Makalah Anatomi & Fisiologi Kehamilan-1
Makalah Anatomi & Fisiologi Kehamilan-1
FISIOLOGI KEHAMILAN
DISUSUN OLEH :
VITRYA 2119015
i
BEATRIKS YUNITA 2119021
ii
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Proses kehamilan sampai kelahiran merupakan rangkaian dalam satu kesatuan
yang dimulai dari konsepsi, nidasi, pengenalan adaptasi ibu terhadap nidasi,
pemeliharaan kehamilan, perubahan endokrin sebagai persiapan menyongsong kelahiran
bayi dan persalinan dengan kesiapan untuk memelihara bayi.
Dalam menjalani proses kehamilan tersebut, ibu hamil mengalami perubahan-
perubahan anatomi pada tubuhnya sesuai dengan usia kehamilannya. Mulai dari trimester
I, sampai dengan trimester III kehamilan. Perubahan-perubahan anatomi tersebut
meliputi perubahan sistem pencernaan, perubahan sistem perkemihan, dan perubahan
sistem muskuloskeletal.
Dari masa kehamilan, persalinan dan nifas tentunya akan mengalami perbedaan
dan perubahan fisiologis pada sistem-sistem yang terjadi di dalamnya, salah satunya
adalah perubahan fisiologis masa kehamilan pada sistem musculoskeletal dan
kadiovaskuler. Mengingat adanya perubahan itulah maka penyusun membuat makalah
yang membahas tentang perubahan sistem kardiovaskuler dan musculoskeletal pada
masa kehamilan.
B. TUJUAN
Mengetahui perubahan perubahan fisiologis yang terjadi pada system
muskuloskeletal dan kardiovaskuler ibu hamil.
Mengetahui masalah sistem muskuloskeletal dan kardiovaskuler pada ibu hamil.
1
BAB II
PEMBAHASAN
3
meningkatnya distensi dan tekanan pada vena kaki, vulva, rektum, dan pelvis akan
menyebabkan edema di bagian kaki, vena dan hemoroid.
4
Selama kehamilan terjadi peningkatan produksi sel darah merah sebesar 4-
5,5 juta/mm kubik (normal). Massa sel darah merah meningkat 30-33% pada
kehamilan matur dengan pemberian zat besi dan pada wanita yang tidak mendapat
suplemen zat besi sel darah merahnya hanya meningkat sebesar 17%. Walaupun
terjadi peningkatan sel darah merah tampak terjadi penurunan nilai hemoglobin
sebesar 12 hingga 16 gr/dl, dan nilai hematokrit 30-47%.
Apabila hemoglobin turun sampai 10 gr/dl atau kurang dan hematokrit
sampai 35% atau kurang, maka wanita tersebut diperkirakan mengalami anemia. Total
sel darah putih akan meningkat selama trimester kedua dan akan mencapai puncaknya
pada trimester ketiga. Delapan minggu setelah melahirkan, volume darah kembali
normal.
Peningkatan volume darah mempunyai beberapa fungsi penting :
1. Untuk memelihara kebutuhan peningkatan sirkulasi karena ada pembesaran
uterus dan unit foeto-plasenta.
2. Mengisi peningkatan resevoir vena.
3. Melindungi ibu terhadap perdarahan pada saat melahirkan.
4. Selama kehamilan ibu menjadi hiperkoagulopati.
Perubahan-perubahan tersebut mengakibatkan kebutuhan suplai Fe kepada
ibu hamil meningkat sekitar 500 mg/hari. Ibu hamil sering lebih cepat mengalami
kelelahan dalam beraktifitas, bengkak pada tungkai bawah, terjadinya anemia
fisiologis ( keadaan normal Hb 12 gr% dan hematokrit 35 %) dan 10% wanita hamil
mengalami hipotensi dan diaphoretic bila berada dalam posisi.
Walaupun begitu dalam keadaan normal, kesehatan wanita hamil tidak akan
terganggu. Namun pada ibu hamil denngan riwayat penyakit jantung, kondisi ini
memperburuk keadaan. Sehingga seorang wanita dengan penyakit atau gangguan pada
jantung sebaiknya berkonsultasi dulu dengan dokter sebelum merencanakan
kehamilan.
Perubahan perubahan ini adalah untuk perlindungan terhadap perdarahan
katastropik tetapi juga akan merupakan predisposisi terhadap fenomena
tromboemboli. Karena plasenta kaya akan tromboplastin, maka bila terjadi Solusio
plasentae terdapat risiko terjadinya DIC.
3. Cardiac output
Curah jantung akan meningkat 40% pada usia kehamilan 12 minggu dan
50% pada kehamilan 34 minggu. Peningkatan yang terjadi tergantung dari individu.
5
Pada trimester ketiga, aliran pada curah jantung mengalami pengurangan karena ada
penekanan pada vena cava inferior oleh uterus. Adanya perubahan peningkatan aliran
atau tidak pada saat kehamilan sangat bersifat individual.
4. Sistem Koagulasi
Sistem pembekuan darah dan fiebrinogen mengalami akselerasi yang sangat
pesat pada saat kehamilan. Fibrinogen plasma faktor X meningkat dari 3 bulan
pertama kehamilan dan terus meningksat sedikit. Faktor VII,VII, IX, dan X semua
meningkat sejalan dengan konsumsi trobosit kapasitas pembekuan darah meningkat.
Hal ini kemungkinan merupakan persiapan untuk mencegah haemoragi pada
pelepasan plasenta, tapi merupakan resiko tinggi terjadinya trombosis, emboli, dan
adanya komplikasi
7
abdonimis, sehingga sebagian dari dinding perut di garis tengah hanya terdiri dari
peritoneum, fasia tipis, dan kulit.
2. Kulit Abdomen
Abdomen adalah istilah yang digunakan untuk menyebut bagian dari tubuh
yang berada di antara thorax atau dada dan pelvis di hewan mamalia dan vertebrata
lainnya. Pada arthropoda, abdomen adalah bagian paling posterior tubuh, yang berada
di belakang thorax atau cephalothorax (sefalotoraks). Dalam bahasa Indonesia umum,
sering pula disebut dengan perut. Bagian yang ditutupi atau dilingkupi oleh abdomen
disebut cavitas abdominalis atau rongga perut.
Selama masa kehamilan, kulit abdomen akan melebar, melonggar dan
mengendur hingga berbulan-bulan. Otot-otot dari dinding abdomen dapat kembali
normal kembali dalam beberapa minggu pasca melahirkan dengan latihan post natal.
3. Striae
Striae adalah suatu perubahan warna seperti jaringan parut pada dinding
abdomen. Striae pada dinding abdomen tidak dapat menghilang sempurna melainkan
membentuk garis lurus yang samar. Tingkat diastasis muskulus trektus abdominis
pada ibu post partum dapat dikaji melalui keadaan umum, aktivitas, paritas, dan jarak
kehamilan, sehingga dapat membantu menentukan lama pengembalian tonis otot
menjadi normal.
4. Perubahan Ligamen
Ligamen (ligamentum) adalah jaringan berbentuk pita yang tersusun dari
serabut-serabut liat yang mengikat tulang satu dengan tulang lain pada sendi
Setelah janin lahir, ligamen-ligamen, diafragma pelvis dan fasia yang
meregang sewaktu kehamilan dan partus berangsur-angsur menciut kembali seperti
sediakala. Tidak jarang ligametum rotundum menjadi kendor yang mengakibatkan
letak uterus menjadi retrofleksi.
5. Simpisis pubis
8
Pemisahan simpisis pubis jarang terjadi. Namun demikian, hal ini dapat
menyebabkan mordibitas maternal. Gejala dari pemisahan simpisis pubis antara lain :
nyeri tekan pada pubis disertai peningkatan nyeri saat bergerak di tempat tidur
ataupun waktu berjalan. Pemisahan simpisis dapat dipalapasi. Gejala ini dapat
menghilang setelah beberapa minggu atau bulan pasca meahirkan, bahkan ada yang
menetap.
C. PERUBAHAN SISTEM KARDIOVASKULER MASA NIFAS
Pada masa nifas, terjadi perubahan hebat yang melibatkan jantung dan
sirkulasi. Perubahan terpenting pada fungsi jantung terjadi dalam 8 minggu pertama
kehamilan. (cuningham : 2009 : hal 24-25).
Setelah terjadi diuresis yang mencolok akibat penurunan kadar estrogen,
volume darah kembali kepada keadaan tidak hamil. Jumlah sel darah merah dan kadar
hemoglobin kembali normal pada hari ke-5.
Meskipun kadar estrogen mengalami penurunan yang sangat besar selama
masa nifas, namun kadarnya masih lebih tinggi daripada normal. Plasma darah tidak
begitu mengandung cairan dan dengan demikian daya koagulasi meningkat.
Pembekuan darah harus dicegah dengan penanganan yang cermat dan penekanan pada
ambulasi dini (Helen farrer : 2001 : hal 227)
Sistem peredaran darah atau sistem kardiovaskular adalah suatu sistem organ
yang berfungsi memindahkan zat ke dan dari sel. Sistem ini juga menolong stabilisasi
suhu dan pH tubuh (bagian dari homeostasis).
Organ-organ penyusun sistem kardiovaskuler terdiri atas jantung sebagai alat
pompa utama, pembuluh darah, serta darah. Sistem kardiovaskuler yang sehat ditandai
dengan proses sirkulasi yang normal, apabila sirkulasi terhambat akibat keabnormalan
dari organ-organ penyusun sistem kardiovaskuler ini maka akan dapat menimbulkan
berbagai penyakit bahkan bisa mematikan.
Selama kehamilan volume darah normal digunakan untuk menampung aliran
darah yang meningkat, yang diperlukan oleh plasenta dan pembuluh darah uterin.
Penarikan kembali esterogen menyebabkan diuresis terjadi, yang secara cepat
mengurangi volume plasma kembali pada proporsi normal. Aliran ini terjadi dalam 2-
4 jam pertama setelah kelahiran bayi. Selama masa ini ibu mengeluarkan banyak
sekali jumlah urin. Hilangnya progesteron membantu mengurangi retensi cairan yang
melekat dengan meningkatnya vaskuler pada jaringan tersebut selama kehamilan
bersama-sama dengan trauma selama persalinan.
9
Pada persalinan pervaginam kehilangan darah sekitar 300 – 400 cc. Bila
kelahiran melalui seksio sesarea, maka kehilangan darah dapat dua kali lipat.
Perubahan terdiri dari volume darah (blood volume) dan hematokrit
(haemoconcentration). Bila persalinan pervaginam, hematokrit akan naik dan pada
seksio sesaria, hematokrit cenderung stabil dan kembali normal setelah 4-6 minggu.
Setelah persalinan, shunt akan hilang dengan tiba-tiba. Volume darah ibu
relatif akan bertambah. Keadaan ini akan menimbulkan beban pada jantung, dapat
menimbulkan decompensation cordia pada penderita vitum cordia. Keadaan ini dapat
diatasi dengan mekanisme kompensasi dengan timbulnya haemokonsentrasi sehingga
volume darah kembali seperti sediakala, umumnya hal ini terjadi pada hari 3-5
postpartum.
Volume darah normal yang diperlukan plasenta dan pembuluh darah uterin,
meningkat selama kehamilan. Diuresis terjadi akibat adanya penurunan hormon
estrogen, yang dengan cepat mengurangi volume plasma menjadi normal kembali.
Meskipun kadar estrogen menurun selama nifas, namun kadarnya masih tetap tinggi
daripada normal. Plasma darah tidak banyak mengandung cairan sehingga daya
koagulasi meningkat.
Aliran ini terjadi dalam 2-4 jam pertama setelah kelahiran bayi. Selama masa
ini ibu mengeluarkan banyak sekali jumlah urin. Hilangnya progesteron membantu
mengurangi retensi cairan yang melekat dengan meningkatnya vaskuler pada jaringan
tersebut selama kehamilan bersama-sama dengan trauma selama persalinan.
Kehilangan darah pada persalinan per vaginam sekitar 300-400 cc, sedangkan
kehilangan darah dengan persalinan seksio sesarea menjadi dua kali lipat. Perubahan
yang terjadi terdiri dari volume darah dan hemokonsentrasi. Pada persalinan per
vaginam, hemokonsentrasi akan naik dan pada persalinan seksio sesarea,
hemokonsentrasi cenderung stabil dan kembali normal setelah 4-6 minggu.
Pasca melahirkan, shunt akan hilang dengan tiba-tiba. Volume darah ibu relatif
akan bertambah. Keadaan ini akan menimbulkan dekompensasi kordis pada penderita
vitum cordia. Hal ini dapat diatasi dengan mekanisme kompensasi dengan timbulnya
hemokonsentrasi sehingga volume darah kembali seperti sediakala. Pada umumnya,
hal ini terjadi pada hari ketiga sampai kelima post patum.
3. Varises
Varises ditungkai dan disekitar anus (hemoroid) sering dijumpai pada wanita
hamil. Varises, bahkan varises vulva yang jarang dijumpai, dapat mengecil dengan
cepat setelah bayi lahir. Operasi varises tidak dipertimbangkan selama masa hamil.
Regresi total atau mendekati total diharapkan terjadi setelah melahirkan.
12
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Proses kehamilan sampai kelahiran merupakan rangkaian dalam satu kesatuan yang
dimulai dari konsepsi, nidasi, pengenalan adaptasi ibu terhadap nidasi, pemeliharaan
kehamilan, perubahan endokrin sebagai persiapan menyongsong kelahiran bayi dan
persalinan dengan kesiapan untuk memelihara bayi.
Masa nifas adalah masa setealah lahirnya hasil konsepsi sampai pulihnya organ
reproduksi seperti sebelium hamil, pada masa ini banyak terjadi perubahan yang di alami oleh
wanita postpartum pada sistem endokrin terjadi perubahan peningkatan dan penurunan
hormon–hormon, pada sistem kardiovaskuler terjadi perubahan pada volume darah dan curah
jantung
Perubahan-perubahan tersebut ada yang bersifat fisiologis dan patologis. Oleh karena
itu, tenaga kesehatan terutama bidan harus memehami perubahan-perubahan tersebut agar
dapat memberikan penjelasan dan intervensi yang tepat kepada pasien.
13
DAFTAR PUSTAKA
Anisah, N., dkk. 2009. Perubahan Fisiologi Masa Nifas. Akademi Kebidanan Mamba’ul
‘Ulum Surakarta.
Saleha, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika.
Rukiyah, A., dkk. 2014. Asuhan Kebidanan III Nifas. Jakarta. Trans Info Media.
14