Anda di halaman 1dari 76

LAPORAN PELAKSANAAN

TUGAS SOSIODRAMA DAN

PERSIDANGAN

MAPEL PPKn CP 2.1

“ MENDEMONTRASIKAN HASIL EVALUASI PRAKTIK PERLINDUNGAN


DAN PENEGAKAN HUKUM UNTUK MENJAMIN KEADILAN DAN
KEDAMAIAN”

Disusun oleh:

Kelompok 2

Kelas XII A1-1

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

CABANG DINAS PENDIDIKAN WILAYAH

DINAS PENDIDIKAN

SMA NEGERI 3 CIBINONG

Jl. Perum Bogor Asri Nanggewer, Cibinong

Bogor, Jawa Barat 16912


KATA PENGANTAR

Terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa atas petunjuk dan karunia-Nya yang melimpah,
memandu langkah-langkah kami dalam menyelesaikan simulasi sidang dan sosiodrama ini. Semoga
rasa syukur ini senantiasa terukir dalam setiap langkah perjalanan kami.Tiada kata yang dapat cukup
menggambarkan rasa syukur penulis kepada semua pihak yang telah mendukung terlaksananya
simulasi sidang dan sosiodrama ini. Terima kasih kepada:

1. Ibu Muthmainnah S.Pd. , selaku pembimbing yang memberikan arahan dan bimbingan yang
berharga dalam pelaksanaan simulasi sosiodrama dan siding.
2. Teman-teman sejawat yang turut berperan aktif dalam sosiodrama ini, terima kasih atas
kolaborasi dan dedikasi yang luar biasa.
3. Seluruh tim teknis dan penunjang acara yang telah bekerja keras untuk memastikan
kelancaran simulasi siding dan sosiodrama.

Meski penulisan portofolio ini masih memiliki kekurangan, penulis dengan rendah hati
menerima kritik dan saran konstruktif untuk perbaikan lebih lanjut. Semoga hasil dari simulasi sidang
dan sosiodrama ini dapat memberikan pembelajaran yang berarti bagi semua pihak yang terlibat.

Bogor, 20 November 2023

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

iii
BAB I

PENDAHALUAN

1.1 Latar Belakang

Praktik sosiodrama dan sidang merupakan metode pembelajaran yang melibatkan peserta
didik secara aktif dalam pengembangan keterampilan sosial, emosional, dan kognitif. Sosiodrama
adalah teknik dramatik yang menggambarkan situasi sosial atau konflik, sedangkan sidang adalah
simulasi proses hukum atau perdebatan. Kedua metode ini memiliki latar belakang yang kaya dan
mendalam.

Latar belakang praktik sosiodrama berasal dari konsep psikodrama yang diperkenalkan oleh
Jacob L. Moreno pada awal abad ke-20. Moreno mengembangkan metode ini sebagai alat untuk
mengeksplorasi dan memahami dinamika sosial melalui tindakan dramatis. Sosiodrama
memberikan peserta didik peluang untuk menempatkan diri dalam situasi kehidupan nyata,
memahami berbagai perspektif, dan mengembangkan empati.

Sementara itu, latar belakang praktik sidang dapat ditelusuri ke pendekatan pengajaran
berbasis masalah dan hukum. Sidang simulasi memberikan peserta didik kesempatan untuk
memahami proses hukum, berbicara di depan umum, dan membangun keterampilan argumentasi.
Sidang sering digunakan dalam pendidikan hukum untuk mensimulasikan pengalaman pengadilan
dan membantu peserta didik memahami konsep hukum secara praktis.

Keduanya memberikan manfaat signifikan bagi peserta didik. Sosiodrama dapat


meningkatkan keterampilan komunikasi, pemecahan masalah, dan pemahaman sosial, sedangkan
sidang dapat memperkuat keterampilan berbicara di depan umum, analisis kritis, dan etika.
Dengan menggabungkan kedua metode ini, pendidik dapat menciptakan pengalaman
pembelajaran yang holistik, memungkinkan peserta didik mengembangkan pemahaman yang
lebih dalam tentang diri mereka sendiri, masyarakat, dan sistem hukum.

Dalam pemilihan kelompok kami untuk melibatkan kasus narkotika dalam praktik sosiodrama
dan sidang dapat meningkatkan relevansi dan urgensi pembelajaran. Dalam konteks sosiodrama,
kasus narkotika dapat digunakan sebagai skenario untuk menjelajahi dampak sosial dan personal
dari keterlibatan dalam penggunaan narkotika. Peserta didik dapat berperan sebagai individu yang

1
terlibat dalam situasi semacam itu, memungkinkan mereka untuk memahami konsekuensi,
tekanan sosial, dan peran keluarga dalam konteks tersebut.

1
Sementara itu, dalam sidang simulasi, kasus narkotika dapat digunakan untuk
mensimulasikan proses hukum terkait penggunaan dan perdagangan narkotika. Peserta didik
dapat mengambil peran sebagai pengacara, jaksa, atau terdakwa, memahami peran masing-masing
dalam sistem peradilan. Hal ini tidak hanya membantu mereka memahami hukum terkait
narkotika, tetapi juga mengembangkan keterampilan analisis hukum dan etika.

Pengangkatan kasus narkotika dalam kedua metode ini juga dapat memberikan peserta didik
pemahaman yang lebih mendalam tentang isu-isu sosial dan kesehatan yang terkait dengan
penyalahgunaan zat. Dengan demikian, pembelajaran menjadi lebih kontekstual dan relevan,
memberikan dampak yang lebih besar pada pemahaman peserta didik terhadap kompleksitas isu
narkotika. Dengan mengintegrasikan kasus narkotika, praktik sosiodrama dan sidang tidak hanya
menciptakan pengalaman belajar yang menarik tetapi juga membantu membentuk sikap kritis dan
bertanggung jawab terhadap isu-isu sosial yang signifikan.

1.2 Tujuan :
Tujuan dari kegiatan sosiodrama yang telah kami laksanakan ini antara lain adalah untuk :

1. Memenuhi tugas mata pelajaran PPKn pada, yaitu mendemonstrasikan hasil evaluasi
praktik perlindungan dan penegakan hukum untuk menjamin keadilan dan kedamaian.
2. Melaksanakan persidangan sesuai dengan tata cara persidangan yang diatur dalam kitab
undang-undang hukum acara pidana (KUHP)
3. Melaksanakan penilaian keterampilan pada mata pelajaran PPKn, yaitu
mendemonstrasikan hasil evaluasi praktik perlindungan dan penegakan hukum untuk
menjamin keadilan dan kedamaian.
Sedangkan tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk melaporkan dan
mendokumentasikan kegiatan sosiodrama yang telah kami laksanakan. Kami berharap dengan
membaca makalah ini, dapat tergambar kegiatan yang kami lakukan dalam pelaksanaan
sosiodrama, baik dalam tahap persiapan hingga pelaksanaan. Dan semoga apa yang kami buat
dapat menjadi sebuah bahan bacaan khususnya dalam simulasi pelaksanaan proses persidangan.

1.3 Manfaat :
Manfaat yang kami dapat setelah melaksanakan sosiodrama ini antara lain adalah:

1. Menambah wawasan tentang hukum yang berlaku di indonesia


2. Mengetahui alur persidangan hukum pidana sesuai dengan yang diatur dalam kitab
undang-undang hukum acara pidana (KUHAP)

2
3. Meningkatkan kerjasama dan kolaborasi antar teman dalam menyelesaikan tugas
sosiodrama
4. Mengasah kepercayaan diri dan kemampuan bermain peran atau berakting di depan
teman dan guru mata pelajaran PPKn
5. Mendapatkan nilai keterampilan pada mata pelajaran

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Perencanaan Tugas Sosiodrama

Kegiatan sosiodrama ini dilakukan untuk memenuhi kegiatan pembelajaran PPKn.


Pada awalnya, kami diberikan tugas oleh Ibu Mutmainnah pada hari Kamis, tanggal 3
Agustus tahun 2023 untuk merencanakan kasus pelanggaran hukum pidana sampai
penyelesaiannnya di pengadilan. Setelah itu, kami membagi kelompok, menentukan peran,
membuat alur kasus dan membuat naskah.

Dalam menentukan peran, kami membagi beberapa macam peran seperti penokohan
dalam pelaku utama, tersangka, saksi, polisi, dan para petugas yang berada dalam
persidangan.

Dalam menentukan alur, kami memutuskan untuk menggunakan alur maju. Yang
berawal dari kronologi kejadian tentang pembunuhan, penggelapan dana, narkotika dan
berakhir dengan kasus pidana.

Setelah menentukan alur, kami mulai membuat naskah sedikit demi sedikit yang
dimulai dari bekerja sama di sekolah untuk melakukan perencanaan rangkaian peristiwa yang
akan terjadi. Setelah mengetahui rangkaian peristiwa, kami mulai membuat dialog bagian
awal yang berisi tentang teks narator beserta dialog yang dibutuhkan.

Selanjutnya, kami melakukan penyusunan teks tentang olah TKP dan dialog
wawancara polisi untuk menanyakan para saksi dan terdakwa, serta membuat sedikit
rangkaian sidang yang berisi dialog pengacara, penuntut umum, dan penasehat hukum. Di
waktu berikutnya, kami melanjutkan rangkaian naskah ini untuk membuat lanjutan rangkaian
sidang dan vonis hukuman kasus pidana yang akan dijatuhkan.

Setelahnya, kami merevisi beberapa dialog yang masih terdapat kekurangan di


dalamnya hingga keseluruhan naskah selesai.

a. Perencanaan Pembuatan Properti

Setelah pembuatan dialog selesai kami mulai merencanakan properti apa yang akan
kami pakai, dimulai dari berbagai macam kostum yang akan digunakan untuk berbagai tokoh.
Setelah itu kami menyiapkan pintu, handphone, laptop, senjata, berkas, mobil-mobilan seperti
mobil ambulance dan polisi dan alat-alat untuk bar properti tersebut kami siapkan untuk
bagian sosio drama. Setelah melakukan persiapan properti di bagian sosio drama, kami

4
melanjutkan mempersiapkan properti selanjutnya untuk persidangan. Diantaranya ada
penyusunan meja dan kursi untuk hakim, pengacara, penasihat hukum, penuntut umum, saksi,
panitera, rohaniawan, serta pihak saksi yang mendatangi

waktu persidangan tersebut. Ketika semua persiapan properti untuk sosiodrama ini
selesai dibuat, kami mulai merencanakan latihan untuk memantapkan drama ini.

b. Proses Latihan

Sebelum kami mulai latihan, kami terlebih dahulu mendiskusikan kasus pidana apa
yang akan dipilih. Untuk mengantisipasi terjadinya kesalahan dalam melakukan praktik
persidangan ini, kami mendiskusikan secara bersama-sama alur kasus pidana. Setelah
mendapatkan tema, dari hasil diskusi kami, kami pun menentukan tokoh dengan melibatkan
anggota kami. Sebelum kami memulai latihan, kami terlebih dahulu membagikan peran yang
cocok kepada 18 orang yang ada di kelompok kami.

Sebisa mungkin kami membagikan peran tersebut secara adil dengan penyesuaian
karakter masing-masing. Setelah membagikan semua peran, kami melakukan penyusunan
latar kejadian baik latar waktu, tempat, dan suasana agar saat latihan kami sudah paham
dengan posisi tokoh saat tampil.

2.2 Pelaksanaan Tugas Sosiodrama

Drama diawali pada set pertama Tanggal 13 Januari 2023, AKBP Michael pulang ke
Apartemen Purnama Angkasa, Jakarta Selatan, yang ternyata juga milik atasannya, Brigjen
Pol. Drs Sapto Purnomo S.I.K M.Tr(Han). Saat parkir, dia melihat Brigjen Sapto Purnomo
bersama Kombespol Cristian dan AKP Bima Mukti. Curiga soal uang sitaan di SATRESKIM
POLRI dan SATRESNARKOBA POLRI, AKBP Michael merekam percakapan mereka.
Brigjen Sapto Purnomo berencana membuat laporan palsu untuk menyembunyikan urusan
uang. Setelah mereka pergi, AKBP Michael berpikir keras apakah sebaiknya melaporkan hal
ini, terutama karena Brigjen Sapto Purnomo adalah atasannya, menciptakan
situasi yang rumit.

Pada bagian set 2 kami melakukan perubahan latar tempat, menceritakan Keesokan
harinya pukul 10.00 WIB, AKBP Michael menelepon temannya, Irjen Pol Sigit, direktur
Hukum POLRI, dan melaporkan dugaan kasus melibatkan atasannya, Brigjen Sapto Purnomo.
Meskipun Irjen Sigit memiliki pangkat lebih tinggi, mereka tetap teman seangkatan. Michael
menjelaskan kecurigaannya terkait uang sitaan yang tidak sesuai nominal. Dia memberikan
detail kejadian di apartemen dan menyampaikan bahwa telah merekam percakapan Brigjen

1
Sapto Purnomo dengan Kombespol Cristian dan AKP Bima Mukti. Irjen Sigit meminta bukti
tersebut untuk penelitian lebih lanjut dan berjanji menghubungi Michael setelahnya. Sehari
setelahnya, setelah Irjen Sigit memeriksa bukti, dia mengajukan surat permintaan
pemeriksaan terhadap Brigjen Sapto Purnomo, Kombespol Cristian, dan AKP Bima Mukti.

Pada set ketiga Irjen Sigit dan timnya berangkat ke kediaman Brigjen Sapto Purnomo
di Lenteng Agung, Jakarta Selatan, pukul 22.10 WIB. Setibanya, Irjen Sigit memberi salam
dan memperkenalkan diri sebagai perwakilan Direktur Hukum POLRI dengan surat perintah
penggeledahan. Brigjen Sapto Purnomo kaget dan bertanya mengapa hal ini terjadi. Irjen Sigit

menjelaskan bahwa penyelidikan mendalam menunjukkan adanya dugaan keuangan


yang tidak sesuai, terutama terkait uang sitaan SATRES NARKOBA. Meskipun Brigjen
Sapto Purnomo protes, Irjen Sigit menjelaskan bahwa penggeledahan dilakukan berdasarkan
bukti dan surat izin resmi. Brigjen Sapto Purnomo menolak memberikan izin dengan tegas,
menyebutnya invasi privasi. Irjen Sigit menegaskan legalitas surat perintah dan menyatakan
bahwa penggeledahan akan dilakukan sesuai prosedur hukum. Akhirnya, Brigjen Sapto
Purnomo, meskipun tidak setuju, mengizinkan penggeledahan dengan keyakinan bahwa tidak
akan ditemukan bukti.

Pada set keempat dengan latar belakang di rumah Brigjen Sapto Purnomo, Irjen Sigit
dan timnya melakukan pemeriksaan menyeluruh, termasuk ponselnya, dan menemukan bukti
mencurigakan terkait AKP Bima Mukti dan Kombespol Cristian. Irjen Sigit memerintahkan
Sersan Zakaria untuk mengejar mereka. Meskipun Sersan Zakaria melepaskan tembakan
peringatan, Kombespol Cristian mencoba membalas dan terkena tembakan di dadanya. AKP
Bima Mukti menembak Sersan Zakaria, namun meleset, dan akhirnya ditangkap setelah
ditembak di dadanya. Ambulans tiba, Kombespol Cristian dan AKP Bima Mukti diangkut,
namun sayangnya, mereka sekarat dan meninggal di perjalanan. Kedua tersangka
dimakamkan tanpa upacara hormat karena pelanggaran berat, serta dinyatakan pecat
secara tidak langsung.

Setelah merasa yakin dengan temuan tersebut, Irjen Sigit menghubungi Divisi
Propam Polri pada tanggal 27 Januari 2023. Brigjen Sapto Purnomo dipanggil sebagai
tersangka untuk dihadirkan ke BAP (Berkas Aduan Polisi) dan menjalani interogasi terkait
dugaan penggelapan uang dan kepemilikan bar. Divisi Propam Polri meminta penjelasan
terkait temuan mencurigakan di ponsel Sapto Purnomo. Meskipun Sapto Purnomo terkejut, ia
membantah keterlibatannya. Divisi Propam Polri menunjukkan bukti yang kuat, termasuk
pesan dan catatan keuangan di ponsel, yang mengindikasikan penggelapan uang. Dalam
interogasi, Sapto Purnomo tetap bersikeras tidak bersalah. Divisi Propam Polri

1
mengumumkan bahwa pemeriksaan akan dilanjutkan di kediamannya. Selanjutnya, AKP
Bima Mukti juga menjalani interogasi, namun tidak ada jawaban yang ditemukan. Sapto
Purnomo ditahan selama 21 hari di POLDA Metro Jaya sebagai tindak lanjut dari
penyelidikan.

Pada tanggal 30 Januari 2023, Divisi Propam POLRI melaporkan hasil interogasi
Brigjen Sapto Purnomo kepada Irjen Sigit lewat telepon. Sapto Purnomo dengan yakin
membantah terlibat dalam penggelapan uang dan kepemilikan usaha bar. Oleh karena itu,
hasil interogasi ini masih belum jelas dan sulit dibawa ke ranah hukum tanpa bukti yang kuat.
Irjen Sigit meyakini bahwa Sapto Purnomo tidak akan mengaku terlibat dalam usaha bar dan
penggelapan uang. Divisi Propam Polri menanyakan alamat bar dan club malam yang diduga
milik Sapto Purnomo, dan Irjen Sigit memberikan informasi bahwa alamatnya berada di
daerah Senopati, Jakarta Selatan. Divisi Propam menyarankan untuk melakukan penyelidikan
lebih lanjut terkait tempat tersebut, dan Irjen Sigit setuju untuk melanjutkan penyelidikan.

1
Set ke lima berganti latar belakang di Bar dan Club, pada tanggal 31 Januari 2023,
pukul 00.10 WIB, Irjen Sigit menyamar sebagais pengunjung dan memasang kamera
tersembunyi di bar dan club malam yang diduga milik Brigjen Sapto Purnomo di daerah
Senopati, Jakarta Selatan. Irjen Sigit mendeteksi kegiatan mencurigakan dari dua orang, Dias
dan Adam, yang sedang melakukan transaksi narkoba. Dalam percakapan mereka, Dias
menawarkan obat terlarang kepada Adam. Setelah pembayaran dilakukan, Adam
menyembunyikan narkoba dalam sakunya. Irjen Sigit segera mengirim bukti tersebut ke
AKBP Michael dan meminta bantuan untuk menggeledah klub tersebut.

AKBP Michael tiba di lokasi, mengejar Dias dan Adam yang sengaja menjatuhkan barang
narkoba. Irjen Sigit berhasil mengambil barang bukti yang dijatuhkan. Mereka menyimpulkan bahwa
ini adalah transaksi narkoba terbesar di sekitar Jabodetabek. Irjen Sigit dan AKBP Michael
merencanakan langkah selanjutnya, termasuk mencari bukti kuat terkait kepemilikan klub oleh
Brigjen Sapto Purnomo dan mempercepat proses persidangan. Mereka menuju kantor Propam POLRI
untuk membuat laporan resmi.

Sementara itu, atas tindakan yang dilakukan oleh Brigjen Sapto Purnomo, Kombespol
Cristian, dan AKP Bima Mukti, Direktorat Hukum POLRI dan Propam POLRI memutuskan untuk
memberhentikan mereka secara tidak hormat. Keputusan ini didukung oleh bukti terbaru dari kuasa
hukum yang telah berkoordinasi dengan pihak kepolisian. Kuasa hukum menghubungi pihak
kepolisian untuk membantu pelaksanaan interogasi, dan surat pemanggilan pemeriksaan diserahkan
kepada Brigjen Sapto Purnomo.

Latar belakang beralih menjadi interogasi Brigjen Sapto Purnomo. Saat diinterogasi, Brigjen
Sapto Purnomo terbukti terlibat dengan R Club di Jakarta Selatan dan mengakui mendapatkan
narkoba dari Kombespol Cristian. Dia juga menyebut nama Heriyanto Suswono terkait kepemilikan
tanah di daerah Senopati, yang mengejutkan pihak kepolisian. AKBP Michael, yang menyelidiki
kasus ini bersama Irjen Sigit, memberikan kesaksian mengenai awal mula penyelidikan dan perannya.
Ia menemukan bukti transaksi narkoba di rumah Sapto Purnomo dan R Club, termasuk sertifikat tanah
atas nama Heriyanto Suswono. Namun, kejanggalan muncul karena tanah tersebut dibeli oleh Sapto
Purnomo dan bukan atas nama pribadinya.

Kepolisian memutuskan untuk menginterogasi Ibu Safitri sebagai pemilik tanah sebelumnya.
Safitri mengonfirmasi transaksi tanah dengan seseorang yang mengaku sebagai Heriyanto Suswono,
namun kemudian diketahui sebagai Sapto Purnomo. Dia memberikan bukti berupa foto dan proses
pembelian tanah. Dengan hasil interogasi dan bukti yang diperoleh, pihak kepolisian menyerahkan
berita acara pemeriksaan (BAP) dan bukti kepada kejaksaan Jakarta Selatan untuk persidangan lebih
lanjut. Kasus ini semakin kompleks dengan keterlibatan Sapto Purnomo dalam narkoba dan
pemalsuan identitas serta kepemilikan tanah

7
7
Setelahnya semua sudah siap kami melakukan acara persidangan yang diawali dengan
pembacaan tata tertib persidangan oleh panitera kemudian dibuka oleh hakim ketua dan dilanjutkan
dengan pembacaan surat dakwaan oleh jaksa penuntut umum. sidang pertama yaitu mengenai tentang
identitas pelaku kemudian melibatkan beberapa saksi. selanjutnya persidangan dilanjutkan dengan
sidang terhadap terdakwa. kemudian terdakwa mengaku telah melakukan tindakan penggelapan uang
dan pengedaran narkotika. lalu terdakwa ditetapkan sebagai tersangka dan ditetapkan vonis hukuman
penjara. pada bagian selanjutnya, sebelum terdakwa masuk ke dalam sel tahanan terlebih dahulu
diadakan konferensi pers dengan menggunakan latar tempat seperti ruang konferensi pers yang
berlatar di kantor kepolisian, selanjutnya diadakan tanya jawab oleh pers/wartawan dan pihak
kepolisian. bagian akhir drama ditutup setelah adegan pengiringan para tahanan menuju sel nya.

8
BAB III

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

Kegiatan yang kami lakukan pada tanggal 27 Oktober 2022, merupakan praktik Sosiodrama
dalam mendemonstrasikan hasil praktik perlindungan dan penegakan hukum untuk menjamin
keadilan dan kedamaian yang tertera dalam mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan. Sosiodrama ini merupakan pembelajaran simulasi persidangan sesuai dengan yang
diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP). Tema sosio yang kami angkat
merupakan kasus narkotika dan penggelapan uang. Motif ini terjadi karena ulah kedua bawahan
Brigjen Sapto Purnomo dan pada waktu itu juga Brigjen Sapto Purnomo memang sedang
membutuhkan biaya untuk keperluan pendidikan anaknya di luar negeri yang budgetnya cukup tinggi.

Akhirnya, Brigjen Sapto Purnomo, Kombespol Christian, dan AKP Bima Mukti
merencanakan membuat laporan palsu tentang pemasukan dan pengeluaran uang agar orang percaya
dengan mereka. Tetapi saat Brigjen Sapto Purnomo, Kambespol Christian, dan AKP Bima Mukti
sedang merencanakan hal tersebut ada AKBP Michael yang sedang mendengar perbincangan mereka.
AKBP Michael langsung membuka HP dan merekam bukti perbincangan itu, karena AKBP Michael
tengah berupaya untuk mengungkap informasi terkait uang sitaan di SATRESKIM POLRI dan
SATRESNARKOBA POLRI. Setelah Brigjen Sapto Purnomo, Kombespol Cristian, dan AKP Bima
Mukti selesai berbicara dan meninggalkan lokasi masing-masing, AKBP Michael memutuskan untuk
masuk ke dalam apartemennya. Keesokan harinya pukul 10.00 WIB, AKPB Michael menelepon salah
satu temannya yang bekerja sebagai direktur Hukum POLRI, lalu AKBP Michael melaporkan kasus
Brigjen Sapto Purnomo melalui telepon tersebut. AKBP Michael merupakan teman satu Angkatan
Irjen Sigit. Selang 1 hari setelah itu, AKBP Michael menghubungi Irjen Pol Sigit. Setelah percakapan
keduanya berakhir, Irjen Sigit segera mengajukan surat permintaan pemeriksaan terhadap ketiga
tersangka, yaitu Brigjen Sapto Purnomo, Kombespol Cristian, dan AKP Bima Mukti. Irjen Sigit
langsung mendatangi kediaman Brigjen Sapto Purnomo Setelah sampai di kediaman Brigjen Sapto
Purnomo, Irjen Sigit langsung bertemu dengan Brigjen Sapto Purnomo untuk melakukan pemeriksaan
lebih lanjut. Irjen Sigit beserta timnya melakukan pemeriksaan menyeluruh, termasuk penggeledahan
rumah, sertifikat, dan ponsel milik Brigjen Sapto Purnomo.

Setelah melakukan penyelidikan, ternyata diketahui Bridgen Sapto Purnomo juga memiliki
Bar dan melakukan kegiatan yang berkaitan dengan narkotika. Penyelidikan pun berlanjut hingga
Penyidikan dan Bridgen Sapto Purnomo pun ditetapkan sebagai terdakwa. Setelah semua berkas
mengenai kasus ini selesai, maka persidangan pun dimulai, dari tahap pembacaan hingga akhirnya
hakim menjatuhkan vonis kepada Bridgen Sapto Purnomo.

9
3.2 Saran

Pembuatan laporan ini adalah bentuk pertanggungjawaban kami atas kegiatan sosiodrama
persidangan yang telah kami lakukan. Kami berharap dengan melaksanakan sosiadrama persidangan
ini kami dapat memahami alur persidangan hukum pidana dan sanksi hukum pidana sesuai dengan
yang telah diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP). Kami juga berharap
laporan kegiatan ini dapat bermanfaat bagi pembaca agar pembaca memiliki gambaran tentang
tahapan pelaksanaan hukum acara pidana. Adapun masih banyak kekurangan dalam pembuatan
laporan ini semoga dapat kami perbaiki pada kesempatan yang akan datang. Atas perhatiannya kami
sampaikan terima kasih.

10
LAMPIRAN

11
57
LAMPIRAN

12
PENOKOHAN DAN PERAN

NO NAMA PERAN

1. Alya Putri Salsabila Narator

2. Angel Agnesia Lontoh Hakim

3. Azzahra Ridha Nailah Penasehat Hukum

4. Bunga Nanda Dirwina Panitera

5. Clara Selly Pratiwi Jaksa Penuntut Umum

6. Cristian Marcello Emmanuel Kombespol Christian

7. Dias Subarna AKBP Bima Mukti

8. Fadhil Mohammad Anwari Bridgen Sapto Purnomo

9. Michael Adam Jhordi AKBP Michael

10. Muhammad Daffa Tsaqibulfikri Polisi

11. Muhammad Evandi Nur Rasyiid Hakim

12. Nazwa Khoerunisa Rohaniawati

13. Samantha Gabriela Rahel Solambela Hakim

14. Saskia Dwisarah Permatasari Jaksa Penuntut Umum

15. Sharfina Citra Alyani Wartawan

16. Sigit Sandilatama Irjen Pol Sigit

17. Yumna Dzakirah Saksi ( Pembelian Tanah )

18. Zahra Putri Hasanah Penasehat Hukum

13
PEMBAGIAN TIM KERJA
A. TIM NASKAH :

No. Nama Keterangan

1. Muhammad Evandi Nur Rasyiid Penanggung Jawab

2. Alya Putri Salsabila Anggota

3. Bunga Nanda Dirwina Anggota

4. Michael Adam Jhordi Anggota

5. Nazwa Khoerunisa Anggota

6. Azzahra Ridha Nailah Anggota

7. Saskia Dwisarah Permatasari Anggota

8. Sharfina Citra Alyani Anggota

9. Yumna Dzakirah Anggota

B. TIM PROPERTI :

No. Nama Keterangan

1. Angel Agnesia Lontoh Penanggung Jawab

2. Clara Selly Pratiwi Anggota

3. Cristian Marcello Emmanuel Anggota

4. Dias Subarna Anggota

5. Fadhil Mohammad Anwari Anggota

6. Muhammad Daffa Tsaqibulfikri Anggota

7. Samantha Gabriela Rahel Solambela Anggota

8. Sigit sandilatama Anggota

9. Zahra Putri Hasanah Anggota

14
Naskah Drama
Pada tanggal 13 Januari 2023 pukul 21.56 WIB, AKBP Michael pulang ke Apartemen
Purnama Angkasa, Jakarta Selatan yang ternyata juga dimiliki oleh Brigjen Pol. Drs Sapto
Purnomo S.I.K M.Tr(Han). Ketika sedang memarkirkan mobilnya di tempat parkir, AKBP
Michael secara kebetulan melihat Brigjen Sapto Purnomo bersama dengan Kombespol
Cristian dan AKP Bima Mukti.
AKBP Michael : “Aduh, ada apa Kombespol Cristian dan AKP Bima Mukti
berbicara ber 3 sama Brigjen Sapto Purnomo ya.” (dalam hati)
Saat AKBP Michael curiga terhadap Brigjen Sapto Purnomo, Kombespol Cristian,
dan AKP Bima Mukti, beliau dengan hati-hati membuka sedikit jendela mobilnya dan
mengambil ponselnya untuk merekam bukti perbincangan mereka. Kesempatan ini terasa
sangat kebetulan, karena AKBP Michael tengah berupaya untuk mengungkap informasi
terkait uang sitaan di SATRESKIM POLRI dan SATRESNARKOBA POLRI.
Brigjen Sapto Purnomo : “Kita harus membuat rencana, agar penggelapan uang ini tidak
dicurigai siapa pun.”
AKP Bima Mukti : “Rencana apa yang harus kita lakukan pak.”
Brigjen Sapto Purnomo : “Kamu buat laporan palsu tentang pemasukan dan penggeluaran
uang supaya orang percaya dengan kita.”
AKP Bima Mukti : “Siap pak.”
Kombespol Cristian : “Siap pak.”
Setelah AKBP Michael mendengarkan percakapan tersebut, akhirnya perwira itu
menutup jendela mobilnya dan meninjau kembali video serta foto yang berhasil direkam.
Setelah Brigjen Sapto Purnomo, Kombespol Cristian, dan AKP Bima Mukti selesai berbicara
dan meninggalkan lokasi masing-masing, AKBP Michael memutuskan untuk masuk ke
dalam apartemennya. Setelah tiba di dalam apartemennya, beliau duduk merenung dalam
ruangannya, mempertimbangkan apakah informasi yang beliau dapatkan seharusnya
dilaporkan atau tidak.
AKBP Michael : “Masalah ini saya harus laporin atau tidak ya?”
AKBP Michael : “Sedangkan Pak Brigjen Sapto Purnomo itu adalah atasan
saya.”
Keesokan harinya pukul 10.00 WIB, AKPB Michael menelepon salah satu temannya
yang bekerja sebagai direktur Hukum POLRI, lalu AKBP Michael melaporkan kasus Brigjen
Sapto Purnomo melalui telepon tersebut. AKBP Michael merupakan teman satu Angkatan
Irjen Sigit, walaupun Irjen Sigit memiliki pangkat yang lebih tinggi, Irjen Sigit tetaplah
teman Michael.
AKPB Michael : “Selamat siang, Sigit.”
Irjen Pol Sigit : “Siang Michael, ada apa? Tumben banget nelpon, ada masalah
apa ni?”
AKPB Michael : “Ada sesuatu yang saya ingin ceritakan kepada anda.”
15
Irjen Pol Sigit : “Coba diceritain dulu apa masalahnya?”
AKPB Michael : “Jadi gini git, saya ada kecurigaan terhadap atasan saya, Brigjen
Sapto Purnomo saya sendiri. Jadi awalnya ada uang sitaan
SATRESKIM POLRI dan SATRES NARKOBA POLRI
yang nominalnya mencapai 2,5 M. Sedangkan, uang yang
diberi Brigjen kepada saya hanya bernominal 1,3 M yang
sudah jelas ini hanya uang sitaan POLRI. Kemarin saya
sempat ke apartemen ingin mengambil barang ketinggalan
dan kebetulan tidak sengaja melihat Brigjen Sapto Purnomo
bersama dengan Kombespol Cristian dan AKP Bima Mukti
di parkiran. Saya melihatnya dari dalam mobil, kebetulan
mereka bertiga sedang membicarakan tentang kasus yang
mereka lakukan. Ada bukti yang sempat saya rekam yaitu
satu video dan tiga foto. Bukti ini bisa saya kirim kepada
anda, untuk mempermudah anda dalam penelitian lebih
lanjut.”
Irjen Pol Sigit : “Oke, saya bisa bantu.”
Irjen Pol Sigit : “Secepatnya kirim semua bukti yang dipegang. Nanti setelah
saya teliti, saya bisa hubungi anda lagi untuk kelanjutannya.”
AKPB Michael : “Oke git terimakasih banyak atas bantuannya. Nanti kabarin
saya secepatnya.”
Irjen Pol Sigit : “Baik Michael, tenang saja.”
Selang 1 hari setelah itu, AKBP Michael menghubungi Irjen Pol Sigit. Setelah
percakapan keduanya berakhir, Irjen Sigit segera mengajukan surat permintaan pemeriksaan
terhadap ketiga tersangka, yaitu Brigjen Sapto Purnomo, Kombespol Cristian, dan AKP Bima
Mukti.
Kemudian, Irjen Sigit dan anak buahnya berangkat menuju kediaman Brigjen Sapto
Purnomo pada pukul 22.10 WIB di Lenteng Agung, Jakarta Selatan. Setelah sampai di
kediaman Brigjen Sapto Purnomo, Irjen Sigit langsung bertemu dengan Brigjen Sapto
Purnomo untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut.
.
Irjen Pol Sigit : “Izin. Selamat malam Bapak, saya Irjen Sigit dari Direktur
Hukum POLRI. Kami memiliki surat perintah
penggeledahan.”
Brigjen Sapto Purnomo : “Apa yang terjadi? Mengapa anda melakukan penggeledahan?”
Irjen Pol Sigit : “Kami telah melakukan penyelidikan yang mendalam terkait
keuangan tempat Anda bekerja. Ada bukti yang
menunjukkan bahwa sejumlah uang telah menghilang. Oleh
karena itu kami ingin memeriksa terkait uang sitaan
SATRES NARKOBA sebesar 2,5 M yang di mana tertulis
bahwa uang yang masuk ke dalam pemasukan sitaan POLRI

16
hanya sebesar 1,3 M, yang di mana bapak Brigjen Pol Drs
Sapto Purnomo menjabat sebagai

17
kepala satres narkoba Polri. Maka dari itu izinkan saya untuk
melakukan penggeledahan.”
Brigjen Sapto Purnomo : “ Ini adalah tindakan yang tidak adil! Saya tahu hak-hak saya!”
Irjen Pol Sigit : “Kami mengerti bahwa ini bisa membuat Anda merasa tidak
nyaman, tetapi penggeledahan ini dilakukan berdasarkan
bukti dan dengan adanya surat izin. Kami hanya mencari
bukti yang relevan terkait dugaan penggelapan uang.”
Brigjen Sapto Purnomo : “Saya sama sekali tidak terlibat dalam penggelapan uang.
Semua ini adalah kesalahan!” (Brigjen Sapto Purnomo
semakin marah)
Irjen Pol Sigit : “Anda memiliki hak untuk membela diri dalam proses hukum.
Penggeledahan ini adalah bagian dari penyelidikan resmi,
dan kami mencari bukti yang mungkin ada dalam rumah ini.”
Brigjen Sapto Purnomo : “Saya tidak akan memberikan izin untuk penggeledahan ini!
Saya tidak punya apa-apa untuk disembunyikan, tetapi ini
adalah invasi terhadap privasi saya.” (Brigjen Sapto
Purnomo berbicara dengan tegas)
Irjen Pol Sigit : “Kami memiliki surat perintah penggeledahan yang sah. Jika
anda tetap menolak, kami akan melanjutkannya sesuai
prosedur hukum.”
Brigjen Sapto Purnomo : “Baiklah, lakukan apa yang anda mau. Tetapi saya tetap yakin
bahwa anda tidak akan menemukan apa-apa.” (Brigjen Sapto
Purnomo mengalah)
Irjen Pol Sigit : “Terima kasih atas kerja samanya. Kami akan berusaha secepat
mungkin untuk menyelesaikan penggeledahan ini dengan
seadil mungkin. Semua yang kami temukan akan dicatat dan
diuji jika perlu.”
Setelah itu, Irjen Sigit beserta timnya melakukan pemeriksaan menyeluruh, termasuk
penggeledahan rumah, sertifikat, dan ponsel milik Brigjen Sapto Purnomo. Saat proses
penggeledahan selesai, Irjen Sigit mulai merasa curiga terkait kemungkinan keterlibatan AKP
Bima Mukti dan Kombespol Cristian dalam kasus uang sebesar 1.2 M di ponsel Brigjen
Sapto Purnomo serta bukti kepemilikan usaha bar dan club malam di daerah Senopati, Jakarta
Selatan. Irjen Sigit terkejut, karena ia melihat Kombespol Cristian dan AKP Bima Mukti ada
dirumah Sapto Purnomo.
Setelah menyadari itu Irjen Sigit berteriak dan menyuruh anak buahnya dari Dirkum
Polisi Militer yaitu Sersan Zakaria untuk mengejar menggunakan senjata api karena
Kombespol Cristian lari sambil menenteng Senjata., mereka berdua nampak panik dan lari
menuju pintu darurat.
Irjen Sigit : Hay Kalian!!!! Diam di tempatt!! Sersan Zakaria Kejar mereka!!
Sersan Zakaria : Siap!!

18
Sersan Zakaria mengejar mereka dan melepaskan tembakan peringatan namun merka
tetap kabur…, karena mereka tetap lari, sesuai SOP penangkapan dan Penahan. Sersan
Zakaria akhirnya menembak kaki Kombespol Cristian, lalu Kombespol Cristian yang
membawa senjata membalas tembakan Sersan Zakaria, dan mengenai tangan Sersan Zakaria.
Sersan Zakaria sontak menembak Kombespol Cristian tepat di dadanya…, AKP Bima Mukti
yang panik melihat temannya tertembak langsung menembak Sersan Zakaria namun meleset,
Sersan Zakaria pun langsung menembak AKP Bima Mukti tepat di dadanya. Setelah Sersan
Zakaria menembak kedua tersangka itu, ia langsung menghubungi ambulans untuk segera
dibawa ke Rumah Sakit Polri.
Sersan Zakaria : “Halo, kami membutuhkan Ambulans di Apartemen Angkasa Purnama
di daerah Lenteng Agung, Jakarta Selatan.”
Setelah ambulans datang, mereka Kombespol Cristian dan AKP Bima Mukti langsung
diangkut ke ambulans, namun mereka berdua sekarat dan meninggal di perjalanan, dan
langsung di makam kan namun tidak secara hormat karena telah melakukan pelanggaran
berat dan di pecat secara tidak langsung.
Setelah merasa yakin dengan temuan tersebut, Irjen Sigit segera menghubungi Divisi
Propam Polri pada tanggal 27 Januari 2023. Langkah selanjutnya adalah melakukan
panggilan resmi kepada Sapto Purnomo sebagai tersangka untuk dihadirkan ke BAP (Berkas
Aduan Polisi) dan menjalani proses interogasi terkait kasus ini, yang mencakup perihal bar
dan dugaan penggelapan uang.
Divisi Propam Polri memanggil Brigjen Sapto Purnomo masuk ke dalam ruangan.
Divisi Propam Polri : “Selamat malam, apakah benar anda saudara Saptopurnomo ?”
Brigjen Sapto Purnomo : “Iya benar pak.”
Divisi Propam Polri : “Apakah benar saudara memiliki sebuah bar dan melakukan
penggelapan uang?”
Brigjen Sapto Purnomo : “ Tidak benar pak, saya tidak melakukan hal tersebut.”
Divisi Propam Polri : “Kami menemukan bukti yang sangat mencurigakan di ponsel
anda, termasuk pesan dan catatan keuangan yang
mengindikasikan penggelapan uang. Bisakah anda
menjelaskan ini?”
Brigjen Sapto Purnomo : “Saya tidak tahu bagaimana itu bisa ada di ponsel saya.”
(Brigjen terkejut)
Divisi Propam Polri : “Bukti ini sangat kuat, dan kami telah mengamankannya
sebagai bagian dari penyelidikan kami. Apakah anda ingin
menjelaskan lebih lanjut tentang apa yang terjadi?”
Brigjen Sapto Purnomo : “Tidak, saya tidak bersalah atas hal ini, saya tidak melakukan
apapun.”
Divisi Propam Polri : “Baiklah pemeriksaan akan kami lanjutkan di kediaman anda
nanti, terimakasih silahkan keluar.”

19
Interogasi ini telah selesai, polisi belum menemukan jawaban apapun terkait masalah
tersebut dan Sapto Purnomo ditahan selama 21 hari di POLDA Metro Jaya.
Pada tanggal 30 Januari 2023, Divisi Propam POLRI melaporkan hasil interogasi
Brigjen Sapto Purnomo.

(Telepon)
Divisi propam polri : “Halo, Pak Sigit. Saya mau memberi kabar, bahwa Brigjen
Sapto Purnomo mengaku sangat yakin tidak melakukan
penggelapan uang dan memiliki usaha bar, sehingga hasil
interogasi ini belum jelas dan sangat tidak memungkinkan
untuk membawa kasus ini ke hukum karena kita belum
memiliki bukti yang kuat.”
Irjen Pol Sigit : “Sudah pasti Brigjen Sapto Purnomo tidak mau mengaku atas
usaha bar club malam dan penggelapan uang itu.”
Divisi propam polri : “Iya Pak. Apakah Pak Sigit tahu alamat bar club malam yang
di duga milik Brigjen Sapto Purnomo?”
Irjen Pol Sigit : “Ya, Saya tau. Di daerah Senopati, Jakarta Selatan.”
Divisi propam polri : “Lebih baik kita cari tau dulu tentang bar dan club malam
tersebut pak”
Irjen Pol Sigit : “Iya benar, saya akan mencari tau tentang bar dan club malam
tersebut, terimakasih atas informasinya ya.”
Pada tanggal 31 Januari 2023 pukul 00.10 WIB Irjen Sigit mendatangi bar dan club
malam yang beralamat di daerah Senopati, Jakarta Selatan, yang di duga bar dan club malam
tersebut milik Brigjen Sapto Purnomo. Irjen Sigit datang dengan cara menyamar menjadi
pengunjung, lalu beliau memasang kamera tersembunyi yang beliau selipkan di dalam saku
kantong di sebelah dada kirinya untuk dijadikan bukti.
Setelah sesampainya Irjen Sigit di bar dan club malam tersebut, Irjen Sigit langsung
menyalakan kamera tersembunyinya itu, lalu berjalan masuk dan menyusuri serta tentunya
memerhatikan setiap sudut bar tersebut. Tak lama Irjen Sigit melihat 2 orang yang tampak
mencurigakan, lalu Irjen Sigit mendekati 2 orang tersebut.
Dias : “Malam ini lo mau berapa bungkus bro?”
Adam : “5 gram aja bang biasa.”
Dias : “Ini barangnya, barang baru kualitasnya lebih mantep dari
yang kemaren. Main
cantik ya jangan sampai ketemu petugas.”
Adam : “Iya bang aman.”

20
Dias : “Nih, langsung tf aja ke no rek biasa.”
Adam : “Oke bang siap, ini udah gue tf yaa.”
Setelah menyelesaikan pembayaran tersebut, dengan cepat adam memasukkan 5 gram
bungkus obat terlarang tersebut ke dalam sakunya. Tanpa berlama-lama, setelah mendapatkan
bukti tersebut. Irjen Sigit segera mengirimnya ke AKBP Michael dan meminta AKBP
Michael untuk membawa pasukannya untuk menggeledah club terebut.”
Irjen Sigit : “Halo, Michael. Saya sudah mendapatkan bukti tentang bar
dan club yang di duga milik Brigjen. Dan terdapat
transaksi disini, videonya sudah saya kirimkan di whatssapp,
kamu segera kesini bawa tim dan segera di geledah.”
AKPB Michael : “Wahduh siap git monitor saya langung menuju TKP.”
Sesampainya AKBP Michael disana ia lagsung mengejar dias dan adam, karena
mereka panik mereka sengaja menjatuhkan barang narkoba di jalanan, AKBP Michael
membiarkan mereka kabur namun Irjen sigit mengambil semua barang narkoba yang di
jatuhkan oleh Dias dan Adam.
AKBP Michael : “Gimana git?”
Irjen Pol Sigit : “lo liat ini deh.” (menunjukan rekaman video pada saat Irjen
Sigit berada di bar)
AKBP Michael : “Wah gila! obat-obatan terlarang sebanyak itu buat siapa aja?”
Irjen Pol Sigit : “Justru itu! gua rasa ini transaksi terbesar SeJabodetabek. Ini
terlalu luas. Kita harus selesaikan kasus ini agar tidak
meluas?”
AKBP Michael : “Kita harus telusuri lebih dalam lagi kasus ini. Harus ada bukti
kuat yang menyatakan bahwa kepemilikan bar itu atas nama
Brigjen.”
Irjen Pol Sigit : “Lebih baik kita cari kuasa hukum dari sekarang. Supaya
masalah ini lebih cepat naik ke persidangan.”
Setelah itu Irjen Sigit dan AKBP Michael bergegas. Untuk menuju kantor Propam
POLRI membuat laporan dan mengangkat kasus ini.
Sementara itu, atas perbuatan yang telah dilakukan oleh Brigjen Sapto Purnomo,
Kombespol Cristian dan AKP Bima Mukti maka Direktorat Hukum POLRI dan Propam
POLRI memutuskan untuk mengadakan upacara pemberhentian secara tidak hormat terhadap
ketiga orang ini. Hal tersebut bersamaan dengan laporan bukti terbaru dari kuasa hukum yang
telah dihubungi beberapa hari lalu.
Kuasa Hukum mulai menghubungi pihak kepolisian untuk membantu pelaksanaan
interogasi. Pihak kepolisian menyetujuinya, dan menyerahkan surat pemanggilan
pemeriksaan kepada Brigjen Sapto Purnomo.

21
INTEROGASI
INTEROGASI BRIGJEN
Pihak kepolisian : “Apakah anda tahu menahu terkait R Club di Jakarta
Selatan?” Brigjen Sapto Purnomo : “Tahu pak, sebab saya sering lewat sana untuk ke
kantor.” Pihak kepolisian : “Ada hubungan apakah anda dengan R Club ini?”
Brigjen Sapto Purnomo : “Tidak ada Pak.”
Pihak kepolisian : “Terkait kasus anda yang tersandung narkoba, darimana anda
mendapatkan barang tersebut?”
Brigjen Sapto Purnomo : “( Diam).”
Pihak kepolisian : “Atas kasus tersebut, kami sudah memiliki buktinya pak. Jadi
saya mohon anda menjawab yang sejujur-jujurnya agar dapat
meringankan hukuman bapak.”
Brigjen Sapto Purnomo : “Saya dipengaruhi bawahan saya pak.”
Pihak kepolisian : “Siapa? Dan bagaimana kronologi pengedarannya?”
Brigjen Sapto Purnomo : “Kombespol Cristian itu pak, saya dibujuk untuk mencoba
barang tersebut sekitar 1 tahun yang lalu.”
Pihak kepolisian : “Dimana Kombespol Cristian memberikan barang tersebut
pada anda?”
Brigjen Sapto Purnomo : “Di bilangan Jakarta Selatan, pak.” (Terdiam sejenak)
Pihak kepolisian : “Dekat kantor?”
Brigjen Sapto Purnomo : “Ya, Maaf pak, maksud saya tidak.”
Pihak kepolisian : “Betul itu pak? Sekali lagi, kita mohon bapak untuk

mengatakan yang sejujur-jujurnya.”


Brigjen Sapto Purnomo : “Betul, pak. Masih di Jakarta Selatan, tapi tidak dekat kantor.”
Pihak kepolisian : “Oke baik pak, pertanyaan terakhir. Bapak kenal dengan
Heriyanto Suswono?”
Brigjen Sapto Purnomo : “(Terkejut) Tidak pak! Oh tidak sama sekali tidak ada
hubungannya dengan saya.”
Pihak kepolisian : “Tenang, pak. Baik, seluruh pernyataan bapak akan
dipertanggungjawabkan nanti ketika sidang. Bapak
memiliki hak untuk dibantu oleh Pengacara. Akan kami
kabari untuk pemanggilan sidangnya. Terimakasih banyak
pak, silahkan meninggalkan ruangan ini.”
1 hari kemudian pihak kepolisian memanggil AKBP Michael untuk melakukan
interogasi sebagai saksi.

22
Pihak Kepolisian : “Baik, bagaimana pak Michael, tentang kasus ini, saya telah
menerima informasi ini bahwa bapak sendiri yang
menyelidiki kasus ini?’
AKBP Michael : “Betul, saya sendiri yang menyelediki kasus ini beserta Irjen
Sigit.”
Pihak kepolisian : “Bagaimana awal mula bapak mnegetahui kasus ini dan
keterlibatannya dengan bapak Sapto Purnomo?”
AKBP Michael : “Kebetulan pak Sapto Purnomo itu satu tempat tinggal dengan
saya, yaitu di apartemen puri angkasa daerah Lenteng Agung,
Jakarta Selatan. Pada saat itu saya baru pulang dari kantor
dan saya melihat Sapto Purnomo dan 2 anak buahnya sedang
berbincang, saya lalu mendapat kecurigaan dan langsung
membuka sedikit kaca mobil saya, lalu saya dengan
pembicaraan mereka dan saya mengambil rekaman video ini
(menunjukan video yang telah diambil oleh Michael), setelah
itu saya berasumsi bahwa Sapto Purnomo dan anak buah nya
terjaring dalam suatu jaringan narkoba yang besar. Lalu saya
langsung menelpon Irjen Sigit sebagai Direktorat Hukum
POLRI untuk menyelidiki kasus ini lebih lanjut. Kemudian
setelah kami sudah bekerja sama, kami menggeledah rumah
Sapto Purnomo berdasarkan surat perintah dari Kapolda
Metro Jaya. Disana kami mendapati bukti-bukti berupa, obat
obatan dan handophone Sapto Purnomo, kami juga melihat
ada 2 anak buah Sapto Purnomo yang lari dan ditembak mati
oleh anak buah Irjen sigit karena melakukan perlawanan saat
ingin di tangkap. Lalu setelahnya kami menelusuri bahwa
ternyata Sapto Purnomo memiliki club di daerah Senopati
yang diberi nama R Club.disana saya mendapati ada
transaksi narkoba dan kami langsung menggeledah tempat
tersebut. Lalu kmi berhasil mendapatkan kiranya 20kg sabu
dan 5 gram pil ekstasi.”
Pihak Kepolisian : “Apakah bapak memiliki bukti bahwa club itu benar milik
bapak Sapto Purnomo?”
AKBP Michael : “Saya juga telah nemukan bukti berupa sertifikat tanah yang
berkoordinat tepat di club tersebut, namun saya merasa
janggal karena di sertifikat tersebut bukan atas nama Sapto
Purnomo tetapi atas nama Heriyanto Suswono. Saya juga
teah melakukan penyelidikan ke pemilik tanah sebelumnya
dan memang benar bahwa Sapto Purnomo telah membeli
tanah itu dan membangun club nya menggunakan Sebagian
asetnya dan dana yang telah ia gelapkan.”

23
Pihak Kepolisian : “Baik bisakah bapak memberikan kontak pemilik tanah
sebelumnya?”
AKBP Michael : “Baik saya akan mengirimnya kepada tim penyidik lewat
surel.”
Pihak Kepolisian : “Baik bapak, terimakasih atas jawaban bapak yang sangat jujur
dan kooperatif kepada kami. Kami yakin jawaban bapak akan
sangat berguna bagi penyelidikan kami dan di persidangan.”
AKBP Michael : “Terimakasih Kembali pak semoga kasus ini berhasil di
selesaikan.”

1 hari kemudian di lakukan interogasi kepada Ibu Safitri selaku pemilik tanah
sebelumnya

Pihak Kepolisian : “Baik sebelumnya dengan ibu safitri?”


Safitri : “Betul pak.”
Pihak Kepolisian : “Apakah ibu dalam kondisi yang sehat dan siap menjalani
interogasi pada hari ini?”
Pihak Kepolisian : “Apakah benar ibu bertransaksi tanah dengan bapak Sapto
Purnomo?”
Safitri : “Betul pak saya sendiri yang menjual tanah peninggalan
suami

saya.”
Pihak Kepolisian : “Bagimana kronologinya bu?”
Safitri : “Saya awalnya hendak menjual tanah tersebut karena saya
membutuhkan uang untuk anak saya berkuliah, lalu bapak
saptopurnomo menghubungi saya melalui nomer telfon yang
saya pasang di iklan billboard tapi pada saat itu ia bilang nama
nya bukan sapto Purnomo pak. Melainkan atas nama Heriyanto
Siswanto, dengan menunjukan KTP nya, berarti dia memiliki
lebih dari 1 KTP dan melakukan pemalsuan identitas. Lalu
saya bertemu dengannya dan langsung melakukan deal pada
saat itu dan langsung mengurus kepemindahan pemilik tanak
oleh notaris, saya juga memiliki bukti berfoto dengan beliau
sebagai tanda deal pembelian tanah sebesar 800 m persegi
dengan harga 3 milyar.”
Pihak Kepolisian : “Baik setelah itu apakah ibu pernah bertemu lagi dengan bapak
Sapto Purnomo?”

24
Safitri : “Sejak saat itu saya tidak pernah bertemu lagi dengannya.
Saya
baru mengetahui bahwa ia Bernama Sapto Purnomo karena
AKBP Michel menemui saya untuk penyelidikan.”
Pihak Kepolisian : “Baik Ibu Safitri, terimakasih atas jawaban bapak yang sangat
jujur dan kooperatif kepada kami. Kami yakin jawaban ibu
akan sangat berguna bagi penyelidikan kami dan di
persidangan.”
Safitri : “Terimakasih Kembali pak semoga kasus ini berhasil di
pecahkan dan cepat di selesaikan.”

Setelah melakukan interogasi kepada tersangka dan saksi saksi, pihak kepolisian
menyerahkan seluruh hasi BAP kepada kejaksaan Jakarta Selatan tepatnya jaksa penuntut
umum, serta menyerahkan bukti bukti yang sudah di dapat, dan akan dituang ke berita acara
dan akan di jadwalkan untuk persidangan kasus ini.
NASKAH KONFERENSI
PERS

Polisi : “Terimakasih baik, saya mulai, Assalamualaikum Wr. Wb, selamat siang, salam
sejahtera untuk kita semua. Yang saya hormati Bapak Kapolda Metro Jaya dan
para penyidik dari Kapolda Metro Jaya, serta teman-teman media sekalian yang
berbahagia. Pada kesempatan siang hari ini saya didampingi oleh Kasat Narkoba
dan Para Penyelidik dari Polda Metro Jaya akan menyampaikan terkait
keberhasilan kasus Penyelundupan Narkoba Jenis Sabu Dan Pil Ekstasi dimana
sabu seberat 40 kg dan pill ekstasi seberat 5 gram, serta penyelundupan dan
penggelapan uang dari kasat narkoba sebesar 1,2 m.
Kasus ini terjadi pada hari Senin tanggal 01 Oktober 2022 pukul 11.00 WIB,
kemudian pelaku SP (laki-laki) berusia 52 tahun. Kemudian beberapa barang dan
alat bukti sudah berhasil diamankan kita sudah gelar ada diantaranya senjata
pembunuh (kapak), narkoba, pil ekstasi, surat tanah, rekaman video dan foto.
Motif terjadinya kasus ini berawal dari tersangka itu melakukan penggelapan
uang sebesar 1,2 miliar yang di mana uangnya itu dialihkan ke klub milik
tersangka dan di dalam klub itu, dijadikan sebagai media untuk peredaran
narkoba sejabodetabek.Pelaku di tangkap dikediamannya pada tanggal 21 Januari
oleh para penyidik dari Polda Metro Jaya. Akibat dari tindak pidana ini pelaku
sudah terjadi tersangka. Demikian terdakwa SP ( lakilaki ), dinyatakan bersalah
melakukan tindak pidana sebagaimana berdasarkan pada Pasal 114 ayat (2)
Undang-Undang Narkotika dan
Pasal 372 KUHP
Demikian ini yang bisa kami sampaikan. Setelah itu akan saya persilahkan bila
ada pertanyaan dari teman-teman media.”

Polisi : “Terima kasih sebelumnya kepada bapak polisi dan tim investigasi
yang telah mengusut kasus terkait kasus penyelundupan Narkoba dan
25
Penggelapan Uang.”

Wartawan : “Apakah laporan sudah diterima pak?”

Polisi : “Laporan sudah


Wartawan : “Lalu bagaimana kelanjutannya pak.”
Polisi : “Kami dari pihak kepolisian telah menyerahkan berkas-berkas kepada kejaksaan
untuk menindak lanjuti kasus ini di persidangan.”
Wartawan : “Dimana keberadaan pelaku sekarang.”
Polisi : “Pelaku sudah ditahan di Rutan Jakarta Selatan, Baik sekian yang dapat kami
diterima dan legalisteningsurat kuas konfirmasi tentang kasus ini.”

26
Wartawan : “Lalu bagaimana kelanjutannya pak.”

Polisi : “Kami dari pihak kepolisian telah menyerahkan berkas-berkas kepada

kejaksaan untuk menindak lanjuti kasus ini di persidangan.”

Wartawan : “Dimana keberadaan pelaku sekarang.”

Polisi : “Pelaku sudah ditahan di Rutan Jakarta Selatan, Baik sekian yang dapat kami

konfirmasi tentang kasus ini.”

27
NASKAH PERSIDANGAN

Keterangan :
• JPU : Jaksa Penuntut Umum
• PH : Penasehat Hukum

Pada hari ini tanggal 19 November 2022, sidang perkara pidana NO. REG
PERKARA 432//2022/PN Jakarta Selatan dengan terdakwa Sapto Purnomo siap dimulai.
Sebelum memulai persidangan izinkan saya membacakan tata tertib persidangan
sebagai berikut:

Panitera : “Pembacaan tata tertib persidangan.”


1. Sebelum sidang dimulai Panitera, Penuntut umum, Penasihat Hukum dan
pengunjung sidang duduk di tempatnya masing masing.
2. Dalam ruang sidang siapapun wajib menunjukkan sikap hormat kepada
pengadilan.
3. Selama sidang berlangsung, pengunjung sidang harus duduk dengan sopan dan
tertib ditempatnya masing masing.
4. Pengambilan foto, rekaman suara atau rekaman TV harus meminta izin kepada
Hakim Ketua sidang.
5. Pengunjung sidang dilarang makan, minum, merokok, membaca koran atau
melakukan tindakan yang dapat mengganggu jalannya persidangan,
6. Segala sesuatu yang diperintahkan oleh Hakim Ketua sidang untuk memelihara tata
tertib persidangan wajib dilaksanakan dengan segera dan cermat.
7. Di dalam ruang sidang, siapapun dilarang membawa senjata api, senjata tajam,
bahan peledak, atau alat maupun benda yang dapat membahayakan keamanan
sidang dan siapa yang membawanya wajib menitipkan di tempat khusus yang
disediakan untuk itu.

Panitera : “Pembacaan tata tertib persidangan selesai, Majelis Hakim memasuki ruang
sidang, hadirin dimohon untuk berdiri.”
(Hakim masuk, hadirin berdiri)

Hakim Ketua : “Hadirin dipersilahkan duduk kembali.”

28
Hakim Ketua : “Sebelum persidangan dimulai harap menonaktifkan segala
bentuk alat komunikasi dan dimohon untuk bersikap sopan dan tertib. Marilah kita
berdoa menurut agama dan kepercayaannya masing masing, berdoa mulai … Selesai.
Hakim anggota 1 siap? Hakim anggota 2 siap? Panitera dan Rohaniawati siap? Penuntut
Umum dan Penasehat Hukum siap? Pengadilan Negeri Bogor yang memeriksa dan
mengadili perkara pidana tingkat pertama, dengan nomor register perkara
432//2022/PN Jakarta Selatan dengan terdakwa Sapropurnomo. Pada hari ini Kamis,
tanggal 9 November 2022 dengan ini dinyatakan dibuka dan terbuka untuk umum.“
(ketuk palu 3x)
Hakim Ketua : “Saudara Penuntut Umum apakah saudara sudah siap untuk
menghadirkan terdakwa kedalam pengadilan?”
JPU : “Kami sudah siap Majelis Hukum. Kepada petugas diperintahkan
untuk menghadirkan terdakwa kedalam ruang persidangan!”Petugas : “Siap.”
(mengiring terdakwa masuk ruang sidang).“Terdakwa sudah siap, majelis!”
Hakim Ketua : “Terima kasih. Selamat pagi saudara terdakwa, hari ini saudara
akan diperiksa sehubungan dengan tindak pidana yang didakwakan kepada saudara.
Apakah saudara sudah siap?”
Terdakwa : “Siap Majelis.”
Hakim Ketua : “Apakah Saudara sempat ditahan terhadap perkara ini?”
Brigjen Sapto Purnomo : “Siap, iya Yang Mulia. Saya sempat ditahan di Rutan Jakarta
Selatan selama kurang lebih kurang lebih 1 bulan, Yang Mulia.”
Hakim Ketua : “Baik. Saudara terdakwa, hari ini akan dimulai pemeriksaan
terhadap perkara pidana saudara, akan tetapi sebelumnya Majelis Hakim akan
memeriksa identitas saudara-saudara terlebih dahulu.”
Hakim Ketua : Terdakwa 1
Nama : Sapto Purnomo
Umur : 52 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Kebangsaan : Indonesia
Alamat : Apartemen Purnama Angkasa, Kel.
Lenteng Agung. Kec. Jaga Karsa Kota
Jakarta Selatan
Agama : Islam
Pekerjaan : Polisi
Pendidikan : Strata 2

29
Hakim Ketua : “Sebelum saudara memberikan keterangan, maka
saudara akan disumpah terlebih dahulu menurut agama dan kepercayaan saudara.
Apakah saudara bersedia?”
Brigjen Sapto Purnomo : “Saya bersedia, Majelis.”
Hakim Ketua : “Kepada Rohaniawan diperintahkan untuk menempatkan
diri. Dan kepada saksi silahkan berdiri. Silahkan Hakim Anggota 2.”
Hakim Anggota 2 : “Saudara terdakwa silahkan berdiri, tirukan lafal janji
yangsaya ucapkan, ‘WALLAHI, SAYA BERSUMPAH SAYA AKAN
MENERANGKAN DENGAN SEBENARNYA DAN TIADA LAIN
DARIPADA YANG SEBENARNYA.’.” (Saksi mengikuti)
Hakim Anggota 2 : “Silahkan duduk kembali!”
Hakim Ketua : “Saudara telah disumpah. Maka saudara wajib memberi
keterangan yang sebenar benarnya tentang apa yang saudara lihat, dengar atau alami
sendiri dan jangan sekali kali memberikan keterangan yang palsu karenasaudara dapat
diancam dengan sanksi pidana, saudara mengerti?”
Brigjen Sapto Purnomo : “Saya mengerti, Majelis.”
Hakim Ketua : “Apakah saudara dalam keadaan sehat jasmani
maupun rohani?”
Brigjen Sapto Purnomo : “Sehat Majelis.”
Hakim Ketua : “Apakah saudara mengerti dan dapat berbahasa Indonesia
dengan baik dan benar?”
Brigjen Sapto Purnomo : “Iya, Majelis.”
Hakim Ketua : “Apakah saudara dapat mengikuti jalannya
persidanganpada hari ini?”
Brigjen Sapto Purnomo : “Dapat, Majelis.”
Hakim Ketua : “Apakah saudara mengenal Penuntut Umum?"
Brigjen Sapto : “Tidak, Majelis.”
Purnomo

Hakim Ketua : “Apakah saudara memiliki hubungan darah

dengan Penuntut Umum?”


Brigjen Sapto Purnomo : “Tidak, Majelis.”
Hakim Ketua : “Apakah saudara memiliki hubungan darah dengan kami
selaku Majelis Hukum dan Panitera?”
Brigjen Sapto Purnomo : “Tidak ada Majelis.”
Hakim Ketua : “Saudara terdakwa silahkan maju ke depan untuk
melihat BAP Saudara.”
30
(Terdakwa maju ke depan meja Majelis)
Hakim Ketua : “Apa benar ini isi BAP saudara?”
Brigjen Sapto Purnomo : “Benar, Majelis.”
Hakim Ketua : “Apakah benar ini tanda tangan saudara?”
Brigjen Sapto Purnomo : “Benar, Majelis.”
Hakim Ketua : “Apakah seluruh isi BAP benar atau ada yangSaudara
sangkal?”
Brigjen Sapto Purnomo : “Tidak, Majelis.”
Hakim Ketua : “Saudara terdakwa, apakah saudara mengerti alasan
mengapa dipanggil ke persidangan?”
Brigjen Sapto Purnomo : “Mengerti Majelis, disini saya sebagai terdakwa atas
kasus peredaran narkotika serta penggelapan dana.”
Hakim Ketua : “Apakah Hakim Anggota 1 ada pertanyaan?”
Hakim Anggota 1 : “Ada, Majelis.”
Hakim Ketua : “Silahkan.”
Hakim Anggota 1 : “Apakah saudara terdakwa mengenal 2 terdakwa lain dan
kedua saksi?”
Brigjen Sapto Purnomo : “Baik Majelis. Saya memang mengenal 2 terdakwa dan
AKBP Michael, namun saya tidak begitu mengenal Saudara Safitri.”

Hakim Anggota 1 : “Lalu bagaimana anda dapat membeli tanah yang dijual oleh
Saudara Yumna?”
Brigjen Sapto Purnomo : “Saya hanya mengenal dari perantara 2 bawahan saya itu,
sisanya mereka yang mengurus pembelian tanah, Majelis”
Hakim Anggota 1 : “Seberapa intens hubungan anda dengan Saudara Cristian dan
Bima Mukti?”
Brigjen Sapto Purnomo : “Lumayan, Majelis. Saya dengan 2 saudara tersebut memang
sering ditempatkan dalam 1 projek.”
Hakim Anggota 1 : “Sejak kapan Saudara mengenal kedua Terdakwa lain?”
Brigjen Sapto Purnomo : “Sekitar tahun 2014 atau 2015, Majelis.”
Hakim Anggota 1 : “Apakah Saudara dapat menyebutkan projek-projek apa saja
yang Saudara kerjakan dengan kedua terdakwa?”
Brigjen Sapto Purnomo : “Izin menjawab, projek yang kami lakukan diantara kasus
narkotika tahun 2014, 2016, 2018, dan 2019, Majelis.”
Hakim Anggota I : “Baik, kita langsung saja beralih pada JPU. Apakah ada pertanyaan
yang ingin disampaikan oleh JPU?”
JPU : “Ada, yang Mulia”
31
Hakim Ketua : “Dipersilahkan.”
JPU : "Brigjen Sapto Purnomo, sebagai seorang pemimpin di kepolisian,
bagaimana Anda dapat menjelaskan keterlibatan Anda dalam penggelapan dana dari usaha
terlarang bar dan penyaluran narkotika? Apakah tindakan ini mencerminkan kurangnya
integritas di dalam institusi yang Anda pimpin?"
Brigjen Sapto Purnomo: "Saya sungguh tidak mengerti bagaimana nama saya terlibat
dalam penggelapan dana dan penyaluran narkotika. Sebagai seorang pemimpin di
kepolisian, integritas selalu menjadi prioritas saya. Saya merasa ini mungkin sebuah
kesalahpahaman yang besar."
JPU : "Brigjen Sapto Purnomo, apakah Anda memiliki alasan atau
motivasi tertentu dalam penyaluran narkotika ini?"
Brigjen Sapto Purnomo : "Saya harus menegaskan bahwa semua hal ini memang terjadi
akibat ulah kedua bawahan saya. Saya pada waktu itu memang butuh uang untuk
keperluan pendidikan anak saya di luar negeri yang budgetnya cukup tinggi. Dan dari sana
keduanya mempengaruhi saya untuk berbuat hal seperti itu."
JPU : "Apakah ada embel-embel atau bagaimana?"
Brigjen Sapto Purnomo : "Ada pak, waktu itu dijanjikan keuntungannya 2x lipat.
Mereka bilang pada saya bahwa memang mereka sudah sering melakukan hal-hal tsb
walaupun dalam skala kecil."
JPU : "Skala kecil seperti?"
Brigjen Sapto Purnomo : "Saya tidak tahu detailnya, tapi mungkin teman-temannya
sudah sering mengonsumsi atau menjual, jadi mereka membantu kegiatan tersebut."
JPU : "Dalam kasus penyaluran narkotika, apakah Anda bekerja
sama dengan pihak lain, baik dari dalam kepolisian maupun dari luar, untuk melaksanakan
tindakan ini?"
Brigjen Sapto Purnomo : "Selain pengaruh-pengaruh dari bawahan saya, saya tidak
dibonekai oleh siapapun."
JPU : "Brigjen Sapto Purnomo, dapatkah Anda memberikan
informasi terperinci mengenai asal-usul barang narkotika yang Anda salurkan? Apakah
Anda memanfaatkan posisi Anda di kepolisian untuk memperoleh akses terhadap sumber-
sumber tersebut?"
Brigjen Sapto Purnomo : "Saya tidak mengetahui asal-usul barang narkotika tersebut.
Kedua bawahan saya sudah memberikan barang tersebut dalam bentuk jadi, jadi saya tidak
tahu menahu tentang asal usul barang ini."
JPU : "Yakin Saudara atas pernyataan tersebut?"
Sapto Purnomo : "Siap, yakin."
JPU : "Izin Yang Mulia, untuk menampilkan dokumentasi bukti."
32
Hakim I : "Silahkan."
JPU : " (menunjukkan bukti video di basement) Baik, Saudara Sapto Purnomo
apakah saudara bisa menjelaskan hal ini? Saudara tadi bilang bahwa anda dibonekai
bawahan saudara, tapi ada kalimat yang saudara sebutkan bahwa 'Jangan sampai ketahuan'
dan kalimat perintah seperti 'Kamu buat saja laporan palsu.' Hal tersebut menurut saya
kurang cocok dengan pernyataan yang anda sampaikan barusan."
Brigjen Sapto Purnomo : "Saya memang dibonekai, tapi saya juga berkata seperti itu
sebab saya sudah terlanjur dipengaruhi oleh mereka. Pada waktu itu, menurut saya karena
sudah terlanjur masuk dalam iming-iming mereka, saya tidak ingin hal ini merugikan
keluarga atau teman-teman saya. Makanya saya berbicara seperti itu."
Hakim 1 : "Jadi anda mengakui bahwa anda berkata seperti itu? Sekaligus mengakui
dakwaan atas penggelapan dana dari hasil penyitaan bukti kasus narkotika?"
Brigjen Sapto Purnomo : "E-eh, siap, namun dengan alasan yang jelas juga, Yang
Mulia! Saya dipengaruhi oleh bawahan-bawahan."
Hakim I : "Bagaimana alur dari usaha narkotika anda menuju penggelapan dana untuk
usaha bar?"
Brigjen Sapto Purnomo : "Saya ingin menyatakan sekali lagi bahwa uang bar bukan
saya dapat dari penggelapan dana penyitaan barang narkotika, Yang Mulia. Namun, itu dari
usaha narkotika saya dengan Cristian dan Bima Mukti. Jadi, jika ada yang berkata bahwa
saya ambil dari barang sitaan, itu tidak benar."
JPU : "Izin Yang Mulia, kami memiliki bukti sanggaham terhadap pernyataan
terdakwa. Apakah kami bisa memperlihatkan?"
Hakim I : "Silahkan."
JPU : "Ini yang mulia, dari buku kas yang ditemukan di rumah Saudara Sapto
Purnomo, nominalnya sama dengan jumlah nominal penyitaan barang. Dan kasus penyitaan
tersebut juga diketuai oleh beliau. Jadi bukti ini valid, Yang Mulia."
Hakim I : "Baik, terimakasih JPU. Ada tanggapan dari terdakwa atau kuasa hukum
terdakwa?"
PH : "Yang Mulia, terdakwa ingin menunjukkan bahwa ada ketidaksesuaian dalam
bukti yang diajukan oleh JPU. Jika kita melihat dengan seksama, tanda tangan pada buku
kas tidak sesuai dengan tanda tangan resmi terdakwa yang tercatat di instansi kepolisian. Ini
menimbulkan keraguan akan keabsahan bukti yang diajukan."
Hakim I : "Tanda tangan memang penting, tetapi apakah ini bisa dianggap sebagai bukti
utama sanggahan?"
PH : "Selain itu, Yang Mulia, kami memiliki bukti elektronik berupa log
aktivitas keuangan yang menyimpan informasi setiap kali terjadi transaksi. Dalam log ini,

33
terdakwa tidak tercatat sebagai pelaku transaksi pada tanggal-tanggal yang disebutkan
dalam buku
kas. Ini menciptakan ketidaksesuaian yang signifikan dalam klaim JPU."
Hakim : "Hmm, bukti log aktivitas keuangan akan menjadi pertimbangan penting.
Kami akan pertimbangkan kembali."
JPU : "Namun, terdakwa, apakah Anda tidak sadar bahwa sebagai seorang
pemimpin di kepolisian, Anda memiliki tanggung jawab untuk menjaga integritas dan
melindungi hukum?"
Brigjen Sapto Purnomo : "Saya menyadari itu, Yang Mulia. Namun, keputusan saya
saat itu terjadi karena saya merasa ditekan dan dibutakan oleh janji keuntungan besar. Saya
merasa sebagai korban dari situasi yang sulit."
JPU : "Tapi, apakah Anda tidak berpikir bahwa sebagai pemimpin, Anda seharusnya
lebih kuat dalam menghadapi tekanan dan frasa-frasa godaan?"
Brigjen Sapto Purnomo : "Saya memahami itu sekarang. Pada saat itu, saya merasa
sendirian dan terjebak dalam lingkaran sulit. Saya merasa seperti menjadi korban dari
kesulitan hidup yang saya hadapi."
JPU : "Daritadi anda seakan-akan sangat ditekan oleh bawahan-bawahan anda.
Darimana kami bisa percaya bahwa Anda dipengaruhi oleh bawahan-bawahan Anda?"
Brigjen Sapto Purnomo : "Baik, apakah saya bisa menyerahkan kepada tim kuasa
hukum saya, Yang Mulia?"
Hakim I : "Silahkan."
PH : "Izin, memberikan bukti chat dan pengaruh-pengaruh serta arahan dari
bawahan (menunjukkan chat). Kami masih memiliki chat ini sampai sekarang, beserta
dengan handphonenya. Jadi terbukti valid. Kemudian juga ada rekaman telepon yang akan
kami putarkan (memutarkan rekaman telepon). Bisa dilihat Yang Mulia, bahwa
Saudara Cristian dan Bima Mukti memberikan arahan yang harus dilakukan oleh Saudara
Sapto Purnomo."
*Isi Chat:*
*Cristian dan Bima Mukti dalam group chat membahas tentang arahan pemutaran dana
narkoba (untuk usaha club) serta pernyataan ciri-ciri barang-barang narkotika yang
bagus.
*Isi Telepon:*
*Bima Mukti memberikan saran dan arahan agar barang-barang terlarang tersebut untuk
dijual di club yang telah dibangun.
Hakim I : "Apakah ada tanggapan, JPU?"
JPU : "Dalam konteks ini, kami menyanggah klaim bahwa informasi dari chat
dan rekaman telepon tersebut dapat dianggap sebagai bukti yang sah. Harap diperhatikan
34
bahwa chat dan rekaman telepon dapat diubah atau dipalsukan dengan mudah. Oleh karena
itu, keabsahan bukti ini patut dipertanyakan. Selain itu, perlu ditekankan bahwa asumsi
tentang pengaruh dari bawahan tidak dapat diambil begitu saja sebagai fakta tanpa bukti
tambahan yang lebih kuat. Seharusnya tim Penasehat Hukum terdakwa membawa bukti
dari pernyataan ahli forensik digital, namun dikarenakan tidak ada, kami meminta agar
pengadilan menilai bukti ini dengan cermat dan tidak membuat keputusan berdasarkan
asumsi semata."
Hakim I : "Baik, akan kami pertimbangkan. Apakah ada pertanyaan lanjutan,
JPU dan tim Kuasa Hukum?"
JPU : "Cukup, Yang Mulia."
PH : "Apakah kami bisa menghadirkan ahli forensik digital di sidang
selanjutnya, Yang Mulia?"
Hakim I : "Mohon maaf tidak bisa, karena sidang ini akan dihabiskan dalam 1
hari. Kami sudah memberikan waktu yang sangat cukup untuk melakukan
pengumpulan bukti terhadap kasus ini. Kesalahan anda jika memang bukti krusial seperti
itu belum diuji validitasnya."
PH : "Baik, terimakasih Yang Mulia."
Hakim I : "Jika tidak ada yang akan disampaikan lagi, kepada saudara
terdakwa, silahkan menempatkan diri disamping Penasehat Hukum saudara. Dan
untuk JPU, apakah anda memiliki saksi yang ingin dipanggil untuk diperiksa dalam
persidangan ini?"
JPU : "Ya, Yang Mulia. Kami ingin memanggil Saudara AKBP Michael
sebagai saksi pertama terkait penyelidikan dan temuan awal dalam kasus ini."
Hakim I : "Baik, kami akan mencatat permintaan tersebut. Bagaimana
dengan tim Penasehat Hukum? Apakah ada keberatan atau pertanyaan terkait pemanggilan
saksi ini?" PH: "Kami tidak memiliki keberatan, Yang Mulia. Namun, kami mungkin akan
memiliki pertanyaan lebih lanjut saat pemeriksaan nanti."
Hakim I : "Baik. Persidangan akan dilanjutkan dengan pemanggilan saksi
Saudara AKBP Michael.
Hakim Ketua : “Saudara Penuntut Umum silahkan menghadirkan saksi yang pertama
ke dalam persidangan!”
JPU : “Baik Majelis. Kepada petugas Kejaksaan diperintahkan untuk
menghadirkan saksi AKBP Michael ke dalam ruang persidangan.”
Petugas : “Siap.” (memanggil saksi). “Saksi AKBP Michael sudah siap,
Majelis!”

35
Hakim Ketua : “Terima kasih kepada petugas. Selamat pagi saudara saksi, hari ini
saudara akan diperiksa terkait dengan tindak pidana yang didakwakan pada terdakwa.
Apakah saudara bersedia?”
AKBP Michael : “Bersedia, Majelis.”

Hakim Ketua : Nama : Michael


Umur : 34 Tahun
Tempat Tinggal : Garden Residence Blok A13 NO.9
Kebangsaan : Indonesia
Jenis kelamin : Laki laki
Agama : Islam
Pendidikan : Strata 2
Pekerjaan : Polisi

Hakim Ketua : “Sebelum saudara memberikan keterangan, maka saudara akan disumpah
terlebih dahulu menurut agama dan kepercayaan saudara, apakah saudara bersedia?” AKBP
Michael : “Saya bersedia Majelis.”
Hakim Ketua : “Kepada Rohaniawan diperintahkan untuk menempatkan diri. Dan
kepada saksi silahkan berdiri, silahkan Hakim Anggota 1.”
Hakim Anggota 1 : “Saudara saksi tirukan lafal sumpah yang saya ucapkan, ‘Wallahi, saya
bersumpah saya akan menerangkan dengan sebenarnya dan tiada lain daripada yang
sebenarnya’.” (saksi mengikuti)
Hakim Anggota 1 : “Silahkan duduk kembali.”
Hakim Ketua : “Saudara saksi telah disumpah, maka saudara wajib memberikan
keterangan yang sebenar-benarnya tentang apa yang saudara lihat, dengar atau alami sendiri
dan jangan sekali sekali memberikan keterangan yang palsu karena saudara dapat diancam
dengan sanksi pidana, saudara mengerti?”
AKBP Michael : “Saya mengerti, Majelis.”
Hakim Ketua : “Apakah saudara dalam keadaan sehat jasmani maupun rohani?”
AKBP Michael : “Sehat Majelis.”
Hakim Ketua : “Apakah saudara mengerti dan dapat berbahasa Indonesia dengan baik dan
benar?”
AKBP Michael : “Iya, Majelis.”

36
Hakim Ketua : “Apakah saudara memiliki hubungan darah atau hubungan pekerjaan
dengan terdakwa?”
AKBP Michael : “Hanya pekerjaan Majelis.”
Hakim Ketua : “Apakah saudara mengenal Penuntut Umum?”
AKBP Michael : “Tidak Majelis.”
Hakim Ketua : “Apakah saudara mengenal Penasehat Hukum?”
AKBP Michael : “Tidak Majelis.”
Hakim Ketua : “Apakah saudara mengenal kami selaku Majelis Hakim dan
Panitera?”
AKBP Michael : “Tidak, Majelis.”
Hakim Ketua : “Saudara saksi silahkan maju kedepan untuk melihat BAP saudara?”
AKBP Michael : (maju kedepan)
Hakim Ketua : “Apa benar ini isi BAP saudara?”
AKBP Michael : “Benar, Majelis.”
Hakim Ketua : “Apa benar ini tanda tangan saudara?”
AKBP Michael : “Benar, Majelis.”
Hakim Ketua : “Apakah seluruh BAP ini benar atau ada yang saudara sangkal?”
AKBP Michael : “Tidak ada Majelis.”
Hakim Ketua : “Baik, kepada saksi dipersilahkan untuk duduk kembali.”
AKBP Michael : “Terima kasih Majelis.”
Hakim Ketua : “Apakah saudara mengerti alasan mengapa saudara dipanggil ke
persidangan?”
AKBP Michael : “Iya Majelis, disini saya dipanggil sebagai saksi atas kasus
pembunuhan yang dilakukan saudara Saptopurnomo, Cristian, dan Bima Mukti yang saya
laporkan.”
Hakim Ketua : “Baiklah Hakim Anggota apakah ada pertanyaan?”
Hakim Anggota 1 : “Ada, Majelis.”
Hakim Ketua : “Silahkan.”
Hakim Anggota 1 : “Baik, terima kasih. Kepada saudara saksi apakah benar saudara
melihat adanya transaksi narkotika yang dilakukan oleh Saudara Cristian dan Bima
Mukti?”
AKBP Michael : “Siap betul, Yang Mulia”
Hakim Anggota 1 : “Apakah Anda mengenal terdakwa atau pihak yang terlibat dalam
transaksi ini?”
AKBP Michael : “Siap kenal, Yang Mulia”
37
Hakim Anggota 1 : “Darimana Anda mengenal Saudara Sapto Purnomo?”
AKBP Michael : “Saya mengenal Saudara Terdakwa karena saya dengan Saudara
Terdakwa merupakan kolega dalam suatu penugasan dan penyidikan kasus penanganan dan
peredaran narkotika dan obat-obatan terlarang pada bulan Agustus 2021.”
Hakim Anggota 1 : “Baik. Dimana dan kapan transaksi narkotika ini terjadi?”
AKBP Michael : “Sekitar bulan Agustus di Bar and Club XXX. Bar tersebut ada di
bilangan Jakarta Selatan, Yang Mulia”
Hakim Anggota 1 : “Apa yang Anda lihat atau dengar selama transaksi tersebut?” AKBP
Michael : “Saya mendengar ada penyebutan pembelian narkotika, sekitar 50
bungkus Yang Mulia”
Hakim Anggota 1 : “Apakah Anda memiliki bukti atau dokumentasi terkait transaksi ini?”
AKBP Michael : “Siap ada Yang Mulia, sudah saya serahkan apada Jaksa Penyidik ”
Hakim Anggota 1 : “Baik pada Jaksa Penyidik, boleh tolong diputarkan
dokumentasinya?”
JPU : “Siap yang Mulia “ (Jaksa penyidik berjalan, kemudian memutar bukti
dokumentasi transaksi narkotika oleh AKBP Bima Mukti dan Kombespol Cristian di Bar
and Club XXX)
Hakim Anggota 1 : “Baik sudah terlihat jelas ya, bagaimana transaksi dilakukan. Bisakah
Anda menceritakan dengan jelas bagaimana Anda mengetahui transaksi narkotika ini?”
AKBP Michael : “Pada awalnya, saya hanya ingin mengetahui seperti apa Bar milik
Pak Sapto Purnomo. Namun, pada saat saya masuk dan duduk, saya melihat Saudara
Cristian dan Bima Mukti melakukan transaksi dan kebetulan melihat dengan jelas ada 1
koper yang ketika dibuka terdapat berbungkus-bungkus narkotika. Jadi, ketika saya melihat
kejadian tersebut, saya langsung inisiatif merekam, Yang Mulia.”
Hakim Anggota 1 : “Baik teriamakasih. Apakah dari pihak JPU ada yang ingin
mengajukan pertanyaan?”
JPU : “Siap ada, Yang Mulia”
Hakim Anggota 1 : “Silahkan”
JPU : “Terimakasih Yang Mulia. Baik, untuk apa Saudara kesana?”
AKBP Michael : “Karena setelah penggeledahan yang dilakukan sekitar bulan
September, saya langsung ingin mencari bukti-bukti yang memperkuat laporan saya
terkait penggelapan uang, Yang Mulia.”
JPU : “Oke kita sudah beralih ke Penggelapan Uang ya. Darimana Saudara
menyadari tanda-tanda penggelapan uang yang dilakukan oleh ketiga terdakwa ini?”
AKBP Michael : “Karena saya merupakan kolega dari ketiga terdakwa dalam kasus
narkotika, Yang Mulia. Pada kasus tersebut, kami berhasil menyita sekitar 2,5 M, namun

38
nominal uang yang Saudara Sapto Purnomo laporkan hanya sekitar 1,3 M. Dari sana, saya
mulai bertanya-tanya kemana sisa uang sitaannya.”
JPU : “Lalu bagaimana anda akhirnya mengetahui ada penggelapan uang
yang dilakukan ketiga terdakwa?”
AKBP Michael : “Saya bersama Saudara Sapto Purnomo memang tinggal 1 gedung di
Apartemen ‘Purnama Angkasa’ Jakarta Selatan. Pada saat saya tiba diparkiran apartemen,
saya melihat ketiga saudara terdakwa sedang berbincang di dalam mobil . Keadaan saat itu
malam, dan jendela mobil terbuka. Karena tempat parkir saya tidak terlalu jauh dan
keadaan sangat-sangat hening dan sepi, saya bisa mendengar samar-samar percakapan
mereka.”
JPU : “Apa yang mereka bicarakan pada saat itu?”
AKBP Michael : “Saya mendengar mereka menyebut ‘penggelapan uang ini tidak
boleh terbongkar.’ Dari sana saya menyadari bahwa hal ini sepertinya ada hubungan
dengan sisa 1,2 M yang hilang. Jadi saya memutuskan untuk merekam tindakan tersebut.”
JPU : “Lalu apa yang anda lakukan setelahnya?”
AKBP Michael : “Saya langsung menyerahkan bukti ke rekan saya dari Direktorat
Hukum POLRI, supaya bisa dilakukan pelaporan ke Divisi Propam POLRI.”
JPU : “Siapa rekan Anda itu?”
AKBP Michael : “AKBP Sigit.”
JPU : “Lalu apakah AKBP Sigit mengarahkan anda bagaimana cara
melaporkan hal ini?”
AKBP Michael : “Beliau hanya meminta saya untuk menyerahkan bukti. Untuk
setelahnya, beliau menyerahkan bukti tersebut pada Divisi Propam POLRI untuk
kemudian dilayangkan surat penggeledahan”
JPU : “Kapan penggeledahan terjadi?”
AKBP Michael : “Tanggal 3 September 2022.”
JPU : “Apakah ditemukan bukti-bukti tambahan yang mendukung?”
AKBP Michael : “Sesuai laporan, ada beberapa kejanggalan termasuk buku keuangan
yang totalnya sama dengan uang-uang penyitaan yang selama ini hilang. Kemudian
ditemukan juga bukti kepemilikan sertifikat tanah yang setelah di cek, merupakan Alamat
yang sesuai dengan Bar and Club XXX. Namun, namanya tidak sesuai dengan nama asli
pak Sapto Purnomo. ”
JPU : “Kemudian apakah dilakukan tindakan lebih lanjut?”
AKBP Michael : “Dari saya sendiri tidak, tapi dari Divisi Propam Atau Direktorat
Hukum POLRI mungkin iya.”
JPU : “Oke baik terimakasih, pertanyaan kami cukup, Yang Mulia.”

39
Hakim Ketua : “Terima kasih Penuntut Umum, apakah dari Penasehat Hukum ada
yang ingin ditanyakan kepada saksi?”
PH : “Ada Yang Mulia”
Hakim Ketua : “Silahkan”
PH : “Baik. Untuk saudara AKBP Michael, saya lihat anda terlalu
mencecar kasus ini ya. Kira-kira apakah ada latar belakang tertentu mengapa anda
bersikeras memberikan hukuman kepada Saudara Sapto Purnomo.?”
AKBP Michael : “Tidak, pak”
PH : “Apa betul itu? Sebab disini sesuai keterangan yang diberikan
Saudara Sapto Purnomo kepada saya, ada indikasi balas dendam yang akan anda lakukan.”
AKBP Michael : “Sama sekali tidak ada, pak”
PH : “Ingatkah Saudara sekitar 6 tahun lalu, anda sempat dipindah
tugaskan ke wilayah Kal? Pada saat itu, Saudara dengan Saudara Sapto Purnomo sempat
bersitegang karena Saudara tidak mau dipindah tugaskan ke wilayah tersebut.”
AKBP Michael : “Memang betul sempat bersitegang, Pak. Namun tidak ada indikasi
balas dendam dari saya.”
PH : “Baik, apakah saya boleh membacakan bukti chat yang kami bawa, Majelis?”
Hakim Ketua : “Silahkan.”
PH : (membacakan bukti chat) “Bagaimana dengan hal tersebut,
Saudara?”
AKBP Michael : “Hal itu sudah sangat lama dan saya waktu itu hanya terbawa emosi
karena pemindahan tugas bersamaan dengan ibu saya yang sedang sakit keras. Ketika
mengajukan keberatan, pernyataan saya ditolak. Maka dari itu saya sempat emosi
sebegitunya, pak.”
PH : “Tapi Majelis, hal tersebut perlu ditinjau lebih lanjut, dikarenakan ada
satu indikasi yang mungkin menjadi latar belakang atau mungkin penjebakan dari
pohak lain. Terimakasih, Majelis.”
Hakim Ketua : “Baiklah, kepada saudara saksi masihkah ada keterangan lain yang
ingin saudara sampaikan dalam persidangan ini?”
AKBP Michael : “Ada Majelis, saya berharap para terdakwa dihukum sesuai dengan
hukum yang berlaku.”
Hakim Ketua : “Baiklah, terima kasih saudara saksi, keterangan saudara dianggap
cukup namun apabila dalam proses persidangan ini masih membutuhkan keterangan
saudara. Apakah saudara bersedia dipanggil kembali dalam persidangan?”
AKBP Michael : “Bersedia, Yang Mulia.”

40
Hakim Ketua : “Baiklah kepada saudara saksi silahkan mengambil kartu identitas di
Panitera, dan selanjutnya anda diperintahkan untuk duduk di kursi yang disediakan.
Saudara dilarang untuk berbincang-bincang dengan saksi lain tanpa seizin Majelis Hakim,
apakah saudara mengerti?”
AKBP Michael : “Mengerti Yang Mulia.”
Hakim Ketua : “Saudara Penuntut Umum apakah masih ada saksi lain yangakan
dihadirkan dalam persidangan ini?”
JPU : “Ada Yang Mulia.”
Hakim Ketua : “Silahkan menghadirkan saksi selanjutnya!”
JPU :“Baik, Majelis. Kepada petugas kejaksaan diperintahkan
menghadirkan saksi Yumna Dzakirah ke dalam ruang persidangan.”
Petugas : “Siap.” (memanggil saksi). “Saksi Yumna Dzakirah sudah siap
majelis!”
Hakim Ketua : “Terima kasih, selamat siang saudara saksi Yumna Dzakirah ini
saudara akan diperiksa terkait tindak pidana yang didakwakan kepada para terdakwa,
apakah saudara bersedia?”
Hana : “Bersedia, Majelis.”
Hakim Ketua : “Sebelum saudara memberikan keterangan majelis hakim
ingin mengetahui identitas saudara.”

41
Hakim Ketua

: Nama : Yumna Dzakirah


Umur : 41 Tahun
Tempat tinggal : Puri Nirwana Blok C NO. 10
Kebangsaan Jenis : Indonesia
kelamin Agama : Perempuan
Pendidikan : Islam
Pekerjaan : SMA
: Ibu Rumah Tangga

Hakim Ketua : “Sebelum saudari memberikan keterangan, maka saudari


akan disumpah terlebih dahulu menurut agama dan kepercayaan saudari, apakah saudari
bersedia?”
Yumna : “Saya bersedia, Majelis.”
Hakim Ketua : “Kepada Rohaniawan diperintahkan untuk menempatkan diri.
Dan kepada saksi silahkan berdiri. Silahkan Hakim Anggota.”
Hakim Anggota 2 : “Saudari saksi silahkan berdiri, tirukan lafal yang saya ucapkan.
‘Wallahi, saya bersumpah saya akan menerangkan dengan sebenarnya dan tiada lain
daripada yang sebenarnya’.”. (saksi mengikuti)
Hakim Anggota 2 : “Silahkan duduk kembali.”
Hakim Ketua : “Saudari saksi telah disumpah maka saudari
wajibmemberikan keterangan yang sebenar-benarnya tentang apa yang saudara
liat,dengar atau alami sendiri dan jangan sekali-kali memberikan keterangan yangpalsu
karena saudara dapat
diancam dengan sanksi pidana, saudari mengerti?”
Yumna : “Saya mengerti, Majelis.”
Hakim Ketua : “Apakah saudari dalam keadaan sehat jasmani maupunrohani?”
Yumna : “Sehat Majelis.”
Hakim Ketua : “Apakah saudari mengerti dan dapat berbahasa Indonesiadengan
baik dan benar?”
Yumna : “Iya, Majelis.”
Hakim Ketua : “Apakah saudari dapat mengikuti jalannya persidanganpada
hari ini?”
42
Yumna : “Dapat, Majelis.”
Hakim Ketua : “Apakah saudari mengenal Penuntut Umum?”
Yumna : “Tidak, Majelis.”
Hakim Ketua : “Apakah saudari memiliki hubungan darah dengan Penuntut
Umum?”
Yumna : “Tidak, Majelis.”
Hakim Ketua : “Apakah saudari memiliki hubungan darah denganPenasehat
Hukum?”
Yumna : “Tidak, Majelis.”
Hakim Ketua : “Apakah saudari memiliki hubungan darah dengan kamiselaku
Majelis Hakim dan Panitera?”
Yumna : “Tidak, ada Majelis.”
Hakim Ketua : “Apakah saudari mengenal terdakwa?”
Yumna : “Iya Majelis, tapi saya hanya mengenal terdakwa Sapto
Purnomo dengan nama lain.”
Hakim Ketua : “Apakah saudari memiliki hubungan darah atau hubungan
pekerjaan dengan terdakwa.”
Yumna : “Tidak ada, Majelis.”
Hakim Ketua : “Saudari saksi silahkan maju untuk melihat BAP saudari.”
(Saksi Maju)
Hakim Ketua : “Apa benar ini isi BAP saudari?”
Hana : “Benar, Majelis.”
Hakim Ketua : “Apa benar ini tanda tangan saudari?”
Hana : “Benar, Majelis.”
Hakim Ketua : “Apakah seluruh isi BAP benar atau ada yang saudari
sangkal?”
Hana : “Tidak, Majelis.”
Hakim Ketua : “Baik, silahkan duduk kembali.”
Hana : “Terima kasih, Majelis.”
Hakim Ketua : “Saudara saksi apakah saudara mengerti alasan mengapasaudari
dipanggil ke persidangan?”
Yumna : “Mengerti, Majelis.”
Hakim Ketua : “Hakim Anggota apakah ada pertanyaan?”
Hakim Anggota 2 : “ Tidak Ada.”
Hakim Ketua : “Baik, kita langsung saja beralih pada JPU. Apakah ada pertanyaan
yang ingin disampaikan oleh JPU?”
JPU : “Ada, yang Mulia”
43
Hakim Ketua : “Dipersilahkan”
JPU : “Baik, terimakasih yang Mulia. Untuk Saudari Yumna Dzakirah,
darimana anda mengenal Saudara Sapto Purnomo?”
Yumna : “Seingat saya, sekitar bulan Januari 2022, Pak Sapto memang sempat
membeli tanah saya di bilangan Jakarta Selatan.”
JPU : “Sebelumnya anda bilang, nama yang anda tahu dengan nama asli Saudara
Sapto Purnomo ada perbedaan. Bagaimana hal tersebut dapat terjadi?”
Yumna : “Pak Sapto memperkenalkan diri pada saya dengan nama Admiral Atmadja.
Kemudian surat-surat identitas yang diajukan Pak Sapto Purnomo seperti KTP dll itu
memang aras nama Admiral Atmadja. Jadi, saya mempercayai hal tersebut.”
JPU : “Mengapa anda langsung mempercayai terdakwa?”
Yumna : “Beliau pada waktu itu datang pertama kali mengaku bahwa beliau adalah
kenalan kakek saya yang sempat menolong kakek saya pada tahun 1998, jadi saya percaya.
Kemudian Bapak Sapto juga bilang pada saya, ‘Serahkan semua urusannya pada saya saja,
bu.’ seperti itu pak.”
JPU : “Ingat betul itu, bu?”
Yumna : “Siap betul, pak”
JPU : “Bagaimana pembayaran jual beli tanah tersebut diatur?”
Yumna : “Melalui uang tunai, Pak.”
JPU : “Sejumlah?”
Yumna : “Rp. 1.325.000.000.”
JPU : “Apakah ada indikasi orang ketiga dari transaksi ini?”
Yumna : “Kurang tahu, Pak. Sebab kan saya melimpahkan segala urusannya pada Pak
Sapto Purnomo. Jadi dibelakangnya saya tidak tahu, pak.”
JPU : “Baik cukup, Yang Mulia.”
Hakim Ketua : “Terima kasih Jaksa Penuntut Umum, apakah dari Penasehat Hukum
ada yang ingin ditanyakan kepada saksi?”
PH : “Ada Yang Mulia”
Hakim Ketua : “Silahkan”
PH : “Baik. Pada Saudara Yumna Dzakirah, apakah anda memiliki dokumentasi
terkait kejadian ini?”
Yumna : “Tidak ada, pak”
PH : “Lalu, bagaimana nih kami mampu memastikan apakah identitas palsu
tersebut
adalah Saudara Sapto Purnomo atau bukan?”
JPU : “Interupsi, izin Yang Mulia.”
Hakim Ketua : “Baik dipersilahkan”

44
JPU : “Baik terimakasih Yang Mulia. Izin menjawab Saudara Penasehat Hukum.
Untuk pembuktian, bisa dilihat dari dokumen-dokumen yang memang kami sertakan kepada
Jaksa Penyidik. Disana tertera jelas foto yang dipakai adalah foto Saudara Sapto Purnomo,
sedangkan identitasnya berbeda 360 derajat.”
PH : “ Namun, Yang Mulia. Hal tersebut tidak bisa dijadikan alat bukti yang kuat.
Bisa saja dokumen-dokumen palsu ini sengaja dibuat untuk menjatuhkan Saudara
Sapto Purnomo.”
JPU : “Tapi Saudara Penasehat Hukum, bisa dilihat dari catatan keuangan dan
Sertifikat Tanah yang ditemukan di kediaman Saudara Sapto Purnomo. Namanya cocok
dengan identitas palsu yang tertera, Yang Mulia.”

PH : “ Kepada Yang Mulia dan Saudara Penuntut Hukum, Kami tegaskan bahwa
dalam kasus ini, tidak ada bukti yang kuat yang mengindikasikan keterlibatan langsung
Saudara Sapto Purnomo dalam perbuatan yang menjadi pokok persidangan. Kami
memiliki indikasi yang jelas bahwa peran bawahan-bawahan, terutama Saudara Cristian dan
Bima Mukti, mungkin memiliki pengaruh yang signifikan dalam peristiwa ini.
Kemungkinan besar Saudara Cristian dan Bima Mukti pada saat itu merasa terancam, jadi
ada kita-kiat tertentu yang sengaja dibuat untuk menjatuhkan Saudara Sapto Purnomo.
Terlebih dilihat dari keadaan mereka yang sekarang sudah tiada, jadi pernyataan keduanya
tidak bisa diperdalam dan dipertanggung jawabkan. Maka dari itu, mohon dipertimbangkan
kembali. Terimakasih Yang Mulia”
Hakim Ketua 1 : “Baik, kepada saudara saksi masihkah ada keterangan lain yang
ingin saudara sampaikan dalam persidangan ini?”
Yumna : “Tidak ada, Yang Mulia”
Hakim Ketua : “Baiklah, terima kasih saudara saksi, keterangan saudara
dianggap cukup. Namun apabila dalam proses persidangan ini masih membutuhkan
keterangan saudara, spakah saudara bersedia dipanggil kembalidalam persidangan?”
Yumna : “Bersedia, Yang Mulia.”
Hakim Ketua : “Baiklah kepada saudara saksi silahkan mengambil kartu identitas
di Panitera, dan selanjutnya anda diperintahkan untuk duduk di kursi yang disediakan.
Saudara dilarang untuk berbincang-bincang dengan saksi lain tanpa seizin Majelis
Hakim, apakah saudara mengerti?”
Yumna : “Mengerti Yang Mulia.”
Hakim Ketua : “Baiklah pemeriksaan saksi saksi dan terdakwa dinyatakan
selesai.saudara Penuntut Umum kapan saudara siap dengan tuntutan pidana saudara?”
JPU : “Kami sudah siap sekarang Majelis.”

45
Hakim Ketua : “Baik Kepada Penuntut Umum silahkan dibacakan.”
JPU : “Baik Majelis.” (Tuntutan dibacakan). “Cukup, Majelis.” Hakim
Ketua : “Kepada ke 5 terdakwa apakah sudah mengerti isi tuntutan
Penuntut Umum?”
Terdakwa : “Kami mengerti, Majelis.”
Hakim Ketua : “Apakah saudara saudari akan mengajukan pembelaan?”
Terdakwa : “Kami serahkan sepenuhnya kepada Penasehat Hukumkami.”
Hakim Ketua : “Saudara Penasehat Hukum, apakah saudara siap dengan
pembelaan saudara?”
PH : “Kami siap hari ini juga, Majelis.”
Hakim Ketua : “Silahkan dibacakan.”
PH : “Baik, Majelis.” (dibagikan kepada Majelis Hakim dan PUlalu
dibacakan pledot)

46
PH : “Cukup, Majelis.”
Hakim Ketua : “Baik terima kasih, sekarang kami akan memberikan putusan untuk
itu kami akan berdiskusi sebentar.” (berdiskusi)
(selesai berdiskusi)
Hakim Ketua : “Saudara saudari terdakwa apakah dalam keadaan sehat jasmani
maupun rohani pada hari ini?”
Terdakwa : “Iya, Majelis.”
Hakim Ketua : “Diperintahkan kepada Penuntun Umum, terdakwa, dan Penasehat
Hukum untuk mendengarkan secara seksama. Putusan dibacakan majelis ketuadan pada
saat putusan dibacakan. Terdakwa diperintahkan untuk berdiri.”
Hakim Ketua : “PEMBACAAN PUTUSAN.” (tok 1x)
Hakim Ketua : “Kepada para terdakwa, apakah sudah mengerti isi
putusan?”
Terdakwa : “Kami mengerti, Majelis.”
Hakim Ketua : “Atas putusan tersebut maka saudara mempunyai hak hak
menolak atau menerima putusan. Mempelajari putusan sebelum menerima ataupikir
pikir. Minta penangguhan pelaksanaan putusan untuk mengajukan grasi. Saudara saudari
terdakwa, hak mana yang akan kalian gunakan.”
Terdakwa : “Kami akan menerima keputusan tersebut Majelis.”
Hakim Ketua : “Demikian seluruh proses persidangan yang mengadili pidana
pembunuhan berencana dan penggelapan uang dengan terdakwa Sapto Purnomo pada
hari ini 9 November 2022 dengan ini dinyatakan ditutup.” (Tok 3x)
Panitera : “Majelis Hakim akan meninggalkan ruangan sidang, hadirin
dimohon berdiri.” (Majelis hakim meninggalkan ruang sidang)“Hadirin dipersilahkan
duduk kembali.”
Panitera : “Demikianlah proses persidangan pada perkara
nomor 432//2022/PN Jakarta Selatan. Dengan terdakwa Sapto Purnomo pada hari ini
tanggal 9 November 2022 dengan ini dinyatakan selesai dan ditutup

47
KEJAKSAAN NEGERI JAKARTA SELATAN

“UNTUK KEADILAN”

SURAT DAKWAAN

NO.REG.PERKARA : 432/Pid.B /2022/PN.Jakarta Selatan

1.IDENTITAS TERDAKWA :

Nama Lengkap : Sapto Purnomo

Tempat Lahir : Jakarta

Umur/ tanggal lahir : 52 tahun / 20 April 1971

Jenis Kelamin : Laki-laki

Kebangsaan : Indonesia

Tempat tinggal : Apartement Purnama Angkasa Kel. Lenteng Agung, Kec. Jaga
Karsa Kota Jakarta Selatan

Agama : Islam

Pekerjaan : Tidak bekerja

Pendidikan : Strata 2

2.DAKWAAN :

Bahwa dia terdakwa Sapto Purnomo pada rentang waktu Senin tanggal 22 Januari
2022 sekitar pukul 15.30 WIB sampai Rabu tanggal 25 Mei 2022 atau setidak-
tidaknya pada waktu lain bertempat di kediaman Apartement Purnama Angkasa
Kel. Lenteng Agung, Kec. Jaga Karsa Kota Jakarta Selatan atau setidak-tidaknya
pada suatu tempat lain yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri
Jakarat Selatan Kelas I, tanpa hal atau melawan hukum menawarkan untuk dijual ,
menjual, membeli, menerima, menjadi perantara dalam jual beli, menukar atau
menyerahkan narkotika Golongan I juga melakukan penggelapan dana.

48
KEJAKSAAN NEGERI JAKARTA SELATAN
“UNTUK KADILAN”

SURAT TUNTUTAN PIDANA


No.Reg.Perkara: 432/Pid.B /2022/PN.Jakarta Selatan

MENUNTUT
Supaya majelis hukum Pengadilan Negeri Kelas I Jakarta Selatan yang memeriksa perkara ini
memutuskan:
Menyatakan terdakwa Bridgen Sapto Purnomo , bersalah melakukan tindakan pidana berlapis
penggelapan dana dan pengedaran narkoba sebagaimana diatur dalam pasal 372 KUHP dan pasal 114 ayat
(2) UURINo.35 tahun 2009.
Menjatuhkan pidana terhadap terdakawa tersebut dengan pidana penjara selama seumur hidup dengan
perintah agar terdakwa segera ditahan.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan kekuatan batin dan keteguhan iman kepada majelis hakim
Pengadilan Negeri Kelas I Jakarta Selatan dalam memutuskan perkara ini.
Demikian tuntutan pidana ini kami bacakan dan diserahkan pada sidang hari ini: 12 Oktober 2022

Bogor, 12 Oktober 2022


Hormat kami

JAKSA PENUNTUT UMUM


Clara Selly Pratiwi S.H

49
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
DAERAH METRO JAYA
RESOR JAKARTA SELATAN

Kepada : Yth. KEPALA KEPOLISIAN DAERAH METRO JAYA

Dari : KASAT RES NARKOBA

Perihal : PERMOHONAN BANTUAN

1. Rujukan:
a. Keputusan Kapolda Metro Jaya Nomor : Kep/319/XII/2022 Tentang Pemberhentian Tidak Dengan
Hormat Dari Dinas Polri a.n BRIGJEN SAPTO PURNOMO NRP 870330311 Jabatan Bintara
Wakabareskim polri.
b. Keputusan Kapolda Metro Jaya Nomor : Kep/320/XII/2022 Tentang Pemberhentian Tidak Dengan
Hormat Dari Dinas Polri a.n AKBP CRISTIAN NRP 87120262 Jabatan Bintara Kanit Res Polda Metro
Jaya.
c. Keputusan Kapolda Metro Jaya Nomor : Kep/321/XII/2022 Tentang Pemberhentian Tidak Dengan
Hormat Dari Dinas Polri a.n AKBP BIMA MUKTI NRP 83030121 Jabatan Bintara Kasat Reskrim
Polda Metro Jaya.
2. Sehubungan dengan rujukan tersebut di atas, KASATRES NARKOBA akan melakukan upacara Pemberhentian
Tidak Dengan Hormat Dari Dinas Polri kepada Personel Polda Metro Jaya yang akan dilaksanakan pada:

Hari/tanggal : Kamis, 18 Oktober 2022

Jam : 07.00 WIB s/d Selesai

Tempat : Lapangan Polda Metro Jaya

3. Berkaitan dengan poin 2 di atas dimohon kiranya ka dapat menghadirkan personel yang akan Diberhentikan
Dengan Tidak Hormat Dari Dinas Polri atas nama:
3.1 BRIGJEN SAPTO PURNOMO NRP 870330311 Jabatan Bintara Wakabareskim polri.
4. Memohon bantuan 4 (empat) personil anggota provost untuk mengapit personil yang akan di PTDH.
5. Demikian dan atas nama kerjasamanya disampaikan terimakasih.
An. KEPALA KEPOLISIAN DAERAHMETRO JAYA

KASAT RES NARKOBA

NOVRIS H. SIMANJUNTAK, SH
INSPPEKTUR POLISI DUA NRP 82110147
Tembusan:

: Dit Res Narkoba Polda Metro Jaya

50
: Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Selatan

51
NOTA KEBERATAN

( EKSEPSI)

Dalam perkara pidana atas nama Terdakwa:

Nama Lengkap : Sapto Purnomo

Tempat Lahir : Jakarta

Umur/ tanggal lahir : 52 tahun/ 20 April 1971

Jenis Kelamin : Laki-laki

Kebangsaan : Indonesia

Tempat tinggal : Apartemen Purnama Angkasa Kel. Lenteng Agung. Kec. Jaga Karsa Kota
Jakarta Selatan

Agama : Islam

Pekerjaan : Tidak Bekerja

Pendidikan : Strata 2

Kepada

Yth. Ketua Majelis Hakim

Dalam Sidang Perkara

Di JAKARTA SELATAN

Dengan hormat kami sampaikan,

Majelis Hakim yang terhormat,

Sdr. Jaksa Penuntut Umum yang terhormat,

52
Terima kasih dan rasa hormat kami sampaikan kepada Majelis Hakim yang telah memberikan
kesempatan kepada kami, sehingga kami selaku Penasehat Hukum dari Terdakwa dapat berbuat secara
maksimal dalam awal persidangan ini.

Dengan dikemukakannya keberatan/eksepsi ini dimaksudkan agar pemeriksaan perkara Terdakwadan


saksi-saksi tidak perlu diteruskan dan diadakan, karena menurut hukum, jika dari surat dakwaandan bukti
serta peraturan-peraturan hukum sudah dapat diketahui bahwa unsur-unsur uraian delik
(delictsomschrijving) tidak cermat, jelas dan lengkap dicantumkan, maka perbuatan yang didakwakan
bukanlah merupakan tindak pidana dan oleh karenanya haruslah dibebaskan dari segala tuntutan hukum
(onslag van allerechtsvervoeging) atau setidak-tidaknya dakwaan dinyatakan tidak dapat diterima, maka
perkara tersebut harus segera diputus atas dasar keberatan/eksepsi dengan tetap mengindahkan ketentuan
pasal berlapis 372 KUHP dan pasal 114 ayat (2) UU RI No. 35 Tahun 2009

Majelis Hakim Yang terhormat,

Sdr. Jaksa Penuntut Umum yang terhormat,

Telah kita ketahui bersama, bahwa Undang-Undang telah menentukan secara jelas dan tegas tentang surat
dakwaan sebagaimana ditentukan dalam Pasal 143 ayat (3) UU No. 8 Tahun 1981 yang pada pokoknya
suratdakwaan tersebut harus memuat:

1. Nama lengkap, Tempat lahir, Umur atau Tanggal lahir, Jenis kelamin, Kebangsaan,
Tempattinggal, Agama, dan Pekerjaan Tersangka/ Terdakwa;
2. Uraian secara cermat, jelas, dan lengkap mengenai tindak pidana yang didakwakan
denganmenyebutkan waktu dan tempat tindak pidana itu ditentukan

Dari ketentuan tersebut di atas, jelaslah bahwa surat dakwaan adalah merupakan dasar dari pemeriksaan
dalam persidangan untuk mencari dan menemukan kebenaran materiil (de materiel waarheid ), sehingga
apabila surat dakwaan tersebut dibuat tidak memenuhi ketentuan tersebut,maka berdasarkan pasal 143
ayat (3) UU No. 8 Tahun 1981 surat dakwaan yang demikian adalah batal demi hukum.

Bahwa, Sdr. Jaksa Penuntut Umum dalam menguraikan dakwaan terhadap Terdakwa SAPTO
PURNOMO atas pasal pasal berlapis 372 KUHP dan pasal 114 ayat (2) UU RI No. 35 Tahun 2009 , sama
sekali tidak cermat, jelas, dan lengkap atau ragu-ragu tentang unsur-unsur tindak pidana yang didakwakan
terhadapTerdakwa SAPTO PURNOMO dan tidak cermat dan jelas atau ragu-ragu dalam
menyebutkanwaktu kejadian (tempus delicti) dan tempat kejadian (locus delicti). Dakwaan Sdr. Jaksa

53
Penuntut Umum terlihat dengan jelas bahwa terkesan dipaksakan dan direkayasa, karena memang unsur-
unsur pasal yang disyaratkan dalam dakwaan Sdr. Jaksa Penuntut Umum terhadap Terdakwa SAPTO
PURNOMO sesuai faktanya tidak pernah terjadi, fakta itu seharusnya sudah dapat dilihat dari Berita
Acara Pemeriksaan (BAP) Kepolisian. Kesan dipaksakan dan rekayasa tersebut terlihat dari ketidak-
konsistenan dan kerancuannya dakwaan Sdr. Jaksa Penuntut Umum dalam menguraikan dakwaannya
terhadap Terdakwa SAPTO PURNOMO serta dalam menguraikan waktu dan tempat tindak pidana yang
di dakwakan terhadap SAPTO PURNOMO. Oleh karena itu, untuk lebih jelas dan lengkapnya kami
uraiakan sebagai berikut :

A. KEBERATAN ATAS DAKWAAN OBSCUUR LIBEL

a.Obscuur Libel Dalam Dakwaan Berlapis:

1. Dakwaan tidak jelas terhadap Pasal 114 ayat (2) Undang-Undang Narkotika. Bahwa dalam kasus
ini, tidak terdapat bukti yang kuat dan meyakinkan yang mengaitkan terdakwa dengan tindakan
pengedaran narkotika, seperti keterlibatan langsung terhadap terdakwa dalam tindakan tersebut.
Oleh karena ketidak-jelasan dan ketidak-lengkapan dakwaan Sdr. Jaksa Penuntut Umum
sebagaimana tersebut di atas, secara hukum dakwaan Sdr. Jaksa Penuntut Umum atal demi
hukum (null an void)
2. Terdakwa Sdr. Sapto Purnomo didakwa melanggar Pasal 372 KUHP yang mengatur mengenai
penggelapan barang. Kami ingin menekankan bahwa dalam kasus ini, tidak ada bukti dan
dokumentasi yang jelas terhadap pembelian tanah dan pemindahan kepemilikan yang menjadi
dasar dakwaan. Dokumentasi tersebut termasuk dengan foto, catatan transaksi yang tidak dapat di
validasi oleh pihak bank maupun pihak ahli yang terlibat dalam kasus. Oleh karena ketidak-
jelasan dan ketidak-lengkapan dakwaan yang diajukan oleh Sdr. Jaksa Penuntut Umum, kami
berpendapat bahwa dakwaan tersebut secara hukum tidak dapat dipertahankan (null and void).

KESIMPULAN

Majelis Hakim yang kami muliakan, Kami sangat mengharapkan agar Majelis Hakim benar-benar
mempertimbangkan alasan danargumentasi hukum yang dikemukakan dalam eksepsi atau nota keberatan
ini. Pertimbangkanlah eksepsi atau nota keberatan ini berlandaskan asas sesuai dengan hukum acara (due
process) dansesuai dengan hukum (due to the law), sehingga dapat membenarkan dan mengabulkan
kesimpulan yang kami kemukakakan, yaitu dakwaan berlapis terhadap terdakwa tidak bisa diterima
karena secara hukum bersifat tidak dapat dipertahankan (null and void).

54
PERMOHONAN

Sesuai dengan alasan-alasan yang dikemukakan dan telah disampaikan di atas, kami Tim Penasihat
Hukum Terdakwa SAPTO PURNOMO selanjutnya memohon kepada Majelis Hakim yang memeriksa
dan mengadili perkara ini mengambil keputusan:
1. Menyatakan menerima dalil-dalil serta alasan-alasan yang diuraikan oleh Penasihat
hukumTerdakwa Sapto Purnomo dalam eksepsi atau keberatan Penasihat hukum Terdakwa
Sapto Purnomo atas surat dakwaan jaksa penuntut umum dalam perkara ini.
2. Menyatakan hasil Berita Acara Pemeriksaan oleh Penyidik dari Polda Jawa Timur
terhadap Terdakwa Sapto Purnomo cacat hukum dan BAP tersebut Batal Demi Hukum dan/atau
setidak-tidaknya tidak sah.
3. Menyatakan Surat Dakwaan Jaksa Penuntut Umum terhadap Terdakwa SAPTO
PURNOMO perkara pidana Nomor: 432/Pid.B/2022/PN.Jakarta Selatan, adalah Batal demi
hukum dan/ataudibatalkan
4. Meringankan hukuman terhadap Sdr. Sapto Purnomo.

55
KEJAKSAAN NEGERI JAKARTA SELATAN “UNTUK

KEADILAN”

SURAT DAKWAAN

NO.REG.PERKARA : 432/Pid.B /2022/PN.Jakarta Selatan

1.IDENTITAS TERDAKWA :

Nama Lengkap : Sapto Purnomo

Tempat Lahir : Jakarta

Umur/ tanggal lahir : 52 tahun / 20 April 1971

Jenis Kelamin : Laki-laki

Kebangsaan : Indonesia

Tempat tinggal : Apartement Purnama Angkasa Kel. Lenteng Agung, Kec. Jaga
Karsa Kota Jakarta Selatan

Agama : Islam

Pekerjaan : Tidak bekerja

Pendidikan : Strata 2

2.DAKWAAN :

Bahwa dia terdakwa Sapto Purnomo pada rentang waktu Senin tanggal 22 Januari
2022 sekitar pukul 15.30 WIB sampai Rabu tanggal 25 Mei 2022 atau setidak-
tidaknya pada waktu lain bertempat di kediaman Apartement Purnama Angkasa
Kel. Lenteng Agung, Kec. Jaga Karsa Kota Jakarta Selatan atau setidak-tidaknya
pada suatu tempat lain yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri
Jakarat Selatan Kelas I, tanpa hal atau melawan hukum menawarkan untuk dijual ,
menjual, membeli, menerima, menjadi perantara dalam jual beli, menukar atau
menyerahkan narkotika Golongan I juga melakukan penggelapan dana.
56
POLRI DAERAH JAKARTA SELATAN

RESOR JAKARTA SELTAN

SEKTOR KEBAYORAN BARU

Jl. Wijaya II Kode Pos 12160

SURAT PERINTAH TUGAS

Nomor: SPRINGAS/ 0813/ IV/2016/sek bkn kota

PERTIMBANGAN : Bahwa dalam rangka mendukung kelancaran pelaksanaan kegiatan dan anggaran
yang tertuang dalam RKA-KL/DIPA Polres Jakarta Selatan TA 2016 dipandang perlu mengeluarkan Surat Perintah seperti
tersebut dibawah ini.

DASAR : Undang undang No. 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia

2. Rencana Kerja Kepolisian Resor Kampar tahun 2016

D I PE R I N TAH KAN

K E PADA : AKBP MICHAEL 86040356

BHANBINKAMTIBMAS POLSEK JAKARTA SELATAN

UNTUK : 1. Disamping melaksanakan tugas dan tanggung jawab sehari-hari ditunjuk


sebagai Pengguna dan penanggung jawab penanggulangan narkotika.

2. Bertanggung jawab sepenuhnya terhadap penyelidikan dan penyidikan tindak


pidana penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba.

3. Surat perintah ini berlaku dari tanggal 01 Agustus s/d 31 Agustus 2016

4. Melaksanakan Perintah ini dengan seksama dan penuh rasa tanggung jawab dan
membuat laporan kegiatan tiap kali melaksanakan tugas.

SELESAI :-

Dikeluarkan di : Jakarta Selatan

Pada Tanggal : 17 Juli 2016

KEPALA KEPOLISIAN SEKTOR JAKARTA SELATAN

ERA MAIFO, S.H

INSPEKTUR POLISI SATU NRP 75050621

Tembusan :

1. Kapolda Metro Jaya


2. Resor Jakarta Selatan

57
SURAT KUASA KHUSUS
No. /SK/ASA/ADV/PID/2022

Yang bertanda tangan dibawah ini: {Laki-laki}, {21 April 1971}, {52 tahun},
{Kewarganegaraan WNI}, {Islam}, {Polisi} {Strata II}
{Apartement Purnama Angkasa Kel. Lenteng Agung, Kec.
Jaga Karsa Kota Jakarta Selatan}
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, selanjutnya disebut sebagai Pemberi Kuasa;

MEMBERIKAN WEWENANG PENUH KEPADA


1. Azzahra Ridha Nailah, S.H., M.H.
ADVOKAT PENASIHAT HUKUM, baik bersama-sama maupun sendiri-sendiri,berkantor pada
Kantor Advokat Law Office ASA & PARTNERS Jl. Raya Kerobokan No. 99 X, Singaraja-Bali 81171.
Pemberi Kuasa memilih kediaman hukum / domisili hukum di kantor tersebut di atas. Selanjutnya
disebut sebagai Penerima Kuasa:
KHUSUS
Untuk mendampingi, memberikan nasihat hukum dan melakukan pembelaan dalam arti seluas-
luasnya tanpa sesuatu yang dikecualikan kepada Tersangka / Pemberi Kuasa tersebut di atas
sehubungan dengan adanya sangkaan melakukan tindak pidana sebagaimana diatur dalam Pasal [...]
Kitab Undang- Undang Hukum Pidana (KUHP) sesuai dengan Laporan Polisi Nomor: ............ dalam
Perkara Pidana di [Polsek/Polres/Polda]tertanggal [..
Untuk itu dalam hal dan dalam hubungannya dengan perkara dimaksud Penerima Kuasa berwenang
untuk menghadap di depan atau melakukan surat-menyurat dengan Pengadilan Negeri. Pengadilan
Tinggi, dan Mahkamah Agung Republik Indonesia: menghadap di depan atau melakukan surat-
menyurat dengan Institusi Kepolisian Repubik Indonesia. Institusi Kejaksaan Republik Indonesia,
Institusi-institusi Negeri/Pemerintah maupun Institusi-institusi Swasta. Mendampingi Pemberi Kuasa
di setiap tingkatan pemeriksaan. Membuat, Menandatangani Surat Permohonan Penangguhan
Penahanan. Mendampingi pemberi kuasa sebagai Penasehat Hukum di depan pemeriksaan sidang
Pengadilan Negeri [J Menghadiri semua tahapan persidangan. Membuat. Menandatangani dan
Mengajukan Keberatan Eksepsi, Membuat Menandatangani, dan Mengajukan Duplik atas Replik
Eksepsi. Mengajukan

58
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DAERAH METRO JAYA


RESOR JAKARTA SELATAN
Jl. Wijaya II NO. 42, KEC. KBY. BARU, Kota Jakarta Selatan
Jakarta Selatan, September 2022

Nomor : 432 /Pid.B/2022/PN Jakarta Selatan

Klasifikasi :BIASA

Lampiran : 2 (dua) berkas.

Perihal : Pengiriman Tersangka dan Barang Bukti

a.n. Sapto Purnomo Bin Soni Sudirman

Kepada

Yth. KEPALA KEJAKSAAN NEGERI

JAKARTA SELATAN

di

Jakarta Selatan.

• Rujukan:
8. Surat dari Kajari Jakarta Selatan Nomor : 432/Pid.B/2022/PN Jakarta Selatan, tanggal 07
September 2022, perihal Pemberitahuan hasil Penyedikan perkara a.n. Sapto Purnomo Bin
Soni Sudirman sudah lengkap (p.21)
: Surat Kepala Kepolisian Resor Jakarta Selatan Nomor : 432/Pid.B/2022/PN Jakarta Selatan
Resnarkoba, tanggal 07 September 2022 tentang Pengiriman Berkas Perkara a.n. Tersangka
Sapto Purnomo Bin Soni Sudirman

59
: Sehubungan dengan hal tersebut diatas, bersama ini dikirimkan Tersangka dan Barang Bukti
dengan identitas sebagai berikut :
Nama : Sapto Purnomo
Tempat / Tgl. Lahir : Jakarta / 20 April 1971
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Polisi
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Alamat : Apartemen Purnama Angkasa Kel. Lenteng Agung, Kec. Jagakarsa
Kota Jakarta Selatan.

3. Dan terhadap barang bukti didalam perkara ini terlampir didalam berkas perkara dimaksud.
4. Agar KA mengirimkan turunan Surat Pelimpahan Perkara serta Surat Dakwaan dan Salinan Surat
Putusan Pengadilan (VONIS).
5. Demikian untuk menjadi periksa.

An. KEPALA KEPOLISIAN DAERAH METRO JAYA


KASAT RES NARKOBA

U. b

Kaur Bin Ops


Selaku Penyidik,

NOVRIS H. SIMANJUNTAK, SH
INSPPEKTUR POLISI DUA NRP 82110147

Tembusan :

1. Dit Res Narkoba Polda Metro Jaya.


2. Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

60
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DAERAH METRO JAYA

RESOR JAKARTA SELATAN


Jl. Wijaya II NO. 42, KEC. KBY. BARU, Kota Jakarta Selatan
Jakarta Selatan, September 2022

Nomor : 432 /Pid.B/2022/PN Jakarta Selatan

Klasifikasi :BIASA

Lampiran : 2 (dua) berkas.

Perihal : Pengiriman Tersangka dan Barang Bukti

a.n. CRISTIAN Bin Axel Immanuel

Kepada

Yth. KEPALA KEJAKSAAN NEGERI

JAKARTA SELATAN

di

Jakarta Selatan.

1. Rujukan:
a. Surat dari Kajari Jakarta Selatan Nomor : 432/Pid.B/2022/PN Jakarta Selatan, tanggal 07
September 2022, perihal Pemberitahuan hasil Penyedikan perkara a.n. Cristian Bin Axel
Immanuel sudah lengkap (p.21)
b. Surat Kepala Kepolisian Resor Jakarta Selatan Nomor : 432/Pid.B/2022/PN Jakarta Selatan
Resnarkoba, tanggal 07 September 2022 tentang Pengiriman Berkas Perkara a.n. Tersangka
Cristian Bin Axel Immanuel
dengan identitas sebagai berikut :
Nama : Cristian
Tempat / Tgl. Lahir : Jakarta / 14 Januari 1990
Jenis Kelamin : Laki-laki

61
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DAERAH METRO JAYA


Pekerjaan : Polisi
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Alamat : Perumahan Emerald Blok B NO. 7 Kel. Jati Padang, Kec. Pasar
Minggu Kota Jakarta Selatan.

3. Dan terhadap barang bukti didalam perkara ini terlampir didalam berkas perkara dimaksud.
4. Agar KA mengirimkan turunan Surat Pelimpahan Perkara serta Surat Dakwaan dan Salinan Surat
Putusan Pengadilan (VONIS).
5. Demikian untuk menjadi periksa.

An. KEPALA KEPOLISIAN DAERAH METRO JAYA


KASAT RES NARKOBA

U. b

Kaur Bin Ops


Selaku Penyidik,

NOVRIS H. SIMANJUNTAK, SH
INSPPEKTUR POLISI DUA NRP 82110147

Tembusan :

1. Dit Res Narkoba Narkoba Polda Metro Jaya.


2. Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

62
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
DAERAH METRO JAYA

RESOR JAKARTA SELATAN


Jl. Wijaya II NO. 42, KEC. KBY. BARU, Kota Jakarta Selatan

Jakarta Selatan, September 2022

Nomor : 432/Pid.B/2022/PN Jakarta Selatan

Klasifikasi :BIASA

Lampiran : 2 (dua) berkas.

Perihal : Pengiriman Tersangka dan Barang Bukti

a.n. Bima Mukti Bin Cecep Hendra Mukti

Kepada

Yth. KEPALA KEJAKSAAN NEGERI

JAKARTA SELATAN

di

Jakarta Selatan

1. Rujukan:
a. Surat dari Kajari Jakarta Selatan Nomor : 432/Pid.B/2022/PN Jakarta Selatan, tanggal 07
September 2022, perihal Pemberitahuan hasil Penyedikan perkara a.n. Bima Mukti Bin
Cecep Hendra Mukti sudah lengkap (p.21)
b. Surat Kepala Kepolisian Resor Jakarta Selatan Nomor : 432/Pid.B/2022/PN Jakarta Selatan
Resnarkoba, tanggal 07 September 2022 tentang Pengiriman Berkas Perkara a.n. Tersangka
Bima Mukti Bin Cecep Hendra Mukti
dengan identitas sebagai berikut :

63
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
DAERAH METRO JAYA
Nama : Bima Mukti
Tempat / Tgl. Lahir : Jakarta / 07 April 1992
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Polisi
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Alamat : Rainbow Hill Blok E2 NO. 2, Kel. Grogol Utara, Kec. Kebayoran
Kota Jakarta Selatan.

3. Dan terhadap barang bukti didalam perkara ini terlampir didalam berkas perkara dimaksud.
4. Agar KA mengirimkan turunan Surat Pelimpahan Perkara serta Surat Dakwaan dan Salinan
Surat Putusan Pengadilan (VONIS).
5. Demikian untuk menjadi periksa.

An. KEPALA KEPOLISIAN DAERAH METRO JAYA


KASAT RES NARKOBA

U. b

Kaur Bin Ops


Selaku Penyidik,

NOVRIS H. SIMANJUNTAK, SH
INSPPEKTUR POLISI DUA NRP 82110147

64
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
DAERAH METRO JAYA
Tembusan :

1. Dit Res Narkoba Narkoba Polda Metro Jaya.


2. Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

65
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
DAERAH METRO JAYA

SERTIFIKAT
HAK MILIK
NIB : 32.10.00000001.1
Hak Milik ini terletak di Senopati, Jakarta Selatan, DKI Jakarta 12930 Seluas 800 m² (Delapan Ratus meter
persegi)
PEMEGANG HAK : HERIYANTO SUSWONO
Berdasarkan Surat Keputusan Pemberian Hak Kepala Kantor Pertanahan Kota Jakarta Selatan Tanggal 12 Maret
2021 Nomor 5MM/BPN 19/2021
BATASAN :
Digunakan untuk Lahan Bar
KEWAJIBAN : 1.Mengusahakan
tanah secara akt
2. Memelihara tanah, termasuk menambah kesuburannya dan mencegah kerusakannya serta menjaga kelestarian
lingkungan hidup
BIDANG TANAH :
Bidang tanah ini telah diukur berdasarkan
Surat Ukur pada tanggal 22 Oktober 2020

CATATAN :
Dibebani Hak Tanggungan Nomor 4/2021 Peringkat Pertama berdasarkan Akta Pembertan Hak Tanggungan Nomor
SIAPHT/2020 tanggal yang dibuat oleh dan dihadapan PPAT Art Sukama, SH, M.Kn, sebesar Rp. 1.350.000.000,00- (Satu
Milyar Tiga Ratus Lima Puluh Juta Rupiah), dengan Kreditor PT Bank Nasional Indonesia.

66
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
DAERAH METRO JAYA

Kepala Kantor Pertanahan


Jakarta Selatan

Sukarta Prihatin
NIP. 13121098764

Jalan Raya Tanjung Barat No.1. RW.1. Tanjung Barat. Kecamatan Jagakarsa. Kota Jakarta Selatan.
Perhatian :
Asli dokumen ini berbentuk Dokumen Elektronik yang ditandatangani dengan Tanda Tangan Elektronik yang telah disertifikasi oleh BSE
Dilarang melakukan penyebaran dan/atau penggandaan kepada pihak lain yang tidak terkait.
Dilarang melakuan pemalsuan surat atau manipulasi informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik dapat dikenakan Pasal 263 KUH
Pidana dengan ancaman pidana paling lama 6 (enam) tahun penjara dan/atau Pasal 35 dan Pasal 51(1) UU ITE dengan ancaman hukuman
paling lama 12 (dua belas) tahun penjara dan denda paling banyak Rp.12 Millar

67
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
DAERAH METRO JAYA

SOSIO DRAMA

68
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
DAERAH METRO JAYA

69

Anda mungkin juga menyukai