PROFESIONALISME GURU DI MTs ALWASHLIYAH TANJUNG MORAWA Hotni Sari Harahap1, Nurul Hidayah2 Fakultas Agama Islam UNIVA Medan hotnisari46@gmail.com1 ; nurulaljawy@gmail.com2
ABSTRAK konsumen pendidikan. Mutu dapat
diartikan sebagai gambaran dan Mutu pendidikan berorientasi kepada karakteristik menyeluruh dari barang atau kepuasan dari konsumen pada lembaga jasa yang menunjukkan kemampuanya pendidikan yang mencakup input, proses dalam memuaskan kebutuhan yang dan output pendidikan. Peningkatan mutu diharapkan atau tersirat. Dalam konteks hendaknya dilakukan secara pendidikan, pengertian mutu mencangkup berkesinambungan dengan ipnut, proses dan output pendidikan memanfaatkan dan mendayagunakan (Mulyasa, 2011). seluruh komponen manajemen Guru memiliki peranan sentral dalam pendidikan. Upaya peningkatan mutu meningkatkan mutu pendidikan, sebagai pendidikan tidak terlepas dari tenaga pendidik dalam lingkup sekolah, performance guru sebagai agent of cange guru harus memiliki kompetensi- dalam pembelajaran, profesionalisme kompetensi dasar kependidikan. Sebab guru berdampak signifikan dalam dalam interaksi pembelajaran peserta mencapai tujuan pendidikan. Guru dalam didik, seorang guru harus bisa melakukan proses pendidikan memegang peranan demonstrasi yang hidup dan strategis terutama dalam upaya menyenangkan bagi peserta didik. membentuk watak bangsa melalui Sehingga kompetensi tersebut pengembangan kepribadian dan nilai-nilai menyebabkan pembelajaran semakin yang diinginkan dalam organisasi bertambah baik. Maka dari itu, diperlukan pendidikan tenaga pendidik dan yang namanya manajemen pembinaan kependidikan ini merupakan sumber daya tenaga pendidik, dimana pembinaan manusia yang potensial yang turut tenaga pendidik ini berfungsi sebagai berperan dalam mewujudkan tujuan upaya untuk meningkatkan mutu dan pendidikan nasional. Hasil penelitian ini pengalaman serta peningkatan status menunjukkan Manajemen mutu dalam guru dalam lembaga pendidikan meningkatkan profesionalisme guru di ditempatnya bertugas. MTs Alwashliyah Tanjung Morawa Griffiths menyatakan bahwa sebagai berikut : a); perencanaan, b); peningkatan mutu pendidikan di sekolah Pengembangan kompetensi guru, c); dasar sangat tergantung kepada tingkat Keterlibatan guru dalam pengambilan profesionalisme guru (Ibrahim, 2003). dari keputusan, d); Pembinaan Kompetensi pernyataan tersebut guru sangat berperan Guru, e) ; Suasana Iklim Kerja yang dalam meningkatkan mutu pendidikan di solidaritas. sekolah, semakin tinggi tingkat profesionalisme guru maka akan Kata Kunci : Manajemen Mutu, berimbas kepada tingginya mutu Profesionalisme Guru pendidikan di sekolah tersebut. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 PENDAHULUAN tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 6 yang dimaksud dengan pendidik Era globalisasi yang diprakarsai adalah tenaga kependidikan yang dengan perkembangan ilmu pengetahuan berkualifikasi sebagai guru, dosen, dan teknologi membutuhkan sumber daya konselor, pamong belajar, widyaiswara, manusia intelektual dan kompetitif dalam tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan bidangnya, oleh karena itu manajemen lain yang sesuai dengan kekhususannya, mutu merupakan kebutuhan bagi para serta berpartisipasi dalam 58 Hotni Sari Harahap dan Nurul Hidayah : Manajemen Mutu dalam ……………………………….
menyelenggarakan pendidikan (Imam perlunya keberadaan guru profesioanal.
Wahyudi, 2012). Untuk itu, guru diharapkan tidak hanya Dalam perspektif Islam, seorang sebatas menjalankan profesinya, tetapi pendidik (guru) akan berhasil guru harus memiliki keterpanggilan untuk menjalankan tugasnya apabila memiliki melaksanakan tugasnya dengan pikiran kreatif dan terpadu serta melakukan perbaikan kualitas pelayanan mempunyai kompetensi profesional terhadap anak didik baik dari segi religius. Rasulullah Saw bersabda : intelektual maupun kompetensi lainnya yang akan menunjang perbaikan dalam بَ ْينَ َما: ع ْنهُ ـ أَ َّنهُ قَا َل َ ي اللَّـهُ تَ َعالَى َ ض ِ ع ْن أَ ِبي ه َُري َْرةَ ـ َر َ pelaksanaan kegiatan belajar mengajar َمتَى: ي فَقَ ا َل ٌّ ب ِ اْر َ ع َ أ ه ُ ء َ ا ج َ م َ و ْ َ ق ْ ال ُ ِّث ي فِي َمجْ ل ٍِس ي َُح ِد ُّ ِالنَّب serta mampu mendatangkan prestasi : ض ْالقَ ْو ِم ُ ِّث فَقَ ا َل بَ ْع ُ ي َُح ِد ضى َرسُو ُل اللَّـ ِه َ عةُ ؟ فَ َم َ السَّا belajar yang baik. ، بَلْ لَ ْم يَ ْس َم ْع: ض ُه ْم ُ َوقَا َل بَ ْع، سمِ َع َما قَا َل فَك َِرهَ َما قَا َل َ Madrasah Tsanawiyah Alwashliyah ع ِة ؟ قَ ا َل َ ع ْن السَّا َ أَيْنَ أ ُ َراهُ السَّائِ ُل: ضى َحدِيثَهُ قَا َل َ ََحتَّى إِذَا ق Tanjung Morawa terus berpacu dalam ْضيِِّعَتْ ْاْل َ َمانَةُ فَا ْنتَظِر ُ فَ إِذَا: قَا َل، هَا أَنَا يَا َرسُو َل اللَّـ ِه: proses perbaikan guna mencapai mutu َ َ ْ س َد اْل ْم ُر إِلى ِّ ِ إِذا ُو: عت ُ َه ا ؟ قَ ا َل َ َ ضا َ ِْف إ َ َكي: قَ ا َل. َعة َ السَّا pendidikan untuk mencetak generasi (َ) رواه البخارى.َعة َ َّا س ال ْ فَا ْنتَظِر، غي ِْر أَ ْه ِل ِه َ berkeTuhanan Yang Maha Esa, Artinya : berakhlakul karimah, berintelektual, “Abu hurairoh berkata, suatu hari Nabi mandiri, dan kompetitif dalam dunia kerja. Muhammad SAW bercengkramah dengan Salah satu upaya yang dilakukan oleh kaum dalam satu majlis, kemudian MTs Alwashliyah Tanjung morawa dalam datanglah seorang badui dan ia bertanya: meningtkan mutu pendidikan dengan kapan kehancuran terjadi? Rasulullah menerapkan fungsi-fungsi manajemen, meneruskan bicaranya pada kaum dan dan pelaksanaan manajemen mutu sebagian kaum telah mendengar apa dengan mealukan analisis situasi, yang dikatakan oleh orang badui rekrutmen tenaga pendidik merujuk pada sehingga mereka tidak senang terhadap bidang keilmuannya. Rasulullah atas perkataannya, akan tetapi Sebagai tenaga pendidik guru menurut sebagian kaum lain bahwa memiliki peran yang sangat sentral Rasulullah tidak mendengarnya sampai dalam menentukan keberhasilan Rasulullah menyelesaikan belajar mengajar dan peningkatan pembicaraannya. Rasulullah bertanya: kualitas output (peserta didik). “dimana orang yang ingin mengetahui Sebagai sumber yang sangat tentang kehancuran?, orang badui itu menentukan maka dibutuhkan menjawab: “saya ya rasul”, kemudian manajemen guru yang membahas Rasulullah berkata: terjadinya kehancuran mengenai perencanaan mutu guru, yakni ketika sebuah amanah disia- pengendalian mutu guru serta siakan”. Lalu orang badui itu kembali perbaikan mutu guru. Hal ini sebagai bertanya: “bagaimanakah amanah itu upaya yang dilakukan untuk disia-siakan?”, Rasulullah menjawab: meningkatkan profesionalisme guru. “ketika sebuah urusan diserahkan kepada Guru profesional adalah guru yang orang yang bukan ahlinya maka mengedepankan mutu atau kualitas tunggulah kedatangan sa’ah”. (Zainuddin layanan dan produknya, layanan guru Hamidy dkk, 1961). harus memenuhi standarisasi Guru yang profesional merupakan kebutuhan masyarakat, bangsa, dan faktor penentu proses pendidikan yang pengguna serta memaksimalkan bermutu. Untuk dapat menjadi kemampuan peserta didik berdasar profesional, mereka harus mampu potensi dan kecakapan yang dimiliki menemukan jati diri dan mengaktualkan masing-masing individu. Untuk diri. Pemberian prioritas yang sangat menjadi guru yang profesional harus rendah pada pembangunan pendidikan memiliki beberapa kompetensi. selama beberapa puluh tahun terakhir Penelitian ini membedah tentang telah berdampak buruk yang sangat luas bagaimana pelaksanaan manajemen bagi kehidupan berbangsa dan bernegara mutu dalam meningkatkan (Asrorun Ni.am Sholeh, 2006). profesionalisme guru di MTs Mengomentari mengenai rendahnya Alwashliyah Tanjung Morawa. kualitas dalam pendidikan saat ini, penulis sangat menganggap penting akan 59 Hotni Sari Harahap dan Nurul Hidayah : Manajemen Mutu dalam ……………………………….
METODE PENELITIAN dokumen, dan lainnya, atau peneliti
memperoleh data melalui penggunaan Penelitian ini merupakan penelitian sumber-sumber tertulis yang sebagian kualitatif, yang secara defenisi merupakan utamanya adalah dokumen prosedur penelitian yang menghasilkan sekolah/madrasah data deskriptif berupa kata-kata tertulis Teknik analisis data yang digunakan atau lisan dari orang-orang dan pelaku ialah analisis data non statistik, yaitu yang dapat diamati secara holistik (utuh) menggunakan analisis deskriptif analitis. (Lexy J.Moleong, 1996). Tujuan penelitian Setelah data diperoleh, perlu adanya kualitatif adalah ingin menggambarkan tahapan analisis data agar data mentah realitas empirik dibalik fenomena yang yang didapatkan bisa dibaca, dipahami ada secara mendalam, rinci dan tuntas. dan dicerna oleh pembaca. Analisis data Pada umumnya penelitian deskriptif tidak yang digunakan yaitu : reduksi data, menggunakan hipotesis (non hipotesis) penyajian data dan penarikan kesimpulan. sehingga penelitiannya tidak perlu Pengecekan juga dilakukan dengan merumuskan hipotesis (Arikunto, 2006). perpanjangan pengamatan, peningkatan Dalam penelitian kualitatif, yang ketekunan dalam penelitian, dan menjadi instrumen atau alat penelitian triangulasi. adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu peneliti sebagai instrumen harus PEMBAHASAN divalidasi seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian yang Manajemen mutu berpengaruh selanjutnya terjun ke lapangan. terhadap terhadap kinerja lembaga Sedangkan instrumen yang peneliti pendidikan. Mutu di bidang pendidikan gunakan adalah seperti alat rekam, daftar meliputi mutu input, proses, dan output,. wawancara, dan daftar observasi. Pengelolaan manajemen lembaga Sedangkan metode pengumpulan pendidikan perlu dilakukan perubahan data peneliti lakukan melalui 3 metode dan perbaikan yang adaptif dengan diantaranya : 1) observasi yang melakukan perencanaan, pelaksanaan, digunakan yaitu observasi partisipan, pengawasan dan pembinaan secara metode observasi partisipan ini sistematis dan berkesinambungan untuk memberikan keluasan bagi peneliti untuk meningkatkan kualitas pendidikan. mendapatkan data yang sesungguhnya Mutu pengelolaan suatu lembaga dan mendalam karena peneliti terjun pendidikan dilihat dari input meliputi : langsung ke lapangan. 2) wawancara, siswa, tenaga pengajar, administrator, metode wawancara yang dipakai adalah dana, sarana, prasarana, kurikulum, buku wawancara bebas terpimpin dimana perpustakaan dan alat pembelajarannya. peneliti menyediakan pertanyaan untuk Proses meliputi : pengelolaan lembaga, subjek dengan tujuan agar pertanyaan pengelolaan kegiatan belajar mengajar, tidak menyimpang dari permasalahan interaksi akademik dan lainnya. Hasil yang diteliti. Wawancara ini bersifat bebas meliputi : lulusan, penerbitan-penerbitan dalam artian peneliti bebas mengkontrol temuan ilmiah, dan hasil-hasil lainnya. proses pelaksanaan wawancara. 3) Dalam Undang-Undang No.14 Tahun dokumentasi digunakan dalam rangka 2005 tentang Guru dan Dosen mencari dan mengumpulkan data berupa mensyaratkan guru sebagai pendidik dokumen atau data tertulis yang profesional harus memiliki empat menginformasikan keadaan riil sekarang” kompetensi dasar, yaitu kompetensi (Bungin, 2000). Pengumpulan data profesional, kompetensi pedagogik, melalui dokumentasi ini mengenai metode kompetensi kepribadian, dan kompetensi pengumpulan data dengan cara mencari sosial. Keempat kompetensi tersebut data mengenai hal-hal atau variabel adalah sebagai berikut: berupa catatan, surat-surat, dokumen- 60 Hotni Sari Harahap dan Nurul Hidayah : Manajemen Mutu dalam ……………………………….
Tabel 1. Kompetensi Tenaga Pendidik
Kompetensi Professional
1. Kompetensi pedagogik, yaitu 2. Kompetensi kepribadian, yaitu
kemampuan mengelola kemampuan kepribadian mantap, pembelajaran peserta didik yang berakhlak mulia, arif dan berwibawa, meliputi pemahaman terhadap serta menajadi teladan peserta didik. peserta didik, perancangan dan 3. Kompetensi profesional, yaitu pelaksanaan pembelajaran peserta kemampuan penguasaan materi didik, evaluasi hasil belajar, dan pelajaran secara luas dan mendalam. pengembangan peserta didik untuk 4. Kompetensi sosial, yaitu kemampuan mengaktualisasikan sebagai guru untuk berkomunikasi dan potensi yang dimilikinya. berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar
Keempat kompetensi tersebut dalam menghantarkan siswa untuk mencapai
prakteknya merupakan satu kesatuan tujuan yang direncanakan yang utuh. Penyusunan keempat Hasil penelitian ini menunjukkan kompetensi tersebut semata-mata untuk bahwa manajemen mutu dalam meningkatkan kualitas guru agar meningkatkan profesionalisme guru di mengetahui standar-standar kompetensi MTs Alwashliyah Tanjung Morawa sebagai seorang tenaga pendidik yang sebagai berikut : menguasai bidangnya dengan baik 1. Perencanaan (Sudarwan, 2011). Untuk itu, agar Manajemen mutu dalam keprofesionalitasan seorang guru dapat meningkatkan profesionalisme memenuhi kompetensi standar sebagai guru yaitu, tentu dimulai seorang guru, tenaga pendidik setidaknya mengenai perencanaan seperti: harus mampu menguasai keempat analisis kebutuhan, dimana kompetensi guru yang terdiri dari terlbih dahulu dilakukan paedagogik, kepribadian, profesional, dan pemetaan terhadap rasio sosial. sumber daya yang ada, Berkaitan dengan dengan selanjutnya proses penyeleksian pelaksanaan manajemen mutu di guru dalam rekruitmen, yang lingkungan madrasah, kepala madrasah dapat dilakukan melalui media yang menjadi pimpinan dalam lingkungan cetak dan elektronik, kemudian sekolah madrasah tentu mempunyai tahap seleksi atau fit and profer peranan yang penting dalam mencetak test yakni uji kelayakan terhadap seorang guru yang profesional. Guru juga kompetensi yang dimilikinya, sangat menentukan kemana arah dan kemudian melakukan sekaligus tujuan peserta didik. Adapun pengorganisasian seperti tugas kepala madrasah sebagai memberdayakan kompetensi pemimpin dan sekaligus sebagai yang dimiliki oleh guru, dan juga supervisor adalah berkewajban menempatkan guru sesuai membantu para guru di sekolah untuk dengan jurusan serta kompetensi mengembangkan profesinya dan yang ia miliki. sekaligus menolong guru agar mampu Alqur’an secara khusus tidak melihat persoalan yang dihadapinya baik menyebutkan istilah manajemen, dalam kelas maupun luar kelas. Upaya akan tetapi menyinggung istilah yang harus dipikirkan dan dijalankan guna manajemen dengan peningkatan mutu pendidikan adalah menggunakan kalimat yudabbiru peningkatan proses belajar mengajar yang mengandung arti yang sangat tergantung kepada mengarahkan, melaksanakan, profesionalisme guru sebagai sumber menjalankan. Sebagaimana daya manusia. Guru dituntut untuk dalam Alqur’an Surat Yunus ayat memiliki berbagai keterampilan dalam 3 dinyatakan sebagai berikut: 61 Hotni Sari Harahap dan Nurul Hidayah : Manajemen Mutu dalam ……………………………….
direncanakan untuk dapat
ض فِي َ ت َو أٱْل َ أر َّ ٱَّلل ٱلَّذِي خَ َلقَ ٱل ِ س َٰ َم َٰ َو ُ َّ ِإنَّ َربَّكُ ُم memenuhi kebutuhan baik saat ini ش يُ َدبِِّ ُر أٱْلَمأ ِۖ َر َم ا ِۖ ِ علَى أٱلعَ أر َ ِستَّ ِة أَي َّٖام ث ُ َّم ٱسأ ت ََو َٰى maupun masa yang akan datang. ُ َّ مِن بَعأ ِد إِ أذنِ ِهۦۚ َٰذَ ِلكُ ُم ٱَّلل َربُّكُمأ ۢ ِيع إِ ََّّل ٍ شفَ مِن Melalui program sertifkasi guru, ٣ َٱعبُدُو ۚهُ أَفَ ََل تَذَ َّك ُرون فَ أ profesionalisme guru dapat ditingkatkan melalui secara Artinya : Sesungguhnya Tuhan bersama-sama dengan jalan kamu ialah Allah Yang pendidikan maupun pelatihan menciptakan langit dan bumi pembinaan teknis secara dalam enam masa, kemudian Dia berkelanjutan bersemayam di atas 'Arsy untuk Selanjutnya yaitu mengatur segala urusan. Tiada dilakukannya program pembinaan seorangpun yang akan memberi secara khusus seperti sertifkasi, syafa'at kecuali sesudah ada izin- dalam sertifikasi tercermin adanya Nya. (Dzat) yang demikian itulah suatu uji kelayakan dan Allah, Tuhan kamu, maka kepatutan yang harus dijalani sembahlah Dia. Maka apakah seorang guru, terhadap kriteria – kamu tidak mengambil pelajaran? kriteria yang secara ideal telah ditetapkan. Dengan adanya 2. Pengembangan kompetensi guru sertifikasi akan memacu Pengembangan kompetensi semangat guru untuk guru meliputi melakukan memperbaiki diri, meningkatkan pengkoordinasian seperti KKG, kualitas ilmu, dan profesionalisme mengadakan pelatihan, yang dalam dunia pendidikan. mana pelatihan ini merupakan Mengikuti berbagai bentuk salah satu teknik pembinaan penataran dan lokakarya, yang untuk menambah wawasan atau mana lokakarya ini merupakan pengetahuan guru-guru dan suatu usaha untuk memberikan kesempatan kepada mengembangkan kemampuan guru-guru untuk meningkatkan berfikir dan bekerja bersama- pengetahuan dan sama baik mengenai masalah keterampilannya dengan belajar teoritis maupun praktis, dengan ke jenjang pendidikan yang lebih maksud untuk meningkatkan tinggi. Kegiatan pendidikan dan mutu hidup pada umumnya serta pelatihan (Diklat), perlu mutu dalam hal pekerjaan. dilaksanakan oleh guru dengan Dengan adanya lokakarya ini, diikuti usaha tindak lanjut untuk guru diharapkan akan menerapkan hasil-hasil pelatihan, memperoleh pengalaman baru dalam penyamaan persepsi dan dan dapat menumbuhkan daya komitmen untuk peningkatan kreatifitas serta dapat mutu pembelajaran ataupun memproduksi hasil yang pemecahan masalah dalam berguna dari proses belajar pembelajaran, melalui organisasi mengajar, dan lain sebagainya. musyawarah guru mata pelajaran (MGMP), tujuan dilakukannya 3. Keterlibatan guru dalam MGMP ini untuk meningkatkan pengambilan keputusan kinerja guru sebagai perilaku Kepala madrasah melibatkan perubahan pembelajaran yang guru dalam pengambilan dilakukan didalam kelas. keputusan dan pemecahan Kemudian diadakannya pengajian masalah, kepala sekolah tiap 3 bulan sekali demi melibatkan guru seperti halnya meningkatkan kepribadian guru. didalam rapat guru, guru-guru Selanjutnya diadakannya dimintai tanggapan-tanggapannya pendidikan dan latihan (diklat). oleh kepala madrasah terkait Pelatihan ini merupakan proses dengan kebijakan dan program pengembangan dan pengarahan pengembangan madrasah. Hal pengetahuan dan keterampilan yang terpenting dalam mutu sikap dan perilaku yang dapat pendidikan adalah tetap 62 Hotni Sari Harahap dan Nurul Hidayah : Manajemen Mutu dalam ……………………………….
memberikan pengarahan kepada proses pembelajaran namun tetap
guru dan tenaga kependidikan ada pengontrolan dari kepala bahwa peserta didik merupakan sekolah sehingga guru bisa stakeholders tentu segala dengan leluasa meningkatkan kebijakan dan keputusan harus kompetensi profesional. dilibatkan peserta didik. Tanpa suasana yang demokratis 5. Suasana Iklim Kerja yang manajemen tidak mampu solidaritas menerapkan manajemen mutu Dalam meraih mutu yang terpadu pendidikan. diinginkan, pembangunan iklim Permebdayaan guru tidak kerja perlu diciptakan untuk hanya sekedarkewenangan membangun semangat kerja tim, dalam mengajar, tetapi lebih pada emningkatkan kualitas tuntutan pengembangan potensi komunikasi, penyelesaian secara kreatif dan inovatif serta masalah dan pengambilan kontinu yang di implementasikan keputusan bersama. Kepala melalui pembinaan sekaligus sekolah mampu menciptakan pembentukan karakter peserta kerja sama yang baik sehingga didik. terciptanya suatu kelompok kerja yang produktif dalam perbaikan 4. Pembinaan Kompetensi Guru terus-menerus. Kepala sekolah Kepala sekolah membina selalu berusaha melakukan kerja guru-guru dalam meningkatkan sama yang baik dengan guru kemampuan mengevaluasi karena ini memang sangat kesulitan belajar. Guru selalu penting didalam lembaga dievaluasi dalam menghadapi pendidikan kesulitan belajar di akhir bulan sehingga kepala sekolah Strategi peningkatan mutu memberikan tindakan langsung pendidikan Islam harus senantiasa terhadap kesulitan yang berorientasi kepada kebutuhan atau ditemukan oleh guru dalam harapan pelanggan, maka dari situlah proses pembelajaran. Sejak layanan pendidikan Islam tentu saja harus tahun 2008 hingga sekarang memperhatikan setiap masing-masing bentuk pembinaan yang dilakukan kebutuhan pelanggan tersebut. Kepuasan tenaga pendidik yaitu dengan dan kebanggaan dari mereka sebagai mengikuti jalur undangan atau penerima manfaat layanan pendidikan forum-forum ilmiah seperti harus menjadi acuan mendasar bagi pembinaan dalam program peningkatan mutu layanan mengembangkan pelajaran yang pendidikan Islam. dilaksanakan (guru bidang studi masing-masing), seminar PENUTUP kependidikan, workshop, pelatihan, dan ikut serta dalam Manajemen mutu dalam sertifikasi guru. Kepala Madrasah meningkatkan profesionalisme guru yang juga berperan sangat penting dilakukan kepala madrasah dilaksanakan dalam manajemen pembinaan mengacu pada fungs-fungsi manajemen, terhadap tenaga pendidik, dimana yakni Planning, Organizing, Actuating dan pembinaan yang diterapkan itu Controling. Transformasi lembaga mengarah kepada peraturan dan pendidikan menuju sekolah yang bermutu tata tertib guru serta kinerja guru tentu harus ada komitmen bersama di madrasah tersebut antara: pengelola, tenaga pendidik dan Kepala sekolah memberikan kependidikan, psesrta didik, komite hak sepenuhnya kepada guru sekolah, orang tua, msayarakat dan dunia untuk meningkatkan kompetensi industri. Proses pencapaian mutu melalui profesional dalam proses manajemen strategi yang berorientasi pembelajaran. Guru ada diberikan pada mutu pendidikan untuk memenuhi hak oleh kepala sekolah dalam kebutuhan konsumen. meningkatkan kompetensi dalam 63 Hotni Sari Harahap dan Nurul Hidayah : Manajemen Mutu dalam ……………………………….
Mutu pendidikan mengacu pada Lexy J.Moleong, Metodelogi Penelitian
input, proses, dan output. Merujuk pada Kualitatif (Bandung: Remaja Rosda aspek input, hal pertama yang harus Karya, 1996). h. 4 diperhatikan adalah kompetensi sumber daya manusia (guru, tenega Mulyasa, Manajemen dan Kepemimpinan kependidikan, dan siswa), kedua, sarana Kepala Sekolah (Jakarta: PT Bumi dan prasarana bagaimana ketersediaan, Aksara, 2011), h.157 buku, kurikulum, media pembelajaran, yang mendukung kegiatan pembelajaran, Sudarwan Danim, Pengembangan Profesi ketiga, berkitan dengan kejelasan intruksi Guru dari Pra-Jabatan Induksi ke organisasi, peraturan dan deskripsi kerja, Profesional Madani (Jakarta: keempat, berkaitan dengan visi, misi, Kencana Predana Media Group, tujuan, sasaran, dan motivasi. Aspek 2011), h. 88 proses, berkaitan dengan proses pembelajaran mengandung makna bahwa Suharsimi Arikunto,Prosedur Penelitian kemapuan sumber daya sekolah Suatu Pendekatan Praktis, (Jakarta mentransformasikan multijenis masukan : Rineka Cipta, 2006) h. 245 dan situasi untuk mencapai derajat nilai tambah tertentu peserta didik. Manajemen mutu dalam meningkatkan profesionalisme guru di MTs Alwashliyah Tanjung Morawa sebagai berikut : a); perencanaan, b); Pengembangan kompetensi guru, c); Keterlibatan guru dalam pengambilan keputusan, d); Pembinaan Kompetensi Guru, e) ; Suasana Iklim Kerja yang solidaritas.