Anda di halaman 1dari 44

l

tm
I

n.h
-as
REPUBUK INIX)NESIA

ng
nta
UNDANG.UNDANG REPUBLIK INDONESIA

-te
NOMOR 20 TAHUN 2023

23
TENTANG

-20
APARATUR SIPIL NEGARA

un
ah
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
0-t
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
r-2
mo

Menimbang a. bahwa dalam rangka pelaksanaan cita-cita bangsa


dan mewujudkan tujuan negara sebagaimana
-no

tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar


Negara Republik Indonesia Tahun 1945, perlu
dibangun aparatur sipil negara yang memiliki
/uu

integritas, profesional, netral dan bebas dari


intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi,
/11

dan nepotisme, serta mampu menyelenggarakan


pelayanan publik bagi masyarakat dan mampu
23

menjalankan peran sebagai unsur perekat persatuan


/20

dan kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila dan


Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
om

Tahun 1945;
b. bahwa dalam rangka mempercepat pelaksanaan
transformasi aparatur sipil negara untuk
t.c

mewujudkan aparatur sipil negara dengan hasil kerja


spo

tinggi dan perilaku yang berorientasi pelayanan,


akuntabel, kompeten, harmonis, loyal, adaptif, dan
kolaboratif, perlu dilakukan penyempurnaan
log

terhadap pelaksanaan manajemen aparatur sipil


a.b

negara;
c. bahwa ketentuan clalam Undang-Undang Nomor 5
an

Tahun 2Ol4 tentang Aparatur Sipil Negara sudah


tidak sesuai dengan perkembangan penyelenggaraan
uly

fungsi aparatur sipil negara dan kebutuhan


masyarakat sehingga perlu diganti;
am

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana


dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu
ain

membentuk Undang-Undang tentang Aparatur Sipil


Negara;

Mengingat

SK No 202875 A
l
htm
sn.
PR.ES!DEN

g-a
REPUBUK INDONESIA

tan
-2-

n
Mengingat Pasal 20 dan Pasal 2l Undang-Undang Dasar Negara

-te
Republik Indonesia Tahun L945;

23
Dengan Persetujuan Bersama

-20
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

un
dan
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

ah
0-t
MEMUTUSKAN:
r-2
Menetapkan UNDANG-UNDANG TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA.
mo

BAB I
KETENTUAN UMUM
-no

Pasal
/uu

Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:


1. Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN
/11

adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai


pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja
23

pada instansi pemerintah.


/20

2. Pegawai Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya


disebut Pegawai ASN adalah pegawai negeri sipil dan
om

pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang


diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan
t.c

diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan


atau diserahi tugas negara lainnya dan diberikan
spo

penghasilan berdasarkan peraturan perundang-


undangan.
log

3. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS


adalah warga negara Indonesia yang memenuhi
a.b

syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara


tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk
an

menduduki jabatan pemerintahan.


4. Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang
uly

selanjutnya disingkat PPPK adalah warga negara


Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang
am

diangkat berdasarkan perjanjian kerja untuk jangka


waktu tertentu dalam rangka melaksanakan tugas
ain

pemerintahan dan/atau menduduki jabatan


pemerintahan.

5.Manajemen...
SK No 202802 A
l
htm
sn.
PRESIDEN

g-a
REPUBUK INDONESIA

tan
-3-

n
5. Manajemen ASN adalah serangkaian proses

-te
pengelolaan ASN untuk mewujudkan ASN yang
profesional dengan hasil kerja tinggi dan perilaku

23
sesuai nilai dasar ASN, bebas dari intervensi politik,
serta bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan

-20
nepotisme.
6. Digitalisasi Manajemen ASN adalah

un
proses
Manajemen ASN dengan memanfaatkan teknologi

ah
digital yang terintegrasi secara sistem dan data untuk
memudahkan penyelenggaraan dan pelayanan
0-t
Manajemen ASN.
7. Jabatan Manajerial adalah sekelompok jabatan yang
r-2

memiliki fungsi memimpin unit organisasi dan


mo

memiliki pegawai yang berkedudukan langsung di


bawahnya untuk mencapai tujuan organisasi.
8. Jabatan Nonmanajerial adalah sekelompok jabatan
-no

yang mengutamakan kompetensi yang bersifat teknis


sesuai bidangnya dan tidak memiliki tanggung jawab
/uu

langsung dalam mengelola dan mengawasi kinerja


pegawai.
/11

9. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan


urusan pemerintahan di bidang aparatur negara.
23

10. Pejabat Pembina Kepegawaian adalah pejabat yang


/20

mempunyai kewenangan menetapkan pengangkatan,


pemindahan, dan pemberhentian Pegawai ASN dan
pembinaan Manajemen ASN di instansi pemerintah
om

sesuai dengan ketentuan peraturan


perundang-undangan.
t.c

11. Pejabat yang Berwenang adalah pejabat yang


spo

mempunyai kewenangan melaksanakan proses


pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian
Pegawai ASN sesuai dengan ketentuan peraturan
log

perundang-undangan.
L2. Instansi Pemerintah adalah instansi pusat dan
a.b

instansi daerah.
13. Instansi Pusat adalah kementerian, lembaga
an

pemerintah nonkementerian, kesekretariatan


uly

lembaga negara, dan kesekretariatan lembaga


nonstruktural.
am

14. Instansi Daerah adalah perangkat daerah provinsi


dan perangkat daerah kabupaten/kota.
ain

15. Sistem Merit adalah penyelenggaraan sistem


Manajemen ASN sesuai dengan prinsip meritokrasi.
BABII ...

SK No 202803 A
l
htm
sn.
PRESIDEN

g-a
REPUBLIK INDONESIA

tan
-4-

n
BAB II

-te
ASAS, NILAI DASAR, SERTA KODE ETIK DAN KODE PERILAKU

23
Bagian Kesatu

-20
Asas

un
Pasal 2
Penyelenggaraan kebijakan dan Manajemen ASN

ah
berdasarkan pada asas: 0-t
a. kepastian hukum;
b. profesionalitas;
r-2

c. proporsionalitas;
d. keterpaduan;
mo

e. pendelegasian;
f. netralitas;
-no

g. akuntabilitas;
h. efektivitas dan efisiensi;
/uu

i. keterbukaan;
j. nondiskriminatif;
/11

k. persatuan dan kesatuan;


23

1. keadilan dan kesetaraan; dan


m. kesejahteraan.
/20

Bagian Kedua
om

Nilai Dasar
t.c

Pasal 3
(1) teguh ideologi Pancasila,
spo

Pegawai ASN memegang


Undang-Undang Dasar Negara Republik lndonesia
Tahun 1945, setia kepada Negara Kesatuan Republik
log

Indonesia serta pemerintahan yang sah.


(21 Pegawai ASN mengimplementasikan nilai dasar ASN
a.b

yang terdiri atas:


a. berorientasi pelayanan;
an

b. akuntabel;
uly

c. kompeten;
d. harmonis;
am

e. loyal;
f. adaptif; dan
ain

g. kolaboratif.
Bagian

SK No 202804 A
l
htm
sn.
PRESIDEN

g-a
REPUBUK INDONESIA

tan
-5-

n
Bagian Ketiga

-te
Kode Etik dan Kode Perilaku

23
-20
Pasal 4
(1) Kode etik dan kode perilaku bertujuan untuk menjaga

un
martabat dan kehormatan ASN serta kepentingan
bangsa dan negara.

ah
(21 Nilai dasar ASN dijabarkan dalam kode etik dan kode
0-t
perilaku ASN sebagai berikut:
a. berorientasi pelayanan, yaitu komitmen
r-2

memberikan pelayanan prima demi kepuasan


masyarakat, meliputi:
mo

1. memahami dan memenuhi kebutuhan


-no

masyarakat;
2. ramah, cekatan, solutif, dan dapat
/uu

diandalkan; dan
3. melakukan perbaikan tiada henti;
/11

b. akuntabel, yaitu bertanggung jawab atas


kepercayaan yang diberikan, meliputi:
23

1. melaksanakan tugas dengan jujur,


bertanggung jawab, cermat, disiplin, dan
/20

berintegritas tinggi;
2. menggunakan kekayaan dan barang milik
om

negara secara bertanggung jawab, efektif, dan


efisien; dan
t.c

3. tidak menyalahgunakan kewenangan jabatan;


spo

c. kompeten, yaitu terus belajar dan


mengembangkan kapabilitas, meliputi:
log

1. meningkatkan kompetensi diri untuk


menjawab tantangan yang selalu berubah;
a.b

2. membantu orang lain belajar; dan


3. melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik;
an

d. harmonis, yaitu saling peduli dan menghargai


uly

perbedaan, meliputi:
1. menghargai setiap orang tanpa membedakan
am

latar belakang;
ain

2. suka menolong; dan


3. membangun lingkungan kerja yang kondusif;
e. loyal ...
SK No 202805 A
l
htm
sn.
PRESIDEN

-a
REPUEUK INDONESIA

ng
-6-

nta
e. loyal, yaitu berdedikasi dan mengutamakan

-te
kepentingan bangsa dan negara, meliputi:
1. memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-

23
Undang Dasar Negara Republik Indonesia

-20
Tahun L945, setia kepada Negara Kesatuan
Republik Indonesia, dan pemerintahan yang

un
sah;
2. menjaga nama baik ASN, instansi, dan negara;
ah
dan 0-t
3. menjaga rahasia jabatan dan negara;
f. adaptif, yaitu terus berinovasi dan antusias dalam
r-2

menggerakkan serta menghadapi perubahan,


meliputi:
o
om

1. cepat menyesuaikan diri menghadapi


perubahan;
u-n

2. terus berinovasi dan mengembangkan


kreativitas; dan
1/u

3. bertindak proaktif;
g. kolaboratif, yaitu membangun kerja sama yang
/1

sinergis, meliputi:
23

1. memberi kesempatan kepada berbagai pihak


untuk berkontribusi;
/20

2. terbuka dalam bekerja sama untuk


om

menghasilkan nilai tambah; dan


3. menggerakkan pemanfaatan berbagai sumber
t.c

daya untuk tujuan bersama.


(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai kode etik dan kode
spo

perilaku ASN diatur dalam Peraturan Pemerintah.


og

BAB III
.bl

JENIS DAN KEDUDUKAN


na

Bagian Kesatu
Jenis
lya

Pasal 5
mu

Pegawai ASN terdiri atas:


a

a. PNS; dan
ain

b. PPPK.
Pasal 6

SK No 202806 A
l
htm
sn.
PRESIDEN

-a
REPUELIK INDONESIA

ng
-7 -

nta
Pasal 6

-te
Ketentuan mengenai ruang lingkup tugas/jabatan dan

23
mekanisme bekerja PPPK sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 5 huruf b diatur dalam Peraturan Pemerintah.

-20
un
Pasal 7
(1) Pegawai ASN memiliki nomor induk pegawai.

ah
(21 Ketentuan lebih lanjut mengenai nomor
0-t induk
pegawai diatur dalam Peraturan Pemerintah.
r-2

Bagian Kedua
o

Kedudukan
om
u-n

Pasal 8
Pegawai ASN berkedudukan sebagai unsur aparatur
1/u

negara.
/1
23

Pasal 9
(1) Pegawai ASN melaksanakan kebijakan yang
/20

ditetapkan oleh pimpinan Instansi Pemerintah.


(21 Pegawai ASN harus bebas dari pengaruh dan
om

intervensi semua golongan dan partai politik.


t.c
spo

BAB IV
FUNGSI, TUGAS, DAN PERAN
og
.bl

Bagian Kesatu
Fungsi
na
lya

Pasal 10
mu

Pegawai ASN berfungsi sebagai:


a. pelaksana kebijakan publik;
a

b. pelayan publik; dan


ain

c. perekat dan pemersatu bangsa.


Bagian

SK No 202807 A
l
htm
sn.
PRESIDEN

-a
REPUEUK INDONESIA

ng
-8-

nta
Bagian Kedua

-te
Tugas

23
-20
Pasal I 1

Pegawai ASN bertugas:

un
a. melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh

ah
Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
0-t
b. memberikan pelayanan publik yang profesional dan
r-2
berkualitas; dan
c. mempererat persatuan dan kesatuan Negara
o

Kesatuan Republik Indonesia.


om
u-n

Bagian Ketiga
Peran
1/u
/1

Pasal 12
23

Pegawai ASN berperan sebagai perencana, pelaksana, dan


pengawas penyelenggaraan tugas umum pemerintahan
/20

dan pembangunan nasional melalui pelaksanaan


kebijakan dan pelayanan publik yang profesional, bebas
om

dari intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi,


kolusi, dan nepotisme.
t.c
spo

BAB V
JABATAN ASN
og
.bl

Bagian Kesatu
na

Umum
lya

Pasal 13
mu

Jabatan ASN terdiri atas:


a. Jabatan Manajerial; dan
a
ain

b. Jabatan Nonmanajerial.
Bagian

SK No 202808 A
l
htm
sn.
PRESIDEN

g-a
REPUBIJK IHDONESIA

tan
-9-

n
Bagian Kedua

-te
Jabatan Manajerial

23
Pasal 14

-20
Jabatan Manajerial sebagaimana dimaksud dalam

un
Pasal 13 huruf a terdiri atas:
a. jabatan pimpinan tinggi utama;
ah
b. jabatan pimpinan tinggi madya;
0-t
c. jabatan pimpinan tinggi pratama;
r-2

d. jabatan administrator; dan


e. jabatan pengawas.
mo
-no

Pasal 15
(1) Jabatan pimpinan tinggi sebagaimana dimaksud
/uu

dalam Pasal 14 huruf a, huruf b, dan hurrrf c


merupakan Jabatan Manajerial tingkat tinggi yang
/11

bertanggung jawab dan berperan dalam mengelola,


memotivasi, dan mendukung pengembangan Pegawai
ASN, mendayagunakan sumber daya serta
23

mengambil keputusan menurut tingkatan


/20

jabatannya, untuk mencapai tujuan organisasi.


(21 Jabatan administrator sebagaimana dimaksud dalam
om

Pasal 14 huruf d merupakan Jabatan Manajerial


tingkat menengah yang bertanggung jawab dan
t.c

berperan dalam mengelola, memotivasi, dan


mendukung pengembangan Pegawai ASN, memimpin
spo

dan mengoordinasikan pelaksanaan strategi


pencapaian tujuan organisasi serta pelayanan publik
log

dan administrasi.
(3) Jabatan pengawas sebagaimana dimaksud dalam
a.b

Pasal 14 huruf e merupakan Jabatan Manajerial


tingkat dasar yang bertanggung jawab dan berperan
an

dalam mengelola, memotivasi, dan mendukung


pengembangan Pegawai ASN, memimpin dan
uly

mengoordinasikan pelaksanaan strategi pencapaian


tujuan organisasi serta pelayanan publik dan
am

administrasi.
ain

Pasal 16

SK No 202809 A
l
htm
sn.
PRESIDEN

-a
REPUBUK INDONESIA

ng
-10-

nta
Pasal 16

-te
Setiap Jabatan Manajerial sebagaimana dimaksud dalam

23
Pasal 14 memiliki kompetensi dan persyaratan jabatan.

-20
Pasal 17
Ketentuan lebih lanjut mengenai Jabatan Manajerial

un
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14, Pasal 15, dan

ah
Pasal 16 diatur dalam Peraturan Pemerintah.
0-t
Bagian Ketiga
r-2

Jabatan Nonmanajerial
o
om

Pasal 18
(1) Jabatan Nonmanajerial sebagaimana dimaksud
u-n

dalam Pasal 13 huruf b terdiri atas:


a. jabatan fungsional; dan
1/u

b. jabatan pelaksana.
(21 Jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada
/1

ayat (1) huruf a bertanggung jawab memberikan


23

pelayanan dan melaksanakan pekerjaan sesuai


dengan keahlian dan/ atau keterampilan tertentu.
/20

(3) Jabatan pelaksana sebagaimana dimaksud pada


ayat (1) huruf b bertanggung jawab memberikan
om

pelayanan dan melaksanakan pekerjaan yang bersifat


rtrtin dan sederhana.
t.c

(4) Setiap Jabatan Nonmanajerial sebagaimana


spo

dimaksud pada ayat (1) memiliki kompetensi dan


persyaratan jabatan.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai Jabatan
og

Nonmanajerial diatur dalam Peraturan Pemerintah.


.bl
na

Pasal 19
Jabatan ASN diisi dari Pegawai ASN.
lya

(1)
(21 Jabatan ASN tertentu dapat diisi dari:
mu

a. prajurit Tentara Nasional Indonesia; dan


b. anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia.
a
ain

(3) Pengisian...

SK No 202810 A
l
htm
sn.
PRESIDEN

g-a
REPUBUK INDONESTA

tan
- 11-

en
(3) Pengisian jabatan ASN tertentu yang berasal dari
prajurit Tentara Nasional Indonesia dan anggota

3-t
Kepolisian Negara Republik lndonesia sebagaimana
dimaksud pada ayat (21 dilaksanakan pada Instansi

02
Pusat sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
mengenai Tentara Nasional Indonesia dan

n-2
Undang-Undang mengenai Kepolisian Negara
Republik Indonesia.

u
ah
(41 Ketentuan lebih lanjut mengenai jabatan ASN
tertentu yang berasal dari prajurit
0-t Tentara Nasional
Indonesia dan anggota Kepolisian Negara Republik
Indonesia dan tata cara pengisian jabatan ASN
r-2

tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur


dalam Peraturan Pemerintah.
mo
-no

Pasal 20
(1) Pegawai ASN dapat menduduki jabatan di lingkungan
/uu

Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara


Republik Indonesia sesuai dengan kompetensi yang
dibutuhkan.
/11

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengisian jabatan di


lingkungan Tentara Nasional Indonesia dan
23

Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagaimana


20

dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan


Pemerintah.
m/

BAB VI
co

HAK DAN KEWAJIBAN


ot.

Bagian Kesatu
gsp

Hak
o

Pasal 21
.bl

(1) Pegawai ASN berhak memperoleh penghargaan dan


na

pengakuan berupa materiel dan/atau nonmateriel.


(21
lya

Komponen penghargaan dan pengakuan Pegawai ASN


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
a. penghasilan;
u
am

b. penghargaan yang bersifat motivasi;


c. tunjangan dan fasilitas;
ain

d. jaminan sosial;
e. lingkungan...

SK No 202811 A
l
tm
sn.h
PRESTDEN

g-a
REPUEIJK INDONESIA

tan
-12-

en
e. lingkungan kerja;
f.

3-t
pengembangan diri; dan
g. bantuan hukum.

02
(3) Penghasilan sebagaimana dimaksud pada ayat (21
huruf a dapat berupa:

n-2
a. gaji; atau
b. upah.

hu
(4) Penghargaan yang bersifat motivasi sebagaimana
a
dimaksud pada ayat (2) huruf b dapat berupa:
0-t
a. finansial; dan/atau
r-2

b. nonfinansial.
(5) T\rnjangan dan fasilitas sebagaimana dimaksud pada
mo

ayat (21huruf c dapat berupa:


a. tunjangan dan fasilitas jabatan; dan/atau
-no

b. tunjangan dan fasilitas individu.


(6) Jaminan sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (21
/uu

huruf d terdiri atas:


a. jaminan kesehatan;
/11

b. jaminan kecelakaan kerja;


c. jaminan kematian;
23

d. jaminan pensiun; dan


20

e. jaminan hari tua.


m/

(71 Lingkungan kerja sebagaimana dimaksud pada


ayat (21huruf e dapat berupa:
o

a. fisik; dan/atau
t.c

b. nonfisik.
spo

(8) Pengembangan diri sebagaimana dimaksud pada


ayat (21huruf f dapat berupa:
og

a. pengembangan talenta dan karier; dan/atau


.bl

b. pengembangan kompetensi.
(9) Bantuan hukum sebagaimana dimaksud pada
na

ayat (21huruf g dapat berupa:


a

a. litigasi; dan/atau
uly

b. nonlitigasi.
(10) Presiden dapat melakukan penyesuaian komponen
am

penghargaan dan pengakuan sebagaimana dimaksud


pada ayat (21 dengan memperhatikan kemampuan
ain

keuangan negara.
Pasal22...

SK No 202812 A
l
htm
sn.
PRESIDEN

-a
REPUBUK INDONESIA

ng
-13-

nta
Pasal22

-te
(1) Jaminan pensiun dan jaminan hari tua sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2L ayat (6) huruf d dan

23
huruf e dibayarkan setelah Pegawai ASN berhenti

-20
bekerja.
(21 Jaminan pensiun dan jaminan hari tua sebagaimana

un
dimaksud pada ayat (1) diberikan sebagai
perlindungan kesinambungan penghasilan hari tua,

ah
sebagai hak, dan sebagai penghargaan atas
0-t
pengabdian.
(3) Jaminan pensiun dan jaminan hari tua sebagaimana
r-2

dimaksud pada ayat (1) mencakup jaminan pensiun


dan jaminan hari tua yang diberikan dalam program
o

jaminan sosial sesuai dengan sistem jaminan sosial


om

nasional dan badan penyelenggara jaminan sosial.


(4) Sumber pembiayaan jaminan pensiun dan jaminan
u-n

hari tua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berasal


dari pemerintah selaku pemberi kerja dan iuran
1/u

Pegawai ASN yang bersangkutan.


(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai jaminan pensiun
/1

dan jaminan hari tua untuk Pegawai ASN


23

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam


Peraturan Pemerintah.
/20

Pasal 23
om

Ketentuan mengenai jaminan sosial sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 2l ayat (6) diatur dalam Peraturan
t.c

Pemerintah dengan berdasarkan ketentuan peraturan


spo

perundang-undangan yang mengatur mengenai sistem


jaminan sosial nasional.
og

Bagian Kedua
.bl

Kewajiban
na

Pasal 24
lya

(1) Pegawai ASN wajib:


mu

a. setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang


Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan
a
ain

pemerintahan yang sah;

b. menaati

SK No 202813 A
l
tm
n.h
-as
PRESIDEN
REPUEUK INDONESIA

ng
-14-

nta
b. menaati ketentuan peraturan perundang-

-te
undangan;

23
c. melaksanakan nilai dasar ASN dan kode etik dan
kode perilaku ASN;

-20
d. menjaga netralitas; dan
e.

un
bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia dan perwakilan

ah
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
berkedudukan di luar wilayah Indonesia.
0-t
(21 Pegawai ASN yang tidak menaati kewajiban
r-2

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenakan


pelanggaran disiplin dan dijatuhi hukuman disiplin.
mo

(3) Instansi Pemerintah wajib melaksanakan penegakan


disiplin terhadap Pegawai ASN serta melaksanakan
-no

berbagai upaya peningkatan disiplin Pegawai ASN.


u
1/u

Pasal 25
Ketentuan lebih lanjut mengenai hak dan kewajiban
/1

Pegawai ASN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2l dan


23

Pasal 24 diatur dalam Peraturan Pemerintah.


20

BAB VII
m/

KELEMBAGAAN
o
t.c
spo

Pasal 26
(1) Presiden selaku pemegang kekuasaan pemerintahan
merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam
log

kebijakan, pembinaan profesi, dan Manajemen ASN.


a.b

(21 Untuk menyelenggarakan kekuasaan sebagaimana


dimaksud pada ayat (1), Presiden mendelegasikan
an

sebagian kewenangannya kepada kementerian


dan/atau lembaga yang melaksanakan tugas dan
uly

fungsi pemerintahan di bidang:


a. perumusan dan penetapan kebijakan strategis,
am

serta koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian


kebijakan Manajemen ASN;
ain

b. perumusan

SK No 202814 A
l
htm
sn.
PRESIDEN

g-a
REPUEUK INDONESIA

tan
- 15-

n
b. perumusan dan penetapan kebijakan teknis dan

-te
pembinaan, penyelenggaraan, dan pengendalian
atas pelaksanaan kebijakan teknis

23
pengembangan kapasitas dan pembelajaran ASN;

-20
c. perumusan dan penetapan kebijakan teknis,
pembinaan, penyelenggaraan pelayanan, dan

un
pengendalian atas pelaksanaan kebijakan teknis
Manajemen ASN; dan

ah
d. pengawasan penerapan Sistem Merit.
0-t
(3) Kementerian yang melaksanakan tugas dan fungsi
pemerintahan di bidang perumusan dan penetapan
r-2

kebijakan strategis, serta koordinasi, sinkronisasi,


dan pengendalian kebijakan Manajemen ASN
mo

mengoordinasikan rencana kerja lembaga yang


berkaitan dengan penyelenggaraan Manajemen ASN
-no

serta sinkronisasi dan pengendalian terhadap


pelaksanaan tugas dan fungsi sebagaimana
/uu

dimaksud pada ayat (2) huruf b, huruf c, dan


huruf d.
/11

(4) Penetapan kebijakan teknis sebagaimana dimaksud


pada ayat (21 huruf b dan huruf c dapat ditetapkan
23

setelah dikoordinasikan dengan Menteri.


/20

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan tugas


dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (21
om

diatur dengan Peraturan Presiden.


t.c

BAB VIII
spo

MANAJEMEN ASN
log

Bagian Kesatu
a.b

Umum
an

Pasal27
uly

(1) Manajemen ASN meliputi manajemen PNS dan


am

manajemen PPPK.
(21 Manajemen ASN sebagaimana dimaksud pada
ain

ayat (1) diselenggarakan berdasarkan Sistem Merit.

Pasal28...

SK No 202815 A
l
htm
sn.
PRESIDEN

g-a
REPUBUK INDONESIA

tan
- 16-

n
Pasal 28

-te
(1) Penerapan Manajemen ASN yang bekerja di Instansi
Pemerintah disesuaikan dengan karakteristik

23
kelembagaan masing-masing.

-20
(21 Ketentuan lebih lanjut mengenai Manajemen ASN
diatur dalam Peraturan Pemerintah.

un
Bagian Kedua

ah
Pejabat Pembina Kepegawaian dan Pejabat yang Berwenang
0-t
Paragraf 1
r-2

Pejabat Pembina Kepegawaian


mo

Pasal 29
(1) Presiden selaku pemegang kekuasaan pemerintahan
-no

dalam pembinaan Pegawai ASN dapat


mendelegasikan kewenangan menetapkan
/uu

pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian


pejabat selain pejabat pimpinan tinggi utama, selain
/11

pejabat pimpinan tinggi madya, dan selain pejabat


fungsional tertinggi kepada:
a. menteri di kementerian;
23

b. pimpinan lembaga di lembaga pemerintah


/20

nonkementerian;
c. pimpinan sekretariat di lembaga negara dan
om

lembaga nonstruktural;
d. gubernur di provinsi; dan
t.c

e. bupati/walikota di kabupaten/kota.
spo

(2) Pejabat Pembina Kepegawaian wajib melaksanakan


Sistem Merit dalam pelaksanaan kewenangannya.
log

Paragraf 2
Pejabat yang Berwenang
a.b
an

Pasal 3O
(1) Presiden dapat mendelegasikan kewenangan
uly

pembinaan Manajemen ASN kepada Pejabat yang


Berwenang di kementerian, sekretaris jenderal/
am

sekretariat lembaga negara, sekretariat lembaga


nonstruktural, sekretaris daerah provinsi dan
ain

kabupaten/kota.
(2) Pejabat...

SK No 202816 A
l
tm
n.h
-as
PRESIDEN
REPUBUK INDONESIA

ng
-t7-

nta
(21 Pejabat yang Berwenang sebagaimana dimaksud

-te
pada ayat (1) dalam menjalankan fungsi Manajemen
ASN di Instansi Pemerintah berdasarkan Sistem Merit

23
dan berkonsultasi dengan Pejabat Pembina

-20
Kepegawaian di instansi masing-masing.
(3) Pejabat yang Berwenang sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) memberikan rekomendasi usulan

un
kepada Pejabat Pembina Kepegawaian di instansi

ah
masing-masing.
(4) Pejabat yang Berwenang mengusulkan
0-t
pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian
r-2

Pegawai ASN selain:


a. pejabat pimpinan tinggi utama;
mo

b. pejabat pimpinan tinggi madya; dan


c. pejabat fungsional tertinggi,
-no

kepada Pejabat Pembina Kepegawaian di instansi


u

masing-masing.
1/u

(5) Pejabat yang Berwenang wajib melaksanakan Sistem


Merit dalam pelaksanaan kewenangannya.
/1

(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai Pejabat yang


23

Berwenang diatur dalam Peraturan Pemerintah.


20

Bagian Ketiga
m/

Ruang Lingkup Manajemen ASN


o
t.c

Paragraf 1
spo

Ruang Lingkup
log

Pasal 31
Manajemen ASN minimal terdiri atas:
a.b

a. perencanaan kebutuhan;
b. pengadaan;
an

c. penguatan budaya kerja dan citra institusi;


uly

d. pengelolaan kinerja;
e. pengembangan talenta dan karier;
am

f. pengembangan kompetensi;
ain

g. pemberian penghargaan dan pengakuan; dan


h. pemberhentian.
Paragraf 2

SK No 202817 A
l
htm
sn.
PRESIDEN

g-a
REFUELIK INDONESIA

tan
- 18-

en
Paragraf 2

3-t
Perencanaan Kebutuhan

02
Pasal 32
(1) Menteri menetapkan kebijakan

n-2
perencanaan
kebutuhan Pegawai ASN secara nasional berdasarkan
prioritas nasional sesuai dengan rencana

hu
pembangunan jangka menengah nasional serta

a
dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan
0-t
negara.
(21 Kebijakan perencanaan kebutuhan Pegawai ASN
r-2

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menrpakan


panduan bagi Instansi Pemerintah dalam menJrusun
mo

kebutuhan Pegawai ASN.


(3) Instansi Pemerintah menyusun rencana kebutuhan
-no

Pegawai ASN sesuai dengan kebijakan perencanaan


kebutuhan Pegawai ASN sebagaimana dimaksud
/uu

pada ayat (1).


/11

Pasal 33
Ketentuan lebih lanjut mengenai perencanaan kebutuhan
23

Pegawai ASN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32


/20

diatur dalam Peraturan Pemerintah.


om

Paragraf 3
Pengadaan
t.c

Pasal 34
spo

(1) Jabatan Manajerial sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 14 dan Jabatan Nonmanajerial sebagaimana
og

dimaksud dalam Pasal 18 diutamakan diisi dari PNS.


.bl

(21 Jabatan lVlanqjerial dan Jabatan Nonmanajerial


tertentu dapat diisi dari PPPK.
na

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai kriteria pengisian


lya

Jabatan Manajerial dan Jabatan Nonmanajerial dari


PPPK diatur dalam Peraturan Pemerintah.
u
am

Pasal 35
Setiap lnstansi Pemerintah merencanakan pelaksanaan
ain

pengadaan Pegawai ASN.


Pasal 36. . .

SK No202818A
l
htm
sn.
PRESIDEN

g-a
REPUBUK INDONESIA

tan
-19-

n
Pasal 36

-te
Setiap Instansi Pemerintah mengumumkan secara
terbuka adanya kebutuhan jabatan untuk diisi dari calon

23
Pegawai ASN.

-20
Pasal 37

un
Setiap warga negara Indonesia mempunyai kesempatan
yang sama untuk menjadi Pegawai ASN setelah memenuhi

ah
persyaratan.
0-t
Pasal 38
r-2
Ketentuan lebih lanjut mengenai pengadaan Pegawai ASN
diatur dalam Peraturan Pemerintah.
mo

Paragraf 4
-no

Penguatan Budaya Kerja dan Citra Institusi

Pasal 39
/uu

(1) Nilai dasar ASN sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 3 dan kode etik dan kode perilaku ASN
/11

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 digunakan


sebagai panduan Pegawai ASN dalam berperilaku dan
23

membangun budaya kerja dan citra institusi.


/20

(21 Setiap Instansi Pemerintah wajib melakukan upaya


internalisasi nilai dasar ASN sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3 dan kode etik dan kode perilaku ASN
om

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 di lingkungan


instansinya.
t.c
spo

Paragraf 5
Pengelolaan Kinerja
log

Pasal 40
a.b

Pengelolaan kinerja Pegawai ASN dilaksanakan untuk


pencapaian tujuan dan sasaran organisasi melalui:
an

a. peningkatan hasil kerja dan perbaikan perilaku


uly

secara tertrs menerus;


b. penguatan peran pimpinan; dan
c. penguatan kolaborasi antara pimpinan dengan
am

Pegawai ASN, antar-Pegawai ASN, dan antara


ain

Pegawai ASN dengan pemangku kepentingan lainnya.

Pasal 4L ...

SK No 202819 A
l
htm
sn.
PRESIDEN

g-a
REPUBUK INDONESIA

tan
-20-

n
Pasal 4 1

-te
Pengelolaan kinerja Pegawai ASN sebagaimana dimaksud

23
dalam Pasal 40 dilaksanakan melalui suatu mekanisme
kerja yang fleksibel dan kolaboratif.

-20
Pasal 42

un
Pengelolaan kinerja Pegawai ASN sebagaimana dimaksud

ah
dalam Pasal 4O berorientasi pada:
0-t
a. hasil kerja dan perilaku kerja Pegawai ASN;
b. pengembangan kinerja Pegawai ASN;
r-2

c. pemenuhan ekspektasi pimpinan dalam rangka


mo

pencapaian kinerja organisasi; dan


d. dialog kinerja yang intensif antara pimpinan dan
-no

Pegawai ASN.
/uu

Pasal 43
/11

(1) Pengelolaan kinerja Pegawai ASN merupakan


kewenangan Pejabat yang Berwenang pada Instansi
23

Pemerintah masing-masing.
(21 Pengelolaan kineda Pegawai ASN sebagaimana
/20

dimaksud pada ayat (1) didelegasikan secara


berjenjang.
om
t.c

Pasal 44
(1) Hasil pengelolaan kinerja Pegawai ASN digunakan
spo

untuk menjamin efektivitas dalam pengembangan


Pegawai ASN.
log

(21 Hasil pengelolaan kinerja Pegawai ASN dijadikan


sebagai persyaratan atau pertimbangan dalam
a.b

pemberian penghargaan dan pengakuan serta


pengenaan sanksi.
an
uly

Pasal 45
Ketentuan lebih lanjut mengenai pengelolaan kinerja
am

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 sampai dengan


Pasal 44 diatur dalam Peraturan Pemerintah.
ain

Paragraf 6

SK No 202820 A
l
tm
sn.h
PRESIDEN

g-a
REPUBUK INDONESIA

tan
-2t-

en
Paragraf 6
Pengembangan Talenta dan Karier

3-t
02
Pasal 46
(1) Pengembangan talenta dan karier dilakukan dengan

n-2
mempertimbangkan kualifikasi, kompetensi, kinerja,
dan kebutuhan Instansi Pemerintah.

hu
(21 Pengembangan talenta dan karier dilaksanakan
melalui mobilitas talenta.
(3) Mobilitas talenta dilakukan:
a
0-t
a. dalam 1 (satu) Instansi Pemerintah;
r-2
b. antar-lnstansi Pemerintah; atau
c. ke luar Instansi Pemerintah.
mo

(4) Mobilitas talenta sebagaimana dimaksud pada


ayat (3) diselenggarakan berdasarkan Sistem Merit
-no

melalui manajemen talenta.


/uu

Pasal 47
(1) Presiden berwenang melakukan mobilitas talenta
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 secara
/11

nasional untuk mendukung prioritas nasional sesuai


dengan rencana pembangunan jangka menengah
23

nasional.
20

(21 Kewenangan Presiden sebagaimana dimaksud pada


ayat (1) dapat didelegasikan kepada Menteri.
m/

(3) Mobilitas talenta secara nasional bertujuan untuk


mengatasi kesenjangan talenta.
o
t.c

Pasal 48
spo

Ketentuan lebih lanjut mengenai pengembangan talenta


dan karier sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 dan
og

Pasal 47 diatur dalam Peraturan Pemerintah.


.bl

Paragraf 7
na

Pengembangan Kompetensi
a

Pasal 49
uly

(1) Setiap Pegawai ASN wajib melakukan pengembangan


kompetensi melalui pembelajaran secara terus
am

menerus agar tetap relevan dengan tuntutan


organisasi.
ain

(2) Pembelajaran. . .

SK No 202821 A
l
htm
sn.
PRESIDEN

g-a
REFUBUK INDONESIA

tan
-22-

n
(21 Pembelajaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

-te
dilaksanakan melalui sistem pembelajaran
terintegrasi.

23
(3) Sistem pembelajaran terintegrasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) merupakan pendekatan yang

-20
secara komprehensif menempatkan proses
pembelajaran Pegawai ASN:

un
a. terintegrasi dengan pekerjaan;
b. sebagai bagian penting dan saling terkait dengan
ah
komponen Manajemen ASN; dan
0-t
c. terhubung dengan Pegawai ASN lain lintas
Instansi Pemerintah maupun dengan pihak
r-2

terkait.
(41 Ketentuan lebih lanjut mengenai pengembangan
mo

kompetensi diatur dalam Peraturan Pemerintah.


-no

Paragraf 8
Pemberian Penghargaan dan Pengakuan
/uu

Pasal 50
(1) Komponen penghargaan dan pengakuan bagi Pegawai
/11

ASN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2l ayat (21


diberikan secara adil, layak, dan kompetitif.
23

(21 Pendanaan penghargaan dan pengakuan bagi


Pegawai ASN yang bekerja di lnstansi Pusat
/20

bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja


negara.
om

(3) Pendanaan penghargaan dan pengakuan bagi


Pegawai ASN yang bekerja di Instansi Daerah
t.c

bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja


spo

daerah.

Pasal 51
log

Ketentuan lebih lanjut mengenai penghargaan dan


pengakuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 diatur
a.b

dalam Peraturan Pemerintah.


an

Paragraf 9
uly

Pemberhentian

Pasal 52
am

(1) Pemberhentian bagi Pegawai ASN meliputi:


a. atas permintaan sendiri; dan
ain

b. tidak atas permintaan sendiri.


(2) Pemberhentian. . .

SK No 202822 A
l
htm
sn.
PRESIDEN

g-a
REFUBUK INDONESIA

tan
-23-

n
(21 Pemberhentian atas permintaan sendiri dilakukan

-te
apabila Pegawai ASN mengundurkan diri.
(3) Pemberhentian tidak atas permintaan sendiri bagi

23
Pegawai ASN dilakukan apabila:

-20
a. melakukan penyelewengan terhadap Pancasila
dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

un
Indonesia Tahun L945;
b. meninggal dunia;
ah
c. mencapai batas usia pensiun jabatan dan/atau
0-t
berakhirnya masa perjanj ian kerja;
d. terdampak perampingan organisasi atau
r-2

kebijakan pemerintah;
e. tidak cakap jasmani dan/atau rohani sehingga
mo

tidak dapat menjalankan tugas dan kewajiban;


f. tidak berkinerja;
-no

g. melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat;


h. dipidana dengan pidana penjara berdasarkan
/uu

putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan


hukum tetap karena melakukan tindak pidana
/11

dengan pidana penjara paling singkat 2 (dua)


tahun;
23

i. dipidana dengan pidana penjara atau kurungan


/20

berdasarkan putusan pengadilan yang telah


memiliki kekuatan hukum tetap karena
om

melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau


tindak pidana kejahatan yang ada hubungannya
dengan jabatan; dan/ atau
t.c

j. menjadi anggota dan/atau pengurus partai


spo

politik.
(41 Pemberhentian Pegawai ASN karena sebab
log

sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a,


huruf g, huruf i, dan huruf j dikategorikan sebagai
a.b

pemberhentian tidak dengan hormat.


an

Pasal 53
(1)
uly

PNS diberhentikan sementara, apabila:


a. diangkat menjadi pejabat negara;
am

b. diangkat menjadi komisioner atau anggota


lembaga nonstruktural; atau
ain

c. menjalani cuti di luar tanggungan negara.

(2) Pegawai...

SK No 202823 A
l
htm
sn.
PRESIDEN

g-a
REPUBL|K INDONESIA

tan
-24-

n
(21 Pegawai ASN yang ditahan karena menjadi tersangka

-te
atau terdakwa dilakukan pemberhentian sementara
untuk mendukung proses hukum.

23
(3) Pengaktifan kembali PNS sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dan Pegawai ASN sebagaimana

-20
dimaksud pada ayat (21 yang diberhentikan
sementara dilakukan oleh Pejabat Pembina

un
Kepegawaian.

Pasal 54
ah
0-t
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemberhentian,
r-2
pemberhentian sementara, dan pengaktifan kembali
Pegawai ASN diatur dalam Peraturan Pemerintah.
mo

Pasal 55
-no

Batas usia pensiun jabatan Pegawai ASN yaitu:


a. Jabatan Manajerial:
/uu

1. 6O (enam puluh) tahun bagi pejabat pimpinan


tinggi utama, pejabat pimpinan tinggi madya, dan
/11

pejabat pimpinan tinggi pratama; dan


2. 58 (lima puluh delapan) tahun bagi pejabat
23

administrator dan pejabat pengawas;


b. Jabatan Nonmanajerial:
/20

1. sesuai dengan ketentuan peraturan


perundang-undangan bagi pejabat fungsional;
om

dan
2. 58 (lima puluh delapan) tahun bagi pejabat
t.c

pelaksana.
spo

Bagian Keempat
log

Pejabat Pimpinan Tinggi yang Mencalonkan


sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati/Walikota,
a.b

dan Wakil Bupati/Wakil Walikota


an

Pasal 56
uly

Pejabat pimpinan tinggi madya dan pejabat pimpinan


tinggi pratama yang akan mencalonkan diri menjadi
gubernur dan wakil gubernur, bupati/walikota, dan wakil
am

bupati/wakil walikota wajib menyatakan pengunduran


diri secara tertulis dari PNS sejak ditetapkan sebagai
ain

calon.
BABIX...

SK No 202824 A
l
htm
sn.
PRESIDEN

g-a
REPUBUK INDONESIA

tan
_25_

en
BAB IX

3-t
PEGAWAI ASN YANG MENJADI PF^IABAT NEGARA

02
Pasal 57

n-2
Pegawai ASN dapat menjadi pejabat negara.

hu
Pasal 58
a
0-t
Pejabat negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 57,
yaitu:
r-2

a. Presiden dan Wakil Presiden;


mo

b. Ketua, wakil ketua, dan anggota Majelis


Permusyawaratan Ralryat;
-no

c. Ketua, wakil ketua, dan anggota Dewan Perwakilan


Ralryat;
/uu

d. Ketua, wakil ketua, dan anggota Dewan Perwakilan


Daerah;
/11

e. Ketua, wakil ketua, ketua muda, dan hakim agung


23

pada Mahkamah Agung serta ketua, wakil ketua, dan


hakim pada semua badan peradilan kecuali hakim
/20

ad hoc;
f. Ketua, wakil ketua, dan anggota Mahkamah
om

Konstitusi;
g. Ketua, wakil ketua, dan anggota Badan Pemeriksa
t.c

Keuangan;
spo

h. Ketua, wakil ketua, dan anggota Komisi Yudisial;


i. Ketua dan wakil ketua Komisi Pemberantasan
og

Korupsi;
.bl

j. menteri dan jabatan setingkat menteri;


k.
na

kepala perwakilan Republik Indonesia di luar negeri


yang berkedudukan sebagai duta besar luar biasa
lya

dan berkuasa penuh;


1. gubernur dan wakil gubernur;
u
am

m. bupati/walikota dan wakil bupati/wakil walikota; dan


n. pejabat negara lainnya yang ditentukan oleh Undang-
ain

Undang.
Pasal59...

SK No 202825 A
l
htm
sn.
PRESIDEN

-a
REPUEUK INDONESIA

ng
-26-

nta
Pasal 59

-te
(1) PNS yang diangkat menjadi:

23
a. Ketua, wakil ketua, dan anggota Mahkamah

-20
Konstitusi;
b. Ketua, wakil ketua, dan anggota Badan Pemeriksa

un
Keuangan;

ah
c. Ketua, wakil ketua, dan anggota Komisi Yudisial;
0-t
d. Ketua dan wakil ketua Komisi Pemberantasan
r-2
Korupsi;
e. menteri dan jabatan setingkat menteri;
o
om

f. kepala perwakilan Republik Indonesia di luar


negeri yang berkedudukan sebagai duta besar
u-n

luar biasa dan berkuasa penuh,


1/u

diberhentikan sementara.
(2) PNS yang tidak lagi menjabat pada jabatan
/1

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diaktifkan


23

kembali sebagai PNS.


/20

(3) Pegawai ASN yang mencalonkan diri atau dicalonkan


menjadi Presiden dan Wakil Presiden, anggota Dewan
om

Perwakilan Ralgrat, anggota Dewan Perwakilan


Daerah, gubernur dan wakil gubernur,
bupati/walikota dan wakil bupati/wakil walikota
t.c

wajib menyatakan pengunduran diri secara tertulis


spo

sebagai Pegawai ASN sejak ditetapkan sebagai calon.


og

Pasal 60
.bl

(1) PNS yang tidak menjabat lagi sebagai pejabat negara


na

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 ayat (1) dapat


lya

menduduki jabatan ASN sepanjang tersedia lowongan


jabatan.
mu

(21 Dalam hal tidak tersedia lowongan jabatan ASN


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam waktu
a

paling lambat 5 (lima) tahun PNS yang bersangkutan


ain

diberhentikan dengan hormat.


Pasal 61 ...

SK No 202826 A
l
htm
sn.
PRESIDEN

g-a
REPUBLIK INDONESIA

tan
-27 -

n
Pasal 61

-te
Ketentuan lebih lanjut mengenai pengangkatan dan

23
pemberhentian Pegawai ASN serta pemberhentian
sementara dan pengaktifan kembali PNS sebagaimana

-20
dimaksud dalam Pasal 57 sampai dengan Pasal 60 diatur
dalam Peraturan Pemerintah.

un
ah
BAB X
ORGANISASI
0-t
r-2

Pasal 62
(1) Pegawai ASN berhimpun dalam organisasi profesi
mo

ASN.
-no

(21 Organisasi profesi ASN sebagaimana dimaksud pada


ayat (1) bertujuan untuk:
/uu

a. menjaga kode etik profesi dan standar pelayanan


profesi ASN;
/11

b. mewujudkan jiwa korps ASN sebagai pemersatu


bangsa;
23

c. meningkatkan motivasi kerja dan keterikatan


/20

Pegawai ASN;
d. meningkatkan kolaborasi antar-Pegawai ASN;
om

e. meningkatkan produktivitas kerja Pegawai ASN;


t.c

f. meningkatkan inovasi dan kreativitas Pegawai


ASN; dan
spo

g. menyebarluaskan pengetahuan dan keterampilan.


log

(3) Dalam mencapai tujuan sebagaimana dimaksud pada


ayat (2l,, organisasi profesi ASN sebagaimana
a.b

dimaksud pada ayat (1) memiliki fungsi:


a. pembinaan dan pengembangan profesi ASN;
an

b. pemberian pelindungan hukum dan advokasi


uly

kepada anggota organisasi profesi ASN terhadap


dugaan pelanggaran Sistem Merit dalam
am

pelaksanaan Manajemen ASN dan mengalami


masalah hukum dalam melaksanakan tugas;
ain

c pemberian

SK No 202827 A
l
htm
sn.
PRESIDEN

g-a
REPUEUK INDONESIA

tan
-28-

en
c. pemberian rekomendasi kepada majelis kode etik
Instansi Pemerintah terhadap pelanggaran kode

3-t
etik profesi dan kode perilaku profesi;
d. penyelenggaraan usaha untuk peningkatan

02
kesejahteraan anggota organisasi profesi ASN

n-2
sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;

hu
e. pemajuan kepentingan ASN dalam perumusan
kebijakan ASN;
f. a
pendorong kesetaraan dalam penyelenggaraan
0-t
Manajemen ASN; dan
r-2

g. perbaikan kesejahteraan dan kualitas lingkungan


kerja ASN.
mo

(41 Ketentuan lebih lanjut mengenai organisasi profesi


ASN sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
-no

dalam Peraturan Pemerintah.


/uu

BAB XI
DIGITALISASI MANAJEMEN ASN
/11

Pasal 63
23

(1) Digitalisasi Manajemen ASN dilakukan untuk


menjamin efisiensi, efektivitas, dan akurasi
/20

penyelenggaraan proses dan pengambilan keputusan


dalam Manajemen ASN serta untuk mewujudkan
om

ekosistem penyelenggaraan Manajemen ASN secara


menyeluruh.
t.c

(21 Digitalisasi Manajemen ASN sebagaimana dimaksud


spo

pada ayat (1) menyediakan berbagai layanan digital


yang mendukung Manajemen ASN dan terintegrasi
secara nasional.
og

(3) Digitalisasi Manajemen ASN sebagaimana dimaksud


.bl

pada ayat (1) sejalan dengan transformasi organisasi


dan sistem kerja ASN.
na

(4) Digitalisasi Manajemen ASN sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) wajib memperhatikan
lya

prinsip
keberlangsungan, kerahasiaan, dan keamanan siber
sesuai dengan ketentuan peraturan
u
am

perundang-undangan.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai Digitalisasi
ain

Manajemen ASN diatur dalam Peraturan Pemerintah.

BAB XtI

SK No 202828 A
l
htm
sn.
PRESIDEN

g-a
REPUEUK INDONESIA

tan
-29-

en
BAB XII

3-t
PENYELESAIAN SENGKETA

02
Pasal 64

n-2
(1) Sengketa Pegawai ASN diselesaikan melalui upaya
administratif.

hu
(2) Upaya administratif sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) terdiri atas keberatan dan banding
a
administratif.
0-t
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai upaya administratif
r-2

sebagaimana dimaksud pada ayat (21 diatur dalam


Peraturan Pemerintah.
mo
-no

BAB XIII
LARANGAN
/uu
/11

Pasal 65
(1) Pejabat Pembina Kepegawaian dilarang mengangkat
23

pegawai non-ASN untuk mengisi jabatan ASN.


(21 Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
/20

berlaku juga bagi pejabat lain di Instansi Pemerintah


yang melakukan pengangkatan pegawai non-ASN.
om

(3) Pejabat Pembina Kepegawaian dan pejabat lain


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat l2l
t.c

yang mengangkat pegawai non-ASN untuk mengisi


spo

jabatan ASN dikenakan sanksi sesuai dengan


ketentuan peraturan perundang-undangan.
og
.bl

BAB XIV
KETENTUAN PENUTUP
na
lya

Pasal 66
Pegawai non-ASN atau nama lainnya wajib diselesaikan
u
am

penataannya paling lambat Desember 2024 dan sejak


Undang-Undang ini mulai berlaku Instansi Pemerintah
ain

dilarang mengangkat pegawai non-ASN atau nama lainnya


selain Pegawai ASN.
Pasal 67 ...

SK No 202829 A
l
tm
n.h
-as
PRESIDEN
REPUEUK INDONESIA

ng
-30-

nta
Pasal 67

-te
Kebijakan dan Manajemen ASN yang diatur dalam

23
Undang-Undang ini dilaksanakan dengan memperhatikan
kekhususan daerah tertentu dan warga negara dengan

-20
kebutuhan khusus.

un
Pasal 68

ah
Peraturan pelaksanaan dari Undang-Undang ini harus
ditetapkan paling lama 6 (enam) bulan terhitung sejak
0-t
Undang-Undang ini diundangkan.
r-2

Pasal 69
mo

Ketentuan Manajemen ASN dalam Undang-Undang ini


dilaksanakan paling lama 1 (satu) tahun terhitung sejak
-no

Undang-Undang ini diundangkan.


u
1/u

Pasal 70
(1) Lembaga Administrasi Negara yang ada pada saat
/1

berlakunya Undang-Undang ini, tetap menjalankan


tugas dan fungsinya sebagaimana dimaksud dalam
23

Pasal 26 ayat (2) huruf b.


20

(21 Badan Kepegawaian Negara yang ada pada saat


berlakunya Undang-Undang ini, tetap menjalankan
m/

tugas dan fungsinya sebagaimana dimaksud dalam


o

Pasal 26 ayat (2) huruf c.


t.c

(3) Komisi Aparatur Sipil Negara yang ada pada saat


berlakunya Undang-Undang ini, tetap melaksanakan
spo

tugas dan fungsinya sampai dengan ditetapkannya


peraturan pelaksanaan dari Undang-Undang ini.
log

Pasal 71
a.b

Digitalisasi Manajemen ASN sebagaimana dimaksud


an

dalam Pasal 63 dilaksanakan secara nasional paling lama


1 (satu) tahun terhitung sejak Undang-Undang ini
uly

diundangkan.
am

Pasal 72
ain

Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku, PNS Pusat


dan PNS Daerah disebut sebagai Pegau,ai ASN.
Pasal73...

SK No 202830 A
l
htm
sn.
PRESIDEN

g-a
REPUELIK IHDONESIA

tan
-31 -

n
Pasal 73

-te
Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku, ketentuan

23
peraturan perundang-undangan mengenai kode etik dan
penyelesaian pelanggaran terhadap kode etik bagi jabatan

-20
fungsional tertentu dinyatakan tetap berlaku sepanjang
tidak bertentangan dengan Undang-Undang ini.

un
ah
Pasal74
0-t
Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku,
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1969 tentang Pensiun
r-2

Pegawai dan Pensiun Janda/Duda Pegawai (Lembaran


Negara Republik lndonesia Tahun 1969 Nomor 42,
mo

Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor


2906l. dan peraturan pelaksanaannya tetap berlaku
-no

sampai dengan ditetapkannya peraturan pelaksanaan dari


Undang-Undang ini yang mengatur mengenai program
/uu

pensiun Pegawai ASN.


/11

Pasal 75
Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku, semua
23

peraturan pemndang-undangan yang merupakan peraturan


/20

pelaksanaan dari Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2Ol4


tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik
om

Indonesia Tahun 2Ol4 Nomor 6, Tambahan lrmbaran


Negara Republik Indonesia Nomor 54941, dinyatakan masih
tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan
t.c

dengan
ketentuan dalam Undang-Undang ini.
spo

Pasal 76
log

Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku,


a.b

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2OI4 tentang Aparatur


Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2Ol4 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara
an

Republik Indonesia Nomor 5494), dicabut dan dinyatakan


uly

tidak berlaku.
am

Pasal 77
ain

Undang-Undang ini mulai berlaku pada tanggal


diundangkan.
Agar. . .

SK No 202831 A
l
tm
n.h
-as
PRESIDEN
REPUBL|K INDONESIA

ng
-32-

nta
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan

-te
pengundangan Undang-Undang ini dengan
penempatannya dalam Lembaran Negara Republik

23
Indonesia.

-20
Disahkan di Jakarta
pada tanggal 31 Oktober 2023

un
ah
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
0-t
ttd.
r-2

JOKO WTDODO
mo

Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 31 Oktober 2023
-no

MENTERI SEKRETARIS NEGARA


/uu

REPUBLIK INDONESIA,
/11

ttd.
23

PRATIKNO
/20

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2023 NOMOR 141


om

Salinan sesuai dengan aslinya


t.c

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA


spo

K INDONESIA
dangan
Hukum,
log
a.b
an

Djaman
uly
am
ain

SK No 202876 A
l
htm
sn.
PRESIDEN

g-a
REPUBL|K INDONESIA

tan
en
PENJELASAN

3-t
ATAS
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

02
NOMOR 20 TAHUN 2023

n-2
TENTANG

u
APARATUR SIPIL NEGARA

ah
0-t
I. UMUM
r-2

Negara Kesatuan Republik Indonesia di dalam Pembukaan


Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 telah
mo

mencanangkan tujuan nasionalnya, yaitu membentuk suatu Pemerintah


Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
-no

tumpah darah lndonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,


mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia
/uu

yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.


Tujuan yang termaktub di dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
/11

Republik Indonesia Tahun 1945 tersebut merupakan sumber motivasi dan


aspirasi peduangan serta tekad bangsa Indonesia untuk tetap merdeka dan
mewujudkan tujuan negara tersebut.
23

Untuk melaksanakan amanah membentuk suatu Pemerintah Negara


/20

Indonesia sebagaimana yang dimaksud dalam Pembukaan Undang-Undang


Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, diperlukan adanya birokrasi
om

pemerintahan yang berkinerja baik. Pemerintah telah mencanangkan


rencana aksi membuat pemerintah selalu hadir dengan membangun tata
t.c

kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya. Untuk


mewujudkannya, dibutuhkan ASN sebagai mesin utama birokrasi yang
spo

profesional, netral dan bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik
korupsi, kolusi, dan nepotisme, mampu menyelenggarakan pelayanan publik
og

yang berkualitas, serta mampu menjalankan peran sebagai perekat


persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
.bl

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.


na

Kerangka regulasi yang mengatur mengenai ASN saat ini adalah


Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014. Menghadapi dunia yang berubah
a

cepat yang disertai dengan kemajuan teknologi yang pesat, tuntutan


uly

masyarakat atas pelayanan publik yang semakin meningkat, termasuk


tuntutan penyelesaian masalah tenaga honorer, serta peluang dan
am

tantangan ekonomi global yang dihadapi bangsa Indonesia untuk dapat


bersaing dengan bangsa lain di dunia, perlu dilakukan perubahan terhadap
ain

pokok-pokok pengaturan dalam Undang-Undang dimaksud.


Berbagai . . .

SK No 202877 A
l
htm
sn.
PRESIDEN

-a
REPUEUK INDONESIA

ng
-2-

nta
Berbagai pokok pengaturan dalam Undang-Undang ini diharapkan menjadi

-te
dasar untuk melakukan percepatan transformasi Manajemen ASN untuk
mewujudkan birokrasi Indonesia yang profesional dan berkelas dunia. ASN

23
perlu memiliki digital mindset dalam menjalankan transformasi birokrasi
dan Manajemen ASN. Hal ini terkait dengan perubahan pola kerja tatanan

-20
baru, dimana pekerjaan birokrasi juga sudah beralih ke digital based dan
struktur organisasi juga mulai bertransformasi dari hierarki menjadi

un
koordinasi.

ah
Selain fakta sosiologis dan kondisi empiris tersebut, secara yuridis
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2Ol4 tentang Aparatur Sipil Negara juga
0-t
perlu disesuaikan dengan adanya Putusan Mahkamah Konstitusi yang
berimplikasi terhadap materi muatan Undang-Undang tersebut. Beberapa
r-2

Putusan Mahkamah Konstitusi tersebut, antara lain: Putusan Mahkamah


Konstitusi Nomor 4tlPUU-XlIl2O14 mengenai pengunduran diri PNS yang
o

mengikuti kontestasi politik; Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor


om

8/PUU-Xllll2OlS mengenai PNS yang tidak lagi menjabat sebagai pejabat


negara dan belum tersedia lowongan jabatan; serta Putusan Mahkamah
u-n

Konstitusi Nomor 87 IPUU-)<\II I 2018 mengenai pemberhentian tidak dengan


hormat PNS karena melakukan tindak pidana
1/u

Pokok-pokok pengaturan yang terdapat di dalam Undang-Undang ini


/1

adalah:
23

1. penguatan pengawasan Sistem Merit;


2. penetapan kebutuhan PNS dan PPPK;
/20

3. kesejahteraan PNS dan PPPK;


om

4. penataan tenaga honorer; dan


5. digitalisasi Manajemen ASN termasuk didalamnya
t.c

transformasi
komponen Manajemen ASN.
spo
og

II. PASAL DEMI PASAL


.bl

Pasal 1

Cukup jelas.
na

Pasal 2
lya

Huruf a
mu

Yang dimaksud dengan "asas kepastian hukum" adalah


penyelenggaraan kebijakan dan Manajemen ASN mengutamakan
a

landasan peraturan perundang-undangan, kepatutan, dan keadilan.


ain

Huruf b. . .

SK No 202834 A
l
htm
sn.
PRESIDEN

g-a
REPUBUK INDONESIA
-3-

tan
Huruf b

en
Yang dimaksud dengan "asas profesionalitas" adalah

3-t
penyelenggaraan Manajemen ASN mengutamakan keahlian yang
berlandaskan kode etik dan kode perilaku ASN serta ketentuan

02
peraturan perundang-undangan.

n-2
Huruf c

hu
Yang dimaksud dengan "asas proporsionalitas" adalah
penyelenggaraan Manajemen ASN mengutamakan keseimbangan
antara hak dan kewajiban Pegawai ASN.
a
0-t
Huruf d
r-2

Yang dimaksud dengan oasas keterpaduan' adalah penyelenggaraan


mo

Manajemen ASN didasarkan pada satu sistem pengelolaan yang


terpadu secara nasional.
-no

Huruf e

Yang dimaksud dengan "asas pendelegasian" adalah sebagian


/uu

kewenangan Manajemen ASN dapat didelegasikan pelaksanaannya


kepada Instansi Pemerintah.
/11

Huruf f
23

Yang dimaksud dengan oasas netralitas" adalah setiap Pegawai ASN


tidak berpihak dari segala bentuk pengaruh manapun dan tidak
/20

memihak kepada kepentingan lain di luar kepentingan bangsa dan


negara.
om

Huruf g
t.c

Yang dimaksud dengan "asas akuntabilitas" adalah setiap hasil


kerja dan perilaku keda Pegawai ASN harus
spo

dapat
dipertanggungiawabkan kepada publik sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
og

Huruf h
.bl

Yang dimaksud dengan "asas efektivitas dan efisiensi" adalah


na

penyelenggaraan Manajemen ASN harus berorientasi pada


pencapaian tujuan organisasi melalui pengelolaan sumber daya
lya

secara optimal.
u

Huruf i
am

Yang dimaksud dengan "asas keterbukaan" adalah penyelenggaraan


Manajemen ASN bersifat terbuka untuk publik sesuai dengan
ain

ketentuan peraturan perundang-undangan.

Hurufj . . .

SK No 202835 A
l
tm
n.h
-as
PRESIDEN
REPUBUK INDONESIA

ng
-4-

nta
Huruf j

-te
Yang dimaksud dengan 'asas nondiskriminatif" adalah
penyelenggaraan Manajemen ASN tidak membedakan latar belakang

23
suku, ras, warna kulit, agama, asal-usul, jenis kelamin, status

-20
pernikahan, umur, atau berkebutuhan khusus.
Huruf k

un
Yang dimaksud dengan *asas persatuan dan kesatuan" adalah

ah
Pegawai ASN berfungsi sebagai perekat dan pemersatu bangsa.
Huruf I
0-t
Yang dimaksud dengan oasas keadilan dan kesetaraan" adalah
r-2

pengaturan penyelenggaraan Manajemen ASN mencerminkan rasa


keadilan dan kesempatan yang sama dalam fungsi dan peran
mo

sebagai Pegawai ASN.


-no

Huruf m
Yang dimaksud dengan "asas kesejahteraan' adalah
/uu

penyelenggaraan Manajemen ASN diarahkan untuk mewujudkan


peningkatan kualitas hidup Pegawai ASN.
/11

Pasal 3
Cukup jelas.
23

Pasal 4
/20

Cukup jelas.
om

Pasal 5
Cukup jelas.
t.c

Pasal 6
spo

Cukup jelas.
og

Pasal 7
.bl

Cukup jelas.
na

Pasal 8
Cukup jelas.
lya

Pasal 9
u

Cukup jelas.
am

Pasal 1O
ain

Cukup jelas.

Pasal 11

SK No 202836 A
l
tm
n.h
-as
PRESIDEN
REPUBUK INDONESIA

ng
-5-

nta
Pasal 11

-te
Cukup jelas.

23
Pasal 12

-20
Cukup jelas.
Pasal 13

un
Cukup jelas.

ah
Pasal 14
0-t
Cukup jelas.
r-2

Pasal 15
mo

Cukup jelas.
-no

Pasal 16
Cukup jelas.
/uu

Pasal 17
/11

Cukup jelas.
23

Pasal 18
/20

Cukup jelas.
om

Pasal 19
Cukup jelas.
t.c

Pasal 20
spo

Ayat (1)
og

Pengisian jabatan Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara


Republik Indonesia oleh ASN dan sebaliknya bertujuan agar ASN,
.bl

prajurit Tentara Nasional Indonesia, dan anggota Kepolisian Negara


Republik Indonesia memiliki keseimbangan dan kesetaraan dalam
na

pengembangan kariernya berdasarkan Sistem Merit.


lya

Ayat (2)
u

Cukup jelas.
am

Pasal 2 1
ain

Cukup jelas.

Pasal22...

SK No 202837 A
l
tm
n.h
-as
PRESIDEN
REPUBL|K INDONESIA

ng
-6-

nta
Pasal 22

-te
Ayat (1)

23
Yang dimaksud dengan "berhenti bekerja", antara lain pegawai yang
telah mencapai batas usia pensiun, masa kontraknya telah

-20
berakhir, meninggal dunia, atau mengalami uzur (disabilitas yang
membuat pegawai tidak dapat bekerja), atau ditentukan sesuai

un
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Formulasi
besarnya manfaat jaminan pensiun dan jaminan hari tua
ah
ditentukan dengan memperhatikan antara lain jumlah iuran yang
0-t
dibayarkan. Manfaat jaminan tersebut juga dapat dibayarkan
kepada ahli waris sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
r-2

undangan.
mo

Ayat (2)
Cukup jelas.
-no

Ayat (3)
/uu

Cukup jelas.
/11

Ayat (4)
Dalam hal akumulasi iuran jaminan pensiun dan jaminan hari tua
23

dilakukan pengembangan, hasil pengembangan tersebut juga


sebagai sumber pembiayaan untuk manfaat jaminan pensiun dan
/20

jaminan hari tua.


om

Ayat (5)
t.c

Cukup jelas.
spo

Pasal 23
Cukup jelas.
og

Pasal 24
.bl

Cukup jelas.
na

Pasal 25
lya

Cukup jelas.
u

Pasal 26
am

Ayat (1)
ain

Cukup jelas.

Ayat(21 ...

SK No202838A
l
tm
n.h
-as
PRESIDEN
REPUBUK INDONESIA

ng
-7 -

nta
Ayat (2)

-te
Huruf a

23
Cukup jelas.

-20
Huruf b
Cukup jelas.

un
Huruf c
Cukup jelas.
ah
0-t
Huruf d
r-2

Sistem Merit diselenggarakan sesual dengan prinsip


mo

meritokrasi.
Yang dimaksud dengan "prinsip meritokrasi" adalah prinsip
-no

pengelolaan sumber daya manusia yang didasarkan pada


kualifikasi, kompetensi, potensi, dan kinerja, serta integritas
/uu

dan moralitas yang dilaksanakan secara adil dan wajar dengan


tidak membedakan latar belakang suku, ras, warna kulit,
/11

agama, asal-usul, jenis kelamin, status pernikahan, umur, atau


berkebutuhan khusus.
23

Ayat (3)
/20

Cukup jelas.
om

Ayat (a)
Cukup jelas.
t.c

Ayat (5)
spo

Cukup jelas.
og

Pasal 27
.bl

Cukup jelas.
na

Pasal 28
lya

Ayat (1)
u

Karakteristik kelembagaan, antara lain lembaga legislatif, lembaga


am

eksekutif, dan lembaga yudikatif.


ain

Ayat (21

Cukup jelas.
Pasal 29 ...
SK No 202839 A
l
tm
n.h
-as
PRESIDEN
REPUEUK INDONESIA

ng
-8-

nta
Pasal 29

-te
Cukup jelas.

23
Pasal 30

-20
Cukup jelas.
Pasal 31

un
Cukup jelas.

ah
Pasal 32 0-t
Cukup jelas.
r-2

Pasal 33
mo

Cukup jelas.
Pasal 34
-no

Ayat (1)
/uu

Cukup jelas.
/11

Ayat (2)
Pengisian Jabatan Manajerial dari PPPK hanya diperuntukkan bagi
23

jabatan pimpinan tinggi tertentu dengan prioritas untuk Instansi


Pusat tertentu.
/20

Ayat (3)
om

Cukup jelas.
t.c

Pasal 35
spo

Cukup jelas.
Pasal 36
og

Cukup jelas.
.bl

Pasal 37
na

Cukup jelas.
a
uly

Pasal 38
Cukup jelas.
am

Pasal 39
ain

Cukup jelas.

Pasal40...

SK No 202840 A
l
tm
n.h
-as
PRESIDEN
REPUBUK INDONESIA

ng
-9 -

nta
Pasal 40

-te
Cukup jelas.

23
Pasal 4 1

-20
Cukup jelas.
Pasal 42

un
Cukup jelas.
Pasal 43
ah
0-t
Cukup jelas.
r-2

Pasal 44
mo

Cukup jelas.
-no

Pasal 45
Cukup jelas.
/uu

Pasal 46
/11

Ayat (1)
Cukup jelas.
23

Ayat (2)
/20

Cukup jelas.
om

Ayat (3)
t.c

Huruf a
Cukup jelas.
spo

Humf b
og

Mobilitas talenta antar-lnstansi Pemerintah antara lain


mobilitas ASN untuk jabatan ASN di lembaga eksekutif,
.bl

lembaga yudikatif, dan lembaga legislatif serta satuan kerja


na

atau badan layanan umum/badan layanan umum daerah.


lya

Huruf c
Mobilitas talenta ke luar Instansi Pemerintah antara lain badan
u

usaha milik negaralbadan usaha milik daerah,


am

lembaga
internasional, badan hukum lain yang dibenttrk oleh peraturan
perundang-undangan, dan badan swasta.
ain

Ayat(4) ...

SK No 202841 A
l
tm
n.h
-as
PRESIDEN
REFUBLIK INDONESIA

ng
_ 10_

nta
Ayat (4)

-te
Cukup jelas.

23
Pasal 47

-20
Cukup jelas.
Pasal 48

un
Cukup jelas.

ah
Pasal 49 0-t
Cukup jelas.
r-2

Pasal 50
Cukup jelas.
mo

Pasal 51
-no

Cukup jelas.
/uu

Pasal 52
Cukup jelas.
/11

Pasal 53
23

Ayat (1)
Pemberhentian sementara PNS apabila diangkat menjadi pejabat
/20

negara, komisioner atau anggota lembaga nonstruktural tidak


menghilangkan hak kepegawaian yang terkait dengan masa kerja
om

dari PNS yang bersangkutan.


t.c

Ayat (2)
Cukup jelas.
spo

Ayat (3)
og

Cukup jelas.
.bl

Pasal 54
na

Cukup jelas.
lya

Pasal 55
Cukup jelas.
u
am

Pasal 56
Cukup jelas.
ain

Pasal 57

SK No 202842 A
l
htm
sn.
PRESIDEN

g-a
REPUEUK INDONESIA
- 11-

tan
en
Pasal 57
Cukup jelas.

3-t
Pasal 58

02
Cukup jelas.

n-2
Pasal 59

u
Cukup jelas.
Pasal 60
ah
0-t
Cukup jelas.
r-2

Pasal 61
mo

Cukup jelas.
-no

Pasal 62
Cukup jelas.
/uu

Pasal 63
/11

Cukup jelas.
Pasal 64
23

Cukup jelas.
/20

Pasal 65
om

Cukup jelas.
t.c

Pasal 66
Yang dimaksud dengan "penataan" adalah termasuk verifikasi, validasi,
spo

dan pengangkatan oleh lembaga yang berwenang.


og

Pasal 67
Cukup jelas.
.bl

Pasal 68
na

Cukup jelas.
a
uly

Pasal 69
Cukup jelas.
am

Pasal 7O
ain

Cukup jelas.

Pasal7l...

SK No 202843 A
l
htm
sn.
FRESIDEN

g-a
REPUBUK INDONESIA
-t2-

tan
en
Pasal 71
Cukup jelas.

3-t
Pasal T2

02
Cukup jelas.

n-2
Pasal 73

u
Cukup jelas.

ah
Pasal 74 0-t
Cukup jelas.
r-2

Pasal 75
mo

Cukup jelas.
Pasal 76
-no

Cukup jelas.
/uu

Pasal 77
/11

Cukup jelas.
23

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6897


/20
om
t.c
spo
og
.bl
na
a
uly
am
ain

SK No 202878 A

Anda mungkin juga menyukai