Perilaku
Keorganisasian
Konsep Dasar Pemimpin dan
Kepemimpinan (Lanjutan)
Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh
Ekonomi dan Bisnis Manajemen S1 190251005 Tim Dosen Pengampu Mata Kuliah
10 Perilaku Organisasi
Abstrak Kompetensi
Pada pertemuan kali ini materi yang Mahasiswa mampu menjelaskan
dibahas bicara tentang “Konsep tentag apa yang dimaksud dengan
Dasar Pemimpin dan Kepemimpinan kepemimpinan yang efektif, beserta
(Lanjutan)” yang membahas tentang dengan indikator dan ciri-cirinya,
apa yang dimaksud dengan apa yang menjadi hubungan antara
kepemimpinan yang efektif, beserta pengaruh dan kekuasaan dan
dengan indikator dan ciri-cirinya, bagaimana suatu organisasi dapat
apa yang menjadi hubungan antara mempersiapkan calon pemimpinnya
pengaruh dan kekuasaan dan di waktu yang akan datang
bagaimana suatu organisasi dapat
mempersiapkan calon pemimpinnya
di waktu yang akan datang
Efektivitas Kepemimpinan
Definisi Pemimpin yang Efektif
Secara umum, yang dimaksud dengan keefektifan seorang pemimpin, yaitu
seseorang yang mampu menunjukkan sikap dan perilaku yang sangat responsif dalam arti
selalu tanggap terhadap segala macam bentuk persoalan, kebutuhan, dan harapan dari
setiap pengikut yang dipimpinnya, di samping pula selalu aktif dan proaktif mencari solusi
dari setiap permasalahan atau tantangan yang dihadapinya. Dengan mengacu pada teori
jalur-tujuan, disebutkan bahwa pemimpin yang efektif dapat didefinisikan sebagai para
pemimpin yang mampu membantu pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan mereka
(House, 1971, 1996). Amirullah (2015) mengatakan bahwa seseorang dikatakan sebagai
pemimpin yang efektif apabila segala instruksi dan perintahnya dapat direspon dengan baik
oleh para bawahannya yang dalam hal ini respon yang diberikan dapat berupa
dilaksanakannya instruksi atau perintahnya tersebut. Selanjutnya, seorang pemimpin pun
dapat juga dikatakan pemimpin yang efektif apabila pemimpin tersebut mampu
membawakan organisasinya menjadi organisasi yang efektif dengan ciri-cirinya sebagai
berikut (Lopkop Putra Sugaakporu, 2015): 1) Cakap dalam mempergunakan sumber daya
lingkungan organisasinya yang bertujuan agar fungsi organisasi masih dapat berjalan
secara kontinu; 2) Cakap dalam mendapatkan tujuan organisasi yang semakin banyak,
berbeda, beragam, dan bahkan saling kontradiktif antara tujuan yang satu dengan yang
lainnya; 3) Cakap dalam mencukupi kebutuhan yang dimiliki oleh masing-masing individu
ataupun kelompok; 4) Cakap dalam melakukan adaptasi terhadap tuntutan lingkungan yang
semakin dinamis; 5) Cakap dalam melakukan perumusan terhadap tujuan yang ingin dicapai
dan pengerahan terhadap sumber daya yang dimilikinya untuk mencapai tujuan tersebut; 6)
Cakap dalam melakukan pengintegrasian (mengorganisir, mengkoordinir, dan
mengumpulkan) terhadap anggota-anggota yang saling berhubungan; 7) Cakap dalam
mengupayakan dan memperhatikan keberlanjutan pola kultural dan motivasi organisasi; dan
8) Cakap dalam menghadapi lingkungan, tujuan, anggota, pilihan waktu yang bersifat plural
dan berpotensi konflik. Selain itu, seseorang dikatakan sebagai pemimpin yang efektif atau
tidak efektif sepenuhnya bergantung pada kinerja yang ditunjukkan oleh orang tersebut
(Awamleh & Gardner, 1999; House, Spangler & Woycke, 1991).
Berikut ini merupakan tabel yang berisi penjelasan mengenai perilaku pemimpin yang
efektif dan dampaknya dari kepemimpinan yang efektif tersebut:
Tabel 10.1
Tindakan dan Dampak Kepemimpinan
N Perbuatan Seorang Pemimpin Konsekuensi
o
1 Menjadi motivator yang mampu Memperoleh
memobilisasi orang lain yang kekuasaan dan penguasaan mutlak atas orang lain; mengh
dilakukannya dengan memenuhi emat banyak waktu, tenaga, dan uang; mampu mempengar
kebutuhan, harapan, dan uhi, mengendalikan dan mendapat kekuasaan penuh dan p
keinginan enguasaan mutlak atas setiap orang; menjadi orang dengan
kepribadian yang menarik dan kuat.
2 Menjadikan orang lain Anda sama sekali tidak
menaruh perhatian dengan cara kesulitan dalam membujuk orang lain untuk
mengetahui dengan tepat siapa o menerima gagasan, usul, dan pandangan Anda, produk ata
rang- u jasa Anda; Anda dipandang memiliki kepribadian yang me
orang yang ada di sekeliling, men narik, positif, dan menyenangkan sehingga keyakinan dan k
cari emampuan Anda sendiri juga meningkat; Anda bisa membu
tahu apa yang diinginkannya di at at orang lain berpikir dan bertindak yang menyenangkan ter
as segala- hadap diri Anda; anda akan mendapatkan kekuasaan dan p
galanya, dan menentukan enguasaan atas orang lain sehingga mereka selalu melakuk
dengan tepat bagaimana bisa me an apa yang Anda inginkan.
mbantunya mendapatkan apa ya
ng diinginkan.
Tabel 10.2
Perbedaan Kepemimpinan dan Kekuasaan
Kekuasaan Kepemimpinan
Tidak memerlukan keselarasan tujuan Memerlukan keselarasan tujuan
Berfokus pada intimidasi Berfokus pada pengaruh ke bawah
Memaksimalkan arti penting pengaruh lateral Meminimalkan arti penting pengaruh lateral
dan pengaruh ke atas dan pengaruh ke atas
Tabel 10.3
Hubungan antara Tingkat Kesiapan Bawahan, Gaya Kepemimpinan, dan Sumber
Kekuasaan
Tingkat Kesiapan Bawahan Gaya Kepemimpinan Sumber Kekuasaan
R1 Telling Coersive Power
Conection Power
R2 Selling Reward Power
Legitimate Power
R3 Participating Referent Power
Information Power
R4 Delegating Expert Power
Sumber: Hariandja, 2006: 204
Sumber-sumber Kekuasaan
Yang dimaksud dengan sumber kekuasaan bicara mengenai melalui cara yang
seperti apa seseorang dapat memiliki kemampuan dalam memberikan pengaruh terhadap
orang lain yang mambuat orang lain dapat berperilaku dan berbuat menurut kehendak yang
diinginkan oleh orang tersebut. Meskipun demikian, kekuasaan yang dimiliki oleh tiap-tiap
individu dalam kehidupan berorganisasi tidak selalu sama atau terdistribusi secara merata.
Ini menunjukkan bahwa setiap orang dalam bekerja dapat saja memperoleh atau
mendapatkan kekuasaannya dengan sumber yang berbeda-beda.
Secara umum, sumber kekuasaan dapat dibedakan menjadi dua macam bentuk
yang terdiri dari kekuasaan posisi atau jabatan/ position power dan kekuasaan personal/
personal power. Yang dimaksud dengan kekuasaan posisi atau jabatan merupakan
kekuasaan yang didapatkan oleh seseorang karena posisi atau jabatan formal yang
didudukinya dalam hierarki struktur organisasinya. Misalkan, seorang manajer memiliki
wewenang memberikan perintah kerja kepada para bawahannya karena posisi atau jabatan
yang dimilikinya yang mempunyai pangkat yang lebih baik dibandingkan dengan pegawai
yang berada pada kedudukan yang lebih rendah. Sementara itu, untuk kekuasaan personal
merupakan kekuasaan yang diperoleh seseorang karena kualitas atau kepribadian orang
tersebut yang dianggap merupakan seseorang yang cocok untuk dijadikan sebagai teladan
bagi orang lain, terutama dalam bertindak dan berperilaku. Misalkan, seorang pemuka
agama dianggap berkuasa terhadap masayarakat di sekitarnya karena orang tersebut
Kaderisasi Kepemimpinan
Daftar Pustaka
Amirullah. (2015). Kepemimpinan dan Kerjasama Tim. Mitra Wacana Media, Jakarta.
Ardana, K dkk. (2009). Perilaku Keorganisasian: Edisi 2. Graha Ilmu, Yogyakarta.
Awamleh, R., & Gardner, W. L. (1999). Perceptions of leader charisma and effectiveness:
The effects of vision content, delivery, and organizational performance. Leadership
Quarterly, 10, 345–373.
Fahmi, I. (2013). Manajemen Kepemimpinan: Teori & Aplikasi. Alfabeta, Bandung.
Hall, Richard H., & Quinn, Robert E. (1991). Organizational Theory and Public Policy, Sage
Publications, Beverly Hills, California, USA.
Hariandja, M. T. E. (2006). Perilaku Organisasi: Memahami dan Mengelola Perilaku dalam
Organisasi. Unpar Press, Bandung.
House, R. J. (1971). A path-goal theory of leadership effectiveness. Administrative Science
Quarterly, 16, 321-338.
House, R. J. (1996). Path-goal theory of leadership: Lessons, legacy, and reformulated
theory. Leadership Quarterly, 7, 323-352.