Anda di halaman 1dari 2

SYARAH HADITS SHAHIH BUKHARI

BAB HIFDZUL ‘ILMI

Oleh: Annisa Ayu Saleha – 202101052


Ilmu Hadits 1 A

A. Redaksi Hadits

:‫ َﻋ ْﻦ أَﺑِﻲ ُﻫَﺮﻳْـَﺮَة ﻗَ َﺎل‬،‫ي‬ ٍِ ٍ ِ ِ ِ ِ ِ ِ


ِّ ‫اﻟﻤ ْﻘﺒُ ِﺮ‬
َ ‫ َﻋ ْﻦ َﺳﻌﻴﺪ‬،‫ َﻋ ِﻦ اﺑْ ِﻦ أَﺑﻲ ذﺋْﺐ‬،‫ َﺣ ﱠﺪﺛَﻨﻲ أَﺧﻲ‬:‫ ﻗَ َﺎل‬،‫ﻴﻞ‬
ُ ‫َﺣ ﱠﺪﺛـَﻨَﺎ إ ْﺳ َﻤﺎﻋ‬
ِ ِ ِ ِ ْ‫" ﺣ ِﻔﻈ‬
َ ‫ ﻓَﺄَﱠﻣﺎ أ‬:‫ﺻﻠﱠﻰ اﻟﻠﻪُ َﻋﻠَْﻴﻪ َو َﺳﻠﱠ َﻢ ِو َﻋﺎءَﻳْ ِﻦ‬
َ ‫ َوأَﱠﻣﺎ‬،ُ‫َﺣ ُﺪ ُﻫ َﻤﺎ ﻓَـﺒَـﺜَـﺜْـﺘُﻪ‬
ُ‫اﻵﺧ ُﺮ ﻓَـﻠَ ْﻮ ﺑَـﺜَـﺜْـﺘُﻪ‬ َ ‫ﺖ ﻣ ْﻦ َر ُﺳﻮل اﻟﻠﱠﻪ‬
ُ َ
" ‫ﻮم‬ ِ
ُ ُ‫ﻗُﻄ َﻊ َﻫ َﺬا اﻟﺒُـ ْﻠﻌ‬
Telah menceritakan kepada kami Ismail, ia berkata, telah menceritakan kepadaku
saudaraku dari Ibnu Abu Dzi’b dari Sa’id al-Maqburi dari Abu Hurairah berkata,
“Aku menghafal dua kantung ilmu (hadits) dari Rasulullah ‫ﷺ‬. Yang satu aku
sebarkan dan sampaikan, yang satu lagi sekiranya aku sampaikan maka akan
terputuslah tenggorokan ini.”
B. Takhrij Hadits
Hadits di atas terdapat shahih Bukhari kitab Fadlu al-‘Ilmu , bab Hifdzu al-‘Ilmi,
juz 1, no 120.
C. Makna Ijmali
Al-Utsaimin dalam syarahnya menjelaskan, lafadz hadits yang menguatkan judul
bab ini adalah “aku menghafal dua kantung ilmu dari Rasulullah.”

Lafazh ‫ِو َﻋﺎءَﻳْ ِﻦ‬ (dua kantung) maksdunya adalah dua jenis ilmu. Abu Hurairah

menggambarkan dua jenis ilmu tersebut, pertama ilmu-ilmu syari’at yang telah ia
ajarkan dan sebar luaskan, kedua hadits-hadits yang menjelaskan tentang keadaan
masa kepemimpinan yang buruk dimana ia menunda penyampaiannya. Bukan berarti
ia menyembunyikan ilmu, tetapi karena ia takut terjadi fitnah kepada dirinya mau pun
orang lain.
Hadits ini tidak bertentangan dengan hadits sebelumnya yang mengatakan bahwa
Abu Hurairah tidak menulis ilmu. Karena maksud dari hadits ini adalah ia

1
mengahafalkan ilmu tersebut, tidak menulisnya. Dan seandainya ilmu tersebut di
tuangkan ke dalam tulisan, niscaya akan memenuhi dua kantung. Dan menurut syekh
Utsaimin, bisa jadi Abu Hurairah mendiktekan hadits yang ia hafal kepada orang yang
dipercaya untuk menulis hadits tersebut.

Lafazh ‫ﻗُ ِﻄ َﻊ‬ maknanya adalah dipotong ‫ﻮم‬


ُ ‫اﻟﺒُـ ْﻠ ُﻌ‬ maknanya tenggorokan. Ini

mengisyaratkan pembunuhan. Sebagian ulama berpendapat bahwa satu kantung yang


belum Abu Hurairah sebarkan berisi tentang penjelasan nama-nama pemimpin yang
zhalim dan tentang kondisi pemerintahan di masa mereka. Abu Hurairah sempat
menjelaskan sedikit tentang mereka, tetapi ia tidak melanjutkannya karena khawatir
nyawanya terancam.
Ibnu al-Munayyir berppendapat bahwa maksud dipenggal yang disebutkan Abu
Hurairah dalam hadits ini adalah orang-orang zhalim akan memenggal kepadanya jika
mereka mendengar aib yang mereka buat dan kesesatan yang mereka lakukan.
Ada pun ulama yang lain berpendapat bahwa ilmu yang belum disampaikan oleh
Abu Hurairah adalah berkaitan dengan tanda-tanda kiamat, perubahan kondisi, dan
fitnah yang turun di akhir zaman. Sehingga orang yang belum dapat menerima berita
tersebut akan mengingkari apa yang ia sampaikan dan orang-orang yang tidak tahu
akan hal itu akan membantahnya.
Namun secara zhahir hadits, masalah yang belum Abu Hurairah sampaikan adalah
berkaitan dengan kepemimpinan. Ia tidak menyampaikannya karena khawatir terjadi
fitnah.
D. Faidah Hadits
Penulis menyimpulkan faidah hadits di atas diantaranya adalah:
1. Menghafalkan ilmu adalah cara agar ilmu dapat dipahami.
2. Apabila tidak mampu dihapal, maka sebaiknya ilmu itu ditulis agar tidak
lupa.
3. Boleh menyembunyikan ilmu selama ilmu tersebut bukanlah ilmu tentang
hukum syari’at.

Anda mungkin juga menyukai