Disusun oleh
NAMA : GHANIA ZAHRA ARIANTY
NIS : 0067045504
KELAS : XI MEKATRONIKA
Pada tanggal :
Oleh : Ghania Zahra Arianty
NIS : 0067045504
MENGETAHUI
Taufiq, S.ST
NIP. 19870708 202221 1 009
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadairat Allah SWT karena berkat rahmat dah
hidayah-Nya kami dapat meneyelesaikan laporan Praktek Kerja Industri
(PRAKERIN) dengan tepat waktu.
Penulisan laporan PRAKERIN ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu
syarat untuk kenaikan kelas 11 ke kelas 12 dan juga untuk mendapatkan nilai
PRAKERIN pada program studi teknik mekatronika di SMK Negeri 1 Purwosari.
Penulis menyadari dalam penyusunan laporan Praktek Kerja Lapangan ini tidak
akan selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak. Karena itu pada kesempatan ini
kami ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Rudi Trisantoso, S.Pd, M,Pd selaku Kepala Sekolah SMK
Negeri 1 Purwosari
2. Bapak Taufiq, S.ST selaku Kepala Jurusan Teknik Mekatronika, SMK
Negeri 1 Purwosari.
3. Bu Julia Ulfiyah, S.Pd selaku Guru pembimbing Praktek Kerja Lapangan
di SMK Negeri 1 Purwosari
4. Segenap Guru Jurusan Teknik Mekatronika SMK Negeri 1 Purwosari
yang telah memberikan ilmunya kepada penulis.
5. Bapak Suhari, S.H selaku kepala personalia PT. Satelit Sriti
6. Bapak Heru Sugiantoro selaku pimpinan Unit II PT. Satelit Sriti
7. Bapak Hari Sayogo selaku pimpinan unit lapang
8. Ibu Erlina, Selly K.N, Dian Novitasari, Hesti, Erna Putri, dan Bapak Jerry
selaku supervisor di PT. Satelit Sriti II
9. Pihak PT. Satelit Sriti yang telah banyak membantu dan memberikan
bimbingan kepada penulis selama melaksanakan Praktek Kerja Lapangan
dan juga membantu penulis dalam usaha memperoleh data yang penulis
berikan.
10. Seluruh karyawan PT Satelit Sriti yang telah memberikan pengarahan dan
bimbingan kepada kami semua
Kami menyadari laporan Praktek Kerja Industri ini tidak luput dari berbagai
kekurangan. Penulis mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan dan
perbaikannya sehingga akhirnya laporan Praktek Kerja Industri ini dapat
memberikan manfaat bagi bidang pendidikan dan penerapan di lapangan serta bisa
dikembangkan lagi lebih lanjut.
3
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................2
KATA PENGANTAR............................................................................................3
DAFTAR ISI...........................................................................................................4
BAB I.......................................................................................................................5
PENDAHULUAN...................................................................................................5
1.1 Latar Belakang..........................................................................................5
1.2 Tujuan Prakerin.........................................................................................5
1.3 Manfaat Prakerin.......................................................................................6
1.4 Waktu dan tempat pelaksanaan.................................................................6
BAB II.....................................................................................................................6
GAMBARAN UMUM...........................................................................................6
2.1 Sejarah Perusahan...........................................................................................7
2.2 Visi dan Misi Perusahaan..............................................................................7
2.3 Struktur Perusahaan.......................................................................................8
2.4 Produk-produk Perusahaan............................................................................8
2.5 Proses Produksi.............................................................................................9
BAB III..................................................................................................................11
KAJIAN TEORI..................................................................................................11
3.1 Sistem dan Pengertian Pemeliharaan..........................................................11
3.2 Tujuan Pemeliharaan...................................................................................13
3.3 Strategi pemeliharaan..................................................................................13
BAB IV..................................................................................................................17
KEGIATAN DAN PELAKSANAAN.................................................................17
4.1 Perencanaan Pemeliharaan..........................................................................17
4.2 Kegiatan pemeliharaan.................................................................................22
4.3 Ruang Lingkup efisiensi pemeliharaan........................................................26
4.2 Analisis Kerusakan......................................................................................28
BAB V....................................................................................................................40
PENUTUP.............................................................................................................40
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................41
4
BAB I
PENDAHULUAN
5
e. Menjalin kerja sama dengan dunia usaha secara unstitusional untuk
memberi peluang masuk dan ditetapkannya alumni.
2. Bagi sekolah :
a. Terjalinnya hubungan baik antara UPT SMK Negeri 1 Purwosari
dengan PT. Stelit Sriti.
b. Mendapat umpan balik dan alih teknologi dari dunia kerja.
c. Memperoleh pengakuan dari dunia kerja terhadap kompetensi yang
dimiliki oleh alumni.
6
BAB II
GAMBARAN UMUM
Misi :
a. Menjalankan kegiatan perusahaan dengan standar etika yang tinggi
dengan kejujuran dan integritas.
7
b. Memenuhi kebutuhn pelanggan dengan selalu menyediakan produk
yang berkualitas tinggi dan andal.
c. Menyediakan informasi ilmiah yang akurat dan berharga, oleh
tenaga-tenaga ahli, pemahaman yang lengkap dan benar oleh para
pelanggan.
d. Menyediakan sarana berkarya untuk para karyawan dalam suasana
kerja yang sejahtera dan secara individu bermartabat.
e. Bekerja dengan penuh tanggung jawab terhadap masyarakat dan
lingkungan tempat berusaha.
Pemilik
QC
OP OP OP OP OP
PSG
1. Satelit Super
Produk ini juga mempunyai berbagai varian warna, antara lain : putih,
merah, hijau, coklat.
2. Satelit Sriti Burung
Produk ini juga mempunyai berbagai varian warna, antara lain : putih,
merah, hijau, coklat.
3. Satelit Yunior
Produk ini juga mempunyai berbagai varian warna, antara lain : putih,
merah, hijau, coklat.
4. Satelit So Well
Produk ini juga mempunyai berbagai varian warna, antara lain : putih,
merah, hijau, coklat.
5. KK (Kereta Kencana)
Produk ini juga mempunyai berbagai varian warna, antara lain : putih,
merah, hijau, coklat.
6. Satelit Burung no. 1
Produk ini juga mempunyai berbagai varian warna, antara lain : putih,
merah, hijau, coklat.
7. Satelit no.1
Produk ini juga mempunyai berbagai varian warna, antara lain : putih,
merah, hijau, coklat.
Tepung jelly :
1. Konjac
Produk ini juga mempunyai berbagai varian rasa antara lain, strawberry,
lychee, orange, guava, sirsak, melon, manga, kelapa muda, coklat.
2. Konyaku
Produk ini juga mempunayi berbagai varian rasa, antara lain, putih, lychee,
strawberry, grape, guava, melon dan orange.
9
Gondang. Setelah ditimbang kemudian rumput laut ditata atau distapel di gudang
tempat penyimpanan rumput laut. Rumput laut tersebut akan dilihat secara fisik
terlebih dahulu oleh petugas Laboratorium agar kita mengetahui rumput laut itu
layak atau tidak, bisa dilihat dari warna, ukuran rumput laut. Kemudian petuga
laboratorium mengambil sampel rumput laut untuk diujji secara laborat di
laboratorium Gondang. Apabila hasil analisanya sudah keluar maka rumput laut
tersebut siap untuk disortir.
Proses penyortiran harus benar-benar bersih dari kotoran, seperti : karang, dan
sisa tali rafia dari tempat rumput laut ball-ball an. Apabila kadar air rumput laut
tersebut encapai 20% keatas, maka rumput laut tersebut harus dijemur terlebih
dahulu. Karena kadar air rumput laut maksimal 20% kebawah, dan fungsinya
penjemuran untuk mengurangi kadar air rumput laut tersebut. Setelah semua
rumput lut telah memenuhi persyaratan, kemudian rumput laut ersebut disortir
akan dimasukkan ke dalam karung. Dan hasilnya ditimbang seberat 20 kg/karung.
Setelah ditimbang rumput laut tersebut distampel pada tempat yang telah
disiapkan. Dan rumput laut tersebut siap untuk dikirim.
Produk agar-agar diperoleh dari ekstraksi satu jenis rumput laut saja dan
campuran berbagai macam rumput laut. Hasil agar-agar dari campuran ini
bermutu, tidak kalah dari agar-agar yang dihasilkan dari satu jenis saja.
Keberhasilan itu dikarenakan komposisinya telah sesuai. Pembuatan agar-agar
tidak sulit, peralatan dan bahn mudah diperoleh. Oleh karena itu sangan
berpeluang bila petani rumput laut juga mengolah agar-agar. Pembuatan agar-agar
hasil akhirnya berupa tepung,batangan atau lembaran.
Pada PT Satelit Sriti unit 2 (packaging) terdiri ataas beberapa tahap proses
packaging, adapun tahapannya sebagai berikut :
1. Mixing
Pencampuran merupakan suatu proses yang sangat penting dilakukan
dalam industry, pencampuran diartikan sebagai suatu proses untuk
menghimpun dan membaurkan bahan-bahan. Prinsip dari pencampuran
adalah dengan mencampurkan satu jenis bahan lainnya, sehingga
menghasilkan suatu bentuk yang sergam dari beberapa kostituen baik cair
atau padat.
2. Gudang kemasan
Gudang kemasan merupakan tempat kemasan box, karton, dan etiket roll.
Kegiatan di gudang kemasan dilakukan apabila ada planningan dari bagian
produksi. Planningan sendiri dibuat berdasarkan permintaan barang dari
pihak konsumen ataupun pasar. Prosedur di gudang kemasan :
1. Pengambilan box dan karton planningan di rak
2. Proses penyortiran box dan karton
10
3. Pemberian kode peroduksi dan kode exp, menggunakan mesin coding,
setelah selesai kemudian dikirim ke produksi.
3. Produksi (packaging)
Setelah proses pemcampuran dan diuji lab analis, tepung dikirim ke ruang
produksi untuk proses packaging. Masing-masing operator harus
melakukan cek wajib agar tidak terjadi kekeliruan saat melakukan
packaging. Cek wajib yang harus dilakukan adalah :
a. Cek kode box, karton dan etiket roll.
b. Cek exp terlebih dahulu
c. Cek kode produksi yang sesuai diberikan oleh supervisor
d. Menimbang berat bersih produk
Setelah semuanya dilakukan langsung menyalankan mesin untuk memulai proses
packing. Packaging tepung agar-agar, hidupkan mesin pengemasan, atur setting
etiket rol, atur suhu pengemasan yang sesuai dengan jenis plastiknya. Masukkan
tepung ke dalam corong mesin. Tekan tombol start pada control panel mesin.
Tepung yang sudah di packing dimasukkan ke dalam box dengan jumlah 12
sachet. Setelah dimasukkan ke dalam box, box dimasukkan ke dalam karton
dengan jumlah 24 box.
4. Gudang barang jadi
Gudang barang jadi merupakan tempat meletakkan produk yang telah
selesai dipacking. Barang yang telah dipacking diambil oleh karyawan
menggunakan troli dan diantarkan ke gudang untuk diusun sesuai jenis
produk. Dalam gudang produk disusun menjadi 20 susun di setiap jenis
produk. Setiap produk ditata sesuai dengan palet yang digunakan. Semua
susunan harus ditata rapi agar tatanan tidak roboh saat melakukan order.
Untuk pemasarannya, produk dipasarkan ke tko-toko di daerah pasuruan,
luar kota, bahkan luar negeri. Setiap ada orderan produk dikirim ke cabang
pabrik di Surabaya menggunakan mobil ekspedisi perusahaan.
11
BAB III
KAJIAN TEORI
12
b) Service yaitu tindakan yang ditujukan bagi sistem
(mesin-mesin) yang biasanya telah dijadwalkan dalam
buku pemeliharaan mesin.
c) Replace yaitu tindakan penggantian komponen yang
rusak, dapat dilakukan secara mendadak atau sesuai
perencanaan pencegahan.
d) Repair yaitu tindakan perbaikan yang dilakukan pada
saat terjadi kerusakan kecil.
e) Overhaul tindakan perbaikan skala besar yang biasanya
dilakukan pada akhir periode tertentu.
14
rutin. Contoh ; pengecekan oli, pemebersihan peralatan, pengecekan
suplai bahan bakar dan angin kompresor.
b. Running maintenance
Yaitu kegiatan pemeliharaan yang dilakukan saat fasilitas produksi
dalam keadaan bekerja. Pemeliharaan ini termasuk pemeliharaan yang
direncanakan untuk diterapkan pada peralatan atau mesin dalam
keadaaan sedang beroperasi. Biasanya diterapakan pada peralatan atau
mesin-mesin yang harus terus beroperasi. Kegiatan pemeliharaan
dilakukan dengan cara mengawasi secara aktif.
c. Periodic maintenance
Yaitu kegiatan pemeliharaan yang dilakukan periodic dalam jangka
waktu tertentu (misalnya mingguan atau sebukan sekali), dengan cara
melakukan pengecakan berkala dan memulihkan bagian mesin yang
rusak aau tidak sempurna. Contoh pemeliharaan periodic : penyetelan
sensor-sensor, pengecekan silinder pneumatic.
d. Shutdown maintenance
Merupakan kegiatan pemeliharaan yang hanya dapat dilkukan padasaat
fasilitas produksi sengaja dimatikan atau dihentikan.
Pemeliharaan pencegahan dilakukan untuk menghindari peralatan atau
system mengalami kerusakan. Pada kenyataannya mungkin agak sulit
menghindari adanya kerusakan. Namun begitu tetap ada alasan untuk
pemeliharaan, yaitu :
a) Menghindari terjadinya kerusakan
b) Mendeteksi terjadinya kerusakan lebih awal
c) Menemukan kerusakan tersembunyi
d) Mengurangi waktu menganggur
e) Meningkatkan ketersediaan fasilitas produksi
f) Pengurangan penggantian suku cadang dan pengendalian persediaan
g) Meningkatkan efisiensi mesin
h) Memberikan pengendalian anggaran dan biaya
i) Memberi informasi pertimbangan penggantian mesin
Pemeliharaan pencegahan berdasarkan penggunaan perlatan dibedakan
atas time based dan used based :
a) Time based : pemeliharaan dilakukan setelah peralatan digunakan
sampai satu satuan waktu
b) Used based : pemeliharaan dilakukan berdasarkan frekuensi
penggunaan, ntuk menentukan frekuensi peru diketahui distribudi
kerusakan atau keandalan peralatan
15
Pemeliharaan dilakukan pada sebagian kecil peralatan agar tercapai pada
kondisi yang dapat diterima, dengan penambahan kapasitas. Biasanya
modifikasi desain dibuat karena adanya kebutuhan untuk meningkatkan
kapasitas maupun kinerja peralatan.
6) Pemeliharaan koreksi (corrective maintenance)
Pemeliharaan ini dilakukan setelah terjadinya kerusakan, sehingga
merupakan bagian dari yang tidak terencana. corrective maintenance
adalah kegiatan pemeliharaan yang dilakuka setelah terjadinya kerusakan
pada peralatan karena tidak berfungsi dengan baik. Kegiatan pemeliharaan
korektif meliputi seluruh aktivitas mengembalikan kondisi system dari
keadaan rusak hingga dapat beroperasi kembali. Pemeliharaan korektif
disebut sebagai mean time to repair. Waktu perbaikan ini meliputi
beberapa aktivitas yaitu : preparation time berupa persiapantenaga kerja
untuk melakukan pekerjan, yaitu waktu perjalanan, penyiapan alatdan
peralatan ukur; active maintenance time berupa kegiatan rutin dalam
pekerjaan pemeliharaan; serta delay and logistic time berupa waktu
menunggu persediaan.
16
Pada kegiatan pemeliharaan berbasi kondisi terdapat klasifikasi
berdasarkan bentuk pengukuran :
a) Identifikasi dan pengkuran terhadap parameter yang berhubungan
dengan awal terjadinya kerusakan
b) Menentukan nilai terhadap parameter tersebut, apabila memungkinkan
diambil tindakan sebelum terjadi kerusakan yang lebih parah.
17
BAB IV
18
d) Perencanaan pemeliharaaan meneyediakan identifikasi semua sumber
daya yang diperlukan, termasuk keterampilan, kapasitas staf, jam
kerja, suku cadang, dan bahan, peralatan, dan peralatan khusus.
e) Perencanaan pemeliharaan termasuk mengembangkan perkiraan biaya
total dan mencakup persiaapn penting, perawatn pasca operasi dan
memulai kembali upaya baik produksi dan pemeliharaan.
3. Prinsip-prinsip perencanaan :
a) Memahami misi terkait dengan tujuan perusahaan
b) Selalu sadar akan besarnya pekerjaan yang belum selesai
c) Menghitung besarnya sumber daya yang tersedia secara efektif
d) Menetapkan rencana untuk alokasi sumber daya yang tersedia untuk
pecan kerja yang seimbang, memepertimbangkan kepentingan jangka
panjang dan kebutuhan jangka pendek
e) Mengkategorisasikan kerja kinsisten dengan kategori alokasi sumber
daya yang direncanakan
f) Melaksanakan prioritas perencanaan (kategori & prioritas) untuk setiap
pekerjaan
g) Membagi pekerjaan sekuensial kerja yang logis
h) Menyiapkan jadwal “minggu perencanaan” berdasarkan fase
perencanaan kerja dengan tugas untuk menentukan kemajuan proses
penyelesaian kerja setiap minggu
i) Kerjakan apa yang direncanakan. Jangan mengerjakan pekerjaan baru
kecuali pekerjaan baru itu mewakili tindakan tambahan untuk
perencanaan kerja
j) Ukur kemajuan dan kontribusi, jangan membuang tenaga yang tidak
perlu
19
Metode yang menjamin program perawatan dapat berhasil
Metode pencatatan hasil dan penilaian keberhasilan program
perawatan
20
a. Kesiapan fasilitas industry lebih besar
1) Kerusakan-kerusakan yang terjadi pada peralatan bisa berkurang
karena adanya system perawatan yang baik dan teratur
2) Pelaksaaan perawatan tidak banyak mengganggu kegiatan
produksi, sehingga hilangnya waktu produksi menjadi minimum
3) Perawatan yang lebih sederhana dan teratur dapat menguragi
kemacetan produksi daripada adanya perawatan khusus yang mahal
4) Perlengkapan dan suku cadang yang dibutuhkan lebih mudah
terkontrol dan selalu tersedia bilamaan diperlukan
b. Pelayanan yang sederhana dan teratur, lebih cepat mudah daripada
memperbaiki kerusakan yang terjadi secara tiba-tiba
c. Pengelolaan dan pelayanan perawatan yang terencana dapat menjaga
kesinambungan hasil indstri dengan kualitas dan efisiensi yang tinggi
d. Pemanfaatan tenaga kerja lebih besar dan efektif
1) Frekuensi pekerjaan perawatan yang direncankan dapat merata
dalam setahunnya, sehingga penumpuka tugas perawatan aakn
terkurangi
2) Tiap jenis pekerjaan perawatan lebih muah diketahui kemajuannya
dan dapat terkontrol secara efektif
3) Cara kerja perawatan yang positif dapat mempengaruhi sikap kerja
menjadi lebih baik dengan pendekatan yang penuh dedikasi dan
tanggung jawab
e. Adanya perhatian yang penuh untuk mengelola seluruh sarana dalam
melayani program perawatan
21
batang silinder, menggantikan yang terbuka bearing dengan bearing
yang tertutup
3) Proyek dan eksperimen; proyek-proyek yang untuk memodifikasi
desain, atau meningkatkan fungsi peralatan atau proses (misalnya
pemasangan sealer udara panas)
4) Pemeliharaan normal; perawatan rutin yang bisa direncanakan,
dijadwalkan dan diselesaikan tanpa mengganggu produksi yang
direncanakan
5) Shutdown work; pekerjaan yang tidak cukup penting untuk
pemadaman segera tetapi harus dilakukan selamaperiode pemadaman
yang direncanakan.
6) Perubahan yang terjadi dalam lingkungan fisik baik estetis atau
keamanan kerja
7) Pemeliharaan preventif; perbaikan yang didentifikasi dan dilakukan
sebelum direncanakan untuk menghindari kerusakan
8) Potensi kerusakan; masalah yang teridentifikasi yang harus dicek
segera setelah produksi dibatasi
9) Produk/ kehilangan kualitas; kerusakan yang tidak menghasilkan
pemadaman tetapi menyebabkan masalah kualitas produk yang tidak
dapat ditoleransi
10) Kerusakan/ keamanan kerja; penghnetian selama proses produksi.
Tidak ada ouput produksi. Ancaman langsung terhadap kehiupan atau
anggota tubuh. Dampak lingkungan atau sebuah situasi yang serius
dapat mematikan peralatan.
22
Kegiatan perencanaan umumnya meliputi: aliansi sistem strategis, strategi
pemeliharaan, perkiraan beban pemeliharaan, kapasitas pemeliharaan,
organisasi pemeliharaan, dan penjadwalan pemeliharaan.
23
2) Kegiatan inspeksi
Kegiatan inspeksi meliputi kegiatan pengecekan dan pemeriksaan secara
berkala pada fasilitas produksi sesuai rencana, serta pengecekan dan
pemeriksaan terhadap peralatan yang rusak dan membuat laporan hasil.
Bila ada keruskan dilakukan perbaikan yang diperluka sesuai laporan hasil
insoeksi. Karena itu laporan hasil inspeksi harus memuat keadaan
peralatan, sebab terjadinya kerusakan bila ada, usaha perbaikan kecil yang
telah dilakukan dan usulan perbaikan/penggantian yang perbaikan yang
perlu dilakukan.
3) Kegiatan teknik
Kegiatan teknik meliputi kegiatan percobaan peralatan yang baru
dibeli/diadakan dan kegiatan pengembangan peralatan/komponen untuk
perbaikan mesin yang tidak sama spesifikasinya dengan yang dibutuhkan.
Dalam hal ini perlu diadakan perubahan/modifikasi tertentu terhadap
komponen atau mesin agar dapat bekerja kembali. Dalam kegiatan teknik
ini termasuk penyelidikan sebab terjadinya kerusakan pada peralatan dan
cara untuk memperbaikinya. Dengan mengetahui sebab kerusakan dapat
diusahakan alat/cara pencegahan terjadi kerusakan berikutnya. Kegiatan
ini juga mempelajari spesifikasi mesin dan mengupayakan agar mesin
dapat bekerja lebih efektif dan efisien.
4) Kegiatan produksi
Kegiatan produksi merupakan kegiatan pemeliharaan melaksanakan
pekerjaan fisik yang disarankan/diusulkan dalam kegiatan inspeksi.
Dengan melaksanakan kegiatan inimaka produksi dapat berjalan lancer
sesuai dengan yang ditetapakan.
5) Kegiatan administrasi
Kegiatan administrasi merupakan kegiatan yang berhubungan dengan
pencatatan biaya pekerjaan pemeliharaan. Biaya ini berhubungan dengan
komponen yang dibutuhkn dan aporan kemajuan tentang apa yang telah
direncanakan, waktu pelakasanaan inspeksi dan perbaikan, serta lamanya
perbaikan tersebut dan komponen yang tersedia di bagian gudang.
Kegiatan pencatatan dimaksudkan untuk penyusunan perencanaan dan
penjadwalan, yaitu rencana kapan mesin harus dicek/diperiksa, diberi
pelumas, diservis, dan diperbaiki.
24
6) Kegiatan desain dan pengelolaan
Kegiatan desain dan pengelolaan biasanya meliputi ;
a) Desain pekerjaan
Desain pekerjaan yang terkait dengan pekerjaan pemeliharaan, terdiri
dari isi pekerjaan dari setiap pekerjaan dan menentukan metode yang
akan digunakan, alat khusus yang dibutuhkan , dan tenaga terampil
yang dibutuhkan.
b) Standar Waktu
Setelah tugas pemeliharaan melewati tahap desain pekerjaan, kegiatan
berikutnya yang perlu dilakukan adalah memperkirakan waktu yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. Hal ini biasanya
dibuat suatu penetapan standar waktu untuk setiap langkah pekerjaan
yang direncanakan sehingga di akhir tahap ini akan diperoleh estimasi
waktu yang dibutuhkan secara keseluruhan.
c) Manajemen Proyek
Perbaikan besar-besaran yang direncanakan dan layanan pemeliharaan
preventif dilakukan secara berkala di sebagian besar pabrik skala
besar. Selama periode ini, seluruh bagian pabrik ditutup.
7) Kegiatan Pengendalian
Adalah bagian penting dari manajemen ilmiah. Pengendalian yang
diterapkan pada sistem pemeliharaan adalah: Pengendalian kerja,
Pengendalian inventori, Pengendalian biaya, dan Pengendalian kualitas.
a) Pengendalian Kerja
Sistem perawatan didorong oleh permintaan pekerjaan pemeliharaan.
Beban kerja perawatan sangat dipengaruhi oleh strategi pemeliharaan.
Perintah kerja yang dirancang dengan baik dengan sistem pelaporan
yang baik adalah inti dari sistem pemeliharaan.
b) Pengendalian Inventori
Kontrol inventori adalah teknik mempertahankan suku cadang dan
bahan pada tingkat yang diinginkan. Sangat penting dipertahankan
tingkat suku cadang optimal yang meminimalkan biaya penyimpanan
barang dalam gudang dan biaya yang muncul jika suku cadang tidak
tersedia.
c) Pengendalian biaya
Kontrol biaya pemeliharaan adalah fungsi dari : filosofi perawatan,
operasi pola, jenis sistem, prosedur serta standar, yang diadopsi oleh
organisasi. Kontrol biaya pemeliharaan mengoptimalkan semua biaya
pemeliharaan, dalam rangka mencapai tujuan organisasi yang
25
ditetapkan seperti ketersediaan, "tingkat kualitas," efisiensi dan
efektivitas.
d) Pengendalian kualitas
Kontrol kualitas dilakukan dengan mengukur atribut produk atau
layanan dan membandingkannya dengan spesifikasi produk atau
layanan masing-masing. Kualitas dapat dinilai sebagai persentase
pekerjaan pemeliharaan yang diterima sesuai dengan standar yang
diadopsi oleh organisasi. Kualitas tinggi biasanya dijamin dengan
memeriksa pekerjaan pemeliharaan yang penting atau dengan
pengawasan pemeliharaan.
26
pemeliharaan juga harus mencoba untuk mengetahui bagaimana
perilaku bawahan dapat memengaruhi tindakan manajemen
perencanaan, pengelolaan dan pengendalian.
27
b) Adanya perencanaan dan penjadwalan pemeliharaan. Perencanaan
terkait penyusunan kapan akan dilakukan pemeliharaan jangka
panjang dan jangka pendek mengenai inspeksi, pelumasan,
pembersihan dan perbaikan kerusakan. Diperlukan perencanaan
terkait banyaknya tenaga pemeliharaan agar efektif dan efisien.
c) Ketersediaan suku cadang. Persediaan suku cadang harus siap saat
dibutuhkan dan investasi persediaan suku cadang harus minimum
(dalam arti tidak kurang atau lebih)
d) Harus ada catatan. Kegiatan maintenance semuanya harus tercatat
baik progress maintenance maupun action maintenance. Termasuk
catatan tentang karakteristik mesin serta catatan inspeksi interval
kerusakannya.
e) Adanya laporan, pengawasan dan analisa. Laporan, pengawasan,
dan analisa dimaksudka untuk mengevaluasi kegagalan dan segera
diambil keputusan untuk memperbaiki langkah-langkah perbaikan.
28
a) Ongkos dari penggantian komponen akibat kerusakan harus lebih
besar dari pada ongkos total penggantian komponen untuk
melakukan pencegahan atu dengan kriteria lain biaya kerusakan
harus lebih besar dari pada biaya breakdown apabila dilakukan
penggantian pencegahan.
b) Laju kerusakan dari peralatan harus meningkat seiring bertambahnya
waktu karena penggantian sebelum rusak. Pola kerusakan ini tidak
berlaku jika kerusakan berdistribusi eksponensial negative dan hiper
eksponensial karena laju kerusakan bertambah sesuai dengan
peningkatan komponen yang terjadi pada mesin dan peralatan.
1) Model-model kerusakan
Waktu terjadinya kerusakan tiap peralatan merupakan variable random.
Sebelum menghitung nilai probabilitas keruskan suatu mesin atau perlatan
perlu diketahui secara statistik distribusi keruskan peralatan tersebut.
Distribusi kerusakan digunakan untuk menentukan kerusakan komponen
berdasarkan interval waktu kerusakannya. Berikut ini beberapa distribusi
yang umum digunakan dalam menghitung tingkat keandalan peralatan.
a) Mean time to failure (MTTF)
Keandalan suatu sitem seringkali dinyatakan dalam bentuk angka yang
menyatakan ekspektasi masa pakai system atau alat-alat tersebut, yang
dinotasikan dengan E dan sering disebut rata-rata waktu kerusakan
atau Mean time to failure (MTTF). MTTF hanya digunakn pada
komponen atau alat yang sering sekali mengalami kerusakan dan harus
diganti dengan komponen atau alat yang masih baru atau baik.
b) Mean time to repair (MTTR)
MTTR adalah rata-rata waktu komponen untuk dilakukan perbaikan
atau pemeliharaan. MTTR didasarkan atas lamanya perbaikan dan
penggantian komponen yang mengalami kerusakan.
c) Mean time between failure (MTBF)
MTBF adalah suatu ukuran andal suatu produk atau komponen.
Karena kebanyakan komponen mempunyai tingkat kerusakan dalam
29
ribuan atau bahkan sepuluh ribu jam antar kerusakan. Sebagai contoh,
suatu mesin bubut mungkin mempunyai rata-rata waktu antar
kerusakan 300.000 jam. Perhitungan MTBF dapat digunakan sebagai
acuan dasar ketika hendak melakukan perancangan suatu produksi
baru.
30
suatu system, dengan analisa yang dilakukan secara sistematis
hubungan sebab dan akibat.
f) Reliability centered maintenance (RCM)
Reliability centered maintenance merupakan metode untuk emilih,
mengembangkan dan membuat alternative strategi perawatan
berdasarkan kriteria operasional, ekonomi dan keamanan,. Berdasarkan
metode RCM, ditentukan mesin stenter finish pada bagian dyeing dan
finishing sebagai system kritis yang akan dianalisis.
g) Risk based inspection (RBI)
Risk based inspection adalah suatu metode untuk menentukan rencana
program inspeksi berdasarkan risiko kegagalan peralatan.
h) Risk based maintenance (RBM)
Risk based maintenance bukan strategi perawatan khusus atau jenis
pembelian yang dapat berupa ataukombinasi dari strategi perawatan,
tetapi dikhususkan untuk faktor risiko dari pabrik atau peralatan.
Hasil yang akan diperoleh dari identifiksi risiko potensial adalah skala
yang menunjukkan tingkat pengaruh risiko dan bahaya seperti berikut:
a) Skala umum
Skala luas
Pada skala ini, kejadian yang tidak diinginkan berdampak pada
terhentinya kegiatan produksi dan proses peralatan, disamping itu
pengaruh yang terjadi memiliki jangkauan lua dan membahayaka
terhadap lingkungan dan manusia.
Skala menengah
Pada klasifikasi ini, kekadian yang tidak diinginkan berdampak
pada tidak berjalannya kegiatan operasional dan kelangsungan
secara produksi secara teknis dan manajemen.
Skala rendah
Kejadian yang tidak diinginkan hanya berdampak pada peralatan di
area sekitarnya dalam bentuk gangguan, kegagalan maupun
kerusakan.
b) Skala khusus
Makro (mekanikal/fisik)
Kondisi terjadinya kegagalan aatau kerusakan yang berakibat pada
risiko dan bahaya yang dapat dilihat tanpa alat bantu khusus,
seperti suhu tinggi/rendah. Benturan dan gesekan, getaran,
persinggungan antar material, potensial korosi/erosi/kelelahan serta
lainnya.
Mikro (karakteristik/komposisi material)
Kondisi terjadinya kegagalan dan kerusakan yang berakibat pada
risiko dan bahaya yang hanya dapat dilihat dengan alat bantu
31
khusus karena berhubungan dengan struktur, karakter dan
komposisi material, seperti ruang kosong, pertumbuhan Kristal,
batas butir Kristal, pengerasan permukaan dalam dan komposis
struktur material/antar material serta lainnya. Identifikasi risiko
potensial juga meninjau data-data yang ada agar didapat pemetaan
titik-titik risiko potensial secara akurat berdasarkan identifikasi-
identifikasi: peralatan, lokasi tempat pemasagan, peralatan
berhubungan dengan peralatan yang akan dipasang, instalasi,
prosedur operasi dan pemeliharaan, serta prosedur dan peralatan
inspeksi dan pemantauan.
3) Penyebab kegagalan
Kegagalan merupakan keadaan tidak berfungsi atau tidak beroperasinya
sauatu system sebagaimana mestinya sebagai akibat dari sebab tertentu.
Kegagalan dapat disebabkan oleh faktor-faktor; desain dan konstruksi,
bahan dan fabrikasi, instalasi/pemasangan, pemeliharaan, pemantauan
selama operasi, sumber daya manusia, atau prediksi situasi dan kondisi
sekitar.
32
b) Jika berupa desain komponen baru , komponen-komponen lain dengan
persamaan desain dan fungsi daapt dijadikan acuan untuk menganalisa
kerusakan komponen yang digunakan.
33
6) Root cause analysis (RCA)
RCA digunakan untuk mengevaluasi struktur yang diidentifikasi dari akar
penyebab (root cause) untuk menghasilkan keadaan agar penyebab
tersebut tidak terulang kembali. RCA sering digunakan dlam membantu
untuk menjelaskan:
a) Apa yang terjadi
b) Bagaimana itu terjadi
c) Kenapa itu terjadi
34
FMEA dan RCA pada pokok bahasan ini digunakan sebagai metode untuk
mengidentifikasi penyebab keruskan dikarenakan dua metode ini memiliki
kelebihan dari metode yang lain. Kelebihan itu antara lain:
a) Tidak memepergunakan simbol-simbol yang sulit dimengerti
b) Dapat mengidentifikasi kerusakan sampai pada akar permasalahan
c) Penyebab dan akibat dari keruskan mesin/atau komponen dapat
teridentifikasi dengn jelas.
1. Sejarah perkembangan K3
a) Era revolusi industri (abad XVIII)
Pada era ini hal-hal yang turut mempengaruhi perkembangan K3
adalah penggantian tenaga hewan dengan mesin seperti mesin uap
yang ditemukan sebagai sumber energi.
b) Era industrialisasi
Sejak era revolusi industri sampai dengan pertengahan abad 20,
penggunaan teknologi semakin berkembang sehingga K3 juga
mengikuti perkembangan ini. Perkembangan K3 mengikuti
penggunaan teknologi (APD. Safety device, interlock dan alat-alat
pengaman)
c) Era manajemen
35
Keterpaduan semua unit unit kerja seperti safet, health dan masalah
lingkungan dalam suatu sistem manajemen juga menuntut adanya
kualotas yang terjamin baik dari aspek input proses dan output. Hal ini
ditunjukkan dengan munvulna standar-standar internasional seperti
ISO 9000 ISO 14000 dan ISO 18000.
d) Era mendatang
Perkembangan K3 pada masa yang akan datang tidak hanya
difokuskan pada permasalahan K3 yang ada sebatas dilingkungan
industri danpekerja. Perkembangan K3 mulai menyentuh aspek aspek
yang sifatnya publik atau untukmasyarakat luas.
2. Konsep K3
Konsep lama K3 beranggapan bahwa:
a) Kecelakaanmerupakan nasib sial dan merupakan resiko yang harus
diterima
b) Tidak perlu berusaha mencegah
c) Masih banyak pengganti kerja
d) Membutuhkan biaya yang cukup tinggi
e) Menjadi faktor penghambat produksi
Konsep baru K3 beranggapan bahwa:
a) Memanang kecelakaan bukan sebuah nasib
b) Kecelakaan pasti ada penyebabnya sehingga dapat dicegah
c) Penyebab faktor individu 80-85% dan faktor lingkungan 15-20%
d) Kecelakaan selalu menimbulkan kerugian
e) Peran pimpinan sangat penting & menentukan
3. Pengertian K3
Keselamatan dan kesehatan kerja dapat diartikan sebagai suatu ilmu dan
penerapannya dalam upaya mencegah kecelakaan, kebakaran, peledakan
pencemaran, penyakit dan sebagainya.
a) Keselamatan (safety)
Keselamatan kerja diartikan sebagai upaya-upaya yang ditujukan untuk
melindungi pekerja; menjaga keselamatan orang lain; melindungi
peralatan, tempat kerja dan bahan produksi; menjaga kelestarian
lingkungan hidup dan melancarkan proses produksi.
b) Kesehatan (health)
Kesehatan diartikan sebagai tingkat keadaan fisik dan psikologi
individu. Secara umum, pengertian dari kesehatan adalah upaya-upaya
yang ditujukan untuk memperoleh kesehatan yang setinggi-tingginya
36
dengan cara mencegah dan memberantas penyakit yang diidap oleh
pekerja, mencegah kelelahan kerja, dan menciptakan lingkungan kerja
yang sehat.
4. Tujuan Penerapan K3
Tujuan utama penerapan K3 berdasarkan Undang-Undang No. 1 Tahun
1970 tentang Keselamatan Kerja yaitu:
a) Melindungi dan menjamin keselamatan setiap tenaga kerja dan orang
lain di tempat kerja.
b) Menjamin setiap sumber produksi dapat digunakan secara aman dan
efisien.
c) Meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas nasional.
37
6. Klasifikasi cidera akibat kecelakaan kerja
Banyak standar referensi penerapan yang digunakan berbagai perusahaan,
salah satunya adalah standar Australia AS 1885-1990. Berikut adalah
pengelompokan jenis cidera dan keparahannya:
a) Fatality
Adalah kematian yang disebabkan oleh cidera penyakit akibat kerja
b) Loss Time Injury
Adalah suatu kejadian yang menyebabkan kematian, cacat permanen,
atau kehilangan hari kerja selama satu hari kerja atau lebih. Hari pada
saat kecelakaan kerja tersebut terjadi tidak dihitung sebagai kehilangan
hari kerja.
38
a) Incident rate. Adalah jumlah kejadian/kecelakaan cidera atau sakit
akibat kerja setiap seratus orang karyawan yang dipekerjakan.
b) Frekwensi rate. Adalah jumlah kejadian cidera atau sakit akibat kerja
setiap satu juta jam kerja.
c) Loss Time Injury Frekwensi Rate. Jumlah cidera atau sakit akibat
kecelakaan kerja dibagi satu juta jam kerja.
d) Severity Rate. Waktu (hari) yang hilang dan waktu pada (hari)
pekerjaan alternatif yang hilang dibagi satu juta jam kerja.
e) Total Recordable Injury Frekwensi Rate. Jumlah total cidera akibat
kerja yang harus dicatat (MTI, LTI & Cidera yang tidak mampu
bekerja) dibagi satu juta jam kerja.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pembelajaran di dunia kerja dan industri adalah suatu strategi yang memberi
peluang kepada siswa-siswi untuk mengalami proses belajar melalui bekerja
langsung pada pekerjaan sesungguhnya, sehingga siswa-siswi dapat berlatih untuk
mampu bergaul dan bekerja sama dengan masyarakat luar. Prakerin dapat
menunjang siswa-siswi untuk menjadi tenaga kerja menengah yang ahli dan
profesional dalam bidangnya yang mampu memenuhi pasar nasional atau
internasional. Dengan begitu, siswa-siswi akan mempunyai sikap yang akan
menjadi bekal dasar pengembangan diri secara berkelanjutan dan dapat
mengamalkan apa yang telah diperolehnya, dalam kehidupan sehari-hari.
Kegiatan prakerin memiliki banyak manfaat bagi saya. Melalui prakerin di PT.
Satelit Sriti saya menjadi lebih paham dan lihai dalam beberapa bidang khusus.
5.2 Saran
Pada akhir dari bagian karya tulis ini, kami akan menyampaikan saran-saran
baik untuk pihak sekolah maupun bagi pihak industri tentang pelaksanaan praktik
kerja lapangan (PKL).
a. Untuk Perusahaan
1. Di harapkan agar kerja sama antara sekolah dengan perusahaan lebih
ditingkatkan dengan banyak memberi peluang kepada siswa / siswi
SMK Negeri 1 Purwosari untuk PKL.
41
2. Untuk para karyawan lebih ditingkatkan lagi motivasi dan
kedisiplinannya dalam bekerja.
3. Hubungan antara karyawan dan siswa/siswi PKL diharap selalu terjaga
keharmonisannya agar dapat tercipta suasana kerja yang baik.
b. Untuk Sekolah
DAFTAR PUSTAKA
- https://hyprowira.com/blog/perawatan-dan-pemeliharaan-mesin-
industri
- https://www.liputan6.com/hot/read/4399689/tujuan-prakerin-
pengertian-manfaat-dan-landasan-pelaksanaannya
- https://pqm.co.id/7-jenis-perawatan-mesin-yang-wajib-kamu-ketahui/
- https://repository.unair.ac.id/65361/#:~:text=Urutan%20proses
%20pembuatan%20tepung%20agar,chip%2C%20penepungan%2C
%20dan%20pengemasan
- https://runsystem.id/id/blog/maintenance-adalah/
- https://satelitsriti.com/
- https://siva.kemenperin.go.id/front/news/pentingnya-mengetahui-
pengertian-prakerin-smk-dan-manfaatnya
- https://stiebp.ac.id/peluang-usaha-pengolahan-rumput-laut-menjadi-
agar-agar/
- https://temank3.id/page/detail_news/
5/62e5d2b779e51361bec18520e075af19
- https://www.tkjclub.net/tkj/index.php?
option=com_content&view=article&id=63&Itemid=77
42