Anda di halaman 1dari 17

PROPOSAL

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATA PELAJARAN SHOROF DI


KELAS 2 O MADRASAH MIFTAHUL HUDA PONDOK PESANTREN
DARUL HUDA MAYAK TONATAN PONOROGO MELALUI
PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE TAHUN AJARAN 2023/2024

Proposal ini di buat untuk memenuhi tugas mata kuliah


“ Penilaian Tindakan Kelas”

Dosen pengampu:
Mohamad Nur Fauzi, M.Pd

Proposal ini disusun oleh:


Ni’matul Wafiroh (202200038)

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan


Institut Agama Islam Negeri Ponorogo
2023

1
I. JUDUL PENELITIAN
UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATA PELAJARAN
SHOROF DI KELAS 2 O MADRASAH MIFTAHUL HUDA PONDOK
PESANTREN DARUL HUDA MAYAK TONATAN PONOROGO MELALUI
PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE TAHUN AJARAN 2023/2024

II. LATAR BELAKANG MASALAH


Pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam tradisonal,memiliki misi,
mencetak manusia yang beriman, bertaqwa, berakhlaqul karimah. Dengan prinsip
keikhlasan, ketulusan, dan kearifan, lembaga ini selalu mengupayakan menanamkan
dan menumbuhkan kesadaran generasi anak bangsa memahami dan menghayati ilmu
pengetahuan agama dan mampu mengaktualisasikannya dalam berbagai kondisi.1
Sistem pendidikan Pondok Pesantren di Indonesia merupakan
wacanapendidikan tertua dan masih tetap eksis dan dinamis hinggga saat ini. Pondok
Pesantren adalah lembaga tradisional yang dalam bacaan teknis berarti suatu tempat
yang dihuni oleh para santri yang mencari ilmu. Wacana mengenai Pondok pesantren
tidaklah terlepas dari berbagai komponen yang melekat pada Pondok Pesantren itu
sendiri. Kyai, santri, bangunan asrama, kitab-kitab kuning (al-Kutub al-Shafra) dan
metode pembelajaran yang menggunakan system Halaqoh (seminar), Sorogan dan
Bandongan, Wetonan dan Hafalan merupakan komponen dasar tersebut.2
Secara fungsional bahasa merupakan sarana atau alat yang digunakan oleh
sekelompok orang atau golongan tertentu untuk berkomunikasi. Hal ini ditegaskan
oleh pengertian mengenai bahasa yang dikemukakan oleh Ibn Jinni yang mana beliau
mengatakan bahwa bahasa adalah ujaran atau bunyi yang digunakan oleh sekelompok
masyarakat tertentu untuk mengungkapkan keinginan atau pikiran yang ada diantara
mereka.3

1
Ali Anwar, Pembaruan Pendidikan Pesantren Lirboyo Kediri ( Kediri: IAIT Press 2008), 18.
2
Departemen Agama RI, Pola Pengembangan Pondok Pesantren (Departemen Agama, 2003), 2.
3
M. Husni Arsyad, Metode-Metode Pembelajaran Bahasa Arab Berdasarkan Pendekatan Komunikatif
Untuk Meningkatkan Kecakapan Berbahasa, Shaut Al-‘Arabiyah Volume 7 No 1 Tahun 2019, 13.

2
Bahasa Arab adalah sebagai alat dalam memahami ajaran Islam terutama yang
terurai dalam Al-Quran dan Al-Hadits. Serta kitab-kitab Klasik. Alat harus dilengkapi
terlebih dahulu sebelum mencapai sasaran yang dituju. Maka bahasa Arab merupakan
syarat mutlak pendalaman ajaran-ajaran Islam. Adapun teks pada bahasa Arab dapat
dengan mudah dipahami latar belakangnya dengan menggunakan ilmu alat.
Pondok Pesantren Darul Huda adalah salah satu Pondok Pesantren di wilayah
Kabupaten Ponorogo, berdiri pada tahun ± 1968 M yang diprakarsai oleh KH Hasyim
Sholeh. Di sana terdapat Lembaga Diniyah Madrasah Miftahul Huda yang harus
ditempuh dalam jangka waktu 6 tahun. Pada kelas 2 diniyah terdapat mata pelajaran
Shorof yang didalamnya membahas I’lal.
Di kelas 2 O Madrasah Miftahul Huda Mayak Tonatan Ponorogo terdapat
pembelajaran shorof yang bertujuan agar santri mengetahui asal suatu kata. Shorof
membicarakan perubahan bentuk kata kerja, dari bentuk past, present, dan perintah;
perubahan bentuk kata kerja ke kata benda turunan; dan perubahan bentuk kata kerja
sesuai pelaku dari perbuatan tersebut.4
Berdasarkan apa yang telah penulis paparkan di atas, penulis tertarik untuk
membuat penelitian dengan judul “UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN
MATA PELAJARAN SHOROF DI KELAS 2 O MADRASAH MIFTAHUL
HUDA PONDOK PESANTREN DARUL HUDA MAYAK TONATAN
PONOROGO MELALUI PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE TAHUN
AJARAN 2023/2024”

III. IDENTIFIKASI DAN PEMBATASAN MASALAH


Setelah melakukan penjajakan awal di Madrasah Miftahul Huda Mayak
Tonatan Ponorogo, maka fokus penelitian diarahkan pada:
1. Upaya meningkatkan pemahaman mata pelajaran Shorof di Kelas 2 O
Madrasah Miftahul Huda Pondok Pesantren Darul Huda Mayak Tonatan
Ponorogo melalui pembelajaran Think Pair Share Tahun Ajaran 2023/2024

4
Fathul Mujib dan Nailur Rahmawati, Permainan Edukatif Pendukung Pembelajaran Bahasa Arab
(Jogjakarta: Diva Press, 2013), 160.

3
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembelajaran Shorof kelas II O di
Madrasah Miftahul Huda Pondok Pesantren Darul Huda Mayak Tonatan
Ponorogo Permainan Kartu Tahun Ajaran 2023/2024
IV. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana upaya dalam meningkatkan pemahaman mata pelajaran Shorof di
Kelas 2 O Madrasah Miftahul Huda Pondok Pesantren Darul Huda Mayak
Tonatan Ponorogo melalui pembelajaran Think Pair Share Tahun Ajaran
2023/2024?
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pembelajaran Shorof kelas II O
di Madrasah Miftahul Huda Pondok Pesantren Darul Huda Mayak Tonatan
Ponorogo Tahun Ajaran 2023/2024?

V. TUJUAN PENELITIAN
Dalam penelitian ilmiah ini penulis mempunyai beberapa tujuan
sebagai berikut:
1. Untuk upaya dalam meningkatkan pemahaman mata pelajaran Shorof di
Kelas 2 O Madrasah Miftahul Huda Pondok Pesantren Darul Huda Mayak
Tonatan Ponorogo melalui pembelajaran Think Pair Share Tahun Ajaran
2023/2024
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pembelajaran Shorof
kelas II O di Madrasah Miftahul Huda Pondok Pesantren Darul Huda
Mayak Tonatan Ponorogo Tahun Ajaran 2023/2024

VI. MANFAAT PENELITIAN


Adapun manfaat penelitian ini meliputi :
1. Kegunaan secara teoritis
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumbangan
terkait pembelajaran shorof.
2. Kegunaan secara praktis

4
a. Bagi Peneliti
1) Untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan tentang pendidikan
Islam yang mengacu kepada realitas empiris.
2) Sebagai modal dasar penelitian pendidikan pada tataran lebih
lanjut.
b. Bagi Lembaga Institut Agama Islam Negeri Ponorogo
1) Sebagai Barometer interdisipliner keilmuan dan kualitas
mahasiswa dalam bidang pendidikan dan penelitian.
2) Untuk menambah perbendaharaan kepustakaan Institut Agama
Islam Negeri Ponorogo khususnya Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan.
c. Bagi Madrasah Miftahul Huda
1) Terciptanya pola pendidikan yang sesuai dengan agama
Islam.
2) Menjadi bahan masukan dalam merumuskan konsep atau
format pendidikan yang memahami realitas, sosio-kultur di
tengah-tengahkompetisi pendidikan di era modern.

VII. TELAAH HASIL PENELITIAN TERDAHULU, LANDASAN TEORI,


KERANGKA BERPIKIR, DAN PENGAJUAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. Telaah Hasil Penelitian Terdahulu


Berdasarkan hasil penelitian terdahulu, peneliti menemukan judul
yang terkait dengan upayameningkatkan pemahaman mata pelajaran
Shorof di Kelas 2 O Madrasah Miftahul Huda Pondok Pesantren Darul
Huda Mayak Tonatan Ponorogo melalui pembelajaran Tahun Ajaran
2023/2024, yakni:
1. Skripsi Syaiful Amri (2018), berjudul: Dinamika Sistem Pembelajaran
Fiqih Dan Ilmu Alat (Nahwu Shorof) di Pondok Pesantren Salafiyah Al-
Waridin Pagotan Geger Madiun. Penelitian tersebut membahas tentang
Dinamika Sistem Pembelajaran Ilmu Alat (Nahwu Shorof) di Pondok

5
Pesantren Al-Waridin Pagotan Geger Madiun. Dinamika Sistem
Pembelajaran Ilmu Alat (Nahwu Shorof)ini tidaklah jauh berbeda dengan
sistem pembelajaran fiqih yakni dengan format sistem tradisional (non
klasikal) dengan metode Sorogan, Wetonan dan Bandongan sebagaimana
pada pembelajaran Fiqih, namun pada pembelajaran Ilmu Alat ditambah
dengan metode hafalan atau Muhafadhoh, Lalaran dan Halaqoh/Insya‟.
Metode ini dianggap sangat efektif dalam pembelajaran Ilmu Alat, dan
sistem Klasikal berjenjang di Madrasah Diniyah Hidayatul Mubtadi-in
dengan jenjang kurikulum tiga tingkatan kelas yaitu; tingkat Ula (awal),
tingkat Wustho (menengah) dan tingkat Ulya (menengah keatas).

2. Skripsi Abdullah Fahri (2009), berjudul : Implikasi Penguasaan Nahwu-


Shorof Siswa terhadap Pemahaman Bahasa Arab di Madrasah
Tsanawiyah Negeri 1 Yogyakarta. Penelitian tersebut membahas tentang
adanya implikasi teoritis siswa yang mengetahui dan menguasai dasar-
dasar ilmu nahwu-shorof cenderung lebih mudah untuk memahami
bahasa Arab. Adapun kesimpulan skripsi ini: (1) penguasaan nahwu-
shorof kelas VII A MTs Negeri Yogyakarta nilai rata-ratnanya 6,58 atau
masuk dalam kategori cukup, sehingga sebagian besar siswa mengetahui
dasar-dasar ilmu nahwu-shorof, (2) implikasi penguasaan ilmu nahwu-
shorof siswa terhadap pemahaman bahasa Arab, dari hasil angket yang
disebarkan dapat disimpulkan bahwa ada 55,6% siswa yang mengetahui
ilmu nahwu-shorof, 27,8% siswa yang tidak mengetahui, 16,6% siswa
yang ragu-ragu.
Adapun perbedaan dari dua skripsi tersebut adalah: penelitian
pertama membahas tentang dinamika Dinamika Sistem Pembelajaran
Ilmu Alat (Nahwu Shorof) di Pondok Pesantren Al-Waridin Pagotan
Geger Madiun dengan menerapkan format sistem tradisional (non
klasikal) dengan metode Sorogan, Wetonan dan Bandongan yang
dianggap sangat efektif dalam pembelajaran ilmu alat. Adapun penelitia
kedua membahas tentang adanya implikasi teoritis siswa yang

6
mengetahui dan menguasai dasar-dasar ilmu nahwu-shorof cenderung
lebih mudah untuk memahami bahasa Arab.

B. Landasan Teoritik
1. Pengertian Pembelajaran Shorof
Pembelajaran Menurut Undang-undang No.20 Tahun 2003
dijelaskan Tentang Sisdiknas Pasal 1 Ayat 20, Pembelajaran merupakan
proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik & sumber belajar
dalam suatu lingkungan belajar.5
Pembelajaran merupakan suatu proses perubahan, yaitu perubahan
dalam perilaku sebagai hasil interaksi antara dirinya dengan
lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Secara lengkap
pengertian pembelajaran adalah “suatu proses yang dilakukan oleh
individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya.6
Jadi, pembelajaran merupakan proses interaksi antara pendidik dan
peserta didik untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru
sebagai hasil dari pengalaman peserta didik dalam interaksi dengan
lingkungannya.
Shorof dan dikatakan juga tashrif menurut bahasa adalah perubahan
atau perpindahan. Sedangkan menurut istilah ulama shorof adalah
perubahan atau perpindahan kalimat dari bentuk satu atau asal satu ke
bentuk yang lain yang berbeda-beda karena menghendaki makna yang
diinginkan/ dituju.7
Dalam definisi di atas dijelaskan bahwa shorof / tashrif merupakan
sebuah perpindahan dari bentuk satu ke bentuk yang lain, yang

5
Undang-Undang No.20 Tahun 2003, Tentang Sisdiknas Pasal 1 Ayat 20.
6
Tim Pengembangan Ilmu Pendidikan FIP-UPI, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan, PT Imperial Bhakti Utama,
2007, 137.
7
Muqoyim El-Haq, Tashrif Saku, Shorof Praktis, (Kediri: Lirboyo Press, 2017), 2.

7
dimaksudkan dari bentuk satu ke bentuk lain adalah masdar yaitu nama
pekerjaan (ismu hadast) yang dilakukan dalam sebuah pekerjaan.
Sedangkan yang dimaksud dari bentuk yang lain yang berbeda-beda

seperti halnya contoh berikut: ‫نص را‬-‫ينصر‬-‫ نصر‬dan seterusnya. Dan yang
dikehendaki dengan karena menghendaki makna yang dituju” adalah
makna yang terdapat dalam bentuk madhi, mudhori’, amar, nahi, dan lain
sebagainya.
Shorof membicarakan perubahan bentuk kata kerja, dari bentuk past,
present, dan perintah; perubahan bentuk kata kerja ke kata benda turunan;
dan perubahan bentuk kata kerja sesuai pelaku dari perbuatan tersebut.8
Jadi pembelajaran shorof merupakan merupakan proses interaksi
antara peserta didik dengan pendidik & sumber belajar berupa ilmu shorof
dan segala pokok pembahasannya dalam suatu lingkungan belajar.
2. Tujuan dan manfaat pembelajaran shorof
Dalam hal ini, manfaat mempelajari ilmu shorof yaitu:
a. Menguasai seluk-beluk kata serta perubahan kata terhadap fungsi
dan bentuk kata, isi dan arti kata.
b. Mampu memahami arti setiap kata dalam setiap perubahan
bentuknya secara pasti dan benar serta mampu membuat bentuk kata-kata
yang benar untuk penggunaannya dalam kalimat di waktu menggunakan
bahasa Arab.
Adapun tujuannya adalah, sebagai berikut:
a. Menjaga dan melindungi lisan dari kesalahan, kekeliruan dalam
membentuk kebiasaan yang benar
b. Menumbuhkan kemampuan perhatian, membiasakan siswa berpikir
sistematis dan mendidik siswa untuk menarik kesimpulan (kaidah)
c. Membantu siswa untuk memahami perkataan dengan benar dan
menangkap makna dengan cepat.
3. Think Pair Share

8
Fathul Mujib dan Nailur Rahmawati, Permainan Edukatif Pendukung Pembelajaran Bahasa Arab
(Jogjakarta: Diva Press, 2013), 160.

8
Pembelajaran dapat dilakukan dengan menerapkan model
pembelajaran kooperatif Think Pair Share atau berpikir berpasangan
berbagi. Proses ini lebih menyenangkan dan lebih menarik minat siswa
untuk berpartisipasi dalam proses pembelajaran, saling mengajari
pasangan kelompok menentukan nilai kelompok. Siswa lebih aktif dalam
proses pembelajaran, siswa lebih banyak berpartisipasi dalam proses
pembelajaran, mendiskusikan materi dengan pasangan, berlatih
mengerjakan soal, dan membuat laporan. Pada akhirnya hal tersebut dapat
meningkatkan minat belajar.
Adapun langkah-langkah yang bisa dilakukan adalah sebagai
berikut: guru mengajukan pertanyaan, guru meminta siswa berpasangan
dan mendiskusikan topik tertentu, guru meminta pasangan-pasangan
tersebut bekerja sama dengan kelas secara keseluruhan, dapat
meningkatkan minat belajar.

C. Kerangka Berpikir
Pembelajaran ilmu shorof dilakukan dengan metode ceramah,
tanya jawab, dan penugasan baik secara individu maupun kelompok.
Pembelajaran ilmu shorof tersebut bersifat membosankan, tidak menarik,
dan menyebabkan siswa mengantuk, tidak berminat untuk aktif dalam
proses pembelajaran. Siswa malas bertanya, malas mengerjakan tugas,
dan malas mendengarkan penjelasan guru. Penugasan untuk dikerjakan di
rumah juga banyak yang tidak diselesaikan sendiri. Selama proses
pembelajaran siswa lebih banyak pasif. Kondisi tersebut menunjukkan
siswa kurang berminat dalam mengikuti pembelajaran.
Oleh karena itu diperlukan perubahan proses pembelajaran untuk
lebih meningkatkan minat siswa dan mengurangi keengganan siswa dalam
belajar sejarah. Pembelajaran dapat dilakukan dengan menerapkan model
pembelajaran kooperatif Think Pair Share. Proses ini lebih menyenangkan
dan lebih menarik minat siswa untuk berpartisipasi dalam proses
pembelajaran, saling mengajari pasangan kelompok menentukan nilai

9
kelompok. Siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran, siswa lebih
banyak berpartisipasi dalam proses pembelajaran, mendiskusikan materi
dengan pasangan, berlatih mengerjakan soal, dan membuat laporan. Pada
akhirnya hal tersebut dapat meningkatkan minat belajar.

D. Pengajuan Hipotesis Tindakan


Berdasarkan rumusan masalah dapat diambil hipotesa bahwa
penerapan model pembelajaran kooperatif Think Pair Share (TPS) dengan
langkah guru mengajukan pertanyaan, guru meminta siswa berpasangan
dan mendiskusikan topik tertentu, guru meminta pasangan-pasangan
tersebut bekerja sama dengan kelas secara keseluruhan, dapat
meningkatkan minat belajar siswi Madrasah Miftahul Huda Mayak
Tonatan Ponorogo di kelas 2 O MMH Putri.

VIII. METODE PENELITIAN


A. Objek Tindakan Kelas
Siswa Madrasah Miftahul Huda Mayak Tonatan Ponorogo di kelas 2 O
MMH Putri
B. Setting Subjek Penelitian Tindakan Kelas
Lokasi penelitian adalah di Madrasah Miftahul Huda Mayak Tonatan
Ponorogo di kelas 2 O MMH Putri
C. Variabel yang Diamati
Adapun variabel yang diamati dalam penelitian ini berupa:
1. Variabel proses
Diskusi dan kerjasama
2. Variabel hasil
Prestasi sebagai tolak ukur pemahaman
D. Prosedur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Per-Siklus
1. Perencanaan
a. Menyusun RPP berbasis PTK.

10
b. Menyiapkan sumber/ alat yang digunakan dalam kegiatan
pembelajaran.
c. Menyiapkan instrumen penilaian yang akan digunakan
untuk mengukur pemahaman siswa.
d. Menyiapkan kriteria ketuntasan minimal pencapaian
kompetensi serta menyiapkan instrumen tolak ukur
keberhasilan tindakan kelas.
e. Menyiapkan lembar perekam proses pengumpulan data
yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
2. Pelaksanaan
a. Guru meminta kepada setiap siswa menyeleksi sebuah
topik yang dikaitkan dengan topik yang sedang dipelajari
dan didiskusikan.
b. Guru meminta kepada setiap siswa mengamati gambar dan
memikirkan amanat atau pesan yang terkandung dalam
gambar secara bergantian.
c. Guru meminta kepada siswa untuk menyampaikan isi pesan
yang terkandung dalam gambar
d. Sepuluh menit sebelum kelas selesai, berdiskusilah dengan
seluruh anggota kelas terkait keuntungan yang diperoleh
dari kegiatan tersebut
3. Pengamatan
a. Mengamati kemampuan masing-masing siswa dalam
kemampuan pemecahan masalah masing-masing siswa
dengan memberikan tanda centang pada lembar observasi
terstruktur.
b. Mengamati kemampuan masing-masing siswa dalam post
test dengan memberikan centang pada lembar observasi
terstruktur.
4. Refleksi

11
Merefleksikan hasil pengamatan kegiatan keaktifan siswa
dalam kelompok, tanggungjawab siswa dalam mengikuti diskusi
serta menganalisis nilai perolehan hasil belajar siswa dengan
menggunakan tolak ukur yang telah ditentukan untuk membuat
keputusan apakah diperlukan siklus II ataukah tidak.

IX. SISTEMATIKA PEMBAHASAN


Bab I Pendahuluan
Pada bab ini berfungsi menggambarkan latar belakang masalah, fokus
penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika
pembahasan penelitian.

Bab II Latar Belakang Masalah


Pada bab ini berisi peristiwa-peristiwa yang terjadi pada objek yang
diteliti. Peristiwa itu terdapat penyimpangan dari standar keilmuan (teori).
Penyimpangan ini perlu ditunjukkan dengan bukti yang valid.

Bab III Identifikasi dan Pembatasan Masalah


Pada bab ini semua peristiwa yang ada pada objek penelitian harus
dikemukakan, baik peristiwa yang diteliti maupun yan tidak diteliti untuk
selanjutnya dilakukan identifikasi peristiwa yang menunjukkan adanya hubungan
peristiwa satu dengan peristiwa lain yang akhirnya menemukan variabel-variabel
masalah dalam penelitian.

Bab IV Rumusan Masalah


Pada bab ini berisi tentang rumusan masalah yang akan dibahas dalam
penelitian

Bab V Tujuan Penelitian


Pada bab ini berisi tentang tujuan dari penelitian yang ingin dicapai

12
Bab VI Kontribusi Hasil Penelitian
Pada bab ini berisi tentang kontribusi atau manfaat diadakannya penelitian
terhadap kualitas pendidikan atau pembelajaran.

Bab VII Telaah Hasil Penelitian Terdahulu, Landasan Teori, Kerangka


Berpikir, dan Pengajuan Hipotesis Tindakan
Pada bab ini berisi tentang telaah hasil penelitian terdahulu yang ada
kaitannya degan variabel yang ditelidi, uraian tentang penelusuran teori yang
sesuai dengan varibel yang ada dalam penelitian, uraian tentang kerangka berpikir
dan juga hipotesis tindakan yang menggambarkan indikator keberhasilan tindakan
yang diterapkan.

Bab VIII Metode Penelitian


Pada bab ini berisi tentang objek penelitian, setting subjek penelitian,
variabel yang diamati dan prosedur penelitian.

SIMPULAN
Maka pada penelitian ini berkesimpulan bahwa pemahaman siswa
terhadap pelajaran akan meningkat jika metode yan digunakan sesuai dengan
kebutuhan siswa dan cocok untuk siswa.

13
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.......................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah................................................................1

14
B. Identifikasi dan Pembatasan Masalah...........................................1
C. Rumusan Masalah.........................................................................2
D. Tujuan Penelitian...........................................................................2
E. Manfaat Penelitian.........................................................................3
F. Sistematika Pembahasan...............................................................3
BAB II TELAAH HASIL PENELITIAN TERDAHULU, LANDASAN
TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
TINDAKAN
A. Telaah Hasil Penelitian Terdahulu..........................................................4
B. Landasan Teori
1. Pembelajaran Shorof
a. Pengertian pembelajaran shorof...................................................5
b. Tujuan dan manfaat pembelajaran shorof....................................6
C. Kerangka Berpikir...................................................................................6
D. Pengajuan Hipotesis Tindakan................................................................7
BAB III METODE PENELITIAN
A. Objek Penelitian........................................................................................7
B. Setting Subjek Penelitian..........................................................................7
C. Variabel yang Diamati..............................................................................8
D. Prosedur Penelitian
1. Perencanaan ..................................................................................8
2. Pelaksanaan....................................................................................8
3. Pengamatan....................................................................................8
4. Refleksi..........................................................................................8
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Singkat Setting Lokasi Penelitian..............................................9
B. Pembahasan ...............................................................................................10
BAB VI PENUTUP
A. Simpulan.....................................................................................................10
B. Saran...........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................12

15
DAFTAR PUSTAKA
Muqoyim El-Haq, Tashrif Saku, Shorof Praktis, (Kediri: Lirboyo Press, 2017), 2.
Fathul Mujib dan Nailur Rahmawati, Permainan Edukatif Pendukung Pembelajaran Bahasa
Arab (Jogjakarta: Diva Press, 2013

16
Undang-Undang No.20 Tahun 2003, Tentang Sisdiknas Pasal 1 Ayat 20.
Tim Pengembangan Ilmu Pendidikan FIP-UPI, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan, PT Imperial
Bhakti Utama, 2007,
M. Husni Arsyad, Metode-Metode Pembelajaran Bahasa Arab Berdasarkan Pendekatan
Komunikatif Untuk Meningkatkan Kecakapan Berbahasa, Shaut Al-‘Arabiyah Volume 7 No 1
Tahun 2019,
Ali Anwar, Pembaruan Pendidikan Pesantren Lirboyo Kediri ( Kediri: IAIT Press 2008)
Departemen Agama RI, Pola Pengembangan Pondok Pesantren (Departemen Agama, 2003)

17

Anda mungkin juga menyukai