Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

Analisis Kitab Zahrah Al-Tafsir Karya Muhammad Abu Zahrah

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Studi Kitab Tafsir Modern

Dosen Pengampu: Mufida Ulfa, M. Th. I

Disusun oleh:
Muhammad Muzakki 204104010021

Oscar Ilham Ba’adillah 212104010049

Sinta Nur Azizah Zain 213104010007

Yunda Aisyah Subhan 214104010006

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI KH ACHMAD SIDDIQ JEMBER

FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN HUMANIORA

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

TA. 2023

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini
dengan tepat waktu. Sholawat berlantunkan salam tetap terhaturkan kepada
junjungan kita nabi Muhammad SAW yang merupakan suri tauladan baik bagi
kita semua.

Penyelesaian makalah ini tidak terlepas dari dukungan, do’a,


masukanmasukan serta bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dosen Mufida Ulfa, M. Th. I selaku
pengampu mata kuliah Studi Kitab Tafsir Modern yang telah memberikan
pengetahuan pada kami.

Semoga tugas ini dapat memberikan manfaat bagi penulis serta pembaca.
Penulis menyadari tugas ini jauh dari kata sempurna, karena keterbatasan ilmu
pengetahuan dan pengalaman yang kami miliki. Untuk itu penulis
mengharapakan kritik dan saran serta masukan dari pembaca demi
menyempurnakan makalah ini.

Jember, 29 Oktober 2023

Penulis
i
DAFTAR ISI

BAB I............................................................................................................................1

PENDAHULUAN........................................................................................................1

A. Latar Belakang.................................................................................................1

B. Rumusan Masalah............................................................................................1

C. Tujuan penulisan..............................................................................................2

BAB II...........................................................................................................................3

PEMBAHASAN...........................................................................................................3

A. Biografi Muhammad Abu Zahrah.................................................................3

B. Latar Belakang Penulisan Kitab Zahrat Al-Tafsir.......................................4

C. Metode dan Sistematika Penulisan Zahrat Al-Tafsir...................................6

D. Karateristik Penafsiran Zahrat Al-Tafsir......................................................9

E. Contoh Penafsiran Abu Zahrah......................................................................9

BAB III.......................................................................................................................14

PENUTUP..................................................................................................................14

A. Kesimpulan......................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 1


2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Al-Qur’an merupakan kitab suci yang menjadi petunjuk bagi seluruh
umat islam. Penafsiran al-Qur’an dari waktu ke waktu telah mengalami
banyak perkembangan. Penafsiran al-Qur’an ada sejak zaman nabi
Muhammad SAW, dimulai pada saat nabi Muhammad SAW menerima wahyu
dari Allah SWT yang kemudian disampaikan kepada para sahabat. Setelah
nabi Muhammad wafat, perkembangan penafsiran beralih pada zaman
sahabat. Para sahabat mulai menafsirkan ayat-ayat al-Qur’an berdasarkan
sunnah nabi dan mulai melakukan ijtihad apabila keterangannya tidak ada
pada sunnah nabi. Zaman sahabat ini dibatasi sampai masa khulafa ar-
rasyidin.
Kemudian dilanjut zaman tabi’in, pada zaman ini metode penafsiran
tidak jauh beda dengan zaman sahabat. Pada zaman ini banyak sekali
bermunculan ulama’ dan pakar tafsir. Sehingga penafsiran al-Qur’an terus
berkembang. Perkembangan ini ditandai dengan munculnya metode
penafsiran seperti bil ma’tsur dan bil ra’yi, munculnya corak dan ragam
penafsiran. Hingga pada era modern, penafsiran pun tetap bermunculan
seiring dengan persoalan dan permasalahan yang tidak lagi sama pada masa
sebelumnya (sajak masa
Rasullullah, sahabat, hingga tabi’in). Salah satu ulama’ tafsir pada abad
modern ini adalah Abu Zahrah dengan kitabnya yaitu Zahrah al-Tafsir. Dalam
makalah ini kami mengulas sedikit tentang kitab tafsir ini beserta
pengarangnya.

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana biografi Abu Zahrah?
2. Apa latar belakang penulisan kitab Zahrah Al-Tafsir?
3. Bagaimana metode dan sistematika kitab Zahrah Al-Tafsir?
4. Apa karateristik kitab Zahrah Al-Tafsir?
5. Bagaimana contoh penafsiran Abu Zahrah?

C. Tujuan penulisan
1. Untuk memaparkan biografi Abu Zahrah
2. Untuk menjelaskan latar belakang penulisan kitab Zahrah Al-Tafsir
3. Untuk memaparkan metode dan sistematika kitab Zahrah Al-Tafsir
4. Untuk menjelaskan karateristik kitab Zahrah Al-Tafsir
5. Untuk menguraikan contoh penafsiran Abu Zahrah

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Biografi Muhammad Abu Zahrah
Imam Muhammad Ahmad Musthofa Abu Zahra lahir pada bulan Maret
1898 M, di kota Mahalla Al-Kubra yang merupakan salah satu kota di
Kegubernuran Gharbia. Di awal kehidupannya Abu Zahrah menghafal
AlQur’an dikarenakan beliau merupakan seorang yang berasal dari keluarga
keturunan auliya’ yaitu Syaikh Musthafa Abu Zahrah yang dikenal dengan
AlShisthawi.1 Pada tahun 1913, ia menyelesaikan sekolah menengah atas dan
mendaftar di Madrasah Ahmadi di Tanta. Pada tahun 1916, ia mendapat nilai
tertinggi dalam ujian masuk lembaga peradilan di Kegubernuran Gharbia
meskipun ia beberapa tahun lebih muda dan kurang berpengalaman
dibandingkan rekan-rekannya. Karena berakar pada pendidikan tradisional
Azhari, dan tidak pernah belajar di Eropa atau di sekolah-sekolah
kebaratbaratan Mesir, Abu Zahra telah dikritik oleh para orientalis karena
memiliki pemahaman yang dangkal terhadap metode-metode Barat.
Ia mengajar di fakultas teologi al -Azhar dan kemudian menjadi
Profesor hukum Islam di Universitas Kairo. Antara tahun 1933 dan 1942, ia
mengajar mata kuliah tentang sejarah agama, denominasi, dan sekte di Azhar,
dan selama itu pula kuliahnya tentang perbandingan agama dan agama Kristen
diberikan, meskipun yang terakhir ini baru diterbitkan pada tahun 1965.
Bukubukunya antara lain biografi Abū Ḥanīfa, Malik ibn Anas, Al-Syafi'i,
Ahmad ibn Hanbal, Zayd ibn Ali, Ali ibn al-Husayn Zayn al-'Abidin, Ja'far as-
Sadiq, Dawud al-Zahiri, Ibnu Hazm dan Ibnu Taimiyah, serta karya tentang
status pribadi, wakaf (wakaf), harta benda, serta kejahatan dan hukuman
dalam hukum Islam.

1 Imam Al-Jalil Abu Zahrah, “Zahrah Al-Tafsir” hlm. 3

3
B. Latar Belakang Penulisan Kitab Zahrat Al-Tafsir
Bermula dari sebuah majalah keagamaan terkenal di Mesir pada masa
itu yang dirintis oleh Muhammad al-Haddar al-Tunisi yang telah menulis
tafsir sampai pada surah al-Baqarah [2]: 189, hingga kemuadian Abu Zahrah
yang mendapatkan amanah untuk melanjutkan penulisan tafsirnya pada
majalah tersebut, menulis tafsir hingga surah al-An’am [6]: 59. Namun,
sebelum Abu Zahrah menulis tafsir untuk melanjutkan majalah tersebut, beliau
sudah banyak menulis pengantar tafsir seperti pembahasan tentang turunnya
al-Qur’an secara berangsur-angsur, pengumpulannya di masa kholifah dari
Abu Bakar, Umar bin
Khattab, dan Kholifah Ustman ibn Affan, kemu’jizatan Al-Qur’an, kisah-
kisah, hingga metode-metode yang digunakan dalam penafsiran Al-Qur’an
dan dikumpulkan dalam sebuah kitab yang diberi nama al-Mu’jizah al-Kubra.
Menurut Abu Zahrah, menulis karya tafsir Al-Qur’an tidak sama dengan
menulis karya di bidang yang lain. Tetapi, setiap disiplin ilmu pasti terdapat
dimensi masing-masing dalam jiwanya, namun ilmu Al-Qur’an telah menarik
totalitas hingga memenuhi isi hatinya dengan Al-Qur’an.2
Dalam muqaddimah pada bagian ifitahiyah dalam kitab tafsirnya, Abu
Zahrah menjelaskan alasannya menyusun kitab Zahrah al-Tafsir, yang
menurutnya terdapat dua hal yang mendasari motivasi beliau dalam menulis
karya tafsir ini. Pertama, Karena banyaknya karya tafsir yang menyingkap
ayat Alquran melalui berbagai aspek pendekatan seperti pendekatan
kebahasaan kemudian mengacu pada ulama nahwu (tata bahasa arab). Banyak
juga yang ingin menyingkap makna spiritual sebuah ayat Alquran namun
terjerumus pada kebahasaan pula (i'rab). Sehingga menyebabkan nilai
kemukjizatan yang terkandung dalam Alquran terhalangi oleh berbagai

2 Syahrullah, “Nuansa Fiqhiyah Dalam Zahrah Al-Tafsir Karya Muhammad Abu Zahrah”, jurnal
studi al-qur’an dan tafsir 1, 2 (Desember 2016): hal. 134-134

4
kontroversi dan pemenangan beberapa pendapat. Kedua, pendapat beberapa
ahli tafsir

mengenai persamaan atau kesepakatannya dalam memahami ayat Alquran


seringkali mengabaikan prinsip dasar dari Alquran itu sendiri. Kemudian Abu
Zahroh terlihat berhati-hati dalam menafsirkan ayat, terlebih dalam
memberikan contoh ataupun analogi. Karena menurutnya dikhawatirkan
mencontohkan sesuatu yang berlebihan ataupun keliru dari makna ayat
Alquran yang sebenarnya.

5
C. Metode dan Sistematika Penulisan Zahrat Al-Tafsir
Abu Zahrah dalam menafsirkan ayat merujuk dari berbagai sumber
(bil ma’tsur), adakalanya al-Qur’an bil Qur’an, Al-Qur’an bil Al-Sunnah,
AlQur’an bi aqwalis sahabah, dan al-Qur’an bi aqwali al-tabi’in. Namun,
yang lebih diutamakannya adalah beliau menafsirkan ayat al-Qur’an bil
Qur’an, baik yang disebutkan secara langsung dalam Al-Qur’an atau yang
ditunjukkan Rasullah SAW, sabahat, tabi’in, ataupun yang difahami secara

6
pribadi oleh Imam Abu Zahrah. Akan tetapi tidak seluruhnya sumber yang
digunakan adalah bil ma’tsur, beliau juga memakai logika atau
pemahamannya sendiri dalam penafsirannya atau bisa disebut bil Al-Ra’yi.
Dari berbagai sumber yang menjadi rujukan Imam Abu Zahrah dalam
penafsirannya, dapat disimpulkan pula bahwa metode yang digunakan dalam
kitab Zahrah Al-Tafsir yaitu tahlili,
Abu Zahrah merupakan orang yang sangat kompeten dalam bidang
fiqih, tidak ada seorangpun yang meragukan kemampuannya dalam bidang
fiqih. Terbukti dengan berbagai karyanya yang lebih dari 50 persen banyak
membahas isu-isu tentang fiqih. Termasuk pula karya tafsir ini adalah
bercorak fiqhi. Dalam menfsirkan tentang fiqih beliau juga tidak
menampakkan kefanatikannya pada satu madzhab, walaupun pada persoalan
tertentu ia lebih cenderung pada madzhab syafi’i. Namun beda halnya dalam
menfsirkan ayat tentang Aqidah, Abu Zahrah lebih terlihat jika ia berpegang
teguh pada aliran
Asy’ariyah atau Ahlu Sunnah wal Jama’ah.3

Sistematika penulisan kitab Zahrah al-Tafasir:

1. Menuliskan nama surah yang akan dibahas pada bagian atas halaman.
2. Terdapat tamhid (pendahuluan) membahas mengenai manhaj yang
digunakan dan penyampaian beberapa pengetahuan mengenai ayat yang
akan dibahas.

3. Memberi ulasan umum seperti kelompok surah makkiyah atau madaniyah


pada awal penafsiran surah
4. Mencantumkan ayat
5. Membahas ayat per ayat dengan mengelompokkan beberapa ayat.

3 Muhammad Badrun, Mengenal Muhammad Abu Zahrah Sebagai Mufassir, vol.6, 2011,
hal 90-93

7
6. Menyebutkan penafsiran secara lebih rinci dengan merujuk kepada
pendapat mufassir-mufassir sebelumnya seperti At-Tabari, Zamakhsyari.4
7. Menggunakan pendekatan etimologis dalam sebuah kata yang dirasa
penting.
8. Memberi kesimpulan di setiap penghujung pembahasan setiap kelompok
ayat. 5

4 Ibid. hal.89.
5 Muhammad Abu Zahrah, Zahrah At-Tafasir, (Dar al Fikri al ’Araby Kairo, 1987), 1563.

8
9
D. Karateristik Penafsiran Zahrat Al-Tafsir

Kitab tafsir ini menafsirkan Al-Qur’an tidak lenggkap 30 juz, yaitu hanya
sampai surah an-Naml ayat 74. karena beberapa permasalahan. Pertama, Imam
Abu Zahrah pernah mendapat larangan untuk melakukan aktifitas da'wah,
seperti ceramah, memberi kuliah, menulis makalah dan tampil di depan
publik. Bahkan pergi ke kantor pun dilarang, yaitu pada tahun 1958. Pada saat
itu kegiatan penafsiran yang sudah sampai surat al An'am ayat 54 berhenti
beberapa bulan. Kedua, Imam Abu Zahrah lebih dahulu meninggal dunia
sebelum penulisan kitab tasfir itu dapat disempurnakan. Adapun karakteristik
yang kitab ini diantaranya;

1. Memberi tamhid sebelum masuk pada pembahasan.


2. Menggunakan pendekatan bahasa yang sangat kuat (etimological
approach) dalam sudut pandang nahwu, shorof maupun balaghah.
3. Menghindari penggunaan israiliyat.6
E. Contoh Penafsiran Abu Zahrah
Berikut contoh yang kami ambil dari kitab Zahrah Al-Tafsir

6 Muhammad Badrun, Mengenal Muhammad Abu Zahrah Sebagai Mufassir, vol.6, 2011, hal.89-
91.

10
Abu Zahrah mengawali penafsiran QS. Al-fatihah [1] ini dengan
mengurai posisi basmalah didalamnya. Ia juga memaparkan pendapat-
pendapat ulama mazhab, termasuk Ja‘far al-Shadiq. Ia memaparkan
argumentasi dari setiap ulama mazhab tersebut dengan menyertakan dalilnya
masing-masing. Di sela uraiannya yang bersifat komparatif itu, ia
mengemukakan kecenderungannya dengan menyitir argumentasi sendiri.
Dengan mengacu pada QS. al-A‘raf [7]: 205, ia berkesimpulan bahwa

11
basmalah merupakan bagian dari al-Qur’an dan sebagai penanda awal atau
akhir sebuah surah alQur’an.

12
Ketika membahas tentang ta‘udh, Abu Zahrah mengemukakan lebih
dahulu pandangannya kemudian mengurai pendapat ulama-ulama mazhab.

13
Dalam hal ini, ia berkesimpulan bahwa membaca ta‘udh terlebih dahulu
adalah sesuatu yang diperintahkan ketika hendak membaca alQur’an. Hanya
saja, perintah tersebut berlaku di luar shalat, sedangkan dalam shalat tidak
wajib. Pendapatnya itu didasari oleh QS. Al-Nahl [16]: 98. Terkait hukum
membaca
Al-fatihah dalam shalat, Abu Zahrah berpendapat bahwa itu bersifat anjuran
(matlubah), yaitu shalat tidak sempurna jika tidak membacanya.7

Dari contoh-contoh ini, corak fiqhiyah yang ditampilkan oleh Abu


Zahrah terlihat dengan pemaparan pendapat ulama-ulama mazhab berikut
argumentasinya. Dalam hal ini, Abu Zahrah mengemukakan pendapat
pribadinya terlebih dahulu sebelum mengurai pendapat-pendapat ulama
mazhab. Argumentasi yang dikemukakannya adalah bersifat naqli,
sebagaimana terlihat pada persoalan basmalah dan ta‘udh di atas. Adapun
pada persoalan hukum mambaca al-Fatihah dalam shalat, ia menggunakan
argumentasi ‘aqli.

7 Abu Zahrah,”Zahrah At-Tafasir”. Hlm.46-47

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Imam Muhammad Ahmad Musthofa Abu Zahra lahir pada bulan Maret
1898 M, di kota Mahalla Al-Kubra yang merupakan salah satu kota di
Kegubernuran Gharbia. Antara tahun 1933 dan 1942, ia mengajar mata
kuliah tentang sejarah agama, denominasi, dan sekte di Azhar, dan selama itu
pula kuliahnya tentang perbandingan antar agama. Terdapat dua hal yang
melatarbelakangi beliau dalam menulis karya tafsir ini. Salah satunya yaitu
karena banyaknya kitab tafsir bercorak kebahasaan.

Sumber Penafsiran Metode Corak


Bil Ma’tsur Tahlili Fiqih
Bil Ra’yi

15
DAFTAR PUSTAKA
Imam Al-Jalil Abu Zahrah, “Zahrah Al-Tafsir”

Syahrullah, “Nuansa Fiqhiyah Dalam Zahrah Al-Tafsir Karya Muhammad


Abu Zahrah”, jurnal studi al-qur’an dan tafsir 1, 2 (Desember 2016)

Muhammad Badrun, Mengenal Muhammad Abu Zahrah Sebagai Mufassir,


vol.6, 2011.

Muhammad Abu Zahrah, Zahrah At-Tafasir, (Dar al Fikri al ’Araby Kairo,


1987)

Anda mungkin juga menyukai