tm
I
n.h
-as
REPUBUK INIX)NESIA
ng
nta
UNDANG.UNDANG REPUBLIK INDONESIA
-te
NOMOR 20 TAHUN 2023
23
TENTANG
-20
APARATUR SIPIL NEGARA
un
ah
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
0-t
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
r-2
mo
Tahun 1945;
b. bahwa dalam rangka mempercepat pelaksanaan
transformasi aparatur sipil negara untuk
t.c
negara;
c. bahwa ketentuan clalam Undang-Undang Nomor 5
an
Mengingat
SK No 202875 A
l
htm
sn.
PR.ES!DEN
g-a
REPUBUK INDONESIA
tan
-2-
n
Mengingat Pasal 20 dan Pasal 2l Undang-Undang Dasar Negara
-te
Republik Indonesia Tahun L945;
23
Dengan Persetujuan Bersama
-20
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
un
dan
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
ah
0-t
MEMUTUSKAN:
r-2
Menetapkan UNDANG-UNDANG TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA.
mo
BAB I
KETENTUAN UMUM
-no
Pasal
/uu
5.Manajemen...
SK No 202802 A
l
htm
sn.
PRESIDEN
g-a
REPUBUK INDONESIA
tan
-3-
n
5. Manajemen ASN adalah serangkaian proses
-te
pengelolaan ASN untuk mewujudkan ASN yang
profesional dengan hasil kerja tinggi dan perilaku
23
sesuai nilai dasar ASN, bebas dari intervensi politik,
serta bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan
-20
nepotisme.
6. Digitalisasi Manajemen ASN adalah
un
proses
Manajemen ASN dengan memanfaatkan teknologi
ah
digital yang terintegrasi secara sistem dan data untuk
memudahkan penyelenggaraan dan pelayanan
0-t
Manajemen ASN.
7. Jabatan Manajerial adalah sekelompok jabatan yang
r-2
perundang-undangan.
L2. Instansi Pemerintah adalah instansi pusat dan
a.b
instansi daerah.
13. Instansi Pusat adalah kementerian, lembaga
an
SK No 202803 A
l
htm
sn.
PRESIDEN
g-a
REPUBLIK INDONESIA
tan
-4-
n
BAB II
-te
ASAS, NILAI DASAR, SERTA KODE ETIK DAN KODE PERILAKU
23
Bagian Kesatu
-20
Asas
un
Pasal 2
Penyelenggaraan kebijakan dan Manajemen ASN
ah
berdasarkan pada asas: 0-t
a. kepastian hukum;
b. profesionalitas;
r-2
c. proporsionalitas;
d. keterpaduan;
mo
e. pendelegasian;
f. netralitas;
-no
g. akuntabilitas;
h. efektivitas dan efisiensi;
/uu
i. keterbukaan;
j. nondiskriminatif;
/11
Bagian Kedua
om
Nilai Dasar
t.c
Pasal 3
(1) teguh ideologi Pancasila,
spo
b. akuntabel;
uly
c. kompeten;
d. harmonis;
am
e. loyal;
f. adaptif; dan
ain
g. kolaboratif.
Bagian
SK No 202804 A
l
htm
sn.
PRESIDEN
g-a
REPUBUK INDONESIA
tan
-5-
n
Bagian Ketiga
-te
Kode Etik dan Kode Perilaku
23
-20
Pasal 4
(1) Kode etik dan kode perilaku bertujuan untuk menjaga
un
martabat dan kehormatan ASN serta kepentingan
bangsa dan negara.
ah
(21 Nilai dasar ASN dijabarkan dalam kode etik dan kode
0-t
perilaku ASN sebagai berikut:
a. berorientasi pelayanan, yaitu komitmen
r-2
masyarakat;
2. ramah, cekatan, solutif, dan dapat
/uu
diandalkan; dan
3. melakukan perbaikan tiada henti;
/11
berintegritas tinggi;
2. menggunakan kekayaan dan barang milik
om
perbedaan, meliputi:
1. menghargai setiap orang tanpa membedakan
am
latar belakang;
ain
-a
REPUEUK INDONESIA
ng
-6-
nta
e. loyal, yaitu berdedikasi dan mengutamakan
-te
kepentingan bangsa dan negara, meliputi:
1. memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-
23
Undang Dasar Negara Republik Indonesia
-20
Tahun L945, setia kepada Negara Kesatuan
Republik Indonesia, dan pemerintahan yang
un
sah;
2. menjaga nama baik ASN, instansi, dan negara;
ah
dan 0-t
3. menjaga rahasia jabatan dan negara;
f. adaptif, yaitu terus berinovasi dan antusias dalam
r-2
3. bertindak proaktif;
g. kolaboratif, yaitu membangun kerja sama yang
/1
sinergis, meliputi:
23
BAB III
.bl
Bagian Kesatu
Jenis
lya
Pasal 5
mu
a. PNS; dan
ain
b. PPPK.
Pasal 6
SK No 202806 A
l
htm
sn.
PRESIDEN
-a
REPUELIK INDONESIA
ng
-7 -
nta
Pasal 6
-te
Ketentuan mengenai ruang lingkup tugas/jabatan dan
23
mekanisme bekerja PPPK sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 5 huruf b diatur dalam Peraturan Pemerintah.
-20
un
Pasal 7
(1) Pegawai ASN memiliki nomor induk pegawai.
ah
(21 Ketentuan lebih lanjut mengenai nomor
0-t induk
pegawai diatur dalam Peraturan Pemerintah.
r-2
Bagian Kedua
o
Kedudukan
om
u-n
Pasal 8
Pegawai ASN berkedudukan sebagai unsur aparatur
1/u
negara.
/1
23
Pasal 9
(1) Pegawai ASN melaksanakan kebijakan yang
/20
BAB IV
FUNGSI, TUGAS, DAN PERAN
og
.bl
Bagian Kesatu
Fungsi
na
lya
Pasal 10
mu
SK No 202807 A
l
htm
sn.
PRESIDEN
-a
REPUEUK INDONESIA
ng
-8-
nta
Bagian Kedua
-te
Tugas
23
-20
Pasal I 1
un
a. melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh
ah
Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
0-t
b. memberikan pelayanan publik yang profesional dan
r-2
berkualitas; dan
c. mempererat persatuan dan kesatuan Negara
o
Bagian Ketiga
Peran
1/u
/1
Pasal 12
23
BAB V
JABATAN ASN
og
.bl
Bagian Kesatu
na
Umum
lya
Pasal 13
mu
b. Jabatan Nonmanajerial.
Bagian
SK No 202808 A
l
htm
sn.
PRESIDEN
g-a
REPUBIJK IHDONESIA
tan
-9-
n
Bagian Kedua
-te
Jabatan Manajerial
23
Pasal 14
-20
Jabatan Manajerial sebagaimana dimaksud dalam
un
Pasal 13 huruf a terdiri atas:
a. jabatan pimpinan tinggi utama;
ah
b. jabatan pimpinan tinggi madya;
0-t
c. jabatan pimpinan tinggi pratama;
r-2
Pasal 15
(1) Jabatan pimpinan tinggi sebagaimana dimaksud
/uu
dan administrasi.
(3) Jabatan pengawas sebagaimana dimaksud dalam
a.b
administrasi.
ain
Pasal 16
SK No 202809 A
l
htm
sn.
PRESIDEN
-a
REPUBUK INDONESIA
ng
-10-
nta
Pasal 16
-te
Setiap Jabatan Manajerial sebagaimana dimaksud dalam
23
Pasal 14 memiliki kompetensi dan persyaratan jabatan.
-20
Pasal 17
Ketentuan lebih lanjut mengenai Jabatan Manajerial
un
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14, Pasal 15, dan
ah
Pasal 16 diatur dalam Peraturan Pemerintah.
0-t
Bagian Ketiga
r-2
Jabatan Nonmanajerial
o
om
Pasal 18
(1) Jabatan Nonmanajerial sebagaimana dimaksud
u-n
b. jabatan pelaksana.
(21 Jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada
/1
Pasal 19
Jabatan ASN diisi dari Pegawai ASN.
lya
(1)
(21 Jabatan ASN tertentu dapat diisi dari:
mu
(3) Pengisian...
SK No 202810 A
l
htm
sn.
PRESIDEN
g-a
REPUBUK INDONESTA
tan
- 11-
en
(3) Pengisian jabatan ASN tertentu yang berasal dari
prajurit Tentara Nasional Indonesia dan anggota
3-t
Kepolisian Negara Republik lndonesia sebagaimana
dimaksud pada ayat (21 dilaksanakan pada Instansi
02
Pusat sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
mengenai Tentara Nasional Indonesia dan
n-2
Undang-Undang mengenai Kepolisian Negara
Republik Indonesia.
u
ah
(41 Ketentuan lebih lanjut mengenai jabatan ASN
tertentu yang berasal dari prajurit
0-t Tentara Nasional
Indonesia dan anggota Kepolisian Negara Republik
Indonesia dan tata cara pengisian jabatan ASN
r-2
Pasal 20
(1) Pegawai ASN dapat menduduki jabatan di lingkungan
/uu
BAB VI
co
Bagian Kesatu
gsp
Hak
o
Pasal 21
.bl
d. jaminan sosial;
e. lingkungan...
SK No 202811 A
l
tm
sn.h
PRESTDEN
g-a
REPUEIJK INDONESIA
tan
-12-
en
e. lingkungan kerja;
f.
3-t
pengembangan diri; dan
g. bantuan hukum.
02
(3) Penghasilan sebagaimana dimaksud pada ayat (21
huruf a dapat berupa:
n-2
a. gaji; atau
b. upah.
hu
(4) Penghargaan yang bersifat motivasi sebagaimana
a
dimaksud pada ayat (2) huruf b dapat berupa:
0-t
a. finansial; dan/atau
r-2
b. nonfinansial.
(5) T\rnjangan dan fasilitas sebagaimana dimaksud pada
mo
a. fisik; dan/atau
t.c
b. nonfisik.
spo
b. pengembangan kompetensi.
(9) Bantuan hukum sebagaimana dimaksud pada
na
a. litigasi; dan/atau
uly
b. nonlitigasi.
(10) Presiden dapat melakukan penyesuaian komponen
am
keuangan negara.
Pasal22...
SK No 202812 A
l
htm
sn.
PRESIDEN
-a
REPUBUK INDONESIA
ng
-13-
nta
Pasal22
-te
(1) Jaminan pensiun dan jaminan hari tua sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2L ayat (6) huruf d dan
23
huruf e dibayarkan setelah Pegawai ASN berhenti
-20
bekerja.
(21 Jaminan pensiun dan jaminan hari tua sebagaimana
un
dimaksud pada ayat (1) diberikan sebagai
perlindungan kesinambungan penghasilan hari tua,
ah
sebagai hak, dan sebagai penghargaan atas
0-t
pengabdian.
(3) Jaminan pensiun dan jaminan hari tua sebagaimana
r-2
Pasal 23
om
Bagian Kedua
.bl
Kewajiban
na
Pasal 24
lya
b. menaati
SK No 202813 A
l
tm
n.h
-as
PRESIDEN
REPUEUK INDONESIA
ng
-14-
nta
b. menaati ketentuan peraturan perundang-
-te
undangan;
23
c. melaksanakan nilai dasar ASN dan kode etik dan
kode perilaku ASN;
-20
d. menjaga netralitas; dan
e.
un
bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia dan perwakilan
ah
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
berkedudukan di luar wilayah Indonesia.
0-t
(21 Pegawai ASN yang tidak menaati kewajiban
r-2
Pasal 25
Ketentuan lebih lanjut mengenai hak dan kewajiban
/1
BAB VII
m/
KELEMBAGAAN
o
t.c
spo
Pasal 26
(1) Presiden selaku pemegang kekuasaan pemerintahan
merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam
log
b. perumusan
SK No 202814 A
l
htm
sn.
PRESIDEN
g-a
REPUEUK INDONESIA
tan
- 15-
n
b. perumusan dan penetapan kebijakan teknis dan
-te
pembinaan, penyelenggaraan, dan pengendalian
atas pelaksanaan kebijakan teknis
23
pengembangan kapasitas dan pembelajaran ASN;
-20
c. perumusan dan penetapan kebijakan teknis,
pembinaan, penyelenggaraan pelayanan, dan
un
pengendalian atas pelaksanaan kebijakan teknis
Manajemen ASN; dan
ah
d. pengawasan penerapan Sistem Merit.
0-t
(3) Kementerian yang melaksanakan tugas dan fungsi
pemerintahan di bidang perumusan dan penetapan
r-2
BAB VIII
spo
MANAJEMEN ASN
log
Bagian Kesatu
a.b
Umum
an
Pasal27
uly
manajemen PPPK.
(21 Manajemen ASN sebagaimana dimaksud pada
ain
Pasal28...
SK No 202815 A
l
htm
sn.
PRESIDEN
g-a
REPUBUK INDONESIA
tan
- 16-
n
Pasal 28
-te
(1) Penerapan Manajemen ASN yang bekerja di Instansi
Pemerintah disesuaikan dengan karakteristik
23
kelembagaan masing-masing.
-20
(21 Ketentuan lebih lanjut mengenai Manajemen ASN
diatur dalam Peraturan Pemerintah.
un
Bagian Kedua
ah
Pejabat Pembina Kepegawaian dan Pejabat yang Berwenang
0-t
Paragraf 1
r-2
Pasal 29
(1) Presiden selaku pemegang kekuasaan pemerintahan
-no
nonkementerian;
c. pimpinan sekretariat di lembaga negara dan
om
lembaga nonstruktural;
d. gubernur di provinsi; dan
t.c
e. bupati/walikota di kabupaten/kota.
spo
Paragraf 2
Pejabat yang Berwenang
a.b
an
Pasal 3O
(1) Presiden dapat mendelegasikan kewenangan
uly
kabupaten/kota.
(2) Pejabat...
SK No 202816 A
l
tm
n.h
-as
PRESIDEN
REPUBUK INDONESIA
ng
-t7-
nta
(21 Pejabat yang Berwenang sebagaimana dimaksud
-te
pada ayat (1) dalam menjalankan fungsi Manajemen
ASN di Instansi Pemerintah berdasarkan Sistem Merit
23
dan berkonsultasi dengan Pejabat Pembina
-20
Kepegawaian di instansi masing-masing.
(3) Pejabat yang Berwenang sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) memberikan rekomendasi usulan
un
kepada Pejabat Pembina Kepegawaian di instansi
ah
masing-masing.
(4) Pejabat yang Berwenang mengusulkan
0-t
pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian
r-2
masing-masing.
1/u
Bagian Ketiga
m/
Paragraf 1
spo
Ruang Lingkup
log
Pasal 31
Manajemen ASN minimal terdiri atas:
a.b
a. perencanaan kebutuhan;
b. pengadaan;
an
d. pengelolaan kinerja;
e. pengembangan talenta dan karier;
am
f. pengembangan kompetensi;
ain
SK No 202817 A
l
htm
sn.
PRESIDEN
g-a
REFUELIK INDONESIA
tan
- 18-
en
Paragraf 2
3-t
Perencanaan Kebutuhan
02
Pasal 32
(1) Menteri menetapkan kebijakan
n-2
perencanaan
kebutuhan Pegawai ASN secara nasional berdasarkan
prioritas nasional sesuai dengan rencana
hu
pembangunan jangka menengah nasional serta
a
dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan
0-t
negara.
(21 Kebijakan perencanaan kebutuhan Pegawai ASN
r-2
Pasal 33
Ketentuan lebih lanjut mengenai perencanaan kebutuhan
23
Paragraf 3
Pengadaan
t.c
Pasal 34
spo
Pasal 35
Setiap lnstansi Pemerintah merencanakan pelaksanaan
ain
SK No202818A
l
htm
sn.
PRESIDEN
g-a
REPUBUK INDONESIA
tan
-19-
n
Pasal 36
-te
Setiap Instansi Pemerintah mengumumkan secara
terbuka adanya kebutuhan jabatan untuk diisi dari calon
23
Pegawai ASN.
-20
Pasal 37
un
Setiap warga negara Indonesia mempunyai kesempatan
yang sama untuk menjadi Pegawai ASN setelah memenuhi
ah
persyaratan.
0-t
Pasal 38
r-2
Ketentuan lebih lanjut mengenai pengadaan Pegawai ASN
diatur dalam Peraturan Pemerintah.
mo
Paragraf 4
-no
Pasal 39
/uu
Paragraf 5
Pengelolaan Kinerja
log
Pasal 40
a.b
Pasal 4L ...
SK No 202819 A
l
htm
sn.
PRESIDEN
g-a
REPUBUK INDONESIA
tan
-20-
n
Pasal 4 1
-te
Pengelolaan kinerja Pegawai ASN sebagaimana dimaksud
23
dalam Pasal 40 dilaksanakan melalui suatu mekanisme
kerja yang fleksibel dan kolaboratif.
-20
Pasal 42
un
Pengelolaan kinerja Pegawai ASN sebagaimana dimaksud
ah
dalam Pasal 4O berorientasi pada:
0-t
a. hasil kerja dan perilaku kerja Pegawai ASN;
b. pengembangan kinerja Pegawai ASN;
r-2
Pegawai ASN.
/uu
Pasal 43
/11
Pemerintah masing-masing.
(21 Pengelolaan kineda Pegawai ASN sebagaimana
/20
Pasal 44
(1) Hasil pengelolaan kinerja Pegawai ASN digunakan
spo
Pasal 45
Ketentuan lebih lanjut mengenai pengelolaan kinerja
am
Paragraf 6
SK No 202820 A
l
tm
sn.h
PRESIDEN
g-a
REPUBUK INDONESIA
tan
-2t-
en
Paragraf 6
Pengembangan Talenta dan Karier
3-t
02
Pasal 46
(1) Pengembangan talenta dan karier dilakukan dengan
n-2
mempertimbangkan kualifikasi, kompetensi, kinerja,
dan kebutuhan Instansi Pemerintah.
hu
(21 Pengembangan talenta dan karier dilaksanakan
melalui mobilitas talenta.
(3) Mobilitas talenta dilakukan:
a
0-t
a. dalam 1 (satu) Instansi Pemerintah;
r-2
b. antar-lnstansi Pemerintah; atau
c. ke luar Instansi Pemerintah.
mo
Pasal 47
(1) Presiden berwenang melakukan mobilitas talenta
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 secara
/11
nasional.
20
Pasal 48
spo
Paragraf 7
na
Pengembangan Kompetensi
a
Pasal 49
uly
(2) Pembelajaran. . .
SK No 202821 A
l
htm
sn.
PRESIDEN
g-a
REFUBUK INDONESIA
tan
-22-
n
(21 Pembelajaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
-te
dilaksanakan melalui sistem pembelajaran
terintegrasi.
23
(3) Sistem pembelajaran terintegrasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) merupakan pendekatan yang
-20
secara komprehensif menempatkan proses
pembelajaran Pegawai ASN:
un
a. terintegrasi dengan pekerjaan;
b. sebagai bagian penting dan saling terkait dengan
ah
komponen Manajemen ASN; dan
0-t
c. terhubung dengan Pegawai ASN lain lintas
Instansi Pemerintah maupun dengan pihak
r-2
terkait.
(41 Ketentuan lebih lanjut mengenai pengembangan
mo
Paragraf 8
Pemberian Penghargaan dan Pengakuan
/uu
Pasal 50
(1) Komponen penghargaan dan pengakuan bagi Pegawai
/11
daerah.
Pasal 51
log
Paragraf 9
uly
Pemberhentian
Pasal 52
am
SK No 202822 A
l
htm
sn.
PRESIDEN
g-a
REFUBUK INDONESIA
tan
-23-
n
(21 Pemberhentian atas permintaan sendiri dilakukan
-te
apabila Pegawai ASN mengundurkan diri.
(3) Pemberhentian tidak atas permintaan sendiri bagi
23
Pegawai ASN dilakukan apabila:
-20
a. melakukan penyelewengan terhadap Pancasila
dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
un
Indonesia Tahun L945;
b. meninggal dunia;
ah
c. mencapai batas usia pensiun jabatan dan/atau
0-t
berakhirnya masa perjanj ian kerja;
d. terdampak perampingan organisasi atau
r-2
kebijakan pemerintah;
e. tidak cakap jasmani dan/atau rohani sehingga
mo
politik.
(41 Pemberhentian Pegawai ASN karena sebab
log
Pasal 53
(1)
uly
(2) Pegawai...
SK No 202823 A
l
htm
sn.
PRESIDEN
g-a
REPUBL|K INDONESIA
tan
-24-
n
(21 Pegawai ASN yang ditahan karena menjadi tersangka
-te
atau terdakwa dilakukan pemberhentian sementara
untuk mendukung proses hukum.
23
(3) Pengaktifan kembali PNS sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dan Pegawai ASN sebagaimana
-20
dimaksud pada ayat (21 yang diberhentikan
sementara dilakukan oleh Pejabat Pembina
un
Kepegawaian.
Pasal 54
ah
0-t
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemberhentian,
r-2
pemberhentian sementara, dan pengaktifan kembali
Pegawai ASN diatur dalam Peraturan Pemerintah.
mo
Pasal 55
-no
dan
2. 58 (lima puluh delapan) tahun bagi pejabat
t.c
pelaksana.
spo
Bagian Keempat
log
Pasal 56
uly
calon.
BABIX...
SK No 202824 A
l
htm
sn.
PRESIDEN
g-a
REPUBUK INDONESIA
tan
_25_
en
BAB IX
3-t
PEGAWAI ASN YANG MENJADI PF^IABAT NEGARA
02
Pasal 57
n-2
Pegawai ASN dapat menjadi pejabat negara.
hu
Pasal 58
a
0-t
Pejabat negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 57,
yaitu:
r-2
ad hoc;
f. Ketua, wakil ketua, dan anggota Mahkamah
om
Konstitusi;
g. Ketua, wakil ketua, dan anggota Badan Pemeriksa
t.c
Keuangan;
spo
Korupsi;
.bl
Undang.
Pasal59...
SK No 202825 A
l
htm
sn.
PRESIDEN
-a
REPUEUK INDONESIA
ng
-26-
nta
Pasal 59
-te
(1) PNS yang diangkat menjadi:
23
a. Ketua, wakil ketua, dan anggota Mahkamah
-20
Konstitusi;
b. Ketua, wakil ketua, dan anggota Badan Pemeriksa
un
Keuangan;
ah
c. Ketua, wakil ketua, dan anggota Komisi Yudisial;
0-t
d. Ketua dan wakil ketua Komisi Pemberantasan
r-2
Korupsi;
e. menteri dan jabatan setingkat menteri;
o
om
diberhentikan sementara.
(2) PNS yang tidak lagi menjabat pada jabatan
/1
Pasal 60
.bl
SK No 202826 A
l
htm
sn.
PRESIDEN
g-a
REPUBLIK INDONESIA
tan
-27 -
n
Pasal 61
-te
Ketentuan lebih lanjut mengenai pengangkatan dan
23
pemberhentian Pegawai ASN serta pemberhentian
sementara dan pengaktifan kembali PNS sebagaimana
-20
dimaksud dalam Pasal 57 sampai dengan Pasal 60 diatur
dalam Peraturan Pemerintah.
un
ah
BAB X
ORGANISASI
0-t
r-2
Pasal 62
(1) Pegawai ASN berhimpun dalam organisasi profesi
mo
ASN.
-no
Pegawai ASN;
d. meningkatkan kolaborasi antar-Pegawai ASN;
om
c pemberian
SK No 202827 A
l
htm
sn.
PRESIDEN
g-a
REPUEUK INDONESIA
tan
-28-
en
c. pemberian rekomendasi kepada majelis kode etik
Instansi Pemerintah terhadap pelanggaran kode
3-t
etik profesi dan kode perilaku profesi;
d. penyelenggaraan usaha untuk peningkatan
02
kesejahteraan anggota organisasi profesi ASN
n-2
sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
hu
e. pemajuan kepentingan ASN dalam perumusan
kebijakan ASN;
f. a
pendorong kesetaraan dalam penyelenggaraan
0-t
Manajemen ASN; dan
r-2
BAB XI
DIGITALISASI MANAJEMEN ASN
/11
Pasal 63
23
prinsip
keberlangsungan, kerahasiaan, dan keamanan siber
sesuai dengan ketentuan peraturan
u
am
perundang-undangan.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai Digitalisasi
ain
BAB XtI
SK No 202828 A
l
htm
sn.
PRESIDEN
g-a
REPUEUK INDONESIA
tan
-29-
en
BAB XII
3-t
PENYELESAIAN SENGKETA
02
Pasal 64
n-2
(1) Sengketa Pegawai ASN diselesaikan melalui upaya
administratif.
hu
(2) Upaya administratif sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) terdiri atas keberatan dan banding
a
administratif.
0-t
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai upaya administratif
r-2
BAB XIII
LARANGAN
/uu
/11
Pasal 65
(1) Pejabat Pembina Kepegawaian dilarang mengangkat
23
BAB XIV
KETENTUAN PENUTUP
na
lya
Pasal 66
Pegawai non-ASN atau nama lainnya wajib diselesaikan
u
am
SK No 202829 A
l
tm
n.h
-as
PRESIDEN
REPUEUK INDONESIA
ng
-30-
nta
Pasal 67
-te
Kebijakan dan Manajemen ASN yang diatur dalam
23
Undang-Undang ini dilaksanakan dengan memperhatikan
kekhususan daerah tertentu dan warga negara dengan
-20
kebutuhan khusus.
un
Pasal 68
ah
Peraturan pelaksanaan dari Undang-Undang ini harus
ditetapkan paling lama 6 (enam) bulan terhitung sejak
0-t
Undang-Undang ini diundangkan.
r-2
Pasal 69
mo
Pasal 70
(1) Lembaga Administrasi Negara yang ada pada saat
/1
Pasal 71
a.b
diundangkan.
am
Pasal 72
ain
SK No 202830 A
l
htm
sn.
PRESIDEN
g-a
REPUELIK IHDONESIA
tan
-31 -
n
Pasal 73
-te
Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku, ketentuan
23
peraturan perundang-undangan mengenai kode etik dan
penyelesaian pelanggaran terhadap kode etik bagi jabatan
-20
fungsional tertentu dinyatakan tetap berlaku sepanjang
tidak bertentangan dengan Undang-Undang ini.
un
ah
Pasal74
0-t
Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku,
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1969 tentang Pensiun
r-2
Pasal 75
Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku, semua
23
dengan
ketentuan dalam Undang-Undang ini.
spo
Pasal 76
log
tidak berlaku.
am
Pasal 77
ain
SK No 202831 A
l
tm
n.h
-as
PRESIDEN
REPUBL|K INDONESIA
ng
-32-
nta
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
-te
pengundangan Undang-Undang ini dengan
penempatannya dalam Lembaran Negara Republik
23
Indonesia.
-20
Disahkan di Jakarta
pada tanggal 31 Oktober 2023
un
ah
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
0-t
ttd.
r-2
JOKO WTDODO
mo
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 31 Oktober 2023
-no
REPUBLIK INDONESIA,
/11
ttd.
23
PRATIKNO
/20
K INDONESIA
dangan
Hukum,
log
a.b
an
Djaman
uly
am
ain
SK No 202876 A
l
htm
sn.
PRESIDEN
g-a
REPUBL|K INDONESIA
tan
en
PENJELASAN
3-t
ATAS
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
02
NOMOR 20 TAHUN 2023
n-2
TENTANG
u
APARATUR SIPIL NEGARA
ah
0-t
I. UMUM
r-2
profesional, netral dan bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik
korupsi, kolusi, dan nepotisme, mampu menyelenggarakan pelayanan publik
og
SK No 202877 A
l
htm
sn.
PRESIDEN
-a
REPUEUK INDONESIA
ng
-2-
nta
Berbagai pokok pengaturan dalam Undang-Undang ini diharapkan menjadi
-te
dasar untuk melakukan percepatan transformasi Manajemen ASN untuk
mewujudkan birokrasi Indonesia yang profesional dan berkelas dunia. ASN
23
perlu memiliki digital mindset dalam menjalankan transformasi birokrasi
dan Manajemen ASN. Hal ini terkait dengan perubahan pola kerja tatanan
-20
baru, dimana pekerjaan birokrasi juga sudah beralih ke digital based dan
struktur organisasi juga mulai bertransformasi dari hierarki menjadi
un
koordinasi.
ah
Selain fakta sosiologis dan kondisi empiris tersebut, secara yuridis
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2Ol4 tentang Aparatur Sipil Negara juga
0-t
perlu disesuaikan dengan adanya Putusan Mahkamah Konstitusi yang
berimplikasi terhadap materi muatan Undang-Undang tersebut. Beberapa
r-2
adalah:
23
transformasi
komponen Manajemen ASN.
spo
og
Pasal 1
Cukup jelas.
na
Pasal 2
lya
Huruf a
mu
Huruf b. . .
SK No 202834 A
l
htm
sn.
PRESIDEN
g-a
REPUBUK INDONESIA
-3-
tan
Huruf b
en
Yang dimaksud dengan "asas profesionalitas" adalah
3-t
penyelenggaraan Manajemen ASN mengutamakan keahlian yang
berlandaskan kode etik dan kode perilaku ASN serta ketentuan
02
peraturan perundang-undangan.
n-2
Huruf c
hu
Yang dimaksud dengan "asas proporsionalitas" adalah
penyelenggaraan Manajemen ASN mengutamakan keseimbangan
antara hak dan kewajiban Pegawai ASN.
a
0-t
Huruf d
r-2
Huruf e
Huruf f
23
Huruf g
t.c
dapat
dipertanggungiawabkan kepada publik sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
og
Huruf h
.bl
secara optimal.
u
Huruf i
am
Hurufj . . .
SK No 202835 A
l
tm
n.h
-as
PRESIDEN
REPUBUK INDONESIA
ng
-4-
nta
Huruf j
-te
Yang dimaksud dengan 'asas nondiskriminatif" adalah
penyelenggaraan Manajemen ASN tidak membedakan latar belakang
23
suku, ras, warna kulit, agama, asal-usul, jenis kelamin, status
-20
pernikahan, umur, atau berkebutuhan khusus.
Huruf k
un
Yang dimaksud dengan *asas persatuan dan kesatuan" adalah
ah
Pegawai ASN berfungsi sebagai perekat dan pemersatu bangsa.
Huruf I
0-t
Yang dimaksud dengan oasas keadilan dan kesetaraan" adalah
r-2
Huruf m
Yang dimaksud dengan "asas kesejahteraan' adalah
/uu
Pasal 3
Cukup jelas.
23
Pasal 4
/20
Cukup jelas.
om
Pasal 5
Cukup jelas.
t.c
Pasal 6
spo
Cukup jelas.
og
Pasal 7
.bl
Cukup jelas.
na
Pasal 8
Cukup jelas.
lya
Pasal 9
u
Cukup jelas.
am
Pasal 1O
ain
Cukup jelas.
Pasal 11
SK No 202836 A
l
tm
n.h
-as
PRESIDEN
REPUBUK INDONESIA
ng
-5-
nta
Pasal 11
-te
Cukup jelas.
23
Pasal 12
-20
Cukup jelas.
Pasal 13
un
Cukup jelas.
ah
Pasal 14
0-t
Cukup jelas.
r-2
Pasal 15
mo
Cukup jelas.
-no
Pasal 16
Cukup jelas.
/uu
Pasal 17
/11
Cukup jelas.
23
Pasal 18
/20
Cukup jelas.
om
Pasal 19
Cukup jelas.
t.c
Pasal 20
spo
Ayat (1)
og
Ayat (2)
u
Cukup jelas.
am
Pasal 2 1
ain
Cukup jelas.
Pasal22...
SK No 202837 A
l
tm
n.h
-as
PRESIDEN
REPUBL|K INDONESIA
ng
-6-
nta
Pasal 22
-te
Ayat (1)
23
Yang dimaksud dengan "berhenti bekerja", antara lain pegawai yang
telah mencapai batas usia pensiun, masa kontraknya telah
-20
berakhir, meninggal dunia, atau mengalami uzur (disabilitas yang
membuat pegawai tidak dapat bekerja), atau ditentukan sesuai
un
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Formulasi
besarnya manfaat jaminan pensiun dan jaminan hari tua
ah
ditentukan dengan memperhatikan antara lain jumlah iuran yang
0-t
dibayarkan. Manfaat jaminan tersebut juga dapat dibayarkan
kepada ahli waris sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
r-2
undangan.
mo
Ayat (2)
Cukup jelas.
-no
Ayat (3)
/uu
Cukup jelas.
/11
Ayat (4)
Dalam hal akumulasi iuran jaminan pensiun dan jaminan hari tua
23
Ayat (5)
t.c
Cukup jelas.
spo
Pasal 23
Cukup jelas.
og
Pasal 24
.bl
Cukup jelas.
na
Pasal 25
lya
Cukup jelas.
u
Pasal 26
am
Ayat (1)
ain
Cukup jelas.
Ayat(21 ...
SK No202838A
l
tm
n.h
-as
PRESIDEN
REPUBUK INDONESIA
ng
-7 -
nta
Ayat (2)
-te
Huruf a
23
Cukup jelas.
-20
Huruf b
Cukup jelas.
un
Huruf c
Cukup jelas.
ah
0-t
Huruf d
r-2
meritokrasi.
Yang dimaksud dengan "prinsip meritokrasi" adalah prinsip
-no
Ayat (3)
/20
Cukup jelas.
om
Ayat (a)
Cukup jelas.
t.c
Ayat (5)
spo
Cukup jelas.
og
Pasal 27
.bl
Cukup jelas.
na
Pasal 28
lya
Ayat (1)
u
Ayat (21
Cukup jelas.
Pasal 29 ...
SK No 202839 A
l
tm
n.h
-as
PRESIDEN
REPUEUK INDONESIA
ng
-8-
nta
Pasal 29
-te
Cukup jelas.
23
Pasal 30
-20
Cukup jelas.
Pasal 31
un
Cukup jelas.
ah
Pasal 32 0-t
Cukup jelas.
r-2
Pasal 33
mo
Cukup jelas.
Pasal 34
-no
Ayat (1)
/uu
Cukup jelas.
/11
Ayat (2)
Pengisian Jabatan Manajerial dari PPPK hanya diperuntukkan bagi
23
Ayat (3)
om
Cukup jelas.
t.c
Pasal 35
spo
Cukup jelas.
Pasal 36
og
Cukup jelas.
.bl
Pasal 37
na
Cukup jelas.
a
uly
Pasal 38
Cukup jelas.
am
Pasal 39
ain
Cukup jelas.
Pasal40...
SK No 202840 A
l
tm
n.h
-as
PRESIDEN
REPUBUK INDONESIA
ng
-9 -
nta
Pasal 40
-te
Cukup jelas.
23
Pasal 4 1
-20
Cukup jelas.
Pasal 42
un
Cukup jelas.
Pasal 43
ah
0-t
Cukup jelas.
r-2
Pasal 44
mo
Cukup jelas.
-no
Pasal 45
Cukup jelas.
/uu
Pasal 46
/11
Ayat (1)
Cukup jelas.
23
Ayat (2)
/20
Cukup jelas.
om
Ayat (3)
t.c
Huruf a
Cukup jelas.
spo
Humf b
og
Huruf c
Mobilitas talenta ke luar Instansi Pemerintah antara lain badan
u
lembaga
internasional, badan hukum lain yang dibenttrk oleh peraturan
perundang-undangan, dan badan swasta.
ain
Ayat(4) ...
SK No 202841 A
l
tm
n.h
-as
PRESIDEN
REFUBLIK INDONESIA
ng
_ 10_
nta
Ayat (4)
-te
Cukup jelas.
23
Pasal 47
-20
Cukup jelas.
Pasal 48
un
Cukup jelas.
ah
Pasal 49 0-t
Cukup jelas.
r-2
Pasal 50
Cukup jelas.
mo
Pasal 51
-no
Cukup jelas.
/uu
Pasal 52
Cukup jelas.
/11
Pasal 53
23
Ayat (1)
Pemberhentian sementara PNS apabila diangkat menjadi pejabat
/20
Ayat (2)
Cukup jelas.
spo
Ayat (3)
og
Cukup jelas.
.bl
Pasal 54
na
Cukup jelas.
lya
Pasal 55
Cukup jelas.
u
am
Pasal 56
Cukup jelas.
ain
Pasal 57
SK No 202842 A
l
htm
sn.
PRESIDEN
g-a
REPUEUK INDONESIA
- 11-
tan
en
Pasal 57
Cukup jelas.
3-t
Pasal 58
02
Cukup jelas.
n-2
Pasal 59
u
Cukup jelas.
Pasal 60
ah
0-t
Cukup jelas.
r-2
Pasal 61
mo
Cukup jelas.
-no
Pasal 62
Cukup jelas.
/uu
Pasal 63
/11
Cukup jelas.
Pasal 64
23
Cukup jelas.
/20
Pasal 65
om
Cukup jelas.
t.c
Pasal 66
Yang dimaksud dengan "penataan" adalah termasuk verifikasi, validasi,
spo
Pasal 67
Cukup jelas.
.bl
Pasal 68
na
Cukup jelas.
a
uly
Pasal 69
Cukup jelas.
am
Pasal 7O
ain
Cukup jelas.
Pasal7l...
SK No 202843 A
l
htm
sn.
FRESIDEN
g-a
REPUBUK INDONESIA
-t2-
tan
en
Pasal 71
Cukup jelas.
3-t
Pasal T2
02
Cukup jelas.
n-2
Pasal 73
u
Cukup jelas.
ah
Pasal 74 0-t
Cukup jelas.
r-2
Pasal 75
mo
Cukup jelas.
Pasal 76
-no
Cukup jelas.
/uu
Pasal 77
/11
Cukup jelas.
23
SK No 202878 A