REKAM MEDIS
NOMOR 71/UN11.3.11/KPT/2022
TENTANG
Menimbang : a. bahwa agar pelayanan rekam medis di lingkungan Rumah Sakit dapat
terlaksana dengan baik, maka diperlukan Pedoman Pelayanan Rekam Medis
pada Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Aceh Besar;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam butir a
tersebut di atas perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur Rumah Sakit
Umum Daerah Kabupaten Aceh Besar;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
2. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269 Tahun 2008 tentang Rekam
Medis;
5. Peraturan Menteri Kesehatan No. 47 Tahun 2021 tentang Penyelenggara
Bidang Perumahsakitan;
6. Keputusan Rektor Universitas Syiah Kuala Nomor 2277/UN11/KPT/2022
tentang Pengangkatan Direktur dan Wakil Direktur Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Aceh Besar;
Menetapkan :
MEMUTUSKAN:
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
KABUPATEN ACEH BESAR TENTANG PEDOMAN PELAYANAN
KESATU :
REKAM MEDIS PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN
ACEH BESAR.
Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dan apabila dalam
penetapan ini kemudian ternyata terdapat kekeliruan akan diperbaiki kembali
sebagaimana mestinya.
Pertama-tama kita panjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
akhirnya kita dapat menyelesaikan buku Pedoman Pelayanan Rekam Medis ini. Kami
mengucapkan terima kasih kepada para penyusun dan pihak yang telah membantu
menyediakan waktunya untuk menyelesaikan buku Pedoman Pelayanan ini.
Kami menyadari masih ada kekurangan yang terdapat dalam buku pedoman ini.
Dengan demikian diharapkan dapat dilakukan revisi secara berkala sehingga kekurangan
yang ada saat ini dapat diperbaiki.
Akhirnya kami mengharapkan buku pedoman ini akan berguna dalam perencanaan dan
pelayanan Rekam Medis Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Aceh Besar menjadi lebih
baik.
Oleh karena itu saran dan kritik untuk perbaikan di masa mendatang sangat kami nantikan.
Penulis.
DAFTAR ISI
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
BAB IV.....................................................................................................................................17
3. Informed Consent.................................................................................................................83
Pelepasan Informasi...............................................................................................................103
1. Sistem Penyimpanan..........................................................................................................106
2. Sistem Penjajaran...............................................................................................................106
4. Penomoran........................................................................................................................109
BAB V LOGISTIK.................................................................................................................134
BAB VI...................................................................................................................................137
KESELAMATAN PASIEN....................................................................................................137
BAB VII.................................................................................................................................138
KESELAMATAN KERJA.....................................................................................................138
PENUTUP.............................................................................................................................143
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
a. Rekam Medis adalah suatu berkas/dokumen yang memuat keterangan baik yang
tertulis maupun yang terekam tentang identitas, anamnesa, pemeriksaan
fisik, laboratorium, diagnosa, segala pelayanan dan tindakan medis yang
diberikan kepada pasien serta pengobatan baik yang dirawat inap, rawat jalan
maupun yang mendapatkan pelayanan Gawat Darurat.
b. Rekam Medis adalah suatu alat untuk mengukur atau menilai mutu pelayanan
suatu rumah sakit. Mutu pelayanan yang baik tercermin dalam rekam medis
yang baik, rekam medis yang baik menunjukkan kelengkapan, kecermatan dan
ketepatan mencatat segala kegiatan pelayanan yang dilakukan untuk pasien serta
akhirnya muah dianalisa.
1) Aspek Administrasi.
2) Aspek Medis.
3) Aspek Hukum.
4) Aspek Keuangan.
5) Aspek Penelitian.
6) Aspek Pendidikan.
7) Aspek Dokumetasi
b. Dilihat Secara Umum
D. Batasan Operasional
1. Manajemen Rekam Medis
Merupakan kegiatan Penyelengaraan rekam medis di Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Aceh Besar yang terdiri dari Coding, Assembling, Filling,
Reporting dan Analiting.
2. Rekam Medis
Merupakan keterangan baik yang tertulis maupun terekam tentang identifikasi,
anamnesis, penentuan fisik laboraturium, diagnosis segala pelayanandan tindakan
medik yang diberikan kepada pasien dan pengobatan, baik dirawat inap, rawat
jalan, maupun yang mendapatkan pelayanan kegawat daruratan.
3. Pendaftraan Poliklinik.
b. Tracer
Merupakan Pembatas Rekam Medis atau Pengganti rekam medis yang sedang
dipinjam atau keluar.
4. ICD X
5. Kartu Berobat.
Merupakan Kartu berobat yang diberikan oleh pasien dimana kartu tersebut
berisikan Nama Pasien dan Nomor rekam medis, Kartu tersebut untuk
mempermudah pencarian kembali jika pasien tersebut berobat.
E. Landasan Hukum
Instalasi Rekam Medis Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Aceh Besar memiliki
kebijakan dalam Penyelenggaraan Rekam Medis di Rumah sakit meliputi:
1. Pelayanan di Bagian Rekam Medis harus selalu berorientasi kepada mutu dan
keselamatan pasien.
2. Semua petugas Rekam Medis unit wajib berpendidikan Diploma 3 Rekam Medis dan
memiliki izin kompetensi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
3. Dalam melaksanakan tugasnya setiap petugas Rekam Medis wajib mematuhi
ketentuan dalam K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja).
4. Setiap petugas harus bekerja sesuai dengan standar profesi, standar prosedur
operasional yang berlaku, etika profesi, etikket, dan menghormati hak pasien.
5. Pelayanan Unit Rekam Medis dilaksanakan 24 jam sehari,7 hari dalam seminggu.
6. Penyediaan tenaga harus mengacu kepada pola ketenagaan.
7. Untuk melaksanakan koordinasi dan evaluasi wajib dilaksanakan rapat rutin bulanan
minimal satu bulan sekali.
8. Untuk peningkatan kualitas penyelenggaraan rekam medis perlu dilakukan
rapat rutin Panitia Rekam Medis dua kali dalam satu bulan.
9. PJ.Unit Rekam Medis wajib berpendidikan Diploma 3 Rekam Medis dan menjadi
Sekretaris Panitia Rekam Medis.
10. Setiap minggu, bulan dan tahun wajib membuat laporan.
11. Melakukan proses identifikasi pasien dengan benar dan lengkap.
12. Pemberian 1 (satu) nomor Rekam Medis untuk selamanya bagi setiap pasien baru.
13. Memprioritaskan proses pendaftaran pasien IGD.
14. Proses pendaftaran pasien rawat jalan memiliki waktu < 10 menit / pasien sesuai
Dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM).
15. Proses pendaftaran pasien rawat inap memiliki waktu < 15 menit / pasien sesuai
dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM).
16. Dokumen Rekam Medis wajib kembali dari Ruang Rawat inap ke unit Rekam Medis
maksimal 3 x24 jam sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM).
17. Mengupayakan pencapaian pengisian informed consent untuk pasien pre operasi 100
% terisi lengkap sesuai Standar Pelayanan Minimal (SPM).
18. Mengupayakan pencapaian Kelengkapan Pengisian Catatan Medis (KLPCM)
100 % terisi lengkap sesaat sebelum pasien pulang.
19. Resume medis harus terisi lengkap sesaat sebelum pasien pulang.
20. Mengupayakan pengisian Dokumen Pemberian Informasi 100 % terisi lengkap sesuai
dengan standar akreditasi.
21. Setiap Pengambilan dokumen Rekam Medis dari Rak penyimpanan wajib.
22. Menggunakan tracer/pelacak/out guide.
23. Perlu dilakukannya assembling untuk menata dan mengurutkan Dokumen Rekam
Medis. Untuk setiap dokumen rekam medis yang telah digunakan untuk
Pelayanan.Perlu dilakukannya evaluasi Kelengkapan Pengisian Catatan Medis
(KLPCM) dan melaporkannya ke Panitia Rekam Medis untuk setiap dokumen rekam
medis yang telah digunakan untuk pelayanan.
24. Perlu dilakukannya koding diagnose dengan mengunakan International Code Disease
revisi ke 10 (ICD 10 CM) untuk setiap dokumen rekam medis yang telah digunakan
untuk pelayanan.
25. Perlu dilakukannya koding tindakan dengan mengunakan International Code Disease
revisi ke 9 (ICD 9 CM) untuk setiap dokumen rekam medis yang telah digunakan
untuk pelayanan.
26. Pendataan pasien rawat inap secara berkesinambungan guna menentukan tingkat
efisiensi.
27. Melakukan kegiatan retensi terhadap Dokumen Rekam Medis setiap tahun secara
periodik guna memisahkan Dokumen Rekam Medis aktif dan in aktif.
28. Melakukan Pemusnahan Dokumen Rekam in aktif yang sudah tersimpan didalam rak
penyimpanan in aktif dengan masa peyimpanan lebih dari 2 (dua) tahun kecuali untuk
resume dan surat keterangan kematian dan laporan operasi.
29. Dokumen Rekam Medis terbagi 3 ( tiga ) bagian:
a. Sisi atas dokumen Rekam Medis Rawat Jalan.
b. Sisi tengah Dokumen Rekam Medis Rawat Inap.
c. Sisi paling bawah dokumen penunjang.
30. Pemberian Informasi Hak dan Kewajiban pasien dan pelayanan yang ada di Rumah
Sakit Umum Daerah Kabupaten Aceh Besar, terhadap setiap pasien baru.
31. Perubahan terhadap isi Dokumen Rekam Medis yang didasarkan atas kebutuhan
terkini.
32. Pemberian copyan isi resume medis kepada setiap pasien rumah sakit apabila diminta.
33. Pemberian Informed Consent terhadap setiap pasien sebelum di lakukan tindakan
medis.
34. Rekam medis harus disimpan dan dijaga kerahasiannya oleh dokter atau dokter gigi
dan pimpinan rumah sakit.
35. Pelepasan Informasi pasien hanya bisa diberikan kepada:
a. Pasien sendiri.
b. Keluarga pasien dengan membawa surat kuasa bermaterai yang di tanda tangani
pasien.
c. Kuasa Hukum pasien membawa surat kuasa bermaterai yang di tanda tangani
pasien.
d. Pihak berwajib dengan menunjukkan surat tugas dari atasan dan mendapat
persetujuan dari Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Aceh Besar.
e. Untuk menghindari terjadinya kehilangan, kerusakan dan penyalahgunaan BRM
setiap Peminjaman Dokumen Rekam Medis wajib di lakukan di ruang filling
melalui petugas rekam medis dan mengisi buku ekspedisi peminjaman dan
dokumen tidak boleh di bawa keluar rumah sakit.
36. Peminjaman Dokumen Rekam medis hanya diperuntukan sebagai:
a. Penelitian tentang suatu kesehatan pasien (oleh dokter DPJP pasien dan Komite
Medik).
b. Pendidikan (mendapat izin tertulis dari direktur).
c. Hukum (membawa bukti dari pengadilan dan mendapat izin tertulis dari direktur).
d. Setiap Petugas Rekam Medis wajib simpan rahasia pasien:
1) Data Sosial pasien.
2) Diagnosa Penyakit dan tindakan medis yang dilakukan terhadap pasien.
43. Rumah Sakit menentukan otoritas dalam memberikan asuhan terkait dengan kasus
pasien:
a. Dokter DPJP pasien.
b. Dokter jaga.
c. Perawat yang bertugas.
d. Petugas Fisioterapi.
b. Petugas Gizi.
46. Pengisian formulir Rekam Medis sesuai dengan petunjuk teknis pengisian
Rekam Medis.
47. Unit Rekam medis melakukan orientasi terhadap setiap pegawai baru sesuai dengan
ketentuan rumah sakit.
48. Penyimpanan Berkas Rekam Medis pasien rujukan bidan di simpan di bindek sesuai
tanggal masuk pelayanan.
49. Penyimpanan Berkas rekam medis Bayi Baru Lahir yang tidak ada kasus tertentu.
50. Berkas penyimpanannya di simpan dib index sesuai tanggal lahir, terkecuali bayi lahir
ang control kembali berkas rekam medisnya bayi lahirnya dicari dan dijadikan satu.
BAB II STANDAR KETENAGAAN
D-III Lainnya 3 0 3 0
Jumlah 15 3 12
B. Distribusi Ketenagaan
NO JABATAN JUMLAH
1 Kepala Instalasi Rekam Medis 1 Orang
2 Petugas Pelaporan 2 Orang
3 Petugas entri data 13 Orang
C. Uraian Tugas
1. Kepala Instalasi Rekam Medis
a. Persyaratan
1) Minimal D3 Rekam Medis dengan pengalaman kerja dibidang rekam
medis > 3 (tiga) tahun.
2) Sehat Jasmani dan rohani.
b. Tanggung jawab
b. Tanggung Jawab
Bertanggung jawab kepada Kepala Instalasi Rekam Medis atas kelancaran
pelaksanaan pelayanan sebagai berikut :
1) Terlaksananya fungsi-fungsi manajemen Rekam Medis Rumah Sakit.
2) Rekam medis semua pasien rumah sakit terdokumentasi secara tertib
dan akurat.
3) Terciptanya SDM yang berkualitas dan cepat tanggap terhadap
perubahan dengan berorientasi kepada kepuasan pelanggan.
4) Terciptanya suasana dan budaya kerja yang kondusif untuk mendukung
terwujudnya pelayanan prima Rekam Medis dan pendaftaran rumah
sakit secara profesional, cepat, tepat dan terkoordinasi.
c. Wewenang
Dalam melaksanakan tugasnya, staf rekam medis sebagai berikut :
1) Mengajukan usulan kegiatan dan rencana anggaran untuk kebutuhan di
Instalasi Rekam Medis dan Pendaftaran.
2) Memberi usulan kepada atasan dalam menentukan kebijakan
operasional di unit Rekam Medis.
3) Bekerjasama dengan instalasi lain untuk upaya peningkatan mutu dan
pengembangan bidang Rekam Medis atas persetujuan direktur.
d. Uraian Tugas
1) Menerima pendaftaran rawat jalan pasien baru dan pasien lama.
D. Pengaturan Jaga
Pelayanan rekam medis dilakukan 2 (dua) shift setiap harinya dan khusus
untuk pendaftaran pasien rawat jalan dilakukan 1 (satu) shift serta untuk Kepala
Instalasi Rekam Medis reguler.
1. Reguler
Pagi : Jam 08.00 s.d 16.00 WIB
2. Pendaftaran pasien rawat jalan
Pagi : Jam 08.00 s.d 16.00 WIB
3. Pendaftaran pasien rawat inap dan pasien IGD
Pagi : Jam 08.00 s.d 17.00 WIB
Malam : Jam 17.00 s.d 08.00 WIB
A. Denah Ruang
Tempat Pengelola
Rekam Medis
Ruang
Penyimpanan
Rekam Medis
KASIR
ADMISSIO
N
Tempat Pelaporan
B. Standar Fasilitas
Berdasarkan pedoman teknis sarana dan prasarana rumah sakit, kebutuhan
fasilitas untuk bagian rekam medis dapat dijabarkan dalam table berikut :
No Nama Ruangan Fungsi Besaran Fasilitas
Ruang/Luas
1 Ruang Rekam Medis Tempat Lemari berkas,
penyimpanan berkas AC,
rekam medis (rawat
jalan, rawat inap Meja kantor
dan IGD) meliputi 1 set komputer,
informasi tentang 1 set printer.
identitas pasien,
diagnosis,
perjalanan penyakit,
proses pengobatan
dan tindakan medis
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
1. Pasien baru
a. Pasien yang datang dengan perjanjian atau pasien yang datang tidak dengan
perjanjian (atas kemauan sendiri).
Baik pasien dengan perjanjian maupun pasien yang datang tanpa perjanjian,
akan mendapat pelayanan di registrasi.
b. Pasien datang dengan perjanjian akan langsung dipersilahkan menuju
poliklinik yang dimaksud karena rekam medisnya telah disiapkan oleh
petugas. Pasien yang datang tidak dengan perjanjian (atas kemauan sendiri),
mengambil nomor antrian sesuai jaminan pelayanan yang akan digunakan
dan mempersiapkan persyaratan yang dibutuhkan. menunjukan nomor
rekam medis dan tujuan berobat, pasien dipersilahkan menunggu poliklinik
yang dimaksud, sementara rekam medisnya dimintakan oleh petugas
registrasi ke bagian penyimpanan berkas rekam medis. Setelah rekam
medisnya dikirim ke poliklinik, pasien akan mendapat pelayanan di
poliklinik dimaksud.
3. Pasien Darurat Gawat
a. Berbeda dengan prosedur pelayanan pasien baru dan pasien lama yang
biasa, disini pasien ditolong terlebih dahulu baru penyelesaian
administrasinya, meliputi pendaftaran pasien baik baru maupun ulang
seperti pasien datang tidak dengan perjanjian. Di rumah sakit pendaftaran
pasien darurat gawat dilakukan di Instalasi Gawat Darurat untuk
Pasien/Keluarga
Mendaftar
Tempat Pendaftaran
Poliklinik/IGD
Pasien Pulang
Selesai
Indentitas merupakan data awal atau data yang pertama kali di catat
oleh petugas pelayanan kesehatan. Dalam pelayanan kesehatan, informasi
demografi merupakan informasi yang diperlukan dalam pengisian data dasar
indentitas diri seorang pasien.
Menurut Buku pedoman Manajemen Informasi Kesehatan Revisi
Juknis penyelenggaraan rekam medis Rumah Sakit (1991) dan pedoman
pengelolaan rekam medis rumah sakit di Indonesia (1994,1997) pada BAB 6
Tn Xfl untuk pasien tanpa identitas pertama yang didaftar oleh petugas
pendaftaran yang berinisial F, Ny Xf2 untuk pasien tanpa identitas
kedua, Tn Xnl untuk pasien tanpa identitas pertama yang didaftar oleh
petugas pendaftaran yang berinisial N, dan seterusnya.
4. Pada kolom alamat diisi dengan Lokasi tempat kejadian.
5. Tanggal lahir diisi tanggal dan bulan pasien datang sedangkan
untuk tahun kelahiran diperkiraan berdasarkan perkiraan usia dan
tampilan fisik pasien.
6. Jenis kelamin diisi sesuai dengan jenis kelamin pasien.
7. Setelah identitas pasien dapat teridentifikasi maka data yang semula Tn.
X/Ny X diperbaharui sesuai dengan identitas yang sebenarnya.
8. Melakukan identifikasi diantaranya :
1) Rambut : warna (hitam, coklat, putih, lain-lain),
bentuk (lurus, berombak, kriting, lain-lain), ukuran
(panjang, sedang, pendek).
f. Penulisan Nama
1. Ketentuan Umum
1) Nama yang dipakai pasien adalah nama pasien sendiri sesuai dengan
kartu identitas pasien
2) Untuk menghindari kesulitan penagihan, nama yang dipakai untuk
pasien rekanan adalah nama yang tertera pada surat pengantar / buku
Bagi bayi barn lahir biasanya belum diberi nama oleh orang tuanya,
sehingga penulisan nama bayi baru lahir menggunakan nama ibunya
Contoh
Nama Ibu : Dian Setyaningsih Ny Nama
Ibu : Nindha Lailatusy-syifa Ny Diindeks
Nama Bayi : Dian Setyaningsih By Ny
Contoh :
6. Suku kata nama yang disingkat pada saat penulisan nama pasien.
7. Nama pasien dengan minimal dua suku kata dan memiliki awalan kata
"Muhammad" dan ejaan sejenisnya dalam sistem penamaan disingkat
menjadi huruf "M". Hal ini untuk mempermudah pencarian data pasien
berdasarkan nama, karena kata "Muhammad" dapat ditulis dalam ejaan
yang berbeda beda.
Jika nama pasien hanya
Untuk lebih meningkatkan informasi dalam rekam medis, petugas
rekam medis harus membuat koding sesuai dengan klasifikasi yang tepat.
Pengkodean di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Aceh Besar
telah menggunakan fasilitas komputer artinya terdapat program aplikasi
yang memuat kode-kode penyakit. Istilah atau nama penyakit tidak sama
sebagaimana nama atau istilah penyakit yang terdapat dalam ICD 10.
Ketentuan ini dibuat untuk mempermudah kelancaran pelayanan dan
pekerjaan petugas.
Istilah atau penyakit yang pernah terjadi di Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Aceh Besar dibahas dalam Panitia Rekam Medis
kemudian dibuat kode ICD nya dan diajukan ke Direktur untuk ditetapkan
dalam penggunaan
Istilah tersebut.
Istilah atau penyakit yang telah ditetapkan tersebut dimasukkan
dalam database program aplikasi pengkodean.
Petunjuk teknis dalam penggunaan program aplikasi pengkodean
6. Piih baru (jika diagnosa tersebut adalah kasus baru bagi pasien, dan
pilih lama jika diagnosa tersebut adalah kasus lama bagi pasien atau
pernah di derita oleh pasien.
7. Petunjuk teknis ini juga berlaku untuk entry kode tindakan sesuai
dengan
ICD 9.
7. Indeksing
Pengertian Indeks Utama Pasien adalah satu kartu katalog yang berisi
nama semua pasien yang pernah berobat di RS Pendidikan USK.
Informasi yang ada dalam kartu indek ini adalah :
1) Isi Indeks Pasien : Nama lengkap, Nomor Rekam medis, jenis
kelamin, umur atau tanggal lahir, nama ayah/Ibu, Pekerjaan Tanggal
masuk, hasil, dokter
Kegunaan indeks pasien adalah kunci untuk menemukan berkas
rekam medis seorang pasien.
2) Cara Penyimpanan :
b. Tahap record aktif, pada tahap ini frekuensi penggunaan record masih
tinggi. Dibutuhkan lebih cepat dalam mengakses.
c. Tahap record Inaktif, pada tahap ini tetap disimpan karena alasan
aspek hukum dan digunakan untuk referensi.
b. Tahap pemusnahan, terjadi karena organisasi tidak lagi membutuhkan
dan tidak digunakan untuk masalah legalitas.
Alur rekam medis rawat jalan adalah sebagai berikut :
2) Assembling ( Perakitan )
SIMBOL ARTI
+ Meninggal
≠ Tidak
♂ Laki-Laki
♀ Perempuan
U/ω
- Negatif / Belum Dilaksanakan
/R Ritonavir Dosis Rendah Sebagai Booster
+ Positif / Dilaksanakan
3D Tiga Dimensi
4D Empat Dimensi
Bagian Bawah Sudah Masuk Panggul
Letak Sungsang
3) Tuberkulosis positif
15 AFF Lepas
16 AGN Acut Glomerulo Nephritis
17 AI Aortic Insuffisient
18 AIDS Acquired Immune Deficiency Syndrome
19 AIHA Auto Immune Hemolitic Anemia
20 AIP Acute Infective Polyneuritis
21 AKS Aktivitas Keseharian
22 ALL Acute Lymphositic Leukimia
23 ALR Anterior Lameral Reposition
24 ALS Amyotropic Lateral Sclerosis
25 ALT Alanine Aminotransferase
26 AMD/ARMD Agenda Related Macular Degeneration
27 AMI Acute Myocard Infract
28 AMP Austin More Prothese
29 Amp Ampule
30 AN Anak
31 An Anaesthesi
32 ANC Antenatal Care
33 ANT Anterior
34 AP Antero Posterior
35 APAC Acute Primary Angel Closed
36 APG Antegrade Pyelography
37 An Anaesthesi
38 APP Appendisitis
39 APS Atas Permintaan Sendiri
40 AR Aortic Regurgitation
41 ARDS Adulf Respiratory Distres Syndrome
42 ARF Acute Renal Failure
43 ARHD Acute Rheumatic Heart Disease
44 ART Antiretroviral Therapy
45 ARV Antiretroviral
46 AS Aortic Stenosis
47 ASD Atrial Septial Defect
48 ASH Asymetical Septal Hypertrophy
49 ASHD Athero Sclerotic Heart Disease
55 ATV Atazanavir
56 AV Arteriovenous
64 BB Berat Badan
69 BBR Bubur
70 BC Balance Cairan
72 BD Bank Darah
73 BE Breathing Exercise
80 BRPN Bronchopneumonia
83 BU Bising Usus
84 C Cylinder
85 C Cendok Makan
86 Ca Carsinoma
94 CAPL Caplet
95 CAPS Capsul
190 GO Gonorrhoe
191 GP Gangren Pulpa
192 GPA Gravid, Partus, Abortus
193 GR Gangren Radix
194 GTT Guttae
195 H Hodge
196 H Hamil (Obstetri)
197 H/I Hari Ini
198 HAART Highly Active Antirettroviral Therapy
199 HALs Healthcare Associated Infection
200 HBV Hepatitis B Virus
201 HCV Hepatitis C Virus
202 HD Haemodialisa
203 HF Heart Failure
204 HHD Hypertensive Heart Disease
205 HIL Hernia Ingunialis Lateralis
206 HIV Human Immunodeficiency Virus
207 HM Haemoroid
208 HMD Hyaline Membran Disease
209 HNP Hernia Nucleus Pulposus
210 Hp Hari Perawatan
211 HP Hiperemi Pulpa
212 HPHT Hari Pertama Haid Terakhir
213 HPL Hari Perkiraan Lahir
214 HPP Haemorhaghic Post Partum
215 HPPII Himpunan Perawat Pengendali Infeksi
Indonesia
216 HSG Histero Salfingiografi
217 HT Hypertensi
218 IADP Infeksi Aliran Darah Primer
219 Ic Intra Cutan
220 ICH Intra Cerebral Haemorrhagic
325 Nn Nona
335 NY Nyonya
336 O2 Oksigen
366 Pb Plumbum
383 PH Pinhole(Mata)
407 PS Pasien
417 PX Pemeriksaan
421 R Right
422 R/ Resep
449 S Suhu
450 S Speris(Mata)
502 Tb Tuberculosis
508 TE Tonsilektomy
512 TG Trigliserid
515 Th Tahun
516 Th Terapi
528 TN Tuan
567 X Axis
a. Prosedur Umum
Dokter :
b) Pencatatan di
IGD Dokter :
1. Mencatat anamnesa, hasil pemeriksaan,
diagnosa, terapi dan tindakan yang dilakukan
pada berkas rekam medis IGD dan mencatat
formulir DMK 2 sebagaimana prosedur
kewenangan pengisian berkas rekam medis.
c) Pencatatan di Rawat
Inap Perawat :
1. Mengisi rekam medis/asuhan keperawatan dengan
lengkap.
2. Mengusulkan perawatan pasien kepada dokter
dan mencatat pengamatan mereka kedalam lembar
Cattan Perkembangan Pasien Terintegrasi (CPPT)
serta membubuhkan tanda tangan dan nama terang
pada form tersebut.
(2) Nama
(3) Alamat
(4) Umur
(5) Jenis dan kode bencana
(6) Waktu kejadian bencana.
(7) Lokasi/ wilayah terjadinya bencana
(8) Sarana transportasi ke rumah sakit
a. Pencatatan bagi :
Dokter :
Perawat :
Perawat
7) Ringkasan Penyakit
3. Informed Consent
1) Otopsi
2) Kematian yang tidak wajar, Death on Arrival dan atau dengan adanya
surat permintaan pemeriksaan dalam (otopsi) dan kepolisian
b. Pemeriksaan dalam pada korban/jenazah dapat dilakukan di Rumah
Sakit Islam Jemursari Surabaya.
2) Adopsi
1. Berkas Rekam Medis milik rumah sakit dan tidak boleh keluar dari rumah sakit.
2. Permintaan Resume Medis harus oleh pasien sendiri. Apabila diwakilkan
harus dengan Surat Kuasa bermaterai 6000.
3. Untuk pasien anak (usia < 14 tahun), permintaan Resume Medis bisa oleh orang
tuanya tanpa Surat Kuasa dengan melampirkan fotocopy kartu keluarga.
4. Pelayanan permintaan Resume Medis selesai maksimal dalam waktu 3 hari. Jika
dokter yang merawat berhalangan hadir dalam waktu tersebut, maka blangko
dapat diisi oleh dokter lain yang berwenang yaitu :
a. Dokter lain yang pernahmerawat/memeriksa.
b. Dokter jaga ruangan.
Prosedur mengenai permintaan surat keterangan medis terbagi menjadi dua yaitu ;
1. Permintaan informasi medis pasien
a. Permohonan diajukan secara tertulis baik oleh perorangan atau instansi
dengan disertai tanggal permintaan nama terang pangkat Nrp untuk instansi
dibubuhi stempel.
b. Permohonan ditujukan ke pimpinan rumah sakit melalui Bagian
kesekretariatan.
c. Selanjutnya persetujuan ditentukan oleh Direktur rumah sakit, melalui
jawaban tertulis yang ditujukan kepada instansi yang bersangkutan.
d. Data / informasi kesehatan dapat diminta di bagian rekam medis berdasankan
kesepakatan dan persetujuan pimpinan rumah sakit.
e. Pemohon diharap menandatangani buku ekspedisi, sebagai bukti bahwa
bagian rekam medis telah memberikan data/informasi kesehatan yang sesuai
dengan permintaan dan persetujuan pimpinan.
Prosedur yang terkait dengan pembuatan Visum Et Repertum adalah sebagai berikut
:
a. Pihak Kepolisian
1. Mengajukan permintaan VER secara tertulis (SPVR) Mencatat
permintaan Visum pada buku register VER.
2. Mengambil hasil VER untuk proses persidangan.
b. Dokter
1. Memeriksa kondisi pasien.
2. M e m bu a t Vi su m s e sua i d e n ga n S P VR ya n g d i aj u k an o l e h p ih a
k kepolisian pada program Visum.
3. Menandatangani visum yang telah di print oleh petugas rekam medis.
7. Penulisan Diagnosis
Penulisan diagnosis mengacu pada klasifilcasi penyakit yang diterbitkan oleh
WHO yaitu ICD 10, sedangkan untuk tindakan kedokteran menggunakan ICD
9 CM. Database penyakit yang ada di RSP USK adalah diagnose atau tindakan untuk
kasus yang sering muncul dan yang ada di RSP USK. Database akan selalu
diperbarui seiring penambahan kasus baru yang muncul.
Sistem pengkodean ini telah ditetapkan dalam daftar singkatan yang digunakan di
RSP USK dan telah terkode sesuai dengan ICD 10. Pencatatan dan pengisian yang
terkait dengan adanya penulisan diagnosis terletak pada:
1. Berkas rekam medis elektronik pada rawat jalan dan instalasi gawat darurat. Untuk
penulisan diagnosa dan tindakan kedokteran pada berkas rekam medis rawat
jalan dan instalasi gawat darurat telah menggunakan data base penyakit dengan
istilah yang biasa digunakan di RSP USK sedangkan untuk pengkodean
mengacu pada kode WHO ICD 10 dan ICD 9 CM.
2. Berkas rekam medis rawat inap.
Penulisan secara manual pada berkas rekam medis rawat inap yang terdiri dan
diagnosa awal, diagnosa utama, diagnosa kerja, diagnosa komplikasi dengan
ketentuan yang sama dengan database penyakit dan singkatan yang telah baku
digunakan di RSP USK.
3. Penulisan diagnosa pada berkas summary /ringkasan penyakit elektronik
menggunakan database yang sama dengan rawat jalan.
e. Apabila suatu rekam medis diminta untuk dibawa kepengadilan maka dilayani
dengan memberikan copy berkas rekam medis.
f. Apabila Pengadilan dalam hal ini yang berwenang adalah Hakim meminta berkas
rekam medis ash untuk pembuktian maka dibuatkan Berita Acara Penyerahan dan
tanda terima harus diminta dan disimpan di dalam berkas rekam medis dan jangan
sampai berkas rekam medis yang ash tersebut tidak kembali. Selain itu, pihak rtunah
sakit harus tetap memiliki copy berkas rekam medis tersebut.
Prosedur dan petunjuk teknis peminjaman berkas rekam medis adalah sebagai berikut: a.
Peminjaman Untuk Kepentingan Rumah Sakit
1. Petugas rekam medis menanyakan keperluan peminjaman berkas rekam medis.
2. Apabila meragukan atau bukan untuk kepentingan internal maka petugas rekam
medis menolak permintaan peminjaman berkas tersebut dan mengarahkan
untuk peminjaman berkas sesuai dengan prosedur peminjaman berkas rekam
medis untuk kepentingan pihak luar.
3. Peminjam mengisi buku Peminjaman Berkas Rekam Medis dengan
mencantumkan : Tanggal Peminjaman, Nama Peminjam, Keperluan Peminjaman
Berkas, Batas waktu peminjaman, Tanda Tangan Peminjam.
4. Petugas rekam medis mengganti Berkas yang keluar dari rak dengan Tracer yang
berisi tanggal peminjaman, nama peminjam, keperluan peminjaman berkas dan
tanda tangan petugas rekam medis. Setelah berkas ditemukan petugas rekam
medis menandatangani bukti peminjaman (berkas keluar dan rak penyimpanan)
pada buku peminjaman berkas rekam medis.
5. Petugas mengentry data pada program peminjaman berkas rekam medis.
6. Peminjam mengembalikan berkas yang telah selesai dipinjam ke Instalasi Rekam
Medis bagian Filling dengan mencantumkan tanggal pengembalian, tanda tangan
peminjam pada buku Peminjaman Berkas Rekam Medis.
7. Petugas rekam medis menerima berkas rekam medis dan mengkoreksi jumlah
berkas yang kembali dengan jumlah data permintaan berkas pada buku
peminjaman berkas, apabila jumlah berkas dan data telah sesuai, petugas rekam
medis menandatangani penerimaan berkas pada buku peminjaman dan
mengembalikan berkas rekam medis sesuai dengan ketentuan penyimpanan
berkas. Petugas rekam medis kemudian mengentry kembali tanggal pengembalian
berkas pada program peminjaman berkas rekam medis.
f. Tidak semua pegawai rumah sakit dapat mengakses rekam medis baik
manual maupun elektronik (MRE) yang telah diinput ke komputer,
sedangkan petugas yang diberi kewenangan mengaksesnya harus dapat menjaga
kerahasiaan file rekam medis.
Pelepasan Informasi
Pelepasan informasi medis adalah prosedur melepaskan, membeberkan atau
mengungkapkan data atau informasi medis pasien untuk kepentingan pasien dan
kepentingan lainnya yang tidak merugikan pasien yang telah diatur oleh undang -
undang Pelepasan informasi medis harus memenuhi kaidah :
1. Kaidah autonomy bahwa pasienlah yang memutuskan boleh atau tidaknya akses
terhadap informasi kesehatannya, bukan pasangannya ataupun pihak ketiga .
2. Kaidah beneficence bahwa informasi hanya diungkapkan kepada individu yang
membutuhkannya dalam rangka melakukan perbuatan yang menguntungkan
atau untuk kepentingan pasien (misalnya kepada perusahaan asuransi dalam rangka
pembayaran klaim)
Selain kaidah diatas juga terdapat kaidah umum terkait dengan pemberian informasi
rekam medis pasien yaitu :
1. Setiap informasi yang bersifat medis yang dimiliki oleh rumah sakit tidak boleh
disebarkan oleh pegawai rumah sakit, kecuali bila pimpinan rumah sakit
mengijinkan.
2. Rumah sakit tidak boleh dengan sekehendaknya menggunakan rekam medis dengan
cara yang dapat membahayakan kepentingan pasien, kecuali jika rumah sakit itu
sendiri yang akan menggunakan rekam medis tersebut bila perlu untuk melindungi
dirinya atau mewakilinya.
3. Para asisten dan dokter yang bertanggung jawab dapat berkonsultasi dengan bagian
rekam medis sehubungan dengan pencatatan berkas rekam medis pasien yang
dirawat.
4. Dokter tidak diperkenankan memberikan resume medis pasien yang dirawat secara
langsung kepada perusahaan asuransi atau badan lain. Permintaan resume dan surat
keterangan medis diatur dalam prosedur permintaan resume medis di bagian rekam
medis.
5. Informasi rekam medis hanya boleh dikeluarkan dengan surat kuasa
bermaterai yang ditanda tangani oleh pasien (walinya jika pasien tersebut secara
mental tidak kompeten).
1. Sistem Penyimpanan
Sistem penyimpanan Berkas Rekam Medis di RSP USK menggunakan sistem
Desentralisasi dalam arti semua berkas rekam medis disimpan dalam 2 tempat
(penyimpanan berkas rekam medis rawat jalan dan berkas rekam medis rawat inap
secara terpisah).
Semakin pesatnya perkembangan teknologi maka untuk berkas rekam medis rawat jalan
sudah menggunakan elektronik sehingga tersimpan langsung di server dengan prosedur
backup data minimal setiap hari dalam bentuk CD yang disimpan oleh Instalasi EDP
(Elektronic Data Prosessing) atau SIRS (Sistem Informasi Rumah Sakit).
Karena RSP USK menggunakan sistem komputerisasi tanpa berkas (Paper less)
untuk rekam medis pasien rawat jalan, maka sistem penyimpanan berkas hanya pada
berkas rekam medis rawat inap pasien. Berkas rekam medis lama untuk pasien rawat
jalan dan surat rujukan rawat jalan dialihkan menjadi soft file dengan cara
dilakukan scan. Sedangkan untuk berkas pasien ODS (One Day Surgery) di simpan
tersendiri di dalam odner untuk kemudian di scan setelah dilakukan evaluasi mengenai
kelengkapan dan entry diagnosa.
Kelebihan dan sistem penyimpanan desentralisasi ini adalah:
1. Efisiensi waktu sehingga pasien mendapat pelayanan lebih cepat.
2. Beban kerja yang dilaksanakan petugas lebih ringan.
2. Sistem Penjajaran
Sistem Penjajaran adalah sistem yang mengatur tata cara penyusunan berkas rekam
medis didalam rak penyimpanan dengan tujuan agar berkas rekam medis mudah
dicari dan diambil kembali. Sistem Penjajaran yang digunakan oleh Bagian Rekam
Medis RSP USK adalah Terminal Digit Filling System yaitu Sistem Angka Akhir yang
telah dimodifikasi, sehingga berbeda dengan standar yang digunakan.
Cara penggunaan sistem ini adalah menggunakan 6 digit angka (sebagaimana
dalam pembuatan nomor rekam medis), yaitu dikelompokkan menjadi 3 kelompok
masingmasing terdiri dari 2 angka. Angka pertama adalah kelompok 2 angka yang
terletak paling kanan atau paling bawah (jika susunan angka vertikal), angka kedua
adalah kelompok 2 angka yang terletak paling kiri atau paling atas dan angka ketiga
adalah kelompok 2 angka yang terletak ditengah. Perbedaan dengan standar yang
digunakan adalah kebalikan pada 2 angka tengah dan 2 angka paling kiri atau paling
atas. Susunan tersebut dapat dicontohkan sebagai berikut
00 01 00
Angka kedua Angka ketiga Angka pertama
Secondary digits Tertiary digits Primary digits
4. Penomoran
Pada deretan berkas rekam medis yang disimpan baik di dalam rak filling maupun di
dalam Odner diperlukan suatu cara/metode agar berkas rekam medis mudah diketahui
tempat/kelompok penyimpanannya yaitu dengan metode Penomoran, dalam arti
memberikan tanda penunjuk yang berupa angka/nomor pada rak-rak atau odner
penyimpanan. Dengan sistem penjajaran terminal digit memberikan kemudahan dalam
memberikan penunjuk rak yaitu dengan menggunakan 2 digit terakhir atau primary digit
pada rak atau odner karena primary digit adalah acuan pengelompokan file, sehingga
dengan memberikan kode angka primary digit pada setiap rak dan odner akan
mempermudah dan mempercepat pekerjaan menyimpan dan menemukan rekam medis.
Contoh penunjuk :
Yang diletakan pada petunjuk 00 adalah berkas rekam medis dengan nomor sebagai
berikut:
Berkas rekam medis di RSP USK dikatakan In-Aktif apabila tidak ada kunjungan dalam
jangka waktu 2 tahun terakhir setelah pasien berobat atau dipulangkan. Berkas rekam
medis In-Aktif disimpan selama 3 tahun di ruang penyimpanan inaktif untuk kemudian
dimusnahkan.
1. Memindahkan arsip rekam medis inaktif dari rak aktif ke rak inaktif dengan
cara memilah pada rak penyimpanan sesuai dengan tahun kunjungan
2. Memikrofilmisasi berkas rekam medis inaktif sesuai ketentuan yang berlaku
3. Memusnahkan berkas rekam medis yang telah di mikrofilm dengan cara tertentu
sesuai ketentuan yang berlaku
4. Dengan melakukan scaner pada berkas rekam medis.
Salah satu elemen yang diperlukan dalam penyusutan berkas adalah Jadwal Retensi
Arsip (JRA). JRA yang digunakan di RSP USK semuanya memiliki ketentuan yang
sama yaitu dalam kurun waktu 2 tahun terhitung dari tanggal terakhir pasien berobat
atau dipulangkan kemudian berkas rekam medis statusnya menjadi berkas rekam medis
In-Aktif. Kemudian setelah 3 tahun in-aktif atau terhitung 5 tahun dari tanggal terakhir
kunjungan pasien maka berkas rekam medis dapat dimusnahkan. Tujuan dari pemisahan
dan penyusutan tersebut adalah :
1. Untuk mengurangi kapasitas berkas dari rak penyimpanan berkas rekam medis
aktif
2. Untuk mengakomodir keterbatasan kapasitas rak penyimpanan berkas rekam
medis aktif.
3. Berkas yang dikeluarkan dari rak penyimpanan tidak perlu diganti dengan tracer
tetapi dicatat dalam buku retensi berkas rekam medis.
4. Berkas yang telah dikeluarkan dari rak penyimpanan dialih wujudkan dalam
bentuk elektronik dengan cara di-scan
5. Berkas yang harus di scan, minimalnya adalah :
a. Berkas Poliklinik
b. Berkas IGD
c. Lembar Kematian
d. Indentifikasi bayi
Pada point 3 mengenai Daftar pertelaan berkas rekam medis, di RSP USK, daftar
pertelaan berkas menggunakan program pertelaan sebagaimana ketentuan dalam proses
penyusutan diatas. Hasil dan report tersebut sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan oleh DepKes RI. Tata cara penilaian berkas rekam medis yang telah berakhir
fungsi dan nilai gunanya adalah berkas yang telah 5 tahun in aktif. Indikator yang
digunakan untuk menilai berkas rekam medis in aktif adalah frekuensi rekam medis
digunakan untuk pendidikan dan penelitian, bernilai guna primer administrasi, hukum,
keuangan dan IPTEK, serta bernilai guna sekunder untuk pembuktian dan sejarah.
3) Penyusutan arsip
Penyusutan arsip merupakan salah satu bagian yang penting dalam pengelolaan arsip
yang meliputi pemindahan, penyerahan dan pemusnahan. Yang perlu diperhatikan
adalah adanya penyusutan terutama pemusnahan tidak mengurangi jaminan
perlindungan hak- hak yang terkandung dalam arsip tersebut.
4) Kualifikasi arsip
Arsip dapat dibedakan menjadi arsip dinamis dan arsip statis. Disebut dinamis karena
masih dipergunakan secara langsung dalam perencanaan atau penyelenggaraan
administrasi. Sedangkan arsip statis tidak lagi dipergunakan secara langsung, tetapi
disimpan untuk memudahkan penemuan kembali jika sewaktu-waktu diperlukan.
Menurut frekuensi pemakaiannya, arsip dikelompokkan menjadi tiga kategori,
yaitu : a) Arsip aktif, yaitu arsip yang masih dibutuhkan dalam operasional sewaktu-
waktu.
b) Arsip semi aktif, yaitu arsip yang masih dibutuhkan tetapi sudah berkurang
frekuensi penggunaannya.
c) Arsip inaktif, yaitu arsip yang tidak digunakan lagi dalam operasional
sehari-hari tetapi masih perlu disimpan untuk kepentingan badan usaha.
Untuk arsip aktif dapat disimpan dengan retensi 1 (satu) sampai 2 (dua) tahun; arsip
semi aktif disimpan dengan retensi 3 (tiga) sampai 5 (lima) tahun. Arsip in aktif
5 Untuk penegakan disiplin kedokteran dan etika kedokteran. Ada beberapa hal dari
rekam medis yang perlu dipahami dari aspek hukumnya secara benar, hal-hal yang
penting itu ialah : a) Bentuk dokumen rekam medis
Berdasarkan pasal 2 Permenkes 269 tahun 2008 tentang rekam medis. Dokumen
tersebut harus dibuat secara tertulis, jelas & lengkap. Atau secara electronik. Jadi bentuk
dokumen rekam medis dapat berupa 2 (dua) : kertas atau electronik. b) Kepemilikan
Rekam Medis
c) Pasal 12 ayat (1) Permenkes tentang Rekam Medis menyatakan bahwa berkas rekam
medis adalah milik sarana kesehatan (Rumah Sakit), sedangkan dalam ayat (2)
menyatakan bahwa isi dari rekam medis menjadi milik pasien. Isi rekam medis
1. Hanya petugas rekam medis yang diijinkan masuk ruangan berkas Rekam Medis.
2. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh isi rekam medis untuk badan
/perorangan, kecuali ada ijin tertulis dari pasien dan/atau sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
3. Selama pasien dirawat di instalasi rawat inap maka data Rekam Medis
menjadi tanggungjawab perawat ruangan dan perawat ruangan wajib menjaga
kerahasiaan isinya. Dokter tidak berhak memberikan persetujuan kepada
badan/perorangan lain untuk memperoleh data/isi dari Rekam Medis. Peminjaman
Rekam Medis harus memenuhi syarat: 1. Untuk keperluan riset, pendidikan dan
keperluan lainnya, penggunaan data Rekam Medis harus dikerjakan di ruang
Rekam Medis, dengan telah mendapat ijin dari Direktur dan harus dilakukan sesuai
prosedur tetap yang berlaku.
2. Bila pasien mendapat perawatan lanjutan dari Rumah Sakit lain, berkas Rekam
Medis tidak boleh dikirim atau dibawa, tetapi cukup diberikan salinan resume akhir
saja.
3 Atas permintaan pengadilan, dengan Surat Kuasa Khusus tetulis dan direktur Rumah
Sakit, petugas Rekam Medis harus melakukan ikhtiar agar pengadilan menerima
salinan fotocopy Rekam Medis yang dimaksud. Apabila hakim meminta yang sah,
petugas Rekam Medis/wakil Rumah Sakit harus meminta tanda terima dari
pengadilan. Fotocopy Rekam Medis dan tanda terimanya disimpan sampai data Rekam
Medis yang sah dikembalikan oleh pengadilan. Berdasarkan ketentuan diatas, Rumah
Sakit berkewajiban untuk :
memberikan isi Rekam Medis kepada pasien jika diminta, baik dalam bentuk lisan,
salinan pada lembaran kertas maupun fotocopy; menyimpan berkas dengan baik sebab
di dalamnya terdapat data tentang pasien yang sewaktu-waktu diperlukan; menjaga dari
LAMA
PENYIMPANAN PENYIMPANAN MEDI
NO JENIS DOKUMEN ARSIP KERTAS PENGALIHAN KE A
ELEKTRONIK DAN
ARSIP SELAMA
MASA
LAMA
PENYIMPANAN PENYIMPANAN MEDI
NO JENIS DOKUMEN ARSIP KERTAS PENGALIHAN KE A
ELEKTRONIK DAN
resume medis pasien. dengan mengacu surat edaran
ARSIP SELAMA
MASA
LAMA
PENYIMPANAN PENYIMPANAN MEDI
NO JENIS DOKUMEN ARSIP KERTAS PENGALIHAN KE A
ELEKTRONIK DAN
LAMA DAN
PENYIMPANAN PENYIMPANAN
a. Perjanjian
kerjasama pelayanan waktu perjanjian. dimusnahkan setelah
ARSIP SELAMA
MASA
LAMA
PENYIMPANAN PENYIMPANAN MEDI
NO JENIS DOKUMEN ARSIP KERTAS PENGALIHAN KE A
ELEKTRONIK DAN
i. Surat masuk diajukan pemusnahan ke
dari
LAMA
PENYIMPANAN PENYIMPANAN MEDI
NO JENIS DOKUMEN ARSIP KERTAS PENGALIHAN KE A
ELEKTRONIK DAN
selama 10 tahun.
Selain tabel JRA tersebut, rumah sakit juga bisa membuat kebijakan retensi
sesuai dengan kebutuhan rumah sakit tersebut. Rumah sakit pendidikan
umumnya akan meretensi (menyimpan) berkas rekam medisnya lebih lama, baik
yang aktif maupun inaktif. Yaitu diantaranya sebagai berikut :
1. Berkas rekam medis kasus hukum (medikolegal), misalnya kasus
pembunuhan; penganiayaan; pemerkosaan; pengguguran kandungan, hams diretensi
minimal 20 tahun sebagai berkas aktif.
2. Kasus-kasus tertentu yang sangat bernilai, misalnya kasus HIV/AIDS;
operasi pemisahan kembar siam; operasi penyesuaian organ kelamin (gender
reassigment); SARS; flu burung; dan sebagainya, umumnya akan disimpan
selamanya karena memiliki nilai keilmuan kedokteran yang masih terus
berkembang. Berkas-berkas rekam medis seperti ini tidak dimusnahkan dan akan
terus diretensi, atau disebut juga diabadikan, namun bentuk dokumennya
dapat dialihwujudkan ke media elektronik (scan dokumen). e. Sistem Pemusnahan
Dokumen Rekam medis
1) Tujuan dari pemusnahan
a) Mengurangi beban penyimpanan dokumen rekam medis.
b) Mengabadikan formulir-formulir rekam medis yang memiliki nilai guna.
Tata cara/prosedur pemusnahan dokumen rekam medis adalah suatu proses atau
aturan urutan kegiatan berdasarkan metode tertentu yang ditetapkan oleh rumah sakit
dalam melaksanakan pemusnahan dokumen rekam medis yang telah berakhir
fungsinya dan tidak memiliki nilai guna dengan kegiatan yang terdiri dan
pembuatan tim pemusnah, pembuatan daftar pertelaan, cara pemusnahan,
pelaporan hasil pemusnahan. f. Tata cara dalam Pemusnahan dokumen rekam
medis
1) Pembuatan Tim Pemusnah yang terdiri dan Komite Medis sebagai Ketua, Kabag
Rekam Medis sebagai sekretaris, dengan beranggotakan petugas filing dan
tenaga lainnya yang terkait berdasarkan Surat Penugasan Direktur Rumah
Sakit.
2) Tim Pemusnah membuat daftar pertelaan dokumen rekam medis in aktif yang
akan dimusnahkan. Daftar pertelaan berisi tentang Nomor rekam medis,
tahun terakhir kunjungan, jangka waktu penyimpanan, diagnosis terakhir.
Bagian Rekam Medis RSP USK setiap bulan memiliki permintaan rutin berupa alat
tulis kantor dan alat rumah tangga. Permintaan bagian rekam medis terbagi dalam
barang habis pakai dalam satu bulan serta barang inventaris dala m satu tahun.
Berikut tabel permintaan barang rutin yang dilakukan oleh bagian rekam medis RSP
USK:
No Jenis barang
1 Barang habis pakai
1. Askep Umum Set 23. Kertas Kwarto KOP
2. Askep Neo Set 24. Kertas Kop Radiologi
3. Askep RB Set 25. Kertas Kop Laborat Copy
4. Gelang tangan Px RI 26. Amplop Kop Sedang
5. Dewasa Pink 27. Amplop Kop Besar
6. Dewasa Biru 28. Kertas Struk
7. Anak Pink 29. Kwitansi MR
8. Anak Biru 30. Lem Povinal
9. Form Pendaftaran Px Ber-KTP 31. Map RM
10. Form Pendaftaran Px Non KTP 32. Map Transparan
11. Kartu Berobat Barcode 33. Materai 6000
12. Buku Ekspedisi 34. Materai 3000
13. Buku Kwarto 200 35. Refill Staples Kecil
14. Bulpoint 36. Selotip Plastik Kecil
15. Bulpoint Spiral 37. Spidol Marker
16. Baterai AAA 38. Refill Toner 12A
17. Baterai Besar 39. Refill Toner 35A
18. Clip Kecil 40. Catridge Epson TMU 220
19. Clip Binder Kecil 41. Catridge Black Zebra
20. Kertas HVS Folio 42. Pita Comp TMU
21. Kertas HVS Kwarto 43. Tissue Multi
Indikator keselamatan pasien adalah suatu variabel yang digunakan untuk menilai
perubahan dalam keselamatan pasien. Risk Manajemen / Manajemen Resiko adalah suatu
pendekatan proaktif berupa kegiatan klinis dan administratif yang dilakukan untuk
mengidentifikasi, mengevaluasi, dan menyusun prioritas dalam menangani resiko cidera
terhadap pasien, staf rumah sakit dan pengunjung, serta resiko kerugian terhadap institusi
RS itu sendiri
14
PEDOMAN PELAYANAN REKAM MEDIS
5
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
Faktor-faktor yang menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja dapat digolongkan
pada tiga kelompok, yaitu : 1. Kondisi dan lingkungan kerja
2. Kesadaran dan kualitas pekerja, dan
3. Peranan dan kualitas manajemen
Dalam kaitannya dengan kondisi dan lingkungan kerja, kecelakaan dan penyakit akibat kerja
dapat terjadi bila :
1. Peralatan tidak memenuhi standar kualitas atau bila sudah aus;
2. Alat-alat produksi tidak disusun secara teratur menurut tahapan proses produksi;
3. Ruang kerja terlalu sempit, ventilasi udara kurang memadai, ruangan terlalu panas
4. atau terlalu dingin;
5. Tidak tersedia alat-alat pengaman;
6. Kurang memperhatikan persyaratan penanggulangan bahaya kebakaran dll.
14
PEDOMAN PELAYANAN REKAM MEDIS
7
Prinsip dasar upaya peningkatan mutu pelayanan adalah pemilihan aspek yang akan
ditingkatkan dengan menetapkan indikator, kriteria serta standar yang digunakan untuk
mengukur mutu pelayanan rumah sakit.
Defenisi Indikator adalah:
Adalah ukuran atau cara mengukur sehingga menunjukkan suatu indikasi. Indikator
merupakan suatu variabel yang digunakan untuk bisa melihat perubahan. Indikator yang
baik adalah yang sensitif tapi juga spesifik.
Kriteria :
Adalah spesifikasi dari indikator.
Standar :
1. Tingkat performance atau keadaan yang dapat diterima oleh seseorang yang berwenang
dalam situasi tersebut, atau oleh mereka yang bertanggung jawab untuk mempertahankan
tingkat performance atau kondisi tersebut.
2. Suatu norma atau persetujuan mengenai keadaan atau prestasi yang sangat baik.
3. Sesuatu ukuran atau patokan untuk mengukur kuantitas, berat, nilai atau mutu. Dalam
melaksanakan upaya peningkatan mutu pelayanan maka harus memperhatikan prinsip
dasar sebagai berikut:
1. Aspek yang dipilih untuk ditingkatkan
a. Keprofesian
b. Efisiensi
c. Keamanan pasien d. Kepuasan pasien
e. Sarana dan lingkungan fisik
Dimensi Mutu medis. Rekam medis harus dibuat segera dan dilengkapi
Akses dan pelayan, keselamatan, proses dan outcome
Tujuan Tergambarnya tanggung jawab dokter dalam kelengkapan
rekam medis
Definisi Rekam medis rawat inap yang lengkap adalah rekam
medis yang telah diisi lengkap oleh dokter dalam waktu ≤ 24
jam setelah selesai dirawat inap diputuskan untuk pulang,
Operasional yang meliputi identitas pasien, anamnesis, rencana asuhan,
14
PEDOMAN PELAYANAN REKAM MEDIS
9
Standar 100%
Penanggung jawab Kepala instalasi rekam medik / kasi pelayanan medik
15
PEDOMAN PELAYANAN REKAM MEDIS
0
Judul Waktu penyedian dokumen rekam medik pelayanan
rawat jalan
Pedoman pelayanan rekam medis RSP USK tersusun berdasarkan kolaborasi antara
regulasi nasional, refrensi dan implementasi dilapangan. Pedoman ini dibuat untuk
menstandarisasi proses pemberian pelayanan rekam medis dengan harapan terciptanya
pelayanan yang bermutu dan berkualitas.
Pemberian pelayanan yang berkualitas selain adanya standarisasi tata cara penyelengaraannya
juga harus dilakukannya evaluasi secara berkala apakah standar yang telah ditetapkan ini dapat
15
PEDOMAN PELAYANAN REKAM MEDIS
1
diterapkan secara maksimal atau ketidak patuhan staf terhadap standar yang dilakukan. Oleh
karenanya, tidak ada gading yang tak retak, kesempurnaan hanya milik Allah SWT semata,
sehingga pedoman ini tetap harus selalu dilakukan review secara berkala agar tercipta
pelayanan yang berkualitas secara terus menerus.
15
PEDOMAN PELAYANAN REKAM MEDIS
2