Anda di halaman 1dari 7

57

Hotni Sari Harahap dan Nurul Hidayah : Manajemen Mutu dalam ……………………………….

WAHANA INOVASI VOLUME 11 No.1 JAN-JUNI 2022 ISSN : 2089-8592

MANAJEMEN MUTU DALAM MENINGKATKAN


PROFESIONALISME GURU DI MTs ALWASHLIYAH
TANJUNG MORAWA
Hotni Sari Harahap1, Nurul Hidayah2
Fakultas Agama Islam UNIVA Medan
hotnisari46@gmail.com1 ; nurulaljawy@gmail.com2

ABSTRAK konsumen pendidikan. Mutu dapat


diartikan sebagai gambaran dan
Mutu pendidikan berorientasi kepada karakteristik menyeluruh dari barang atau
kepuasan dari konsumen pada lembaga jasa yang menunjukkan kemampuanya
pendidikan yang mencakup input, proses dalam memuaskan kebutuhan yang
dan output pendidikan. Peningkatan mutu diharapkan atau tersirat. Dalam konteks
hendaknya dilakukan secara pendidikan, pengertian mutu mencangkup
berkesinambungan dengan ipnut, proses dan output pendidikan
memanfaatkan dan mendayagunakan (Mulyasa, 2011).
seluruh komponen manajemen Guru memiliki peranan sentral dalam
pendidikan. Upaya peningkatan mutu meningkatkan mutu pendidikan, sebagai
pendidikan tidak terlepas dari tenaga pendidik dalam lingkup sekolah,
performance guru sebagai agent of cange guru harus memiliki kompetensi-
dalam pembelajaran, profesionalisme kompetensi dasar kependidikan. Sebab
guru berdampak signifikan dalam dalam interaksi pembelajaran peserta
mencapai tujuan pendidikan. Guru dalam didik, seorang guru harus bisa melakukan
proses pendidikan memegang peranan demonstrasi yang hidup dan
strategis terutama dalam upaya menyenangkan bagi peserta didik.
membentuk watak bangsa melalui Sehingga kompetensi tersebut
pengembangan kepribadian dan nilai-nilai menyebabkan pembelajaran semakin
yang diinginkan dalam organisasi bertambah baik. Maka dari itu, diperlukan
pendidikan tenaga pendidik dan yang namanya manajemen pembinaan
kependidikan ini merupakan sumber daya tenaga pendidik, dimana pembinaan
manusia yang potensial yang turut tenaga pendidik ini berfungsi sebagai
berperan dalam mewujudkan tujuan upaya untuk meningkatkan mutu dan
pendidikan nasional. Hasil penelitian ini pengalaman serta peningkatan status
menunjukkan Manajemen mutu dalam guru dalam lembaga pendidikan
meningkatkan profesionalisme guru di ditempatnya bertugas.
MTs Alwashliyah Tanjung Morawa Griffiths menyatakan bahwa
sebagai berikut : a); perencanaan, b); peningkatan mutu pendidikan di sekolah
Pengembangan kompetensi guru, c); dasar sangat tergantung kepada tingkat
Keterlibatan guru dalam pengambilan profesionalisme guru (Ibrahim, 2003). dari
keputusan, d); Pembinaan Kompetensi pernyataan tersebut guru sangat berperan
Guru, e) ; Suasana Iklim Kerja yang dalam meningkatkan mutu pendidikan di
solidaritas. sekolah, semakin tinggi tingkat
profesionalisme guru maka akan
Kata Kunci : Manajemen Mutu, berimbas kepada tingginya mutu
Profesionalisme Guru pendidikan di sekolah tersebut.
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003
PENDAHULUAN tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal
1 ayat 6 yang dimaksud dengan pendidik
Era globalisasi yang diprakarsai adalah tenaga kependidikan yang
dengan perkembangan ilmu pengetahuan berkualifikasi sebagai guru, dosen,
dan teknologi membutuhkan sumber daya konselor, pamong belajar, widyaiswara,
manusia intelektual dan kompetitif dalam tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan
bidangnya, oleh karena itu manajemen lain yang sesuai dengan kekhususannya,
mutu merupakan kebutuhan bagi para serta berpartisipasi dalam
58
Hotni Sari Harahap dan Nurul Hidayah : Manajemen Mutu dalam ……………………………….

menyelenggarakan pendidikan (Imam perlunya keberadaan guru profesioanal.


Wahyudi, 2012). Untuk itu, guru diharapkan tidak hanya
Dalam perspektif Islam, seorang sebatas menjalankan profesinya, tetapi
pendidik (guru) akan berhasil guru harus memiliki keterpanggilan untuk
menjalankan tugasnya apabila memiliki melaksanakan tugasnya dengan
pikiran kreatif dan terpadu serta melakukan perbaikan kualitas pelayanan
mempunyai kompetensi profesional terhadap anak didik baik dari segi
religius. Rasulullah Saw bersabda : intelektual maupun kompetensi lainnya
yang akan menunjang perbaikan dalam
‫بَ ْينَ َما‬: ‫ع ْنهُ ـ أَ َّنهُ قَا َل‬ َ ‫ي اللَّـهُ تَ َعالَى‬ َ ‫ض‬ ِ ‫ع ْن أَ ِبي ه َُري َْرةَ ـ َر‬ َ pelaksanaan kegiatan belajar mengajar
‫ َمتَى‬: ‫ي فَقَ ا َل‬ ٌّ ‫ب‬
ِ ‫ا‬‫ْر‬
َ ‫ع‬ َ ‫أ‬ ‫ه‬
ُ ‫ء‬
َ ‫ا‬ ‫ج‬
َ ‫م‬
َ ‫و‬
ْ َ ‫ق‬ ْ
‫ال‬ ُ
‫ِّث‬ ‫ي فِي َمجْ ل ٍِس ي َُح ِد‬ ُّ ِ‫النَّب‬ serta mampu mendatangkan prestasi
: ‫ض ْالقَ ْو ِم‬ ُ ‫ِّث فَقَ ا َل بَ ْع‬ ُ ‫ي َُح ِد‬ ‫ضى َرسُو ُل اللَّـ ِه‬ َ ‫عةُ ؟ فَ َم‬ َ ‫السَّا‬ belajar yang baik.
، ‫ بَلْ لَ ْم يَ ْس َم ْع‬: ‫ض ُه ْم‬ ُ ‫ َوقَا َل بَ ْع‬، ‫سمِ َع َما قَا َل فَك َِرهَ َما قَا َل‬ َ Madrasah Tsanawiyah Alwashliyah
‫ع ِة ؟ قَ ا َل‬ َ ‫ع ْن السَّا‬ َ ‫ أَيْنَ أ ُ َراهُ السَّائِ ُل‬: ‫ضى َحدِيثَهُ قَا َل‬ َ َ‫َحتَّى إِذَا ق‬ Tanjung Morawa terus berpacu dalam
ْ‫ضيِِّعَتْ ْاْل َ َمانَةُ فَا ْنتَظِر‬ ُ ‫ فَ إِذَا‬: ‫ قَا َل‬، ‫ هَا أَنَا يَا َرسُو َل اللَّـ ِه‬: proses perbaikan guna mencapai mutu
َ َ ْ
‫س َد اْل ْم ُر إِلى‬ ِّ ِ ‫ إِذا ُو‬: ‫عت ُ َه ا ؟ قَ ا َل‬
َ َ ‫ضا‬ َ ِ‫ْف إ‬ َ ‫ َكي‬: ‫ قَ ا َل‬. َ‫عة‬ َ ‫السَّا‬ pendidikan untuk mencetak generasi
(‫َ) رواه البخارى‬.َ‫عة‬ َ ‫َّا‬
‫س‬ ‫ال‬ ْ‫ فَا ْنتَظِر‬، ‫غي ِْر أَ ْه ِل ِه‬ َ berkeTuhanan Yang Maha Esa,
Artinya : berakhlakul karimah, berintelektual,
“Abu hurairoh berkata, suatu hari Nabi mandiri, dan kompetitif dalam dunia kerja.
Muhammad SAW bercengkramah dengan Salah satu upaya yang dilakukan oleh
kaum dalam satu majlis, kemudian MTs Alwashliyah Tanjung morawa dalam
datanglah seorang badui dan ia bertanya: meningtkan mutu pendidikan dengan
kapan kehancuran terjadi? Rasulullah menerapkan fungsi-fungsi manajemen,
meneruskan bicaranya pada kaum dan dan pelaksanaan manajemen mutu
sebagian kaum telah mendengar apa dengan mealukan analisis situasi,
yang dikatakan oleh orang badui rekrutmen tenaga pendidik merujuk pada
sehingga mereka tidak senang terhadap bidang keilmuannya.
Rasulullah atas perkataannya, akan tetapi Sebagai tenaga pendidik guru
menurut sebagian kaum lain bahwa memiliki peran yang sangat sentral
Rasulullah tidak mendengarnya sampai dalam menentukan keberhasilan
Rasulullah menyelesaikan belajar mengajar dan peningkatan
pembicaraannya. Rasulullah bertanya: kualitas output (peserta didik).
“dimana orang yang ingin mengetahui Sebagai sumber yang sangat
tentang kehancuran?, orang badui itu menentukan maka dibutuhkan
menjawab: “saya ya rasul”, kemudian manajemen guru yang membahas
Rasulullah berkata: terjadinya kehancuran mengenai perencanaan mutu guru,
yakni ketika sebuah amanah disia- pengendalian mutu guru serta
siakan”. Lalu orang badui itu kembali perbaikan mutu guru. Hal ini sebagai
bertanya: “bagaimanakah amanah itu upaya yang dilakukan untuk
disia-siakan?”, Rasulullah menjawab: meningkatkan profesionalisme guru.
“ketika sebuah urusan diserahkan kepada Guru profesional adalah guru yang
orang yang bukan ahlinya maka mengedepankan mutu atau kualitas
tunggulah kedatangan sa’ah”. (Zainuddin layanan dan produknya, layanan guru
Hamidy dkk, 1961). harus memenuhi standarisasi
Guru yang profesional merupakan kebutuhan masyarakat, bangsa, dan
faktor penentu proses pendidikan yang pengguna serta memaksimalkan
bermutu. Untuk dapat menjadi kemampuan peserta didik berdasar
profesional, mereka harus mampu potensi dan kecakapan yang dimiliki
menemukan jati diri dan mengaktualkan masing-masing individu. Untuk
diri. Pemberian prioritas yang sangat menjadi guru yang profesional harus
rendah pada pembangunan pendidikan memiliki beberapa kompetensi.
selama beberapa puluh tahun terakhir Penelitian ini membedah tentang
telah berdampak buruk yang sangat luas bagaimana pelaksanaan manajemen
bagi kehidupan berbangsa dan bernegara mutu dalam meningkatkan
(Asrorun Ni.am Sholeh, 2006). profesionalisme guru di MTs
Mengomentari mengenai rendahnya Alwashliyah Tanjung Morawa.
kualitas dalam pendidikan saat ini, penulis
sangat menganggap penting akan
59
Hotni Sari Harahap dan Nurul Hidayah : Manajemen Mutu dalam ……………………………….

METODE PENELITIAN dokumen, dan lainnya, atau peneliti


memperoleh data melalui penggunaan
Penelitian ini merupakan penelitian sumber-sumber tertulis yang sebagian
kualitatif, yang secara defenisi merupakan utamanya adalah dokumen
prosedur penelitian yang menghasilkan sekolah/madrasah
data deskriptif berupa kata-kata tertulis Teknik analisis data yang digunakan
atau lisan dari orang-orang dan pelaku ialah analisis data non statistik, yaitu
yang dapat diamati secara holistik (utuh) menggunakan analisis deskriptif analitis.
(Lexy J.Moleong, 1996). Tujuan penelitian Setelah data diperoleh, perlu adanya
kualitatif adalah ingin menggambarkan tahapan analisis data agar data mentah
realitas empirik dibalik fenomena yang yang didapatkan bisa dibaca, dipahami
ada secara mendalam, rinci dan tuntas. dan dicerna oleh pembaca. Analisis data
Pada umumnya penelitian deskriptif tidak yang digunakan yaitu : reduksi data,
menggunakan hipotesis (non hipotesis) penyajian data dan penarikan kesimpulan.
sehingga penelitiannya tidak perlu Pengecekan juga dilakukan dengan
merumuskan hipotesis (Arikunto, 2006). perpanjangan pengamatan, peningkatan
Dalam penelitian kualitatif, yang ketekunan dalam penelitian, dan
menjadi instrumen atau alat penelitian triangulasi.
adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu
peneliti sebagai instrumen harus PEMBAHASAN
divalidasi seberapa jauh peneliti kualitatif
siap melakukan penelitian yang Manajemen mutu berpengaruh
selanjutnya terjun ke lapangan. terhadap terhadap kinerja lembaga
Sedangkan instrumen yang peneliti pendidikan. Mutu di bidang pendidikan
gunakan adalah seperti alat rekam, daftar meliputi mutu input, proses, dan output,.
wawancara, dan daftar observasi. Pengelolaan manajemen lembaga
Sedangkan metode pengumpulan pendidikan perlu dilakukan perubahan
data peneliti lakukan melalui 3 metode dan perbaikan yang adaptif dengan
diantaranya : 1) observasi yang melakukan perencanaan, pelaksanaan,
digunakan yaitu observasi partisipan, pengawasan dan pembinaan secara
metode observasi partisipan ini sistematis dan berkesinambungan untuk
memberikan keluasan bagi peneliti untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
mendapatkan data yang sesungguhnya Mutu pengelolaan suatu lembaga
dan mendalam karena peneliti terjun pendidikan dilihat dari input meliputi :
langsung ke lapangan. 2) wawancara, siswa, tenaga pengajar, administrator,
metode wawancara yang dipakai adalah dana, sarana, prasarana, kurikulum, buku
wawancara bebas terpimpin dimana perpustakaan dan alat pembelajarannya.
peneliti menyediakan pertanyaan untuk Proses meliputi : pengelolaan lembaga,
subjek dengan tujuan agar pertanyaan pengelolaan kegiatan belajar mengajar,
tidak menyimpang dari permasalahan interaksi akademik dan lainnya. Hasil
yang diteliti. Wawancara ini bersifat bebas meliputi : lulusan, penerbitan-penerbitan
dalam artian peneliti bebas mengkontrol temuan ilmiah, dan hasil-hasil lainnya.
proses pelaksanaan wawancara. 3) Dalam Undang-Undang No.14 Tahun
dokumentasi digunakan dalam rangka 2005 tentang Guru dan Dosen
mencari dan mengumpulkan data berupa mensyaratkan guru sebagai pendidik
dokumen atau data tertulis yang profesional harus memiliki empat
menginformasikan keadaan riil sekarang” kompetensi dasar, yaitu kompetensi
(Bungin, 2000). Pengumpulan data profesional, kompetensi pedagogik,
melalui dokumentasi ini mengenai metode kompetensi kepribadian, dan kompetensi
pengumpulan data dengan cara mencari sosial. Keempat kompetensi tersebut
data mengenai hal-hal atau variabel adalah sebagai berikut:
berupa catatan, surat-surat, dokumen-
60
Hotni Sari Harahap dan Nurul Hidayah : Manajemen Mutu dalam ……………………………….

Tabel 1. Kompetensi Tenaga Pendidik

Kompetensi Professional

1. Kompetensi pedagogik, yaitu 2. Kompetensi kepribadian, yaitu


kemampuan mengelola kemampuan kepribadian mantap,
pembelajaran peserta didik yang berakhlak mulia, arif dan berwibawa,
meliputi pemahaman terhadap serta menajadi teladan peserta didik.
peserta didik, perancangan dan 3. Kompetensi profesional, yaitu
pelaksanaan pembelajaran peserta kemampuan penguasaan materi
didik, evaluasi hasil belajar, dan pelajaran secara luas dan mendalam.
pengembangan peserta didik untuk 4. Kompetensi sosial, yaitu kemampuan
mengaktualisasikan sebagai guru untuk berkomunikasi dan
potensi yang dimilikinya. berinteraksi secara efektif dan efisien
dengan peserta didik, sesama guru,
orang tua/wali peserta didik, dan
masyarakat sekitar

Keempat kompetensi tersebut dalam menghantarkan siswa untuk mencapai


prakteknya merupakan satu kesatuan tujuan yang direncanakan
yang utuh. Penyusunan keempat Hasil penelitian ini menunjukkan
kompetensi tersebut semata-mata untuk bahwa manajemen mutu dalam
meningkatkan kualitas guru agar meningkatkan profesionalisme guru di
mengetahui standar-standar kompetensi MTs Alwashliyah Tanjung Morawa
sebagai seorang tenaga pendidik yang sebagai berikut :
menguasai bidangnya dengan baik 1. Perencanaan
(Sudarwan, 2011). Untuk itu, agar Manajemen mutu dalam
keprofesionalitasan seorang guru dapat meningkatkan profesionalisme
memenuhi kompetensi standar sebagai guru yaitu, tentu dimulai
seorang guru, tenaga pendidik setidaknya mengenai perencanaan seperti:
harus mampu menguasai keempat analisis kebutuhan, dimana
kompetensi guru yang terdiri dari terlbih dahulu dilakukan
paedagogik, kepribadian, profesional, dan pemetaan terhadap rasio
sosial. sumber daya yang ada,
Berkaitan dengan dengan selanjutnya proses penyeleksian
pelaksanaan manajemen mutu di guru dalam rekruitmen, yang
lingkungan madrasah, kepala madrasah dapat dilakukan melalui media
yang menjadi pimpinan dalam lingkungan cetak dan elektronik, kemudian
sekolah madrasah tentu mempunyai tahap seleksi atau fit and profer
peranan yang penting dalam mencetak test yakni uji kelayakan terhadap
seorang guru yang profesional. Guru juga kompetensi yang dimilikinya,
sangat menentukan kemana arah dan kemudian melakukan
sekaligus tujuan peserta didik. Adapun pengorganisasian seperti
tugas kepala madrasah sebagai memberdayakan kompetensi
pemimpin dan sekaligus sebagai yang dimiliki oleh guru, dan juga
supervisor adalah berkewajban menempatkan guru sesuai
membantu para guru di sekolah untuk dengan jurusan serta kompetensi
mengembangkan profesinya dan yang ia miliki.
sekaligus menolong guru agar mampu Alqur’an secara khusus tidak
melihat persoalan yang dihadapinya baik menyebutkan istilah manajemen,
dalam kelas maupun luar kelas. Upaya akan tetapi menyinggung istilah
yang harus dipikirkan dan dijalankan guna manajemen dengan
peningkatan mutu pendidikan adalah menggunakan kalimat yudabbiru
peningkatan proses belajar mengajar yang mengandung arti
yang sangat tergantung kepada mengarahkan, melaksanakan,
profesionalisme guru sebagai sumber menjalankan. Sebagaimana
daya manusia. Guru dituntut untuk dalam Alqur’an Surat Yunus ayat
memiliki berbagai keterampilan dalam 3 dinyatakan sebagai berikut:
61
Hotni Sari Harahap dan Nurul Hidayah : Manajemen Mutu dalam ……………………………….

direncanakan untuk dapat


‫ض فِي‬ َ ‫ت َو أٱْل َ أر‬ َّ ‫ٱَّلل ٱلَّذِي خَ َلقَ ٱل‬
ِ ‫س َٰ َم َٰ َو‬ ُ َّ ‫ِإنَّ َربَّكُ ُم‬ memenuhi kebutuhan baik saat ini
‫ش يُ َدبِِّ ُر أٱْلَمأ ِۖ َر َم ا‬ ِۖ ِ ‫علَى أٱلعَ أر‬ َ ‫ِستَّ ِة أَي َّٖام ث ُ َّم ٱسأ ت ََو َٰى‬ maupun masa yang akan datang.
ُ َّ ‫مِن بَعأ ِد إِ أذنِ ِهۦۚ َٰذَ ِلكُ ُم‬
‫ٱَّلل َربُّكُمأ‬ ۢ ‫ِيع إِ ََّّل‬ ٍ ‫شف‬َ ‫مِن‬ Melalui program sertifkasi guru,
٣ َ‫ٱعبُدُو ۚهُ أَفَ ََل تَذَ َّك ُرون‬ ‫فَ أ‬ profesionalisme guru dapat
ditingkatkan melalui secara
Artinya : Sesungguhnya Tuhan bersama-sama dengan jalan
kamu ialah Allah Yang pendidikan maupun pelatihan
menciptakan langit dan bumi pembinaan teknis secara
dalam enam masa, kemudian Dia berkelanjutan
bersemayam di atas 'Arsy untuk Selanjutnya yaitu
mengatur segala urusan. Tiada dilakukannya program pembinaan
seorangpun yang akan memberi secara khusus seperti sertifkasi,
syafa'at kecuali sesudah ada izin- dalam sertifikasi tercermin adanya
Nya. (Dzat) yang demikian itulah suatu uji kelayakan dan
Allah, Tuhan kamu, maka kepatutan yang harus dijalani
sembahlah Dia. Maka apakah seorang guru, terhadap kriteria –
kamu tidak mengambil pelajaran? kriteria yang secara ideal telah
ditetapkan. Dengan adanya
2. Pengembangan kompetensi guru sertifikasi akan memacu
Pengembangan kompetensi semangat guru untuk
guru meliputi melakukan memperbaiki diri, meningkatkan
pengkoordinasian seperti KKG, kualitas ilmu, dan profesionalisme
mengadakan pelatihan, yang dalam dunia pendidikan.
mana pelatihan ini merupakan Mengikuti berbagai bentuk
salah satu teknik pembinaan penataran dan lokakarya, yang
untuk menambah wawasan atau mana lokakarya ini merupakan
pengetahuan guru-guru dan suatu usaha untuk
memberikan kesempatan kepada mengembangkan kemampuan
guru-guru untuk meningkatkan berfikir dan bekerja bersama-
pengetahuan dan sama baik mengenai masalah
keterampilannya dengan belajar teoritis maupun praktis, dengan
ke jenjang pendidikan yang lebih maksud untuk meningkatkan
tinggi. Kegiatan pendidikan dan mutu hidup pada umumnya serta
pelatihan (Diklat), perlu mutu dalam hal pekerjaan.
dilaksanakan oleh guru dengan Dengan adanya lokakarya ini,
diikuti usaha tindak lanjut untuk guru diharapkan akan
menerapkan hasil-hasil pelatihan, memperoleh pengalaman baru
dalam penyamaan persepsi dan dan dapat menumbuhkan daya
komitmen untuk peningkatan kreatifitas serta dapat
mutu pembelajaran ataupun memproduksi hasil yang
pemecahan masalah dalam berguna dari proses belajar
pembelajaran, melalui organisasi mengajar, dan lain sebagainya.
musyawarah guru mata pelajaran
(MGMP), tujuan dilakukannya 3. Keterlibatan guru dalam
MGMP ini untuk meningkatkan pengambilan keputusan
kinerja guru sebagai perilaku Kepala madrasah melibatkan
perubahan pembelajaran yang guru dalam pengambilan
dilakukan didalam kelas. keputusan dan pemecahan
Kemudian diadakannya pengajian masalah, kepala sekolah
tiap 3 bulan sekali demi melibatkan guru seperti halnya
meningkatkan kepribadian guru. didalam rapat guru, guru-guru
Selanjutnya diadakannya dimintai tanggapan-tanggapannya
pendidikan dan latihan (diklat). oleh kepala madrasah terkait
Pelatihan ini merupakan proses dengan kebijakan dan program
pengembangan dan pengarahan pengembangan madrasah. Hal
pengetahuan dan keterampilan yang terpenting dalam mutu
sikap dan perilaku yang dapat pendidikan adalah tetap
62
Hotni Sari Harahap dan Nurul Hidayah : Manajemen Mutu dalam ……………………………….

memberikan pengarahan kepada proses pembelajaran namun tetap


guru dan tenaga kependidikan ada pengontrolan dari kepala
bahwa peserta didik merupakan sekolah sehingga guru bisa
stakeholders tentu segala dengan leluasa meningkatkan
kebijakan dan keputusan harus kompetensi profesional.
dilibatkan peserta didik. Tanpa
suasana yang demokratis 5. Suasana Iklim Kerja yang
manajemen tidak mampu solidaritas
menerapkan manajemen mutu Dalam meraih mutu yang
terpadu pendidikan. diinginkan, pembangunan iklim
Permebdayaan guru tidak kerja perlu diciptakan untuk
hanya sekedarkewenangan membangun semangat kerja tim,
dalam mengajar, tetapi lebih pada emningkatkan kualitas
tuntutan pengembangan potensi komunikasi, penyelesaian
secara kreatif dan inovatif serta masalah dan pengambilan
kontinu yang di implementasikan keputusan bersama. Kepala
melalui pembinaan sekaligus sekolah mampu menciptakan
pembentukan karakter peserta kerja sama yang baik sehingga
didik. terciptanya suatu kelompok kerja
yang produktif dalam perbaikan
4. Pembinaan Kompetensi Guru terus-menerus. Kepala sekolah
Kepala sekolah membina selalu berusaha melakukan kerja
guru-guru dalam meningkatkan sama yang baik dengan guru
kemampuan mengevaluasi karena ini memang sangat
kesulitan belajar. Guru selalu penting didalam lembaga
dievaluasi dalam menghadapi pendidikan
kesulitan belajar di akhir bulan
sehingga kepala sekolah Strategi peningkatan mutu
memberikan tindakan langsung pendidikan Islam harus senantiasa
terhadap kesulitan yang berorientasi kepada kebutuhan atau
ditemukan oleh guru dalam harapan pelanggan, maka dari situlah
proses pembelajaran. Sejak layanan pendidikan Islam tentu saja harus
tahun 2008 hingga sekarang memperhatikan setiap masing-masing
bentuk pembinaan yang dilakukan kebutuhan pelanggan tersebut. Kepuasan
tenaga pendidik yaitu dengan dan kebanggaan dari mereka sebagai
mengikuti jalur undangan atau penerima manfaat layanan pendidikan
forum-forum ilmiah seperti harus menjadi acuan mendasar bagi
pembinaan dalam program peningkatan mutu layanan
mengembangkan pelajaran yang pendidikan Islam.
dilaksanakan (guru bidang studi
masing-masing), seminar PENUTUP
kependidikan, workshop,
pelatihan, dan ikut serta dalam Manajemen mutu dalam
sertifikasi guru. Kepala Madrasah meningkatkan profesionalisme guru yang
juga berperan sangat penting dilakukan kepala madrasah dilaksanakan
dalam manajemen pembinaan mengacu pada fungs-fungsi manajemen,
terhadap tenaga pendidik, dimana yakni Planning, Organizing, Actuating dan
pembinaan yang diterapkan itu Controling. Transformasi lembaga
mengarah kepada peraturan dan pendidikan menuju sekolah yang bermutu
tata tertib guru serta kinerja guru tentu harus ada komitmen bersama
di madrasah tersebut antara: pengelola, tenaga pendidik dan
Kepala sekolah memberikan kependidikan, psesrta didik, komite
hak sepenuhnya kepada guru sekolah, orang tua, msayarakat dan dunia
untuk meningkatkan kompetensi industri. Proses pencapaian mutu melalui
profesional dalam proses manajemen strategi yang berorientasi
pembelajaran. Guru ada diberikan pada mutu pendidikan untuk memenuhi
hak oleh kepala sekolah dalam kebutuhan konsumen.
meningkatkan kompetensi dalam
63
Hotni Sari Harahap dan Nurul Hidayah : Manajemen Mutu dalam ……………………………….

Mutu pendidikan mengacu pada Lexy J.Moleong, Metodelogi Penelitian


input, proses, dan output. Merujuk pada Kualitatif (Bandung: Remaja Rosda
aspek input, hal pertama yang harus Karya, 1996). h. 4
diperhatikan adalah kompetensi sumber
daya manusia (guru, tenega Mulyasa, Manajemen dan Kepemimpinan
kependidikan, dan siswa), kedua, sarana Kepala Sekolah (Jakarta: PT Bumi
dan prasarana bagaimana ketersediaan, Aksara, 2011), h.157
buku, kurikulum, media pembelajaran,
yang mendukung kegiatan pembelajaran, Sudarwan Danim, Pengembangan Profesi
ketiga, berkitan dengan kejelasan intruksi Guru dari Pra-Jabatan Induksi ke
organisasi, peraturan dan deskripsi kerja, Profesional Madani (Jakarta:
keempat, berkaitan dengan visi, misi, Kencana Predana Media Group,
tujuan, sasaran, dan motivasi. Aspek 2011), h. 88
proses, berkaitan dengan proses
pembelajaran mengandung makna bahwa Suharsimi Arikunto,Prosedur Penelitian
kemapuan sumber daya sekolah Suatu Pendekatan Praktis, (Jakarta
mentransformasikan multijenis masukan : Rineka Cipta, 2006) h. 245
dan situasi untuk mencapai derajat nilai
tambah tertentu peserta didik.
Manajemen mutu dalam
meningkatkan profesionalisme guru di
MTs Alwashliyah Tanjung Morawa
sebagai berikut : a); perencanaan, b);
Pengembangan kompetensi guru, c);
Keterlibatan guru dalam pengambilan
keputusan, d); Pembinaan Kompetensi
Guru, e) ; Suasana Iklim Kerja yang
solidaritas.

DAFTAR PUSTAKA

Asrorun Ni.am Sholeh, Membangun


Profesionalitas Guru, (Jakarta:
Elsas, 2006).Hal.9

Burhan Bungin, Metodologi Penelitian


Kualitatif Aktualisasi Metodologis
Kearah Ragam Kontemporer
(Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2000), h. 178.

H. Zainuddin Hamidy dkk, Terjemah


Hadis Shahih Buchari, (Jakarta:
Widjaya, 1961), Hal. 45

Ibrahim Bafadal, Peningkatan


Profesionalisme Guru Sekolah
Dasar (Jakarta: PT Bumi Aksara,
2003), h.4

Imam Wahyudi, Mengejar


Profesionalisme Guru (Jakarta:
Prestasi Pustakaraya, 2012), h. 56.

Anda mungkin juga menyukai