Hak Cipta
Unduh
© Attribution Non-Commercial (BY-NC)
Format Tersedia
PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Facebook Twitter
Email Cari
“ PENALARAN”
Dosen pembimbing : Rina Hendrawati, SE.,Ak.
Unduh
Disusun Oleh :
Nama : Heriyanto
NPM : 1002040006
2013
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
BAB II : PEMBAHASAN
1.1Latar Belakang
Penalaran sangat penting perannya dalam belajar teori akuntansi
karena teori akuntansi menuntut kemampuan penalaran yang
memadai. Teori akuntansi banyak melibatkan proses penilaian kelayakan
dan validitas suatu pernyataan dan argumen. Penalaran memberi
keyakinan bahwa suatu pernyataan atau argumen layak untuk diterima
atau ditolak. Penalaran logis merupakan salah satu sarana untuk
memverifikasi validitas suatu teori.
Penalaran merupakan pengetahuan tentang prinsip-prinsip
berpikir logis yang menjadi basis dalam diskusi ilmiah. Penalaran juga
merupakan suatu ciri sikap (attitude) ilmiah yang sangat menuntut
1.2Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas kami dapat mengambil rumusan masalah
sebagai berikut :
1) Apa yang dimaksut dengan penalaran ?
2) Bagaimana peranan penalaran induktif dalam akuntansi ?
3) Bagaimana peranan aspek manusia dalam penalaran ?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Penalaran
Dapat dikatakan bahwa penalaran adalah proses berpikir logis dan
sistematis untuk membentuk dan mengevaluasi suatu keyakinan
(belief) terhadap suatu pernyataan atau asersi (assertion). Pernyataan
dapat berupa teori (penjelasan) tentang suatu fenomena atau realitas
alam, ekonomik, politik, atau sosial. Pena- laran perlu diajukan dan
dijabarkan untuk membentuk, mempertahankan, atau mengubah
keyakinan bahwa sesuatu (misalnya teori, pernyataan, atau penjelas- an)
adalah benar. Penalaran melibatkan inferensi (inference) yaitu proses
penu- runan konsekuensi logis dan melibatkan pula proses penarikan
simpulan/konklusi (conclusion) dari serangkaian pernyataan atau asersi.
Proses penurunan simpulan sebagai suatu konsekuensi logis dapat
bersifat deduktif maupun induktif. Penalar- an mempunyai peran penting
dalam pengembangan, penciptaan, pengevaluasian, dan pengujian suatu
teori atau hipotesis.
Teori (pernyataan-pernyataan teoretis) merupakan sarana untuk
menyata- kan suatu keyakinan sedangkan penalaran merupakan proses
untuk mendukung keyakinan tersebut. Oleh karena itu, keyakinan
(terhadap suatu teori atau per- nyataan) berkisar antara lemah sampai
kuat sekali atau memaksa (compelling) bergantung pada kualitas atau
keefektifan penalaran dalam menimbulkan daya bujuk atau dukung yang
dihasilkan.
Struktur dan proses penalaran dibangun atas dasar tiga konsep
penting yaitu: asersi (assertion), keyakinan (belief) , dan argumen
(argument). Struktur penalaran menggambarkan hubungan ketiga
konsep tersebut dalam menghasilkan daya dukung atau bukti rasional
terhadap keyakinan tentang suatu pernyataan.
2.1.1 Asersi
Asersi adalah suatu pernyataan (biasanya positif)
yang menegaskan bahwa sesuatu (misalnya teori) adalah
benar. Bila seseorang mempunyai kepercayaan
(confidence) bahwa statemen keuangan itu bermanfaat bagi
investor adalah benar, maka pernyataan “statemen
keuangan itu bermanfaat bagi investor” merupakan
keyakinannya. Asersi mempunyai fungsi ganda dalam
penalaran yaitu sebagai ele- men pembentuk (ingredient)
argumen dan sebagai keyakinan yang dihasilkan oleh
penalaran (berupa simpulan). Artinya, keyakinan yang
dihasilkan dinyatakan dalam bentuk asersi pula. Dengan
demikian, asersi merupakan unsur penting dalam
penalaran karena asersi menjadi komponen argumen
(sebagai masukan penalaran) dan merupakan cara untuk
merepresentasi atau mengungkapkan keyakinan (sebagai
keluaran penalaran).
2.1.2 Keyakinan
Keyakinan adalah tingkat kebersediaan (willingness)
untuk menerima bahwa suatu pernyataan atau teori
(penjelasan) mengenai suatu fenomena atau gejala (alam
atau sosial) adalah benar. Orang mendapatkan keyakinan
akan suatu per- nyataan karena dia melekatkan
kepercayaan terhadap pernyataan tersebut. Orang dapat
dikatakan mempunyai keyakinan yang kuat kalau dia
bersedia bertindak (berpikir, berperilaku, berpendapat,
atau berasumsi) seakan-akan keyakinan tersebut benar.
Keyakinan merupakan unsur penting penalaran karena
keyakinan menjadi objek atau sasaran penalaran dan karena
keyakinan menentu- kan posisi (paham) dan sikap
seseorang terhadap suatu masalah yang menjadi topik
bahasan.
2.1.3 Argumen
Argumen adalah serangkaian asersi beserta
keterkaitan (artikulasi) dan infe- rensi atau penyimpulan yang
digunakan untuk mendukung suatu keyakinan. Bila
dihubungkan dengan argumen, keyakinan adalah tingkat
Coba Scribd GRATIS selama 30 hari untuk mengakses lebih dari 125 juta judul tanpa iklan
atau gangguan!
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Praktik yang sehat harus dilandasi oleh teori yang sehat pula.
Teori yang sehat harus dilandasi oleh penalaran yang sehat karena
teori akuntansi menuntut kemampuan penalaran yang memadai.
Penalaran merupakan proses berpikir logis dan sistematis untuk
membentuk dan mengevaluasi suatu keyakinan akan asersi.
Unsur-unsur penalaran adalah asersi, keyakinan, dan argumen.
Interaksi antara ketiganya merupakan bukti rasional untuk mengevaluasi
kebenaran suatu pernyataan teori. Asersi merupakan pernyataan bahwa
sesuatu adalah benar atau penegasan tentang suatu realitas. Keyakinan
merupakan kebersediaan untuk menerima kebenaran suatu pernyataan.
Argumen adalah proses penurunan sim- pulan atau konklusi atas dasar
beberapa asersi yang berkaitan secara logis.
Asersi dapat dinyatakan secara verbal atau struktural. Asumsi,
hipotesis, dan pernyataan fakta merupakan jenis tingkatan asersi. Jenis
tingkatan konklusi tidak dapat melebihi jenis tingkatan asersi yang
terendah.
Keyakinan merupakan hal yang dituju oleh penalaran. Keyakinan
mengan- dung beberapa sifat penting yaitu: keadabenaran, bukan
pendapat, bertingkat, mengandung bias, memuat nilai, berkekuatan,
veridikal, dan tertempa.
Aspek manusia sangat berperan dalam argumen khususnya
apabila suatu kepentingan pribadi atau kelompok terlibat dalam suatu
perdebatan. Orang cenderung bersedia menerima penjelasan sederhana
atau penjelasan yang pertama kali didengar. Sebagai manusia, orang
tidak selalu dapat mengakui kesalahan. Sindroma tes klinis dan
mentalitas Djoko Tingkir dapat menghalangi terjadinya argumen yang
sehat. Bila keputusan telanjur diambil padahal keputusan tersebut
mengandung kesalahan, orang cenderung melakukan rasionalisasi
bukan lagi argumen untuk mendukung keputusan. Karena tradisi atau
kepentingan, orang sering bersikap persisten terhadap keyakinan yang
terbukti salah.
Sampai tingkat tertentu persistensi mempunyai justifikasi yang
dapat diper- tanggungjelaskan. Namun, bila sikap persisten menghalangi
atau menutup diri untuk mempertimbangkan argumen-argumen baru yang
kuat dan lebih mengarah untuk meninggalkan keyakinan atau paradigma
yang tidak valid lagi, sikap persis- ten menjadi tidak layak lagi. Lebih-lebih,
bila sikap tersebut dilandasi oleh motif untuk melindungi kepentingan
tertentu (vested interest) . Persistensi semacam ini akan menjadi resistensi
terhadap perubahan yang pada gilirannya akan meng- hambat
pengembangan pengetahuan.
Bagikan dokumen Ini
Dokumen 13 halaman
147275886-Contoh-Makalah-
Teori-Akuntansi.pdf
Ayu Dwi
Belum ada peringkat
Dokumen 9 halaman
Dokumen 16 halaman
TEORI_BIAYA
el diablo
Belum ada peringkat
Dokumen 11 halaman
Kelompok 3_Akuntansi 7-
A2_Penalaran dan…
Viky hadi
Perekayasaan Pelaporan
Belum ada peringkat
Keuangan
Dokumen 25 halaman
BAB 2 PENALARAN
Chairuniesa
Belum ada peringkat
Dokumen 10 halaman
Reason
widyarman
Belum ada peringkat
Dokumen 8 halaman
Penalaran.doc
Gina Sakhia
Belum ada peringkat
Dokumen 16 halaman
tugas penalaran
Ahmad Thurmudzzi
Belum ada peringkat
Dokumen 25 halaman
Media Aksesibilitas
Undang teman
Sosial
Hadiah
Twitter
Hukum Facebook
Syarat Pinterest
Privasi
Hak Cipta
Preferensi Cookie