Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Rekayasa Lingkungan Terbangun Berkelanjutan ISSN: 2964-352X

Vol. 01, No.02, Juli-Desember 2023: 133-138 10.25105/jrltb.v1i2.16291

IDENTIFIKASI JEJAK KARBON PADA PEKERJAAN TIANG


PANCANG
(Studi Kasus : Proyek Konstruksi Indoor Multifunction Stadium GBK)

IDENTIFICATION OF CARBON FOOTPRINT IN PRECAST


PILE
(Case Study : Indoor Multifunction Stadium GBK)

Razaski Puteri Arsyah1, Bambang E. Yuwono2


1,2
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
1,2
Universitas Trisakti, Jakarta
*e-mail: 2bambang.endro@trisakti.ac.ic

ABSTRAK

Efek pemanasan global semakin terasa karena meningkatnya akumulasi emisi gas rumah kaca
yang dihasilkan dari berbagai macam kegiatan manusia, Pesatnya kegiatan konstruksi menjadi slah
satu kontributor utama pembangunan ekonomi nasional namun di sisi lain merupakan kegiatan yang
mengkonsumsi energi yang cukup besar dan memberikan konstribusi yang signifikan terhadap
kenaikan jejak karbon di lingkungan. Dalam proses konstruksi, pekerjaan pondasi memiliki peran
yang sangat penting sebagai bagian yang penopang beban bangunan diatasnya, pekerjaan pondasi
menyumbang sepertiga atau bahkan setengah dari keseluruhan proyek dari aspek waktu dan biaya
(Lyu et al., 2022). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah emisi karbon yang dihasilkan
dari pekerjaan tiang pancang pada proyek indoor multifunction stadium GBK dengan menggunakan
metode perhitungan yang telah ditetapkan oleh IPPC (interngovernmental panel on climate change)
metode tier-1. Metode tier 1 adalah metode perhitungan emisi dan serapan menggunakan persamaan
dasar (basic equation), Hasil dari penelitian ini adalah emisi karbon yang dihasilkan dari pekerjaan
1 tiang pancang ukuran 450x450 mm adalah sebesar 11610,635 kg. CO2

Kata Kunci : Jejak Karbon, Konstruksi, Tiang Pancang

ABSTRACT

The effects of global warming are increasingly being felt due to the increasing accumulation of
greenhouse gas emissions resulting from various human activities. Rapid construction activity is
one of the main contributors to national economic development. Still, on the other hand, it is an
activity that consumes considerable energy and contributes significantly to the increase in carbon
footprint in the environment. In the construction process, foundation work has a vital role as the
part that supports the load of the building above it, and foundation work accounts for a third or even
half of the entire project in terms of time and cost (Lyu et al., 2022). This study aims to determine
the number of carbon emissions resulting from the piling work on the GBK stadium multifunction
indoor project using the calculation method set by the IPPC (intergovernmental panel on climate
change) tier-1 method. The tier 1 method is a method of calculating emissions and absorption using
the basic equation. The results of this study are the carbon emissions resulting from the work of 1
pile size 450x450 mm is 11610.635 kg CO2.

Keywords : Carbon Footprint, Construction, Precast Pile

133
Jurnal Rekayasa Lingkungan Terbangun Berkelanjutan ISSN: 2964-352X
Vol. 01, No.02, Juli-Desember 2023: 133-138 10.25105/jrltb.v1i2.16291

A. PENDAHULUAN kaca masih sangat minim, khususnya dalam


A.1 LATAR BELAKANG bidang konstruksi pondasi,
Efek pemanasan global semakin terasa dan Oleh karena itu, Penelitian ini bertujuan
tingkat suhu rata-rata naik setiap tahun. Iklim untuk mengetahui besarnya jejak karbon yang
perubahan ini terjadi karena Jejak karbon dalam dihasilkan dari pekerjaan tiang pancang dengan
jumlah kumulatif emisi GRK yang besar yang metode analisis menggunakan rumus yang
dihasilkan oleh seseorang, perusahaan, dikembangkan oleh IPCC (The
kegiatan, atau barang yang diukur dalam CO2e, Intergovernmental Panel on Climate Change).
dan dinyatakan dalam ton emisi karbon B. STUDI PUSTAKA
dioksida pertahun (Gao et al., 2014) B.1 Pondasi Tiang Pancang
Peraturan Presiden No 71 Tahun 2011 Pondasi Tiang Pancang merupakan salah
tentang Penyelenggaraan Inventarisasi Gas satu jenis pondasi dalam yang sering digunakan
Rumah Kaca Nasional (GRK), Pemerintah dalam bangunan konstruksi, Tiang pancang
Indonesia telah menyelenggarakan adalah bagian konstruksi yang bahan
inventarisasi GRK Nasional, serta Monitoring, materialnya terbuat dari kayu, beton, dan baja,
Pelaporan, Verifikasi (MPV), dengan mengacu fungsi dari tiang pancang adalah untuk
pada Intergovernmetal Panel on Climate menyalurkan beban permukaan ke tingkat-
Change (IPCC) Guidelines Tahun 2006. tingkat permukaan yang lebih rendah dalam
Perhitungan emisi yang dilaporkan merupakan massa tanah yang dipasang dengan cara di
berdasarkan metodologi IPCC Guidelines 2006 pancangkan.
dengan tingkat tier-1 dan tier-2. Menurut (Sardjono, 1988) penggunaan
Pesatnya perkembangan industri konstruksi pondasi tiang pancang sebagai pondasi
menjadi salah satu kontributor utama bangunan apabilatanah yang berada dibawah
pembangunan ekonomi nasional, Namun disisi dasar bangunan tidak mempunyai daya dukung
lain kegiatan konstruksi mengkonsumsi energi (bearing capacity) yang cukup untuk memikul
yang cukup besar dan memberikan konstribusi berat bangunan dan beban yang bekerja
yang signifikan terhadap kenaikan jejak karbon padanya. Selain itu pondasi tiang pancang dapat
di lingkungan, Bangunan gedung menggunakan digunakan sebagai pondasi bangunan apabila
40% dari energi global, dan menghasilkan tanah yang mempunyai daya dukung yang
emisi pada tahap konstruksi dan operasi (Dixit cukup untuk memikul berat bangunan dan
et al., 2012) Oleh karena itu, industri konstruksi seluruh beban yang bekerja berada pada lapisan
dapat menjadi diidentifikasi sebagai sektor yang sangat dalam dari permukaan tanah
penyumbang utama emisi karbon. kedalaman lebih dari 8 m.
Pada proses konstruksi, pekerjaan pondasi B.2 Jejak Karbon
memiliki peranan penting sebagai bagian utama Emisi gas rumah kaca adalah hasil
dalam penopang beban bangunan diatasnya, pembakaran bahan bakar yang terdiri dari
pekerjaan pondasi menyumbang sepertiga atau karbon dioksida (CO2), methana (CH4),
bahkan setengah dari keseluruhan proyek dari nitrogen dioksida (N2O), sulfur heksafluorida
aspek waktu dan biaya. Hasil analisis emisi (SF6), hidrofluorokarbon (HFCs) dan
karbon yang dilakukan pada Konstruksi perfluorokarbon (PFCs). Emisi CO2
pondasi dalam desain proyek, bahan baku merupakan emisi yang paling banyak
material, teknologi dan peralatan operasional dihasilkan dari hasil pembakaran. Saat ini,
dapat membantu kontrol emisi karbon yang konsentrasi CO2 di atmosfer merupakan yang
akurat untuk lingkungan. (Lyu et al., 2022) paling dominan dari semua efek gas rumah kaca
Penelitian di Indonesia yang berhubungan yang ada di atmosfer (Setiawan et al., n.d.).
dengan penggunaan energi dan emisi gas rumah

134
Jurnal Rekayasa Lingkungan Terbangun Berkelanjutan ISSN: 2964-352X
Vol. 01, No.02, Juli-Desember 2023: 133-138 10.25105/jrltb.v1i2.16291

telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri LHK


Nomor P.73/MenLHK/Setjen/Kum.1/12/2017
tanggal 29 Desember 2017 tentang Pedoman
Penyelenggaraan dan Pelaporan Inventarisasi
Gas Rumah Kaca (LAP_igrk2020, n.d.) Pada
Penelitian ini menggunakan metode
perhitungan yang telah ditetapkan oleh IPPC
(interngovernmental panel on climate change)
yaitu metode tier-1. Metode tier-1 adalah
metode perhitungan emisi dan serapan
Gambar 1 Tingkat Emisi Grk Sektor Energi menggunakan persamaan dasar (basic
Berdasarkan Jenis Gas Tahun 2000-2019 equation) sebagai berikut :
(Sumber : Kementrian Lingkungan Hidup dan Emisi = AD x EF
Kehutanan, 2021)
Dimana :
Jejak karbon merupakan ukuran jumlah
AD = Data Aktivitas
total dari karbon dioksida (CO2) dan gas rumah
Ef = Faktor Emisi
kaca lainnya yang diemisikan oleh suatu
Penelitian ini menggunakan persamaan
komunitas, populasi, sistem kerja, maupun
yang telah digunakan pada penelitian
pribadi Semakin banyak aktivitas manusia,
sebelumnya yang dilakukan oleh Lyu Fanren et
maka semakin banyak energi yang digunakan
al..(2021). Berikut adalah rumus yang
sehingga menyebabkan carbon footprint
digunakan unutk menghitung emisi pada
semakin besar (Rahayu M, 2011). Saat ini,
pekerjaan pondasi tiang pancang :
konsentrasi CO2 di atmosfer merupakan yang
𝑄 = 𝑄1 + 𝑄2 + 𝑄3 + 𝑄4 (1)
paling dominan dari semua efek gas rumah kaca 𝑛
yang ada di atmosfer.Tingkat emisi CO2 akan 𝑄1 = ∑ 𝐴𝑖 𝐹𝐴 (2)
berbanding lurus dengan bahan bakar, karena 𝑖=1
𝑛 𝑚
sekitar 99% dari kandungan karbon dalam
𝑄2 = ∑ ∑ 𝐵𝑖𝑗 𝐹𝐵𝑖 (3)
bahan bakar akan teroksidasi menjadi CO2.
𝑖=1 𝑗=1
Jejak karbon yang dihasilkan akan 𝑛 𝑚
berdampak negatif bagi kehidupan di bumi, 𝑄3 = ∑ ∑ 𝐶𝑖𝑗 𝐹𝐶 (4)
selain bencana alam dan cuaca ekstrim, jejak 𝑖=1 𝑗=1
𝑛
karbon juga mengakibatkan perubahan
𝑄4 = ∑ 𝐷𝑖 𝐹𝐷𝑖 (5)
produksi rantai makanan dan sumber air bersih
𝑖=1
berkurang. Semakin tinggi jejak karbon yang
ada di bumi, tidak hanya menyebabkan Dimana :
rusaknya lingkungan, tapi juga dapat Q = Emisi karbon yang dihasilkan dalam
memperburuk tingkat kesehatan manusia. Oleh konstruksi pondasi tiang (kg.CO2)
karena itu, mengurangi jejak karbon akan Q1 = Emisi karbon dari tenaga kerja
membantu memperlambat proses pemanasan (kg.CO2)
global yang saat ini sudah mulai terjadi. Q2 = Emisi karbon dari material (kg.CO2)
B.3 Metode Perhitungan Jejak Karbon Q3 = Emisi karbon dari mesin (kg.CO2)
Metodologi yang digunakan pada Q4 = Emisi karbon dari bahan bakar
perhitungan emisi GRK mengacu pada metode (kg.CO2)
yang ditetapkan oleh Intergovernmental Panel 𝐴𝑖 = Lama waktu kerja dalam prosedur i;
on Climate Change Guidelines dalam IPCC (Hr)
Guidelines 2006. Penerapan metodologi ini 𝐹𝐴 = Faktor emisi karbon tenaga kerja

135
Jurnal Rekayasa Lingkungan Terbangun Berkelanjutan ISSN: 2964-352X
Vol. 01, No.02, Juli-Desember 2023: 133-138 10.25105/jrltb.v1i2.16291

𝐵𝑖𝑗 = Konsumsi material j dalam prosedur


I
FBj = Faktor emisi karbon material
Ci j = Konsumsi daya dari mesin (kWh)
FC = Faktor emisi karbon daya listrik
Di = Konsumsi bahan bakar I (kg)
FDi = Faktor emisi karbon dari bahan bakar

C. METODE
Lokasi penelitian berada di Kawasan Gelora
Bung Karno (GBK) Jakarta.
Data yang digunakan pada penelitian ini berupa
data primer dan data sekunder yang didapatkan
secara langsung maupun tidak langsung
1. Data Primer
berupa observasi langsung dengan melakukan
wawancara dengan instansi mengenai proses
pekerjaan tiang pancang.
2. Data Sekunder
didapatkan dari studi literatur dan instansi
berupa data pada proses Proses pekerjaan tiang
pancang. Gambar 2 Bagan Alir Penelitian
Berikut merupakan data yang digunakan unutk
D. HASIL STUDI/PEMBAHASAN
menghitung emisi karbon :
1. Spesifikasi tiang pancang Spesifikasi Tiang Pancang
2. Proses Delivery Ukuran Tiang : 450 x 450 mm
• Kapasitas truk Panjang Tiang : 11 m
• Jarak dari plant ke site
Mutu Beton : K-500 m
• Bahan bakar truk
3. Persiapan pemancangan Perhitungan Emisi Karbon dari
• Spesifikasi excavator Pekerjaan Tiang Pancang
• Jumlah pekerja
Tabel 1 Faktor Emisi
• Pekerjaan pemancangan
4. Pekerjaan pemancangan Faktor emisi
• Spesifikasi hydraulic static pile driver Beton 333,6 Kg.CO2/m3(1)
(HSPD) Besi 2340 Kg.CO2/t(2)
• Jumlah pekerja Listrik 0,84 Kg.CO2/kWh(3)
5. Pekerjaan Cutting Pile Solar 0,074 Kg.CO2/lt(4)
Manpower 0,645 Kg.CO2/Hr(5)
• Spesifikasi hammer drill
Keterangan: sumber
• Jumlah pekerja
(1) (Chen et al., 2010)
Tahapan penelitian dapat digambarkan dalam
(2)(5) (Lyu et al., 2022)
bagan alir sebagai berikut: (3) ESDM 2019
(4) (Kencono, n.d.)

136
Jurnal Rekayasa Lingkungan Terbangun Berkelanjutan ISSN: 2964-352X
Vol. 01, No.02, Juli-Desember 2023: 133-138 10.25105/jrltb.v1i2.16291

1. Perhitungan Emisi Karbon dari Tenaga Tabel 5 Hasil Perhitungan Emisi Karbon dari Bahan Bakar
Kerja (Q1)
Konsumsi
Q4
Tabel 2 Hasil Perhitungan Emisi Karbon dari Tenaga Kerja
No Pekerjaan Alat Bahan
(kg.CO2)
Bakar (lt)
1 Delivery trailer 39,3 2,908
Jumlah Durasi Q1 persiapan
No Pekerjaan 2 excavator 4,4 0,326
pekerja (Hr) (kg.CO2) pemancangan
3 pemancangan genset 84 6,216
1 Delivery 2 1,5 1,935 9,450
Persiapan (Sumber : Hasil Perhitungan)
2 2 0,1667 0,215
pemancangan
3 Pemancangan 4 0,5 1,29 Berikut merupakan hasil perhitungan total
4 Cutting Pile 2 0,3333 0,43
emisi karbon dari pekerjaan tiang pancang
2,5 3,87 ukuran:
(Sumber : Hasil Perhitungan) Q = Q1 + Q2 + Q3 + Q4
=3,87+1478,728+118,588+ 9,450
2. Perhitungan Emisi Karbon dari material
(Q2) = 1610,635 kg.CO2
Dari perhitungan di atas, didapatkan total
Tabel 3 Hasil Perhitungan Emisi Karbon dari Material
emisi karbon dari Pekerjaan tiang pancang
adalah sebesar 1610,635 kg.CO2 untuk
pekerjaan 1 tiang pancang, pada proyek ini
Konsumsi Q2
No Material jumlah tiang pancang yang digunakan adalah
Material (kg.CO2)
sebanyak 192 buah, maka dari itu total emisi
1 Beton 2,43 810,648 karbon dari 192 tiang pancang adalah sebagai
2 Besi 0,2855 668,080 berikut :
1478,728 ƩQ = Q x 192
(Sumber : Hasil Perhitungan) = 11610,635 kg.CO2 x 192
=309241,971 kg.CO2
3. Perhitungan Emisi Karbon dari Peralatan Jadi, total emisi karbon yang dihasilkan pada
Mesin (Q3) pekerjaan tiang pancang ukuran 450 x 450 mm
pada proyek ini adalah sebesar 309241,971
Tabel 4 Hasil Perhitungan Emisi Karbon dari Peralatan kg.CO2
Mesin

Konsumsi
Q3
No Pekerjaan Alat Daya
(kg.CO2)
(Kwh)
HSPD
1 Pemancangan 141 118,44
420 T
Hammer
2 Cutting Pile 0,176 0,14784
drill
118,588
(Sumber : Hasil Perhitungan)

4. Perhitungan Emisi Karbon dari Bahan


Bakar (Q4)
Gambar 3 Grafik Hasil Perhitungan Emisi Karbon

Pada grafik diatas dapat disimpulkan


bahwa dalam pekerjaan tiang pancang emisi

137
Jurnal Rekayasa Lingkungan Terbangun Berkelanjutan ISSN: 2964-352X
Vol. 01, No.02, Juli-Desember 2023: 133-138 10.25105/jrltb.v1i2.16291

karbon terbesar dihasilkan dasi konsumsi Dixit, M. K., Fernández-Solís, J. L., Lavy, S.,
material yaitu sebesar 1478,728 kg.CO2. & Culp, C. H. (2012). Need for an
embodied energy measurement protocol
E. KESIMPULAN for buildings: A review paper. In
Renewable and Sustainable Energy
Total emisi karbon yang dihasilkan pada Reviews (Vol. 16, Issue 6, pp. 3730–
pekerjaan tiang pancang pada proyek Indoor 3743).
Multifuction Stadium GBK yaitu sebesar https://doi.org/10.1016/j.rser.2012.03.021
Gao, T., Liu, Q., & Wang, J. (2014). A
309241,971 kg.CO2. Emisi karbon terbesar comparative study of carbon footprint
dihasilkan oleh konsumsi material yaitu sebesar and assessment standards. International
1478,728 kg.CO2 pada penggunaan 1 tiang Journal of Low-Carbon Technologies,
pancang, maka untuk emisi karbon yang 9(3), 237–243.
diperoleh dari konsumsi material pekerjaan https://doi.org/10.1093/ijlct/ctt041
Kencono, A. W. (n.d.). Data inventory emisi
tiang pancang pada proyek Indoor Multifuction GRK sektor energi.
Stadium GBK yaitu sebesar 283915,7043 LAP_igrk2020. (n.d.).
kg.CO2. Lyu, F., Shao, H., & Zhang, W. (2022).
Comparative analysis about carbon
Berdasarkan hasil penelitian berikut adalah emission of precast pile and cast-in-situ
pile. Energy Reports, 8, 514–525.
beberapa saran yang dapat diberikan: https://doi.org/10.1016/j.egyr.2022.03.10
1. Penelitian selanjutnya sebaiknya 1
melakukan pengambilan data langsung Rahayu M. (2011). Hutang Karbon dan Isu
di lapangan untuk mendapatkan hasil Pemanasan .
emisi karbon yang lebih akurat. Sardjono, H. S. (1988). Pondasi tiang
pancang: Vol. Jilid 1. Penerbit Sinar Jaya
2. Sebaiknya perhitungan emisi karbon Wijay.
dilakukan sebelum pekerjaan tiang Setiawan, R. Y., Boedisantoso, R., & Razif,
pancang dilaksanakan untuk M. (n.d.). KAJIAN CARBON
meminimalisir emisi karbon yang FOOTPRINT DARI KEGIATAN
dihasilkan. INDUSTRI DI KOTA SURABAYA
STUDY OF CARBON FOOTPRINT
3. Diperlukan adanya kajian lebih lanjut FROM INDUSTRIAL ACTIVITY IN
mengenai faktor emisi pada pekerjaan SURABAYA CITY.
tiang pancang di indonesia agar dapat IPCC 2006, 2006 IPCC Guidelines for
menghasilkan emisi karbon yang lebih National Greenhouse Gas Inventories,
akurat. Prepared by the National Greenhouse Gas
Inventories Programme, Eggleston H.S.,
4. Penelitian selanjutnya sebaiknya Buendia L., Miwa K., Ngara T., and
menambah atau mengganti variabel Tanabe K. (eds). Published: IGES, Japan.
lain yang dapat mempengaruhi emisi Jaillon, L., Dong, Y., Poon, C. S., Dong, Y. H.,
karbon pada pekerjaan tiang pancang. Jaillon, L., & Poon, C.-S. (2016).
https://www.researchgate.net/publication/
318743716
REFERENSI Labaran, Y. H., Mathur, V. S., Muhammad, S.
U., & Musa, A. A. (2022). Carbon
Chen, D., Syme, M., Seo, S., Chan, W. Y.,
footprint management: A review of
Zhou, M., & Meddings, S. (2010).
construction industry. In Cleaner
Development of an Embodied CO 2
Engineering and Technology (Vol. 9).
Emissions Module for AccuRate
Elsevier Ltd.
Publication: Development of an
https://doi.org/10.1016/j.clet.2022.100531
Embodied CO 2 Emissions Module for
AccuRate. www.fwpa.com.au

138

Anda mungkin juga menyukai