tidar. Untuk mendukung
keprofesionalan sebagai pengajar BIPA yang tersertifikat dan
berkompetensi, sertifikat sebagai Pengajar BIPA Tingkat Dasar/1
diperoleh pada 2017 dan Pengajar BIPA tingkat Lanjut/2 pada
2017. Selain sebagai pengajar, beberapa penelitian tentang BIPA
juga sudah dilakukan salah satunya berjudul Development of BIPA
Textbook as A Facility to Improve Active Communication for Novice
Learners.

Komunikasi Aktif | 65
DATE DUE SLIP

MEMBER CHECK OUT CHECK IN

66 | Belajar BIPA dengan Mudah dan Cepat untuk Pemula

Anda mungkin juga menyukai