Anda di halaman 1dari 23

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Tingkat Pengetahuan Siswa Mengenai Jajanan di Sekolah

Berdasarkan angket yang telah dibagikan dan diisi oleh siswa sebanyak 90

siswa yang ada di Gugus I Kecamatan Plampang dengan rincian sebanyak 25

siswa dari SDN 1 Plampang, 22 siswa dari SDN 2 Plampang, 23 siswa dari SDN

3 Plampang dan 20 siswa dari SDN Slante diperoleh frekuensi jawaban dan skor

hasil tingkat pengetahuan siswa mengenai jajanan di sekolah sebagai berikut.

Instrumen yang digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan jajanan

siswa adalah instrumen angket yang telah diuji validitasnya. Penelitian ini

memperoleh data melalui penyebaran angket kepada siswa kelas IV SDN Gugus

1 Kecamatan Plampang.

4.1.1 Data Total Tingkat Pengetahuan Jajanan Siswa

Data total tingkat pengetahuan siswa memuat mean, median, modus,

nilai minimial, nilai maksimal, dan rentang data. Data tersebut dapat dilihat

pada tabel 4.1.

Tabel 4.1 Data total tingkat pengetahuan jajanan siswa


Statistik Deskriptif Tingkat Pengetahuan
Mean 51,7
Median 41,4
Modus TIDAK ADA
Nilai Min 28,6
Nilai Maks 70,6
Rentang Data 42
4.1.2 Hasil Angket Tingkat Pengetahuan Jajanan Siswa

Perhitungan hasil tingkat pengetahuan siswa berdasarkan angket

yang sudah dibagikan dan diisi oleh siswa sebanyak 90 siswa yang ada di

gugus 1 Kecamatan Plampang dengan rincian sebanyak 25 siswa dari SD 1

Plampang, 22 siswa dari SDN 2 Plampang, 23 siswa dari SDN 3 Plampang,

dan 20 siswa dari SDN Selante dapat dilihat pada tabel 4.5

Tabel 4.2 Hasil Tingkat Pengetahuan Jajanan Siswa


Frekuensi Jawaban Skor Jawaban Nilai
No Indikator Pernyataan Kategori
F1 F2 F3 F4 F5 F1 F2 F3 F4 F5 Indeks
Cukup
1 24 9 10 18 29 24 18 30 72 145 57,8 baik
Cukup
2 29 20 30 7 4 29 40 90 28 20 41,4 baik
Definisi Cukup
1 Jajanan 3 13 2 44 23 8 13 4 132 92 40 56,2 baik
Kurang
4 56 16 8 3 7 56 32 24 12 35 31,8 baik
Cukup
5 33 5 6 8 38 22 10 18 32 190 56,6 baik
Kemasan 6 12 19 7 6 46 12 38 21 24 230 65 Baik
2 Jajanan Kurang
7 65 3 4 10 4 65 6 12 40 20 28,6 baik
Cukup
Bahaya 8 12 6 43 4 26 12 12 126 16 130 59,2 baik
Jajanan Kurang
3 9 64 5 3 4 14 64 10 9 16 70 33,8 baik
Kurang
10 67 8 3 4 8 67 16 9 16 40 29,6 baik
Kurang
Dampak 11 55 9 7 12 7 55 18 21 48 35 35,4 baik
4 Jajanan Kurang
12 45 17 7 12 9 45 34 21 48 45 38,6 baik
13 8 3 16 24 39 8 6 48 96 195 70,6 Baik
Cukup
Rata-rata 51,7 baik

Berdasarkan Tabel 4.5 diketahui bahwa rata-rata tingkat

pengetahuan siswa mengenai jajanan berada dalam kategori cukup baik

dengan nilai indeks sebesar 51,7. Hasil tersebut dinilai berdasarkan


indikator definisi jajanan, kemasan jajanan, bahaya jajanan, serta dampak

jajanan.

1. Deskriptif Indikator Definisi Jajanan

Hasil penelitian berdasarkan jawaban angket siswa pada Gugus

1 Kecamatan Plampang mengenai indikator definisi jajanan dapat

dilihat pada tabel 4.6.

Tabel 4.3 Hasil Tingkat Pengetahuan Siswa Berdasarkan Indikator


Definisi jajanan
No. Pernyataan Jumlah Nilai Kategori
skor Indeks
1 Jajanan yang aman adalah jajanan 289 57,8 Cukup
yang tidak mengandung bahan baik
berbahaya serta bebeas dari kuman
dan bakteri
2 Jajana merupakan makanan 207 41,4 Cukup
selingan baik
3 Jajanan merupakan makanan 281 56,2 Cukup
pokok baik
4 Jajanan yang dimakan saat 159 31,8 Kurang
istirahat adalah makanan baik
tambahan untuk mengurangi rasa
lapar setelah beraktifitas dan agar
lebih mudah menerima pelajaran
selanjutnya
Rata-rata skor 51,8 Cukup
baik

Berdasarkan tabel 4. diketahui bahwa rata-rata nilai indeks

tingkat pengetahuan siswa berdasarkan definisi jajanan adalah 51,8

dengan kategori cukup baik, hal ini mengindikasikan bahwa

pengetahuan siswa mengenai definisi jajanan sudah cukup baik.

2. Deskriptif Indikator Kemasan Jajanan


Hasil Penelitian berdasarkan jawaban angket siswa di Gugus 1

Kecamatan Plampang mengenai indikator definisi jajanan dapat dilihat

pada tabel 4.4.

Tabel 4.4 Hasil Tingkat Pengetahuan Siswa Berdasarkan Indikator


Kemasan Jajanan
No. Pernyataan Jumlah Nilai Kategori
skor indeks
1 Jajanan yang terbungkus lebih 272 56,6 Cukup baik
terjamin kebersihannya
2 Jajanan yang bungkusnya sudah 325 65 Baik
rusak atau bocor tidak aman untuk
dimakan
3 Sebelum membeli jajanan seperti 143 28,6 Kurang
snack saya membaca komposisi baik
yang tercantum pada bungkusnya
Rata-rata skor 50 Cukup
baik

Berdasarkan tabl 4.4 diketahui bahwa rata-rata nilai indeks tingkat

pengetahuan siswa berdasarkan kemasan jajanan adalah 50 dengan kategori

cukup baik. Hal tersebut mengindikasikan bahwa pengetahuan siswa

mengenai kemasan jajanan yang sudah rusak tidak baik untuk dikonsumsi

berada pada kategori cukup baik.

3. Deskriptif Indikator Bahaya Jajanan

Hasil Penelitian berdasarkan jawaban angket siswa pada Gugus 1

Kecamatan Plampang mengenai indikator bahaya jajanan dapat dilihat

pada tabel 4.5.

Tabel 4.5 Hasil Tingkat Pengetahuan Siswa Berdasarkan Indikator


Bahaya Jajanan
No. Pernyataan Jumlah Skor Nilai indeks Kategori
1 Saya harus memilih 296 59,2 Cukup baik
makanan secara hati-hati
untuk menghindari dampak
buruk pada diri saya
No. Pernyataan Jumlah Skor Nilai indeks Kategori
2 Kandungan bahan jajanan 169 33,8 Kurang baik
yang kurang baik, dapat
berakibat mengganggu
konsentrasi saya dalam
menerima pelajaran
Rata-rata skor 46,5 Cukup baik

Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa rata-rata nilai indeks tingkat

pengetahuan yang didapatkan siswa pada indikator bahaya jajanan sebesar

46,5 dengan cukup baik. Hal tersebut mengindikasikan bahwa siswa sudah

paham dengan baik bahwa komposisi yang ada pada jajanan perlu

diperhatikan sehingga tidak berbahaya bagi tubuh serta fisik anak.

4. Deskriptif Indikator Dampak Jajanan

Hasil Penelitian berdasarkan angket siswa Gugus 1 Kecamatan

Plampang mengenai dampak jajanan dapat dilihat pada tabel 4.6.

Tabel 4.6 Hasil Tingkat Pengetahuan Siswa Berdasakan


Indikator Dampak Jajanan
No. Pernyataan Jumlah Nilai Kategori
Skor Indeks
1 Kandungan bahan jajanan yang 148 29,6 Kurang baik
kurang baik, dapat berakibat
menggangu konsentrasi saya
dalam menerima pelajaran
2 Jajanan fast food agar tidak 177 35,4 Kurang baik
mengalami kelebihan berat
badan (obesitas) sehigga tidak
konsentarsi dalam menerima
pelajaran
3 Selain boros, mengkonsumsi 193 38,6 Kurang baik
jajanan berlebihan dapat
menimbulkan efek obesitas
4 Jajanan yang tidak aman dapat 353 70,6 Baik
menyebabkan rasa mual,
muntah, pusing dan juga diare
Rata-rata skor 43,6 Cukup Baik
Berdasarkan tabel 4.6 diketahui bahwa rata-rata nilai indeks

tingkat pengetahuan yang didapatkan siswa pada indikator dampak

jajanan sebesar 43,6 dengan kategori cukup baik. Hal tersebut

mengindikasikan bahwa pemahaman siswa mengenai dampak

mengkonsumsi jajanan sudah cukup baik. Siswa sudah paham bahwa

kanudngan jajanan yang kurang baik dapat mengganggu konsentrasi,

selain itu sudah juga sudah paham mengenai jajanan yang tidak aman

akan menyebabkan siswa mudah sakit.

4.2 Pola Konsumsi Jajanan Siswa di Sekolah

Instrumen yang digunakan untuk mengetahui pola konsumsi jajanan siswa

adalah instrumen angket yang telah diuji validitasnya dan lembar observasi.

Penelitian ini memperoleh data melalui penyebaran angket kepada siswa kelas IV

SDN Gugus 1 Kecamatan Plampang.

4.2.1 Data Total Pola Konsumsi Jajanan Siswa

Data total pola konsumsi siswa memuat mean, median, modus, nilai

minimial, nilai maksimal, dan rentang data. Data tersebut dapat dilihat pada tabel

4.7.

Tabel 4.7 Data Total Pola Konsumsi Jajanan Siswa


Statistik Deskriptif Pola Konsumsi Siswa
Mean 74
Median 66,2
Modus 63,4
Nilai Min 51
Nilai Maks 80,8
Rentang Data 29,8
4.2.2 Hasil Angket Pola Konsumsi Siswa Jajanan Siswa di Sekolah

Perhitungan hasil pola konsumsi siswa berdasarkan angket yang sudah

dibagikan dan diisi oleh siswa sebanyak 90 siswa yang ada di gugus 1

Kecamatan Plampang dengan rincian sebanyak 25 siswa dari SD 1 Plampang,

22 siswa dari SDN 2 Plampang, 23 siswa dari SDN 3 Plampang, dan 20 siswa

dari SDN Selante dapat dilihat pada tabel 4.8.

Tabel 4.8 Pola Konsumsi Jajanan Siswa


Frekuensi Jawaban Skor Jawaban Nilai
No Indikator Pernyataan Kategori
F1 F2 F3 F4 F5 F1 F2 F3 F4 F5 Indeks
1 4 8 3 15 60 4 16 9 60 300 77,8 Setuju
2 17 9 15 8 41 17 18 45 32 205 63,4 Setuju
Jenis Jajanan Cukup
1 3 14 12 36 12 16 14 24 108 48 80 54,8 setuju
Cukup
4 12 9 35 13 21 12 9 105 52 105 58,4 setuju

5 5 13 17 11 44 4 26 51 44 220 69,2 Setuju


6 11 9 13 18 39 11 18 39 72 195 67 Setuju
7 5 3 16 15 51 5 6 48 60 255 74,8 Setuju
Cara
2 Mengkonsumsi 8 14 6 17 19 34 14 12 51 76 170 64,6 Setuju
Jajanan
9 3 2 10 17 58 3 4 30 68 290 79 Setuju
10 8 3 16 24 39 8 6 48 96 195 70,6 Setuju
11 14 12 7 27 30 14 24 21 108 150 63,4 Setuju
Frekuensi Sangat
3 Konsumsi 12 3 2 7 14 64 3 4 21 56 320 80,8 setuju
Jajanan Cukup
13 24 17 13 22 14 24 34 39 88 70 51 setuju
14 15 14 5 7 49 15 28 15 28 245 66,2 Setuju
Cukup
15 13 18 14 29 16 13 36 42 116 80 57,4 setuju
Rata-rata 74 Setuju

Berdasarkan Tabel 4.8 diketahui bahwa rata-rata nilai indeks pola

konsumsi jajanan siswa berada dalam kategori setuju dengan nilai indeks
mencapai 74. Nilai indeks tersebut didapatkan berdasarkan indikator penilaian

berupa jenis jajanan, cara mengkonsumsi jajanan siswa, dan frekuensi jajanan

siswa.

1. Deskripsi Indikator Jenis Jajanan

Hasil Penelitian berdasarkan jawaban angket siswa pada Gugus 1

Kecamatan Plampang mengenai pola konsumsumsi jajanan siswa

berdasarkan indikator bahaya jajanan dapat dilihat pada tabel 4.9.

Tabel 4.9 Pola Konsumsi Siswa Berdasarkan Indikator Jenis


Jajanan
No. Pernyataan Jumlah Skor Nilai Kategori
Indeks
1 Saya membeli pop ice, marimas, 389 77,8 Sangat
nurisari, di kantin sekolah setuju
2 Saya membeli jajanan yang tidak 317 63,4 Setuju
terbungkus seperti gorengan
dikantin sekolah maupun di luar
sekolah
3 Saya tidak membeli jajanan yang 274 54,8 Setuju
berwarna mencolok
4 Saya menghindari minuman yang 283 58,4 Setuju
mengandung pemanis buatan
5 Saya membeli makana siap saji 345 69,2 Setuju
(mie goreng, nugget, dan burger)
yang tersedia di sekolah atau di
luar sekolah
Rata-rata skor 64,7 Setuju

Berdasarkan tabel 4.9 diketahui bahwa rata-rata nilai indeks yang

didapatkan siswa sebesar 64,7 dengan kategori setuju. Hal ini

mengindikasikan bahwa sebagian besar siswa setuju dengan pernyataan

yang dilontarkan oleh peneliti. Dari hasil tersebut diketahui pola konsumsi

siswa berdasarkan jenis jajanan yang mereka konsumsi adalah minuman-

minuman berasa seperi pop ice, nutrisari, dan marimas. Selain itu siswa juga
lebih senang mengkonsumsi jajanan seperti gorengan dan makanan-

makanan siap saji serta makanan yang memiliki warna mencolok.

2. Deskripsi Indikator Cara Mengkonsumsi Jajanan

Hasil Penelitian berdasarkan jawaban angket siswa pada Gugus 1

Kecamatan Plampang mengenai indikator cara mengkonsumsi jajanan

dapat dilihat pada tabel 4.10.

Tabel 4.10 Pola Konsumsi Siswa Berdasakan Indikator Cara


Mengkonsumsi Jajanan
No. Pernyataan Jumlah Skor Nilai Indeks Kategori
1 Saya terbiasa 335 67 Setuju
memperhatikan kebersihan
tempat dan alat-alat yang
digunakan untuk mengolah
jajan
2 Saya terbiasa mencuci 374 74,8 Setuju
tangan
3 Sebelum membeli jajanan 323 64,6 Setuju
saya tidak memperhatikan
tanggal kadaluarsanya
4 Saya tidak memakan 395 79 Setuju
jajanan yang sudah busuk
dan bau
Rata-rata skor 71,6 Setuju

Berdasarkan Tabel 4.10 diketahui bahwa rata-rata nilai indeks yang

didapatkan siswa sebesar 71,6 dengan kategori setuju. Hal ini

mengindikasikan bahwa sebagian besar siswa setuju dengan pernyataan-

pernyataan terkait cara mengkonsumsi jajanan. Dari hasil penelitian

diketahui bahwa siswa memperhatikan kebersihan sebelum mengkonsumsi

jajanan mulai dari tempat pengolahan makanan dan siswa juga tidak lupa

untuk mencuci tangan sebelum makan. Selain itu siswa juga memperhatikan
tanggal kadaluarsa makanan, sealin itu siswa juga tidak akan memakan

makanan yang sudah busuk dan berbau.

3. Deskripsi Indikator Frekuensi Jajanan

Hasil penelitian berdasarkan jawaban angket siswa pada Gugus 1

Kecamatan Plampang mengenai indikator Frekuensi konsumsi jajanan

siswa dapat dilihat pada tabel 4.11.

Tabel 4.11 Pola Konsumsi Siswa Berdasakan Indikator


Frekuensi Konsumsi Jajanan
No. Pernyataan Jumlah Nilai Kategori
Skor Indeks
1 Saya terbiasa sarapan pagi sebelum 353 70,6 Setuju
berangkat sekolah
2 Saya tidak membawa bekal dan lebih 317 63,4 Setuju
memilih jajan di sekolah
3 Sewaktu isitirahat saya membeli jajan di 404 80,8 Sangat
kantin atau di depan sekolah Setuju
4 Saya terbiasa makan di rumah dan tidak 255 51 Cukup
suka membeli jajan di luar Setuju
5 Saya membeli berbagai macam jajanan 331 66,2 Setuju
saat di sekolah
6 Jajanan yang murah dan enak di sekitar 287 57,4 Setuju
sekolah
Rata-rata skor 64,9 Setuju

Berdasarkan Tabel 4.11 diketahui bahwa rata-rata nilai indeks yang

didapatkan siswa sebesar 64,9 dengan kategori setuju. Hal tersebut

mengindikasikan bahwa frekuensi konsumsi jajanan siswa lebih banyak

berasal dari kantin sekolah dimana siswa lebih tertarik dengan berbagai

macam jajanan yang ada di sekolah dari pada yang ada di rumahnya.

4.2.3 Hasil Observasi Pola Konsumsi Jajanan Siswa di Sekolah

Kegiatan observasi dilakukan untuk mengetahui kebiasaan jajan anak di

sekolah dan kondisi jajanan yang di jual di luar sekolah. Pada penelitian ini yang
menjadi observer adalah peneliti sendiri. Adapun hasil observasi yang dilakukan

peneliti pada setiap sekolah dapat dilihat pada tabel 4.12, 4.13, 4.14, dan 4.15.

Tabel 4.12 Hasil Observasi di SDN 1 Plampang


No Aspek Observasi Ya Tidak Keterangan
1 Apakah tersedia kantin di sekolah √ Ada
2 Apakah si kantin sekolah menjual √ Tidak
makanan yang sehat seperti sayur dan
buah-buahan
3 Apakah siswa selalu membeli jajanan √ Kebanyakan siswa selalu
di kantin sekolah membeli makanan di
kantin sekolah
4 Apakah ada penjual jajanan di luar √ Biasanya terdapat satu
sekolah yang menggunakan motor
sepeda di luar sekolah
5 Apakah siswa selalu membeli jajanan √ Banyak siswa yang
di luar sekolah membeli makanan di luar
sekolah
6 Apa saja jajanan yang dijual di luar cilok dan es
sekolah?
7 Apakah siswa selalu membeli √ Iya
minuman manis dan berwarna
8 Apakah siswa selalu membeli jajanan √ Tidak
yang tertutup dan bersih?
9 Apakah siswa mengkonsumsi jajanan √ Kebanyakan makanan
yang banyak mengandung zat pewarna yang ditawarkan
dan penyedap? mengandung zat pewrna
dan penyedap
10 Jajanan apa saja yang sering dibeli Cilok, permen, dan mie
siswa ketika istirahat?

Tabel 4.13 Hasil Observasi di SDN 2 Plampang


No Aspek Observasi Ya Tidak Keterangan
1 Apakah tersedia kantin di sekolah √ Iya
2 Apakah si kantin sekolah menjual √ Tidak
makanan yang sehat seperti sayur dan
buah-buahan
3 Apakah siswa selalu membeli jajanan di √ Hampir setiap hari siswa
kantin sekolah membeli jajanan di
sekolah
4 Apakah ada penjual jajanan di luar √ Ada
sekolah
5 Apakah siswa selalu membeli jajanan di √ Tidak semua siswa
luar sekolah membali jajanan di luar
sekolah
6 Apa saja jajanan yang dijual di luar Gorengan, pop, dan
sekolah? minuman
No Aspek Observasi Ya Tidak Keterangan
7 Apakah siswa selalu membeli minuman √ Iya
manis dan berwarna
8 Apakah siswa selalu membeli jajanan √ Tidak
yang tertutup dan bersih?
9 Apakah siswa mengkonsumsi jajanan √ Iya
yang banyak mengandung zat pewarna
dan penyedap?
10 Jajanan apa saja yang sering dibeli siswa Mie, sosis, jelly, nugget
ketika istirahat

Tabel 4.14 Hasil Observasi di SDN 3 Plampang


No Aspek Observasi Ya Tidak Keterangan
1 Apakah tersedia kantin di sekolah √ Iya
2 Apakah si kantin sekolah menjual √ Tidak
makanan yang sehat seperti sayur dan
buah-buahan
3 Apakah siswa selalu membeli jajanan di √ Iya
kantin sekolah
4 Apakah ada penjual jajanan di luar √ Iya
sekolah
5 Apakah siswa selalu membeli jajanan di √ Iya
luar sekolah
6 Apa saja jajanan yang dijual di luar Gula-gula, cilok, dan telur
sekolah? gulung
7 Apakah siswa selalu membeli minuman √ Iya
manis dan berwarna
8 Apakah siswa selalu membeli jajanan √ Tidak
yang tertutup dan bersih?
9 Apakah siswa mengkonsumsi jajanan √ Iya
yang banyak mengandung zat pewarna
dan penyedap?
10 Jajanan apa saja yang sering dibeli siswa Gorengan, pop ice, dan
ketika istirahat? mie

Tabel 4.15 Hasil Observasi di SDN Selante


No Aspek Observasi Ya Tidak Keterangan
1 Apakah tersedia kantin di sekolah √
2 Apakah si kantin sekolah menjual √
makanan yang sehat seperti sayur dan
buah-buahan
3 Apakah siswa selalu membeli jajanan di √
kantin sekolah
4 Apakah ada penjual jajanan di luar √
sekolah
5 Apakah siswa selalu membeli jajanan di √
luar sekolah
No Aspek Observasi Ya Tidak Keterangan
6 Apa saja jajanan yang dijual di luar -
sekolah?
7 Apakah siswa selalu membeli minuman √
manis dan berwarna
8 Apakah siswa selalu membeli jajanan √
yang tertutup dan bersih?
9 Apakah siswa mengkonsumsi jajanan √
yang banyak mengandung zat pewarna
dan penyedap?
10 Jajanan apa saja yang sering dibeli siswa Es, sempol, corndog, sosis
ketika istirahat?

Berdasarkan hasil observasi pada tabel 4.12, 4.13, 4.14 dan 4.15 yang

dilakukan di SDN 1 Plampang, SDN 2 Plampang, SDN 3 Plampang, dan SDN

Selante dapat diketahui bahwa pola konsumsi siswa cenderung untuk

mengkonsumsi makanan yang terlihat lebih menarik dan lebih berasa seperti

makanan-makan yag mengandung pewarna dan penyedap, contohnya sempol,

sosis, gorengan, mie, cilok, permen, serta minuman-minuman seperti pop ice,

nustrisari, dan lain sebagainya yang dijual di kantin sekolah maupun diluar sekolah.

4.3 Dampak Pola Konsumsi Jajanan siswa di Sekolah

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan ada beberapa dampak

konsumsi jajanan yang tidak baik bagi anak. Hasil tersebut didasarkan pada angket

tingkat pengetahuan pada indikator dampak jajanan. Hasil tersebut dapat dilihat pada

tabel 4.16.

Tabel 4.16 Dampak Pola Konsumsi Jajanan terhadap Siswa


No. Pernyataan Jumlah Nilai Kategori
Skor Indeks
1 Kandungan bahan jajanan yang 148 29,6 Kurang baik
kurang baik, dapat berakibat
menggangu konsentrasi saya
dalam menerima pelajaran
No. Pernyataan Jumlah Nilai Kategori
Skor Indeks
2 Jajanan fast food agar tidak 177 35,4 Kurang baik
mengalami kelebihan berat
badan (obesitas) sehigga tidak
konsentarsi dalam menerima
pelajaran
3 Selain boros, mengkonsumsi 193 38,6 Kurang baik
jajanan berlebihan dapat
menimbulkan efek obesitas
4 Jajanan yang tidak aman dapat 353 70,6 Baik
menyebabkan rasa mual,
muntah, pusing dan juga diare
Rata-rata skor 43,6 Cukup Baik

Berdasarkan angket tersebut diketahui bahwa dampak pola konsumsi siswa

ada berbagai macam misalnya saja terganggunya konsentrasi siswa akibat

penyakit yang di timbulkan bahan jajanan yang berbahaya, serta efek obesitas

akibat kelebihan mengkonsumsi jajanan.


BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Tingkat Pengetahuan Jajanan Siswa

Penanaman pengetahuan tentang makanan sehat penting untuk dilakukan

kepada anak sejak usia dini. Pengetahuan yang baik diharapkan dapat

mempengaruhi konsumsi makanan sehingga menjadi lebih baik (Rizqi & Sartika,

2020). Pengetahuan atau kognitif sendiri merupakan hal yang sangat penting dalam

membentuk tindakan seseorang (over behaviour) (Fitriyah, 2019). Dalam hal ini

pengetahuan mengenai jajanan sangat diperlukan siswa agar mempengaruhi pola

konsumsi siswa terhadap jajanan. Berdasarkan hasil analisis terkait tingkat

pengetahuan siswa terhadap jajanan pada siswa kelas IV SDN Gugus 1 Kecamatan

Plampang menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan jajanan siswa memperoleh

nilai indeks sebesar 51,7 dengan kategori cukup baik. Hal tersebut berbeda dengan

penelitian yang dilakukan oleh (Syam et al., 2018) dimana hasil tingkat

pengetahuan siswa terhadap jajanan berada pada kategori rendah. Hasil tingkat

pengetahuan siswa terkait jajanan dapat berbeda karena diakibatkan oleh perbedaan

pengetahuan terkait jajanan yang didapatkannya di sekolah maupun luar sekolah.

Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan pada indikator

definisi jajanan, siswa SDN Gugus 1 Kecamatan Plampang memperoleh nilai

indeks sebesar 51,8. Hal tersebut mengindikasikan bahwa tingkat pengetahuan

siswa mengenai definisi jajanan sudah cukup baik. Sebagian besar siswa sudah

mampu memahami bahwa jajanan yang aman bebas dari kuman dan bakteri serta
tidak mengandung bahan berbahaya. Selain itu, sebagian besar siswa sudah

memahami bahwa jajanan merupakan makanan yang penting untuk dikonsumsi

sebagai pelengkap asupan sehari-hari. Sedangkan kurang dari setengah siswa yang

memehami bahwa jajanan hanya merupakan makanan selingan pelengkap

kebutuhan tubuh sehari-hari.

Pada indikator kemasan jajanan, siswa SDN Gugus 1 kecamatan Plampang

mendapat nilai indeks sebesar 50 dengan kategori cukup baik. Hal tersebut

mengindikasikan bahwa siswa suduh cukup memahami kemasan makanan yang

seperti apa yang layak dan tidak untuk dikonsumsi. Hal tersebut dapat dilihat

berdasarkan hasil angket siswa dimana lebih dari setengah siswa sudah mampu

memahami bahwa jajanan yang tidak aman untuk dimakan adalah jajanan yang

memiliki kemasan yang rusak atau bocor. Berbeda dengan hasil sebelumnya

dimana siswa sudah mampu memahami kondisi kemasan jajanan yang baik dan

tidak baik untuk dimakan, hanya ada sebagian kecil siswa yang memahami bahwa

jajanan yang bersih seharusnya terbungkus rapih agar tidak terkontaminasi bakteri

dari luar.

Berdasarkan indikator bahaya jajanan, siswa di SDN Gugus 1 Kecamatan

Plampang mendapat nilai indeks sebesar 46,5 dengan kategori cukup baik. Hasil

tersebut mengindikasikan bahwa siswa sudah cukup baik memahami hal-hal

berbahaya yang terdapat pada jajanan. Sebagian besar siswa siswa sudah mampu

memahami dengan baik bahwa komposisi yang ada dalam snack atau jajanan harus

diperhatikan. Akan tetapi hanya sedikit siswa yang sadar dan hati-hati dalam
memilih makanan karena sadar akan resiko atau dampak buruk yang akan terjadi

pada dirinya.

Pada indikator dampak jajanan, siswa SDN Gugus 1 Kecamatan Plampang

mendapat persentase skor rata-rata sebesar 43,6 dengan kategori cukup baik. Hal

tesebut mengindikasikan bahwa siswa sudah cukup baik memahami apa saja

dampak yang akan ditimbulkan saat mengkonsumsi jajanan. Siswa sudah mampu

memahami bahwa kadungan dalam jajanan yang kerap siswa beli secara

sembarangan dapat mengakibatkan gangguan pencernaan seperti mual, muntah,

pusing dan juga diare sehingga hal-hal tersebut dapat mempengaruhi konsentrasi

siswa dalam belajar. Selain itu mengkonsumsi jajanan terutama fast food secara

berlebihan dapat mengakibat efek obesitas dan mengganggu konsentrasi belajar

siswa.

5.2 Pola Konsumsi Jajanan Siswa

Salah satu penyebab timbulnya masalah gizi adalah pola konsumsi makanan

anak yang salah (Fauziah, 2023). Misalnya saja kebiasaan anak mengkonsumsi

jajanan yang tidak sehat yang berimbas pada pertumbuhan dan perkembangannya

karena kurangnya asupan gizi anak (Syam et al., 2018). Sebagaimana diketahui

bahwa anak sekolah dasar menghabiskan waktu lebih banyak di sekolah dari pada

di rumahnya, hal tersebutlah yang menyebabkan tingkat konsumsi jajanan anak

cenderung lebih tinggi di sekolah (Fauziah, 2023). Berdasarkan hasil penelitian

yang dilakukan di Gugus 1 Kecamatan Plampang didapatkan hasil nilai indeks

sebesar 64,7 dengan kategori setuju pada angket pola konsumsi jajanana siswa. Hal

ini mengindikasikan bahwa sebagian besar siswa setuju dengan pernyataan yang
ada pada angket pola konsumsi siswa. Berdasarkan hasil penelitian pada indikator

jenis jajanan dapat diketahui bahwa jenis jajanan yang dibeli siswa cenderung

kepada jenis jajanan siap saji serta tidak dibungkus secara rapat atau disajikan pada

wadah terbuka misalnya saja gorenggan, nugget, mie, dan burger. Sedangkan jenis

minuman yang kerap dibeli siswa adalah minuman-minuman seperti pop ice,

nurtirasi, atau marimas. Hal tersebut sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan

oleh (Utami & Waladani, 2017) yang menyatakan bahwa anak-anak lebih suka

mengkonsumsi gorengan serta minuman-minuman manis seperti esteh dan pop ice.

Hasil penelitian lain juga menunjukkan hasil yang sama dimana anak sering

mengkonsumsi jajanan berupa lontong, sosis goreng, sosis panggang, hamburger,

donat, ayam goreng, roti bakar dan lainnya, Sedangkan minuman jajanan yang

sering dikonsumsi oleh siswa tersebut yaitu pop ice, aneka coffee, jus, dan lain-lain

(Syafleni et al., 2020).

Pada indikator cara mengkonsumsi jajanan didapatkan nilai indeks sebesar

71,6 dengan kategori setuju. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat diketui bahwa

sebelum mengkonsumsi jajanan siswa terbiasa untuk mencuci tangan terlebih

dahulu. Hal tersebut sejaan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

(Purwandari et al., 2013) dimana anak-anak di sekolah dasar di kabupaten jember

selalu mencuci tangan sebelum makan agar terhindar dari berbagai penyakit. Selain

itu siswa juga memperhatikan kebersihan alat makan yang akan digunakan, serta

memeperhatikan tanggal kadaluarsa yang ada pada kemasan.

Berdasarkan indikator frekuensi konsumsi jajanan siswa, didapatkan nilai

indeks sebesar 64,9 dengan kategori setuju. Berdasarkan hasil tersebut diketahui
bahwa banyak siswa yang terbiasa untuk sarapan pagi sebelum berangkat ke

sekolah, namun hanya ada sedikit siswa yang lebih memilih membawa bekal ke

sekolah dengan alasan jajanan yang dapat di beli di sekolah lebih menarik dan

beragam. Saat istirahat siswa lebih memilih untuk membeli jajanan di depan

sekolah dengan alasan lebih enak dari pada makanan di rumah. Hal tersebut juga

dijelaskan oleh (Haris, 2018) dimana anak pada umumnya cenderung lebih memilih

makan jajanan yang ada di sekolah dari pada makan masakan ibu yang ada di rumah

karena dianggap tidak menarik.


BAB VI

KESIMPULAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian terhadap tingkat pengetahuan dan pola

konsumsi jajanan siswa kelas IV SDN Gugus 1 Kecamatan Plampang dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut.

1. Tingkat pengetahuan jajanan siswa berada pada kategori cukup baik dengan

rata-rata nilai indeks sebesar 51,7. Hal tersebut mengindikasikan bahwa siswa

sudah cukup mampu memahami pengetahuan mengenai jajanan, baik itu

definisi jajanan, jenis kemasan jajajanan yang layak dikonsumsi dan tidak

layak dikonsumsi, bahaya jajanan, serta dampak jajanan bagi kesehatan siswa.

2. Pola konsumsi jajanan siswa berada pada kategori setuju dengan nilai indeks

sebesar 74. Hal tersebut mengindikasikan bahwa sebagian besar siswa setuju

dengan pernyataan yang ada pada angket pola konsumsi yang sudah diisi.

Berdasarkan angket tersebut diketahui bahwa siswa lebih sering

mengkonsumsi jajanan siap saji seperti mie, nugget, burger, bahkan gorengan

yang dijual di kantin atau di luar sekolah. Sebelum makan siswa terbiasa untuk

mencuci tangan, mengecek kebersihan alat makan, serta mengecek tanggal

kadaluarsa yang ada pada kemasan jajanan yang dibeli. Selain itu siswa juga

lebih untuk memilih jajan di sekolah dari pada membawa bekal dari rumah

dengan alasan jenis jajanan yang ditawarkan lebih menari dan beragam.
3. Dampak buruk jajanan yang dapat menyerang siswa serta dipahami siswa

adalah kandungan bahan jajanan yang berbahaya dapat mengakibatkan rasa

mual, muntah, pusing, dan juga diare kepada siswa. hal tersebut dapat

mengakibatkan terganggunya konsentrasi siswa dalam hal menerima pelajaran.

Selain itu, konsumsi jajanan yyang berlebih juga dapat mengakibatkan obesitas

atau kelebihan berat bada sehingga berdampak pada konstrasi siswa dalam

menerima pelajaran.
DAFTAR PUSTAKA

Fauziah, D. (2023). Penerapan Asupan Gizi Seimbang Untuk Anak Usia DiniM
elalui Kegiatan Pemberian Makanan Tambahan di RA Tunas Harapan Ranca
Emas. 2, 67–74.
Fitriyah, S. (2019). Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap dengan Perilaku
Konsumsi Jajanan Sehat di SD Negeri Margadadi III. Seri Ilmu-Ilmu Alam
Dan Kesehatan, 3(1), 23–27.
Haris, V. S. D. (2018). Pengaruh Penyuluhan Dengan Media Animasi Terhadap
Pengetahuan Dan Sikap Tentang Makanan Bergizi, Seimbang Dan Aman Bagi
Siswa SD 08 Cilandak Barat Jakarta Selatan Tahun 2017. Jurnal Kesehatan,
1(1), 38–42.
Purwandari, R., Ardiana, A., & Wantiyah. (2013). Hubungan Antara Perilaku
Mencuci Tangan Dengan Insiden Diare pada Anak Usia Sekolah di Kabupaten
Jember. Jurnal Keperawatan, 4(2), 122–130.
Rizqi, E. R., & Sartika, Y. (2020). Pengaruh Media Tebak Gambar Terhadap
Pengetahuan Jajanan Sehat Siswa Sdn 001 Teratak Kabupaten Kampar.
PREPOTIF : Jurnal Kesehatan Masyarakat, 4(1), 58–62.
https://doi.org/10.31004/prepotif.v4i1.633
Syafleni, Asriwati, & Hadi, A. J. (2020). Jurnal Komunitas Kesehatan Masyarakat
Volume 1 Nomor 2, Januari 2020 ANALISIS DAMPAK
KONSUMSIJAJANAN, AKTIFITAS FISIK, DAN STATUSGIZI
TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMKSWASTA
PHARMACA MEDAN. Kesehatan Masyarakat, 1(2), 31–39.
Syam, A., Indriasari, R., & Ibnu, I. (2018). Gambaran Pengetahuan dan Sikap Siswa
terhadap Makanan Jajanan Sebelum dan Setelah Pemberian Edukasi Kartu
Kwartet Pada Anak Usia Sekolah Dasar di Kota Makassar. JURNAL TEPAT :
Applied Technology Journal for Community Engagement and Services, 1(2),
127–136. https://doi.org/10.25042/jurnal_tepat.v1i2.36
Utami, W., & Waladani, B. (2017). Gambaran Perilaku Makanan Jajanan Siswa di
SDN Kalibeji 2 Sempor. Urecal, 315–322.

Anda mungkin juga menyukai