Anda di halaman 1dari 20

TOKSIKOLOGI

LINGKUNGAN

BAGIAN FARMAKOLOGI DAN TOKSIKOLOGI


DEPARTEMEN ANATOMI, FISIOLOGI, DAN FARMAKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN 2020
01 Pengertian Lingkungan
dan Toksikologi 04 Faktor Toksisitas
Racun

KONTEN 02 Pencemaran
Lingkungan 05 Logam-logam utama
Berbahaya

03 Pergerakan bahan
pencemar lingkungan
Bagian I.
PENGERTIAN
TOKSIKOLOGI DAN LINGKUNGAN
LINGKUNGAN
Lingkungan diartikan sebagai kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam,
seperti tanah, air, energi surya, mineral serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun yang
hidup dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia, seperti keputusan bagaimana
menggunakan lingkungan fisik tersebut. Lingkungan dapat juga diartikan segala sesuatu yang ada di
sekitar manusia dan memengaruhi perkembangan kehidupan manusia.
LINGKINGAN ABIOTIK DAN BIOTIK

Komponen abiotik adalah segala


Komponen biotik adalah segala sesuatu yang hidup
sesuatu yang tidak hidup atau
atau bernyawa, seperti tumbuhan, hewan, manusia,
bernyawa, seperti tanah, udara, air,
curah hujan, foto periode, kelembaban , dan mikroorganisme, yaitu virus, bakteri, cendawan,
cahaya, bunyi dan bahan pencemar. dan jenis-jenis mikroorganisme lainnya. Makhluk
Komponen abiotik juga termasuk hidup berinteraksi lingkungan abiotik dan
faktor-faktor kimia seperti pH, aktifitas memengaruhi proses pertumbuhan dan
air dan faktor-faktor kimia lainnya. perkembangan masing-masing organisme.
TOKSIKOLOGI LINGKUNGAN
Toksikologi lingkungan adalah suatu bidang ilmu yang bersifat multidisiplin yang
berhubungan dengan pengaruh -pengaruh merusak dari berbagai agen -agen kimia, biologi
dan fisik terhadap organisme hidup. Toksikologi lingkungan berkembang sejak 40 tahun
yang lalu, tetapi kini menjadi suatu ilmu penting karena pencemaran lingkungan semakin
lama semakin meningkat.

Ekotoksikologi adalah bagian dari toksikologi lingkungan yang bertujuan untuk mempelajari
pengaruh-pengaruh berbahaya oleh zat racun pada level populasi dan ekosistem.
Ekotoksikologi merupakan suatu proses yang bersifat multi step yang mempelajari tentang :

• Pemasukan, penyebaran, dan nasib dari bahan pencemar dalam lingkungan ,

• Pemasukan dan nasib dari bahan pencemar d alam organisme hidup suatu ekosistem, dan

• Pengaruh-pengaruh yang membahayakan dari pencemar kimia dalam suatu konstituen


ekosistem termasuk di dalamnya manusia.
Bagian II.
PEMCEMARAN
LINGKUNGAN
POLLUTANT (BAHAN PENCEMAR)

Bahan-bahan pencemar dapat dibagi dalam dua kategori besar, yaitu :

• Dapat diuraikan secara hayati (biodegradable) umumnya adalah senyawa -


senyawa anorganik (HCI, H2SO4). Pestisida dari kelompok organofosfat dan
karbamat serta jenis-jenis piretroid dan insektisida botanis biasanya
digolongkan pada jenis-jenis yang dapat diuraikan secara hayati namun
penguraiannya membutuhkan waktu.

• Tidak dapat diuraikan secara hayati (non biodegradable). Bahan -bahan


pencemar yang dapat diuraikan secara hayati terutama jenis-jenis pestisida
hidrokarbon yang mengandung klorin, seperti DDT dan analog -analognya,
BHC (lindane), jenis-jenis siklodiene seperti aldrien, endrin, dieldrin dan
endosulfan. Jenis-jenis insektisida siklodien ini sudah dilarang atau dibatasi
penggunaanya dengan mendapatkan izin khusus.
JENIS-JENIS
PENCEMARAN
• Pencemaran udara

• Pencemaran air

• Pencemaran makanan

• Pencemaran tanah
PENCEMARAN

Pencemaran udara adalah masuknya bahan Banyak sumber yang dapat mengakibatkan
kimia dan partikel-partikel ke dalam lingkungan pencemaran air di antaranya adalah limbah
atmosfer atau terdapatnya zat dalam atmosfer, industri, limbah domestik, sampah organik,
yang bersifat racun, mengganggu, atau bahan-bahan kimia, seperti pupuk,
kalaupun tidak berbahaya bagi manusia atau pestisida, klorin yang berasal dari
bersifat merusak bagi vegetasi, hewan atau perlakuan air bersih (Perusahaan Air
tanah dari bahan alami. Umumnya berbentuk Minum) atau dari perlakuan pembuangan
gas, seperti H2S dari gunung berapi, kotoran (sewage) dan eutrofikasi. Adapun
pembakaran minyak bumi dan batu bara, CO beberapa bentuk pencemaran air lainnya
sebagai hasil pembakaran tidak sempurna dapat berupa pencemaran tumpahan
kendaran bermotor. minyak di laut.
PENCEMARAN

Sumber bahan pencemar utama Pencemaran tanah dapat terjadi akibat


pada makanan dan minuman adalah adanya bahan-bahan kimia yang masuk ke
patogen-patogen penyakit (bakteri, dalam tanah seperti, pestisida, pupuk,
jamur, virus dan parasit), residu logam-logam berat, seperti kadmium dan Pb,
pestisida, dan bahan tambahan tumpahan minyak akibat kebocoran, limbah
pangan (bahan pengawet makanan, domestik, seperti detergen, plastik-plastik
bahan pewarna dan jenis-jenis bekas, bahan bangunan bekas, limbah
bahan tambahan lainnya). domestik yang dibuang sembarangan, serta
zat-zat tertentu di antaranya dioxins.
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN BAHAN
PENCEMAR LINGKUNGAN
• Pencegahan adanya bahan-bahan pencemar buatan manusia , penggunaan
pestisida dan lain-lain dapat dilakukan dengan membuat peraturan -peraturan
khusus untuk mencegah terjadinya kerusakan lingkungan.

• Penggunaan pestisida harus diatur secara baik melalui program pemerintah


dengan menerapkan Program Pengendalian Hama Terpadu (PHT) untuk
mengurangi atau menghilangkan penggunaan pestisida di lapangan serta
tetap menjaga keragaman hayati ekosistem pertanian .

• Pengendalian yang ketat terhadap pabrik-pabrik agar tidak membuang


limbah pabrik secara sembarangan dan mengikuti peraturan yang berlaku.
Sebuah pabrik harus memiliki alat pengelola limbah pabrik agar limbah -
limbah pabrik tidak dibuang secara sembarangan dan merusak lingkungan
alam serta mendaur ulang li mbah-limbah pabrik dan domestik .
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN BAHAN
PENCEMAR LINGKUNGAN
Beberapa cara mencegah pencemaran udara diantaranya:
• Tidak melakukan pembakaran sampah sembarangan .
• Di pabrik-pabrik yang menggunakan insinerator atau pembakaran yang
mengeluarkan asap atau gas perlu dipasang alat penghilang atau penjernih
atau penyerap bahan pencemar, mengalirkan gas buangan ke dalam kolam
atau membangun cerobong asap yang tinggi, sehingga asap dapat
menembus lapisan inversi termal .
• Menghemat penggunaan kendaran bermotor dengan menerapkan sistem
transportasi umum yang baik, efisien dan aman bagi penumpang.
• Pembuatan taman dengan penanaman pohon di daerah -daerah perkotaan
akan membantu untuk penyerapan bahan-bahan pencemar udara.
• Pencegahan dan pengendalian pencemaran tanah dapat dilakukan dengan
meningkatkan kesadaran masyarakat agar tidak membuang sampah
domestik di tanah untuk mengurangi pencemaran bahan pencemar tanah.
Bagian III.
PERGERAKAN
BAHAN PENCEMAR LINGKUNGAN
MELALUI UDARA
• Pergerakan bahan penc emar di udara
dapat melalui pros es konveksi . Konvek si
adalah s uatu pergerak an kolek ti f dari
suatu kelompok atau agregat molekul
dalam cairan atau gas, baik melal ui
pergerakan masa udara (advec tion) atau
mel alui difusi atau melalui kedua -
duanya. Bahan pencemar dapat
berpindah dari s atu tempat ke tempat
lain di udara mel alui pergerakan masa,
difusi atau k edua -duanya atau mel alui
angin yang j uga tercipta oleh adanya
konv eksi dari l okasi bertekanan udara
tinggi berpindah ke l ok asi dengan
tekanan udara rendah . Pemindahan atau
trans por bahan penc emar i ni juga terjadi
dengan partik el air, debu dan evaporasi
bahan pencemar (pes tisi da terutama
fumigan) melalui pros es v olatilisasi .
Bahan-bahan pencemar ini dapat Proses evaporasi pestisida dan bahan-bahan pencemar lainnya
kembali k e bumi melalui air hujan dan akan tergantung juga pada beberapa faktor di antaranya jenis
debu yang jatuh k e tanah k e tempat l ain . tanah, kelembaban tanah, kelembaban udara, suhu tanah, suhu
udara, dan pergerakan udara pada permukaan tanah.
MELALUI AIR
• Air m erupak an media tr ans por dari
ban yak organsime dan bahan -bahan
kimia termasuk bahan -bahan pencemar
seperti pestisida, l ogam -l ogam
berbahaya dan li mbah -li mbah domes tik .
Di Indonesia, banyak petani belum
menyadari bahaya pes tisida terhadap
kesehatan lingkungan utaman ya,
merek a biasanya mem buang sisa
pestisida secara sembarangan dan
ban yak di antaranya masuk ke ai r
sungai , danau dan berakhi r ke laut atau
terserap dalam tanah . Namun sebagian
dari bahan -bahan pencemar i ni
bereaksi dalam tanah atau air tanah
dan masuk k e dalam siklus makanan,
dan menyebabk an terjadinya
bioak umulasi dal am organisme tanah
atau organis me laut, seperti ikan yang
terjadi di Pantai Minamata , merkuri
berakumulasi dalam ikan yang
kemudian dimakan oleh manusi a dan
Jenis pestisida karbon yang berklorin termasuk dalam kelompok
menyebabkan penyaki t yang disebut pestisida yang tahan terhadap degradasi hayati (non biodegradable).
"Minamata disease". Berbeda dengan pestisida organofosfat dan karbamat yang tergolong
dalam jenis yang teruraikan secara hayati (biodegradable).
Bagian IV.
FAKTOR-FAKTOR
YAN G M EM PEN G AR U H I TO KSI SITAS
R AC U N L I N G KU N G AN
FAKTOR BIOTIK

Faktor-faktor biotik yang dapat mempengaruhi toksisitas racun dalam lingkungan


adalah jenis kelamin, um ur, berat badan dan ukuran, kesehatan, makanan,
spesifkasi spesies, mikroorganisme tanah.
Bagian V.
LOGAM-LOGAM
BERBAHAYA
• Kadmium (Cd)
LOGAM-LOGAM BERBAHAYA
• Merkuri (Hg)

• Timbal (Pb)

• Kromium (Cr)

• Arsen (As)

• Berelium (Be)

Adapun beberapa logam yang dapat


berpotensi berbahaya lainnya adalah
kobalt (Co), mangan (Mn), seng (Zinc -
Zn), tembaga (Copper -Cu), molibdenum
(Mo), aluminium (Al), galium (Ga), bismut
(Bi), litium (Li), emas (Au), platinum (Pt),
perak (Ag), talium (TI), selenium (Se),
antimoni (Sb), barium (Ba), magnesium
(Mg), timah (Sn), besi (Fe), vanadium (V),
uranium (U).

Anda mungkin juga menyukai