Anda di halaman 1dari 25

PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF TEORI SOSIOLOGI

Muhammad Rusydi Rasyid


Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar
Jl. Sultan Alauddin No. 36 Samata Gowa
Email: mrusydi1972@gmail.com

Abstrak:
Sosiologi merupakan pendekatan studi tentang pendidikan, menghantar-
kan untuk memahami kaitannya sosiologi dengan pendidikan. Sosiologi
pendidikan memiliki perspektif yang beragam, sejalan dengan
keragaman yang terjadi dalam perspektif kajian sosiologi pada
umumnya. Juga memahami pembagian perspektif sosiologi pendidikan
yang berorientasi makro dan mikro dengan sejumlah teori yang
berpayung di dalam perspektifnya. Sosiologi pendidikan dapat membantu
memahami peren- canaan, proses implementasi dan implikasi penerapan
progam maupun kebijakan tertentu. Dalam pembagian perspektif
sosiologi pendidikan akan diperlihatkan perbedaan sosiologi
pendidikan yang berorientasi pada dimensi kajian makro dan dimensi
kajian mikro. Selain itu, dipaparkan pula Teori Fungsional Struktural,
Teori Konflik, Teori interak- sionisme simbolik. Sosiologi memberi
sumbangan yang berarti bagi mereka yang tertarik dalam upaya
melakukan kajian kritis terhadap apa yang terjadi di masyarakat. Jika kita
bisa memahami apa yang ada di lingkungan sekitar, maka besar peluang
kita untuk dapat mengendalikan perubahan masyarakat.

Abstract:
Sociology is an educational study approach, delivering to understand the
relation of sociology to education. Sociology of education have diverse
perspectives, in line with the diversity of perspectives that occurred in the
study of sociology in general. Also understand the distribution of
educational sociology perspective oriented in macro and micro with
a number of theories within its perspective. Sociology of education can
help to understand the planning, the implementation process and the
implications of the implementation of certain programs or policies. In the
division of educational sociology perspectives, it will be demonstrated the
differences in educational sociology oriented in macro and micro studies.
Beside that, it also presents the structural functional theory, the conflict
theory, and the theory of symbolic interactionism. Sociology contributes
significantly for those interested in efforts to conduct a critical assessment
of what is happening in society. If we can understand what is in
the society, then great opportunities for us to be able to control the
changes in society.

Kata kunci:
Teori Fungsional Struktural, Teori Konflik, Teori Interaksionisme
Simbolik

274 PENDIDIKAN DALAM


AULADUNA,
PERSPEKTIF
VOL. 2TEORI
NO. 2SOSIOLOGI 2015: 274-286RUSYDI RASYID) 274
DESEMBER(MUHAMMAD
LATAR belakang sosial lahirnya sosiologi adalah perubahan masyarakat di
Eropa Barat akibat Revolusi industri di Inggris dan Revolusi Prancis. Banyak

275 PENDIDIKAN DALAM


AULADUNA,
PERSPEKTIF
VOL. 2TEORI
NO. 2SOSIOLOGI 2015: 274-286RUSYDI RASYID) 275
DESEMBER(MUHAMMAD
1991: 1). Era transisi perubahan
orang pada masa itu berharap sosial tersebut menimbulkan
bahwa revolusi industri dan konsekuensi logis yang
revolusi Prancis bakal membawa unpredictable kedatangannya,
kemajuan dengan munculnya antara lain merebaknya keraguan
teknologi baru yang memper- akan nilai dan tatanan normatif
mudah sekaligus meningkatkan yang telah mapan, mengalami
produksi masyarakat dan erosi jika tidak dilakukan
berharap akan timbul kesamaan penguatan orientasi. Bantuan ilmu
(egaliter), persaudaraan sosiologi dengan segala
(fraternite) dan kebebasan (liberte) komponen konsepsionalnya
yang menjadi semboyan dari mendapat sambutan positif dari
revolusi. Akan tetapi, sesuatu kalangan praktisi pendidikan,
yang diharapkan tidak sesuai sebagai wujud alternatif untuk
dengan kenyataan. Revolusi memperkuat ketahanan sosial
memang telah mendatangkan melalui pendidikan.
perubahan, namun pada saat Pendidikan merupakan alat
yang sama juga telah untuk mengembangkan
mendatangkan kekhawa- tiran kesadaran diri sendiri dan
yang lebih besar yaitu timbulnya kesadaran sosial menjadi suatu
anarki –situasi tanpa aturan– dan paduan yang stabil sehingga
kekacauan lebih besar pasca pendidikan tidak dapat dipisahkan
revolusi. Sebagai akibat dari dari kehidupan sosial. Pendidikan
revolusi industry, timbul sangat dibutuhkan oleh
kesenjangan sosial yang baru masyarakat. Oleh karena itu,
antara yang kaya dan yang pendidikan bersifat fungsional
miskin. dalam sistim kehidupan manusia.
Perubahan tatanan sosial Aktivitas masyarakat dalam
kehidupan masyarakat Eropa pendidikan merupakan sebuah
pada sekitar awal abad ke-20 proses sehingga pendidikan dapat
menyebabkan manfaat sosiologi dijadikan instrument oleh individu
menjadi penting dalam untuk dapat berintraksi secara
mendampingi proses-proses tepat di komunitas dan
pendidikan di Eropa. masyarakatnya. Pada sisi yang
Perkembangan tersebut lain, sosiologi pendidikan akan
merupakan efek dari revolusi memberikan penjelasan yang
sosial di berbagai penjuru wilayah relevan dengan kondisi kekinian
Eropa yang memicu akselerasi masyarakat, sehingga setiap
perubahan arah perkembangan individu sebagai anggota
masyarakat Eropa (Ahmadi, masyarakat dapat menyesuaikan

276 PENDIDIKAN DALAM


AULADUNA,
PERSPEKTIF
VOL. 2TEORI
NO. 2SOSIOLOGI 2015: 274-286RUSYDI RASYID) 276
DESEMBER(MUHAMMAD
diri dengan pertumbuhan dan
perkembangan berbagai
fenomena yang muncul dalam
masyarakatnya (Batubara, 2004:
13-14).
Namun demikian,
pertumbuhan dan perkembangan
masyarakat merupakan bentuk
lain dari pola budaya yang
dibentuk oleh suatu masyarakat.
Pendidikan tugasnya tentu
saja memberi penjelasan
mengapa suatu fenomena
terjadi, apakah fenomena tersebut
merupakan sesuatu yang harus
terjadi, dan bagaimana
mengatasi segala implikasi yang
bersifat buruk dari

277 PENDIDIKAN DALAM


AULADUNA,
PERSPEKTIF
VOL. 2TEORI
NO. 2SOSIOLOGI 2015: 274-286RUSYDI RASYID) 277
DESEMBER(MUHAMMAD
Paradigma besar dalam sosiologi
berkembangnya fenomena kemudian berkembang menjadi
tersebut, sekaligus memelihara tiga, yaitu: Pertama, struktural,
implikasi dari berbagai fenomena fungsional dan interaksionisme.
yang ada. Para pendidik –sadar atau tidak–
Kajian sosiologi pendidikan menganut salah satu paradigma
menekankan implikasi dan akibat sosiologi. Teori-teori ini akan
sosial dari pendidikan dan menjadi concern pembahasan
memandang masalah-masalah dalam makalah ini.
pendidikan dari sudut totalitas Rumusan Masalah
lingkup sosial kebudayaan,
Berdasarkan uraian di atas,
politik dan ekonomisnya bagi
maka maka major problem dalam
masyarakat. Sosiologi pendidikan
makalah ini adalah bagaimana
memandang gejala pendidikan
pendidikan dalam perspektif teori
sebagai bagian dari struktur sosial
sosiologi? Sebagai penjabaran
masyarakat (Khaldun, 2008: 73).
dari major problem maka
Lembaga-lembaga, kelompok
disusunlah sub masalah sebagai
sosial dan proses sosial terdapat
berikut:
hubungan yang saling terjalin, di
1. Bagaimana pendidikan dalam
dalam interaksi sosial itu individu
perspektif teori fungsional
memperoleh dan struktural?
mengorganisasikan pengalaman- 2. Bagaimana pendidikan dalam
nya (Rudito dan Famiola, 2008: perspektif teori konflik teori
58-59). sosiologi?
Penjelasan tersebut melekat 3. Bagaimana pendidikan dalam
kuat aspek sosiologisnya. perspektif teori interaksionisme
Sementara dari segi simbolisme?
paedagogisnya, bahwa seluruh
PEMBAHASAN
individu dan masyarakat dari
anak-anak sampai orang Teori Fungsional Struktural
dewasa, kelompok-kelompok
Teori fungsional struktural
sosial dan proses-proses
berkembang pada tahun 1940-
sosialnya, berlangsung di
1950-an, dan dianggap sebagai
seputar sistem pendidikan yang
standard theory yang banyak
selalu bergerak dinamis.
dianut oleh sosiolog. Emile
Tidak dapat dipungkiri bahwa
Durkheim dan Max Weber
beberapa grand theory yang
dianggap sebagai inspirator
terukir dalam sejarah menjadi
fungsional struktural. Durkheim
sebuah paradigma yang
menganggap bahwa masyarakat
mempengaruhi dunia pendidikan.

278 PENDIDIKAN DALAM


AULADUNA,
PERSPEKTIF
VOL. 2TEORI
NO. 2SOSIOLOGI 2015: 274-286RUSYDI RASYID) 278
DESEMBER(MUHAMMAD
adalah totalitas organis dengan
realitasnya masing-masing yang
mempunyai sejumlah kebutuhan
dan fungsi yang harus dipenuhi
sehingga masyarakat tetap
sustainable (Susdiyanto,
2009: 27). Di Amerika teori ini
berkembang melalui jalur Talcot
Parsons dan

279 PENDIDIKAN DALAM


AULADUNA,
PERSPEKTIF
VOL. 2TEORI
NO. 2SOSIOLOGI 2015: 274-286RUSYDI RASYID) 279
DESEMBER(MUHAMMAD
terjadi konflik dalam masyarakat
Robert Merton. Teori ini maka dianggap integrasi sosial
menekankan aspek keteraturan dan keseimbangan tidak berfungsi
dan menghindari konflik. Teori ini sehingga diperlukan usaha untuk
berpendapat bahwa masyarakat segera mencarikan solusi agar
suatu sistem yang diiba- ratkan masyarakat tetap berada dalam
seperti tubuh yang terdiri atas keseimbangan (O’Dea, 1995: 3).
bagian-bagian yang saling berkait, Teori ini mempunyai asumsi
menyatu antara satu dengan yang bahwa setiap struktur dalam
lainnya dan masing-masing sosial, fungsional terhadap yang
mempunyai peran (Ritzer, 2009: lainnya. Fungsi merupakan
25). Bagian yang satu dengan akibat -akibat yang dapat diamati
lainnya tidak dapat ber- fungsi menuju adaptasi atau
tanpa ada hubungan dengan penyesuaian dalam satu sistem.
bagian yang lain. Perubahan yang Fungsionalisme lebih banyak
terjadi pada salah satu bagian ditujukan kepada fungsi-fungsi
akan menyebabkan dibandingkan dengan motif-motif.
ketidakseimbangan dan pada Fungsi bersifat netral secara
gilirannya akan menciptakan ideologis, struktur sosial dapat
perubahan pada bagian yang lain saja memberi kontribusi
(Raho, 2007: terhadap pemeliharaan fakta -
48). Contoh sederhana fakta sosial terhadap atau
dikemukakan oleh Bernard, untuk sebaliknya, menimbulkan akibat
menganalisis bisinis penerbangan yang bersifat negatif (Muthali’in,
perlu dilihat secara fungsional. 2001: 27). Seperti, perbudakan
Bisinis penerbangan itu terdiri di Amerika Serikat, fungsional
dari berbagai elemen, seperti bagi masyarakat kulit putih
pesawat, pilot, pramugari, penjual karena sistem tersebut dapat
tiket, mekanik, penumpang, menyediakan tenaga buruh
penjaga menara, karyawan dan murah, memajukan ekonomi
sebagainya. Bisnis penerbangan pertanian gandum dan kapas.
tersebut akan berjalan dengan Begitu pula, misalnya, perburuan
lancar jika semua elemen bekerja terhadap masyarakat Aborigin,
sesuai fungsinya (Raho: 48). fungs ional bagi masyarakat kulit
Perubahan atau tidak putih –pendatang dari Inggris–
berfungsinya salah satu dari karena menciptakan daerah baru
komponen tersebut akan dan lahan baru bagi kerajaan.
mengakibatkan kemacetan dan Namun sebaliknya, perbudakan
ketidakseim-bangan (Faqih, 1999: mempunyai disfungsi, sistem
80-81). Menurut teori ini, jika perbudakan berimplikasi pada

280 PENDIDIKAN DALAM


AULADUNA,
PERSPEKTIF
VOL. 2TEORI
NO. 2SOSIOLOGI 2015: 274-286RUSYDI RASYID) 280
DESEMBER(MUHAMMAD
ketergantungan terhadap
ekonomi pertanian dan tidk siap
memasuki industrialisasi.
Salah satu karya yang
terkenal dari fungsionalisme
adalah teori tentang stratifikasi
sosial. Stratifikasi sosial
dianggap sebagai suatu
kenyataan universal untuk
mempertahankan
keberlangsungan hidup suatu
masyarakat (Langer, 2005: 107).
Stratifikasi yang dimaksud bukan
individu-individu tetapi posisi yang
mengandung prestise yang
bervariasi di dalam masyarakat,
sehingga memotivasi
masyarakat dan menempatkan
orang sesuai dengan

281 PENDIDIKAN DALAM


AULADUNA,
PERSPEKTIF
VOL. 2TEORI
NO. 2SOSIOLOGI 2015: 274-286RUSYDI RASYID) 281
DESEMBER(MUHAMMAD
posisinya untuk mendapatkan
posisi dalam sistem stratifikasi status dan kekuasaannya.
tersebut (Syarbaini dan Teori ini menekankan pada
Rusdiyanta, 2009: 53). Teori ini fungsi peran dari struktur sosial
mendapat keritikan yang cukup yang didasarkan pada
tajam dari para ahli yang kontra konsensus dalam suatu
dengan teori ini, karena dianggap masyarakat. Struktur itu sendiri
melanggengkan posisi-posisi berarti suatu sistem yang
khusus melalui kekuasaan, terlembagakan dan saling
prestise dan kekayaan. Orang berkaitan. Kaitannya dengan
bisa saja termotivasi bukan karena pendidikan, Talcot Parson,
prestise tetapi karena kepuasan mempunyai pandangan terhadap
yang ia dapatkan dari fungsi sekolah diantaranya:
pekerjaannya karena memperoleh 1. Sekolah sebagai sarana
kesempatan melakukan sosialisasi. Sekolah mengubah
pelayanan. orientasi kekhusu- san ke
Menurut Weber, stratifikasi universalitas salah satunya
merupakan kekuatan sosial yang yaitu mainset selain mewarisi
berpenga- ruh besar. Seperti budaya yang ada juga
halnya dalam sekolah, membuka wawasan baru
pendidikan merupakan variabel terhadap dunia luar. Selain itu
kelas atau status. Pendidikan juga mengubah alokasi seleksi
akan mengantar sesorang untuk (sesuatu yang diperoleh bukan
mendapatkan status yang tinggi dengan usaha seperti
yang menuju kearah konsumeris hubungan darah, kerabat dekat
yang membedakan dengan kaum dan seterusnya) ke peran
buruh. Namun tekanan disini dewasa yang diberikan
bukan pada pendidikannya penghargaan berdasarkan
melainkan pada unsur kehidupan prestasi yang sesungguhnya.
yang memisahkan dengan 2. Sekolah sebagai seleksi dan
golongan lain. Menurut Weber, alokasi, sekolah memberikan
dalam dunia kerja belum tentu motivasi-motivasi prestasi agar
mereka yang berpendidikan tinggi dapat siap dalam dunia
lebih terampil dengan mereka pekerjaan dan dapat
yang diberi latihan-latihan, namun dialokasikan bagi mereka yang
pada kenyataanya mereka yang unggul.
berpendidikan tinggi yang 3. Sekolah memberikan
menduduki kelas penting. Jadi kesamaan kesempatan. Suatu
pendidikan seperti dikuasai oleh sekolah yang baik pastinya
kaum elit, dan melanggengkan memberikan kesamaan hak

282 PENDIDIKAN DALAM


AULADUNA,
PERSPEKTIF
VOL. 2TEORI
NO. 2SOSIOLOGI 2015: 274-286RUSYDI RASYID) 282
DESEMBER(MUHAMMAD
dan kewajiban tanpa
memandang siapa dan
bagaimana asal usul peserta
didiknya (Wulandari, 2009:
174-
176).
Teori fungsional struktural
sampai sekarang masih
mempengaruhi dunia pendidikan
meskipun disana sini mendapat
kritik. Teori ini, masih dinggap up
date – tentu saja terdapat
modifikasi dari para penganutnya,
sosiolog – untuk menjadi pisau
analisis dalam mengkaji
pendidikan dalam perspektif
sosiologi.

283 PENDIDIKAN DALAM


AULADUNA,
PERSPEKTIF
VOL. 2TEORI
NO. 2SOSIOLOGI 2015: 274-286RUSYDI RASYID) 283
DESEMBER(MUHAMMAD
masyarakat, pada abad ke- 19 di
T Eropa di mana dia hidup, terdiri
e dari kelas pemilik modal – borjuis–
o dan kelas pekerja miskin sebagai
r kelas proletar (Lukacs, 2010: 95-
i 100 dan Umar, 1999: 43-51).
K Kedua kelas ini berada dalam
o suatu struktur sosial hirarkis,
n kaum borjuis melakukan
f eksploitasi terhadap kaum proletar
l dalam proses produksi.
i
Eksploitasi ini akan terus berjalan
k
selama kesadaran semu eksis –
Teori konflik berkembang false consiousness– dalam diri
sebagai counter terhadap proletar, yaitu berupa rasa
fungsional struktural. Teori ini menyerah diri, menerima keadaan
menganggap bahwa masyarakat apa adanya tetap terjaga.
terdiri dari kelompok-kelompok Ketegangan hubungan
dan golongan yang berbeda antara kaum proletar dan kaum
kepentingan. Konflik ini borjuis mendo- rong terbentuknya
diharapkan mampu memper- gerakan sosial besar, yaitu
teguh identitas. Sehingga dalam revolusi. Ketegangan tersebut
teori konflik dibutuhkan katup terjadi jika kaum proletar telah
pengaman untuk mengamankan sadar akan eksploitasi kaum
konflik tersebut. borjuis terhadap mereka. Teori ini
Karl Marx dianggap sebagai belakangan dikembangkan oleh
orang yang paling banyak Merton dan Parsons (Faqih:
memberi sumbangsi dalam 8
pengembangan teori sosial 0
konflik. Teori konflik Karl Marx )
.
didasarkan pada pemilikan
Teori ini berangkat dari
sarana-sarana produksi sebagai
asumsi dasar bahwa terjadinya
unsur pokok pemisahan kelas
class struggle antara satu
dalam masyarakat. Marx
kelompok dengan kelompok lain
mengajukan konsepsi mendasar
karena adanya perbedaan
tentang masyarakat kelas dan
kepentingan maka akan
perjuangannya. Marx tidak
melicinkan jalan terciptanya
mendefinisikan kelas secara
sebuah masyarakat (Al- Nadwi,
panjang lebar tetapi ia
1983: 49-50 dan Rex, 1985: 150-
menunjukkan bahwa dalam

284 PENDIDIKAN DALAM


AULADUNA,
PERSPEKTIF
VOL. 2TEORI
NO. 2SOSIOLOGI 2015: 274-286RUSYDI RASYID) 284
DESEMBER(MUHAMMAD
155). Ini dikarenakan suatu
masyara- kat harus memilih salah
satu kelompok. Dari hasil
persaingan perebutan kekuaasaan
itu lahir tatanan kelas masyarakat
pemenang yang kemudian
mampu membentuk tatanan
ekonomi dan peradaban yang
maju dalam masyarakat. Secara
sederhana dapat dicontohkan
dalam kelompok kecil misalnya
keluarga, teori sosial konflik
melihat keluarga bukan sebagai
bagian yang harmonis dan
seimbang tetapi dianggap sebagai
bahagian dari sebuah sistem
yang penuh dengan konflik
(Megawangi, 1999: 91). Suatu
hal yang ironis diperlihatkan dari
teori ini yaitu dianggapnya
hubungan antara suami dan isteri
tidak ubahnya dengan penguasa
dan yang dikuasai (Susan, 2009:
5). Hal ini terkait dengan
persaingan peran dan dominasi
di dalam keluarga. Situasi
konflik yang terjadi di
masyarakat atau di dalam
rumah tangga

285 PENDIDIKAN DALAM


AULADUNA,
PERSPEKTIF
VOL. 2TEORI
NO. 2SOSIOLOGI 2015: 274-286RUSYDI RASYID) 285
DESEMBER(MUHAMMAD
bukanlah sesuatu yang abnormal
tetapi dianggap sebagai suatu
proses secara alami menuju
kepada terjadinya suatu
perubahan.
Menurut Dahrendorf, dalam
setiap kelompok orang berada
pada posisi dominan berupaya
mempertahankan status quo

286 PENDIDIKAN DALAM


AULADUNA,
PERSPEKTIF
VOL. 2TEORI
NO. 2SOSIOLOGI 2015: 274-286RUSYDI RASYID) 286
DESEMBER(MUHAMMAD
ketiadaan konflik sebagai indikator
pada hubungan-hubungan dari kekuatan dan kestabilan
sekunder, seperti misalnya suatu hubungan.
dengan rekan bisnis, rasa Teori Konflik tidak mengakui
permusuhan dapat relatif bebas kesamaan dalam suatu
diungkapkan. Hal ini tidak selalu masyarakat. Menu- rut Weber,
bisa terjadi dalam hubungan- stratifikasi merupakan kekuatan
hubungan primer dimana sosial yang berpengaruh besar.
keterlibatan total para partisipan Pendidikan akan mengantar
membuat pengungkapan sesorang untuk mendapatkan
perasaan yang demikian status yang tinggi yang
merupakan bahaya bagi membedakan dengan kaum
hubungan tersebut. buruh. Namun tekanan disini
Coser mengutip hasil bukan pada pendidikannya
pengamatan Simmel yang melainkan pada unsur kehidupan
meredakan ketegangan yang yang memisahkan dengan
terjadi dalam suatu kelompok. Dia golongan lain. Menurut Weber,
menjelaskan bukti yang berasal dalam dunia kerja mereka yang
dari hasil pengamatan terhadap berpendidikan tinggi yang
masyarakat Yahudi bahwa menduduki kelas penting. Jadi
peningkatan konflik kelompok pendidikan seperti dikuasai oleh
dapat dihubungkan dengan kaum elit, dan melanggengkan
peningkatan interaksi dengan posisinya untuk mendapatkan
masyarakat secara keseluruhan status dan kekuasaannya.
(Rahayu: 117). Bila konflik dalam T
kelompok tidak ada, berarti e
menunjukkan lemahnya integrasi o
kelompok tersebut dengan r
masyarakat. Dalam struktur besar i
atau kecil conflict in-group I
merupakan indikator adanya suatu n
hubungan yang sehat. Coser t
sangat menentang para ahli e
sosiologi yang selalu melihat r
konflik hanya dalam pandangan a
k
negatif saja. Perbedaan
s
merupakan peristiwa normal yang i
sebenarnya dapat memperkuat o
struktur sosial. Dengan demikian, n
ia menolak pandangan bahwa i

287 PENDIDIKAN DALAM


AULADUNA,
PERSPEKTIF
VOL. 2TEORI
NO. 2SOSIOLOGI 2015: 274-286RUSYDI RASYID) 287
DESEMBER(MUHAMMAD
s sosial-psikologis yang terutama
m relevan untuk penyelidikan
e

S
i
m
b
o
l
i
k
Inti pandangan pendekatan
ini adalah individu. Para ahli di
belakang perspektif ini
mengatakan bahwa individu
merupakan hal yang paling
penting dalam konsep sosiologi.
Teori ini beranggapan bahwa
individu adalah obyek yang dapat
secara langsung ditelaah dan
dianalisis melalui interaksinya
dengan individu yang lain.
Dalam perspektif ini dikenal
nama sosiolog George
Herbert Mead (1863–
1931), Charles Horton Cooley
(1846–1929), yang memusatkan
perhatiannya pada interaksi antara
individu dan kelompok (Poloma,
2007: 254-255). Mereka
menemukan bahwa individu-
individu tersebut berinteraksi
dengan mengguna- kan simbol-
simbol, yang di dalamnya berisi
tanda-tanda, isyarat dan kata-
kata.
Interaksionisme simbolik
pada hakikatnya merupakan
sebuah perspektif yang bersifat

288 PENDIDIKAN DALAM


AULADUNA,
PERSPEKTIF
VOL. 2TEORI
NO. 2SOSIOLOGI 2015: 274-286RUSYDI RASYID) 288
DESEMBER(MUHAMMAD
dan malas. Sehingga perhatian
sosiologis. Teori ini akan guru terhadap mereka yang
berurusan dengan struktur- diinterprestasikan subordinat
struktur sosial, bentuk- bentuk dalam prestasi belajar akan
kongkret dari perilaku individual berbeda. Padahal, dapat saja
atau sifat-sifat batin yang bersifat kemampun semua peserta belajar
dugaan, interaksionisme simbolik di satu kelas tidak signifikan
memfokuskan diri pada hakekat perbedaannya atau mirip (Jones,
interaksi, pada pola-pola dinamis 2009: 144). Oleh karena itu,
dari tindakan sosial dan hubungan dibutuhkan interaksi langsung
sosial. Interaksi sendiri dianggap dengan melihat dari dekat –tidak
sebagai unit analisis, sementara sepintas– serta memberi
sikap-sikap diletakkan menjadi perlakuan sama yang mendorong
latar belakang (Soeprapto, peserta didik tersebut mempunyai
http://www.averroes.or.id/research progres akademik yang positif
/teori- interaksionisme- sehingga interpretasinya benar
simbolik.html). dan sesuai dengan fakta
Dapat dicontohkan, lapangan.
hubungan seorang guru dengan Blumer mengemukakan tiga
peserta didik. Dalam hubungan prinsip dasar interaksionisme
tersebut ada pola yang telah simbolik yang berhubungan
diatur, peserta didik sebagai dengan meaning, language, dan
orang yang akan menerima thought. Premis ini kemudian
informasi dan guru sebagai orang mengarah pada kesimpulan
yang akan melakukan trasformasi tentang pembentukan diri
pengetahuan. Guna mengetahui seseorang dan sosialisasinya
keberhasilan peserta didiknya, ia dalam komunitas (community)
harus melakukan penilaian. yang lebih besar (Siburian,
Pandangan peserta didik http://blog.unila.ac. id/rone/mata-
terhadap dirinya dan teman- kuliah/interaksionisme-simbolik),
temannya dipengaruhi oleh yaitu:
penilaian guru yang bersangkutan. M
Lalu diberilah lebel atas dasar e
interpretasi bahwa peserta didik a
yang duduk di bangku depan n
berkelakuan baik, sopan, rajin, i
n
dan pintar. Peserta didik yang
g
berada di baris belakang
sepertinya kurang pintar, tidak (
perhatian terhadap pelajarannya, M

289 PENDIDIKAN DALAM


AULADUNA,
PERSPEKTIF
VOL. 2TEORI
NO. 2SOSIOLOGI 2015: 274-286RUSYDI RASYID) 289
DESEMBER(MUHAMMAD
a
k
n
a
)
Blumer mengawali teorinya
dengan premis bahwa perilaku
seseorang terhadap sebuah
obyek atau orang lain
ditentukan oleh makna yang dia
pahami tentang obyek atau orang
tersebut.
L
a
n
g
u
a
n
g
e

(
B
a
h
a
s
a
)
Seseorang memperoleh
makna atas sesuatu hal melalui
interaksi. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa makna adalah
hasil interaksi sosial. Makna
tidak melekat pada obyek,
melainkan dinegosiasikan
melalui

290 PENDIDIKAN DALAM


AULADUNA,
PERSPEKTIF
VOL. 2TEORI
NO. 2SOSIOLOGI 2015: 274-286RUSYDI RASYID) 290
DESEMBER(MUHAMMAD
sebuah situasi dan berusaha
penggunaan bahasa. Bahasa untuk memaknai situasi tersebut.
adalah bentuk dari simbol. Oleh Seseorang memerlukan bahasa
karena itu, teori ini kemudian untuk berpikir dan berinteraksi
disebut sebagai interaksionisme secara simbolik. Bahasa
simbolik. merupakan software untuk
Berdasarkan makna yang menjalankan mind.
dipahaminya, seseorang Penganut interaksionisme
kemudian dapat memberi nama simbolik menyatakan bahwa self
yang berguna untuk membedakan adalah fungsi dari bahasa. Tanpa
satu obyek, sifat, atau tindakan pembicaraan tidak akan ada
dengan obyek, sifat, atau tindakan konsep diri, oleh karena itu untuk
lainnya. Dengan demikian premis mengetahui siapa dirinya,
Blumer yang kedua adalah seseorang harus menjadi anggota
Manusia memiliki kemampuan komunitas. I adalah kekuatan
untuk menamai sesuatu. Simbol, spontan yang tidak dapat
termasuk nama, adalah tanda diprediksi. Ini adalah bagian dari
yang arbitrer. Percakapan adalah diri yang tidak terorganisir.
sebuah media penciptaan makna Sementara me adalah gambaran
dan pengembangan wacana. diri yang tampak dalam the
Pemberian nama secara simbolik looking-glass dari reaksi orang
adalah basis terbentuknya lain.
masyarakat. Para interaksionis Me hanya dapat dibentuk
meyakini bahwa upaya melalui interaksi simbolik yang
mengetahui sangat tergantung terus menerus mulai dari keluarga,
pada proses pemberian nama, teman bermain, sekolah, dan
sehingga dikatakan bahwa seterusnya. Oleh karena itu,
Interaksionisme simbolik adalah seseorang membutuhkan
cara kita belajar komunitas untuk mendapatkan
menginterpretasikan dunia. konsep dirinya. Seseorang
membutuhkan the generalized
Thought (Pemikiran)
other, yaitu berbagai hal (orang,
Premis ketiga Blumer obyek, atau peristiwa) yang
adalah interaksionisme simbolik mengarahkan bagaimana kita
menjelaskan proses berpikir berpikir dan berinteraksi dalam
sebagai inner conversation, komunitas. Me adalah organized
Secara sederhana proses community dalam diri seorang
menjelaskan bahwa seseorang individu.
melakukan dialog dengan dirinya Baik manusia dan struktur
sendiri ketika berhadapan dengan sosial dikonseptualisasikan secara

291 PENDIDIKAN DALAM


AULADUNA,
PERSPEKTIF
VOL. 2TEORI
NO. 2SOSIOLOGI 2015: 274-286RUSYDI RASYID) 291
DESEMBER(MUHAMMAD
lebih kompleks, lebih tak terduga,
dan aktif jika dibandingkan dengan
perspektif- perspektif sosiologis
yang konvensional. Disisi ini
masyarakat tersusun dari individu-
individu yang berinteraksi yang
tidak hanya bereaksi, namun juga
menangkap, menginterpretasi,
bertindak, dan mencipta. Individu
bukanlah sekelompok sifat,
namun merupakan seorang
aktor yang dinamis dan

292 PENDIDIKAN DALAM


AULADUNA,
PERSPEKTIF
VOL. 2TEORI
NO. 2SOSIOLOGI 2015: 274-286RUSYDI RASYID) 292
DESEMBER(MUHAMMAD
dan menghindari konflik dengan
berubah, yang selalu berada stake holders.
dalam proses menjadi dan tak 2. Konflik dapat merupakan
pernah selesai terbentuk proses yang bersifat
sepenuhnya. instrumental dalam
Dengan mengetahui pembentukan, penyatuan dan
interaksionisme simbolik sebagai pemeliharaan struktur sosial.
teori maka lebih mudah Konflik dengan kelompok lain
memahami fenomena sosial dapat memperkuat kembali
melalui pencermatan individu. Ada identitas kelompok dan
tiga premis utama dalam teori melindunginya agar tidak lebur
interaksionisme simbolis ini, yakni ke dalam dunia sosial
manusia bertin- dak berdasarkan sekelilingnya. Perbedaan
makna-makna; makna tersebut merupakan peristiwa normal
didapatkan dari interaksi dengan yang sebenarnya dapat
orang lain; makna tersebut memperkuat struktur sosial.
berkembang dan disempurnakan Sehingga ketiadaan konflik
saat interaksi tersebut bukanlah indikator dari
berlangsung. kekuatan dan kestabilan suatu
hubungan. Pendidikan yang
SIMPULAN dilaksanakan baik pemerintah
Berdasarkan uraian tersebut maupun suasta adalah
di atas dapat disimpulkan pendidikan yang tidak statis,
beberapa hal sebagai berikut: akan tetapi penuh dengan
1. Teoritisi struktural fungsional dinamika sosial. Konflik yang
cenderung melihat fakta terjadi dalam pendidikan adalah
sosial memiliki kerapian antar bagaian dari proses konstruksi
hubungan dan keteraturan yang pendidikan kea rah yang lebih
sama dengan yang baik.
dipertahankan oleh konsensus 3. Teori Interaksionime simboistik
umum. Sedangkan teoritisi berasumsi bahwa kehidupan
konflik cenderung menekankan sosial hanya bermakna pada
kekacauan antar fakta sosial, tingkat individual yang realitas
serta gagasan mengenai sosial itu tidak ada. Sebagai
keteraturan dipertahankan contoh buku bagi seorang
melalui kekuasaan yang berpendidikan merupakan
memaksa dalam masyarakat. suatu hal yang penting, namun
Dalam pendidikan, suasana bagi orang yang tidak
kondusif selalu harus dijaga mengenyam pendidikan tidak
bermanfaat. Dari sini, dapat

293 PENDIDIKAN DALAM


AULADUNA,
PERSPEKTIF
VOL. 2TEORI
NO. 2SOSIOLOGI 2015: 274-286RUSYDI RASYID) 293
DESEMBER(MUHAMMAD
dibedakan teori
interaksionisme simbolis
dengan teori-teori lainnya. Teori
interaksionisme simbolis
memandang bahwa “arti”
muncul dari proses interaksi
sosial yang telah dilakukan.
Arti dari sebuah benda untuk
seseorang tumbuh dari cara-
cara di mana orang lain
bersikap terhadap orang
tersebut. Sehingga interaksi
simbolis memandang “arti”
sebagai produk sosial;
Sebagai kreasi-kreasi yang

294 PENDIDIKAN DALAM


AULADUNA,
PERSPEKTIF
VOL. 2TEORI
NO. 2SOSIOLOGI 2015: 274-286RUSYDI RASYID) 294
DESEMBER(MUHAMMAD
Yogyakarta: Pustaka
terbentuk melalui aktifitas yang Pelajar, 1999.
terdefinisi dari individu saat Jones, Pip. “Introducing Social
mereka berinteraksi. Seorang Theory”. Diterjemahkan
pendidik tidak cukup hanya oleh Achmad Fedyani
menjastifikasi peserta didiknya Saifuddin, Pengantar Teori-
dari hasil penilaian sesaat dan teori Sosial: dari Teori
parsial, tetapi penilaian itu Fungsionalisme hingga
harus holistik dan berkelanjutan Post-Modernisme. Jakarta:
yang didasarkan pada interaksi Yayasan Obor Indonesia,
timbal balik. 2009.
Khaldun, Ibn. “Muqaddimah Ibn
IMPLIKASI Khaldun”. Diterjemahkan oleh
Ahmadie
Teori-teori dalam sosiologi
Thoha, Muqaddimah
sangat menarik dijadikan pisau Ibn Khaldun. Jakarta:
analisis dalam penelitian Pustaka Firdaus,
pendidikan terutama interkasi 2008.
sosial anatar peserta didik dengan Langer, Beryl. “Emile Durkheim”
peserta didiak yang lainnya, dalam Peter Beilharz, ed.
anatar guru dan epserta didik “Social Theory: A Guide to
dan seluruha satake holders Central Thinkers”.
yang terlibat dalam proses Diterjemahkan oleh Sigit
pendidikan. Bahkan penelitian Jatmiko, Teori-teori Sosial:
dalam bidang ini masih terasa Observasi Kritis terhadap
kurang. Oleh karena itu, Para Filosof Terkemuka.
dibutuhkan kajian yang intensif Yogyakarta: Pustaka
dan penelitian yang mendalam Pelajar, 2005.
tentang hal tersebut. Lukacs, Georg. “History and Class
Consciousness: Studies in
DAFTAR PUSTAKA Marxist Dialectics”.
Ahmadi, Abu. Sosiologi Diterjemahkan oleh Inyiak
Pendidikan. Jakarta: Ridwan Muzir, Dialektika
Rineka Cipta, 1991. Marxis: Sejarah dan
Batubara, Muhyi. Kesadaran Kelas.
Sosiologi Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz
Jakarta: Ciputat Press, Media Group,
2004. 2010.
Fakih, Mansour. Analisis Gender Megawangi, Ratna. Membiarkan
dan Transformasi Sosial. Berbeda: Sudut Pandang Baru
tentang

295 PENDIDIKAN DALAM


AULADUNA,
PERSPEKTIF
VOL. 2TEORI
NO. 2SOSIOLOGI 2015: 274-286RUSYDI RASYID) 295
DESEMBER(MUHAMMAD
Relasi Gender. Bandung:
Mizan, 1999.
Muthali’in, Achmad. Bias Gender
dalam Pendidikan.
Surakarta: Muhamma-
diyah University Press,
2001.
Al-Nadwi, Mas’ud. “al-Isytirâkiyyah
wa al-Islâm”. Diterjemahkan
oleh Shuhaib Hasan dan
Abdul Gaffar Hasan.
Sosialisme dan Islam.
Bandung: Risalah, 1983.
O’Dea, Thomas F. “The
Sociology of Religion”.
Diterjemahkan oleh Tim

296 PENDIDIKAN DALAM


AULADUNA,
PERSPEKTIF
VOL. 2TEORI
NO. 2SOSIOLOGI 2015: 274-286RUSYDI RASYID) 296
DESEMBER(MUHAMMAD
RajaGrafindo Persada,
Penerjemah Yasogama. 2009.
Sosiologi Agama: Suatu Rudito. Bambang dan Melia
Pengantar. Yogyakar- ta: Famiola, Social Mapping
RajaGrafindo Persada, Metode Pemetaan Sosial:
1995. Teknik Memahami Suatu
Poloma, Margaret M. Masyarakat atau Komuniti.
“Contemporary Sociological Bandung: Rekayasa Sains,
Theory”. Diterjemahkan 2008.
oleh Tim Penerjemah Soekanto, Soerjono. Sosiologi
Yosogama, Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta:
Kontemporer. Jakarta: Raja RajaGrafindo Persa- da,
Grafindo Persada, 2007. 2009.
Rahayu, Tuti Budi. “Prilaku Susan, Novri. Sosiologi Konflik
Menyimpang,” dalam Dwi dan Isu-isu Konflik
Narwoko dan Bagong Kontemporer. Jakarta:
Suyanto, eds. Sosiologi Perdana Media Group,
Teks Pengantar dan 2009.
Terapan. Jakarta: Prena- Susdiyanto. Orang Jawa di Tanah
da Media Group, 2007. Sabrang: Sistem Sosial Komunitas
Jawa di
Raho, Bernard. Teori Sosiologi
Kantong Kolonisasi Wonomulyo.
Moderen. Jakarta: Prestasi
Jakarta: Pustaka Mapan, 2009.
Pustakarya, 2007. Rex, John.
Syarbaini, Syahrial dan
“Social Conflict”. Diterjemahkan
Rusdiyanta. Dasar-dasar
oleh Sahad Simamora. Analisa
Sosiologi. Yogyakarta: Graha
Sistem Sosial. Jakarta: Bina
Aksara, 1985. Ilmu, 2009.
Ritzer, George dan Douglas J. Umar, Nasaruddin. Argumen
Goodman. “Modern Sociological Kesetaraan Jender
Theory”. Perspektif al-Qur’an.
Diterjemahkan oleh Jakarta: Paramadina, 1999.
Alimandan. Teori Sosilogi Wulandari, Dewi. Sosiologi
Modern. Jakarta: Kenca- Konsep dan Teori. Bandung:
na, 2008. Refika Aditama,
………, “Sociology: a Multiple 2009.
Paradigma Science”. http://
Diterjemahkan oleh www.averroes.or.id/
Alimandan. Sosiologi Ilmu research/teori-
Pengetahuan Berparadigma
interaksionisme-
Ganda. Jakarta:

297 PENDIDIKAN DALAM


AULADUNA,
PERSPEKTIF
VOL. 2TEORI
NO. 2SOSIOLOGI 2015: 274-286RUSYDI RASYID) 297
DESEMBER(MUHAMMAD
simbolik.html
http://blog.unila.ac.
id/rone/mata-kuliah/intera
ksionisme-simbolik

298 PENDIDIKAN DALAM


AULADUNA,
PERSPEKTIF
VOL. 2TEORI
NO. 2SOSIOLOGI 2015: 274-286RUSYDI RASYID) 298
DESEMBER(MUHAMMAD

Anda mungkin juga menyukai