Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS AKUNTABILITAS WAKAF PADA PERBANKAN SYARIAH

Firza Alia 1, Rayyan Firdaus, S.E,M.Si,Ak2

Program Studi Akuntansi, Universitas Malikussaleh, Jl.Kampus Unimal Bukit Indah, Blang
Pulo, Kec.Muara Satu, Kabupaten Aceh Utara, Aceh 24355
Firza Alia (210420141)

firza.210420141@mhs.unimal.ac.id rayyan@unimal.ac.id

ABSTRAK

Wakaf diatur dalam undang-undang nomor 41 tahun 2004 tentang perwakafan. Sebelum
adanya UU ini, masyarakat mengira objek wakaf hanya sebatas benda yang tidak bergerak saja.
Namun setelah adanya UU ini, objek penyaluran wakaf menjadi lebih luas, salah satunya adalah
menyalurkan wakaf tunai. Untuk pengeloalaan wakaf tunai ini, nazir disarankan menjalin
hubungan kerjasama dengan lembaga wakaf nasional agar dapat mengelola wakaf dengan baik.
Dalam hal ini, Akuntabilitas dan transparansi sangatlah penting dalam pengelolan wakaf karena
itu bisa menjadi nilai tambah bagi suatu lembaga keuangan syariah serta meraih kepercayaan
masyarakat terhadap lembaga tersebut. Selain itu, dalam tata kelola bank syariah penerapan
Good Corporate Governance (GCG) diharapkan mampu untuk menigkatkan kepercayaan publik
terhadap sistem manajemen keuangan perbankan syariah.

Kata Kunci : Akuntabilitas,Wakaf, perbankan Syariah

ABSTRACT

Waqf is regulated in law number 41 of 2004 concerning waqf. Before this law came into
existence, people thought that waqf objects were limited to immovable objects. However, after
this law came into existence, the objects of distributing waqf became broader , one of which was
distributing cash waqf. For the management of cash waqf, nazir is to advished to estabilish
cooperative relationships with national waqf institution so that they can manage waqf well. In
this case , accountability and transparency very important in managing waqf because it can be
added value for a syariah finanscial institution and gain public trust in the institution. Apart from
that, the implementation of Good Corporate Governance (GCG) is expected to increase public
trust in the syariah banking.

Keywords : Accountability, Waqf, Syariah Banking


PENDAHULUAN

Dalam ajaran islam, wakaf termasuk salah satu bentuk instrumen yang dapat dijadikan
sebagai strategi untuk memberantas kemiskinan dan kesenjangan sosial yang ada di suatu negara.
Dengan adanya wakaf, pembangunan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat dapat ditingkatkan.
UU No. 41 tahun 2004 membuat peraturan wakaf lebih sempurna dari yang sudah ada dan dapat
memperbaiki masalah mengenai perwakafan yang baru. Namun, meskipun peraturan yang
dikeluarkan juga dilengkapi tentang peraturan-peraturan mengenai pelaksanaan dan hukum
syariat islam, tetap saja pada pelaksanaan peraturannya masih memungkinkan terjadinya
pelanggaran. Oleh karena itu, untuk menghindari terjadinya pelanggaran , diperlukan adanya
lembaga keuangan syariah (bank syariah) yang dapat mengelola harta wakaf dengan baik
sehingga dapat disalurkan secara merata kepada masyarakat yang membutuhkan.

Bank syariah merupakan suatu lembaga keungan syariah yang memiliki peran penting
dalam menghimpun dan menyalurkan dana wakaf dalam bentuk tunai. Dasar hukum bank
syariah yaitu UU No.21 tahun 2008 mengenai perbankan syariah. Didalamnya dijelaskan bahwa
bank syariah merupakan lembaga keuangan yang menjalankan kegiatannya berdasarkan prinsip
ajaran islam yang terdiri dari dua jenis, yaitu bank umum syariah dan bank pembiayaan rakyat
syariah. Bank syariah yang baik adalah bank yang memiliki akuntabilitas dalam kegiatannya.
Akuntabilitas merupakan isu yang penting dalam lembaga pengelolaan wakaf karna berkaitan
dengan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap suatu lembaga wakaf. Lembaga yang memiliki
tingkat akuntabilitas yang tinggi dapat memotivasi para donatur untuk menyumbangkan dana
mereka kepada lembaga wakaf tersebut. Dan dengan adanya akuntabilitas, perusahaan dituntut
mampu mempertanggung jawabkan kinerjannya.

METODE PENELITIAN

Pada proses penyelesaian penelitian ini, penulis menggunakan kajian literatur yang
dimana dalam proses penyelesaian jurnal yang dibuat berasal dari beberapa jurnal terdahulu yang
dibaca oleh penulis. Penulis mengumpulkan data pustaka, membaca dan mencatat kesimpulan
dari beberapa jurnal tersebut dan menuangkannya kedalam jurnal ini.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Perkembangan wakaf dari waktu ke waktu telah mengalami perubahan yang signifikan.
Sebelum dikeluarkannya undang undang No. 41 tahun 2004, masyarakat mengira objek wakaf
hanya sebatas benda yang tidak bergerak saja seperti tanah. Saat itu wakaf juga hanya
diperuntukkan bagi kepentingan ibadah dan pendidikan. Namun setelah dikeluarkannya undang-
undang No. 41 tahun 2004, objek penyaluran wakaf menjadi lebih luas dan sudah berupa uang,
emas, saham dan lain-lain. peran lembaga keuangan syariah sangatlah strategis dalam
pengembangan wakaf di indonesia. Hal itu dikarenakan menteri agama menunjuk langsung
lembaga keuangan syariah sebagai lembaga yang berwenang dalam dalam penerimaan wakaf
uang.

Agar harta wakaf dapat dipertanggung jawabkan, lembaga keuangan syariah harus
mempunyai Sistem akuntansi dan manajemen keuangan, dan Sistem audit yang transparan.
Penyaluran dana wakaf dalam bentuk tunai telah diatur dalam dalam UU pasal 28, bahwa wakif
dapat menyalurkan wakaf benda bergerak berupa uang melalui perbankan syariah yang ditunjuk
oleh menteri. Dalam pasal 29 juga dijelaskan secara lebih lanjut, bahwa wakif menyatakan dana
wakaf tunai dalam bentuk tertulis, dan kemudian perbankan syariah menerbitkan sertifikat
wakaf uang.

Untuk itu, dalam memperoleh rasa percaya dari masyarakat, perbankan syariah harus
menerapkan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan dan pelaporan keuangannya.
Transparansi berarti bahwa lembaga wakaf tersebut terbuka dalam melaksanakan kegiatannya.
Dan setiap aktivitasnya dapat terbuktikan dengan adanya data yang kuat dan akurat. Sedangkan
akuntabilitas adalah rasa tanggungjawab yang ditanamkan dalam melaksanakan tugas yang telah
diamanhkan. Lembaga wakaf nasional juga disarankan menjalin hubungan kerja sama dengan
nazir agar dapat saling tolong menolong dalam mengelola wakaf.

Dalam tata kelola bank syariah diperlukan adanya penerapan pemahaman mengenai
prinsip-prinsip GCG (Good Corporate Governance), prinsip GCG yang ada pada perbankan
syariah memiliki kesamaan dengan perbankan konvensional, pada dasarnya, fungsi dari kedua
bank tersebut sama. prinsip prinsip tersebut meliputi :

a. Akuntabilitas, menuntut manajemen di suatu lembaga/organisasi mempunyai


kemampuan dalam merespon pertanyaan dari stakeholders
b. Transparansi, menyediakan informasi yang akurat dan dapat dipercaya agar
pemagku kepentingan dapat mengambil keputusan yang baik
c. Responsibility, memastikan pengelolaan bank sejalan dengan hukum dan UU
yang ditetapkan
d. Independency, melakukan kegiatan untuk keperluan bank saja dan tidak
melakukan kegiatan yang dapat menimbulkan conflict interest
e. Fairness, dapat memberikan jaminan perlindungan hak-hak para stakeholder,
karyawan, nasabah, dan pihak yang berkepentimgan

Syarat-syarat wakaf :

syarat sah penyaluran wakaf ada beberapa poin yaitu : (1) Benda yang diwakafkan tidak boleh
diberikan batas waktunya. (2) Ketika mengucapkan ijab kabul, tujuannya harus disebutkan
dengan jelas, (3) Setelah pernyataan ikrar wakaf oleh wakif, wakaf harus segera dilaksanakan,
(4) Ikrar wakaf berlaku seketika dan selamanya, sehingga wakaf wajib dilaksanakan, (5) perlu
dikemukakannya syarat yang dikeluarkan oleh wakif atas harta yang dikeluarkan

KESIMPULAN

Seiring dengan perkembangan zaman, perubahan bank syariah menjadi semakin pesat
dari waktu ke waktu. Untuk itu, dalam pengelolaan bank syariah diperlukan adanya akuntabilitas
dan transparansi. Akuntabilitas yang diterapkan di suatu lembaga keuangan syariah dapat
menarik kepercayaan dan perhatian masyarakat dalam menyalurkan dana wakafnya kepada
lembaga syariah tersebut. Begitu pula dengan transparansi yang menyediakan infomasi akurat
dan relevan sehingga pemangku kepentingan bisa menetahui kemana dana wakaf dialokasikan

Dengan adanya transparansi dan akuntabilitas, kepercayaan masyarakat akan suatu lebaga
syariah dapat meningkat. Maka dari itu, wakif tidak perlu khawatir mngenai dana yang
disalurkannya, karena perbankan syariah yang memiliki akuntabilitas dan transparansi pasti akan
mengelola dana wakaf dengan baik sehingga dapat disalurkan dengan tepat sasaran kepada
mereka yang membutuhkan.
DAFTAR PUSTAKA

Arief Hidayat Tumanggor, Marliyah, Pani Akhiruddin Siregar. 2023. Sistem Akuntansi Wakaf
Sebagai Bentuk Pertanggungjawaban Harta Wakaf Ke Publik Dan Problematika Wakaf. Vol.5,
No.1

Nurul Huda, Desti Anggraini, Nova Rini, Hudori, Yosi Mardoni.2014. Akuntabilitas Sebagai
Sebuah Solusi Pengelolaan Wakaf. Vol.5, No.3

Zumaroh. 2018. Prospek Pengelolaan Keuangan Bank Syariah Di Indonesia. Vol.5, No.3

Widuri Mulyasari.2017. Sistem Akuntansi Wakaf Sebagai Bentuk Pertanggungjawaban Harta


Wakaf Ke Publik. Vol. 10, No.1

Sri Hardianti Marsawal, Muslimin Kara, Lince Bulutoding. 2021. Kajian PSAK 112 Tentang
Akuntansi Wakaf. Vol.2, No.1

Anda mungkin juga menyukai