Anda di halaman 1dari 19

MODUL PERKULIAHAN

Perilaku
Keorganisasian
Konsep Dasar Pemimpin dan
Kepemimpinan (Lanjutan)
Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh
Ekonomi dan Bisnis Manajemen S1 190251005 Tim Dosen Pengampu Mata Kuliah

10 Perilaku Organisasi

Abstrak Kompetensi
Pada pertemuan kali ini materi yang Mahasiswa mampu menjelaskan
dibahas bicara tentang “Konsep tentag apa yang dimaksud dengan
Dasar Pemimpin dan Kepemimpinan kepemimpinan yang efektif, beserta
(Lanjutan)” yang membahas tentang dengan indikator dan ciri-cirinya,
apa yang dimaksud dengan apa yang menjadi hubungan antara
kepemimpinan yang efektif, beserta pengaruh dan kekuasaan dan
dengan indikator dan ciri-cirinya, bagaimana suatu organisasi dapat
apa yang menjadi hubungan antara mempersiapkan calon pemimpinnya
pengaruh dan kekuasaan dan di waktu yang akan datang
bagaimana suatu organisasi dapat
mempersiapkan calon pemimpinnya
di waktu yang akan datang
Efektivitas Kepemimpinan
Definisi Pemimpin yang Efektif
Secara umum, yang dimaksud dengan keefektifan seorang pemimpin, yaitu
seseorang yang mampu menunjukkan sikap dan perilaku yang sangat responsif dalam arti
selalu tanggap terhadap segala macam bentuk persoalan, kebutuhan, dan harapan dari
setiap pengikut yang dipimpinnya, di samping pula selalu aktif dan proaktif mencari solusi
dari setiap permasalahan atau tantangan yang dihadapinya. Dengan mengacu pada teori
jalur-tujuan, disebutkan bahwa pemimpin yang efektif dapat didefinisikan sebagai para
pemimpin yang mampu membantu pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan mereka
(House, 1971, 1996). Amirullah (2015) mengatakan bahwa seseorang dikatakan sebagai
pemimpin yang efektif apabila segala instruksi dan perintahnya dapat direspon dengan baik
oleh para bawahannya yang dalam hal ini respon yang diberikan dapat berupa
dilaksanakannya instruksi atau perintahnya tersebut. Selanjutnya, seorang pemimpin pun
dapat juga dikatakan pemimpin yang efektif apabila pemimpin tersebut mampu
membawakan organisasinya menjadi organisasi yang efektif dengan ciri-cirinya sebagai
berikut (Lopkop Putra Sugaakporu, 2015): 1) Cakap dalam mempergunakan sumber daya
lingkungan organisasinya yang bertujuan agar fungsi organisasi masih dapat berjalan
secara kontinu; 2) Cakap dalam mendapatkan tujuan organisasi yang semakin banyak,
berbeda, beragam, dan bahkan saling kontradiktif antara tujuan yang satu dengan yang
lainnya; 3) Cakap dalam mencukupi kebutuhan yang dimiliki oleh masing-masing individu
ataupun kelompok; 4) Cakap dalam melakukan adaptasi terhadap tuntutan lingkungan yang
semakin dinamis; 5) Cakap dalam melakukan perumusan terhadap tujuan yang ingin dicapai
dan pengerahan terhadap sumber daya yang dimilikinya untuk mencapai tujuan tersebut; 6)
Cakap dalam melakukan pengintegrasian (mengorganisir, mengkoordinir, dan
mengumpulkan) terhadap anggota-anggota yang saling berhubungan; 7) Cakap dalam
mengupayakan dan memperhatikan keberlanjutan pola kultural dan motivasi organisasi; dan
8) Cakap dalam menghadapi lingkungan, tujuan, anggota, pilihan waktu yang bersifat plural
dan berpotensi konflik. Selain itu, seseorang dikatakan sebagai pemimpin yang efektif atau
tidak efektif sepenuhnya bergantung pada kinerja yang ditunjukkan oleh orang tersebut
(Awamleh & Gardner, 1999; House, Spangler & Woycke, 1991).

Model Organisasi Efektif dan Implikasinya terhadap Pemimpin


Menurut Hall & Quinn (1991), pada dasarnya keefektifan suatu organisasi dapat
dibedakan menjadi lima model keefektifan organisasi yang terdiri dari:
1. Model Sistem Sumber Daya, yaitu organisasi yang efektif merupakan organisasi
yang mampu mempergunakan sumber daya lingkungan yang bertujuan dalam
menjaga keberlangsungan organisasinya.

2020 Perilaku Keorganisasian Biro Akademik dan Pembelajaran


2 Shinta Oktafien, S.E., M.M. http://www.widyatama.ac.id
2. Model Tujuan, yaitu organisasi yang efektif merupakan organisasi yang mampu
merealisasikan tujuannya meskipun tujuan yang dimiliki organisasi bersifat
kompleks.
3. Model Kebutuhan Partisipan, yaitu organisasi yang efektif, yakni organisasi yang
dapat mewujudkan apa yang dibutuhkan oleh para anggotanya.
4. Model Fungsi Sosial, yaitu keefektifan suatu organisasi merupakan organisasi
yang dapat membuat sesuatu hal yang lebih bagi lingkungan sekitarnya.
5. Model Kontradiksi, yaitu organisasi yang efektif merupakan organisasi yang
mampu dalam mengatasi faktor perubahan lingkungan yang semakin dinamis,
visi dan misi organisasi, kebutuhan dan keinginan para anggota yang beragam,
dan pilihan waktu yang bersifat plural dan mengandung potensi konflik.

Berikut ini merupakan tabel yang berisi penjelasan mengenai perilaku pemimpin yang
efektif dan dampaknya dari kepemimpinan yang efektif tersebut:

Tabel 10.1
Tindakan dan Dampak Kepemimpinan
N Perbuatan Seorang Pemimpin Konsekuensi
o
1 Menjadi motivator yang mampu Memperoleh
memobilisasi orang lain yang kekuasaan dan penguasaan mutlak atas orang lain; mengh
dilakukannya dengan memenuhi emat banyak waktu, tenaga, dan uang; mampu mempengar
kebutuhan, harapan, dan uhi, mengendalikan dan mendapat kekuasaan penuh dan p
keinginan enguasaan mutlak atas setiap orang; menjadi orang dengan
kepribadian yang menarik dan kuat.
2 Menjadikan orang lain Anda sama sekali tidak
menaruh perhatian dengan cara kesulitan dalam membujuk orang lain untuk
mengetahui dengan tepat siapa o menerima gagasan, usul, dan pandangan Anda, produk ata
rang- u jasa Anda; Anda dipandang memiliki kepribadian yang me
orang yang ada di sekeliling, men narik, positif, dan menyenangkan sehingga keyakinan dan k
cari emampuan Anda sendiri juga meningkat; Anda bisa membu
tahu apa yang diinginkannya di at at orang lain berpikir dan bertindak yang menyenangkan ter
as segala- hadap diri Anda; anda akan mendapatkan kekuasaan dan p
galanya, dan menentukan enguasaan atas orang lain sehingga mereka selalu melakuk
dengan tepat bagaimana bisa me an apa yang Anda inginkan.
mbantunya mendapatkan apa ya
ng diinginkan.

2020 Perilaku Keorganisasian Biro Akademik dan Pembelajaran


3 Shinta Oktafien, S.E., M.M. http://www.widyatama.ac.id
3 Memiliki kemampuan dan Anda dipercaya oleh orang lain, Ornag lain
keyakinan yang kuat mengikuti bimbingan Anda, Anda bisa membuat segala ses
untuk melakukan pekerjaan terte uatunya selesai dilakukan, Anda dikenal sebagai orang yan
ntu (Jadilah orang profesional) g bisa melakukan sesuatu (bisa bekerja)
4 Perintah diberikan dengan jelas, Perintah dapat ditanggapi dengan cepat oleh orang
lugas, dan mudah dipahami; men lain, Menjadikan orang lain bekerja
getahui standar pelaksanaan pek dengan lebih baik, Menghindari
erjaan dan hasilnya; memberikan terjadinya pemborosan, kebingungan, dan usaha sia-sia.
pujian, pengakuan akan upaya o
rang-
orang, dan meyakinkan akan nilai
nya; menerangkan arti penting
suatu
pekerjaan; menciptakansuasana
yang tenteram dan aman atau tid
ak takut kehilangan pekerjaan.
5 Mengaplikasikan manajemen par Menjadikan orang
tisipatif atau peran serta: bersika lain merasa dirinya penting, berharga, dan
p terbuka bangga, sehingga merasa lebih kuat, produktif, dan kreatif.
terhadap gagasan yang diberikan
oleh orang lain sebagai cara terb
aik untuk menyelesaikan pekerja
an.
6 Menerapkan teknik penyangga:b Sepenuhnya Anda akan didukung oleh bawahan, sehingga
ersedia bertanggung jawab Anda dapat melakukan pekerjaan dengan baik dan tepat
atas kesalahan yang diperbuat waktu
oleh
bawahan (bertindak selaku peny
angga mereka).
7 Menghasilkan rencana yang man Mendapatkan bantuan dari orang/organisasi
tap, cermat, dan rasional. donor, meluluskan proposal bantuan.
8 Memahami seni berbicara dan m Anda dapat memengaruhi orang lain, sehingga dengan
enulis (berbahasa) begitu orang lain akan menuruti keinginan Anda, bersedia
mendengarkan perintah Anda, dan Anda pun dihormatinya
9 Menumbuhkan kemampuan kontr Perintah Anda dipatuhi oleh orang lain, orang lain bersedia
ol “sinar kekuasaan”/batin: meng membantu Anda, Anda menjadi orang yang

2020 Perilaku Keorganisasian Biro Akademik dan Pembelajaran


4 Shinta Oktafien, S.E., M.M. http://www.widyatama.ac.id
etahui masalah dengan tepat, me selalu dicari, Menjadikan Anda
mbuat perkiraan situasi, dan men seorang pemimpin, penanggungjawab, dan
gambil tindakan yang perlu untuk pengambil keputusan.
memecahkan masalah. Mengata
si situasi yang buruk sekalipun,
mengembangkan sikap dan pem
bawaan yang positif dan berwiba
wa
10 Meningkatkan Loyalitas pasukan, karyawan dan pelanggan menjadi
loyalitas pasukan, karyawan, dan semakin tinggi, Anda menjadi orang yang dihormati,
pelanggan melalui cara memenu dipercaya, diyakini, dan didukung oleh orang lain
hi segala
kebutuhan dan keinginan mereka
11 Mengatasi perlawanan dan pene Keinginan Anda dituruti oleh orang lain dan orang lain
ntangan dengan cara memberi k mengikuti perintah Anda
eterangan dan menawarkan kepa
da karyawan, pelanggan, dan pa
sukan mengenai arti
penting pekerjaan dan keuntunga
n konkrit tertentu yang akan mem
enuhi kebutuhan dan keinginan
mereka.
12 Menulis surat/memo yang sempu Tujuan yang Anda inginkan dapat dikerjakan oleh orang lain
rna: gagasan, keinginan, dan tuju
an ditulis secara jelas, mengguna
kan kata-kata yang dapat
dimengerti, logis, dan obyektif
13 Memahami sasaran/tujuan/keingi Anda menjadi penguasa, dipercaya melakukan hal-
nan dan hal yang lebih besar, dan orang lain menuruti segala Anda
berupaya dengan mengerahkan yang inginkan.
segala-
galanya yang Anda miliki, belajar
untuk hidup
rukun, menolak kelancangan ora
ng tanpa menjatuhkan dirinya da
n diri Anda, belajar mewakilkan a

2020 Perilaku Keorganisasian Biro Akademik dan Pembelajaran


5 Shinta Oktafien, S.E., M.M. http://www.widyatama.ac.id
tau membagi tanggung
jawab kepada bawahan.
14 Menjadikan lawan sebagai kawa Anda memperoleh banyak teman, mampu mengendalikan o
n setia yang dilakukan rang lain, menjadi orang yang dikagumi dan dihormati,
dengan cara tidak mempergunjin serta kemampuan seni hubungan antar manusia semakin
gan dan memfitnah, tidak mengkr berkembang
itik atau mengatakan kesalahan o
rang lain, dan tidak menjelek-
jelekkan orang lain.
15 Berinisiatif untuk memimpin dan Anda mampu menaklukkan orang lain.
mengontrol.
Anda diberikan pelayanan istimewa, Anda dibantu oleh
Menghendaki nasihat, pandanga orang lain.
n, dan bantuan dari orang lain.
Mampu menjalin hubungan persahabatan.
Mengetahui nama, pekerjaan, da
n hobi orang lain. Sikap dan emosi orang lain terhadap Anda dapat
dikendalikan
Mengendalikan sikap dan emosi
diri.
16 Melakukan dan memberikan Orang lain
sesuatu sebelum didahului oleh akan minta pengarahan, petunjuk, dan mau melakukan ses
orang lain. uatu tanpa menentang. Anda akan menjadi tuan, penguasa,
dan mendapatkan cinta dan
Selalu menunjukkan penghormatan. Terwujudnya suasana yang
sikap yang menyenangkan, mela damai, menyenangkan, bahagia, saling bekerja sama dan
kukan menolong, serta suka cita.
percakapan dengan penuh kege
mbiraan.
17 Meredakan Menjadikan orang lain sebagai teman atau sahabat, orang
amarah orang lain dengan cara lain bersikap ramah, mau bekerja sama, mencintai
mau mendengarkan ceritanya da Anda, serta meningkatkan hubungan kerja.
ri awal sampai akhir tanpa menye
la sama sekali; sabar dan tidak m
elawan; menemukan fakta perma
salahan dan mencarikan
solusinya; menjadikan orang
lain penting dan menaruh perhati
an padanya; meminta maaf.

2020 Perilaku Keorganisasian Biro Akademik dan Pembelajaran


6 Shinta Oktafien, S.E., M.M. http://www.widyatama.ac.id
18 Memahami seni hidup untuk maj Mendapatkan
u: menunjukkan sebagai individu kekayaan, kekuasaan, prestise, penghargaan, pengakuan,
yang menguasai pengetahuan da dan kesuksesan.
n cakap bekerja, mengetahui car
a kerja organisasi luar dan
dalam, menjadi sumber informasi
dan pengetahuan, selalu berada
di ruang
kerja lebih lama, berpenampilan
sebagai eksekutif, bersikap dan b
ertindak secara
profesional seperti tidak membes
arkan persoalan kecil, menyataka
n rasa keberatan dengan tenang
dan sopan, mengembangkan ke
mampuan untuk menyesuaikan d
iri, bersikap antusias terhadap pe
kerjaan, tidak takut mengambil ris
iko yang masuk akal, tidak meng
hindari tanggungjawab.
19 Mengetahui peta kekuasaan orga Anda mendapatkan puncak kekuasaan dan meraih
nisasi , baik yang terlihat maupun kesuksesan
yang tidak
terlihat; menunjukkan kekuasaan
pribadi, menunjukkan isyarat kek
uasaan (kharisma
dan daya tarik), memengaruhi da
n mengendalikan orang yang ben
ar-benar memiliki kekuasaan.
20 Membantu orang lain memecahk Anda mampu mengubah pekerja yang semula merupakan
an masalahnya orang-orang yang bermasalah menjadi orang-orang yang
merasakan kepuasan dan ramah, sehingga Anda pun dapat
mengendalikan dan mengontrol mereka
21 Dilakukannya pengorganisasian, Hanya dengan beberapa orang Anda mampu
departemenisasi, dan mengendalikan dan mengontrol banyak orang, sehingga
pendelegasian kewenangan dapat menghemat tenaga dan waktu

2020 Perilaku Keorganisasian Biro Akademik dan Pembelajaran


7 Shinta Oktafien, S.E., M.M. http://www.widyatama.ac.id
22 Memperbaiki cara berpikir orang Segala sesuatu yang diinginkan oleh Anda dapat dituruti
lain oleh orang lain
23 Mendorong orang lain untuk Keberhasilan dan keefektifan semakin meningkat
berbagi rahasia suksesnya,
sehingga dengan begitu
pemimpin dapat belajar menjadi
orang sukses melalui
pengalaman yang dimiliki oleh
orang lain yang terlebih dulu
sukses
24 Aktif dalam lingkaran kekuasaan Meraih imbalan dan kekuasaan
suatu organisasi
25 Datang lebih dulu, menjalin Mendapatkan pusat perhatian,
hubungan yang baik dengan kekuasaan, pengaruh, dan kontrol atas orang lain.
pihak yang berkuasa
Sumber: Lopkop Putra Sugaakporu, 2015

Indikator Keefektifan Seorang Pemimpin


Satu cara yang dapat dilakukan untuk mengukur ataupun menilai apakah seseorang
dapat disebut sebagai pemimpin yang efektif ataupun tidak dapat dilihat melalui hasil kerja
yang telah dilakukannya selama orang tersebut menjalani tugas kepemimpinannya, baik itu
secara kualitas maupun kuantitas, di samping juga dapat dilakukan dengan membandingkan
keberhasilan kinerja organisasi yang dipimpinnya dengan organisasi pesaing ataupun yang
lainnya, apakah organisasinya itu memiliki kinerja yang jauh lebih baik atau malah justru
sebaliknya jauh lebih buruk. Selanjutnya, cara lain yang dapat digunakan untuk mengukur
keefektifan kinerja seorang pemimpin dalam bekerja dapat juga dilihat melalui peran-peran
yang dijalankan oleh pemimpin itu sendiri dalam upaya memajukan organisasinya untuk
dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkannya. Bilamana seorang pemimpin mampu
menjalankan tugas-tugasnya sesuai dengan peran yang dimilikinya dalam suatu organisasi,
maka boleh dikatakan bahwa pemimpin tersebut merupakan pemimpin yang efektif.
Sebaliknya, apabila seorang pemimpin dalam organisasi tidak dapat menjalankan seluruh
kewajiban yang sesuai dengan perannya bisa dikatakan pemimpin itu bukanlah pemimpin
yang baik atau efektif (Amirullah, 2015).
Berikut ini merupakan beberapa peran yang dimiliki oleh seorang pemimpin yang
dapat menjadikannya sebagai pemimpin yang efektif, di antaranya (Silalahi, 2011):

2020 Perilaku Keorganisasian Biro Akademik dan Pembelajaran


8 Shinta Oktafien, S.E., M.M. http://www.widyatama.ac.id
1. Peran sebagai seorang “Tokoh” (Figurehead), yakni peran pemimpin dalam
mewakili organisasi yang dipimpinnya yang dilakukan dalam bentuk menjalankan
kegiatan yang bersifat seremonial.
2. Peran sebagai seorang “Pemimpin” (Leader), yakni peran pemimpin yang
mampu menggerakkan, membimbing, dan memotivasi orang lain yang dilakukan
melalui kekuasaan yang dimilikinya.
3. Peran sebagai seorang “Penghubung” (Liaison), yakni peran pemimpin yang
dapat menjadi penghubung, serta mampu menjaga hubungan yang baik, antara
orang-orang yang berada di dalam organisasi dengan lingkungan luar
organisasinya.
4. Peran sebagai seorang “Pemonitor” (Monitor), yakni peran seorang pemimpin
yang diharuskan untuk menjadi orang yang selalu aktif dalam mencari,
menerima,dan mengumpulkan informasi yang dapat bermanfaat bagi organisasi.
5. Peran sebagai seorang “Pembagi” (Disseminator), yakni peran seorang
pemimpin yang bertindak dalam memberitahukan informasi penting ke seluruh
anggota organisasi yang dipimpinnya.
6. Peran sebagai seorang “Juru Bicara” (Spokesperson), yakni peran seorang
pemimpin yang mampu memberikan informasi ke luar organisasinya.
7. Peran sebagai “Wirausaha” (Entrepreneur), yakni peran seorang pemimpin yang
mampu menjadi pelopor terjadinya sejumlah perubahan yang terkendali dalam
organisasinya.
8. Peran sebagai seorang “Peredam Gangguan” (Disturbance Handler), yakni
peran seorang pemimpin yang mampu menanggapi segala macam bentuk
gangguan atau tekanan yang dihadapi oleh organisasinya.
9. Peran sebagai seorang “Pengalokasi Sumber” (Resource Allocator), yakni peran
seorang pemimpin yang bertanggung jawab terhadap pengalokasian sumber
daya yang dimiliki organisasinya.
10. Peran sebagai seorang “Perunding” (Negotiator), yakni peran seorang pemimpin
yang bertindak sebagai perantara antara pihak dalam maupun pihak luar
organisasi guna membahas permasalahan yang terjadi dalam organisasinya.

Kekuasaan dan Kepemimpinan


Definisi Kekuasaan
Kekuasaan memiliki peranan yang cukup penting dalam ilmu perilaku organisasi,
terutama dalam hal upaya seorang manajer atau pimpinan organisasi untuk mencapai
tujuan kelompok ataupun organisasinya, di samping juga untuk memperkuat posisi atau
jabatan yang didudukinya, menggunakan kekuasaan yang dimilikinya dengan maksud untuk

2020 Perilaku Keorganisasian Biro Akademik dan Pembelajaran


9 Shinta Oktafien, S.E., M.M. http://www.widyatama.ac.id
memberikan pengaruh kepada orang lain, sehingga apa yang diinginkan atau diminta oleh
manajer atau pimpinan organisasinya mau tidak mau mesti dapat dituruti oleh bawahan atau
pengikutnya.
Berikut ini merupakan pengertian kekuasaan yang disampaikan oleh para pakar, di
antaranya:
Sutikno (2014) mengatakan bahwa kekuasaan itu sendiri memiliki makna, yaitu
kemampuan untuk menggunakan pengaruh.
Thoha (2012) berpendapat bahwa kekuasaan merupakan suatu sumber yang
penggunaannya bisa atau tidak bisa dilakukan yang berakibat pada perubahan terhadap
perilaku yang diinginkan.
Tambunan (2015) menjelaskan bahwa kekuasaan merupakan kapabilitas yang
dimiliki oleh seorang pemimpin yang mampu mempengaruhi keyakinan dan sikap dari orang
lain, sehingga orang lain tersebut bersedia untuk mengerjakan suatu aktivitas atau
pekerjaan yang dikehendaki oleh pemimpin tersebut. Disebutkan bahwa seseorang yang
ditetapkan menjadi seorang “leader”, maka kekuasaan tersebut secara langsung telah
melekat pada pemimpin tersebut, sementara para pengikut tanpa sadar akan loyal pada
pemimpinnya.
Berdasarkan pada pengertian yang disampaikan oleh para pakar tersebut, diketahui
bahwa yang dimaksud dengan kekuasaan merupakan kemampuan seseorang yang dapat
membuat orang lain menjadi terpengaruh terhadap apa yang diminta oleh orang tersebut
atau potensi yang dimiliki oleh seseorang untuk memengaruhi orang lain.

Perbedaan Kepemimpinan dan Kekuasaan


Pada dasarnya, kekuasaan dapat menjadi salah satu faktor kunci penting yang
menentukan efektivitas kepemimpinan yang dimiliki oleh seorang pemimpin dalam
memberikan pengaruh terhadap orang lain agar terjadi keserasian antara perilaku yang
ditunjukkan dengan apa yang diinginkan oleh pemimpin tersebut. Meskipun demikian,
kepemimpinan dan kekuasaan itu sendiri sebenarnya merupakan dua kata yang berbeda
dengan penjelasan yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 10.2
Perbedaan Kepemimpinan dan Kekuasaan
Kekuasaan Kepemimpinan
Tidak memerlukan keselarasan tujuan Memerlukan keselarasan tujuan
Berfokus pada intimidasi Berfokus pada pengaruh ke bawah
Memaksimalkan arti penting pengaruh lateral Meminimalkan arti penting pengaruh lateral
dan pengaruh ke atas dan pengaruh ke atas

2020 Perilaku Keorganisasian Biro Akademik dan Pembelajaran


10 Shinta Oktafien, S.E., M.M. http://www.widyatama.ac.id
Fokus penelitian pada taktik untuk Fokus penelitian pada gaya kepemimpinan
mendapat-kan kepatuhan

Tabel 10.3
Hubungan antara Tingkat Kesiapan Bawahan, Gaya Kepemimpinan, dan Sumber
Kekuasaan
Tingkat Kesiapan Bawahan Gaya Kepemimpinan Sumber Kekuasaan
R1 Telling Coersive Power
Conection Power
R2 Selling Reward Power
Legitimate Power
R3 Participating Referent Power
Information Power
R4 Delegating Expert Power
Sumber: Hariandja, 2006: 204

Sumber-sumber Kekuasaan
Yang dimaksud dengan sumber kekuasaan bicara mengenai melalui cara yang
seperti apa seseorang dapat memiliki kemampuan dalam memberikan pengaruh terhadap
orang lain yang mambuat orang lain dapat berperilaku dan berbuat menurut kehendak yang
diinginkan oleh orang tersebut. Meskipun demikian, kekuasaan yang dimiliki oleh tiap-tiap
individu dalam kehidupan berorganisasi tidak selalu sama atau terdistribusi secara merata.
Ini menunjukkan bahwa setiap orang dalam bekerja dapat saja memperoleh atau
mendapatkan kekuasaannya dengan sumber yang berbeda-beda.
Secara umum, sumber kekuasaan dapat dibedakan menjadi dua macam bentuk
yang terdiri dari kekuasaan posisi atau jabatan/ position power dan kekuasaan personal/
personal power. Yang dimaksud dengan kekuasaan posisi atau jabatan merupakan
kekuasaan yang didapatkan oleh seseorang karena posisi atau jabatan formal yang
didudukinya dalam hierarki struktur organisasinya. Misalkan, seorang manajer memiliki
wewenang memberikan perintah kerja kepada para bawahannya karena posisi atau jabatan
yang dimilikinya yang mempunyai pangkat yang lebih baik dibandingkan dengan pegawai
yang berada pada kedudukan yang lebih rendah. Sementara itu, untuk kekuasaan personal
merupakan kekuasaan yang diperoleh seseorang karena kualitas atau kepribadian orang
tersebut yang dianggap merupakan seseorang yang cocok untuk dijadikan sebagai teladan
bagi orang lain, terutama dalam bertindak dan berperilaku. Misalkan, seorang pemuka
agama dianggap berkuasa terhadap masayarakat di sekitarnya karena orang tersebut

2020 Perilaku Keorganisasian Biro Akademik dan Pembelajaran


11 Shinta Oktafien, S.E., M.M. http://www.widyatama.ac.id
dianggap memiliki kepribadian yang baik yang membuatnya dihormati dan dihargai oleh
orang lain.
Kekuasaan posisi atau jabatan dapat terdiri dari beberapa macam bentuk, di
antaranya:
1. Kekuasaan Legitimasi/ legitimate power
Ini merupakan kekuasaan yang diperoleh oleh seseorang karena orang tersebut secara
formal memiliki jabatan atau posisi yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan orang
lain, sehingga berwenang dalam memberikan perintah ataupun pengaruh terhadap
yang lainnya. Dengan demikian, seseorang yang semakin tinggi jabatan yang
didudukinya maka semakin besar pula kekuasaan yang dimiliki oleh orang tersebut.
Contohnya, seorang manajer yang berwenang memberikan perintah kepada
bawahannya karena posisinya yang dilihat dari hierarkhi struktur organisasinya jauh
lebih tinggi dibandingkan dengan posisi para bawahannya.
2. Kekuasaan imbalan/reward power
Ini merupakan kekuasaan yang dimiliki oleh seseorang bilamana orang tersebut dapat
menjanjikan reward yang nantinya dapat diberikan kepada orang lain yang menuruti
apa yang menjadi kehendaknya. Misalkan, seorang majikan dapat mempekerjakan
buruhnya karena majikan tersebut menjanjikan imbalan yang berupa gaji atau upah
yang nantinya diberikan jika para buruhnya tersebut mampu bekerja dengan baik.
3. Kekuasaan paksaan/coercive power
Ini merupakan kekuasaan yang diperoleh oleh seseorang karena orang tersebut
memiliki kemampuan untuk memberikan hukuman yang memaksa orang lain mau tidak
mau harus menuruti apa yang diminta oleh orang tersebut. Sebagai contoh seorang
manajer yang setiap perkataannya selalu dituruti oleh para bawahannya karena jika
tidak maka manajer tersebut dapat memberikan hukuman kepada para bawahnnya
tersebut.
4. Kekuasaan Informasi/information power
Ini merupakan kekuasaan yang dimiliki oleh seseorang karena orang tersebut
menguasai atau memiliki informasi yang dibutuhkan dan tidak dimiliki oleh orang lain.
Contohnya, seorang atasan dapat dijadikan tempat bertanya bagi para bawahannya
karena atasannya tersebut dianggap memiliki pengetahuan atau informasi kerja yang
lebih baik dibandingkan dengan orang lainnya.
Begitu halnya dengan kekuasaan personal yang juga memiliki beberapa macam
bentuk, di antaranya:
1. Kekuasaan Persuasi Rasional/rational persuation
Ini merupakan kekuasaan yang diperoleh karena seseorang dalam bertindak ataupun
berucap selalu menggunakan argumentasi yang dapat diterima dengan nalar atau

2020 Perilaku Keorganisasian Biro Akademik dan Pembelajaran


12 Shinta Oktafien, S.E., M.M. http://www.widyatama.ac.id
sesuai dengan fakta, sehingga mampu meyakinkan orang lain dengan ide atau gagasan
yang dikemukakannya. Misalkan, seseorang yang memberitahukan rekan kerjanya
alasan tidak diperkenankannya merokok di tempat kerja karena dapat menggangu
konsentrasi orang lain dalam bekerja yang diakibatkan oleh asap rokok yang tidak
menyehatkan.
2. Kekuasaan Keahlian/expert power
Ini merupakan kekuasaan seseorang yang diperoleh karena orang tersebut memiliki
keterampilan khusus dalam bidang tertentu yang belum tentu orang lain memilikinya.
Misalkan saja, seorang manajer yang dianggap oleh bawahannya memiliki kemampuan
berbahasa asing yang lebih baik atau mampu berkomunikasi dengan menggunakan
bahasa asing yang tidak ada seorang bawahan pun menguasainya, maka manajer
tersebut dapat saja menjadi orang yang berwenang untuk meminta bawahannya agar
mau menuruti apa yang diperintahkan oleh manajernya tersebut.
3. Kekuasaan Referensi/referent power
Ini merupakan kekuasaan yang didapatkan oleh seseorang karena orang tersebut
disukai oleh orang lain yang membuat segala perkataan dan perbuatannya dapat ditiru
atau mengubah perilaku yang lainnya.
4. Kekuasaan Kharismatik
Ini merupakan kekuasaan yang didapatkan oleh seseorang sebagai akibat dari orang
tersebut memiliki kharisma yang berkualitas atau kepribadian baik yang membuatnya
disukai oleh banyak orang. Misalkan, banyak orang yang mengidolakan Jokowi
sebagai pemimpin bangsa ini bisa saja disebabkan oleh kepribadiannya yang dianggap
pantas untuk dijadikan panutan bagi banyak orang. Biasanya, orang lain pada saat
menganggumi seseorang karena kharisma yang ditunjukkannya seringkali tidak tahu
pasti apa yang menjadi sebab orang tersebut pantas untuk dikagumi.

Taktik dan Strategi Kekuasaan


Setiap orang dapat menggunakan cara yang berbeda-beda dalam menunjukkan
kekuasaan yang dimilikinya. Adapun yang dimaksud dengan taktik atau strategi kekuasaan
bicara mengenai cara-cara yang dapat ditempuh oleh seseorang dalam upaya untuk
mendapatkan pengaruh atau usaha yang dapat menjadikan orang lain bergantung padanya.
Misalkan, seorang majikan yang menjanjikan reward yang menarik agar orang lain mau
bekerja untuknya, atau para pekerja yang mengadakan mogok kerja karena berkeinginan
untuk mendapatkan kenaikan gaji atau upah yang dapat dituruti oleh pengusaha atau
perusahaannya. Berikut ini merupakan beberapa taktik atau strategi kekuasaan yang dapat
digunakan oleh seseorang dalam upaya memberikan pengaruh kepada orang lain, di
antaranya (Ardana, 2009):

2020 Perilaku Keorganisasian Biro Akademik dan Pembelajaran


13 Shinta Oktafien, S.E., M.M. http://www.widyatama.ac.id
1) Reason (Nalar)
Upaya seseorang untuk mendapatkan pengaruh dari orang lain dapat saja dilakukan
melalui cara pemberian alasan-alasan yang dapat diterima secara nalar atau logis,
terutama dalam hal penyampaian ide-ide atau gagasannya ataupun tindakannya yang
akan dilakukan. Misalkan, seorang manajer memberitahukan kepada bawahannya
untuk selalu mematikan komputer di saat tidak digunakan karena tindakan itu dapat
menghemat listrik.
2) Friendliness (Ramah Tamah)
Strategi memengaruhi orang lain dapat saja dilakukan melalui cara seseorang
menunjukkan sikap yang ramah, berkemauan baik, merendahkan diri, atau bertindak
lembut yang membuat orang lain menjadi mau menuruti apa yang diinginkan oleh orang
tersebut.
3) Coalition (Koalisi)
Suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk memengaruhi orang lain yang dilakukan
melalui cara mencari atau mendapatkan dukungan dari orang lain dalam upaya
mencapai tujuan yang diinginkannya.
4) Bargaining (Tawar Menawar)
Usaha yang dilakukan seseorang untuk mempengaruhi orang lain melalui penentuan
berbagai keuntungan yang bisa didapat oleh masing-masing pihak atau melalui
negosiasi yang saling menguntungkan.
5) Assertiveness (Mempertahankan Hak/Ketegasan)
Cara ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan yang memaksa orang lain agar
mau bertindak dan berperilaku sesuai dengan apa yang diinginkan oleh orang yang
memberikan pengaruhnya tersebut.
6) Higher Authority (Otoritas Atasan)
Seseorang dalam memberikan pengaruhnya kepada orang lain dapat saja dilakukan
dengan meminta bantuan atau dukungan orang lain yang memiliki posisi atau jabatan
yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang tersebut.
7) Sanctions (Sanksi)
Upaya memengaruhi orang lain dapat juga dilakukan dengan pemberian sanksi-sanksi
yang berupa imbalan ataupun hukuman. Misalkan, manajer memberikan semacam
reward yang diberikan kepada bawahannya yang dianggap berprestasi tinggi yang
berupa kenaikan gaji atau jabatan, sedangkan untuk bawahan yang berkinerja buruk
manajer memberikan hukuman yang berupa penundaan kenaikan pangkat atau
diturunkannya gaji atau upah yang diterima oleh bawahannya tersebut.

Kaderisasi Kepemimpinan

2020 Perilaku Keorganisasian Biro Akademik dan Pembelajaran


14 Shinta Oktafien, S.E., M.M. http://www.widyatama.ac.id
Definisi Kaderisasi Kepemimpinan
Tidak selalu seorang pemimpin mampu menduduki jabatan atau posisinya secara
terus-menerus. Sewaktu-waktu, bilamana memang itu saatnya, seorang pemimpin dapat
saja kehilangan posisi atau jabatannya atau mungkin sudah tidak bisa dipandang atau
dianggap pantas lagi menjadi seorang pemimpin bagi kelompok atau organisasinya yang
dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti pemimpin tersebut sudah tidak cakap lagi
dalam mengelola atau mengatur peran para anggota kelompoknya dalam bekerja, sehingga
perlu diganti dengan seseorang yang memiliki kemampuan atau keterampilan kerja yang
jauh lebih baik, atau pemimpin tersebut jika dilihat dari segi usia sudah dianggap terlalu tua,
sehingga perlu digantikan dengan orang lain yang usianya jauh lebih muda karena adanya
anggapan bahwa pemimpin berusia lebih muda jauh lebih produktif dalam bekerja atau lebih
efektif dalam menjalani perannya sebagai seorang pemimpin. Di sinilah pentingnya
kaderisasi pemimpin dalam suatu organisasi karena melalui kaderisasi itulah
keberlangsungan suatu organisasi dalam menjalankan aktivitasnya dapat terus dijalankan,
atau kaderisasi itu sendiri dapat menjadi kebutuhan internal bagi suatu organisasi dalam
menjaga keberlangsungan usaha organisasinya.
Beberapa istilah dalam kaderisasi kepemimpinan yang perlu diketahui, di antaranya
(Rivai & Mulyadi, 2012):
 Kader, yaitu seseorang yang bakal menduduki jabatan atau pekerjaan tertentu pada
suatu organisasi, kelompok, atau tim.
 Pengkaderan, yaitu suatu metode, cara, atau kegiatan yang ditujukan untuk
mengarahkan atau membentuk seseorang menjadi seorang pemimpin.
 Kaderisasi Kepemimpinan, yaitu suatu metode yang bertujuan dalam menyiapkan
seorang calon pemimpin di waktu yang akan datang.

Alasan Kaderisasi Kepemimpinan


Seringkali orang bertanya-tanya apa yang bisa menjadi sebab atau alasan perlunya
suatu organisasi melakukan kaderisasi terhadap para pemimpinnya atau adanya kaderisasi
yang ditujukan kepada pemimpinnya, baik itu dalam organisasi yang bersifat formal ataupun
informal.
Beberapa alasan yang menjadi sebab kaderisasi dalam suatu organisasi perlu
diupayakan, di antaranya (Rivai & Mulyadi, 2012):
1. Menjamin ketersediaan jumlah calon pemimpin yang berkualitas, sehingga kader
menjadi aktif dalam mempersiapkan dirinya untuk bisa menjadi orang yang lebih
baik dari generasi sebelumnya.

2020 Perilaku Keorganisasian Biro Akademik dan Pembelajaran


15 Shinta Oktafien, S.E., M.M. http://www.widyatama.ac.id
2. Dapat dilakukannya peramalan dalam hal jumlah, jenis dan kualitas pemimpin
yang dibutuhkan oleh suatu organisasi di waktu yang akan datang secara
berkesinambungan.
Selanjutnya, di bawah ini merupakan beberapa tujuan umum yang dapat dicapai
bilamana suatu organisasi mampu menciptakan kaderisasi kepemimpinan dalam
organisasinya, di antaranya (Fahmi, 2013):
1) Menciptakan suatu kondisi yang stabil, sehingga perencanaan pembangunan
yang selama ini dilakukan masih bisa tetap dijalankan.
2) Dapat mempertahankan perwujudan kegiatan yang diperhitungkan tidak mampu
dirampungkan dalam jangka waktu menengah namun bersifat jangka panjang.
3) Membentuk pengembangan dan pembentukan yang berkesinambungan,
sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tetap dijalankan serta diwujudkan.
Tidak mudah bagi suatu organisasi untuk melakukan proses kaderisasi pemimpinnya
yang ditujukan untuk mendapatkan calon-calon pemimpin baru yang dapat menggantikan
peran pemimpin yang sudah ada. Meskipun demikian, pengkaderisasian seorang pemimpin
dalam suatu organisasi tetap mesti dilakukan mengingat persoalan atau dampak yang dapat
muncul bilamana organisasi tersebut tidak mampu mendapatkan calon pemimpin baru, baik
itu dampak yang akan terjadi pada saat ini maupun pada waktu mendatang. Secara jangka
pendek, bisa saja dampaknya itu memungkinkan organisasi mengalami penuruna kinerja
karena tidak ada lagi sosok pemimpin yang dapat dijadikan panutan bagi para karyawannya
dalam bekerja. Untuk dampak secara jangka panjang dapat saja organisasi itu tidak mampu
atau bahkan kehilangan tujuan yang telah ditetapkan karena tidak adanya pemimpin yang
mampu mewujudkan visi dan misi organisasinya tersebut (Fahmi, 2013).

Proses Kaderisasi Kepemimpinan


Secara umum, proses kaderisasi kepemimpinan dapat dilakukan dengan dua cara,
yakni (Rivai & Mulyadi, 2012):
1. Kaderisasi Informal
Usaha untuk mendapatkan kriteria calon pemimpin didasarkan pada prestasi, loyalitas,
dan dedikasi yang tinggi terhadap kelompoknya.
2. Kaderisasi Formal
Cara-cara yang bertujuan untuk menyiapkan seseorang menjadi calon pemimpin yang
dijalankan dengan cara yang terencana, teratur dan tertib, sistematis, terarah, dan
disengaja.
Berikut ini merupakan beberapa cara atau upaya kaderisasi pemimpin yang
dilakukan secara formal dan intern, di antaranya (Rivai & Mulyadi, 2012):
a) Memberikan peluang mendapatkan kedudukan sebagai pemimpin pembantu

2020 Perilaku Keorganisasian Biro Akademik dan Pembelajaran


16 Shinta Oktafien, S.E., M.M. http://www.widyatama.ac.id
Ini merupakan kaderisasi yang dijalankan melalui upaya pengangkatan atau pemberian
peluang atau kesempatan secara formal yang ditujukan kepada seseorang yang akan
dicalonkan menjadi seorang pemimpin dengan usia yang masih muda, untuk
menduduki jabatan sebagai pimpinan.
b) Pelatihan kepemimpinan yang diselenggarakan di dalam dan di luar organisasi
Yang dimaksud dengan pelatihan kepemimpinan adalah seorang anggota organisasi
yang diberikan peluang untuk menjalani suatu program yang bertujuan untuk
mempersiapkan calon pemimpin, yang diadakan dalam jangka waktu tertentu, yang
dilakukan melalui dua cara, yaitu: 1) diselenggarakannya kegiatan magang di
lingkungan organisasi yang lebih besar dalam bidang yang sama; 2) diadakannya
kegiatan penataran atau pelatihan yang disebut dengan istilah “up-grading atau in-
service training” kepemimpinan yang diprogramkan secara khusus dengan mengikuti
suatu kurikulum tertentu.
c) Pemberian tugas belajar
Dalam rangka mempersiapkan calon pemimpin yang berkualitas dalam suatu
organisasi, kegiatan kaderisasi dapat dilakukan melalui pemberian tugas belajar pada
lembaga pendidikan dengan jenjang yang lebih tinggi yang diperuntukkan bagi para
anggota organisasi yang berpotensi. Kegiatan ini diharapkan dapat membuat
pengetahuan, wawasan, dan keterampilan yang dimiliki oleh seorang kader dapat
menjadi semakin lebih baik, sehingga pada suatu saat orang tersebut dapat dinilai
sanggup menduduki suatu jabatan kepemimpinan, sesuai jenjangnya masing-masing.
d) Penempatan pada posisi sebagai pucuk pimpinan suatu unit
Upaya kaderisasi dapat pula dilakukan dengan menempatkan seseorang pada posisi
sebagai pucuk pimpinan pada salah satu cabang atau perwakilannya di daerah yang
biasanya diselenggarakan oleh suatu organisasi besar yang berkedudukan di ibukota
negara dengan memiliki banyak cabang atau perwakilannya di daerah.
Kaderisiasi tidak selalu dapat diupayakan secara intern tetapi dapat juga dilakukan
secara ekstern yang berarti organisasi berupaya mencari calon-calon pemimpinnya dari luar
organisasi itu sendiri. Berikut ini merupakan beberapa cara kaderisasi yang diupayakan
secara formal dan ekstern, di antaranya (Rivai & Mulyadi, 2012):
a) Dilakukannya penyeleksian terhadap sejumlah generasi muda lulusan lembaga
pendidikan jenis dan jenjang tertentu, untuk diangkat sebagai pemimpin suatu unit yang
sesuai atau ditugaskan magang sebelum memimpin unit tersebut.
b) Dilakukannya penyaringan terhadap sejumlah generasi muda lulusan lembaga
pendidikan jenis dan jenjang tertentu, kemudian ditugaskan belajar pada lembaga
pendidikan yang lebih tinggi, di dalam atau di luar negeri. Tugas belajar dilakukan
dengan memberikan ikatan dinas atau beasiswa atau diberikan status pegawai atau

2020 Perilaku Keorganisasian Biro Akademik dan Pembelajaran


17 Shinta Oktafien, S.E., M.M. http://www.widyatama.ac.id
karyawan dengan mendapat penghasilan, meskipun tidak dipekerjakan. Apabila tugas
belajarnya telah selesai dijalani, maka lulusan tersebut akan ditempatkan sebagai
pimpinan unit sesuai dengan jenjangnya masing-masing.
c) Dimintakannya sejumlah generasi muda dari lembaga pendidikan formal dengan
program khusus atau spesialisasi, sesuai dengan bidang yang dikelola organisasi yang
memintanya. Pemesan mendapatkan syarat-syarat tertentu, misalnya syarat nilai di atas
rata-rata dan sebagainya. Generasi muda yang telah menyelesaikan pendidikannya dan
memenuhi persyaratan, maka akan langsung diberikan pekerjaan, pada jalur yang kelak
akan memberi peluang menjadi pimpinan unit.
d) Diperkenankannya sejumlah generasi muda dari suatu lembaga pendidikan untuk
melakukan kerja praktik di lingkungan organisasi. Berdasarkan pengamatan, apabila
diketahui adanya generasi muda yang dinilai memenuhi persyaratan untuk dicalonkan
menjadi pemimpin, maka orang tersebut dapat ditawari pekerjaan setelah
menyelesaikan kerja praktiknya.
e) Diberikannya beasiswa atau tunjangan belajar yang ditujukan kepada anak-anak yatim
piatu atau orang tuanya yang tidak mampu, sebagai siswa atau mahasiswa yang
berprestasi, di lingkungan sekolah atau perguruan tinggi yang sesuai dengan kebutuhan
organisasi. Apabila para siswa atau mahasiswa berprestasi tersebut telah menamatkan
pendidikannya, maka mereka dapat langsung ditempatkan pada jalur yang memberi
peluang baginya untuk melatih dan mempersiapkan diri menjadi pimpinan secara
bertahap.

Daftar Pustaka
Amirullah. (2015). Kepemimpinan dan Kerjasama Tim. Mitra Wacana Media, Jakarta.
Ardana, K dkk. (2009). Perilaku Keorganisasian: Edisi 2. Graha Ilmu, Yogyakarta.
Awamleh, R., & Gardner, W. L. (1999). Perceptions of leader charisma and effectiveness:
The effects of vision content, delivery, and organizational performance. Leadership
Quarterly, 10, 345–373.
Fahmi, I. (2013). Manajemen Kepemimpinan: Teori & Aplikasi. Alfabeta, Bandung.
Hall, Richard H., & Quinn, Robert E. (1991). Organizational Theory and Public Policy, Sage
Publications, Beverly Hills, California, USA.
Hariandja, M. T. E. (2006). Perilaku Organisasi: Memahami dan Mengelola Perilaku dalam
Organisasi. Unpar Press, Bandung.
House, R. J. (1971). A path-goal theory of leadership effectiveness. Administrative Science
Quarterly, 16, 321-338.
House, R. J. (1996). Path-goal theory of leadership: Lessons, legacy, and reformulated
theory. Leadership Quarterly, 7, 323-352.

2020 Perilaku Keorganisasian Biro Akademik dan Pembelajaran


18 Shinta Oktafien, S.E., M.M. http://www.widyatama.ac.id
House, R. J., Spangler, W. D., & Woycke, J. (1991). Personality and charisma in the U.S.
presidency: A psychological theory of leader effectiveness. Administrative Science Quarterly,
36, 364–396.
Kukamkon.blogspot.com. (2015, 25 April). Kepemimpinan yang Efektif dalam Organisasi
Kepemimpinan yang Efektif. Diakses pada 14 Agustus 2020, dari
http://kukamkon.blogspot.com/2015/04/kepemimpinan-yang-efektif-dalam.html
Rivai, V., & Mulyadi, D. (2012). Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi: Edisi Ketiga. PT
RajaGrafindo Persada, Jakarta.
Silalahi, U. (2011). Asas-asas Manajemen. Refika Aditama, Bandung.
Sutikno, M. S. (2014). Pemimpin dan Kepemimpinan: Tips Praktis untuk Menjadi Pemimpin
yang Diidolakan. Holistica, Lombok.
Tambunan, T. S. (2015). Pemimpin dan Kepemimpinan. Graha Ilmu, Yogyakarta.
Thoha, M. (2012). Kepemimpinan dalam Manajemen. PT. RajaGrafindo, Jakarta.

2020 Perilaku Keorganisasian Biro Akademik dan Pembelajaran


19 Shinta Oktafien, S.E., M.M. http://www.widyatama.ac.id

Anda mungkin juga menyukai