Anda di halaman 1dari 3

SKENARO 2 BBDM

1. GOLONGAN OBAT ANTI NONRETROVIRUS


Obat antivirus adalah obat yang menghambat atau merusak replikasi virus. Obat-obat yang
efektif terhadap virus ini bekerja selama fase akut infeksi virus dan tidak memberikan efek pada
fase laten. Kecuali foskarnet, obat-obat tersebut adalah analogpurin atau pirimidin yang
menghambat sintesis virus DNA.
A. Antivirus Herpes
Obat-obat herpes diantaranya, sebagai berikut:
1. Asiklovir Mekanisme kerja analog purin dan pirimidin pada obat jenis asiklovir, yaitu
asiklovir dimetabolisme oleh enzim kinase virus menjadi senyawa intermediet. Senyawa
intermediet asiklovir (dan obat obat seperti idosuridin, sitarabin,vidaradin, dan
zidovudin) dimetabolisme lebih lanjut oleh enzim kinase sel hospes menjadi analog
nukleotida, yang bekerja menghambat replikasi virus.
2. Gansiklovir Gansiklovir berbeda dari asiklovir dengan adanya penambahan gugus
hidroksimetil pada posisi 3’ rantai samping asikliknya.metabolisme dan mekanisme
kerjanya sama dengan asiklovir. Yang sedikit berbeda adalah pada gansiklovir terdapat
karbon 3’ dengan gugus hidroksil, sehingga masih memunginkan adanya perpanjangan
primer dengan template jadi gansiklovir bukanlah DNA chain terminator yang absolute
sepertiasklovir. Mekanisme kerja obat ini yaitu, Gansiklovir diubah menjadi ansiklovir
monofosfat oleh enzim fospotranverase yang dihasilkan oleh sel yang terinfeksi
sitomegalovirus.gansiklovirmonofospat merupakan sitrat fospotranverase yang lebih
baik dibandingkan dengan asiklovir. Waktu paruh eliminasi gangsiklovir trifospat
sedikitnya 12 jam, sedangkan asiklovir hanya 1-2 jam.perbedaan inilah yang
menjelaskan mengapa gansiklovi lebih superior dibandingkan dengan asiklovir untuk
terapi penyakit yang disebabkan oleh sitomegalovirus.
B. Antivirus Influenza
Pengobatan untuk infeksi antivirus pada saluran pernapasan termasuk influenza tipe A & B,
Virus Sinsitial Pernapasan (RSV). Obat-obat tersebut antara lain:
1. Amantadin dan Rimantadin
Amantadin & rimantadin memiliki mekanisme kerja yang sama. Efikasi keduanya
terbatas hanya pada influenza A saja. Mekanisme kerja obat ini yaitu, Amanatadin dan
rimantadin merupakan antivirus yang bekerja pada protein M2 virus, suatu kanal ion
transmembran yang diaktivasi oleh pH. Kanal M2 merupakan pintu masuk ion ke virion
selama proses uncoating. Hal ini menyebabkan destabilisasi ikatan protein serta proses
transport DNA virus ke nucleus. Selain itu, fluks kanal ion M2 mengatur pH
kompartemen intraseluler, terutama aparatus Golgi.
2. Inhibitor Neuraminidase ( Oseltamivir, Zanamivir )
Merupakan obat amtivirus dengan mekanisme kerja yang sama terhadap virus influenza
A dan B. Keduanya merupakan inhibitor neuraminidase; yaitu analog asam N-
asetilneuraminat (reseptor permukaan sel virus influenza), dan desain struktur
keduanya didasarkan pada struktur neuraminidase virion. Mekanisme kerja obat ini
yaitu, Asam N-asetilneuraminat merupakan komponen mukoprotein pada sekresi
respirasi, virus berikatan pada mucus, namun yang menyebabkan penetrasi virus ke
permukaan sel adalah aktivitas enzim neuraminidase. Hambatan terhadap
neuraminidase mencegah terjadinya infeksi. Neuraminidase juga untuk penglepasan
virus yang optimal dari sel yang terinfeksi, yang meningkatkan penyebaran virus dan
intensitas infeksi. Hambatan neuraminidase menurunkan kemungkinan berkembangnya
influenza dan menurunkan tingkat keparahan, jika penyakitnya berkembang.
C. Golongan obat antivirus
Dalam siklus hidup virus (dalam contoh ini yaitu HIV), ada empat tahap yang dapat diintervensi
dengan obat antiretroviral; yaitu:
1. Transkripsi balik (reverse transcription), yang dihambat dengan reverse transcriptase
inhibitor (RTI). RTI terbagi atas analog nukleosida (nucleoside reverse transcriptase
inhibitors, NRTI) dan analog nonnukleosida (non-nucleoside reverse transcriptase
inhibitors, NNRTI).
2. Protease, yang dihambat protease inhibitors (PI)
3. Fusi membran, yang dihambat oleh fusion inhibitors (FI).
4. Integrasi materi genetik (DNA), yang dihambat oleh integrase inhibitors (II).

2. OBAT ANTIFUNGI
A. Obat derivat poli-en
1) Nistatin Obat topikal berbentuk krem atau salep dipakai pada kandidiasis kulit, sebagai
suspensi pada kandidiasis mulut dan sebagai tablet vagina pada vaginitis. Tablet oral
dipakai untuk mengatasi enteritis dan menghilangkan Candida dari usus dan dengan
demikian mencegah kemungkinan infeksi ulang pada kandidiasis bentuk lainnya.
2) Amfoterisin B Bentuk kristalnya dipakai sebagai obat topikal baik pada kandidiasis kulit
maupun selaput lendir, sebagai obat tunggal atau dikombinasi dengan antibiotik, tanpa
menimbulkan reaksi sampingan. Tablet oral dipakai untuk mengatasi infeksi saluran
pencernaan dan untuk menghilangkan sumber infeksi yang dapat menyebabkan infeksi
tulang.
3) Pimarisin atau Natamisin Kerja obat ini sebagai obat topikal misalnya sebagai tablet vagina
terhadap vaginitis.
4) Trikomisin Obat ini berkhasiat sebagai obat topikal terhadap kandidiasis kulit dan selaput
lendir, tanpa menimbulkan reaksi sampingan.
B. Obat 5-fluorositosin (5-FC) Obat ini mudah larut di dalam air dan dengan demikian mudah
diserap oleh usus, maka pemberian secara oral dapat berkhasiat terhadap infeksi sistemik.
C. Obat derivat imidasol
1) Mikonasol Penyerapan obat oleh usus sangat rendah, maka penggunaan tablet oral ialah
untuk mengatasi kandidiasis usus atau membersihkan usus dari Candida. Sebagai obat
topikal, baik terhadap kandidiasis kulit ataupun selaput lendir didapat hasil yang baik.
2) Klotrimasol Pemberian topikal memberikan baik pada pengobatan kandidiasis kulit maupun
selaput lendir.
3) Ekonasol Pemberian topikal memberikan hasil baik pada kandidiasis kulit dan vaginitis.
4) Ketokonasol Merupakan obat yang dapat dipakai untuk mengatasi infeksi sistemik, karena
obat ini dapat diserap oleh usus dengan baik. Reaksi samping yang dapat timbul berupa
gangguan fungsi alat pencernaan ringan dan rasa gatal bila diberikan dalam waktu yang
lama.

Anda mungkin juga menyukai