Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH TARIKH AL-ADAB AL-ARABI II

DINASTI ABBASYIAH :
KONFLIK POLITIK BERUJUNG PERANG SAUDARA
Dosen Pengampuh: AHMAD KHOLIL,M.FIL.I

Disusun oleh:

M. Abdulnuur Arroiyan (19310018)

Kelas A

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA ARAB


FAKULTAS HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
TAHUN 2021
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Berbicara mengenai dinasti Abbasiyah pasti tidak akan luput dari sekte Abbasi sebagai
pendiri dinasti abbasiyah, dan hubungannya dengan sekte Alawiyah sehingga dinasti abbasiyah
dapat mengeserkan kekhalifahan dinasti Umayyah, serta Khawarij yang selalu mewarnai sejarah
perpolitikan di masa dinasti Abbasiyah dengan segala upaya pemberontakan yang mereka
lakukan.
Dua sekte yang dahulunya sangat menghindari perselisihan menjadi berseteru akibat
pengkhianatan yang dilakukan oleh abbasi, dan memberi luka yang sangat mendalam bagi para
pendukung keturunan Ali (Alawiyah). karena tidak hanya pengkhianatan, abbasi juga
melakukan penyiksaan terhadap para pendukung Alawiyah yang memberontak karena tidak
terima akan sikap dari Khalifah Al-Mansur pada saat itu yang memfitnah Muhammad dan
Ibrahim akan melakukan pemberontakan terhadap kekhalifahan dan mejadikan mereka sebagai
buronan.
tragedi tersebut sangat membekas dalam sejarah ummat islam, karena perperangan saudara
ini menewaskan Muhammad dan Ibrahim secara tragis dari keturunan Ali Bin Abi Thalib. Maka
oleh karena itu makalah ini di susun dengan judul “ KONFLIK POLITIK BERUJUNG
PERANG SAUDARA” dengan membahas hubungan atara sekte Alawiyah dan abbasi,
perseteruan antara sekte Alawiyah dan Abbasi yang berujung dengan perang saudara dan
Kahwarij di masa dinasti Abbasiyah.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa hubungan sekte Alawiyah dan Abbasi


2. Kenapa terjadi perseteruan antara sekte Alawiyah dan Abbasi yang berujung dengan perang
saudara
3. bagaimana Khawarij di masa kekhalifahan Abbasiyah

C. TUJUAN PENULISAN

Adapun tujuan Penulisan makalah ini adalah :

1) Memberikan penjelasan tentang hubungan anatar sekte Alawiyah dan Abbasi


2) Memberikan penjelasan tentang terjadinya perseteruan antara sekte Alawiyah dan Abbasi
yang berujung dengan perang saudara
3) menjelaskan tentang sekte Kahwarij di masa kekhalifahan dinasti Abbasiyah

1
PEMBAHASAN

A. Hubungan sekte Alawiyah dengan Abbasi

Jauh sebelum dinasti Abbasyiah menduduki kursi kekhalifahan Abbasi dengan Alawiyah
adalah dua sakte yang saling mendukung satu sama lain dan sangat menghindari perseteruan,
hubungan saudara antara kedua sakte inilah yang membuat mereka sangat menghindari
perselisihan, sekte Alawiyah adalah keponakan dari sekte Abbasi karena Alawiyah berasal dari
keturunan Ali bin Abi Thalib dan Abbasi berasaal dari keturunan Abbas bin Abdul Muthalib
yaitu paman Rasulullah.

Awal mula perseturuan terjadi antar kedua sakte ini ketika wafatnyta Khalifah Ali bin Abi
Thalib, Alawiyah yang berasal dari keturunan fatimah dan Ali bin Abi Thalib merasa berhak
untuk melanjutkan kursi kepemimpinan mengantikan Ali bin Abi Thalib dan beranggapan
bahwasanya Rasuluallah telah mewariskan kepada Ali bin Abi thalib dan keturunannya akan
kepemimpinan ummat islam, namun sekte Abbasi menentang hal tersebut karena mereka
mengangap bahwa mereka lebih berhak akan mewarisi kepemimpinan karena mereka berasal dari
keturunan Abbas Bin Abdul Muthalib yaitu paman Rasuluallah, rasuluallah pernah berkata
kepada Abbas :
( ‫)إن الخالفة تكون في ولدك‬, sehinnga sekte Abbasi merasa lebih berhak mengantikan
Ali bin Abi Thalib sebagai pemimpin selanjutnya.1

Terlepas dari perseteruan antara Alawiyah dan Ababsi untuk menentukan siapa yang
lebih berhak menggantikan Ali bin Abi Thalib, Hasan bin Ali lah yang terpilih
menggatikan ayahnya, pada awalnya Hasan tidak mau untuk menjadi khalifah
mengantikan ayahnya, namun karna banyaknya desakan dari sebagian ummat islam,
akhirnya Hasan bin Ali menerima bai’at tersebut. orang pertama yang membai’at Hasan
adalah Qays bin Sa’ad, dan kemudian diikuti oleh ummat islam pendukung setia Ali bin
Abi Thalib. Pembai’atan ini terjadi pada hari jum’at 12 Ramadhan 40 hijriah.

Muawiyah dan para pendukungnya yang sejak masa kepemimpinan Ali telah
melakukan pemberontakan, tidak senang atas pembai’atan tersebut dan merasa dirinya
lebih paham akan dunia perpolitikan. Muawwiyah dan para pendukungnya menyusun
kekuatan untuk merebut kursi kepemimpinan dari hasan, dan dengan para sekutunya
Muawiyah membendung arus masa pendukung Hasan bin Ali, terutama masyarakan
Kufah dan Basrah.
Gejolak politik terus terjadi yang membuat Khalifah Hasan tidak mempunyai cara
lain untuk memadamkanya kecuali dengan melakukan negosiasi dengan pihak
muawwiyah untuk mengakhiri perseteruan. Hasan mengirim surat perdamaian kepada
Muawwiyah memalalui Amr Al-Arhaby, meminta mereka untuk bertemu di suatu
tempat, yaitu Maskin. Kemudian Hasan bin Ali dan Muawwiyah bertemu di temapat
tersebut dan di sinilah Hasan bin Ali menyerahkan kekuasan kepada Muawwiyah.

1
Syauqi Dhaif, Tarikh al-adab al-araby al-Ashr al-abbasy al-awal. Kairo. Darul Marif. (hal.26)

2
Peristiwa yang terjadi di kota Maskin ini disebut dengan Am al-jama’ah (tahun
perdamaian).2

2
Prof. Dr H. Syamruddin Nasution, M.Ag, KONFLIK-KONFLIK POLITIK DALAM SEJARAH PERADABAN ISLAM.(hal.123)

2
B. perseteruan antara sekte Alawiyah dan Abbasi berujung perang saudara

Kebangkitan dinasti Abbasyiah dimulai ketika tidak senangan kaum muslimin


terhadap pemerintahan Daulah Umayyah, yang mengangkat yazid sebagai putra mahkota
tidak sesuai dengan janji Muawwiyah kepada Hasan, dan dalam pelaksanaanya tidak
mengikuti keadilan dan persamaan hak bagi seluruh golongan ummat islam karena hanya
orang arab saja yang duduk dalam pemerintahan.

Bani Abbas yang ingin mengeserkan Daulah Umayyah, meminta dukungan dari
sakte Alawiyah untuk mendukung mereka mengesekan kursi kekehalifahan dari Daulah
Umayyah. sekte Alawiyah yang dulunya mengalami kekecewaan yang sangat mendalam,
ketika khalifah hasan menyerahkan kekuasaan kepada Muawiiyah, agar tercapainya
perdamaian antar ummat muslimin, sekte Alawiyah yang merasa dikhianati oleh Dinasti
Umayyah karena melanggar janji-janji mereka kepada Hasan. oleh karena itu sekte
Alawiyah sepakat untuk mendukung Bani Abbas dan mengeserkan Daulah Umayyah dari
kursi kekhalifahan dengan kesepakatan yang telah disetujui oleh kedua sekte ini. Bani
Abbas berhasil mengeserkan Daulah Umayyah berkat dukungan dari sekte Alawiyah
tersebut3, yang saat itu sedang dilanda krisis ekonomi, politik dan pertikaian rumah
tangga istana.

Khalifah pertama Dinassti Abbasiyah adalah Abdullah Al-Saffah. pada masa


kepemimpinan Khalifah Al-Saffah. Bani Abbas dan Alawiyah sangat menghindari
pertikaian dan saling mendukung, namun ketika masa kepempinan khalifah kedua
Dinasti Abbasiyah yaitu Al-mansur disinilah awal mula fitnah terjadi antar dua sekte ini.
sebagian dari mereka ada yang dibunuh dan disiksa, diantaranya Abu Hanifah (pendiri
Mazhab Hanafi), Abdul Hamid bin Ja’far, dan Ibnu Ajian,”

Pada masa pemerintahan As-saffah para pendukung Ahlul bait terpecah menjadi
dua kelompok yaitu yang mendukung bani Abbas dan yang mendukung keturunan Ali
(Alawiyah), namun di masa pemerintahan As-Saffah hal ini tidak menjadi masalah,
walaupun Bani Abbas paham akan pesaing terberat mereka adalah sekte Alawiyah yang
memiliki dukungan yang sangat besar dari rakyat atau golongan pecinta keturunan rasul,
namun hal ini tidak berlaku pada Masa kepempinan Al-Mansur, ketik muncul kecurigaan
terhadap Alawiyah Al-Mansur lansung menanggapi dengan serius bahakan berlebihan
dan melampui batas.

3
Syauqi Dhaif, Tarikh al-adab al-araby al-Ashr al-abbasy al-awal. Kairo. Darul Marif. (hal 27)

3
Al-Mansur memerintahkan Gubernur Madinah untuk mencari Muhammad dan
Ibrahim untuk menghadapnya. tidak ada hal yang serius dengan pemerintahan, tapi para
aparaturnya mencari kedua orang tersebut layaknya seorang buronan. Muhammad dan
Ibrahim curiga dengan hal ini yang terjadi begitu jangal dan memilih untuk bersembunyi
dari sutu tempat ketempat lain.

pencarian Muhammad dan ibrahim berlangsung sangat lama dan Al-Mansur belum
juga menemukan tempat persembunyian mereka, pasukan Al-Mansur kemudian mulai
menangkap sanak saudara Muhammad dan Ibrahim dan Diminta keterangan. menurut Al-
Tabari, ketika itu kondisi Muhammad dan Ibrahim semakin terdesak dan hal inilah yang
membuat Muhammd dan Ibrahim melakukan pemberontakan. hal ini pun mulai menyebar
ke berbagai kalangan, dalam waktu singkat dukungan pun mulai bermunculan terhadap
Muhammad bin Abbdullah dan mulai melakukan pemberontakan.

Al-Mansur mengerakkan pasukannya untuk memadamkan pemberontakan yang di


pimpin oleh Muhammad dan Ibrahim, Al-Mansur berhasil memadamkan pemberontakan
tersebut, Muhammad dan Ibrahim gugur dalam perperangan, kepalanya di pengal lalu di
pamerkan di seluruh kota Madinah dan mengantung jasad Muhammad dan Ibrahim dan
jasad para pengikutnya selama tiga hari. adapun para kerabat Muhammad dan Ibrahim
yang sebelumnya di tahan, mereka di belenggu kemudian di paksa berjalan kaki dari
madinah hingga kufah yang kemudian di jebloskan ke penjara dan disiksa.

Semua hal ini disaksikan oleh banyak kaum muslimin. hal yang sangat kejam
dilakukan oleh Al-Mansur kepada keturunan nabi dan juga perang saudara yang sangat
kejam antar kaum muslimin. sejak saat itu, munculah fitnah dan perpecahan antara sekte
Abbasi dan sekte Alawiyah yang dulunya saling mendukung dan sangat menghindari
perselisihan. Sejak saat itu pemberontakan terus terjadi dan lahirlah kelompok-kelompok
pendukung Alawiyah seperti Syiah, zaidiyah, ibrahimiyah, fatimiyah dan lain-lain4.

4
Syauqi Dhaif, Tarikh al-adab al-araby al-Ashr al-abbasy al-awal. Kairo. Darul Marif. (hal 28)

4
C. Khawarij di Masa Kekhalifahan Abbasiyah

Adapun aliran Khawarij, muncul sesudah Ali menyetujui usul Muawiyah


mengadakan arbitrase, akan tetapi disaat itu mereka belum mempunyai sesuatu paham
politik. Paham politik baru timbul sesudah mereka pindah dari Harura ke Nahrawan.

Bagi Khawarij, seorang khalifah diangkat melalui pemilihan yang bebas. Yang
akan dipilih pun bebas, bisa dari orang Quraisy bisa pula orang dari luar, bahkan
walaupun ia seorang budak tidak menjadi masalah, asal saja ia mempunyai kesanggupan
untuk itu. Bila ia terpilih, maka ia akan menjadi pemimpin umat yang wajib dipatuhi, tapi
dengan syarat selama ia berpegang pada perintah Allah. Akan tetapi bila imam
melanggar, ia wajib dipecat bahkan wajib dibunuh5.

Khawarij pada masa Daulah Abbasiyah masi sama dengan pada masa Daulah
Umayyah, yaitu menolak kekhalifahan dan melakukan pemberontakan pada
pemerintahan. Namun Khawarij di masa Daulah Abbasyiah berbeda dari masa daulah
Umayyah, khawarij pada masa daulah Abbasiyah mulai melemah karena mereka terpecah
dan tersebar di beberapa daerah, yaitu Oman, jazirah Arab, Khurasan, dan tunis.
Pemberontakan pertama yang di lakukan oleh khawarij terjadi di oman, yang dipimpin
oleh Al-julundi, pemberontakan ini berhasil di padamkan oleh pasukan Abbasiyah yang
dipimpin oleh Khazim bin khuzaimah. Banyak pemberontakan lainya yang di lakukan
oleh Khawarij pada masa daulah Abbasiyah berkuasa di berbagai daerah, namun semua
berhasil di padamkan oleh Abbasiyah6.

5
Prof. Dr H. Syamruddin Nasution, M.Ag. KONFLIK-KONFLIK POLITIK DALAM SEJARAH PERADABAN ISLAM.(hal.80)
6
Syauqi Dhaif, Tarikh al-adab al-araby al-Ashr al-abbasy al-awal. Kairo. Darul Marif. (hal 32)

5
PENUTUP

A. Kesimpulan

Alawiyah dan abbasi adalah dua sekte yang saling mendukung, dan sangat
menghindari perselisihan, Perselisihan terjadi antara Alawiyah dan Abbasi ketika
menduduki kursi kekhalifahan.Alawiyah merasa berhak untuk menduduki kursi
kehalifahan karena meraka adalah keturunan dari rasuluallah. Abbasi merasa lebih berhak
untuk untuk menjadi khalifah karena mereka keturunan dari Abbas paman Rasuluallah.
Rasuluallah pernah berkata kepada Abbas : ‫إن الخالفة تكون في ولدك‬

Abbasi meminta bantuan kepada Alawiyah untuk mendukung mereka menjadi


pemimpin kekhalifahan mengeserkan kekhalifahan Umayyah. Bani Abbas berhasil
mencapai puncak kekhalifahan berkat dukugan tersebut. Awal mula perpecahan terjadi
antara Abbasi dengan Alawiyah di masa kepemimpinan khalifah Al-Mansur. Al-Mansur
mencurigai Alawiyah akan melakukan Pemberontakan bahkan sampai mengangap
muhammad dan ibrahim sebagai buronan. Alawiyah merasa Abbasi telah melanggar janji
dengan mereka ketika di baiat. muhammad dan ibrahim (Alawiyah) melakukan
pemberontakan karena merasa dikhianati, namun Al-mansur berhasil memadamkan
pemberontakan tersebut dan membunuh muhammad, sedangkan Ibrahim terbunuh di
dekat Kuffah. Pemberontakan terus terjadi dan lahirlah kelompok-kelompok pendukung
Alawiyah seperti Syiah, zaidiyah, ibrahimiyah, fatimiyah, dll.

Khawarij pada masa ini masi sama dengan masa Umayyah, yaitu menolak
kekhalifahan dan melakukan pemberontakan. Khawarij pada masa Abbasiyas tersebar di
beberapa daerah yaitu, oman, jazirah arab, khurasan, tunis. Pemberontakan pertama yang
di lakukan khawarij terjadi di oman dipimpin oleh Al-julundi, pemberontakan ini berhasil
di padamkan oleh pasukan Abbasiyah yang dipimpin oleh Khazim bin khuzaimah.
Banyak pemberontakan telah di lakukan oleh Khawarij namun semua berhasil di
padamkan oleh Daulah Abbasiyah.

B. saran

Sebagai penulis, menyadari atas ketidak sempurnaan makalah yang sudah disusun
ini, bahwasanya masih banyak sekali kesalahan yang tidak disadari. Tentunya penulis
akan dengan senang hati memperbaiki makalah dengan mengacu pada referensi yang
dapat dipertanggung jawabkan nantinya. Oleh karenanya, penulis sangat membukakan
pintu untuk menerima kritik dan saran tentang susunan dari makalah ini. Serta harapan
dari penulis, semoga makalah ini dapat menjadi sarana penambah wawasan bagi para
pembacanya.

6
DAFTAR PUSTAKA

 Syauqi Dhaif, Tarikh al-adab al-araby al-Ashr al-abbasy al-awal. Kairo. Darul Marif
 Prof. Dr H. Syamruddin Nasution, M.Ag. KONFLIK-KONFLIK POLITIK DALAM SEJARAH
PERADABAN ISLAM

Anda mungkin juga menyukai