Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit kelamin adalah penyakit yang penularannya terutama melalui


hubungan seksual. Cara hubungan kelamin tidak hanya terbatas secara
genitorgenital saja, tetapi dapat secara ano- genital, atau oro- genital. Hal ini yang
menyebabkan kelainan yang timbul akibat penyakit kelamin ini tidak terbatas
hanya pada daerah genital saja, tetapi dapat juga pada daerah- daerah
ekstragenital. Meskipun demikian tidak berarti bahwa semuanya harus melalui
hubungan kelamin, tetapi ada yang dapat ditularkan melalui kontak langsung
dengan alat- alat rumah tangga, handuk, thermometer, dan juga dari ibu yang
mengidap penyakit ini kepada bayi di dalam kandungan.
Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari
lingkungan hidup manusia. Kulit merupakan organ yang esensial dan vital serta
merupakan cermin kesehatan dan kehidupan. Kulit juga sangat kompleks, elastik
dan sensitif, bervariasi pada keadaan iklim, umur, jenis kelamin, ras dan juga
sangat bergantung pada lokasi tubuh (Djuanda, 2005). Penyakit kulit di Indonesia
pada umumnya lebih banyak disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur, parasit, dan
penyakit dasar alergi. Hal ini berbeda dengan negara Barat yang lebih banyak
dipengaruhi oleh faktor degeneratif. Jamur adalah mikroorganisme yang
menyerupai tumbuh-tumbuhan (tetapi tanpa fotosintesa), dapat ditemukan pada
bahan organik dan tersebar luas secara alamiah sebagai saprofit. Dari sekitar
100.000 macam jamur hanya kira-kira 100 yang human pathogen (Rassner, 1995).

1
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu penyakit kelamin dan penyebabnya
2. Untuk mengetahui obat yang digunakan untuk penyakit kelamin
( Acyclovir dan Ampicillin )
3. Untuk mengetahui apa itu penyakit kulit dan penyebabnya
4. Untuk mengetahui obat yang digunakan untuk penyakit kulit
( Mycoral dan Kutilos )
C. Manfaat
1. Membantu Mahasiswa mengetahui apa itu penyakit kelamin dan
penyebabnya
2. Membantu Mahasiswa mengetahui obat yang digunakan untuk penyakit
kelamin
3. Mwmbantu Mahasiwa mengetahui apa itu penyakit kulit dan
penyebabnya.
4. Membantu Mahasiswa mengetahui obat apa yang digunakan untuk
penyakit kulit

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Obat Penyakit Kelamin


1. Asiklovir (ACV)

Asiklovir (ACV) merupakan salah satu obat antivirus. Obat ini


digunakan terutama untuk pengobatan infeksi virus herpes simpleks,
cacar air, dan herpes zoster. Penggunaan lainnya untuk pencegahan
infeksi sitomegalovirus setelah transplantasi dan infeksi karena virus
Epstein-Barr. Asiklovir tersedia dalam bentuk tablet, injeksi intravena,
dan krim.
Acyclovir adalah zat antivirus yang sangat aktif secara in vitro
melawan virus herpes simplex (HSV) tipe I dan II, serta virus varicella
zoster. Setelah masuk ke dalam sel terinfeksi, Acyclovir terfosforilasi
membentuk senyawa aktif Acyclovir trifosfate. Tahap awal proses
tergantung pada enzim viral-coded thymidine kinase. Acyclovir trifosfate
berperan sebagai inhibitor dan substrat untuk herpes-specified DNA
polymerase yang mencegah sintesis DNA virus tanpa mempengaruhi
proses sel normal.

Nama zat aktif Acyclovir


Nama branded Zovirax, Valacyclovir, Acivir, Acyclovir
Indikasi Sediaan tablet Pengobatan infeksi yang

3
disebabkan oleh herpes simplex pada kulit dan
membran mukosa, termasuk herpes genital awal
dan kambuhan, pencegahan infeksi herpes
simplex pada pasien immuno-compromised.
Pengobatan infeksi herpes zoster.
Farmakokinetika Asiklovir tidak larut di air dan mempunyai
bioavailabilitas oral yang buruk (15–30%),
sehingga pemberian secara intravena diperlukan
jika asiklovir dibutuhkan dengan konsentrasi
yang tinggi dalam plasma. Ketika diberikan
secara peroral, puncak konsentrasi di plasma
tercapai setelah 1–2 jam pemberian. Asiklovir
terdistribusi dengan baik di tubuh; pengikatan
protein sekitar 9 sampai 33%.[37] Waktu paruh
(waktu yang diperlukan agar konsentrasi obat
dalam plasma berkurang menjadi setengahnya,
t1/2) asiklovir tergantung umur pasien; neonatus
(bayi yang baru lahir) mempunyai waktu t1/2
selama 4 jam, anak 1–12 tahun waktu t1/2 selama
2–3 jam, dan dewasa waktu t1/2 selama 3 jam.
Mekanisme kerja Timidin Kinase Viral (HSV-1, HSV-2 dan
VZV) mengubah asiklovir ke monofosfat
asiklovir, yang kemudian dikonversi menjadi
Aciklovir difosfat dengan guanylate kinase
seluler, dan akhirnya menjadi Aciclovir trifosfat
oleh phosphoglycerate kinase, fosfoenolpiruvat
carboxykinase, dan piruvat kinase.
Asiklovir trifosfat menghambat secara
kompetitif polimerase DNA virus dan bersaing
dengan deoxyguanosine trifosfat alam, untuk
dimasukkan ke dalam DNA virus. Setelah

4
dimasukkan, trifosfat asiklovir menghambat
sintesis DNA dengan bertindak sebagai
terminator rantai. Dapat mempertimbangkan
asiklovir menjadi prodrug seperti itu,
dimetabolisme menjadi senyawa yang lebih aktif.
Asiklovir selektif dan rendah sitotoksisitas
terhadap timidin kinase seluler normal, sel-sel
yang tidak terinfeksi tidak menggunakan
asiklovir efektif sebagai substrat.
Kontraindikasi Pasien yang hipersensitif terhadap Acyclovir.

Efek samping Sediaan oral :


a. Gatal-gatal / skin rash
b. Gangguan gastrointestinal, termasuk : nausea,
vomiting, diare, dan nyeri abdominal.
c. Peningkatan sementara enzim-enzim yang
berhubungan dengan bilirubin dan liver,
sedikit peningkatan urea darah dan kreatinin;
sakit kepala, reaksi neurologis dan fatigue.
Dosis Sediaan oral Dewasa
a. Pengobatan infeksi herpes simplex 200 mg, 5
kali sehari dengan interval 4 jam, selama 5
hari, tetapi pada beberapa infeksi awal
pengobatan dapat diperpanjang. Pada pasien
immuno-compromised (misal: setelah
transplantasi sumsum) atau pasien dengan
kerusakan absorpsi usus, dosis dapat
ditingkatkan menjadi 400 mg. Pemberian obat
harus diberikan sesegera mungkin setelah
terjadinya infeksi.
b. Pencegahan herpes simplex : 200 mg, 4 kali

5
sehari dengan interval 6 jam. Pada beberapa
pasien immuno-compromised (misal setelah
transplantasi sumsum) atau pasien kerusakan
absorpsi usus, dosis dapat ditingkatkan
menjadi 400 mg. Lama pemberian obat
disesuaikan dengan periode resiko.
c. Pengobatan herpes zoster : 800 mg, 5 kali
sehari dengan interval 4 jam, selama 7 hari.
Anak-anak usia lebih dari 2 tahun : Sama
dengan dosis dewasa Anak-anak usia kurang
dari 2 tahun : Diberikan setengah dosis
dewasa untuk pengobatan herpes simplex dan
profilaksis herpes simplex.

2. Ampicillin

Ampicillin adalah obat yang dapat digunakan untuk mengatasi


infeksi akibat bakteri, seperti infeksi saluran pernapasan, saluran
pencernaan, jantung (endokarditis), saluran kemih, kelamin (gonore), dan
telinga. Obat yang termasuk ke dalam golongan antibiotik penisilin ini
bekerja dengan cara membunuh bakteri penyebab infeksi.

Nama zat aktif Ampicillin (ampisilin)


Nama branded Ambiopi, Ampi, Ampicillin, Binotal,

6
Bintapen, Corsacillin, Kalpicillin, Opicillin,
Phapin, Polypen, Sanpicillin, Standacillin,
Viccillin.
Indikasi Kegunaan ampisilin (ampicillin) adalah
untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh
bakteri yang peka terhadap ampisilin (ampicillin)
seperti infeksi saluran nafas otitis media akut,
faringitis yang disebabkan streptococcus,
faringitis, sinusitis.
Ampisilin (ampicillin) adalah antibiotik
pilihan pertama untuk pengobatan infeksi-infeksi
yang disebabkan enterococcus seperti
endocarditis dan meningitis.
Ampisilin (ampicillin) digunakan juga untuk
pengobatan gonorrhoea, infeksi kulit dan jaringan
lunak, Infeksi saluran kemih, infeksi Salmonella
dan shigela.
Farmakokinetika ABSORPSI
- Bioavailabilitas
30-55% dari dosis oral diserap dari saluran
pencernaan dalam puasa orang dewasa;
konsentrasi serum puncak dicapai dalam waktu 1-
2 jam.
Setelah pemberian IM, konsentrasi serum
puncak umumnya dicapai lebih cepat dan lebih
tinggi dari dosis oral setara berikut.
Hasil administrasi IV cepat dalam
konsentrasi serum puncak segera setelah selesai
dari infus; konsentrasi serum mungkin masih
terdeteksi 6 jam kemudian.
Mekanisme kerja Menghambat sintesis dinding sel bakteri

7
dengan mengikat satu atau lebih pada ikatan
penisilin-protein (PBPs – Protein binding
penisilin’s), sehingga menyebabkan
Penghambatan pada tahapan akhir transpeptidase
sintesis peptidoglikan dalam dinding sel bakteri,
akibatnya biosintesis dinding sel terhambat dan
sel bakteri menjadi pecah (lisis)
Kontraindikasi Penggunaan antibiotik ampisilin (ampicillin)
harus dihindari pada pasien hipersensitifitas pada
ampisilin (ampicillin) dan antibiotika bata laktam
lainnya seperti penicillin dan cephalosporin.
Efek samping Ampicillin juga berisiko menyebabkan efek
samping. Di antaranya adalah diare, ruam dan
kemerahan pada kulit, serta gatal pada mulut dan
vagina.
Dosis Dosis dan jangka waktu penggunaan
ampicillin akan ditentukan oleh dokter sesuai
dengan kondisi yang ingin ditangani, tingkat
keparahannya, dan kondisi kesehatan pasien.

B. Obat Penyakit Kulit


1. Mycoral Ketoconazole krim

8
Mycoral adalah obat anti jamur sistemik yang digunakan sebagai
anti jamur pada kulit dan selaput mukosa, infeksi dermatofita pada kulit
atau kuku tangan, dan kandidiasis. Obat Mycoral mengandung
ketoconazole, yang termasuk obat golongan imidazole sintetik. Obat ini
diproduksi oleh PT Kalbe Farma, dipasarkan dalam beberapa sediaan
seperti Mycoral Tablet, Mycoral Cream, dan Mycoral Scalp.

Nama zat aktif Ketoconazole 2 %


Nama branded Ketonazole
Indikasi Mycoral Krim diindikasikan untuk terapi
topikal infeksi jamur pada kulit:
a. Tinea korporis, tinea kruris, tinea manus, tinea
pedis yang disebabkan oleh Trichophyton
rubrum, Trichophyton mentagrophytes,
Microsporum canis dan Epidermophyton
floccosum.
b. Tinea (pitiriasis) versikolor yang disebabkan
oleh Malassezia furfur.
c. Kandidiasis kulit yang disebabkan oleh
Candida spp (termasuk penggunaan luar pada
vulvitis)
Farmakokinetika Ketoconazole tidak diabsorpsi secara
sistemik setelah pemberian topikal.

Mekanisme kerja Pertama, memblokir biosintesis testicular dan

9
adrenal androgen, sehingga terjadi penurunan
tingkat sirkulasi testosteron.
Kedua, ketoconazole adalah antagonis
reseptor androgen, bersaing dengan androgen
seperti testosteron dan dihidrotestosteron (DHT)
untuk mengikat reseptor androgen. Namun efek
ini dianggap cukup lemah, bahkan jika diberikan
dalam dosis tinggi.
Kontraindikasi Mycoral krim diindikasikan pada pasien yang
hipersensitif terhadap ketoconazole dan
komponen obat ini.
Efek samping Iritasi, gatal, rasa terbakar dan reaksi alergi
lainnya dapat terjadi selama terapi.
Dosis Mycoral krim dioleskan pada daerah yang
terinfeksi 1-2 kali sehari, tergantung beratnya
infeksi. Teraoi sebaiknya dilanjutkan sampai
beberapa hari setelah hilangnya gejala.Lama
pengobatan :
a. Tinea Korporis : 3-4 minggu
b. Tinea Kruris : 2-4 minggu
c. Tinea Pedis : 4-6 minggu
d. Tinea Versikolor : 2-3 minggu
e. Kandidiasis : 2-3 minggu

2. Kutillos

10
Cairan obat luar untuk mata ikan, kutil, dan kapalan.
Nama zat aktif a. Asam salisilat 0.2g
b. Asam Laktat 0.05g
c. Polidocanol 0.02g
Nama branded Kutilos
Indikasi a. Mengobati mata ikan
b. Merontokkan kutil, kutil di kelamin, di
tangan,
c. Mengatasi Kapalan
Farmakokinetika Kutilos meningkatkan kondisi pasien dengan
melakukan fungsi-fungsi berikut:
a. Merusak endotelium pembuluh darah.
b. Bekerja pada mengurangi pembengkakan,
kemerahan, jerawat dan juga mengendur
dan melembutkan kulit kering dan
bersisik.
Mekanisme kerja Kerja dari Asam salisilat, Asam Laktat dan
Polidocanol akan melunakan dan melepaskan
penebalan kulit secara bertahap.
Kontraindikasi Hipersensitivitas pada Kutilos Solution
adalah sebuah kontraindikasi. Sebagai tambahan,
Kutilos Solution tidak boleh dikonsumsi jika
Anda memiliki kondisi berikut:
a. Hindari digunakan pada gigi palsu

11
b. Kutil dengan rambut yang tumbuh dari
mereka
c. Kutil di hidung atau mulut, tahi lalat, atau
tanda lahir
d. Kutil di wajah
e. Kutil kelamin
f. Luka terbuka atau kulit yang teriritasi
Efek samping Menimbulkan iritasi pada kulit yang
sehat,Terkadang dapat terjadi alergi karena kontak
dengan obat
Dosis Kutilos 10 ML digunakan 2 kali sehari sesuai
dengan kebutuhan. Oleskan Kutilos 10 ML pada
bagian yang membutuhkan setelah dibersihkan.

BAB III

12
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penyakit kelamin adalah infeksi yang di tularkan dari satu orang ke
orang lain saat berhubungan badan. Semua orang, pria, wanita (bahkan
bahkan anak-anak) bisa tertular penyakit kelamin ini. Penyakit yang umum
terjadi adalah: gonore, sifilis, herpes, HIV/Aids , Trikomoiasis.
Infeksi yang ditularkan lewat hubungan seksual, atau Penyakit kelamin
menular adalah penyakit yang cara penularanyya melalui hubungan kelamin.
Yang ditularkan dari satu orang ke orang lain saaat berhubungan badan.
Tempat terjangkitnya penyakit tersebut tidak semata-mata pada alat kelamin
saja, tetapi dapat terjadi diberbagai tempat diluar alat kelamin.yang tergolong
dari penyakkit ini adalah : sifilis, gonore, ulkus mola, linfegranuloma
venereum, granuloma inguinale.
Sedangkan penyakit kulit merupakan penyakit yang menyerang kulit
permukaan tubuh. Penyakit ini juga di sebabkan oleh berbagai penyebab yaitu
dari lingkungan, virus, bakteri, infeksi jamur, kutu dan lain sebagainya.
Penyakit kulit juga terdiri dari berbagai macam jenis ada yang
menular dan ada juga yang tidak, tetapi kebanyakan dari penyakit kulit adalah
menular. Cara penularan penyakit kulit hampir sama satu sama lain yaitu
kontak langsung dengan penderita misalnya melalui pakaian, selimut ataupun
sabun mandi. Yang membedakan macam penyakit kulit yang satu dengan
yang lainnya adalah penyebab terjadinya penyakit tersebut.

B. Saran
Saran kami dalam materi yang kami buat, agar Penyakit kulit
sangatlah di perhatikan dalam melakukan sesuatu di kehidupan sehari – hari
kita.
Kurangnya kesadaran manusia sangat membantu dalam peningkatan
penyakit jadi kami sangat mengharapkan kesadaran manusia dalam mencegah

13
terjadinya penyakit pada kulit. Saran dan kritik sangat diharapkan dalam
menyempurnakan makalah ini.

14
DAFTAR PUSTAKA

Aironi Irsyahma. 2018. https://mediskus.com/mycoral. Diakses 9 Maret 2018


http://www.obatinfo.com/2014/05/mycoral-cream.html?m=1. Diakses pada 11
Maret 2018
https://www.tabletwise.com/indonesia-id/kutilos-solution. Diakses pada 11 Maret
2018
http://kimiafarmaapotek.co.id/barang/664. Diakses pada 11 Maret 2018
https://laksanaherbal.com/nama-nama-obat-kutil-kelamin-tanpa-operasi-di-apotik-
terdekat/. Diakses pada 11 Maret 2018
https://www.farmasiana.com/ketoconazole/mycoral. Diakses pada 11 Maret 2018

15

Anda mungkin juga menyukai