OLEH:
Vergio Victorio Effendy
10618064
Kelompok 14
BAB I
PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari praktikum ini adalah:
1. Menentukan hasil analisis fase meosis pada anter Lilium sp.
2. Menentukan kesiapan bunga Lilium sp. untuk menerima polen berdasarkan
reseptivitas stigma.
3. Menentukan presentase viabilitas polen pada bunga Lilium sp.
4. Menentukan laju pertumbuhan tabung polen pada tanaman Lilium sp.
1.3. Hipotesis
Adapun beberapa dugaan terkait dengan hasil praktikum yang akan dilaksanakan.
1. Pada sampel anter bunga Lilium sp. dapat ditemukan sel-sel yang berada pada
fase meiosis yang berbeda.
2. Stigma sampel bunga Lilium sp. memiliki reseptivitas yang tinggi.
Nama: Vergio Victorio V.E. NIM: 10618064 Kelompok: 14
3. Terdapat nilai tertentu unuk viabilitas polen pada sampel bunga Lilium sp
sebagai indikator keadaan polen.
4. Nilai laju pertumbuhan tabung polen berada pada nilai rata-ratanya (1080
µm/jam).
Nama: Vergio Victorio V.E. NIM: 10618064 Kelompok: 14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
polen hanya akan dapat memfertilisasi ovum jika keadaan untuk germinasi polen
memungkinkan (McInnis et al., 2005)
2.3.2. Viabilitas Polen
Parameter yang dapat dilihat dari uji viabilitas polen adalah status polen dan laju
pertumbuhan tabung polen. Keadaan polen dapat dilihat dengan sinar tampak ataupun
dengan bantuan sinar UV setelah diberikan perlakuan penambahan zat fluoresen. Polen
yang memiliki viabilitas tinggi atau dapat dikatakan polen yang masih hidup berpendar
di bawah sinar biru. Kemudian rerata waktu yang dibutuhkan untuk polen membentuk
tabung polen adalah sekitar 4 – 8 jam dari munculnya tabung hingga masuk ke dalam
ovarium (Abdelgadir et al., 2012).
2.4. Karakteristik dan Klasifikasi Lilium sp.
Tumbuhan Lilium sp. atau bakung tergolong sebagai tumbuhan berbunga dengan
bentuk hidup herba. Di dalam genus Lilium terdapat sekitar 110 speses. Karakteristik
morfologi tumbuhan ini adalah memiliki bunga yang besar dengan beranekaragam
warna. Sebagian besar tumbuhan dari genus Lilium terdistribusi di belahan bumi utara
sampai ke daerah subtropik utara. Secara taksonomi, tumbuhan ini tergolong ke dalam
ordo Liliales, famili Liliaceae, dan genus Lilium. Secara filogenetik, tumbuhan ini
tergolong ke dalam klad Tracheophytes (tumbuhan berpembuluh), klad Angiospermae,
dan monokotil. Pada praktikum ini digunakan bunga Lilium candidum L (Du et al.,
2014).
…..
Nama: Vergio Victorio V.E. NIM: 10618064 Kelompok: 14
BAB III
METODE PENELITIAN
larutan Carnoy dan dehidrasi antera dengan larutan seri alkohol 96%; 70%; 50% dan
30%, masing-masing selama 5 menit. Setelah itu dipindahkan antera ke dalam larutan
asam asetat 15% dan inkubasi selama 15 menit. Diletakkan sebuah antera di atas kaca
objek, tetesi dengan asetokarmin dan diamkan selama 5 menit. Ditutup antera dengan
kaca penutup dan squash dengan ujung pensil atau jarum jara, lewatkan di atas api
bunsen hingga asetokarmin sedikit menguap. Lalu diamati antera di bawah mikroskop
dengan perbesaran 400X.
3.2.2. Uji Protein, Karbohidrat, dan Lipid
Diambil stigma bunga Lilium sp. yang telah matang dan tempelkan eksudatnya
di kertas saring pada 3 titik. Kemudian masing-masing titik dteteskan larutan Coomasie
Blue untuk uji protein, lugol atau I 2KI uji karbohidrat, dan Sudan Black untuk uji lipid.
Setelah itu didiamkan selama 5 menit dan amati di bawah mikroskop dengan perbesaran
40X.
3.2.3. Uji Aktivitas Peroksidase
Diletakkan stigma segar atau yang telah disimpan dalam gliserin 50% di atas
kaca objek. Kemudian diteteskan dengan larutan H 2O2 2 M dan amati di bawah
mikroskop stereo. Selanjutnya diamati terbentuknya H2O dan gelembung O2 akibat
proses oksidasi H2O2 oleh peroksidase.
3.2.4. Pembuatan Preparat Polen
Pertama dikumpulkan polen dari antera matang pada bunga yang baru mekar
dengan menggunakan kuas dan letakkan di atas kaca objek. Kemudian ditetesi dengan
FDA (Fluorescence Diethyl Acetate) 0,1% dalam aseton, amati di bawah mikroskop
dengan sinar tampak dan hitung jumlahnya. Lalu preparat dengan sinar biru dan hitung
jumlah polen yang berpendar kehijauan. Persentase polen yang viable dihitung dengan
membandingkan jumlah polen yang berpendar kehijauan dan total polen.
3.2.5. Pertumbuhan Tabung Polen
Ditaburkan serbuk polen di atas medium Brewbaker & Kwak. Setelah itu
inkubasi medium selama 0, 1, 2, 3 , 4, 5, dan 6 jam pada suhu ruang dan kondisi gelap.
Dipotong medium yang terdapat polen dan tabung polen. Lalu diletakkan di atas kaca
objek. Tabung polen diamati dengan mikroskop inverted dan ukur pertambahan panjang
tabung.
Nama: Vergio Victorio V.E. NIM: 10618064 Kelompok: 14
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Protein +
Karbohidrat +
Lipid +
Tampak
gelembung udara
yang merupakan
gas O2 dari
Aktivitas
+ aktivitas
Peroksidase
peroksidase
Gambar 10. Polen di bawah sinar Gambar 11. Polen di bawah sinar biru
tampak
0 Belum tampak
tonjolan tabung polen
1200
1000 f(x) = 458 x − 750
800
600
400
200
0
1 2 3 4
Jam
4.2. Pembahasan
4.2.1. Fase Meiosis pada Tumbuhan
Ketika tumbuhan bereproduksi secara seksual, terdapat fase pembelahan meiosis
untuk menghasilkan sel gamet yaitu mikrospora dan makrospora. Mikrospora dan
makrospora dihasilkan oleh tumbuhan induk pada fase sporofitnya baik pada tumbuhan
monoseus maupun dioseus. Jumlah materi genetik pada spora adalah haploid (n),
setengah dari materi genetik yang terdapat pada induknya (Reece et al., 2014). Meiosis
pada tumbuhan serupa dengan meiosis pada organisme multiseluler eukariot lainnya,
yaitu terbagi menjadi dua tahapan.
Nama: Vergio Victorio V.E. NIM: 10618064 Kelompok: 14
reproduksi betina pada Lilium sp. adalah karpel yang terdiri dari stigma, stilus, ovarium,
dan ovulum (Pelkonen & Pirttilä , 2012).
4.2.3. Uji Reseptivitas Stigma
Berdasarkan hasil uji reseptivitas stigma, pada eksudatnya ditemukan positif
mengandung protein, karbohidrat, lipid, dan peroksida. Hal ini menjadi indikator bahwa
stigma pada sampel bunga merupakan stigma yang reseptif. Dengan demikian organ
reproduksi betina pada bunga Lilium sp. siap untuk dipolinasi dan difertilisasi. Pada
stigma yang reseptif dapat ditemukan zat-zat tersebut karena berhubungan dengan
perkembangan polen.
Karbohidrat dan asam amino pada protein adalah sumber energi dan merupakan
prekursor untuk metabolisme sekunder pada bunga misalnya seperti warna dan bau.
Namun, yang terutama karbohidrat dan asam amino adalah sumber nutrien bagi polen
untuk dapat melakukan germinasi. Hidrolisis dan sintesis karbohidrat digunakan untuk
meregulasi perkembangan polen, pertumbuhan tabung polen, dan produksi nektar.
Kemudian protein yang didegradasi oleh protease menjadi konstituen-konstitutennya
(asam amino) dapat disintesis menjadi molekul yang dapat mengarahkan pertumbuhan
tabung polen dan meregulasi fertilisasi (Pacini et al., 2006).
Sedangkan lipid sebagai molekul yang bersama dengan protein berperan dalam
adhesi antara permukaan polen dan permukaan stigma (Edlund, 2004). Selain itu juga
ditemukan adanya enzim esterase pada permukaan stigma yang berfungsi untuk
mengurai kutin (waxy substance) yang terdapat pada kutikula stigma sehingga tabung
polen dapat menembus stigma (Rejon et al., 2012).
Pada uji aktivitas peroksidase, jika terdapat aktivitas yang tinggi (diindikasikan
oleh adanya gelembung gas O2), dapat dikatakan bahwa stigma tersebut telah dewasa
dan reseptif terhadap polen (Dupuis & Dumas, 1990). Fungsi peroksidase sendiri tidak
diketahui secara pasti. Namun, hal yang pasti adalah peroksidase berperan dalam
respons stress yang berfungsi untuk mengurai hidrogen peroksida yang dihasilkan oleh
metabolisme. Hidrogen peroksida tergolong ke dalam ROS (reactive oxygen species)
yang berperan dalam lignifikasi, suberisasi, metabolisme auksin, pertahanan terahadap
patogen, dan komunikasi sel pada tumbuhan. Jadi dapat diperkirakan bahwa peroksidase
diperlukan untuk mengurai kelebihan peroksida yang mungkin berperan dalam
Nama: Vergio Victorio V.E. NIM: 10618064 Kelompok: 14
pertahanan patogen di stigma. Sebab pada stigma yang basah jarang ditemukan bakteri
ataupun fungi karena adanya mekanisme pertahanan seperti ini (Curtis et al.,1997).
4.2.4. Uji Viabilitas Polen
Berdasarkan uji yang telah dilakukan, didapati bahwa seluruh polen pada sampel
bunga Lilium sp. memiliki viabilitas tinggi, yaitu 100%. Jadi, dapat dikatakan bahwa
polen yang terdapat pada bunga ini dapat melakukan germinasi dan fertilisasi. Salah
satu metode yang digunakan untuk mengamati viabilitas polen adalah dengan
penambahan reagen FDA (Fluorescence Diethyl Acetate). Reagen ini adalah senyawa
ester fluorogenik yang dapat menembus membran plasma dan dihidrolisis oleh esterase
intraseluler. Produk yang dihasilkan dari hidrolisis adalah fluoresen yang bermuatan
negatif. Ketika diberikan sinar biru, akan terjadi eksitasi elektron yang akan
memantulkan gelombang dengan panjang yang sama dengan warna hijau. Dengan
menggunakan FDA, dapat diketahui bahwa secara metabolisme apakah suatu sel masih
hidup (aktif) atau mati (Jones et al., 2016). Pada praktikum ini, FDA dapat digunakan
untuk membedakan polen mana yang memiliki viabilitas dan tidak.
Pembentukan tabung polen terjadi karena hidrasi yang mengubah polen dari sel
yang tidak terpolarisasi menjadi sel yang terpolarisasi. Setelah hidrasi akan terbentuk
struktur dari filamen-filamen yang berada di dekat nukleus menuju titik tumbuhnya
tabung. Pertama, akan terjadi pergerakan inti vegetatif yang mendahului inti generatif.
Di tempat munculnya tabung akan dijumpai banyak mitokondria dan polisakarida. Pada
saat pertambahan panjang tabung polen akan disekresikan kalose. Untuk keluar dari
polen, tabung tersebut harus menembus dinding eksin dan juga intin. Arah tumbuh
tabung polen ditentukan oleh kemoatraktan yang berasal dari stigma. Dengan adanya
tabung polen, inti generatif dapat disalurkan untuk memfertilisasi ovum yang terdapat di
dasar pistil (Tiwari & Polito, 1988).
Berdasarkan hasil pengamatan dapat ditentukan rerata laju tumbuh (dL/dt)
adalah 458 µm/jam. Sedangkan diketahui rerata laju tumbuh tabung polen pada spesies
Lilium sp. adalah sekitar 0,3 µm/detik atau 1080 µm/jam (Barnabas & Fridvaiszky,
1984). Diduga laju pertumbuhan tabung polen yang lebih lambat disebabkan oleh
perlakuan in vitro yang minim hidrasi sehingga kurang efektif dalam menginduksi
pembentukan tabung polen.
Nama: Vergio Victorio V.E. NIM: 10618064 Kelompok: 14
Nama: Vergio Victorio V.E. NIM: 10618064 Kelompok: 14
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diperoleh dari percobaan ini adalah:
1. Pada analisis fase meiosis ditemukan beberapa polen yang berada dalam
tahapan anafase I dan telofase I pada meiosis I.
2. Berdasarkan uji reseptivitas stigma, pada eksudat positif ditemukan protein,
karbohidrat, lipid, dan aktivitas peroksidase sehingga stigma tersebut reseptif
untuk menerima polen.
3. Polen pada sampel bunga memiliki viabilitas tinggi (100%) untuk melakukan
germinasi dan fertilisasi.
4. Laju pertumbuhan tabung polen Lilium sp. adalah sebesar 458 µm/jam.
5.2. Saran
Adapun saran untuk praktikum ini ke depannya adalah:
1. Dalam mengamati pertumbuhan tabung polen, perlu diperhatikan lebih lagi
faktor hidrasi karena percobaan dilakukan secara in vitro dan bukan in vivo.
Nama: Vergio Victorio V.E. NIM: 10618064 Kelompok: 14
DAFTAR PUSTAKA
Abdelgadir, H., Johnson, S. and Van Staden, J. 2012. Pollen viability, pollen
germination and pollen tube growth in the biofuel seed crop Jatropha curcas
(Euphorbiaceae). South African Journal of Botany, 79, pp.132-139.
Borghi, M. and Fernie, A. 2017. “Floral Metabolism of Sugars and Amino Acids:
Implications for Pollinators’ Preferences and Seed and Fruit Set”. Plant Physiology.
175(4):1510-1524.
Curtis, M. D., Rae, A. L., Rusu, A. G., Harrison, S. J., & Manners, J. M. 1997. A
Peroxidase Gene Promoter Induced by Phytopathogens and Methyl Jasmonate in
Transgenic Plants. Molecular Plant-Microbe Interactions. 10(3):326–
338. doi:10.1094/mpmi.1997.10.3.326
Du, Y., Wei, C., Wang, Z., Li, S., He, H. and Jia, G. 2014. Lilium spp. pollen in China
(Liliaceae): Taxonomic and Phylogenetic Implications and Pollen Evolution
Related to Environmental Conditions. PLoS ONE.9(1), p.e87841.
Edlund, A. 2004. Pollen and Stigma Structure and Function: The Role of Diversity in
Pollination. THE PLANT CELL ONLINE. 16(1):S84-S97.
Jany, E., Nelles, H. and Goring, D. 2019. The Molecular and Cellular Regulation of
Brassicaceae Self-Incompatibility and Self-Pollen Rejection. International Review
of Cell and Molecular Biology. 1-35.
McInnis, S.M., Costa, L.M., Gutiérrez-Marcos, J.F., Henderson, C.A., Hiscock, S.J.
2005. “Isolation and characterization of a polymorphic stigma-specific class III
peroxidase gene from Senecio squalidus L. (Asteraceae)”. Plant Mol Biol.
57(2005): 659-77
Mitchell, R., Irwin, R., Flanagan, R. and Karron, J. (2009). Ecology and evolution of
plant–pollinator interactions. Annals of Botany. 103(9):1355-1363.
Pacini E, Guarnieri M, Nepi M. 2006. “Pollen carbohydrates and water content during
development, presentation, and dispersal: a short review”. Protoplasma. 228: 73–77
Ramos Abril, L., Pineda, L., Wasek, I., Wedzony, M. and Ceballos, H. (2019).
Reproductive biology in cassava: stigma receptivity and pollen tube
growth. Communicative & Integrative Biology. 12(1):96-111.
Reece, J. B., Urry, L. A., Cain, M. L. 1., Wasserman, S. A., Minorsky, P. V., Jackson,
R., & Campbell, N. A. 2014. Campbell Biology. Tenth. edition. Boston: Pearson.
Rejón, J., Zienkiewicz, A., Rodríguez-García, M. and Castro, A. 2012. Profiling and
functional classification of esterases in olive (Olea europaea) pollen during
germination. Annals of Botany, 110(5): 1035-1045.
Tiwari, S.C., and Polito, V.S. 1988. Organization of the cytoskeleton in pollen tubes
of Pyrus communis: A study employing conventional and freeze-substitution
electron microscopy, immunofluorescence and rhodamine-
phalloidin. Protoplasma. 147:100–112.
Valentin-Silva, A., Coelho, V. P. de M., Ventrella, M. C., & Vieira, M. F. 2015. Timing
of pollen release and stigma receptivity period of Piper vicosanum : New insights
into sexual reproduction of the genus. American Journal of Botany. 102(4): 626–
633.